Sistem Utilitas
Sistem Utilitas
SISTEM UTILITAS
A. Latar Belakang
Bangunan-bangunan gedung tidak dapat terlepas dari masalah-
masalah lingkungan seperti hujan, angin, panas, dingin, lembab, polusi
dan sebagainya. Hal itu menyebabkan sebuah bangunan memerlukan
suatu sistem utilitas yang dapat berfungsi dalam pelayanan suatu
bangunan (building service), dimana fungsi utamanya adalah pada operasi
mekanikal dan elektrikal seperti sistem tata udara, sistem plumbing,
sistem kelistrikan, sistem tata cahaya, sistem transportasi vertikal dan
sistem-sistem yang lain yangdapat menunjang bangunan tersebut agar
dapat berfungsi dengan baik.
Secara fisik sistem utilitas rumah sakit sebagian besar merupakan
jalur-jalur panjang, baik pada arah horisontal maupun pada arah
vertikalnya. Dan di dalam perancangan bangunan jalur-jalur ini
menuntut disediakannya ruang/tempat/lokasi yang secara kuantitas
cukup dan secara kualitas memenuhi syarat, baik syarat teknis maupun
syarat pemeliharaan dan perbaikan.
A. Sistem Penghawaan
Setiap bangunan rumah sakit harus memiliki ventilasi alami
dan/atau ventilasi mekanik/buatan sesuai dengan fungsinya. Bangunan
rumah sakit harus mempunyai bukaan permanen, kisi-kisi pada pintu
dan jendela dan/atau bukaan permanen yang dapat dibuka untuk
kepentingan ventilasi alami.
Persyaratan teknis dari sistem penghawaan yaitu :
1. Jika ventilasi alami tidak mungkin dilaksanakan, maka diperlukan
ventilasi mekanis seperti pada bangunan fasilitas tertentu yang
memerlukan perlindungan dari udara luar dan pencemaran.
2. Pada ruang-ruang khusus seperti ruang isolasi, ruang laboratorium
maupun ruang farmasi, diperlukan fasilitas pengelolaan limbah
udara infeksius paparan udara.
3. Sistem tata udara harus ditempatkan agar memudahkan dalam
pemeriksaan dan pemeliharaan.
4. Sebagai ventilasi, udara segar harus dimasukkan ke dalam ruangan
untuk menjaga kesegaran dan kesehatan ruangan.
5. Udara segar harus dimasukkan langsung dari luar dan bukan
udara yang brasal dari lobi atau koridor tertutup.
6. Untuk instalasi tata udara sentral, udara segar harus dimasukkan
melalui mesin pengolah udara sentral.
7. Untuk sistem tata udara individu, seperti unit jendela dan unit
split, udara segar boleh dimasukkan langsung ke dalam ruangan.
8. Ruangan yang dilengkapi dengan ventilasi mekanik harus diberikan
pertukaran udara minimal 6 (enam) kali per jam.
9. Tata udara untuk ruangan yang dapat menimbulkan pencemaran
atau penularan penyakit ke ruangan lainnya, harus langsung
dibuang ke luar.
10. Ruang bedah dan ruang perawatan penyakit menular yang
berbahaya, pembuangan udaranya harus ke tempat yang tidak
membahayakan lingkungan rumah sakit.
11. Ruang pengolahan bahan obat, proses foto dan proses kimia
lainnya yang dapat mencemari lingkungan, pembuangan udaranya
harus melalui penyaring dan pemroses untuk menetralisir bahan
bahan yang terkandung di dalam udara buangan tersebut sesuai
ketentuan yang berlaku.
B. Sistem Pengkondisian Udara
Untuk kenyamanan termal dalam ruang di dalam bangunan rumah
sakit harus mempertimbangkan temperatur dan kelembapan udaranya.
Untuk mendapatkan tingkat temperatur dan kelembapan udara di dalam
ruangan dapat dilakukan dengan alat pengkondisian udara yang
mempertimbangkan :
1. Fungsi bangunan rumah sakit/ruang, jumlah pengguna, letak
geografis, orientasi bangunan, volume ruang, jenis peralatan dan
penggunaan bahan bangunan
2. Kemudahan pemeliharaan dan perawatan
3. Prinsip-prinsip penghematan energi dan ramah lingkungan.
C. Pemeliharaan Mekanikal
1. AC Split Unit.
a. Pemeliharaan
1) Dilakukan pembersihan atau penyekaan pada rumah unit (case
unit) menyeka menggunakan kain atau sikat pembersih dan
deterjen, dilakukan setiap bulan sekali.
2) Dilakukan pembersihan atau penyekaan pada komponen heat
exchanger condensor, koil pipa evapcwator, saringan (filter) dan
panci penampung. Pembersihan dilakukan dengan cara
mengeluarkan window AC dan rurnahnya kemudian
dibersihkan menggunakan sikat atau kain pembersih, deterjen
dan kompressor angin. Pemeliharaan dilakukan 3 (tiga) bulan
sekali.
3) Dilakukan pengisian refrigeran dengan cara memasukkan
refrigeran ke dalam pipa unit melalui lubang pengisian yang
telah ada. Jenis refrigeran yang digunakan adalah Freon, R-12,
R22 atau fluida lain yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
Pengisian dilakukan bila dianggap perlu.
b. Perbaikan kecil.
1) AC split.
Dilakukan penggantian isolasipipa tembaga atau kuningan atau
jenis lain bila ditemui adanya bagian isolasi pipa yang rusak
dengan cara membuka bagian/daerah isolasi yang rusak
tersebut sekeliling pipa kemudian diganti dengan isolasi dan
salah satu bahan yang tersebut di bawah ini:
a) Asbestos, serat gelas kemudian dilapisi bahan yang tahan
air.
b) Magnesium karbida, kalsium silikat, busa polietilen
kemudian dilapisi bahan tahan air. Ketebalan bahan isolasi
disesuaikan dengan ketentuan pabrik pembuat AC ini atau
minimal 20 mm.
2) AC Package.
a) Bila terjadi kerusakan tali kipas atau kendor dilakukan
penggantian atau penyetelan. Bila terjadi kerusakan tali
kipas maka tali kipas harus diganti dengan cara mengatur
posisi motor penggerak sedemikian, sehingga tali kipas
dapat diganti dan kemudian diatur kembali pada posisi yang
sesuai dengan ketentuan tegangan tali kipas dari pabrik
pembuatnya dan dilakukan pada saat blower tidak
beroperasi. Pemeriksaan kondisi tali kipas ini dilakukan
setiap minggu. Baut-baut yang ditemukan dalam keadaan
kendor pada saluran pipa refrigeran dilakukan pengokohan.
Pengkokohan baut yang kendor, disesuaikan dengan
petunjuk dari pabrik pembuat AC tersebut. Pemeriksaan
kondisi baut dilakukan setiap minggu.
b) Dilakukan penyeteIan termostat pendinginan sesuai dengan
kebutuhan pendinginan di dalam ruangan dengan cara
mengatur ter mostat pada kondisi temperatur ruangan yang
diinginkan. Pemeriksaan kondisi penunjukan termostat
dilakukan setiap minggu.
2. Chiller
Pemeliharaan
a. Dilakukan pembersihan atau penyetelan terhadap permukaan luas
unit chiller ini dengan cara menyeka dengan kain atau dengan sikat
pembersih. Pembersihan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan.
b. Dilakukan pembersihan terhadap komponen pipa air pendingin
kondensor dan koil pipa pendingin evaporator dengah cara
membuka bagian penutup mesin chiller yang telah ditentukan oleh
pabrik pembuatnya. Pembersihan dilakukan pada saat mesin chiller
tidak beroperasi, dan dilakukan 2 (dua) bulan sekali.
c. Untuk penggantian refrigeran mesin chiller dilakukan sesuai
petunjuk mesin tersebut, karena setiap mesin chiller mempunyai
spesifikasi yang berlainan.
d. Fluida yang digunakan adalah R-22, R-11 atau refrigeran lain
sesuai petunjuk pabrik. Penggantian dilakukan bila dianggap perlu.
4. Cooling tower
Pemeliharaan
a. Dilakukan pembersihan atau penyekaan pada rumah unit dengan
kain atau sikat pembersih dan deterjen. Pemeliharaan dilakukan 3
(tiga) bulan sekali.
b. Dilakukan pembersihan pada komponen lauver/ filling udara, kipas
udara, saringan air keluar, panci penampung/filter drain dengan
membukalauver/filling udara dan dikeluarkan kemudian
dibersihkan dengan cara menggunakan alat, kain/sikat pembersih
dan deterjen sedangkan untuk kipas udara, saringan air keluar dan
panci penampung dibersihkan ditempat dengan menggunakan alat
yang sama seperti di atas. Pembersihan dilakukan 6 (enam) bulan
sekali.
c. Dilakukin pencampuran fluida cair pada air cooling tower yang
gunanya untuk membantu menurunkan temperatur air dan juga
mencegah timbulnya korosi pada instalasi cooling tower.
