Anda di halaman 1dari 38

l

tm
g.h
tan
en
2-t
02
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

n-2
NOMOR 19 TAHUN 2022

hu
TENTANG

a
9-t
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 2 TAHUN 2022 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA

r-1
ALOKASI KHUSUS NONFISIK BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2022

mo
no
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
s-
ke

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,


en
rm
/pe

Menimbang : a . bahwa untuk meningkatkan kinerja upaya kesehatan


/07

masyarakat di puskesmas diberikan insentif upaya


22

kesehatan masyarakat bagi petugas puskesmas sehingga


20

perlu dilakukan penambahan rincian menu dan


m/

penyesuaian persentase penggunaan Bantuan Operasional


o
t.c

Kesehatan puskesmas pada Dana Alokasi Khusus Nonfisik


spo

Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2022;


b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
og

dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri


.bl

Kesehatan tentang Perubahan atas Peraturan Menteri


na

Kesehatan Nomor 2 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis


lya

Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang


mu

Kesehatan Tahun Anggaran 2022;


ina
//a

Mengingat : 1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik


ps:

Indonesia Tahun 1945;


htt

jdih.kemkes.go.id
-2-

2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang

l
tm
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

g.h
Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4916);

tan
3. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2021 tentang

en
Kementerian Kesehatan (Lembaran Negara Republik

2-t
Indonesia Tahun 2021 Nomor 83);

02
4. Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2021 tentang Rincian

n-2
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2022

hu
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor

a
260);

9-t
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.07/2021

r-1
tentang Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik (Berita

mo
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1032);
no
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2022 tentang
s-

Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik


ke

Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2022 (Berita Negara


en

Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 170);


rm

7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2022 tentang


/pe

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita


/07

Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 156);


22
20

MEMUTUSKAN:
m/

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PERUBAHAN


o

ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN


t.c

2022 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA


spo

ALOKASI KHUSUS NONFISIK BIDANG KESEHATAN TAHUN


og

ANGGARAN 2022.
.bl
na

Pasal I
lya

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Kesehatan


mu

Nomor 2 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan


ina

Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan Tahun


//a

Anggaran 2022 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022


ps:

Nomor 170), diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:


htt

jdih.kemkes.go.id
-3-

1. Ketentuan ayat (2) Pasal 6 ditambahkan huruf l, sehingga

l
tm
Pasal 6 berbunyi sebagai berikut:

g.h
Pasal 6

tan
(1) BOK Puskesmas sebagaimana dimaksud dalam

en
Pasal 3 ayat huruf c diarahkan untuk mendukung

2-t
operasional UKM primer.

02
(2) BOK Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat

n-2
(1) diarahkan untuk mendukung operasional, yang

hu
meliputi:

a
a. upaya penurunan angka kematian ibu dan

9-t
angka kematian bayi;

r-1
b. upaya perbaikan gizi masyarakat;
c.
mo
upaya gerakan masyarakat hidup sehat;
no
d. upaya deteksi dini, preventif, dan respon
s-

penyakit;
ke

e. sanitasi total berbasis masyarakat desa/


en

kelurahan prioritas;
rm

f. dukungan operasional UKM tim nusantara sehat;


/pe

g. penyediaan tenaga dengan perjanjian kerja;


/07

h. akselerasi program Indonesia sehat dengan


22

pendekatan keluarga;
20

i. fungsi manajemen puskesmas (p1, p2, p3);


m/

j. upaya kesehatan lanjut usia;


o

k. upaya pencegahan pengendalian Corona Virus


t.c

Disease 2019 (COVID-19); dan


spo

l. insentif UKM.
og
.bl

2. Ketentuan Pasal 8 diubah, sehingga Pasal 8 berbunyi


na

sebagai berikut:
lya
mu

Pasal 8
ina

(1) Pemanfaatan BOK provinsi dan BOK kabupaten/kota


//a

untuk upaya pencegahan dan pengendalian Corona


ps:

Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf f dan Pasal 5
htt

ayat (2) huruf h, harus dialokasikan paling banyak

jdih.kemkes.go.id
-4-

25% (dua puluh lima persen) dari masing-masing

l
tm
total pagu UKM tersier dan UKM sekunder.

g.h
(2) Pemanfaatan BOK provinsi dan BOK kabupaten/kota
untuk UKM Esensial dialokasikan paling sedikit 75%

tan
(tujuh puluh lima persen) dari masing-masing total

en
pagu UKM tersier dan UKM sekunder.

2-t
(3) Pemanfaatan BOK Puskesmas untuk upaya

02
pencegahan pengendalian Corona Virus Disease 2019

n-2
(COVID-19) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

hu
ayat (2) huruf k dialokasikan paling banyak 5% (lima

a
persen) dari total pagu UKM primer.

9-t
(4) Pemanfaatan BOK Puskesmas untuk insentif UKM

r-1
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf

mo
l paling banyak 7,5% (tujuh koma lima persen) dari
no
total pagu UKM primer.
s-

(5) Pemanfaatan BOK Puskesmas untuk UKM esensial


ke

selain untuk menu sebagaimana dimaksud pada ayat


en

(3) dan ayat (4) paling sedikit 87,5% (delapan puluh


rm

tujuh koma lima persen) dari total pagu UKM primer.


/pe
/07

3. Ketentuan Pasal 11 diubah, sehingga Pasal 11 berbunyi


22

sebagai berikut:
20
m/

Pasal 11
o

(1) Pemerintah Daerah melakukan persiapan teknis


t.c

dengan menyusun dan menyampaikan usulan


spo

rencana kegiatan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan


og

melalui aplikasi e-renggar.


.bl

(2) Penyusunan rencana kegiatan sebagaimana


na

dimaksud pada ayat (1), mengacu pada rincian


lya

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang


mu

ditetapkan setiap tahun oleh Presiden sesuai dengan


ina

ketentuan peraturan perundang-undangan.


//a

(3) Rencana kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat


ps:

(1) paling sedikit memuat:


a. menu kegiatan; dan
htt

b. rincian pendanaan menu kegiatan.

jdih.kemkes.go.id
-5-

(4) Pemerintah Daerah dapat mengusulkan perubahan

l
tm
rencana kegiatan DAK Nonfisik kepada Kementerian

g.h
Kesehatan pada minggu keempat bulan Februari
sampai dengan minggu pertama bulan Maret tahun

tan
anggaran berjalan.

en
(5) Pemerintah Daerah kabupaten/kota melakukan

2-t
perubahan rencana kegiatan DAK Nonfisik khusus

02
BOK Puskesmas pada minggu keempat bulan Juli

n-2
sampai dengan minggu kedua bulan Agustus tahun

hu
anggaran berjalan.

a
(6) Perubahan rencana kegiatan sebagaimana dimaksud

9-t
pada ayat (5) harus dibahas bersama Aparat

r-1
Pengawas Internal Pemerintah daerah.
(7)
mo
Hasil pembahasan perubahan rencana kegiatan
no
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilaporkan
s-

kepada Kementerian Kesehatan paling lambat


ke

minggu keempat bulan Agustus tahun anggaran


en

berjalan melalui sistem informasi e-renggar.


rm
/pe

4. Ketentuan huruf C pada BAB II Tata Cara Penggunaan


/07

DAK Nonfisik Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2022


22

dalam Lampiran diubah sehingga huruf C pada BAB II


20

Tata Cara Penggunaan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan


m/

Tahun Anggaran 2022 berbunyi sebagaimana tercantum


o

dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak


t.c

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.


spo
og

Pasal II
.bl

1. Pemerintah daerah kabupaten/kota yang telah


na

memanfaatkan anggaran untuk upaya pencegahan dan


lya

pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dalam


mu

pagu UKM primer lebih dari 5% (lima persen) tetap dapat


ina

melaksanakan pemanfaatan anggaran dan


//a

dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan


ps:

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2022 tentang


Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik
htt

Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2022.

jdih.kemkes.go.id
htt
ps:
//a
ina
mu
lya
na
.bl
og
spo
t.c
o
2. Peraturan

m/
20
diundangkan.

22
/07
Menteri
-6-

/pe
rm
ini

en
ke
s-no
mulai

mo
r-1
9-t
a
berlaku

hu
n-2
02
pada

2-t
en
tan

jdih.kemkes.go.id
tanggal

g.h
tm
l
-7-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

l
tm
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan

g.h
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

tan
en
Ditetapkan di Jakarta

2-t
pada tanggal 26 Juli 2022

02
n-2
MENTERI KESEHATAN

hu
REPUBLIK INDONESIA,

a
9-t
ttd.

r-1
mo BUDI G. SADIKIN
s-no
Diundangkan di Jakarta
ke

pada tanggal 28 Juli 2022


en
rm

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


/pe

REPUBLIK INDONESIA,
/07
22

ttd.
20
m/

YASONNA H. LAOLY
o
t.c
spo

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2022 NOMOR 701


og
.bl
na
lya
mu
ina
//a
ps:
htt

jdih.kemkes.go.id
-8-

LAMPIRAN

l
tm
PERATURAN MENTERI KESEHATAN

g.h
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 2022

tan
TENTANG PERUBAHAN ATAS

en
PERATURAN MENTERI KESEHATAN

2-t
NOMOR 2 TAHUN 2022 TENTANG

02
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA

n-2
ALOKASI KHUSUS NONFISIK BIDANG

hu
KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2022

a
9-t
BAB II

r-1
TATA CARA PENGGUNAAN DAK NONFISIK BIDANG KESEHATAN
TAHUN ANGGARAN 2022
mo
no
s-

C. BOK Puskesmas
ke

1. Tujuan
en

a. Umum
rm

Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan


/pe

masyarakat (promotif dan preventif) di wilayah kerja puskesmas.


/07

b. Khusus
22

1) Menyelenggarakan pelayanan promotif dan preventif di


20

wilayah kerja puskesmas;


m/

2) Menyelenggarakan fungsi manajemen puskesmas; dan


o

3) Meningkatkan capaian output/target program UKM.


t.c

2. Sasaran
spo

Puskesmas.
og

3. Penggunaan
.bl

Dana BOK yang telah dialokasikan di setiap puskesmas dapat


na

digunakan untuk operasional pelaksanaan kegiatan promotif dan


lya

preventif UKM oleh puskesmas dan jaringannya. Penggunaan BOK di


mu

puskesmas tersebut meliputi:


ina

a. upaya penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi;


//a

b. upaya perbaikan gizi masyarakat;


ps:

c. upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS);


d. upaya deteksi dini, preventif, dan respon penyakit;
htt

e. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Desa/Kelurahan

jdih.kemkes.go.id
-9-

prioritas;

l
tm
f. dukungan operasional UKM Tim Nusantara Sehat;

g.h
g. penyediaan tenaga dengan perjanjian kerja;
h. akselerasi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga;

tan
i. fungsi manajemen puskesmas (P1, P2, P3);

en
j. upaya kesehatan lanjut usia;

2-t
k. upaya pencegahan pengendalian COVID-19; dan

02
l. insentif UKM.

n-2
hu
4. Jenis Pembiayaan

a
Dana BOK Puskesmas dimanfaatkan untuk pembiayaan

9-t
berbagai kegiatan prioritas yang telah ditetapkan oleh puskesmas.

r-1
Jenis pembiayaan tersebut meliputi:
a. belanja transportasi lokal
mo
petugas kesehatan, kader,
no
pendampingan mahasiswa serta lintas sektor;
s-

b. belanja perjalanan dinas dalam wilayah kerja puskesmas


ke

bagi pegawai puskesmas ASN dan non ASN;


en

c. belanja pembelian bahan kegiatan pemicuan STBM;


rm

d. belanja langganan aplikasi pertemuan daring;


/pe

e. belanja pencetakan dan penggandaan untuk mendukung


/07

pelaksanaan kegiatan;
22

f. belanja kegiatan pertemuan/ rapat di dalam atau di luar


20

puskesmas di wilayah kerja puskesmas sesuai ketentuan


m/

peraturan perundang- undangan mengenai keuangan daerah;


o

g. belanja honor tenaga dengan perjanjian kerja termasuk iuran


t.c

BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan;


spo

h. belanja honor, transport dan/atau akomodasi narasumber


og

diperuntukan bagi narasumber diluar satker penyelenggara


.bl

kegiatan;
na

i. belanja jasa/transportasi pengiriman sampel/specimen;


lya

j. belanja jasa pemeriksaan sampel/specimen di laboratorium di


mu

luar puskesmas;
ina

k. belanja sewa paket langganan internet di puskesmas (dengan


//a

maksimal belanja senilai Rp.2.000.000 per bulan/per


ps:

puskesmas);
htt

jdih.kemkes.go.id
- 10 -

l. belanja alat pelindung diri (APD) untuk kegiatan surveilans;

l
tm
dan

g.h
m. belanja insentif petugas pelaksana UKM.

tan
Dana BOK Puskesmas tidak boleh dimanfaatkan untuk

en
pembiayaan promosi kesehatan di media cetak (koran, majalah,

2-t
dan lain-lain) dan elektronik.

02
n-2
5. Menu Kegiatan BOK Puskesmas

hu
a. Upaya Penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi

a
1) Surveilans Kesehatan Ibu dan Bayi

9-t
a) Orientasi kader dalam pelacakan kematian wanita

r-1
usia subur
b)
mo
Pelaksanaan otopsi verbal kematian maternal neonatal
no
(transportasi)
s-

c) Pendataan dan pemetaan sasaran ibu hamil, bersalin,


ke

nifas dan bayi


en

d) Pelacakan kasus hipotiroid kongenital


rm

e) Orientasi e-kohort
/pe

f) Rapat koordinasi validasi dan Evaluasi data


/07

pemantauan wilayah setempat Kesehatan ibu dan anak


22

(PWS KIA)
20

2) Gerakan Perempuan Pekerja Sehat Produktif (GP2SP)


m/

Fasilitasi dan Pembinaan kegiatan GP2SP.


o

3) Peningkatan Mutu Layanan Ibu dan Bayi Baru


t.c

Lahir di Puskesmas dan Rumah Sakit


spo

a) Penyeliaan fasilitatif puskesmas pembantu dan bidan


og

desa
.bl

b) Pelaksanaan penyeliaan fasilitatif KIA bagi puskesmas


na

dan praktik mandiri bidan (PMB)


lya

c) Transportasi dan/atau pengiriman sampel Skrining


mu

Hipotiroid Kongenital (SHK) dari Fasilitas Kesehatan


ina

Tingkat Pertama (FKTP) ke jasa


//a

pengiriman/laboratorium rujukan SHK sesuai


ps:

ketentuan peraturan perundang- undangan mengenai


keuangan daerah.
htt

jdih.kemkes.go.id
- 11 -

4) Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui UKBM

l
tm
dalam upaya penurunan AKI-AKB terintegrasi dengan upaya

g.h
perbaikan gizi masyarakat.
Pembinaan Posyandu, Posyandu remaja, posyandu lansia,

tan
poskestren, pos upaya kesehatan kerja (UKK), dan UKBM

en
lainnya.

2-t
5) Pemeriksaan Kesehatan, Pemberian Tablet Tambah Darah,

02
Edukasi Gizi Seimbang, dan Pendidikan Kesehatan

n-2
Reproduksi Pada Anak Usia Sekolah dan Remaja

hu
a) Pembinaan Penerapan Protokol Kesehatan di satuan

a
Pendidikan

9-t
b) Penguatan UKS/M dan TP UKS/M

r-1
c) Koordinasi Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
d)
mo
Pengembangan dan Pelaksanaan Posyandu Remaja
no
e) Pendidikan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
s-

f) Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Anak usia


ke

sekolah dan Remaja


en

g) Pendampingan dan Evaluasi Pelaksanaan Pemberian


rm

TTD Pada Remaja Putri


/pe

h) Pembinaan Kader Kesehatan Remaja


/07

6) Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin,


22

Pasangan Usia Subur (PUS)


20

a) Pertemuaan koordinasi dengan kantor urusan agama


m/

(KUA)/Lembaga Agama di Puskemas


o

b) Pemberian materi kesehatan pada bimbingan


t.c

perkawinan atau konseling pranikah di KUA atau


spo

lembaga agama
og

c) Penyuluhan dan pelayanan KB di Posyandu/Posbindu


.bl

PTM
na

d) Penguatan jejaring perlindungan korban Kekerasan


lya

terhadap Perempuan dan Anak (KtP/A)


mu

e) Edukasi pencegahan KtP/A, pencegahan praktik P2GP,


ina

pencegahan infertilitas, dan pentingnya pelayanan


//a

kesehatan reproduksi bagi penyandang disabilitas


ps:
htt

jdih.kemkes.go.id
- 12 -

7) Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

l
tm
Komplikasi Terintegrasi Desa Siaga

g.h
a) Orientasi P4K bagi bidan, kepala desa/kelurahan,
kader, tokoh masyarakat desa, dll

tan
b) Pertemuan Koordinasi penguatan P4K Pembentukan

en
forum peduli KIA dalam mendukung P4K

2-t
c) Transportasi calon pendonor darah untuk mendukung

02
P4K dari dan/ke UTD

n-2
8) Pelaksanaan Kelas Ibu (Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Balita)

hu
Penyelenggaraan kelas ibu secara online/offline

a
9) Pendampingan ibu hamil, ibu nifas, dan bayi (termasuk

9-t
pemantauan factor risiko/ komplikasi), oleh

r-1
kader/mahasiswa/ fasilitator/tenaga lainnya
a)
mo
Kunjungan rumah bagi ibu hamil, ibu nifas, neonatus
no
dan bayi oleh kader/mahasiswa/fasilitator/tenaga
s-

lainnya
ke

b) Kunjungan lapangan untuk pembinaan maupun monev


en

(termasuk Pelayanan Kunjungan Antenatal dan


rm

Kunjungan Neonatal Lengkap)


