Pada pembahasan kali ini kami akan membahas mengenai knowledge work system dan office
automation system. System ini termasuk dalam middle management (manajemen tingkat
menengah)
Manajemen tingkat menengah berada pada tengah tengah dari hierarki pada sebuah perusahaan
atau organisasi. Manajemen Tingkat Menengah bertanggungjawab atas pelaksanaan rencana
yang sudah ditentukan oleh manajemen puncak.
Manajemen tingkat menengah bisa meliputi beberapa tingkatan, membawahi dan mengarahkan
aktivitas aktivitas manajer dibawahnya. Manajemen pada tingkat ini memiliki tanggung jawab
terhadap segala aktivitas yang dilakukan oleh tingkatan manajemen yang lebih rendah dan
bahkan terkadang terhadap beberapa karyawan operasionalnya.
Manajemen pada tingkat menengah ini umumnya terdiri atas Kepala Departemen atau HOD,
Manajer Cabang, Junior Executive. Kepala Departemen semisal Manajer Keuangan, Purchasing
Manager dan yang lain lain. Manajer Cabang contohnya kepala cabang perusahaan atau unit
lokal. Junior Eksekutif contohnya adalah Asisten Manajer Pembelian, Asisten Manajer
Keuangan dan yang lainnya. Manajemen Tingkat Menengah ini dipilih oleh Manajemen Puncak
Tugas dan peran manajemen tingkat menengah beberapa diantaranya seperti berikut ini:
Menjalankan perintah, kebijakan, rencana yang telah disusun oleh manajemen puncak
Memberi saran atau rekomendasi kepada manajemen puncak
Mengkoordinasikan seluruh aktivitas dari semua departemen yang ada
Berkomunikasi dengan manajemen puncak dan manajemen tingkat yang lebih rendah
posisinya
Mempersiapkan rencana jangka pendek, umumnya disusun hanya untuk 1 hingga 5 tahun
Mempunyai keterbatasan tanggung jawab dan wewenang karena manajemen tingkat
menengah ini merupakan perantara manajemen puncak dengan manajemen yang lebih
rendah.
Bertanggung jawab secara langsung kepada Dewan Direksi dan CEO perusahaan
Membutuhkan keterampilan yang lebih manajerial serta teknis dan kurang membutuhkan
keterampilan yang sifatnya konseptual.
Pada awalnya penggunaan Office Automation System hanya sebatas pada kalangan pabrik
industri. Namun, sekarang penggunaannya sudah menyebar hingga perkantoran. Office
Automation System dimulai pada tahun 1964, ketika IBM memasarkan mesin Magnetic
Tape/Selectric Typewriter (MT/ST), mesin ketik yang mampu mengetik kata-kata yang
sebelumnya telah direkam dalam pita magnetik secara otomatis.
Terdapat beberapa jenis aplikasi yang digunakan dalam office automation, diantaranya yaitu :
1. Pengolah Kata, Aplikasi yang biasa digunakan untuk mengolah data tertulis, sehingga
memungkinkan manajer menyiapkan komunikasi tertulis yang lebih efektif.
2. Surat Elektronik, Tujuan digunakannya surat elektronik ialah untuk mempermudah manajer
berkomunikasi secara cepat dan mudah dengan orang lain. Surat elektronik (email) efektif
jika tidak diperlukan percakapan 2 arah dan jika penyampaian pesan berjarak jauh.
3. Voice Mail, Syarat utama agar setiap karyawan dapat berkirim pesan melalui voice mail ialah
setiap orang harus mempunyai voice mailbox sebagai penerima pesan. Selain itu diperlukan
komputer dengan kemampuan menyimpanan pesan audio dalam bentuk digital dan kemudian
merubahnya kembali menjadi pesan audio ketika pesan tersebut dipanggil. Keuntungan dari
voice mail ini ialah manajer tidak perlu mengetik pesan yang akan disampaikan.
4. Kalender Elektronik, Penggunaan jaringan komputer untuk menyimpan dan mengambil
kalender pertemuan.
5. Konferensi Audio, Biasa digunakan untuk perusahaan yang tersebar luas di berbagai daerah,
sehingga dapat mengefisienkan waktu penyampaian pesan
6. Konferensi Video, Salah satu bentuk telekomunikasi dengan penggunaan televisi untuk
menghubungkan para peserta konferensi yang tersebar di berbagai daerah.
7. Konferensi Komputer, Salah satu bentuk komunikasi dengan menggunakan jaringan
komputer sehingga memungkinkan para anggota dengan karakteristik bersama bertukar
informasi mengenai suatu topik tertentu. Konferensi komputer dapat terdiri dari banyak
peserta dan bisa dipakai untuk banyak topik yang berbeda.
8. Transmisi Faksimile, Digunakan untuk mengirim informasi dengan menggunakan peralatan
khusus yang dapat membaca citra dokumen pada satu ujung saluran komunikasi dan
kemudian membuat salinannya diujung yang lain. Faksimile berkontribusi pada pemecahan
masalah dengan membagikan dokumen kepada para anggota tim pemecah masalah secara
cepat dan mudah tanpa dibatasi oleh lokasi geografis.
