Machine Translated by Google

Jurnal Administrasi Publik Australia, vol. 00, tidak. 0, hlm. 1–18 doi: 10,1111/1467-8500.12318

Penelitian dan Evaluasi

Implementasi Kebijakan Multi-Level: Studi Kasus tentang

Perantara Persetujuan Administratif Tiongkok
Reformasi

Nandiyang Zhang
Universitas Renmin Tiongkok

David H. Rosenbloom
Renmin University of China, American University

Keluaran kebijakan dan kekurangan hasil seringkali disebabkan oleh defisit dalam implementasi.
Berdasarkan data yang dikumpulkan dari dokumen pemerintah multi-level dan wawancara mendalam
mengenai reformasi yang sedang berlangsung dari penggunaan 'perantara persetujuan administratif' di
Cina, kami mengidentifikasi genre implementasi kebijakan di mana para pelaksana kebijakan sendiri
menjadi target reformasi. Para pelaksana ini berayun antara memenuhi tugas dan menyimpang dari
persyaratan formal. Dengan mengilustrasikan bagaimana kesenjangan implementasi dalam reformasi
melebar ketika implementasi bergerak ke hilir dan pelaksanaan otoritas terpusat memburuk, kami
menemukan bahwa defisit implementasi memburuk karena kepentingan target semakin digerogoti oleh
kebijakan tersebut. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh desain administratif di mana tujuan ditetapkan
di atas, implementasi bergantung pada perubahan oleh bawah dan koordinasi horizontal di tengah.

Kata kunci: defisit implementasi kebijakan, pemerintahan multi-level, perantara, reformasi

administrasi

pengantar jernih. Namun apa jadinya jika kepentingan yang

Implementasi itu mungkin gagal ketika tujuan kebijakan
mengancam kepentingan target kebijakan adalah
Informasi penulis Nandiyang Zhang adalah asisten dosen di Sekolah
Administrasi dan Kebijakan Publik, Universitas Renmin China. Minat
penelitiannya saat ini meliputi reformasi administrasi, administrasi
publik, transisi di Tiongkok kontemporer dan pemerintahan lokal
Tiongkok
ernance.
David H. Rosenbloom adalah Profesor Administrasi Publik Program
Seribu Talenta China di Renmin University of China dan profesor
administrasi publik terkemuka di American University (Washington,
DC).
Pernyataan konflik kepentingan: Tidak ada konflik kepentingan.
Diterima untuk publikasi: 20 Februari 2018
menjadi sasaran perubahan dan diremehkan adalah
kepentingan pelaksana kebijakan yang tunduk pada
disiplin organisasi dan memiliki insentif birokrasi untuk
menegakkan kebijakan sementara itu? Campuran
pelanggaran kepentingan, insentif, dan potensi disiplin
apa yang mungkin terbukti optimal? Analisis yang
menonjol dari perumusan dan implementasi kebijakan
publik mencakup perhatian pada model siklus
kebijakan, pendekatan top-down dan bottom-up,
konstruksi target sosial, desain dan kapasitas
administratif, ketersediaan dan ketergantungan
sumber daya, perilaku tingkat jalanan, dan, kolaborasi
pengaturan 'pihak ketiga'. Studi ini berfokus pada
dimensi penelitian implementasi kebijakan yang
terabaikan, di mana kebijakan