/pe

b. Upaya Perbaikan gizi masyarakat


/07

1) Surveilans Gizi
22

a) Pendampingan pemantauan pertumbuhan di posyandu


20

b) Pertemuan analisis pemantauan pertumbuhan


m/

c) Pertemuan advokasi lintas program/lintas sektor terkait


o

kegiatan pemantauan pertumbuhan


t.c

d) Peningkatan cakupan pelayanan melalui kunjungan


spo

rumah dalam rangka konfirmasi balita risiko gangguan


og

pertumbuhan maupun status gizi (termasuk balita yang


.bl

tidak datang timbang)


na

e) Pelacakan dan pendampingan intervensi gizi pada bumil


lya

KEK, balita yang memiliki gangguan


mu

pertumbuhan/bermasalah status gizinya


ina

f) Edukasi/penyuluhan kepada masyarakat pentingnya


//a

pemantauan pertumbuhan dan peningkatan ketahanan


ps:

gizi
g) Kunjungan ke shelter penampungan pada daerah
htt

bencana dalam rangka penilaian cepat status gizi

jdih.kemkes.go.id
- 13 -

h) Pendataan dan pemutakhiran sasaran program

l
tm
kesehatan terintegrasi dalam upaya perbaikan gizi

g.h
masyarakat
2) Konvergensi lintas program/lintas sektor dalam upaya

tan
percepatan perbaikan gizi masyarakat, berupa

en
pemberdayaan masyarakat, kader, tokoh masyarakat,

2-t
tokoh agama dalam upaya percepatan perbaikan gizi

02
masyarakat di tingkat kecamatan

n-2
3) Pemantauan Tumbuh Kembang Balita meliputi:

hu
a) Penimbangan, dan/atau pemantauan tumbuh

a
kembang balita;

9-t
b) Pendampingan pemantauan tumbuh kembang balita;

r-1
c) Pelaksanaan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini

mo
tumbuh kembang balita (SDIDTK) di posyandu, PAUD,
no
dan/atau TK; dan
s-

d) Pelaksanaan bulan penimbangan.


ke

4) Pemeriksaan dan Pengawasan Kualitas Air dan Sanitasi


en

Dasar
rm

a) Inspeksi kesehatan lingkungan untuk sarana air


/pe

minum dan sarana sanitasi dasar;


/07

b) Pengambilan data sanitasi dan air tingkat rumah


22

tangga;
20

c) Orientasi STBM, PKAM bagi natural leader dan


m/

pemangku kepentingan lainnya;


o

d) Pengambilan sampel dalam rangka surveilans kualitas


t.c

air minum;
spo

e) Pemeriksaan kualitas air minum (pengambilan sampel


og

dan pengujian sampel); dan


.bl

f) Pengawasan eksternal penyelenggaraan air minum


na

aman.
lya

c. Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)


mu

1) Penggerakkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.


ina

Kegiatan penggerakkan tokoh masyarakat, tokoh


//a

agama, kader, fasilitator desa, kelompok masyarakat


ps:

lainnya untuk melakukan kegiatan GERMAS.


htt

jdih.kemkes.go.id
- 14 -

2) Pelaksanaan GERMAS, Aktifitas Fisik, Pemeriksaan

l
tm
Kesehatan Berkala, dan Edukasi Gizi Seimbang di

g.h
tingkat Kecamatan/ wilayah puskesmas
a) Pemeriksaan kesehatan berkala (pemeriksaan

tan
kebugaran jasmani, pengukuran tinggi badan dan

en
berat badan, pengukuran obesitas);

2-t
b) Aktifikas fisik (senam rutin, senam hamil, senam

02
lansia, senam kelompok komorbid, dll);

n-2
c) Edukasi gizi seimbang di semua tatanan

hu
(sekolah/UKS, tempat ibadah, kantor

a
pemerintahan/non pemerintahan, melibatkan

9-t
organisasi profesi, ormas, forum pemuda, serta

r-1
melalui UKBM (Posbindu, Posyandu Lansia,

mo
Posyandu Remaja, Dasa Wisma, Karang Taruna,
no
Pos UKK, dll)
s-

3) Kampanye lokal dalam mendukung pelaksanaan


ke

GERMAS. Penyebarluasan informasi melalui media


en

spesifik lokal/tradisional
rm

4) Upaya Kesehatan Olahraga


/pe

a) Pembinaan kesehatan olahraga pada kelompok


/07

masyarakat (Kelompok olahraga, ASN tingkat


22

kecamatan, anak sekolah, dan Jemaah Haji)


20

b) Pengukuran kebugaran jasmani pada kelompok


m/

masyarakat (calon Jemaah haji, kelompok


o

olahraga masyarakat dan kelompok pekerja)


t.c

d. Upaya deteksi dini, preventif, dan respons penyakit


spo

1) Surveilans dan Respon Kejadian Luar Biasa (KLB)


og

a) Surveilans Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI)


.bl

pelaksanaan imunisasi.
na

b) Validasi sasaran, hasil cakupan imunisasi dan


lya

Rapid Convinience Assessment (RCA).


mu

c) Verifikasi rumor dugaan KLB.


ina

d) Verifikasi Sinyal dan Respon cepat Sistem


//a

Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR).


ps:

e) Pengiriman spesimen penyakit berpotensi KLB ke


laboratorium kesehatan daerah atau laboratorium
htt

rujukan pemerintah di kabupaten/kota.

jdih.kemkes.go.id
- 15 -

f) Pelacakan kasus kronis atau kasus ikutan atau

l
tm
hasil reaksi minum obat pada Pemberian Obat

g.h
Pencegah Masal (POPM).
g) Penyelidikan Epidemiologi (PE) penyakit potensi

tan
KLB dan penanggulangan KLB.

en
h) Analisa hasil Penyelidikan Epidemiologi (PE) dan

2-t
diseminasi informasi di wilayah kerja puskesmas.

02
i) Pelacakan kontak kasus KLB.

n-2
j) Pelaksanaan surveilans migrasi malaria.

hu
k) Surveilans Penyakit Tidak Menular (PTM) dan

a
penyakit berpotensi KLB termasuk Penyakit Infeksi

9-t
Emerging (PIE) di masyarakat.

r-1
l) Surveilans penyakit pada situasi khusus dan
bencana.
mo
no
m) Survei anak sekolah dalam rangka pencegahan dan
s-

pengendalian penyakit.
ke

n) Surveilans binatang pembawa penyakit serta


en

pengiriman spesimen untuk konfirmasi.


rm

o) Belanja Alat Pelindung Diri (APD) untuk surveilans


/pe

dalam rangka Pencegahan dan Pengendalian


/07

Penyakit terutama untuk penyelidikan epidemiologi


22

dan pelacakan kontak.


20

p) Validasi sasaran, hasil cakupan Gangguan Mental


m/

Emosional (GME), Depresi, Orang dengan Ganguan


o

Jiwa (ODGJ) Berat, Penyalahgunaan Napza dan


t.c

Bunuh Diri
spo

2) Deteksi Dini dan Penemuan Kasus


og

a) Deteksi dini kasus HIV/AIDS, TBC, Hepatitis,


.bl

Malaria dan penyakit menular lainnya pada ibu


na

hamil dan kelompok berisiko.


lya

b) Deteksi dini faktor risiko PTM di posbindu PTM dan


mu

Posyandu lansia.
ina

c) Penemuan kasus PD3I, kasus kontak TB dan


//a

kasus mangkir, kasus kontak kusta, orang dengan


ps:

gangguan jiwa, HIV/AIDS, ISPA, Hepatitis, Infeksi


Saluran Pencernaan, Frambusia, Malaria, DBD,
htt

Filariasis, Schistosomiasis, Zoonosis, Diabetes

jdih.kemkes.go.id
- 16 -

Melitus, Kanker, Gangguan Fungsi Indera, dan

l
tm
Penyakit Infeksi Emerging.

g.h
d) Kunjungan ulang kasus Acute Flaccyd Paralysis
(AFP).

tan
e) Konseling dan deteksi dini masalah kesehatan jiwa

en
dan napza.