Pencampuran ini dilakukan dengan memakai fluida cair tersebut
dan kadarnya disesuaikan standar manual dari pabrik pembuatnya
dengan mengukur fluida tabunggelas. Pengukurantabung fluida ini
dilakukan setiap hari.
d. Dilakukan pelumasan terhadap motor listrik penggerak propeler
dengan cara melumasi poros yang berputar. Pemeliharaan
dilakukan setiap 6 (enam) buian sekail.
e. Dilakukan penyetelan/pengaturan terhadap katup pelampung
sesuai dengan kebutuhan air cooling tower. Penyetelan dilakukan
dengan cara kalibrasi level pelampung yang berhubungan dengan
make up water terhadap kebutuhan air cooling tower yang
ditunjukkan oleh meter air yang ada.
BAB III
SISTEM KOMUNIKASI DALAM RUMAH SAKIT
C. Instalasi Listrik
1. Sistem instalasi listrik terdiri dari sumber daya listrik, jaringan
distribusi, papan hubung bagi dan beban listrik.
Sistem instalasi listrik dan penempatannya harus mudah diamati,
dilakukan pemeliharaan dan perbaikan, tidak membahayakan,
mengganggu atau merugikan bagi manusia, lingkungan, bagian
bangunan dan instalasi lainnya.
2. Sistem tegangan rendah (TR) dalam gedung adalah 3 fase 220/380 Volt,
dengan frekuensi 50 Hertz. Sistem tegangan menengah (TM) dalam
gedung adalah 20 KV, dengan frekuensi 50 Hertz, mengikuti ketentuan
yang berlaku.
Untuk rumah sakit yang memiliki kapasitas daya listrik tersambung
dari PLN minimal 200 KVA disarankan agas sudah memiliki jaringan
listrik tegangan menengah 20 KV (jaringan listrik TM 20 KV).
3. Instalasi listrik tegangan menengah antara lain :
a. Penyediaan bangunan gardu listrik rumah sakit (ukuran sesuai
standar gardu PLN)
b. Peralatan transformator (kapasitas sesuai daya terpasang)
c. Peralatan panel TM 20 KV dan aksesorisnya
d. Peralatan pembantu dan sistem pengamanan (grounding)
4. Semua perlengkapan listrik seperti penghantar, papan hubung bagi
dan isinya, transformator dan lain-lainnya tidak boleh dibebani
melebihi batas kemampuannya. Masalah harmonisa dalam sistem
kelistrikan harus diperhatikan.
5. Sistem penerangan darurat (emergency lighting) harus tersedia di dalam
ruang-ruang tertentu
6. Sistem pembumian (grounding system) harus terpisah antara frounding
panel gedung dengan panel alat. Nilai grounding peralatan tidak boleh
kurang dari 0,2 Ohm.
7. Transformator distribusi
a. Transformator distribusi yang berada dalam gedung harus
ditempatkan dalam ruangan khusus yang tahan api dan terdiri dari
dinding, atap dan lantai yang kokoh, dengan pintu yang hanya
dapat dimasuki oleh petugas.
b. Ruangan transformator harus diberi ventilasi yang cukup, serta
mempunyai luas ruangan yang cukup untuk perawatan dan
perbaikan.
c. Bila ruang transformator dekat dengan ruang yang rawan
kebakaran, maka diharuskan mempergunakan transformator tipe
kering.
8. Penghematan energi harus sangat diperhatikan
D. Pemeliharaan Listrik
1. Armatur Lampu
a. Kotak lampu pijar/TL
Pembersihan terhadap debu yang menempel dilakukan dengan
lap/kain pembersih, jika sulit kain pembersih dicampur air dan
glass cleaner. Kotak TL bagian dalam harus dibuka dan dibersihkan
dengan vacum cleaner (penghisap debu). Ujung-ujung kontak di
lampu TL sering terjadi korosi.
b. Lampu
Perbaikan kecil : bila lampu mati diganti yang baru.
c. Louvre
Pemeliharaan : dilakukan pembersihan dan debu/kotoran yang
menempel dengan menggunakan kain bersih yang dicampur air
atau glass cleaner. Dilakukan setahun sekali.