C 2018 Institut Administrasi Publik Australia

Machine Translated by Google
2 Implementasi Kebijakan Multi-Level
pelaksana adalah target dan tanggung jawab resmi
mereka bertentangan dengan kepentingan mereka sendiri.
Penelitian kami menganalisis alasan sistemik mengapa
jenis pelaksanaan reformasi ini mengalami resistensi
yang cukup besar di tingkat lokal. Kita
berpendapat bahwa implementasi kebijakan multi-level
bergantung pada dinamika kerja dari bawah ke atas, di
dimana para pelaksana kebijakan memiliki ketahanan
untuk menolak kepatuhan sambil melindungi mereka
minat. Selain itu, implementasi
mengandalkan kerja sama antardepartemen horizontal,
di mana departemen-departemen terkemuka
tidak memiliki kapasitas untuk mengkoordinasikan fungsional lainnya
departemen.
Defisit Implementasi dan Penyebabnya
Kegagalan implementasi telah menerima substansial
belajar sejak mani Pressman dan Wildavsky
bekerja pada tahun 1973. Studi sebelumnya tentang Amerika
birokrasi telah menekankan kompleksitas,
koordinasi dan saling ketergantungan sesering mungkin
kontributor kegagalan implementasi karena 'hampir tidak
ada program nasional atau federal'
diimplementasikan seluruhnya atau langsung oleh'
pemerintah nasional (Ripley dan Franklin
1982:25). Implementasi yang sukses biasanya tidak
disengaja (Lin 1996). Kesenjangan penting
biasanya ada antara output kebijakan dan
apa yang dimaksudkan (Hogwood dan Gunn 1984;
Schofield 2001) karena implementasi
defisit secara inheren tak terelakkan (Ripley dan
Franklin 1982:25).
Pendukung pendekatan top-down menekankan
beberapa variabel yang mempengaruhi keberhasilan
implementasi kebijakan. Ini termasuk, jelas
dan tujuan serta sarana yang konsisten (Matland
1995; Van Meter dan Van Horn 1975), berbagai
mekanisme hukum (Pressman dan Wildavsky
1973), pelaksana yang berkomitmen dan terampil dan
sumber daya (Lipsky 1971; O'Brien dan Li 1999),
dukungan kelompok kepentingan (Sabatier 1986),
diantara yang lain. Apakah pemerintah pusat
kapasitas adalah faktor paling substansial yang mempengaruhi
penegakan kebijakan masih bisa diperdebatkan (Weath
erley dan Lipsky 1977). Beberapa peneliti
sampai pada kesimpulan yang sangat pesimis tentang
dampak kemampuan pemerintah pusat
pada implementasi yang sukses (Hjern and
xxx 2018
lambung 1982; Pressman dan Wildavsky 1973).
Keterbatasan pemerintah pusat menyebabkan masyarakat miskin
pelaksanaan kebijakan (Berman 1977; McLaughlin
1987). Top-downer lainnya melihat level yang lebih tinggi
administrator sebagai yang mampu menyusun
implementasi, membentuk para pelaksana
preferensi dan mengurangi jumlah veto
poin (Mazmanian dan Sabatier 1981; Sabatier
1986).
Bawah-atas mengkritik pengabaian top-downer tentang
efek pelaksana lokal terhadap kebijakan
penegakan hukum diberikan kebijaksanaan luar biasa
mereka, sumber daya, dan, kadang-kadang, motivasi untuk
menghindari kepatuhan dengan prosedur yang ditentukan
dari tingkat yang lebih tinggi (Elmore 1979; Hanf
dan Scharpf 1978; Hjern dan Hull 1982; Lipsky
1971; Zhan dkk. 2013). Beberapa studi menunjukkan
bahwa pejabat lokal sering membelokkan kebijakan yang
diamanatkan pusat untuk tujuan mereka sendiri
(Barrett dan Fudge 1981; Hanf dan Scharpf
1978). Pejabat lokal mungkin dengan sengaja
mengabaikan atau mendistorsi kebijakan, yang biasa terjadi di
birokrasi tingkat jalanan (Weatherley dan Lip sky 1977).
Kekuatan pemerintah pusat seringkali juga
terbatas untuk mengatasi keleluasaan pelaksana lokal
yang hampir tak terelakkan untuk memanipulasi
implementasi bahkan ketika disiplin birokrasi
hanya menyediakan ruang sempit untuk melakukannya.
Mengenai defisit atau kesenjangan implementasi, itu adalah
jarang terjadi bahwa program kebijakan sepenuhnya
dieksekusi, atau ke ekstrim lain, lengkap
kegagalan. Ketegangan antara otoritas pusat
kekuatan dan kebijaksanaan aktor lokal mengarah ke
situasi normal di mana kebijakan pemerintah pusat
memiliki berbagai tingkat keberhasilan atau kegagalan di
seluruh tingkat birokrasi dan
daerah. Akibatnya, yang terbaik adalah
mengkonseptualisasikan keadaan akhir 'penerimaan-perlawanan'
atau 'keberhasilan-kegagalan' keluaran kebijakan sebagai
kontinum daripada dikotomi. Beberapa studi
mendambakan implementasi generasi ketiga
teori untuk mensintesis pendekatan top-down dan bottom-
up (Goggin et al. 1990). Sebagai Marsh
dan Rhodes (1992) menyimpulkan, 'setelah mengambil'
sikap agnostik di atas-bawah/bawah-atas
debat', pemeriksaan varian implementasi diperlukan.
Namun, beberapa studi empiris fokus
tentang hal ini, terutama di negara dengan lapisan multi-
administrasi – pusat, kementerian,
C 2018 Institut Administrasi Publik Australia
Machine Translated by Google
Zhang dan Rosenbloom
provinsi, prefektur, kabupaten, kota-
seperti di Cina.
Bahkan dalam sintesis dari dua pendekatan, top down
dan bottom-up, konflik antara kebijakan
tujuan dan kepentingan pelaksana tidak ada di antara
faktor substansial dalam studi implementasi. Beberapa
analis berpendapat bahwa implementasi kebijakan
cenderung bermasalah ketika menyakitkan
kepentingan birokrasi (Harding 1981; Manion
1991). Namun, hanya sedikit penelitian yang secara
empiris meneliti genre implementasi ini dan menganalisis
dinamika yang mendasarinya. Konflik mungkin
diabaikan dalam studi implementasi karena
lemahnya penegakan hukum disebabkan oleh
efek gabungan dari ketidakmampuan pemerintah pusat
ditambah dengan kebijaksanaan pemerintah daerah
bahkan tanpa adanya konflik.
Namun, kebijakan mungkin sebagian ditegakkan
meskipun berdampak negatif terhadap kepentingan para
pelaksana. Tugas pelaksana lokal adalah
mengimplementasikan kebijakan. Mereka tunduk pada
disiplin organisasi; dan evaluasi kinerja mereka mungkin
sebagian besar dan secara fundamental menyenangkan
di tangan para pemimpin pusat
(O'Brien dan Li 1999). Entah karena khawatir
dengan hukuman atas kegagalan implementasi atau
insentif untuk meningkatkan potensi promosi mereka,
pelaksana lokal dapat diharapkan untuk menegakkan
kebijakan otoritas pusat untuk beberapa
cakupan. Tetapi dalam kondisi apa dan untuk apa
sejauh mana kebijakan yang diamanatkan oleh otoritas
pusat akan dilaksanakan membutuhkan sistematika
belajar.
Dimensi lain yang diabaikan dalam penelitian
implementasi melibatkan 'tingkat analisis' (Goggin et al.
1990). Pressman dan Wil davsky (1973) menegaskan
bahwa kebijakan akan memiliki
50% penipisan setelah bergerak melalui beberapa
tingkat hierarki. Namun, bukan top-downer
maupun bottom-upper telah cukup dianalisis
pengaruh lapisan administratif pada implementasi (Goggin
et al. 1990). Beberapa top downer menganalisis lapisan
pengambilan keputusan plus
satu lapisan implementasi. Bawah-atas
sebagian besar menekankan lapisan permukaan jalan (Hill
dan Hupe 2003; Hupe 2014). Mengingat bahwa hierarki
chy meningkatkan kemungkinan kegagalan (Elmore
1979), defisit dapat diperburuk dengan bertambahnya
jumlah lapisan administratif. Secara empiris dan khusus,
ini membutuhkan tambahan
3
penelitian tentang efek multi-birokrasi
lapisan pada implementasi.
Implementasi Kebijakan di Tiongkok
Cina adalah subjek utama untuk memeriksa multi-level
implementasi kebijakan konfliktual karena
memiliki hierarki terpusat dengan homogen
struktur birokrasi di seluruh daerah. Ini
hierarki terpusat berkontribusi ke pusat
kemampuan pemerintah yang relatif kuat. Sistem birokrasi
yang homogen membantu mengendalikan efek dari
beberapa lapisan pada implementasi di seluruh daerah.
Sebagaimana dicatat, ketidakmampuan pemerintah pusat
biasanya dianggap sebagai penyebab utama defisit
implementasi. Pemerintah pusat China relatif kuat dan
mampu
menembus ke tingkat yang lebih rendah dengan kekuatannya
evaluasi promosi dan disiplin yang ketat. Pemerintah
pusat telah membuktikan penguatan
kontrol politik, keuangan dan administratif
atas daerah selama era reformasi (Huang
1996; Landry 2008; Zhou 2010), meskipun reformasi
ekonomi desentralisasi menetralkan ini
tren (Wang dan Hu 2015). Oleh karena itu, faktor
penyebab defisit implementasi di China,
dimana pemerintah pusat diharapkan
lebih efektif dalam memastikan penegakan yang berhasil,
secara logis harus dianggap sebagai hambatan inti keras.
Banyak ulama terkemuka di
Studi Cina telah menekankan bahwa Cina bergantung
pada sistem pemerintahan yang menampilkan struktur
pengambilan keputusan dari atas ke bawah dengan
sistem administrasi yang terdesentralisasi (Harding 1981;
Lieberthal dan Oksenberg 1988; Manion 1991;
Qian dan Weingast 1997; Zhou 2010). Ini
karakteristik implementasi China menggabungkan
pemerintah pusat yang kuat yang memiliki kesulitan
implementasi di tingkat lokal yang terdesentralisasi.
Beberapa studi empiris menyimpulkan
bahwa Cina telah menghadapi defisit implementasi yang
berkelanjutan (yaitu Zhan et al. 2013). Ini
mendorong kami untuk mengeksplorasi lebih jauh apa
yang terjadi antara kemampuan penegakan dan
implementasi pemerintah China yang kuat dengan
diskresi yang dilakukan di daerah yang terdesentralisasi
tingkat.
O'Brien dan Li (1999) menganggap orang Cina
kader pedesaan sebagai birokrat jalanan yang
C 2018 Institut Administrasi Publik Australia
Machine Translated by Google
4 xxx 2018
Implementasi Kebijakan Multi-Level
menikmati kebijaksanaan yang sangat besar dan biasanya berbalik
kebijakan pusat menuju tujuan mereka sendiri.
Ahlers dan Schubert (2014) berpendapat bahwa desain
kebijakan pusat, kendala kelembagaan dan
badan strategis pelaksana lokal berkontribusi pada
implementasi yang efektif dengan
interaksi antara lapisan administratif seperti di
kabupaten, kota dan desa. Namun, apa?
adalah situasi di tingkat yang lebih tinggi – provinsi
dan prefektur? Akankah implementasi menjadi
halus di tingkat yang lebih tinggi? Semua teka-teki ini
panggilan untuk studi lebih lanjut.
Fokus kami adalah pada implementasi kebijakan
reformasi perantara persetujuan administrasi,
di mana departemen pemerintah daerah di
multi-level adalah pelaksana dan target
kebijakan pusat yang merugikan kepentingan mereka.
Cina memberikan peluang yang sangat baik dan
area untuk mengeksplorasi jenis konflik multi-level ini
dalam implementasi kebijakan. Kami akan memeriksa
implementasi birokrasi internal dalam ranah kebijakan
penting yang selama ini kurang dieksplorasi
Di Tiongkok. Pengecualian yang muncul adalah penelitian tentang
implementasi penegakan kebijakan lingkungan China
(yaitu Chan et al. 1995; Zhang
dkk. 2011). Namun, secara keseluruhan, beberapa studi tentang
Implementasi China telah memeriksa perilaku administrasi
atau birokrasi batin.
Definisi Masalah: Asal Usul
Aktivitas Perantara Penargetan Reformasi
dalam Proses Persetujuan Administratif
Reformasi buku harian persetujuan administratif yang
sedang berlangsung di Cina berasal sebagai bagian dari
upaya yang lebih besar untuk meningkatkan proses
persetujuan administratif diluncurkan pada tahun 2001.
Tujuan utama dari reformasi awal ini adalah untuk
meningkatkan efisiensi dan efikasi birokrasi
dengan mengurangi jumlah proposal yang memerlukan
persetujuan administratif. Dewan Negara
telah menghilangkan item 2012 melalui enam putaran
reformasi persetujuan administratif sejak 2002
(Zhang 2016). Namun demikian, percepatan
prosedur persetujuan telah terhambat karena
keengganan oleh departemen negara di
pemerintah tingkat pusat dan daerah untuk
mengurangi persyaratan (Zhang 2016). Perantara
persetujuan administratif juga telah
diidentifikasi sebagai hambatan utama. Layanan yang
disediakan oleh perantara persetujuan administratif
merupakan prasyarat untuk memajukan prosedur
persetujuan administratif dan merupakan
diperlukan oleh unit persetujuan dalam individu
departemen pemerintah. Akibatnya, keuntungan efisiensi
dalam persetujuan administratif tidak dapat
diperoleh hanya dengan mempercepat birokrasi
persetujuan.
Efisiensi yang lebih besar juga sangat bergantung pada
perantara itu sendiri. Administratif
perantara persetujuan dalam penelitian ini mengacu pada
entitas yang disewa oleh pelamar untuk menyediakan layanan
seperti tinjauan teknis, penilaian, tes, konsultasi dan
sebagainya yang dipersyaratkan oleh pemerintah
departemen persetujuan. Mereka biasanya dipekerjakan
di organisasi semi-resmi atau swasta
dan memberikan penilaian, laporan pengujian, dan lainnya
informasi dokumenter untuk pelamar yang mencari
persetujuan administratif akhir di sebagian besar
departemen pemerintah. Posisi mereka di antara entitas
yang mencari administrasi
persetujuan dan administrator yang dapat memberikannya
mengundang 'hubungan yang nyaman' dan bahaya moral.
Layanan mereka biasanya memakan waktu
dengan sistem pengisian yang sangat fleksibel,
yang secara substansial telah menghambat ketepatan waktu
dalam prosedur persetujuan administratif sementara
juga meningkatkan total biaya untuk pelamar. Mereka
telah memonopoli pasar lokal atau
memperoleh pangsa pasar yang substansial dengan mengambil
keuntungan dari hubungan dekat mereka dengan
pemerintah daerah. Tidak mengherankan, suap dan
'melewati pintu belakang' tidak jarang
dalam mencari tindakan yang lebih cepat dan hasil positif
(Xinhua Net 2015a).
Untuk menghilangkan jenis maladministrasi birokrasi
yang terkenal ini (Caiden 1991), di
April 2015, pemerintah pusat diminta
top-down reformasi administrasi yang sedang berlangsung
tar mendapatkan perantara dalam organisasi semi-resmi,
dengan tujuan membangun adil
pasar. Tugas utama yang diberikan kepada departemen
administrasi negara meliputi: penyelidikan semua layanan
perantara persetujuan administratif; penghapusan item
layanan dengan
perantara yang tidak diwajibkan oleh Hukum Administratif;
memecah pasar perantara
monopoli dan pelonggaran masuk pasar dengan melarang
pemerintah daerah mendirikan
C 2018 Institut Administrasi Publik Australia
Machine Translated by Google
Zhang dan Rosenbloom
jumlah total perantara yang diizinkan untuk memberikan
layanan; memutuskan hubungan simbiosis dalam
ikatan kepentingan antara departemen pemerintah
dan perantara kuasi-pemerintah
(Dewan Negara RRC 2015a). Kita
fokus pada langkah awal reformasi komprehensif ini,
terutama pada perumusan reformasi
merencanakan, menghitung dan merilis daftar layanan
buku harian perantara, yang merupakan kebijakan utama
telah dilaksanakan secara nasional. Kami menelusuri
implementasi kebijakan ini di negara bagian,
tingkat provinsi dan prefektur; pemerintah daerah di
tingkat kabupaten dan di bawahnya jarang
meluncurkan reformasi belum.
Data dan Metode
Analisis kami didasarkan pada provinsi dan
database tingkat prefektur dan tiga tahun
wawancara mendalam. Basis data dibuat berdasarkan
dokumen resmi yang dikeluarkan oleh Negara
Dewan, departemen negara bagian, pemerintah
provinsi dan prefektur dan departemen. Negara
departemen dan pemerintah daerah mulai
menerapkan kebijakan setelah Dewan Negara
mengeluarkan rencana reformasi. Untuk memeringkat
tingkat respons departemen negara bagian, kami membandingkan bertugas menyetujui beberapa perantara
daftar item layanan perantara yang diterbitkan
dengan tanggal Dewan Negara merilis
rencana reformasi. Kami menghitung jumlah negara bagian
departemen, pemerintah provinsi dan kabupaten yang
menerapkan kebijakan pusat
pada Juli 2017 untuk menilai pencapaian dan
hambatan implementasi multi-level.
Kami juga membandingkan minimum dan maksimum
jumlah item layanan perantara di
tingkat provinsi dan prefektur untuk menunjukkan
variasi yang berbeda di seluruh lokalitas yang menyiratkan
rendahnya kualitas implementasi di tingkat lokal.
Untuk membangun database, kami mengumpulkan
dokumen yang berkaitan dengan tiga kelompok
perantara persetujuan administratif yang dikeluarkan oleh
Dewan Negara, dokumen dan daftar resmi
item layanan perantara dari 56 negara bagian
departemen, 31 provinsi dan kotamadya,
dan 333 pemerintah prefektur di daratan
Cina. 31 provinsi tersebut meliputi 22 provinsi,
lima kotamadya dan lima otonom
daerah.
5
Selain itu, dari 2015 hingga 2017, kami melakukan
wawancara semi-terstruktur mendalam tentang
berbagai jenis buku harian perantara persetujuan
administratif, pemerintah multi-level, dan
departemen fungsional di tingkat negara bagian,
provinsi dan prefektur di Guangdong,
Hebei, Beijing, Ningxia, Sichuan dan Zhejiang
provinsi. Narasumber termasuk 35 pejabat mental
pemerintah dari departemen terkait di
tingkat provinsi dan prefektur, 22 buku harian
perantara di bidang terkait. Mengikuti Yin, wawancara
diarahkan untuk menjawab 'bagaimana' dan
pertanyaan 'mengapa' daripada frekuensi (Yin
2014, 2016). Perhatian khusus diberikan untuk menilai
validitas dan keandalan internal, eksternal dan
konstruk selama beberapa wawancara. Wawancara
mendalam memfasilitasi pemahaman kami
alasan pencapaian dan kekurangan
dalam implementasi dan meningkatkan pemahaman kami tentang
kompleksitas dan pola implementasi administrasi multi
level Cina.
Peran Pemerintah Multi Level dalam
Implementasi Kebijakan
Departemen pemerintah tertentu mungkin
laporan. Jumlah total layanan dan
perantara tidak diketahui, meskipun banyak
telah merilis item dan nomor layanan mereka
perantara (Wawancara lokal, May
2016a).1 Gambaran lengkapnya digambarkan secara kasar
oleh tiga kelompok layanan perantara
item Dewan Negara tunduk pada peraturan
per Januari 2017. Seperti yang ditunjukkan Gambar 1, 44 dari
56 departemen negara bagian memiliki item perantara
tunduk pada regulasi.
Pemerintah multi-level dengan nasional,
provinsi, dan satu atau lebih yurisdiksi lokal
terlibat langsung dalam implementasi, dapat
baik pelaksana kebijakan maupun target, meskipun
pemerintah sering digambarkan
semata-mata sebagai pelaksana kebijakan dalam
studi yang ada. Sebagai pelaksana, pemerintah pusat
dan daerah harus melaksanakan kebijakan reformasi
dari pemerintah pusat, sebagaimana diamanatkan oleh
Dewan Negara, yang memprakarsai dan merancang
rencana reformasi di tingkat pusat. Departemen
negara bagian harus menyelidiki perantara
C 2018 Institut Administrasi Publik Australia
Machine Translated by Google