2-t
3) Pencegahan Penyakit dan Pengendalian Faktor Risiko

02
a) Pelaksanaan pelayanan imunisasi baik imunisasi

n-2
rutin, pengenalan antigen baru, imunisasi

hu
tambahan, maupun kegiatan defaulter tracking.

a
b) Sosialisasi pelaksanaan imunisasi rutin kepada

9-t
orangtua dan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)

r-1
kepada guru dan wali murid.
c)
mo
Pemberian Obat Pencegah Massal (POPM) filariasis
no
dan kecacingan.
s-

d) Advokasi/sosialisasi/lokakarya/rapat koordinasi
ke

Lintas Sektor Lintas Program terkait pencegahan


en

dan pengendalian penyakit.


rm

e) Pendataan sasaran POPM filariasis dan


/pe

kecacingan.
/07

f) Pengambilan obat POPM filariasis dan kecacingan


22

ke Dinas Kesehatan Daerah kabupaten/kota.


20

g) Sweeping untuk meningkatkan cakupan POPM


m/

filariasis dan kecacingan, imunisasi dan penyakit


o

menular lainnya.
t.c

h) Pengendalian vektor nyamuk (Pemberantasan


spo

Sarang Nyamuk, larvasidasi, fogging, dan


og

modifikasi lingkungan).
.bl

i) Pemantauan jentik vektor demam berdarah secara


na

berkala.
lya

j) Survei habitat jentik dan nyamuk penular malaria.


mu

k) Distribusi kelambu ke kelompok sasaran di desa.


ina

l) Monitoring penggunaan kelambu malaria.


//a

m) Pengawasan standar baku mutu pengendalian


ps:

vektor dan binatang pembawa penyakit.


n) Evaluasi pengendalian vektor dan binatang
htt

pembawa penyakit.

jdih.kemkes.go.id
- 17 -

o) Penerapan kawasan tanpa rokok (KTR) untuk desa

l
tm
tanpa asap rokok

g.h
p) Pelatihan kader kesehatan masyarakat dalam
Upaya Berhenti Merokok (UBM) di puskesmas.

tan
q) Monitoring, bimbingan teknis pelaksanaan

en
kegiatan pos pembinaan terpadu (posbindu)

2-t
penyakit tidak menular oleh petugas puskesmas.

02
r) Pengendalian faktor risiko lainnya yang dapat

n-2
menimbulkan penyakit pada situasi KLB, situasi

hu
khusus dan bencana.

a
4) Pengendalian Penyakit

9-t
a) Pelaksanaan dukungan kesehatan jiwa dan

r-1
psikososial pada bencana
b) Pendampingan
mo
penderita penyakit menular
no
menahun dan penyakit tidak menular
s-

c) Validasi data laporan hasil POPM filariasis dan


ke

kecacingan serta manajemen kasus filariasis.


en

d) Kunjungan rumah untuk tatalaksana/manajemen


rm

kasus filariasis.
/pe

e) Follow up tatalaksana HIV/AIDS, TBC, Pneumonia,


/07

Hepatitis, Infeksi Saluran Pencernaan, Frambusia,


22

Malaria, DBD, Filariasis, Schistosomiasis,


20

Zoonosis, gangguan jiwa dan pencegahan cacat


m/

kasus kusta.
o

f) Pendampingan rujukan kasus gangguan jiwa dan


t.c

napza.
spo

5) Pemberdayaan Masyarakat
og

a) Pembentukan dan pengaktifan, serta pembinaan


.bl

kader kesehatan program P2P serta masalah


na

kesehatan jiwa dan Napza.


lya

b) Orientasi/pembekalan/peningkatan kapasitas
mu

SDM bagi kader kesehatan untuk peningkatan


ina

P2P.
//a

c) Pertemuan berkala kader kesehatan untuk P2P.


ps:

d) Monitoring dan bimbingan teknis kader kesehatan


oleh petugas puskesmas.
htt

jdih.kemkes.go.id
- 18 -

e) Koordinasi terpadu lintas program/lintas sektor

l
tm
tentang pencegahan dan pengendalian penyakit

g.h
tingkat puskesmas.
e. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Desa/ Kelurahan

tan
Prioritas.

en
Pelaksanaan STBM desa/kelurahan prioritas

2-t
dialokasikan sebesar Rp. 7.500.000 per desa/kelurahan,

02
dengan rincian kegiatan sebagai berikut:

n-2
1) Pemicuan 5 pilar STBM;

hu
2) Identifikasi masalah dan analisis situasi perilaku

a
kesehatan;

9-t
3) Monitoring paska pemicuan, pembuatan dan update

r-1
peta sanitasi serta buku kader;
4) Kampanye 5 pilar STBM;
mo
no
5) Kampanye hygiene sanitasi sekolah;
s-

6) Surveilans kualitas air minum; dan


ke

7) Verifikasi desa/kelurahan stop buang air besar


en

sembarangan (SBS).
rm

f. Dukungan operasional UKM Tim Nusantara Sehat (NS)


/pe

Penyediaan operasional UKM yang dilaksanakan oleh


/07

Nusantara Sehat berbasis tim, yang ditempatkan di


22

puskesmas. Kegiatan yang dilaksanakan tetap terintegrasi


20

dengan kegiatan puskesmas dimana tim tersebut berada


m/

dan dapat melibatkan NS Individu apabila di puskesmas


o

tersebut juga terdapat NS Individu. Penyelenggaraan


t.c

kegiatan oleh NS Tim dan NS Individu yang ada di


spo

puskesmas yang sama untuk melakukan inovasi sesuai


og

proposal/ proyek perubahan yang disusun sepanjang sesuai


.bl

dengan program yang ada di puskesmas.


na

Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota


lya

menetapkan alokasi anggaran dukungan operasional UKM


mu

Tim Nusantara Sehat dengan berpedoman petunjuk teknis


ina

penggunaan DAK Nonfisik.


//a

g. Penyediaan Tenaga dengan Perjanjian


ps:

Penyediaan tenaga promosi kesehatan dan ilmu


perilaku, tenaga sanitasi lingkungan, nutrisionis, tenaga
htt

epidemiologi, ahli teknologi labotorium medik, apoteker, dan

jdih.kemkes.go.id
- 19 -

tenaga administrasi keuangan di puskesmas, maksimal 4

l
tm
orang tenaga per Puskesmas dengan sistem perjanjian kerja.

g.h
Penetapan maksimal 4 orang tenaga tersebut berdasarkan
prioritas kebutuhan tenaga dengan kualifikasi persyaratan

tan
yang telah ditentukan.

en
Proses penerimaan dan seleksi tenaga dilaksanakan

2-t
oleh Dinas Kesehatan Daerah kabupaten/kota sesuai

02
dengan pembahasan melalui aplikasi Rencana Kebutuhan

n-2
(Renbut) dan SI SDMK, jika tenaga-tenaga tersebut sudah

hu
lengkap dapat dilakukan juga perekrutan/ pengusulan

a
berdasarkan analisis beban kerja, sedangkan ikatan

9-t
perjanjian kerja ditandatangani oleh kepala Puskesmas dan

r-1
tenaga yang bersangkutan, serta evaluasinya menggunakan
aplikasi SI SDMK.
mo
no
Persyaratan kualifikasi tenaga tersebut meliputi:
s-

a) Tenaga Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku


ke

Pendidikan minimal D3 Promosi Kesehatan/D3


en

Kesehatan Masyarakat diutamakan jurusan/peminatan


rm

Promosi Kesehatan/Ilmu Perilaku serta diutamakan


/pe

memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun di


/07

bidangnya.
22

b) Tenaga Sanitasi Lingkungan


20

Pendidikan minimal D3 Kesehatan Lingkungan/D3


m/

Kesehatan Masyarakat diutamakan jurusan/peminatan


o

kesehatan lingkungan serta diutamakan memiliki


t.c

pengalaman kerja minimal 1 tahun di bidangnya.


spo

c) Tenaga Nutrisionis
og

Pendidikan minimal D3 Gizi/D3 Bidang Kesehatan


.bl

Masyarakat, diutamakan jurusan/peminatan gizi serta


na

diutamakan memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun


lya

di bidangnya
mu

d) Tenaga Epidemiologi
ina

Pendidikan minimal S1 Kesehatan Masyarakat


//a

diutamakan
ps:

jurusan/peminatan epidemiologi serta diutamakan


memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun di
htt

bidangnya.