9. Videotext, Komunikasi dengan menggunaan komputer untuk menampilkan narasi dan grafik
yang tersimpan ke layar CRT.
10. Pencitraan, Penggunaan karakter secara optik untuk mengubah dokumen-dokumen kertas
atau mikrofilm menjadi format digital untuk disimpan ke dalam penyimpanan sekunder.
Proses pencitraan dilakukan oleh sistem manajemen dokumen. Sistem tersebut terdiri dari
satu atau beberapa unit pengenal karakter (OCR) untuk mengubah citra dokumen ke dalam
data digital. Pencitraan digunakan jika dokumen historis perlu ditelaah dengan maksud
memahami suatu masalah.
11. Desktop Publishing (DTP), Penggunaan komputer untuk menyiapkan output tercetak yang
kualitasnya sangat mirip dengan yang dihasilkan oleh typesetter. Sistem DTP berbentuk
suatu konfigurasi komputer mikro yang mencakup layar CRT resolusi tinggi dan printer
laser, yang dikendalikan oleh perangkat lunak DTP. Layar resolusi tinggi memungkinkan
operator menampilkan citra dalam bentuk WYSIWYG (What You See Is What You Get).
Tampilan layar sama persis dengan salinan kertas yang dihasilkan oleh printer laser.
Knowledge Management System (KMS) atau manajemen sistem pengetahuan adalah suatu
aplikasi atau penerapan pengetahuan di level kelompok dan organisasi, atau mudahnya adalah
penerapan pengetahuan yang diterapkan atau yang dilakukan oleh suatu kelompok dan
organisasi. Dengan adanya knowledge management system (KMS) atau manajemen sistem
pengetahuan ini suatu kelompok dan organisai dapat mengetahui hal apa yang harus dilakukan
dari suatu peristiwa yang terjadi.
Karakteristik yang dimliki knowledge management system (KMS) atau manajemen sistem
pengetahuan adalah
- Mendukung terjadinya komunikasi diantara berbagai user
- Terjalinnya kordinasi aktifitas user
- Terciptanya kolaborasi diantara kelompok user untuk kreasi, modifikasi, dan diseminasi
produk, serta
- Terkendalinya proses untuk memastikan integritas dan melacak kemajuan project.
Pada tahap pelaksanaan karakteristik yang dimliki knowledge management system (KMS) atau
manajemen sistem pengetahuan memberikan dukungan terhadap beberapa fungsi informasi
yang ada
(1) Acquiring and indexing; capturing and archiving;
(2) Finding and accessing
(3) Creating and annotating;
(4) Combining, collating, modifying;
(5) Tracking.
Dalam KMS atau manajemen sistem pengetahuan terdapat dua hal yang perlu diperhatikan,
yakni knowledge reuse atau penggunaan kembali pengetahuan dan knowledge repositories.
Knowledge Repositories merujuk pada sebuah sistem yang menghimpun, merawat, serta
mengamankan pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi, baik berupa tacit maupun explicit.
Pengetahuan tacit yang kemudian dipetakan dalam serangkaian alat dokumentasi, serta
pengetahuan explicit yang berupa catatan, prosedur, juga dokumen lainnya disimpan sebagai
ingatan organisasi agar dapat digunakan kembali.
Knowledge repositories merupakan jenis penyimpanan pengetahuan dalam bentuk intranet atau
portal yang menjaga, mengelola, dan mengontrol memori organisasi. Pengetahuan yang
disimpan dalam knowledge repositories tidak hanya dalam dokumen, data, dan record, tetapi
gabuungan dari pengetahuan tacit dan explicit.
Knowledge Reuse atau penggunaan kembali pengetahuan adalah suatu kegiatan diamana
kelompok atau organisasi mengingat dan mengenali kembali pengalaman dan pengetahuan yang
sudah ada dan dilakukan sebelumnya karena menghadapi situasi hampir sama dengan situasi
yang sebelumnya. Knowledge reuse dimulasi dari pertanyaan apa yang dicari, kemudian proses
penentuan lokasi, lalu dilanjutkan dengan pemilihan pengetahuan atau informasi seperti ada
yang akan dipilih dan yang terakhir adalah penerpan pengetahuan yang sudah di dapatkan.
Peran dalam proses knowledge reuse yang pertama adalah knowledge producer, pada tahap ini
pengetahuan diciptakan dan didokumentasikan. Kedua adalah knowledge intermediary, pada
tahap ini pengetahuan mulai disiapkan untuk digunakan kembali. Ketiga adalah knowledge
reuser, pada tahap ini adalah pengetahuan sudah siap untuk digunakan kembali pada situasi
tertentu
Hal tersebut bertujuan untuk mendukung knowledge capture, dissemination, sharing, dan
application. Teknologi berperan sebagai peran pendukung yang mendorong people melakukan
tugasnya.
Siklus KMS
Terdapat beberapa pendekatan dan versi siklus knowledge management berdasarkan penelitinya.