6 Implementasi Kebijakan Multi-Level xxx 2018

Gambar 1. Departemen Luar Negeri dan Jumlah Gabungan dari Item Layanan Perantara yang akan
Diatur [Angka warna dapat dilihat di wileyonlinelibrary.com]

Catatan: Kolom biru mewakili jumlah agregat item layanan perantara yang akan
diatur.
Sumber: Data dikumpulkan dari database yang dibuat berdasarkan dokumen resmi yang dikumpulkan.

layanan yang persetujuan administratifnya
diminta dan untuk menyerahkan daftar ini
jasa di bidangnya kepada Dewan Negara dalam waktu
satu bulan (Dewan Negara
RRC 2015a). Departemen negara bagian kemudian
diperlukan untuk merilis daftar melalui situs resmi mereka.
Pemerintah daerah sebagai pelaksana kebijakan memiliki
untuk mengikuti kebijakan pusat dan merencanakan
rencana kepatuhan mereka untuk itu. Dengan demikian,
implementasinya mencakup dua langkah: Pertama, mereka memiliki 2015). Kementerian Perlindungan Lingkungan Hidup
untuk menyelidiki dan menghitung administrasi
persetujuan layanan perantara di tingkat mereka.
Kedua, mereka diminta untuk memposting daftar
layanan perantara di situs resmi mereka.
Sebagai target kebijakan, pemerintah negara bagian
dan lokal juga menjadi objek reformasi
dan mereka perlu meluncurkan reformasi pada diri
mereka sendiri untuk menerapkan kebijakan top-down. Sebagai
ditunjukkan pada Gambar 1, sebagian besar negara bagian
departemen memiliki berbagai tingkat keterlibatan dalam
layanan perantara untuk mendapatkan persetujuan.
Pemerintah negara bagian dan lokal telah diminta
untuk menyelidiki dan memutuskan ikatan dengan mereka
perantara yang berafiliasi. Misalnya, untuk menegakkan
kebijakan reformasi Dewan Negara, Administrasi
Meteorologi mengumumkan penghapusan sejumlah
layanan perantara di
Mei 2015 termasuk 'Lightening Risk Evaluation'. Dokumen
ini mengharuskan pemerintah daerah untuk berhenti
mempercayakan publik yang berafiliasi dengan mereka
lembaga dengan bidang layanan evaluasi ini
(Administrasi Meteorologi Tiongkok [CMA]
(MEP) memberikan contoh lain. Dengan
delapan lembaga publik yang berada langsung di
bawahnya yang memberikan layanan perantara Penilaian
Dampak Lingkungan, dikritik keras
oleh Central Inspection Group (CIG) dan
Perdana. Akibatnya, diperlukan publik ini di lembaga-
lembaga untuk menyelesaikan pelepasan (MEP 2015a).
Pemerintah daerah menghadapi situasi serupa
sebagai sasaran kebijakan. Persetujuan administratif
pemerintah dan kuasi pemerintah perantara seperti
lembaga publik, serikat pekerja,
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) sangat erat kaitannya dengan