jdih.kemkes.go.id
- 20 -

e) Ahli teknologi labotorium medik

l
tm
Berpendidikan minimal D3 analis kesehatan

g.h
(laboratorium) serta diutamakan yang memiliki
pengalaman kerja minimal 1 tahun di bidangnya

tan
f) Apoteker

en
Berpendidikan profesi apoteker, dan memiliki surat

2-t
tanda registrasi apoteker (STRA) aktif, serta diutamakan

02
berdomisili di kabupaten/kota setempat.

n-2
g) Tenaga administrasi Keuangan

hu
Pendidikan minimal D3 Ekonomi/Akuntansi serta

a
diutamakan memiliki pengalaman kerja minimal 1 tahun

9-t
di bidangnya.

r-1
Ketentuan perihal perjanjian kerja mengacu pada
ketentuan peraturan
mo
perundang-undangan, serta
no
ketentuan yang diatur meliputi:
s-

1) Usia pada saat penandatanganan kontrak pertama


ke

maksimal 36 tahun;
en

2) Diberikan honor sesuai UMR atau ketentuan lain


rm

yang berlaku di daerah, termasuk BPJS Kesehatan


/pe

dan BPJS Ketenagakerjaan.


/07

3) Kepala Puskesmas menetapkan target kinerja


22

bulanan secara tertulis (output-based performance);


20

4) Diberikan pendapatan lainnya yang sah/sesuai


m/

ketentuan peraturan perundangan.


o

5) Lama perjanjian kerja sesuai tahun anggaran yang


t.c

berlaku pembiayaan bersumber dari dana BOK


spo

Puskesmas.
og

h. Akselerasi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan


.bl

Keluarga (PIS-PK)
na

a) Pelaksanaan kunjungan keluarga dan intervensi awal


lya

dalam rangka deteksi dini dan pengelolaan masalah


mu

kesehatan terintegrasi melalui pendekatan keluarga.


ina

b) Pelaksanaan intervensi lanjut termasuk pelayanan


//a

keperawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) dalam


ps:

rangka intervensi hasil PIS-PK.


htt

jdih.kemkes.go.id
- 21 -

i. Fungsi Manajemen Puskesmas (P1, P2, P3) Lokakarya

l
tm
mini dalam rangka penguatan perencanaan (P1),

g.h
penggerakan pelaksanaan (P2), pengawasan pengendalian
dan penilaian (P3) kinerja Puskesmas serta kegiatan

tan
koordinasi lintas sektor lainnya.

en
1) Kegiatan lokakarya mini diadakan oleh setiap

2-t
Puskesmas sebanyak 12 kali untuk lokakarya mini

02
bulanan dan 4 kali untuk lokakarya mini tribulanan

n-2
dalam kurun waktu satu tahun.

hu
2) Metode pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan secara

a
kombinasi luring dan daring.

9-t
3) Komponen pembiayaan untuk konsumsi dan

r-1
transportasi bagi peserta yang berasal dari luar
Puskesmas.
mo
no
4) Langganan internet per Puskesmas
s-

5) Langganan internet satu kali per tahun per Puskesmas


ke

dapat digunakan untuk seluruh menu kegiatan sesuai


en

petunjuk teknis yang dilakukan secara terintegrasi.


rm

j. Upaya Kesehatan Lanjut Usia


/pe

Pelatihan pendamping lansia (caregiver) informal dalam


/07

pelaksanaan perawatan jangka panjang bagi lansia oleh


22

Puskesmas.
20

k. Insentif UKM
m/

1) Insentif UKM merupakan pemberian imbalan di luar


o

gaji, bersifat material pada petugas puskesmas sebagai


t.c

kompensasi atas kesediaanya untuk melakukan


spo

kegiatan UKM.
og

2) Insentif UKM diberikan kepada semua petugas


.bl

puskesmas yang melaksanakan kegiatan program UKM


na

untuk meningkatkan kinerja program UKM di


lya

puskesmas. Insentif UKM diberikan setiap bulan,


mu

setelah puskesmas melaporkan kinerja dan penyerapan


ina

dana BOK bulan yang bersangkutan.


//a

3) Prinsip pemberian insentif UKM berbasis kinerja


ps:

puskesmas dan berkeadilan.


Kinerja puskesmas yang dimaksud adalah semakin
htt

tinggi kinerja puskesmas dan kinerja petugas

jdih.kemkes.go.id
- 22 -

puskesmas, maka semakin besar insentif yang

l
tm
diberikan. Ukuran kinerja berdasarkan:

g.h
a) besar penyerapan dana BOK bulan bersangkutan;
b) kinerja SPM yang dihitung dari indikator 12

tan
pelayanan dalam SPM kesehatan; dan

en
c) kinerja masing-masing petugas puskesmas

2-t
melaksanakan program UKM.

02
n-2
Berkeadilan dinilai dari tingkat kesulitan wilayah

hu
kerja puskesmas yang sesuai dengan Peraturan Menteri

a
Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019.

9-t
Selain itu, dinilai juga beban kerja puskemas yang

r-1
berdasarkan jumlah penduduk di wilayah kerja

mo
puskesmas dan berdasarkan bobot masing-masing
no
petugas puskesmas. Indikator bobot tersebut diukur
s-

dengan:
ke

a) tingkat pendidikan;
en

b) jabatan utama/tanggung jawab utama; dan


rm

c) jabatan tambahan/tanggung jawab tambahan.


/pe

4) Pemberian insentif UKM untuk puskesmas dengan


/07

besaran paling banyak 7,5% (tujuh koma lima persen)


22

dari total pagu UKM primer dialokasikan untuk:


20

a) petugas yang melakukan kegiatan UKM di


m/

lapangan sebesar 85% (delapan puluh lima persen);


o

dan
t.c

b) petugas yang melakukan kegiatan manajemen


spo

UKM sebesar 15% (lima belas persen).


og

5) Besaran insentif UKM yang diajukan oleh puskesmas


.bl

setiap bulan didasarkan pada:


na

a) kinerja puskesmas dalam penyerapan anggaran


lya

BOK Puskesmas;
mu

b) kinerja puskesmas dalam pencapaian target 12


ina

indikator kinerja standar pelayanan minimal;


//a

c) tingkat kesulitan wilayah kerja puskesmas


ps:

berdasarkan kriteria penilaian fasilitas pelayanan


kesehatan kawasan sangat terpencil, terpencil,
htt

jdih.kemkes.go.id
- 23 -

desa dan kota, sesuai dengan ketentuan peraturan

l
tm
perundang-undangan; dan

g.h
d) tingkat beban kerja puskesmas sesuai dengan
jumlah penduduk di wilayah puskesmas yang

tan
ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat;

en
6) Pengajuan insentif UKM oleh puskesmas dilakukan

2-t
dengan menggunakan sistem informasi yang telah

02
dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan.

n-2
7) Hasil penghitungan insentif UKM yang dilakukan

hu
puskesmas diverifikasi oleh Dinas Kesehatan

a
kabupaten/kota.

9-t
8) Sasaran penerima insentif UKM adalah semua petugas

r-1
puskesmas yang melaksanakan UKM, baik berstatus
ASN maupun bukan
moASN yang sudah ada
no
pengangkatan/ penetapannya oleh Pejabat Pembina
s-

Kepegawaian atau Pejabat Pembuat Komitmen.


ke

9) Penentuan besar insentif UKM untuk masing-masing


en

petugas puskesmas ditetapkan berdasarkan:


rm

a) petugas yang melakukan kegiatan manajemen


/pe

UKM mengacu pada rincian kegiatan dalam menu


/07

kegiatan BOK Puskesmas.


22

Kegiatan manajemen UKM antara lain:


20

1) menyusun perencanaan kegiatan bulanan;


m/

2) mengikuti lokakarya mini (lokmin);


o

3) mengikuti rapat koordinasi lintas sektor dalam


t.c

rangka penyelenggaraan UKM;


spo

4) menyusun laporan bulanan UKM;


og

5) menyusun laporan keuangan BOK; dan


.bl

6) persiapan logistik lapangan.


na

Pelaksanaan kegiatan manajemen UKM di


lya

puskesmas dalam satu bulan dihitung


mu

berdasarkan jumlah orang hari (OH).


ina

b) petugas yang melakukan kegiatan UKM di


//a

lapangan mengacu pada rincian kegiatan dalam


ps:

menu kegiatan BOK Puskesmas.