Perbaikan kecil : Bila louvre retak/pecah dilakukan penggantian
atau perbaikan secepat mungkin karena mempengaruhi deviasi
sinar.
2. Saklar (Kotak Kontak)
Pemeliharaan saklar yang menggunakan pegas harus dibersihkan
setiap tahun sekali. Bagian dalam terutama pada kontak sakiar harus
bersih dan debu. Apabila saklar dalam keadaan ON terjadi panas,
segeradiganti.
3. Stop Kontak (Tusuk Kontak)
Pemeliharaan stop kontak dimaksud harus sering dilakukan
pemeriksaan terutama pada ruang bedah, poliklinik dan ruang yang
sering menggunakan alat yang portable (pindah-pindah) karena sering
ditusuk dan dilepas, sehingga kotak-kontak yang menjepit akan cepat
aus. Perlu diperhatikan, agar stop kontak ini selalu bersih. Kalau
terjadi panas atau rusak segera diganti.
4. Pembumian
Untuk pembumian di rumah sakit terdapat 3 kelompok, yaitu:
a. Untuk peralatan medik maximum 0,2 Ohm, sesuai PUIL 1987 pasal
860 kelompok 2E.
b. Untuk stop kontak di dalam gedung dan alat-alat lain maximum 5
Ohm.
c. Untuk penangkal petir dan pelindung gedung maksimum 10 Ohm.
Sistem pembumian diatas, masing-masing tidak boleh digabung.
Pengukuran tahanan pembumian dilakukan setiap tahun dengan earth
tester. Ujung saluran pembumian sering terjadi korosi, sehingga penlu
dibersihkan dengan sikat besi halus dan disemprot dengan cairan anti
korosi.
5. Instalasi Kabel Dalam Gedung
Pengukuran tahanan isolasi dengan Meger dilakukan setiap 3-4 tahun
sekali. Apabila tahanan isolasi kabel kurang dan 250 kilo Ohm maka
instalasinya harus diperbaiki atau kabelnya diganti.
6. Panel Ustrik
Pada panel ini pemeliharaannya lebih teliti, dengan mematikan
tegangan untuk service dan terlebih dahulu perlu koordinasi dengan
UPF masing-masing dan Rumah Tangga yang diketahui Direktur
Rumah Sakit, karena di dalamnya sering terdapat banyak debu dan
harus dibersihkan dengan vacuum cleaner, kuas dan lap bersih.
Pada sambungan mur antara kabel/busbar ke MCB/MCCB sering
terdapat korosi dan harus disemprot dengan cairan anti korosi, dan
mur yang kendor akibat getaran, agar dikencangkan kembali setiap 6
(enam) bulan sekali. Pengetesan MCB/MCCB, fuse yang putus harus
diganti, lampu-lampu pilot, meter-meter yang rusak diganti secepatnya.
Udara disekitar panel dibebaskan dan lembab. Pengecekan karet-karet
pintu panel dan kunci penel setiap 6 (enam) bulan sekali, jika
keadaannya rusak agar diganti.
7. Transformator
Transformator perlu dilakukan pengecekan yang teliti. Untuk
transformatorjenis kering perlu dilakukan pembersihan dan debu
dengan lap kering dan vacuum cleaner dan diujung pole perlu
dibersihkan dengan amplas. Untuk transformator jenis olie perlu
dilakukan pengetesan daya isolator dan olie trafo, dapat ditetesi setiap
tahun sekali untuk type Conservatif dan 5 tahun sekali untuk type
Hematic atau akan dilakukan lebih awal jika terjadi trouble
shooting/short circuit salah satu beban (pengetesan olie di LMK PLN).
8. Ups (Uninterruptible Power Supply)
Pada ruangan-ruangan khusus (kelompok 2E), terdapat UPS. UPS perlu
perhatian khusus pada bateral, harus sering diperiksa/diganti jika
dalam indikator UPS sudah tidak dapat diisi kembali dibagian battery
terdapat pole-pole yang perlu dibersihkan dan temperatur ruangan
diusahakan 19°C. Untuk menjaga program-program yang ada dalam
UPS yang menggunakan microprocessor, setiap bulan 2 (dua) kali.
BAB V
SISTEM FASILITAS SANITASI