Anda di halaman 1dari 4

Tugas 2

Nama : Umayyah Lamara


Mata Kuliah : Agama Islam
NIM : 044922345

JAWABAN
1.A). Pengertian hukum syariat menurut isi kandungan Al-Quran Surah Al-Ankabutayat
45 bahwa hukum syariat yang berisi hukum dan aturan dalam menjalani kehidupan di
dunia ini, merupakan panduan yang menyeluruh untuk mengatasi permasalahan yang ada
harus mengikuti aturan yang ada dalam kitab Al-Quran dan aturan islam.

B) 1. Wajib

Merupakan suatu perintah yang harus dikerjakan, di mana orang yang meninggalkannya
akan mendapat dosa. Hukum wajib terbagi menjadi empat jenis berdasarkan bentuk
kewajibannya, yakni kewajiban waktu pelaksanaannya, kewajiban bagi orang
melaksanakannya, kewajiban bagi ukuran atau kadar pelaksanaannya, dan kandungan
kewajiban perintahnya.

Waktu pelaksanaannya
•Wajib muthlaq, wajib yang tidak ditentukan waktu pelaksanaannya. Seperti, meng-qadha
puasa Ramadan yang tertinggal atau membayar kafarah sumpah.

•Wajib muaqqad, wajib yang pelaksanaannya ditentukan dalam waktu tertentu dan tidak
sah dilakukan di luar waktu yang ditentukan.

Orang yang melaksanakannya

•Wajib aini, kewajiban secara pribadi yang tidak mungkin dilakukan atau diwakilkan
orang lain. Misalnya, puasa dan salat.

•Wajib kafa'i atau kifayah, kewajiban bersifat kelompok apabila tidak seorang pun
melakukannya maka berdosa semuanya dan jika beberapa melakukannya maka gugur
kewajibannya. Contohnya, sholat jenazah.

2. Sunah

Orang yang melaksanakan berhak mendapat ganjaran (pahala), namun tidak akan dosa
bila ditinggalkan. Pembagian hukum sunnah berdasarkan tuntutan untuk melakukannya
di antaranya,
 Sunah muakkad adalah perbuatan yang selalu dilakukan oleh nabi, di samping ada
keterangan yang menunjukkan bahwa perbuatan itu bukanlah sesuatu yang fardhu.
Contohnya, sholat witir.
 Sunah ghairu mu'akad adalah sunnah yang dilakukan oleh nabi, tetapi tidak tidak
dilazimkan untuk berbuat demikian. Contohnya, sunah 4 rakat sebelum dzuhur dan
sebelum ashar.

3. Makruh

Makruh secara bahasa artinya mubghadh (yang dibenci). Jumhur ulama mendefinisikan
makruh sebagai larangan terhadap suatu perbuatan. Namun, larangan tidak bersifat pasti,
lantaran tidak ada dalil yang menunjukkan haramnya perbuatan tersebut.

Artinya, orang yang meninggalkan larangan tersebut akan mendapat ganjaran berupa
pahala. Sebaliknya, orang tersebut tidak akan mendapat apa-apa bila tidak
meninggalkannya.

4. Mubah

Hukum mubah memberikan pilihan bagi seseorang untuk mengerjakan atau


meninggalkannya. Bila dikerjakan, orang tersebut tidak dijanjikan ganjaran pahala.
Tetapi, tidak pula dilarang dalam mengerjakannya.

Artinya jika sesuatu bersifat mubah, maka tidak ada pahala atau dosa jika dilakukan.

Ulama ushul fiqih membagi mubah dalam tiga jenis, di antaranya:

- Tidak mengandung mudharat (bahaya) apabila dilakukan atau tidak. Contohnya, makan,
minum, dan berpakaian
- Tidak ada mudharat bila dilakukan, sementara perbuatan itu pada dasarnya diharamkan.
Misalnya, makan daging babi saat keadaan darurat.
- Sesuatu yang pada dasarnya bersifat mudharat, tetapi Allah SWT memaafkan
pelakunya. Contoh, mengerjakan pekerjaan haram sebelum Islam.