Berikut ini siklus knowledge management dalam penelitian “Bridging Knowledge Management
Life Cycle Theory and Practice” oleh Max Evans bersama Natasha Ali.
- Identifikasi
Tahap identifikasi mencari aset pengetahuan, bisa dalam bentuk dokumen secara fisik
maupun elektronik dalam sebuah organisasi. Untuk menemukan dasar utama pengetahuan,
bukti implisit atau eksplisit dicari tahu lewat brainstorming dan analisis bersama.
Analisis dan asesmen aset dilakukan dengan cara yang berkualitas dan relevan berdasarkan
aturan yang berlaku.
- Pembuatan (Create)
Data serta informasi dalam aset pengetahuan di tahap sebelumnya diolah menjadi
pengetahuan baru. Pembaruan pengetahuan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang
kurang. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan perusahaan untuk membuat pengetahuan
baru.
Contohnya yaitu analisis alur kerja dan informasi, pemetaan proses, dan pembuatan
prototipe. Pembuatan aset pengetahuan ini mengikuti panduan yang sama seperti analisis dan
asesmen tahap identifikasi.
- Penyimpanan (Store)
Jika sebuah pengetahuan dianggap berharga, maka akan disimpan dalam organisasi sebagai
komponen yang aktif. Aset pengetahuan disimpan dengan terstruktur sehingga bisa diambil
dan dibagi secara bertanggung jawab oleh pengurus organisasi.
Satu hal yang perlu diingat dalam tahap ini adalah pengetahuan tidak boleh bocor dan
diketahui oleh kompetitor.
- Pembagian (Share)
Dari tempat penyimpanan, aset pengetahuan dibagikan dan disosialisasikan. Proses ini harus
diperhatikan agar semua karyawan dapat memahami pengetahuan dengan baik. Penting
untuk menggunakan media yang tepat untuk menyalurkan pengetahuan.
Perusahaan yang sudah berpengalaman akan memiliki saluran komunikasi yang lebih efisien
dan efektif. Hal tersebut dapat mempercepat waktu penyebarluasan pengetahuan. Tahap ini
bisa dikatakan sebagai penghubung aliran pengetahuan dari hulu ke hilir.
- Penggunaan (Use)
Pengetahuan yang sudah dibagi dapat digunakan untuk membuat keputusan, memecahkan
masalah, mengembangkan pemikiran yang inovatif, dan meningkatkan efisiensi pekerjaan di
sebuah organisasi. Di tahap ini mungkin diperlukan bantuan ahli agar penerapan ilmu bisa
dilakukan dengan efisien.
- Pembelajaran (Learn)
Aset pengetahuan juga bisa menjadi dasar membuat pengetahuan baru lainnya untuk
menyempurnakan yang sudah ada. Penggunaan pengetahuan dalam rangka pemahaman
kontekstual akan dianggap sebagai pengalaman berharga oleh karyawan.
Ada beberapa tindakan dalam tahap ini, yaitu menghubungkan, mengintegrasikan,
menggabungkan, serta menginternalisasikan pengetahuan.
Jika sebuah aset pengetahuan bermanfaat, maka akan diteruskan ke tahap selanjutnya, yaitu
peningkatan penyempurnaan. Namun, jika manfaat dari aset pengetahuan kurang lengkap,
maka siklus diulang dari tahap awal.
- Improvisasi (Improve)
Aset pengetahuan kembali disimpan atau bisa juga direferensikan. Hal tersebut dilakukan
agar nilainya bermanfaat untuk masa mendatang. Peningkatan ini mencakup pengarsipan
untuk tetap digunakan atau transfer untuk digunakan lebih lanjut.
Model KMS
Menurut Hirakata Takeuchi dan Ikujiro Nonaka, dua peneliti berkebangsaan Jepang,
pengetahuan memiliki karakter yang dinamis serta bisa berubah bentuk dari explicit menjadi
tacit, dan sebaliknya. Mereka membuat model penciptaan pengetahuan yang memudahkan
organisasi untuk memprosesnya.
Model knowledge management system atau model dimensi milik mereka dinamakan Model
Dimensi Pengetahuan SECI (Socialization, Externalization, Combination, Internalization).
Socialization. Socialization terbentuk akibat kegiatan berbagi pengetahuan yang dilakukan
secara langsung. Hal ini menjadi transfer pengetahuan antara individu yang satu dengan yang
lain secara tacit (dipahami, tetapi belum disadari).
Externalization. Externalization merupakan perubahan bentuk dari tacit ke explicit. Dengan
ini, pengetahuan ini disebarluaskan lewat berbagai media dan saluran, sehingga lebih mudah
dipahami oleh orang lain.
Combination. Combination merupakan kegiatan mengumpulkan pengetahuan explicit ke
satu media agar lebih sistematis. Hal ini dilakukan melalui penambahan pengetahuan yang
baru.
Internalization. Internalization adalah perubahan dari bentuk explicit ke bentuk tacit
kembali. Contohnya yaitu proses belajar, lalu membentuk pengetahuan baru di dalam diri
seseorang.