Anda di halaman 1dari 5

PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

NO. DOKUMEN NO. REVISI : HALAMAN :


RSUD Dr.H.CHASAN 025.04.18 1/1
BOESOIRIE

DITETAPKAN OLEH :

TANGGAL
PETUNJUK
TERBIT :
PELAKSANAAN

Membantu melahirkan pada ibu besalin agar tidak menemui kesulitan


PENGERTIAN pada saat dan sesudah bersalin agar ibu dan bayi dalam keadaaan
baik dan normal.
 Untuk mnecegah terjadinya komplikasi.
TUJUAN  Agar persalinan berjalan lancardan normal.
 Agar tindakan dapat dilakukan dengan baik dan benar.
KEBIJAKAN Mengacu pada standar operasional asuhan kebidanan.
PETUGAS Dokter, Bidan dan Mahasiswa.
PROSEDUR 1. Persiapan alat :
- Meja dorong ( trolley ) berisi :
 Set partus dan set hechting.
 Obat-obatan uterotonika.
 Slym zuiger.
 Sarung tangan.
 Handuk bayi.
 Waslap 1 pasang.
 Pembalut/popok.
 Pakaian lengkap bersih pasien.
 Plastik plasenta.
 Dispossible sringe 3 cc dan 5 cc.
 Handuk tangan.
 Alas tempat tidur.
 Bak berisi larutan chlorin0,5 %.
 Baskom berisi air DTT.
 Baskom 2 buah untuk memandikan/washlap pasien.
 Ember 2 buah berisi larutan deterjen dan chlorine 0,5 %.
- Tempat sampah (terkontaminasi dengan tempat sampah
kering (tidak terkontaminasi).
- Bengkok.
- Plastik plasenta.
- Infantwarmer.
- Perlengkapan perlindungan diri penolong.
2. Persiapan pasien:
- Pasien diberitahu akan mengalami proses persalinan.
3. Persiapan petugas :
- Memakai alat perlindungan diri lengkap.
PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