5. Haram

Secara terminologi, haram adalah sesuatu yang dilarang Allah SWT dan rasulNya. Orang
yang melanggar mendapat dosa, sementara orang yang meninggalkannya dijanjikan
pahala.

Menurut madzhab hanafi, hukum haram harus didasarkan dalil qathi yang tidak
mengandung keraguan sedikitpun. Sehingga kita tidak mempermudah dalam menetapkan
hukum haram.

C)
 Prinsip Tauhid : Yaitu menandaskan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, dengan tidak
menyembah apapun dengan-Nya.
 Prinsip Keadilan: Yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya.
 Prinsip Amar Ma'ruf Nahi Munkar: Yaitu saling mengingatkan di dalam kebaikan.
 Prinsip Kebebasan: Yaitu Islam datang sebagai Rahmat bagi seluruh alam dan
tidak ada paksaan di dalamnya. Sehinga Islam disebarkan dengan dakwah
(Argumentasi).
 Prinsip Persamaan: Yaitu di dalam pandangan Islam, semua sama. Yang
membedakan hanyalah ketakwaannya saja.
 Prinsip Taawun: Yaitu prinsip saling membantu dalam kebaikan.
 Prinsip Toleransi: Yaitu prinsip di mana Islam menghormati perbedaan yang ada.

D) Isi kandungan suran An Nisa ayat 59 adalah sebagai berikut:

 Setiap umat muslim taat dan patuh kepada Allah SWT, Rasul dan Ulil Amri
(pemimpin)
 Terhadap Ulil Amri dalam ayat ini bersifat mutlak apabila selama Ulil Amri tidak
memerintahkan kepada yang dilarangkan oleh Allah SWT.
 Jalan yang terbaik menyelesaikan perselisihan dalam suatu urusan maka harus
kembali kepada Allah dan Rasul-Nya.
 Masyarakat harus menerima pemerintahan Islam dan mendukung para
pimpinannya yang adil.

2.A) Sumber moral dan akhlak menurut isi kandungan Surah An-Nahl ayat 125 adalah
berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits. Jadi perilaku, akhlak, dan moral yang kita
tunjukkan harus sesuai dengan apa yang diajarkan dalam kitab Al-Quran dan apa yang
diajarkan oleh Rasulullah dalam Al Hadits. Contohnya dalam Surah An-Nahl ayat 125
kita diperintahkan untuk bersikap, berperilaku, dan berbicara kepada orang lain dengan
cara yang baik, santun, lemah lembut. Kita harus mengetahui cara berkomunikasi sesuai
dengan karakteristik orang yang kita ajak bicara namun tetap dengan cara santun dan
baik. Apabila kita tidak setuju dengan pendapat orang tersebut, kita tetap diperintahkan
untuk menyampaikan ketidaksetujuan kita dengan cara yang baik. Termasuk ketika kita
ingin memberikan nasihat, maka sampaikan juga nasihat-nasihat yang baik, positif,
memotivasi, serta dengan penyampaian dan perkataan yang baik.

B) Agama sebagai sumber akhlak berarti ajaran agama mendorong manusia dalam
bertindak dan bertingkah laku agar sesuai dengan ajaran agama. Isi kandungan surah al
ahzab ayat 21 adalah penegasan bahwa Rasulullah Muhammad adalah teladan terbaik
yang harus diikuti oleh orang-orang beriman, sebagaimana orang-orang beriman
meyakini bahwa satu-satunya jalan untuk selamat dunia dan akhirat hanya dengan
mengikuti sunnah Rasulullah SAW, tidak ada yang lain.
3. A)

B) Menurut QS. Al-Jaatsiyah 45: 13 potensi pengembangan teknologi adalah ilmuwan


yang mengembangkannya dan itu berasal dari apa yang ada di bumi. Semua itu
diciptakan Allah untuk manfaat dan maslahat manusia. Hal ini tentunya mengharuskan
mereka banyak bersyukur kepada Allah. 

Anda mungkin juga menyukai