PROPOSAL SKRIPSI
REGISTA RANDI
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................5
1.3 Rumusan Masalah .........................................................................6
1.4 Tujuan Penelitian ..........................................................................7
1.5 Hipotesis ........................................................................................7
1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................7
iii
3.9 Etika penelitian ............................................................................37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
perut sebelah kanan bawah (R), skala nyeri 6 (S), nyeri timbul terus- menerus
(T)” dan data objektif “pasien tampak meringis sakit, pasien tampak berhati-
hati saat bergerak dan TD : 130/80, N : 84x/menit, RR : 24x/menit, S : 36,9̊C
dan terdapat luka post operasi apendiktomi pada perut sebelah kanan bawah
dengan balutan kurang lebih 10 cm dengan garis horizontal dan balutan dalam
bersih,
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Pengaruh tekhnik
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan nyeri pada pasien post operatif
apendiktomi di Rumah Sakit Hermina Sukabumi.
6
2.1 Nyeri
2.1.1 Pengertian
Nyeri merupaakan kondisi berupa perasaan yang tidak
menyenangkan, bersifat sangat subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang
berbeda dalam hal skala ataupun tingkatannya, dan hanya orang
tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya (Tetty, 2015). Menurut Smeltzer & Bare (2002), definisi
keperawatan tentang nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang
dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu
mengatakkannya.
Nyeri sering sekali dijelaskan dan istilah destruktif jaringan seperti
ditusuk-tusuk, panas terbakar, melilit, seperti emosi, pada perasaan takut,
mual dan mabuk. Terlebih, setiap perasaan nyeri dengan intensitas sedang
sampai kuat disertai oleh rasa cemas dan keinginan kuat untuk melepaskan
diri dari atau meniadakan perasaan itu. Rasa nyeri merupakan mekanisme
pertahanan tubuh, timbul bila ada jaringan rusak dan hal ini akan
menyebabkan individu bereaksi dengan memindahkan stimulus nyeri
(Guyton & Hall, 1997).
2.1.2 Teori Nyeri
1. Teori Intensitas (The Intensity Theory)
Nyeri adalah hasil rangsangan yang berlebihan pada receptor. Setiap
rangsangan sensori punya potensi untuk menimbulkan nyeri jika
intensitasnya cukup kuat (Saifullah, 2015).
2. Teori Kontrol Pintu (The Gate Control Theory)
Teori gate control dari Melzack dan Wall (1965) menyatakan bahwa
impuls nyeri dapat diatur dan dihambat oleh mekanisme pertahanan
disepanjang system saraf pusat, dimana impuls nyeri dihantarkan saat
8
9
klien skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas nyeri
terbaru yang ia rasakan (Potter & Perry, 2006).
Gambar 2.1 Skala Deskriptif Verbal (Potter & Perry, 2006)
Deskriptif
2.2.3 Apendiktis
Apendikitis akut umumya disebabkan oleh infeksi bakteri. Namun
terdapat banyak sekali faktor pencetus terjadinya penyakit ini. Diantaranya
23
jelas dan tidak ada tanda rangsangan peritoneal. Rasa nyeri lebih
kearah perut kanan atau nyeri timbul pada saat melakukan gerakan
seperti berjalan, bernafas dalam, batuk dan mengedan. Nyeri ini timbul
karena adanya kontraksi mayor yang menegang dari dorsal.
b. Bila apendiks terletak di dekat atau menempel pada rektum, akan
timbul gejala dan rangsangan sigmoid atau rektum, sehingga peristaltik
meningkat, pengosongan rektum akan menjadi lebih cepat dan
berulang-ulang (diare).
c. Bila apendiks terletak di dekat atau menempel pada kandung kemih,
dapat terjadi peningkatan frekuensi kemih, karena rangsangan
dindingnya (Huda, 2013).
2.2.5 Patofisologi
Penyebab dari apendiksitis adalah adanya obstruksi pada lumen apendikeal
oleh apendikolit, hiperplasia folikel limfoid submukosa, fekalit (material
garam kalsium, debris fekal), atau parasit (Kart, 2009).
Studi epidemologi menunjukan peran kebiasaan makan makanan rendah
serat dan pengaruh konstipasi terhadap timulnya apendiksitis. Konstipasi
akan menaikan tekanan intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan
fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon
biasa (Sjamsuhidayat, 2005).
Kondisi obstruksi akan meningkatakan tekanan intralumial dan
peningkatan perkembangan bakteri. Hal ini akan terjadi peningkatan
kongestif dan penurunan perfusi pada dinding apendiks yang berlanjut
pada nekrosis dan inflamasi apendiks. Pada fase ini pasien akan
mengalami nyeri pada area periumbilikal. Dengan berlanjutnya proses
inflamasi, maka pembentukan eksudat akan terjadi pada permukaan serosa
apendiks. Ketika eksudat ini berhubungan dengan perietal peritoneum,
maka intensitas nyeri yang khas akan terjadi (Santacroce, 2009).
Dengan berlanjutnya proses obstruksi, bakteri akan berproliferasi dan
meningkatakan tekanan intraluminal dan membentuk infiltrat pada mukosa
25
Farmakologi
Post op apendiktomo
Nonfarmakologi
Tekhnik relaksasi nafas dalam
Sumber : Green, LW, Kreuter, MW, Akta, SG, Patridge, KB dalam buku
Notoatmodjo ( 2009 )
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31
32
Penurunan Nyeri
Hermina
2 Yeri Sesudah Sesudah diberikan Observasi Lembar 1-10 skala nyeri Ordinal
relaksasi napas tekhnik relaksasi observasi NRS
dalam napas dalam pada Tidak nyeri (0)
pasien post Ringan (1-3)
operativ Sedang (4-6)
apendiktomi di Berat (7-10 )
rumah sakit
hermina
penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data sekunder dari kuesioner
dan observasi, dimana dalam koesioner tersebut sudah terdapat
pertanyaan-pertanyaan tertutup dan sudah terdapat acuan lembar
observasi.
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. (Sugiyono. Metode Penelitian kuantitatif
Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta : 2009).Alat ukur atau instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan SOP Tekhnik
Relaksasi napas dalam, setelah itu pasien mengisi lembar kuesiner tentang
nyeri post operasi apendiktomi
DAFTAR PUSTAKA