Kegiatan petugas puskesmas dalam pelaksanaan
htt

UKM di lapangan merupakan kegiatan UKM yang

jdih.kemkes.go.id
- 24 -

dilakukan di luar gedung baik langsung maupun

l
tm
tidak langsung dirasakan oleh masyarakat, terdiri

g.h
atas:
1) pelayanan kesehatan ibu dan anak di

tan
Posyandu;

en
2) fogging DBD;

2-t
3) membagi kelambu malaria;

02
4) spraying malaria;

n-2
5) survei dahak suspek TB;

hu
6) kunjungan ANC di posyandu atau kunjungan

a
rumah;

9-t
7) kunjungan neonatal;

r-1
8) kunjungan rumah untuk survei PIS-PK;
9)
mo
sweeping balita dan ibu hamil;
no
10) survei kesehatan tempat-tempat umum;
s-

11) upaya kesehatan sekolah; dan


ke

12) pelayanan kesehatan peduli remaja.


en

Pelaksanaan kegiatan UKM di lapangan dalam satu


rm

bulan dihitung berdasarkan jumlah orang


/pe

frekuensi.
/07

c) tingkat pendidikan petugas puskesmas


22

d) jabatan utama/tanggung jawab utama petugas


20

puskesmas adalah jabatan yang diemban oleh


m/

petugas di puskesmas sesuai surat keputusan


o

pengangkatan penugasan.
t.c

Misalnya: Kepala Puskesmas, Kepala Tata Usaha,


spo

Bendahara BOK, Bendahara JKN, PJ Poliklinik, PJ


og

Program, dan lainnya.


.bl

e) jabatan tambahan/tanggung jawab tambahan


na

petugas puskesmas sesuai surat keputusan


lya

penugasan.
mu

Misalnya: Koordinator Pelayanan MTBS,


ina

Bendahara Barang, Penanggung Jawab Data SDM


//a

Puskesmas, Penanggung Jawab Pelaporan


ps:

Bulanan, Penanggung Jawab Wilayah dan lainnya.


htt

jdih.kemkes.go.id
- 25 -

10) Perhitungan insentif bagi petugas puskesmas dalam

l
tm
pelaksanaan UKM

g.h
(1) Puskesmas
a) Cara penghitungan besaran insentif UKM

tan
Perhitungan besaran insentif UKM dilakukan

en
oleh petugas puskesmas dalam dua (2) tahap

2-t
yaitu:

02
(1) menghitung besaran insentif UKM untuk

n-2
puskesmas secara keseluruhan;

hu
(2) menghitung besaran insentif UKM untuk

a
masing-masing petugas puskesmas.

9-t
r-1
Tahap pertama:

mo
cara menghitung besaran insentif UKM untuk
no
puskesmas dengan formulasi:
s-

(a)+ (b) + (c) + (d)


ke

Keterangan :
en

(a) Insentif dasar puskesmas yaitu


rm

perkaliandari 7,5%* dengan penyerapan


/pe

dana BOK pada bulan sebelumnya (B-1)


/07

(b) [indeks kinerja SPM x (a)]


22

(c) [indeks kesulitan wilayah x (a)]


20

(d) [indeks beban kerja x (a)]


m/

Catatan:
o

* nilai “7,5%” merupakan nilai konstanta yang


t.c

sudah ditetapkan atas dasar survey di


spo

sejumlah puskesmas.
og
.bl

Tahap kedua:
na

Cara menghitung besaran insentif UKM untuk


lya

masing-masing petugas puskesmas.


mu
ina

Hasil perhitungan besaran insentif UKM


//a

puskesmas akan dibagikan kepada masing-


ps:

masing petugas puskesmas yang


melaksanakan UKM baik kegiatan manajemen
htt

(dalam gedung) maupun kegiatan lapangan

jdih.kemkes.go.id
- 26 -

(luar gedung) yang merujuk subkegiatan

l
tm
dalam menu kegiatan BOK puskesmas.

g.h
Pembagian besarannya adalah sebagai
berikut:

tan
(1) sebesar 15% dipergunakan untuk insentif

en
kegiatan manajemen UKM (dalam

2-t
gedung) seperti mini lokakarya evaluasi

02
kegiatan UKM bulan pelaksanaan;

n-2
menyusun rencana dan anggaran BOK

hu
yang diusulkan untuk bulan berikutnya;

a
menyusun laporan penggunaan dana

9-t
BOK; mempersiapkan logistik untuk

r-1
turun ke posyandu; pertemuan dalam
rangka
mo
perencanaan kegiatan UKM;
no
pertemuan kordinasi lintas sektor.
s-

Pembagian nilai rupiah yang 15%


ke

perhitungannya didasarkan pada jumlah


en

hari melakukan kegiatan manajemen


rm

puskesmas (disebut OH = orang hari).


/pe

(2) sebesar 85% dipergunakan untuk insentif


/07

kegiatan di lapangan seperti kunjungan


22

ke posyandu; pengamatan tempat-tempat


20

umum (TTU); survey malaria dan


m/

tuberkulosis dilapangan; membagi


o

kelambu untuk pencegahan malaria;


t.c

fogging DBD.
spo

Pembagian nilai rupiah yang 85%


og

perhitungannya didasarkan pada


.bl

“frekuensi” ke lapangan untuk kegiatan


na

UKM (disebut frekuensi).


lya

(3) jumlah OH dan frekuensi ke lapangan


mu

tersebut disesuaikan (adjusted) dengan


ina

indeks bobot masing-masing petugas.


//a

Bobot tersebut dihitung dengan


ps:

menggunakan 3 indikator yaitu:


a. tingkat pendidikan
htt

jdih.kemkes.go.id
- 27 -

b. jabatan utama/tanggung jawab

l
tm
utama

g.h
c. jabatan tambahan/tanggung jawab
tambahan

tan
en
Nilai bobot yang diberikan untuk seorang

2-t
petugas adalah akumulasi nilai bobot

02
dari ke tiga indikator tersebut.

n-2
hu
Jabatan
Tingkat

a
Skor Jabatan utama/tanggung jawab utama Skor tambahan/tanggung jawab Skor

9-t
Pendidikan
tambahan

r-1
S2/S1/D4 5 Ka Puskesmas 4 Empat tugas tambahan 4

mo
D3 4 Kepala TU/Bendahara/PJ UKM/PJ UKP 3 Tiga tugas tambahan 3
D1 3 Kordinator Pelayanan 2 Dua tugas tambahan 2
no
SLTA/SLTP 2 Tidak memiliki jabatan struktural 1 Satu tugas tambahan 1
s-

SLTP ke bawah 1 Tidak ada tugas tambahan 0


ke
en
rm

Contoh, seorang petugas di Puskesmas A


/pe

dengan latar belakang pendidikan D3,


mempunyai jabatan utama/tanggung
/07

jawab utama sebagai bendahara dan


22

mendapat jabatan tambahan/tanggung


20

jawab tambahan sebagai Penanggung


m/

Jawab KIA dan Penanggung Jawab


o
t.c

Imunisasi.
spo

Maka bobot petugas tersebut adalah nilai


pendidikan=4, nilai jabatan utama=3,
og

nilai jumlah jabatan tambahan=2. Nilai


.bl

bobot petugas (4 + 3+ 2) = 9
na
lya

(4) besaran nilai insentif UKM perorangan :


mu
ina

insentif perorangan= insentif kegiatan


//a

manajeman (dalam gedung) + insentif


ps:

kegiatan lapangan (luar gedung)


htt

jdih.kemkes.go.id
- 28 -

BESAR INSENTIF UTK PUSKESMAS BESAR INSENTIF PERORANGAN

l
tm
DIBAGI2 SESUAI KINERJA
15% UNTUK KEGIATAN MGT PERORANGAN

g.h
X% dari serapan BOK bulan yll • Minilok Ukuran kinerja :
• Menyusun Laporan “Orang Hari” (OH)
+ • Persiapan lapangan

tan
Disesuaikan /adjusted
Indeks kinerja SPM (12 indikator) • Rapat kordinasi dg bobot masing2 staf
• Dll
+ TOTAL utk

en
Indeks kesulitan wilayah (4 tingkat Puskesmas
85 % UNTUK KEGIATAN LAP

2-t
keterpencilan Puskesmas) • Posyandu Ukuran kinerja:
• Survey “Frek. Ke lapangan”
+

02
• PISPK Disesuaikan /adjusted
Indeks beban kerja (jml penddk) • Spraying/Fogging dg bobot masing2 staf

n-2
• Dll

hu
Catatan:
Bobot staff = INSENTIF PERORANGAN
(a) tingkat Pendidikan,

a
= insentif kegiatan mgt +
(b) jabatan utama,

9-t
(c) jabatan tambahan kegiatan lapangan

r-1
Gambar 1. Rangkuman Penghitungan Insentif

mo
UKM no
b) Instrumen insentif UKM
s-

Penghitungan insentif UKM untuk


ke

petugas puskesmas menggunakan alat bantu


en

penghitungan insentif UKM dalam bentuk


rm

spreadsheet atau template program excel.