RSUD Dr.H.CHASAN
BOESOIRIE NO. DOKUMEN HALAMAN :
NO. REVISI :
025.04.18 2/2

PELAKSANAAN 4. Cara Kerja


1) Petugas memakai alat perlindungan diri lengkap dan mencuci
tangan dan keringkan dengan meggunakan tisuue.
2) Pasien diberitahu dan diposisikan sesuai dengan keinginan pasien,
sebaiknya posisi setengah duduk.
3) Jika pembukaan sudah lengkap dan pasien ingin meneran pasien
dipimpin untuk meneran sebelumnya petugas mendengarkan DJJ
dan meminta suami atau keluarga pasien untuk mendampingi saat
persalinan.
4) Alat-alat pertolongan persalinan didekatkan kepada pasien.
5) Buka penutup bak instrument kemudian petugas mematahkan
ampul oksitoksin dan membuka pembungkus spuit 3 cc dan
memasukkan langsung spuit ke dalam bak instrument partus lalu
menutup kembali bak instrument (petugas tanpa memakai sarung
kanan).
6) Petugas memakai satu sarung tangan kanan untuk memasukkan
oksitoksin kedalam spuit lalu spuit yang telah terisi oksitoksin
dimasukkan kedalam bak instrument partus.
7) Petugas menyingkirkan alat pemecah ketuban dengan tangan
yang bersarung tangan dan meletakkan di pinggir diantara tutup
dan wadah partus set, bila selaput ketuban belum pecah.
8) Petugas memakai sarung tangan sebelah kiri.
9) Petugas mengambil 3 buah kapas DTT untuk membersihkn vulva
dan perineum.
10) Lakukan periksa dalam bila pembukaan lengkap, ketuban lakukan
pemecahan ketuban selanjutnya. Apabila pembukaan belum
lengkap catat hasil pemeriksaan pada lembar partograf dan nilai
kembali kemajuan persalinan.
11) Tangan yang memakai sarung tangan cuci dalam larutan chlorine
0.5 % sambil membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendam selama 10 menit.
12) Cek Djj dan kontraksi uterus kembali sebelum memimpin meneran.
13) Bila pembukaan lengkap Djj normal minta ibu untuk meneran saat
ada his bila ibu sudah ingin meneran.
14) Ibu dipimpin meneran.
15) Saat kepala bayi terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm,
letakkan handuk bersih dan kering diatas perut ibu.
16) Buka penutup partus set dan petugas memakai sepasang sarung
tangan.
17) Alas bokong diambil dari dalam partus set dan lipat 1/3 bagian dan
letakkan dibawah bokong ibu.
18) Saat ibu dipimpin meneran minta untuk mengedan sebentar-
sebentar dan anjurkan untuk menarik napas panjang apabila tidak
his.
19) Kedua tangan pasien memegang pergelangan kaki.
20) Saat his dengarkan denyut jantung janin.
21) Saat kepala bayi tampak dibawah sympisis, tangan kanan
penolong melindungi perineum dengan alas kain yang berada
dibawah bokong ibu, sementara tangan kiri penolong menahan
puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat.
22) Saat kepala bayi lahir minta ibu untuk tidak meneran atau minta ibu
untuk bernapas pendek-pendek.
23) Bila air ketuban berwarna hijau, penolong sudah menyiapkan slym
dimulut dan pada saat kepala bayi lahir bersihkan muka dan mulut
bayi dengan menggunakan kassa kemudian langsung menghisap
lender dari mulut dan hidung bayi.
24) Bila air ketuban normal, saat kepala bayi lahir ambil kassa 1 budah
dan bersihkan muka dan mulut bayi.
25) Petugas mengecek apakah terdapat lilitan tali pusat disekitar leher,
tunggu hingga kepala bayi selesai melakukan putaran paksi luar
secara spontan.
26) Setelah terjadi putaran paksi luar lihat bayi, bila bayi memutar :
 Menghadap kearah penolong, tangan kanan penolong
diletakkan diatas kepala bayi, tangan kiri dibawah kepala
dengan sedikit tarikan kebawah untuk melahirkan bahu depan
dan dengan sedikit tarikan kearah untuk melahirkan bahu
belakang.
 Setelah bahu belakang lahir dengan tangan kanan pindah
pada pangkal lengan bayi seolah-olah menjepit bahu belakang,
tangan kiri berada pada bahu depan dengan posisi ibu jari
didepan dada bayi sambil menyusur badan bayi.
 Setelah sampai pada kaki petugas menjepit ke dua mata kaki
bayi dengan menggunakan ibu jari, jari telunjuk tangan dan jari
tengah tangan kiri sambil tangan kanan berputar kearah leher
bayi dan lakukan penilaian awal bayi baru lahir.
 Bila bayi membelakangi peugas melakukan sebaliknya.
27) Bila terdapat lilitan tali pusat yang terlalu erat sehingga
menghambat putaran paksi / lahirnya bahu, minta ibu berhenti
untuk meneran dengan perlindungan tangan kiri pasang klem di 2
tempat pada tali pusat dan potong tali pusat diantara 2 klem
tersebut.
28) Setelah bahu bayi lahir, tangan kanan penolong menyangga
kepala, leher dan bahu bayi bagian posterior dengan posisi ibu jari
pada leher (bagian bawah kepala) dan keempat jari pada bahu dan
dada / punggung bayi, sementara tangan kiri memegang lengan
dan bahu bayi bagian anterior saat badan dan lengan lahir.
29) Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung
kearah bokong menyelipkan jari telunjuk tangan kiri diantara ke 2
lutut janin.
30) Setelah seluruh badan bayi lahir pegang bayi bertumpu pada
lengan kanan.
31) Nilai bayi dan lihat jenis kelamin bayi kemudian letakkan bayi
diatas handuk yang sudah diletakkan diatas perut ibu dengan
posisi kepala bayi agak lebih rendah dari anggota badan. Bila
talipusat pendek, letakkan bayi di tempat yang memungkinkan.
32) Bayi di keringkan, dibungkus terutama bagian kepala dan badan
bayi kecuali bagian tali pusat sambil melakukan rangsangan taktil.
33) Jepit talipusat bayi dengan menggunakan klem kocher I ±5 cm dari
arah umbilicus bayi dan lakukan pengurutan pada tali pusat yang
kearah ibu dan memasang klem kocher II ± 2 cm dari klem I
PELAKSANAAN 34) Pegang tali pusat diantara 2 klem dengan menggunakan tangan
kiri, untuk melindungi bayi kemudian talipusat dipotong diantara 2
klem.
35) Setelah selesai ganti handuk bayi yang basah dengan selimut bayi
yang bersih dan kering.
36) Bayi dibungkus dan diberikan kepada ibu untuk IMD.
37) Penolong mengecek fundus ibu apakah ada kehamilan ganda.
38) Jika tidak ada kehamilan ganda mengambil spuit berisi oxytosin,
beritahu kepada pasien bahwa pasien akan dilakukan penyuntikan
dibokong pasien.
39) Spuit yang sudah dipergunakan diletakkan bak partus
40) Klem II diletakkan pada pangkal vagina ± 5 cm dari vagina.
41) Tangan kanan melakukan peregangan tali pusat dan tangan kiri
diletakkan diatas sympisis sambil mendorong kearah dorso cranial.
42) Peregangan tali pusat dilakukan kearah bawah dan pada saat
tejadi kontraksi kemudian kearah atas sesuai dengan kurve jalan
lahir, bila klem tali pusat terlalu panjang pindahkan klem kembali
kedekat vagina hingga plasenta tampak pada vulva.
43) Setelah plasenta lahir tangan kiri penolong berada dibawah
plasenta seolah-olah untuk menampung plasenta.
44) Tangan kanan penolong memindahkan klem menjepit selaput
plasenta dengan cara memutar selaput searah jarum jam dan
dilakukan penarikan pada selaput plasenta secara hati-hati.
45) Segera setelah plasenta lahir seluruhnya, tangan kiri penolong
melakukan massage pada fundus selama ± 15 detik dengan
menggunakan 4 jari palmar kiri secara sirkuler.
46) Jika terjadi kontraksi uterus massage dihentikan, lakukan
pengecekan kelengkapan dari plasenta bagian maternal maupun
foetal serta jumlah kotiledon plasenta.
47) Bila plasenta lengkap masukkan kedalam plastik plasenta.
48) Penolong melakukan massage kembali sambil memberitahu
pasien akan dilakukan pengecekan apakah terdapat robekan
dijalan lahir.
49) Pergunakan kapas DTT sebanyak 3 buah untuk melihat luka
perineum .
50) Penolong melakukan massage kembali, kemudian mencuci tangan
dalam larutan chlorine 0,5 % lalu dibilas dalam air DTT dan tangan
penolong dilap dengan handuk bersih.
51) Penolong mengikat tali pusat bayi ± 1 cm dari umbilicus dengan
simpul mati dan diulang hingga 2x pengikatan, klem pada pangkal
talipusat dilepas dan masukkan kedalam air larutan chlorine 0,5 %
dalam keadaan terbuka.
52) Bayi dibungkus kembali dan diberikan kepada ibunya untuk
disusui.
53) Kemudian tangan kiri penolong melakukan massage kembali dan
mengajarkan kepada pasien cara massage yang lebih baik bila
terjadi kontraksi uterus yang kurang baik.
54) Penolong mengevaluasi ulang jumlah perdarahan kemudian
memeriksa nadi ibu.
55) Alat-alat yang sudah dipergunakan dimasukkan kedalam bak
larutan chlorine 0,5 % untuk dilakukan dekontamanasi dalam
keadaan terbuka selama 10 menit.
56) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam tempat sampah
terkontaminasi.
57) Bila pasien terdapat luka perineum lanjutkan dengan penjahitan.
58) Bila pasien tidak terdapat luka perineum, pasien dimandikan
dengan cara dibasuh dengan waslap seluruh badan dan pakaian
ibu digantikan.
59) Pastikan ibu merasa nyaman dan ibu diberi minum dan makan
60) Dekontaminasi tempat persalinan dengan menggunakan larutan
chlorine 0,5 %
61) Penolong mencuci tangan didalam larutan chlorine dan melepas
sarung tangan dalam keadaan terbalik didalam larutan chlorine.
62) Penolong mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan
tangan dikeringkan dengan tissue / handuk.
63) Tissue yang sudah dipakai dibuang dalam tempat sampah
terkontaminasi.
64) Penolong memeriksa TD, nadi dan pernapasan ibu.
65) Penolong melakukan dokumentasi secara lengkap.
66) Terakhir tempat tidur didekontaminasi dengan larutan chlorine dan
dibilas dengan air bersih yang ada di dalam ember kecil.
67) Setelah rapi penolong mencuci tangan didalam air larutan chlorine
sambil melepas ke 2 sarung tangan dalam keadaan terbalik.
68) Penolong mencuci tangan dengan sabun dan dibilas dengan air
bersih yang mengalir.
69) Alat-alat pelindung diri dilepas, beri ucapan selamat kepada
pasien.
70) Alat-alat dirapihkan kembali dan diletakkan ketempatnya semula.
71) Catat perjalanan persalinan distatus dan buku laporan dan
registrasi partus.
UNIT TERKAIT IGD, R. Rawat Inap, KB dan OK

Anda mungkin juga menyukai