C 2018 Institut Administrasi Publik Australia

Machine Translated by Google
Zhang dan Rosenbloom
departemen pemerintah dan dimonopoli
pasar lokal atau diuntungkan dari aturan pangsa pasar
yang tidak jelas. Menerapkan kebijakan reformasi untuk
menyelidiki dan menghilangkan semua bidang ini
layanan perantara sangat penting untuk memotong ikatan
kepentingan antara pemerintah
departemen dan perantara.
Pencapaian dalam Implementasi Kebijakan
Pemerintah pusat di China mampu
mendorong ke depan kebijakan pusat, meskipun a
lazim mengatakan bahwa 'perintah eksekutif hampir tidak'
melampaui Zhongnanhai' ('zhengling buchu
zhongnanhai'; markas besar PKC dan
Pemerintah Pusat China) Kemampuan Pemerintah Pusat
untuk menggerakkan departemen-departemen negara
bagian dan menembus ke tingkat lokal
terwujud dalam proses implementasi. Implementasi
kebijakan top-down ini telah
memperoleh beberapa prestasi nasional seperti itu
langsung diluncurkan oleh pusat dan semua level
pemerintah tunduk pada disiplin birokrasi untuk
menegakkan perintah eksekutif. Seperti yang dicatat
di atas, pada Januari 2017, sebagian besar departemen negara bagian
telah merilis daftar layanan perantara mereka
untuk diatur (Dewan Negara RRC
2015b, 2016, 2017), meskipun sedikit yang diketahui rencana reformasi dan tiga kumpulan daftar. Itu
mengenai ketepatan waktu mereka dalam memenuhi kebijakan titik-titik adalah tanggal di mana departemen yang terkena
persyaratan. Departemen-departemen itu tidak menyediakan
daftar seperti itu tidak mungkin memiliki layanan persetujuan
relevan dengan perantara. Misalnya Kementerian Luar
Negeri, Kementerian Keamanan Negara, Badan
Pemeriksa Keuangan,
Kementerian Pengawasan, Tata Usaha Negara
Kepegawaian Negara, Tata Usaha Negara Urusan
Tenaga Ahli Luar Negeri dan sebagainya (Negara
Dewan RRC 2015b, 2016, 2017). Di
Oktober 2015, Dewan Negara merilis
batch pertama layanan perantara untuk menghilangkan
negara atau regulasi oleh departemen negara bagian. Oleh
Juni 2017, Dewan Negara telah merilis
semuanya tiga batch dari 298 perantara
layanan untuk regulasi (Dewan Negara
RRC 2015b, 2016, 2017). Seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2, berdasarkan dokumen resmi yang dirilis
oleh pemerintah provinsi, jumlah negara bagian
departemen yang melibatkan persetujuan administratif
perantara telah dikurangi dari 44 menjadi
7
21, dengan total 132 persetujuan perantara
layanan yang tersisa. Pada Desember 2015, sebagian besar
pemerintah provinsi telah merilis rencana reformasi
mereka. Pada Juni 2017, 30 dari 31 kotamadya
dan pemerintah provinsi telah merilis
rencana reformasi lokal.
Selain 'disiplin birokrasi' Harding (1981), fokus
kepemimpinan pusat memiliki kekuatan penting dalam
implementasi kebijakan China.
Seperti yang sering ditunjukkan oleh studi kebijakan,
kejuaraan, kepemimpinan, dan fokus ofisial
sangat penting untuk mencapai implementasi kebijakan
(Xu 2011; Zhang 2016). Pada kasus ini,
fokus kepemimpinan pusat bisa dari
Partai atau pemerintah pusat atau keduanya, seperti yang
dicontohkan oleh kritik Perdana Menteri Li Keqiang tentang
bidang tertentu dan kampanye anti korupsi Presiden Xi
Jinping. Penekanan kepemimpinan pusat, khususnya
kritik negatif, mempercepat penegakan. Disiplin Partai
otoritas memiliki efek yang lebih kuat pada implementasi
kebijakan di Cina.
Departemen meteorologi dan lingkungan adalah dua
bidang pola dasar dalam situasi ini, dan merupakan dua
departemen tercepat
untuk mengimplementasikan kebijakan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.
Empat garis horizontal pada Gambar 3 mewakili
tanggal di mana Dewan Negara merilis
dampak mengeluarkan daftar mereka. Gambar 3 menunjukkan bahwa
CMA mengeluarkan daftarnya tepat setelah Negara
Council merilis daftar layanan perantara gelombang
pertama. Beberapa kuasi-pemerintah
perantara yang berafiliasi dengan meteorologi
departemen telah dikritik keras oleh
Perdana Menteri Li dalam pertemuan eksekutif Negara
Dewan untuk monopoli mereka dan lebih tinggi
biaya (Zhao 2015). CMA segera
menyelidiki layanan perantara yang disebutkan Perdana
Menteri Li, dan menghentikan semua layanan tersebut
di departemen meteorologi tingkat lokal (Wawancara
lokal, Mei 2016b). Departemen-departemen negara yang
merilis daftar peraturan mereka di antara gelombang
pertama dan kedua Dewan Negara
sebagian besar adalah mereka yang dikritik oleh Perdana Menteri di
pertemuan eksekutif Dewan Negara. Ini termasuk
CMA, seperti disebutkan di atas, Kementerian Air
Sumber Daya, Kementerian Perumahan dan
Pembangunan Pedesaan Perkotaan, Administrasi Nasional
C 2018 Institut Administrasi Publik Australia
Machine Translated by Google

8 Implementasi Kebijakan Multi-Level xxx 2018

Gambar 2. Layanan Perantara yang Dipertahankan oleh Departemen Luar Negeri [Gambar berwarna dapat dilihat di
wileyonlinelibrary.com]

Catatan: Kolom biru menunjukkan jumlah layanan perantara yang dipertahankan oleh departemen negara
bagian.
Sumber: 'Baoliu wei guowuyuan bumen xingzheng shenpi biyao tiaojian de zhongjie fuwu
shixiang huizong qingdan', Tersedia dari http://zjqd.scopsr.gov.cn/search/index [Diakses
17 Juli 2017].

Survei, Pemetaan, dan Informasi Geografis
dan Biro Seismologi China (Zhao 2015).
Di antara departemen negara bagian, MEP bahkan
lebih cepat untuk merilis daftar peraturannya. Seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 3, MEP adalah negara bagian pertama dan satu-satunya
departemen yang mengeluarkan daftarnya di hadapan Negara
Dewan merilis rencana reformasi pada April 2015.
Selanjutnya, MEP dapat dianggap sebagai
pelaksana paling agresif di antara negara bagian
departemen. Pada awal Maret 2015, menteri MEP
mengumumkan bahwa mereka akan menyelesaikan
masalah perantara sepenuhnya; dan
dia memutuskan untuk melepaskan delapan perantara
lembaga publik yang berafiliasi dengan MEP dengan
akhir 2015. Jika tidak, sertifikat mereka
pada penilaian dampak lingkungan akan menjadi
ditarik (Xinhua Net 2015b). MEP adalah
pertama dan di antara beberapa departemen negara
untuk mengungkapkan jumlah pasti afiliasinya
perantara (lihat Gambar 4). Di akhir Maret
2015, MEP merilis rencana pelepasannya, yang
mengharuskan delapan perantara afiliasinya untuk
lepas pada akhir 2015 sementara mereka yang perantara (Zhao 2015), yang mempercepat
berafiliasi dengan meteorologi provinsi dan yang lebih rendahpenegakan MEP.
departemen cal menyelesaikan pelepasan mereka dengan
akhir tahun 2016 (MEP 2015a). Di bulan September
2015, MEP selanjutnya merilis peraturan barunya
pada sertifikat perantara, yang ditetapkan
bahwa perantara yang didirikan oleh departemen
persetujuan dilarang mengajukan sertifikat perantara
(MEP 2015b).
Wewenang disipliner Partai adalah
penjelasan utama untuk agresivitas MEP.
Dibandingkan dengan kendala birokrasi, Partai
disiplin jauh lebih kuat. Presiden
Xi telah memperjuangkan anti-korupsi nasional
kampanye sejak 2013. CIG sebagai yang utama
instrumen kepala kampanye korupsi
penyelidikan. MEP diselidiki dan dikritik oleh CIG atas
korupsi perantaranya
pada bulan Februari 2015. Ini menjelaskan mengapa di awal
Maret menteri MEP menyatakan ketegasannya pada
reformasi dan berturut-turut merilis rencana rinci yang
disebutkan di atas. Di
Sementara itu, Perdana Menteri juga mengkritik MEP
untuk kepentingannya obligasi dengan afiliasinya di

C 2018 Institut Administrasi Publik Australia

 C 2018 Institut Administrasi Publik Australia
Gambar
3.
Jumlah
dan
Waktu
Departemen
Luar
Negeri
Merilis
Peraturan
tentang
Layanan
Perantara
[Angka
warna
dapat
dilihat
di
wileyonlineli
brary.com]
Catatan:
Titik
biru
menunjukkan
tanggal
departemen
negara
bagian
yang
relevan
merilis
daftar
item
layanan
perantara
mereka.
Garis
merah
mewakili
tanggal
Dewan
Negara
mengeluarkan
rencana
reformasinya
dan
tiga
kumpulan
daftar
layanan
perantara.
Kolom
biru
mewakili
item
jumlah
layanan
perantara
yang
diatur
oleh
departemen
negara
bagian
terkait.
Sumber:
Data
dikumpulkan
dari
database
yang
dibuat
berdasarkan
dokumen
resmi
yang
dikumpulkan.
9 Zhang dan Rosenbloom
Machine Translated by Google
Machine Translated by Google

10 Implementasi Kebijakan Multi-Level xxx 2018

Gambar 4. Komposisi Perantara pada Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang
Diserahkan ke MEP Tahun 2014 [Gambar warna dapat dilihat di wileyonlinelibrary.com]

Catatan: Kolom biru menunjukkan jumlah AMDAL yang disediakan oleh jenis perantara
yang relevan.
Sumber: Data yang dikumpulkan dari database yang dibuat berdasarkan dokumen resmi
yang dikumpulkan.

