Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN PERSALINAN NORMAL

Nomor :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Kabupaten Puskesmas
Halaman : 1-7 Abcde
Karimun
Ttd,
MHD. ARISTO
Puskesmas Abcde
WIBOWO,S.KM

A.Pengertian Asuhan Persalinan Normal adalah asuhan kebidanan pada persalinan


normal yang mengacu kepada asuhan yang bersih dan aman selama
persalinan dan setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi.
B. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk melakukan
asuhan persalinan normal sesuai prosedur yang baik dan benar.
C. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Abcde
Nomor : C/VII/SK/7/2016/0047 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis

D. Referensi 1. Wiknjosastro,Gulardi.2008. Buku Pelatihan Klinik Asuhan


Persalinan Normal.Jakarta. JNPK- KR Departemen Kesehatan
Republik Indonesia

E. Alat dan Alat :


Bahan 1. Alat perlindung Diri

2. Partus Set

3. Hecting Set

4. Resusitasi set

5. Catgut chromic no 2/0 atau 3/0

6. Pinnards, fetoskop atau Doppler

7. Penghisap lendir De Lee/bola karet

8. Kateter

9. Piring plasenta

10. Timbangan bayi

11. Tensimeter

12. Stetoskop

13. Termometer

1
14. Pita ukur/meteran

15. Infus set

16. Abocath no.16-18

17. Gunting perban

18. Lampu sorot

19. Spuit 1cc / 3cc / 5cc

20. Bengkok

21. underpad

22. Pakaian Bayi (Bedong, baju, popok, topi bayi)

23. Pakaian Ibu, gurita ibu, Sarung bersih

24. Kain bersih

25. Wadah berisi Larutan klorin 0,5 %

26. Wadah berisi air DTT

Bahan :

1. Sarung tangan

2. Jelly Doppler

3. Gelas berisi ampul: Oksitosin, Lidocain, Metergin, Vit.K, Vit. B12

4. Kasa steril

5. Kapas alkohol

6. Plester

7. Benang tali pusat/umbilical plastik

8. Betadin

9. Salep mata

10. Vaksin Vit. K

11. Tampon

12. Kapas cebok

13. Cairan RL

14. Obat oral (amoxicillin, parasetamol, metil ergometrin, vit.A,

vitamin Fe)

2
15. Safety box / tempat spuit bekas

16. Tempat plastik baju kotor ibu

17. Sarung tangan rumah tangga

18. Pembalut wanita/pampers ibu

F. Langkah- 1. Petugas melihat dan memeriksa adanya tanda gejala kala II


langkah 2. Petugas memastikan kelengkapan alat termasuk mematahkan ampul
oksitosin dan memasukan alat suntik sekali pakai ke dalam wadah
partus set
3. Petugas memakai celemek plastik
4. Petugas memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir
5. Petugas menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan
digunakan untuk pemeriksaan dalam
6. Petugas mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan,
isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set
7. Petugas membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah DTT
dengan gerakan vulva ke perineum
8. Petugas melakukan pemeriksaan dalam
9. Petugas mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik
dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
10. Petugas memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus
selesai
11. Petugas memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah
merasa ingin meneran
12. Petugas meminta bantuan keluarga menyiapkan posisi ibu untuk
meneran
13. Petugas melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan
yang kuat untuk meneran
14. Petugas menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit
15. Petugas meletakan handuk/kain bersih di perut ibu, jika kepala bayi
telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm
16. Petugas meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong

3
ibu
17. Petugas membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan
18. Petugas memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
19. Petugas melakukan perasat stenan (melindungi perineum dengan satu
tangan, dibawah kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan
belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar
secara bertahap melewati introitus dan perineum, saat kepala bayi
terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm
20. Petugas menyeka mulut dan hidung bayi setelah kepala bayi keluar
dengan kasa steril kemudian memeriksa adanya lilitan tali pusat pada
leher janin
21. Petugas menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar
secara spontan
22. Petugas memegang secara biparental setelah kepala melakukan putaran
paksi luar. Petugas menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi
23. Petugas menggeser tangan bawah kearah perineum ibu setelah bahu
lahir untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah
24. Petugas menyusuri punggung dengan tangan kiri kearah bokong dan
tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah, setelah badan
dan lengan lahir
25. Petugas melakukan penilaian selintas tentang tangisan bayi kuat,
bernapas tanpa kesulitan serta bayi bergerak aktif
26. Petugas mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian tangan sambil mengganti handuk basah
dengan handuk/kain yang kering
27. Petugas memeriksa perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain
dalam uterus
28. Petugas memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin
29. Petugas menyuntikan oksitosin 10 unit IM dalam waktu 1 menit setelah
bayi lahir di 1/3 paha atas bagian distal lateral
30. Petugas menjepit tali pusat dengan umbilikal plastik kira-kira 3 cm dari
pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit
kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama
31. Petugas mengangkat tali pusat yang telah dijepit sambil melindungi
perut bayi dengan satu tangan dan lakukan pengguntingan tali pusat
diantara 2 klem tersebut

4
32. Petugas menempatkan bayi melakukan kontak kulit bayi ke kulit ibu
33. Petugas menyelimuti ibu dan bayi dengan kain kering dan memasang
topi di kepala bayi
34. Petugas memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10cm
dari vulva
35. Petugas meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat
36. Petugas menegangkan tali pusat dengan tangan kanan setelah uterus
berkontraksi, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati
kearah dorso-krainal
37. Petugas melakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali
pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti
poros jalan lahir sambil lakukan tekanan dorso-kranial
38. Petugas melahirkan plasenta dengan kedua tangan setelah plasenta
muncul di introitus vagina. Petugas memegang dan plasenta hingga
selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan pada wadah
yang tersedia
39. Petugas melakukan masase uterus segera setelah plasenta dan selaput
ketuban lahir, meletakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase
melingkar hingga uterus berkontraksi/fundus teraba keras
40. Petugas memeriksa plasenta, pastikan selaput ketuban lengkap dan
utuh. Serta masukan kedalam kantong plastik yang tersedia
41. Petugas mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum. Melakukan penjahitan bila ada robekan/laserasi yang
menimbulkan perdarahan
42. Petugas memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
43. Petugas membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam
44. Petugas melakukan penimbangan/pengukuran bayi, memberi tetes
mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1mg intramaskuler di paha
kiri anterolateral
45. Petugas memberikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan
anterolateral, setelah 1 jam pemberian vitamin K1
46. Petugas melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam
47. Petugas mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan

5
menilai kontraksi
48. Petugas mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49. Petugas memeriksa tanda-tanda vital ibu dan keadaan kandung kemih
ibu
50. Petugas memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik serta suhu tubuh normal
51. Petugas menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klorin 0,5% untuk dekontaminasi selama 10 menit. Lalu cuci dan bilas
peralatan setelah di dekontaminasi
52. Petugas membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai
53. Petugas membersihkan badan ibu kotor dengan menggunakan air DTT
lalu bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering
54. Petugas memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum
55. Petugas medekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin
0,5%
56. Petugas mencelupkan sarung tangan kotor di dalam larutan klorin
0,5%, melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
57. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
58. Petugas melengkapi partograf serta membuat laporan

G. Hal-hal 1. Salah satu keluarga (suami, saudara atau keluarga lainnya) harus
yang perlu diperkenankan untuk mendampingi ibu selama proses persalinan.
diperhatikan 2. Standar untuk persalinan yang bersih harus selalu dipertahankan.

3. Kontak segera antara ibu dan bayi serta pemberian air susu ibu harus
dianjurkan untuk dikerjakan.

4. Penolong persalinan harus menerangkan pada ibu maupun keluarga


mengenai seluruh proses persalinan (Informed Consent)

5. Tindakan-tindakan medik yang rutin dikerjakan dan ternyata tidak


perlu dan harus dihindari seperti pencukuran dan klisma

6. Pastikan DJJ dalam batas normal (120-160x/menit)

7. Petugas melakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin

8. Jika plasenta tidak lahir setelah 30–40detik, hentikan penegangan tali


pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan

6
mengulangi prosedur

9. Jika selaput ketuban robek, lakukan eksplorasi sisa selaput ketuban

H. Unit Terkait 1. Kebidanan

2. Pustu/Poskesdes/Poskeskel

I. Rekaman Yang Diberlakukan


Historis No Halaman dirubah Perubahan Tgl.
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai