Nomor :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Kabupaten Puskesmas
Halaman : 1-7 Abcde
Karimun
Ttd,
MHD. ARISTO
Puskesmas Abcde
WIBOWO,S.KM
2. Partus Set
3. Hecting Set
4. Resusitasi set
8. Kateter
9. Piring plasenta
11. Tensimeter
12. Stetoskop
13. Termometer
1
14. Pita ukur/meteran
20. Bengkok
21. underpad
Bahan :
1. Sarung tangan
2. Jelly Doppler
4. Kasa steril
5. Kapas alkohol
6. Plester
8. Betadin
9. Salep mata
11. Tampon
13. Cairan RL
vitamin Fe)
2
15. Safety box / tempat spuit bekas
3
ibu
17. Petugas membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan
18. Petugas memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
19. Petugas melakukan perasat stenan (melindungi perineum dengan satu
tangan, dibawah kain bersih dan kering, tangan yang lain menahan
belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar
secara bertahap melewati introitus dan perineum, saat kepala bayi
terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm
20. Petugas menyeka mulut dan hidung bayi setelah kepala bayi keluar
dengan kasa steril kemudian memeriksa adanya lilitan tali pusat pada
leher janin
21. Petugas menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar
secara spontan
22. Petugas memegang secara biparental setelah kepala melakukan putaran
paksi luar. Petugas menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi
23. Petugas menggeser tangan bawah kearah perineum ibu setelah bahu
lahir untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah
24. Petugas menyusuri punggung dengan tangan kiri kearah bokong dan
tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah, setelah badan
dan lengan lahir
25. Petugas melakukan penilaian selintas tentang tangisan bayi kuat,
bernapas tanpa kesulitan serta bayi bergerak aktif
26. Petugas mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya kecuali bagian tangan sambil mengganti handuk basah
dengan handuk/kain yang kering
27. Petugas memeriksa perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain
dalam uterus
28. Petugas memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin
29. Petugas menyuntikan oksitosin 10 unit IM dalam waktu 1 menit setelah
bayi lahir di 1/3 paha atas bagian distal lateral
30. Petugas menjepit tali pusat dengan umbilikal plastik kira-kira 3 cm dari
pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit
kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama
31. Petugas mengangkat tali pusat yang telah dijepit sambil melindungi
perut bayi dengan satu tangan dan lakukan pengguntingan tali pusat
diantara 2 klem tersebut
4
32. Petugas menempatkan bayi melakukan kontak kulit bayi ke kulit ibu
33. Petugas menyelimuti ibu dan bayi dengan kain kering dan memasang
topi di kepala bayi
34. Petugas memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10cm
dari vulva
35. Petugas meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat
36. Petugas menegangkan tali pusat dengan tangan kanan setelah uterus
berkontraksi, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati
kearah dorso-krainal
37. Petugas melakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali
pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti
poros jalan lahir sambil lakukan tekanan dorso-kranial
38. Petugas melahirkan plasenta dengan kedua tangan setelah plasenta
muncul di introitus vagina. Petugas memegang dan plasenta hingga
selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan pada wadah
yang tersedia
39. Petugas melakukan masase uterus segera setelah plasenta dan selaput
ketuban lahir, meletakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase
melingkar hingga uterus berkontraksi/fundus teraba keras
40. Petugas memeriksa plasenta, pastikan selaput ketuban lengkap dan
utuh. Serta masukan kedalam kantong plastik yang tersedia
41. Petugas mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum. Melakukan penjahitan bila ada robekan/laserasi yang
menimbulkan perdarahan
42. Petugas memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
43. Petugas membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam
44. Petugas melakukan penimbangan/pengukuran bayi, memberi tetes
mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1mg intramaskuler di paha
kiri anterolateral
45. Petugas memberikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan
anterolateral, setelah 1 jam pemberian vitamin K1
46. Petugas melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam
47. Petugas mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
5
menilai kontraksi
48. Petugas mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49. Petugas memeriksa tanda-tanda vital ibu dan keadaan kandung kemih
ibu
50. Petugas memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik serta suhu tubuh normal
51. Petugas menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klorin 0,5% untuk dekontaminasi selama 10 menit. Lalu cuci dan bilas
peralatan setelah di dekontaminasi
52. Petugas membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai
53. Petugas membersihkan badan ibu kotor dengan menggunakan air DTT
lalu bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering
54. Petugas memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum
55. Petugas medekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin
0,5%
56. Petugas mencelupkan sarung tangan kotor di dalam larutan klorin
0,5%, melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
57. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
58. Petugas melengkapi partograf serta membuat laporan
G. Hal-hal 1. Salah satu keluarga (suami, saudara atau keluarga lainnya) harus
yang perlu diperkenankan untuk mendampingi ibu selama proses persalinan.
diperhatikan 2. Standar untuk persalinan yang bersih harus selalu dipertahankan.
3. Kontak segera antara ibu dan bayi serta pemberian air susu ibu harus
dianjurkan untuk dikerjakan.
6
mengulangi prosedur
2. Pustu/Poskesdes/Poskeskel