Hambatan dalam Implementasi Kebijakan
Proses
Namun pelaksanaannya secara keseluruhan belum
memuaskan. Defisit implementasi meningkat ketika
penegakan bergerak ke hilir dan pelaksana lebih
dekat ke perantara. Di tingkat pusat, konflik antara
kebijakan, departemen negara dan pelaksana, jauh
lebih lemah daripada di tingkat lokal. Departemen-
departemen negara bagian relatif memiliki
kecenderungan yang positif terhadap pelaksanaan
kebijakan nasional. Pertama, mereka secara
langsung tunduk pada pengaruh pembuat kebijakan
puncak dan seharusnya mengambil kepemimpinan
dalam mengimplementasikan kebijakan pusat.
Kedua, dibandingkan dengan pemerintah daerah,
persetujuan administratif mereka kurang terkait erat
dengan kepentingan mereka sendiri karena mereka
bertanggung jawab untuk menyetujui proyek-proyek
besar lintas wilayah di seluruh negeri. Misalnya,
untuk melaksanakan kebijakan nasional melepaskan
diri dari perantara, MEP merilis dokumen berjudul
'Peraturan tentang Sertifikat Perantara Penilaian
Dampak Lingkungan' pada 28 September 2015. Ini
menetapkan bahwa perantara yang berafiliasi
dengan atau disponsori oleh departemen yang
bertanggung jawab atas persetujuan administratif
dilarang untuk mengajukan sertifikat (MEP 2015b).
Peraturan ini tidak secara signifikan melemahkan
kepentingan MEP sendiri karena ada sedikit
perantara yang berafiliasi dengan MEP yang
memberikan layanan penilaian dampak lingkungan.
Sebagai administrasi lingkungan nasional, MEP
hanya menyetujui proyek lintas provinsi dan proyek
di atas skala tertentu (MEP 2015c).
Data tahun 2014 menunjukkan bahwa
perusahaan swasta memiliki peluang terbatas untuk
berbagi pasar di tingkat pusat. Perantara yang
memberikan penilaian dampak lingkungan yang
diajukan untuk persetujuan MEP terdiri dari BUMN
(termasuk BUMN yang diubah), perusahaan swasta
trans, anak perusahaan BUMN dan lembaga publik.
Perusahaan swasta yang diubah adalah perusahaan
yang berubah dari departemen pemerintah atau
BUMN. BUMN yang ditransformasi fokus pada
BUMN yang dialihkan dari departemen mental
pemerintah. Lembaga publik ('shiye danwei') adalah
organisasi nirlaba yang didirikan dengan aset
negara seperti lembaga ilmiah, pendidikan dan
penelitian. Semua organisasi ini kuasi-pemerintah

C 2018 Institut Administrasi Publik Australia

Machine Translated by Google

Zhang dan Rosenbloom 11

Gambar 5. Departemen dan Lembaga Penanggung Jawab Perantara dan Jumlah Proyek di
Penilaian Dampak Lingkungan (AMDAL) Diserahkan ke Kementerian Perlindungan Lingkungan Tahun 2014
[Gambar warna dapat dilihat di wileyonlinelibrary.com]

Catatan: Kolom biru mewakili jumlah AMDAL yang disediakan oleh departemen terkait dan
institusi.
Sumber: Data dikumpulkan dari database yang dibuat berdasarkan dokumen resmi yang dikumpulkan.

perantara dikritik habis-habisan oleh Premier
Li. Namun, sebagian besar, perantara
tidak terkait langsung dengan MEP. Berdasarkan
Dari data yang dikumpulkan dari MEP, hanya 17 dari
117 penilaian dampak lingkungan yang diajukan ke
MEP untuk disetujui pada tahun 2014 disusun oleh
perantara yang berafiliasi dengan MEP, kurang dari
sepersepuluh dari jumlah total (MEP 2014).
Selain itu, struktur pasar pada dasarnya adalah
terfragmentasi. Selain MEP, penilaian adalah
disediakan oleh perantara yang berafiliasi dengan 11
departemen negara bagian dan sejumlah badan
administratif perlindungan lingkungan lokal.
kemampuan pemerintah pusat dapat mengimbangi
perlawanan dari para pelaksana yang kepentingannya
dirusak. Namun, terlepas dari kemampuan, sulit bagi
pemerintah pusat
untuk menekankan reformasi lintas kementerian dan
bidang kebijakan. Departemen negara lain yang memiliki
sebagian besar diabaikan atau diabaikan oleh pusat
tampak tidak antusias tentang implementasi. Jelas
bahwa, meskipun negara
departemen kurang terlibat langsung dalam
kepentingan perantara, mereka tidak diberi insentif
untuk menerapkan kebijakan karena mereka hampir tidak
tampaknya mendapat manfaat dari reformasi. Setengah dari

Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5, jumlah
penilaian dampak lingkungan terbesar diberikan oleh
perantara langsung di bawah Badan Usaha Milik Negara
Misi Komisi Pengawasan dan Administrasi Aset, yang
menyumbang sekitar sepertiga
dari total 157 pada tahun 2014.
MEP luar biasa karena dikritik oleh CIG dan Premier
sebagai
dicatat. Hubungan antara kemampuan pemerintah
pusat dan kerugian kepentingan pelaksana bersifat
kontradiktif. sen
departemen negara tidak menanggapi kebijakan
reformasi dari Dewan Negara. Berdasarkan
data yang dikumpulkan dari dokumen resmi yang
dikumpulkan, hanya 22 dari 44 departemen negara yang dirilis
daftar mereka pada Juli 2017 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.
Kesenjangan implementasi diperbesar sebagai
penegakan hukum bergerak ke hilir. Implementasi
kebijakan menemui kendala substansial di tingkat lokal.
Meskipun sekitar 94% dari
provinsi merilis rencana reformasi mereka dan
daftar, tingkat respons jauh lebih rendah di

C 2018 Institut Administrasi Publik Australia

Machine Translated by Google
12
Implementasi Kebijakan Multi-Level
tingkat prefektur. Dengan pengecualian prefektur di
provinsi Sichuan dan Zhejiang, yang
meluncurkan reformasi sebelum reformasi nasional,
meskipun sebagian besar pemerintah provinsi telah
merilis rencana reformasi mereka dan mengharuskan
pemerintah prefektur untuk merencanakannya sendiri
rencana, hanya sekitar 25% dari 301 prefektur
pemerintah telah merilis rencana reformasi mereka.
Tujuh puluh delapan persen dari pemerintah prefektur
telah mengeluarkan daftar mereka pada Juli 2017.
Mengingat administrasi homogen
struktur horizontal di seluruh wilayah dan
organisasi vertikal departemen terkait di bidang yang
sama di tingkat provinsi, prefektur dan kabupaten, jumlah
layanan perantara seharusnya sebagian besar serupa di
seluruh negara. Dengan demikian, penyimpangan lokal
seharusnya tidak signifikan meskipun pasti
varians ada karena disparitas lokal. Namun demikian,
penyimpangan besar dalam implementasi terjadi baik di
tingkat provinsi maupun di tingkat prefektur. Bagi mereka
yang telah merilis daftar, kami
data menunjukkan bahwa jumlah minimum item layanan
perantara adalah 23, sedangkan jumlah maksimum
adalah 344 di antara 31 provinsi.
Di tingkat prefektur, jumlah minimum
item jasa perantara ada tiga, sedangkan
jumlah maksimum adalah 283 di antara 217
prefektur yang telah merilis daftar mereka. Itu
penyimpangan besar menyiratkan implementasi yang
kurang, di mana sejumlah besar item layanan buku
harian mungkin disembunyikan
oleh departemen lokal (Wawancara lokal, Mei
2015a, Juni 2016a), bahkan oleh mereka yang telah merilis
daftar dan seolah-olah memberlakukan kebijakan tersebut.
Tidak heran jika pemerintah daerah
departemen enggan untuk menerapkan reformasi karena
hal itu dapat sangat merusak
minat. Umumnya, semakin rendah levelnya,
proporsi yang lebih tinggi dari proyek-proyek lokal yang satu
tingkat pemerintah disetujui dan lebih dalam
sejauh mana pemerintah daerah berbagi
kepentingan bersama dengan perantara (Wawancara
lokal, Mei 2015b, Mei 2016b, Januari 2017a). Misalnya,
Meteorologi lokal
Administrasi bertanggung jawab untuk melakukan
evaluasi risiko keringanan dan pengaturan
tarif layanan (CMA, 2013). Departemen meteorologi lokal
biasanya mempercayakan
lembaga publik yang berafiliasi untuk melakukan ini
xxx 2018
evaluasi dan membebankan pelamar. Lembaga publik
tidak memiliki fiskal independen
hak. Layanan perantara telah menjadi
sumber pendapatan utama untuk beberapa departemen
orologi lokal (Wawancara lokal, Juni
2016b). Beberapa Administrasi Meteorologi
dapatkan lebih dari 90% dari pendapatan tahunan mereka
dari penyediaan layanan oleh buku harian perantara
yang berafiliasi (Wawancara lokal, Mei 2015c). Fiskal
alokasi dari pemerintah pusat dan daerah mencapai
kurang dari 10% dari anggaran Administrasi Meteorologi
lokal – a
tingkat yang telah stabil selama sepuluh tahun terakhir di
beberapa daerah (Wawancara lokal, Mei 2015d).
Oleh karena itu, pemerintah daerah membutuhkan
pelamar untuk mempekerjakan perantara yang ditunjuk untuk
memastikan pendapatan mereka. Untuk beberapa perantara
layanan, pemerintah daerah telah berkolusi dengan
perantara kuasi-pemerintah lokal, dan
secara bertahap mencapai kerjasama informal dengan
mereka. Aturan yang tidak jelas telah lazim di
beberapa daerah, memastikan bahwa pelamar akan
memiliki kesulitan yang jauh lebih besar untuk meloloskan
persyaratan persetujuan administratif ketika tidak
mempekerjakan perantara kuasi-pemerintah lokal
tersebut (Wawancara lokal, Mei 2015e). Melepaskan
dari perantara akan sangat merugikan
kepentingan Administrasi Meteorologi setempat,
terkadang mencapai 90% pendapatan
pengurangan.
Karena tujuan reformasi adalah untuk mengurangi
atau menghilangkan ikatan kepentingan antara perantara dan
departemen pemerintah, departemen pemerintah daerah
mengadopsi berbagai strategi untuk
mengurangi dampak kebijakan pada diri mereka sendiri.
Implementasi parsial tersebar luas di antara tingkat
pemerintah daerah. 'Laporan tidak ada'
adalah strategi umum di mana pemerintah daerah
melaporkan lebih sedikit layanan perantara
daripada yang sebenarnya ada (Wawancara lokal, May
2015f, Juli 2016, Juni 2017a). Sedikit yang tahu caranya
banyak layanan perantara telah didirikan di tingkat lokal
dari waktu ke waktu selain:
yang jelas-jelas diwajibkan oleh undang-undang dan peraturan
(Wawancara lokal, Mei 2015f, Mei 2016c,
Juni 2017b).
Perlawanan yang sah adalah hal lain yang meresap
strategi. Itu terjadi ketika departemen pemerintah daerah
menolak menerapkan kebijakan untuk
alasan yang membingungkan. Misalnya tentang
C 2018 Institut Administrasi Publik Australia
Machine Translated by Google
Zhang dan Rosenbloom
pengumpulan data pada layanan perantara, beberapa
departemen pemerintah menanggapi dengan 'tidak'
memiliki informasi seperti itu karena kebijakan pusat telah
mewajibkan pemerintah daerah untuk melepaskan
dari perantara afiliasi mereka' (Wawancara Lokal, Mei
2017).
Mekanisme Multi-Level
Implementasi Kebijakan Top-Down
Otoritas pusat menunjukkan kemampuan penegakan
mereka dalam kasus ini. Sampai batas tertentu,
pemerintah di semua tingkatan telah menerapkan
kebijakan. Kami menemukan bahwa ambiguitas akan
tidak menimbulkan hambatan dalam pelaksanaannya sebagai
tujuan dan sarana kebijakan reformasi sebagian besar
jernih. Seperti yang disebutkan, dokumen yang dirilis oleh
Dewan Negara menyertakan instruksi terperinci
dan pemerintah daerah pada dasarnya dapat menyalin
rencana pusat. Terkait kearifan lokal,
tingkat pemerintah daerah diminta untuk beradaptasi
persyaratan utama untuk situasi spesifik mereka
dan merumuskan rencana reformasi mereka sendiri. Matland
(1995) mencatat bahwa 'ketika kebijakan tidak memiliki'
tujuan yang dinyatakan secara eksplisit, pilihan standar
menjadi lebih sulit, dan lebih umum sehingga norma-
norma dan nilai-nilai masyarakat ikut berperan'. Lokal
diskresi di sini dibatasi dan dimaksudkan secara positif
dan konstruktif sebagai tujuan kebijakan dan
berarti hampir eksplisit. Lalu mengapa memiliki
defisit implementasi tetap besar?
Reformasi perantara menunjukkan bahwa
Mekanisme genre implementasi kebijakan ini adalah
bahwa proses implementasi top-down mengandalkan
mekanisme kerja bottom-up dan kerjasama horizontal
antar departemen pemerintah, di mana sasaran kebijakan
diandalkan untuk mengimplementasikan kebijakan (lihat
Gambar 6). Jadi, di mana kepentingan pelaksana sedang
diremehkan, implementasi kebijakan mungkin menghadapi
pengelakan substansial
dan hambatan lainnya.
Proses top-down mewujudkan China
'tata kelola dokumenter' yang terkenal, yang
menggunakan jalur pelepasan kebijakan top-down. Lebih rendah
tingkat pemerintah menyusun dokumen mereka
mengikuti panduan dalam dokumen tingkat atas. Tujuan
utama dari pemerintahan dokumenter ini adalah untuk
mempertahankan kesatuan pusat
13
kewenangan dengan kebijaksanaan lokal untuk menyesuaikan
terhadap keadaan khusus mereka. Namun, dokumen
leasing bisa jadi hanya simbolis
dan implementasi kebijakan top-down berubah
sebagian besar menjadi duplikasi dokumenter
lintas tingkat. Investigasi ke buku harian perantara lokal
telah menjadi prasyarat untuk memperdalam reformasi
karena menyediakan kebutuhan
informasi dasar. Meskipun investigasi
dan penerbitan daftar item layanan perantara yang
memerlukan persetujuan dalam yurisdiksi mereka
menyarankan kebijakan lokal yang substansial
implementasi, ada sedikit bukti yang menunjukkan apakah
penyelidikan mereka serius
atau dangkal. Investigasi ini mengandalkan
pengumpulan data dari bawah ke atas yang
diselenggarakan oleh departemen mental pemerintah. Investigasi biasa
prosedur dimulai dengan dokumen dari
kantor umum pemerintah daerah, di mana
tugas rinci dan tenggat waktu jelas ditetapkan untuk
departemen mereka. Setelah kantor umum merilis rencana
reformasi mereka,
departemen pemerintah diminta untuk memeriksa
layanan perantara di bawah wewenang mereka untuk
mendapatkan persetujuan karena mereka paling
memahami struktur pasar lokal dan memelihara informasi
mengenai prosedur persetujuan administratif.
Departemen-departemen ini mengetahui jumlah dan jenisnya
layanan perantara yang terlibat dalam operasi administrasi
mereka dan memiliki data aktif
perantara kuasi-pemerintah di wilayah mereka (Wawancara
lokal, Mei 2015g).
Departemen lokal memiliki posisi terbaik untuk
mengumpulkan informasi tentang layanan aktif
penyedia; tingkat monopoli dan
sejauh mana departemen pemerintah berbagi
kepentingan bersama dengan perantara dalam
pasar tradisional. Untuk mengumpulkan informasi tersebut,
departemen lokal harus menghapus semua perantara
layanan yang harus mereka setujui. Mereka
oleh karena itu harus menyelidiki jumlah total dan
komposisi perantara di pasar lokal
dan laporkan informasi ini ke pimpinan
departemen di tingkat mereka. Informasi seperti itu
sangat penting untuk memahami bahasa lokal yang sebenarnya
struktur pasar dan untuk melakukan reformasi lokal
rencana pelaksanaan kebijakan pusat.
Namun, pekerjaan ini harus bergantung pada departemen lokal
memiliki sedikit insentif dan kemauan untuk
mengungkapkan situasi yang sebenarnya (Wawancara lokal,
C 2018 Institut Administrasi Publik Australia
Machine Translated by Google
14
Implementasi Kebijakan Multi-Level
Gambar 6. Mekanisme Implementasi Kebijakan Multi Level Top-Down
Januari 2017b). Sebagaimana dicatat, kuasi-pemerintah
perantara di beberapa bidang telah memonopoli pasar
lokal yang memberikan keuntungan mereka kepada
departemen pemerintah daerah. mengekspos
informasi tersebut dapat menimbulkan reformasi yang mahal pada
diri.
Selain dinamika vertikal, beberapa sarjana
sekarang lebih menekankan pada horizontal
mekanisme (Zhan et al. 2013). Implementasi kebijakan
biasanya melibatkan banyak aktor
(O'Toole 2000). Sebagai deLeon dan deLeon (2002)
dicatat, ketika banyak pemain terlibat, 'implementasi
menjadi pertempuran'. Dalam satu
tingkat pemerintahan, implementasi vertikal
membutuhkan kerja sama horizontal di antara departemen
mental pemerintah, yang selama ini rentan
dalam kasus kami karena kekuatan pendorong yang lemah dari
departemen terkemuka. Departemen terkemuka di
setiap tingkat ditugasi untuk merancang reformasi
kebijakan dan mengkoordinasikan departemen lain untuk
implementasi kebijakan. Namun, departemen pemerintah
lebih lanjut harus diklasifikasikan menjadi:
dua jenis: departemen terkemuka umum dan
departemen lain di pemerintahan yang sama
tingkat. Dokumen dari Dewan Negara menunjuk Kantor
Komisi Negara untuk Reformasi Sektor Publik (SCOPSR)
sebagai departemen utama dan menginstruksikan setiap
departemen negara untuk
menghitung jumlah layanan perantaranya.
SCOPSR di tingkat lokal biasanya juga memimpin
departemen. SCOPSR di
xxx 2018
tingkat pusat berada di bawah Dewan Negara yang
bertanggung jawab atas reformasi administrasi nasional.
SCOPSR di tingkat lokal bertanggung jawab kepada lokal
pemerintah. SCOPSR secara teoritis
kondusif untuk mengkoordinasikan reformasi karena
mereka tidak secara langsung mengubah persetujuan
dan akibatnya tidak memiliki konflik kepentingan yang sama
yang dihadapi oleh unit-unit administratif yang mengandalkan
persetujuan untuk pendapatan.
Dalam praktiknya, SCOPSR sebagai departemen
terkemuka lemah karena administrasinya
yurisdiksi. Di tingkat pemerintahannya sendiri,
SCOPSR bertanggung jawab atas pembuatan kebijakan
pada reformasi lokal dan koordinasi departemen lokal
untuk menerapkan kebijakan tersebut.
Departemen lain diperlukan untuk membantu SCOP SR
dalam implementasi kebijakan. Pertemuan bersama
dan interaksi bilateral adalah mekanisme yang biasa
digunakan SCOPSR untuk mengoordinasikan pembuatan
dan implementasi kebijakan lokal (Wawancara lokal,
Maret 2017). Namun, sebagai koordinator reformasi,
SCOPSR di setiap tingkat pemerintahan aktif
tingkat administrasi identik dengan departemen lain.
Ketergantungan pada hubungan horizontal
alih-alih otoritas vertikal melemahkan
kekuatan untuk berkoordinasi. Beberapa departemen
berpengaruh seperti Komisi Pembangunan
dan Reformasi memiliki kekuatan tawar yang cukup untuk
mendominasi interaksi mereka dengan SCOPSR dan
mengabaikan instruksi mereka. Departemen-departemen ini
biasanya dikirim kurang berpengalaman dan peringkat lebih rendah
C 2018 Institut Administrasi Publik Australia
Machine Translated by Google
Zhang dan Rosenbloom
pejabat yang tidak memiliki wewenang untuk membuat keputusan
yang mengikat pada pertemuan yang diselenggarakan oleh SCOPSR.
Pengecualian ada di beberapa tempat di mana
SCOPSR telah digabungkan dengan departemen personalia
yang memiliki pengaruh langsung pada promosi pejabat
(Wawancara lokal, Juni 2017c)
dan di mana sekretaris Partai lokal menghargai
reformasi perantara (Wawancara lokal, June
2017d). Kondisi seperti itu memungkinkan SCOPSR untuk
kelancaran implementasi kebijakan.
Kesimpulan
Kasus implementasi kebijakan di China
reformasi perantara menunjukkan bahwa kebijakan top-
down mungkin menghadapi defisit penting dalam
implementasi multi-level, dan penegakan mungkin
memburuk saat implementasi bergerak ke hilir. Kasus China
memiliki otoritas pusat yang relatif mampu yang dapat
membantu mengatasi
resistensi lokal dalam situasi tertentu. Kasus kami
juga menunjukkan bahwa penekanan Partai memiliki
dampak yang lebih besar pada implementasi daripada
pemerintah pusat di Negara Partai Tiongkok.
Lebih jauh lagi, bahkan dalam rezim yang tersentralisasi
seperti Cina, efektivitas otoritas pusat terbatas. Ini pertama
karena
otoritas pusat tidak mungkin mencurahkan perhatian pada
sebagian besar bidang di mana perantara beroperasi. Kasus
kami menunjukkan bahwa
defisit implementasi sebagian disebabkan oleh
desain menugaskan departemen negara bagian peran
penting sementara menundukkan mereka hanya terbatas
pengawasan oleh otoritas pusat. Kasus kami
menunjukkan bahwa implementasi memburuk karena
pergi ke hilir. Meskipun kendala mengalir dari campuran
disiplin dan insentif,
termasuk promosi potensial, berdampak pada
pemerintah tingkat lokal, mereka memudar sebagai
lebih banyak tingkat pemerintahan yang terlibat.
Begitu pula dengan ketidakjelasan kebijakan
berkontribusi secara substansial untuk lebih sukses
penerapan. Kontrol kebijakan pusat yang jelas memaksa
kekuatan penetrasi multi-level dari
kebijakan, tetapi kesenjangan implementasi menjadi
lebih besar karena pelaksanaan kebijakan melibatkan pihak tengah,
tingkat yang lebih rendah dan terutama lokal.
Defisit ini disebabkan oleh desain
di mana para pelaksana kebijakan juga
15
target reformasi yang bertentangan dengan kepentingan
ekonomi mereka. Kami menganalisis administrasi
desain dan pengoperasian kebijakan multi-level ini
mekanisme implementasi untuk menggambarkan potensi di
sini untuk tingkat kegagalan yang signifikan. Di sini,
implementasi top-down mengandalkan
pada mekanisme bottom-up yang bergantung pada
target reformasi untuk menegakkan langkah-langkah yang
bertentangan dengan kepentingan mereka. Kerangka kerja ini
menggambarkan masalah umum dalam desain implementasi
yang mengandalkan keahlian dan loyalitas orang dalam
yang diposisikan dengan baik dan
paling berpengetahuan dan banyak akal untuk mengeksekusi
kebijakan ketika mereka juga menjadi target yang dihadapi
merugikan daripada menguntungkan. Kasus kami juga
menggambarkan bagaimana defisit implementasi dapat
diperburuk oleh kerusakan vertikal dan horizontal
tidak bekerjasama. Ini menunjukkan bagaimana banyak
lapisan administratif dan departemen terkemuka yang lemah
merupakan indikator vertikal dan horizontal dari potensi
defisit implementasi. Memang, bersama dengan
kepentingan target yang saling bertentangan, mereka terutama
menyebabkan kegagalan implementasi.
Apalagi implementasi kebijakan jenis ini bukan hal yang
aneh dimana implementasinya bertumpu pada target yang
akan dieksekusi karena mereka
berada dalam posisi administratif terbaik untuk dilakukan
jadi. Kadang-kadang tidak ada orang lain yang berpotensi
manjur untuk ditugasi melaksanakan arahan eksekutif.
Pelaksana sebagai
target pasti mirip dalam genre seperti itu
implementasi. Sebagai sasaran reformasi, mereka
secara bersamaan diharapkan untuk setia kepada top
pemimpin, administrator yang setia dan mengorbankan
kepentingan mereka sendiri. Kasus kami menunjukkan
bahwa ketika terjadi konflik kepentingan antara
kebijakan dan pelaksana, implementasi
defisit muncul. Namun, penelitian masa depan adalah
diperlukan pada varian lokal dalam implementasi.
Penelitian semacam itu akan meningkatkan pemahaman
interaksi antar lapisan birokrasi
dan faktor-faktor lain seperti motivasi pemimpin lokal,
perkembangan ekonomi lokal, derajat
pemasaran dan kondisi tambahan yang berpotensi
berdampak. Lebih banyak studi kasus di Cina
dan di tempat lain juga diperlukan untuk menentukan
sejauh mana partai politik atau birokrasi
kontrol atas peluang karir dan loyalitas administratif
mengurangi pengejaran target atas kepentingan pribadi.
C 2018 Institut Administrasi Publik Australia
Machine Translated by Google
16 Implementasi Kebijakan Multi-Level
Ucapan Terima Kasih
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Janine O'Flynn,
Helen Dickinson, Kaifeng Yang dan anonim
pengulas untuk koreksi mereka pada pengajuan awal dan
saran mereka yang sangat membantu untuk memperbaiki
naskah. Penelitian ini didukung oleh
Dana Penelitian Dasar untuk Universitas Pusat, dan Dana
Penelitian Universitas Renmin
Cina (18XNB008). Penulis berterima kasih kepada dana
untuk dukungan penelitiannya memfasilitasi penyelesaian
dari studi ini.
Catatan akhir
1. Wawancara diidentifikasi dalam teks dengan
bulan dan tahun. Huruf membedakan wawancara
terpisah di bulan yang sama.
Referensi
Ahlers, A. dan G. Schubert. 2014. 'Kebijakan yang Efektif
Implementasi di Negara Lokal China.' Modern
Cina 41(4):372–405.
Barrett, S. dan C. Fudge. 1981. Kebijakan dan Tindakan:
Esai tentang Implementasi Kebijakan Publik.
London: Routledge.
Berman, P. 1977. 'Studi Implementasi Makro dan Mikro.'
Kebijakan Publik 26(2):157–184.
Caiden, G. 1991. 'Apa sebenarnya administrasi Mal Publik
itu?' Tinjauan Administrasi Publik
51(6):486–493.
Chan, H., K. Wong, K. Cheung dan M. Lo. 1995.
'Kesenjangan Implementasi dalam Pengelolaan
Lingkungan di China: Kasus Guangzhou,
Zhengzhou, dan Nanjing.' Administrasi publik
Ulasan 55(4):333–340.
Administrasi Meteorologi China (CMA). 2013.
'Fanglei Jianzai Guanli Banfa.' 31 Mei. Beijing:
Administrasi Meteorologi Tiongkok. Tersedia
dari http://www.cma.gov.cn/2011zwxx/2011zfl
fg/2011zbmgz/201305/t20130531_215364.html
[Diakses 20 Juni 2017].
Administrasi Meteorologi China (CMA).
2015. 'Zhongguo Qixiangju Guanyu Diyipi Qux iao
Xingzheng Shenpi Zhongjie Fuwu Shixiang
De Tongzhi.' 26 Mei. Beijing: Administrasi Meteorologi
China. Tersedia dari http://
www.cma.gov.cn/2011zwxx/2011zflfg/2011zgfx
wj/201505/P020150529511768143386.pdf
[Diakses 20 Juni 2017].
deLeon, P. dan L. deLeon. 2002. 'Apa yang Pernah Terjadi
pada Implementasi Kebijakan? Sebuah alternatif
xxx 2018
Mendekati.' Jurnal Penelitian dan Teori Administrasi
Publik 12(4):467–492.
Elmore, R. 1979. 'Pemetaan Mundur: Penelitian Implementasi
dan Keputusan Kebijakan.' Politik
Science Quarterly 94(4):601–616.
Goggin, M., A. Bowman, J. Lester dan L. O'Toole
Jr. 1990. Penerapan Teori dan Praktek:
Menuju Generasi Ketiga. Glenview: Scott,
Mandor.
Hanf, K. dan F. Scharpf. 1978. Pembuatan Kebijakan Antar
Organisasi: Batasan Koordinasi
dan Kontrol Pusat. Thousand Oaks: Sage
Publikasi.
Harding, H. 1981. Mengorganisir Tiongkok: Masalahnya
Birokrasi, 1949–1976. Palo Alto: Stanford
Pers Universitas.
Hill, M. dan P. Hupe. 2003. 'Masalah Multi-Lapisan dalam
Penelitian Implementasi.' Tinjauan Manajemen Publik
5(4):471–490.
Hjern, B. dan C. Hull. 1982. 'Penelitian Implementasi
sebagai Konstitusionalisme Empiris.' Jurnal Riset Politik
Eropa 10(2):105–
115.
Hogwood, B. dan L. Gunn. 1984. Analisis Kebijakan
untuk Dunia Nyata. New York: Universitas Oxford
Tekan.
Huang, Y. 1996. 'Hubungan Pusat-Lokal di Cina
selama Era Reformasi: Ekonomi dan
Dimensi Kelembagaan.' Pembangunan Dunia
24(4):655–672.
Hupe, P. 2014. 'Apa yang Terjadi di Lapangan: Masalah
Persisten dalam Penelitian Implementasi.' Kebijakan dan
Administrasi Publik 29(2):164–182.
Landry, P. 2008. Otoritarianisme Terdesentralisasi di
China: Kontrol Lokal oleh Partai Komunis
Elit di Era Pasca-Mao. New York: Cambridge
Pers Universitas.
Lieberthal, K. dan M. Oksenberg. 1988. Pembuatan
Kebijakan di Cina: Pemimpin, Struktur, dan Proses.
Princeton: Pers Universitas Princeton.
Lin, A. 1996. 'Ketika Kegagalan Lebih Baik Daripada Sukses:
Ditumbangkan, Dibatalkan, dan Tidak Diimplementasikan.'
Makalah Dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan
Asosiasi Ilmu Politik Amerika.
Lipsky, M. 1971. 'Birokrasi Tingkat Jalanan dan
Analisis Reformasi Perkotaan.' Urusan Perkotaan Kuartal
6(4):391–409.
Manion, M. 1991. 'Implementasi Kebijakan dalam
Republik Rakyat Tiongkok: Keputusan Resmi versus
Kepentingan Individu.' Jurnal dari
Studi Asia 50(2):253–279.
Marsh, D. dan R. Rhodes. 1992. Menerapkan
Kebijakan Thatcherite: Audit Era. Bucking ham: Pers
Universitas Terbuka.
C 2018 Institut Administrasi Publik Australia
Machine Translated by Google
Zhang dan Rosenbloom
Matland, R. 1995. 'Sintesa Literatur Implementasi:
Model Implementasi Kebijakan Ambiguitas-Konflik.'
Jurnal Penelitian dan Teori Administrasi Publik
5(2):145-174.
Mazmanian, D. dan P. Sabatier. 1981. Implementasi
Kebijakan yang Efektif. New York: Pers Bebas.
McLaughlin, M. 1987. 'Belajar dari Pengalaman:
Pelajaran dari Implementasi Kebijakan.' Evaluasi
Pendidikan dan Analisis Kebijakan 9(2):171– 178.
Kementerian Perlindungan Lingkungan RRC
(MEP). 2014. Xianagmu Shouli Qingkuang.
Beijing: MEP. Tersedia dari http://www.zhb. gov.cn/
home/rdq/hjyxpj/jsxmhjyxpj/xmslqk/ [Diakses 19
Juni 2017].
Kementerian Perlindungan Lingkungan RRC
(MEP). 2015a. Quanguo Huanbao Xitong Huan
ping Jigou Tuogou Gongzuo Fangan. 20 Maret.
Beijing: MEP. Tersedia dari http://www. zhb.gov.cn/
gkml/hbb/bwj/201503/t20150325_29 8027.htm
[Diakses 25 Juni 2017].
Kementerian Perlindungan Lingkungan RRC
(MEP). 2015b. Jianshe Xiangmu Huanjing Yingxiang
Pingjia Zizhi Guanli Banfa. Bei jing: Kementerian
Perlindungan Lingkungan. 28 September. Tersedia
dari http://www.zhb.gov. cn/gkml/hbb/bl/201510/
t20151008_310733.htm [Diakses 23 Juni 2017].
Kementerian Perlindungan Lingkungan RRC (MEP).
2015c. Huanjing Baohubu Shenpi Huanjing Yingxiang
Pingjia Wenjian de Jian dia Xiangmu Mulu. 16 Maret.
Beijing: MEP.
Tersedia dari http://www.zhb.gov.cn/gkml/hbb/ bgg/
201503/t20150317_297342.htm [Diakses 19 Juni
2017].
O'Brien, K. dan L. Li. 1999. 'Pelaksanaan Kebijakan
Selektif di Pedesaan Cina.' Politik Perbandingan
31(2):167–186.
O'Toole, L. Jr. 2000. 'Penelitian tentang Implementasi
Kebijakan: Penilaian dan Prospek.' Jurnal Penelitian
dan Teori Administrasi Publik 10(2):263–288.
Pressman, J. dan A. Wildavsky. 1973. Implementasi:
Betapa Besar Harapan di Washington Hancur di
Oakland; atau, Mengapa Program Federal Sangat
Menakjubkan. Berkeley: Universitas California Press.
Qian, Y. dan B. Weingast. 1997. 'Federalisme sebagai
Komitmen untuk Mempertahankan Insentif Pasar.'
Jurnal Perspektif Ekonomi 11(4):83– 92.
Ripley, R. dan G. Franklin. 1982. Birokrasi dan
Implementasi Kebijakan. Belmont: Dorsey Press.
17
Sabatier, P. 1986. 'Pendekatan Top-Down dan Bottom-
Up untuk Penelitian Implementasi: Analisis Kritis
dan Sintesis yang Disarankan.' Jurnal Kebijakan
Publik 6(1):21–48.
Schofield, J. 2001. 'Waktunya untuk Kebangunan
Rohani? Implementasi Kebijakan Publik: Tinjauan
Literatur dan Agenda Penelitian Masa Depan.'
Jurnal Manajemen Internasional Ulasan 3(3):245–
263.
Dewan Negara RRC 2015a. Guowuyuan Bangongtin
Guanyu Qingli Guifan Guowuyuan Bumen Xingzheng
Shenpi Zhongjie Fuwu de Tongzhi. 27 April. Beijing:
Dewan Negara. Tersedia dari http://www.gov.cn/
zhengce/content/ 2015-04/29/content_9677.htm
[Diakses 2 Juni 2017].
Dewan Negara RRC 2015b. Guowuyuan Guanyu Diyipi
Qingli Guifan 89 Xiang Guowuyan Bumen Xingzheng
Shenpi Zhongjie Fuwu Shixiang De Jueding. 11
Oktober 2015. Beijing: Dewan Negara. Tersedia dari
http://www.gov.cn/zhengce/content/2017-01/22/
content_5162221.htm [Diakses 2 Juni 2017].
Dewan Negara RRC 2016. Guowuyuan Guanyu Dierpi
Qingli Guifan 192 Xiang Guowuyuan Bumen
Xingzheng Shenpi Zhongjie Fuwu Shixiang De
Jueding. 28 Februari. Beijing: Dewan Negara.
Tersedia dari http://www.gov.cn/zhengce/content/
2016-02/28/content_5045427 . htm [Diakses 2 Juni
2017].
Dewan Negara RRC 2017. Guowuyuan Guanyu
Disanpi Qingli Guifan Guowuyuan Bumen Xingzheng
Shenpi Zhongjie Fuwu Shixiang De Jueding. 22
Januari. Beijing: Dewan Negara. Tersedia dari http://
www. gov.cn/zhengce/content/2017-01/22/content_
5162221.htm [Diakses 2 Juni 2017].
Van Meter, D. dan C. Van Horn. 1975. 'Proses
Implementasi Kebijakan: Kerangka Kerja Konseptual.'
Administrasi & Masyarakat 6(4):445–488.
Wang, S. dan A. Hu. 2015. Ekonomi China dalam
Krisis: Kapasitas Negara dan Reformasi Pajak.
London: Routledge.
Weatherley, R. dan M. Lipsky. 1977. 'Birokrat Tingkat
Jalanan dan Inovasi Kelembagaan: Menerapkan
Reformasi Pendidikan Khusus.' Tinjauan Pendidikan
Harvard 47 (2): 171–197.
Xinhua Net. 2015a. 'Persetujuan Administratif Menjadi
Perantara Persetujuan: Dan ger Tertanam,' 26
Februari, Tersedia dari http://news.xinhuanet.com/
lianzheng/2015-02/ 16/c_127500795.htm [Diakses
2 Juni 2017].
Xinhua Net. 2015b. 'Chen Jining: Chedi Jiejue Huanping
'Hongding Zhongjie' Wenti,' 7 Maret,
C 2018 Institut Administrasi Publik Australia
Machine Translated by Google
18 Implementasi Kebijakan Multi-Level
Tersedia dari http://news.xinhuanet.com/politic/2015lh/
2015-03/07/c_1114557792.htm [ Diakses 23 Juni
2017].
Xu, C. 2011. 'Lembaga-Lembaga Dasar Reformasi dan
Pembangunan Tiongkok.' Jurnal Sastra Ekonomi
49(4):1076–1151.
Yin, R. 2014. Penelitian Studi Kasus. Seribu Oak:
Sage.
Yin, R. 2016. Penelitian Kualitatif dari Awal hingga
Menyelesaikan. New York: Guilford Press.
Zhan, X., W. Lo dan S. Tang. 2013. 'Perubahan
Kontekstual dan Implementasi Kebijakan Lingkungan:
Studi Longitudinal Birokrat Tingkat Jalanan di
Guangzhou, Cina.' Jurnal Penelitian dan Teori
Administrasi Publik 24(4):105–1035.
xxx 2018
Zhang, B., Y. Yang dan J. Bi. 2011. 'Melacak
Implementasi Kebijakan Kredit Hijau di Cina:
Perspektif Top-Down dan Reformasi Bottom-Up.'
Jurnal Pengelolaan Lingkungan 92(4):1321–1328.
Zhang, N. 2016. 'Koalisi Elit Politik dan Reformasi
Administrasi Lokal di Tiongkok: Studi Kasus Shunde
di bawah Wang Yang.' Journal of Con sementara
Cina 25 (98):277-2791.
Zhao, Z. 2015. 'Li Keqiang Chize Zhongjie Pinggu
Luanshoufei.' Dewan Negara RRC 21 April. Tersedia
dari http://www.gov.cn/xinwen/ 2015-04/21/
content_2850473.htm [Diakses 21 Juni 2017].
Zhou, X. 2010. 'Logika Kelembagaan Kolusi Antar
Pemerintah Daerah di Cina.' Cina modern 36(1):47–
78.
C 2018 Institut Administrasi Publik Australia