/pe

Pengisian alat bantu ini dilakukan oleh


/07

petugas puskesmas yang ditunjuk oleh Kepala


22

Puskesmas.
20

Untuk menghitung insentif tersebut


m/

puskesmas menggunakan sistem informasi


o

yang dikembangkan oleh Kementerian


t.c

Kesehatan dengan cara pengisian sebagai


spo

berikut:
og

(1) nama puskesmas diisi dengan nama


.bl

puskesmas;
na

(2) nama kabupaten diisi dengan nama


lya

kabupaten dimana lokasi puskesmas


mu

berada;
(3) nama propinsi diisi dengan nama
ina

propinsi dimana lokasi puskesmas


//a

berada;
ps:
htt

jdih.kemkes.go.id
- 29 -

(4) jumlah penduduk diisi dengan jumlah

l
tm
penduduk di wilayah kerja puskesmas;

g.h
(5) bulan penyerapan BOK diisi dengan
nama bulan penggunaan anggaran BOK

tan
satu bulan sebelumnya (B-1);

en
(6) Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)

2-t
BOK bulan sebelumnya (Rp) diisi dengan

02
nilai nominal anggaran BOK yang

n-2
disetujui pada satu bulan sebelumnya (B-

hu
1);

a
(7) penyerapan (Rp) diisi dengan nilai

9-t
nominal serapan RPK BOK satu bulan

r-1
sebelumnya (B-1);
(8)
mo
indeks kinerja SPM yang diisi dengan
no
nilai indeks SPM yang diperoleh dari file
s-

Dinas Kesehatan;
ke

(9) indeks kesulitan yang diisi dengan nilai


en

indeks kesulitan yang diperoleh dari file


rm

Dinas Kesehatan;
/pe

(10) kolom nama diisi dengan nama seluruh


/07

petugas puskesmas baik ASN maupun


22

yang bukan ASN;


20

(11) kolom kegiatan manajemen (OH=jumlah


m/

hari) diisi dengan jumlah hari melakukan


o

kegiatan manajemen UKM (dalam


t.c

gedung) dalam satu bulan sebelumnya


spo

(B-1);
og

(12) kolom kegiatan lapangan (frekuensi) diisi


.bl

dengan jumlah berapa kali petugas


na

melakukan kegiatan UKM di lapangan


lya

(luar gedung) selama satu bulan


mu

sebelumnya (B-1);
ina

(13) kolom pendidikan diisi sesuai jenjang


//a

pendidikan sebagai berikut:


ps:

a. S2/S1/D4 :5
b. D3 :4
htt

c. D1 :3

jdih.kemkes.go.id
- 30 -

d. SLTA/SLTP :2

l
tm
e. SLTP kebawah :1

g.h
(14) kolom jabatan utama diisi sesuai dengan
jabatan petugas di puskesmas, antara

tan
lain sebagai berikut:

en
a. Kepala Puskesmas :4

2-t
b. Kepala TU/Bendahara/PJ UKM/PJ

02
UKP :3

n-2
c. Kordinator Pelayanan :2

hu
d. tidak memiliki jabatan struktural: 1

a
(15) kolom jabatan tambahan diisi dengan

9-t
jumlah jabatan tambahan selain jabatan

r-1
utama yang dimiliki petugas antara lain:

mo
a. empat tugas tambahan :4
no
b. tiga tugas tambahan :3
s-

c. dua tugas tambahan :2


ke

d. satu tugas tambahan :1


en

e. tidak ada tugas tambahan : 0


rm

(16) kolom jasa pelayanan kapitasi diisi


/pe

dengan besaran rupiah (Rp) yang


/07

didapatkan pada satu bulan sebelumnya


22

(B-1).
20

Tampilan spreadsheet atau template


m/

program excel adalah sebagai berikut:


o
t.c
spo
og
.bl
na
lya
mu
ina
//a

Gambar 2. Contoh Hasil Penghitungan


ps:

Insentif UKM pada spreadsheet atau


htt

“template” Program Excel

jdih.kemkes.go.id
- 31 -

Spreadsheet/template menghitung bobot

l
tm
masing-masing petugas puskesmas

g.h
TEMPLATE PENENTUAN BOBOT STAF PUSKESMAS

tan
Pendi- Jabatan Jabatan Tingkat Pendidikan
No Nama BOBOT
dikan Utama Tambaha S2/S1/D4 5

en
1 Dr. Erlina HadI 11 5 4 2 D3 4
2 Wahyu Prayogi 7 4 3 0 D1 3

2-t
3 Nurhasanah Perawat 8 3 2 3 SLTA/SLTP 2

02
4 Lolok Rita Magdalena S.Tr.Keb #N/A #N/A #N/A 0 SLTP ke bawah 1
5 Yuni Astutik #N/A #N/A #N/A 0

n-2
6 Jumiatun #N/A #N/A #N/A 0 Jabatan utama/tanggung jawab utama
7 Ari Wulan Oktiana #N/A #N/A #N/A 0 Ka Puskesmas 4
8 Hamdia Rimayanti #N/A #N/A #N/A 0 Kepala TU/Bendahara/PJ UKM/PJ UKP 3

hu
9 Novi Dian Aries Sukma, A.Md Kep #N/A #N/A #N/A 0 Kordinator Pelayanan 2

a
10 Evi Kartika Sari, S.Kep.Ners #N/A #N/A #N/A 0 Tidak memiliki jabatan struktural 1

9-t
11 Yeyen Eka Novita #N/A #N/A #N/A 0
12 Erna Wahyuningtyas #N/A #N/A #N/A 0 Jabatan tambahan/tanggung jawab tambahan

r-1
13 Istininghari #N/A #N/A #N/A 0 Empat tugas tambahan 4
14 Sokhifah #N/A #N/A #N/A 0 Tiga tugas tambahan 3

mo
15 Yuliani Ning Tyas #N/A #N/A #N/A 0 Dua tugas tambahan 2
16 Riandita Puji Noviana #N/A #N/A #N/A 0 Satu tugas tambahan 1
no
17 Roudlotul Husna #N/A #N/A #N/A 0 Tidak ada tugas tambahan 0
18 Eva Asni Furoida #N/A #N/A #N/A 0
s-

19 Meilya Astri Anggraeni #N/A #N/A #N/A 0


ke

20 Khusnatul Khasanah #N/A #N/A #N/A 0


en

Gambar 3. Contoh Hasil Penghitungan


rm

Bobot Petugas Puskesmas Pada


/pe

“spreadsheet” atau “template” Program


Excel
/07

Spreadsheet atau template untuk


22

menghitung bobot petugas tersebut ada


20

dalam template yang sama, yang akan


m/

terlihat apabila tampilan template


o
t.c

tersebut digeser ke-kanan. Nilai-nilai


spo

bobot tersebut secara otomatis tercatat


dalam template, disamping nama-nama
og

petugas bersangkutan.
.bl
na
lya
mu
ina
//a
ps:
htt

jdih.kemkes.go.id
- 32 -

Tabel nama dan nomor rekening petugas

l
tm
puskesmas

g.h
Dalam template atauspreadsheet
terpisah, puskesmas mengisi tabel nama

tan
petugas puskesmas berikut besaran

en
insentif UKM, nomor rekening, dan nama

2-t
bank masing-masing petugas

02
n-2
hu
DAFTAR NAMA, BESAR INSENTIF UKM DAN NOMOR REKENING PETUGAS PUSKESMAS

a
9-t
Nama Puskesmas

r-1
No Nama Petugas Insentif UKM (Rp)
mo
Nomor Rekening Nama Bank
no
1
s-

2
ke

3
en

4
rm

5
/pe

dst
/07

Gambar 4. Contoh Tabel Nama Petugas


22

an Nomor Rekening Puskesmas


20
m/

(2) Dinas Kesehatan


o

a) Peran Dinas Kesehatan


t.c

Dinas Kesehatan berperan:


spo

(1) menyediakan data tentang indeks kinerja


og

SPM bagi masing-masing puskesmas


.bl

diwilayahnya dan indeks kesulitan


na

wilayah kerja masing-masing puskesmas.


lya

Nilai indeks untuk masing-masing


mu

faktor tersebut ditetapkan berupa


peringkat ordinal (rentang antara 0.07 –
ina

0.33) seperti disampaikan dalam tabel


//a

berikut:
ps:
htt

jdih.kemkes.go.id
- 33 -

l
tm
Kinerja SPM Tingkat kesulitan Beban kerja

g.h
No Indeks Keterangan No Indeks Keterangan No Indeks Keterangan
1 0,07 Sangat 1 0,08 Kota 1 0,07 Sangat

tan
rendah rendah

en
2 0,13 Rendah 2 0,17 Desa 2 0,13 Rendah

2-t
3 0,20 Sedang 3 0,25 Terpencil 3 0,20 Sedang

02
4 0,27 Tinggi 4 0,33 Sangat 4 0,27 Tinggi

n-2
Terpencil

hu
5 0,33 Sangat 5 0,33 Sangat

a
9-t
tinggi tinggi

r-1
catatan: indeks beban kerja langsung
terhitung mo
dalam template puskesmas
no
dengan bantuan formula yang disiapkan
s-

dalam template puskesmas tersebut


ke
en

Penghitungan beban kerja


rm

puskesmas diasumsikan setara dengan


/pe

jumlah penduduk di wilayah kerja


puskesmas. Makin besar jumlah
/07

penduduk tersebut, makin besar beban


22

kerja puskesmas.
20

Indeks beban kerja ini sudah


m/

dihitung dengan menggunakan data


o
t.c

jumlah penduduk di sekitar 8.000


spo

puskesmas (data Rifaskes, 2019).


Formula indeks beban kerja puskesmas
og

tertentu adalah sebagai berikut:


.bl

Indeks beban kerja = log10(a) /log10(b) x


na

(0.33)
lya

(a) = jumlah penduduk di wilayah kerja


mu

puskesmas bersangkutan
ina

(b) = jumlah penduduk tertinggi (0.33)


//a

indeks maksimal yang ditetapkan


ps:

untuk menentukan 5 tingkat


htt

ordinal indeks penyesuaian (SPM,


kesulitan wilayah, beban kerja).

jdih.kemkes.go.id
- 34 -

(2) memastikan semua puskesmas sudah

l
tm
mengisi dan mengirimkan template hasil

g.h
perhitungan insentif UKM
(3) melakukan verifikasi data yang di input

tan
oleh puskesmas ke dalam template

en
penghitungan insentif puskesmas

2-t
(4) melakukan interpretasi terhadap hasil

02
penghitungan yang ditampilan dalam

n-2
dashboard (rangkuman) hasil

hu
penghitungan yang disampaikan

a
puskesmas dalam template masing-

9-t
masing

r-1
(5) melakukan transfer ke rekening petugas

mo
puskesmas yang menerima insentif UKM
no
s-

b) Cara pengisian indeks kinerja SPM puskesmas


ke

(1) Nama puskesmas diisi dengan nama


en

puskesmas
rm

(2) Nama kabupaten diisi dengan nama


/pe

kabupaten dimana lokasi puskesmas


/07

berada
22

(3) Indeks kinerja SPM akan secara otomatis


20

terisi setelah mengisi kolom jumlah target


m/

dan jumlah capaian indikator SPM pada


o

bulan sebelumnya
t.c

(4) Hasil penghitungan indeks kinerja SPM


spo

untuk masing-masing puskesmas akan


og

muncul di tabel rekapitulasi indeks SPM.


.bl

Tabel rekapitulasi indeks SPM tersebut


na

kemudian dapat di akses secara online


lya

oleh masing-masing puskesmas untuk


mu

dimasukkan dalam template puskesmas.


ina

Template atau spreadsheet excel untuk


//a

menghitung indeks kinerja SPM.


ps:
htt

jdih.kemkes.go.id
- 35 -

l
tm
g.h
tan
en
2-t
02
n-2
hu
a
9-t
r-1
mo
Gambar 5. Contoh Tabel Indikator SPM no
s-
ke
en
rm
/pe
/07
22
20
m/
o
t.c
spo
og

Gambar 6. Contoh Rekapitulasi Tabel


.bl

indeks SPM
na
lya

c) Cara pengisian indeks tingkat kesulitan


mu

wilayah
ina

Tingkat kesulitan wilayah kerja


puskesmas sesuai dengan 4 kategori
//a

puskesmas seperti ditetapkan dalam PMK-


ps:

43/2019. Setelah dilakukan penghitungan


htt

indeks maka didapatkan nilai indeks tingkat

jdih.kemkes.go.id
- 36 -

kesulitan wilayah puskesmas sbb:

l
tm
Tabel 1. Indeks Tingkat Kesulitan Wilayah

g.h
menurut Kategori Puskesmas
No Kategori Puskesmas Indeks Tingkat

tan
Kesulitan Wilayah

en
1 Kota 0,08

2-t
2 Desa 0,17

02
3 Terpencil 0,25

n-2
4 Sangat terpencil 0,33

ahu
9-t
Dinas Kesehatan cukup mengisi angka indeks
tingkat kesulitan wilayah puskesmas pada

r-1
kolom indeks kesulitan di instrumen Insentif
UKM puskesmas
mo
no
d) Langkah verifikasi validitas isian data oleh
s-

Puskesmas
ke

(1) Verifikasi pengisian data dana BOK


en
rm

merujuk pada Buku Laporan Bulanan


BOK oleh puskesmas yang telah disetujui
/pe

Dinas Kesehatan
/07

(2) Verifikasi karakteristik petugas


22

puskesmas merujuk pada data


20

kepegawaian yang telah ada surat


m/

penetapannya.
o
t.c

(3) Verifikasi bobot masing-masing petugas


spo

puskesmas yang dihitung oleh


puskesmas
og

(4) Verifikasi kinerja kegiatan manajemen


.bl

(dalam gedung) dan kinerja pelayanan


na

(frekuensi ke lapangan) dengan menilai


lya

kelayakan jumlah OH dan frekuensi


mu

dengan asumsi waktu kerja yang tersedia


ina

per bulan.
//a

(5) Membuat daftar setiap petugas


ps:

puskesmas yang berisi:


htt

a. nama
b. puskesmas tempat kerja

jdih.kemkes.go.id
- 37 -

c. besaran insentif UKM

l
tm
d. nomor rekening

g.h
e. nama Bank
(6) Melakukan transfer insentif UKM kepada

tan
masing-masing petugas puskesmas

en
sesuai besaran hasil penghitungan

2-t
e) Interpretasi/analisis informasi yang ada pada

02
dashboard

n-2
Dashboard dapat dilihat oleh Dinas

hu
Kesehatan dipergunakan untuk melakukan

a
analisis penyerapan dana BOK, melihat

9-t
kinerja UKM terutama untuk layanan SPM,

r-1
proporsi nilai insentif UKM terhadap nilai

mo
BOK, membandingkan insentif UKM dengan
no
jasa pelayanan kapitasi (gambar 7).
s-
ke
en
rm
/pe
/07
22
20
m/
o
t.c
spo
og
.bl

Gambar 7. Dashboard Penghitungan Insentif


na

UKM Dinas Kesehatan


lya
mu
ina
//a
ps:
htt

jdih.kemkes.go.id
- 38 -

(1) Penyerapan dana BOK

l
tm
Dinas Kesehatan bisa melihat persentase

g.h
penyerapan dana BOK oleh puskesmas.
Kalau penyerapan rendah, perlu dicari

tan
penyebabnya, misalnya: kekurangan SDM

en
di puskesmas, keterlambatan

2-t
penyampaian laporan penggunaan BOK,

02
hambatan transfer BOK dari Kas Daerah,

n-2
dll. Upaya untuk meningkatkan

hu
penyerapan dana BOK disesuaikan dengan

a
akar penyebabnya.

9-t
(2) Kinerja UKM

r-1
Kinerja UKM dilihat dari indeks kinerja

mo
SPM. Kalau nilai indeks tersebut dibawah
no
0.27, berarti kinerja UKM kurang baik.
s-

Diharapkan dengan adanya insentif UKM,


ke

indeks SPM tersebut meningkat dari waktu


en

ke waktu.
rm

Perkembangan atau trend indeks SPM


/pe

dari bulan ke bulan juga menunjukkan


/07

sejauh mana insentif UKM efektif


22

meningkatkan kinerja UKM


20
m/

MENTERI KESEHATAN
o

REPUBLIK INDONESIA,
t.c
spo

ttd.
og
.bl

BUDI G. SADIKIN
na
lya
mu
ina
//a
ps:
htt

jdih.kemkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai