Anda di halaman 1dari 20

Machine Translated by Google

Edisi terbaru dan arsip teks lengkap jurnal ini tersedia di Emerald Insight di:
https://www.emerald.com/insight/0128-1976.htm

Wakaf Tunai dari Perspektif wakaf tunai

Milenial: Kasus Indonesia


Khaled Nour Aldeen
Departemen Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Airlangga University, Surabaya, Indonesia and
Universitas Damaskus, Damaskus, Republik Arab Suriah
Diterima 25 Oktober 2020
Inayah Swasti Ratih Direvisi 16 Januari 2021
3 Agustus 2021
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam dan Manajemen Bisnis Badri Mahsduqi, 12 Agustus 2021
Probolinggo, Indonesia, and 26 Agustus 2021
Diterima 27 Agustus 2021
Risa Sari Pertiwi
Departemen Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Airlangga University, Surabaya, Indonesia

Abstrak
Tujuan – Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesadaran dan kemauan kaum milenial di
Indonesia terhadap wakaf tunai (cash endowment). Wakaf tunai telah mendapat perhatian besar di Indonesia
karena fleksibilitasnya, terutama setelah secara resmi mengumumkan bahwa praktik wakaf tunai sesuai syariah
pada tahun 2002 di negara ini. Milenial merupakan 33,75% dari total penduduk Indonesia. Oleh karena itu,
sangat penting untuk menganalisis wakaf tunai dari perspektif Indonesia. Kajian ini memberikan informasi
penting bagi semua institusi yang peduli dengan peningkatan kontribusi wakaf tunai di Indonesia.
Desain/metodologi/pendekatan – Kuesioner terstruktur sendiri disebarkan di Pulau Jawa untuk mengumpulkan data. Data
diperiksa dengan menggunakan alat statistik yang sesuai. Selain itu, pencarian fakta pasca wawancara dilakukan dengan
ahli wakaf uang dari berbagai instansi terkait di Indonesia untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang
masalah wakaf tunai.
Temuan – Hasil penelitian menggambarkan tingkat kesadaran yang tinggi tentang wakaf tunai di kalangan milenial di
Indonesia. Hasilnya lebih lanjut mengungkapkan tingkat kesediaan yang lebih rendah untuk berkontribusi pada wakaf tunai
dari populasi sampel dibandingkan dengan tingkat kesadaran mereka tentang wakaf tunai. Selain itu, promosi wakaf tunai
harus fokus pada penyampaian pemahaman yang lebih dalam tentang konsep dan perbedaannya dari jenis filantropi Islam
lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wali wakaf di dalam negeri harus lebih transparan. Selain itu, Badan Wakaf
Indonesia harus menerapkan aturan yang lebih ketat untuk memantau wali wakaf.
Keterbatasan/Implikasi Penelitian – Penelitian ini menyangkut kemauan dan kesadaran terhadap wakaf tunai di kalangan
umat Islam Indonesia yang lahir antara tahun 1980 dan 2000.
Implikasi praktis – Sebagai negara berpenduduk mayoritas Muslim, diharapkan Indonesia akan membuat banyak kemajuan
dalam wakaf tunai. Dengan memberikan pemahaman yang jelas tentang kemauan dan kesadaran wakaf tunai di kalangan
masyarakat Indonesia, penelitian ini dapat membantu dalam merancang kampanye pemasaran edukatif yang tepat untuk
penerima wakaf uang di masa depan untuk memastikan lembaga wakaf tunai memberikan layanan yang efisien. Disarankan
untuk menekankan transparansi organisasi wakaf. Ini akan menambah reputasi nazhir (wali wakaf), sehingga meningkatkan
saham nasional wakaf dengan memastikan alokasi yang tepat dari wakaf tunai. Regulator harus lebih ketat dalam memantau
praktik nazhir. Misalnya, dapat mencakup penilaian berkala atas entitas wakaf.
Orisinalitas/nilai – Penelitian ini bersifat asli; belum ada penelitian sebelumnya yang membahas tentang perspektif milenial
terhadap wakaf tunai di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini menyajikan informasi yang berharga bagi pembuat kebijakan,
praktisi dan peneliti.
Kata Kunci Kesadaran, Wakaf Tunai, Indonesia, Milenial, Kesediaan Jenis
Makalah Makalah Penelitian

© Khaled Nour Aldeen, Inayah Swasti Ratih dan Risa Sari Pertiwi. Diterbitkan di ISRA International
Journal of Islamic Finance. Diterbitkan oleh Emerald Publishing Limited. Artikel ini diterbitkan di bawah
lisensi Creative Commons Attribution (CC BY 4.0). Siapapun dapat mereproduksi, mendistribusikan, ISRA International Journal of
Islamic Finance
menerjemahkan dan membuat karya turunan dari artikel ini (baik untuk tujuan komersial dan non- Emerald Publishing Limited
komersial), tunduk pada atribusi penuh ke publikasi asli dan penulis. Persyaratan lengkap dari lisensi ini 0128-1976
DOI 10.1108/IJIF-10-2020-0223
dapat dilihat di http:// creativecommons.org/licences/by/4.0/legalcode.
Machine Translated by Google

Pendahuluan
IJIF
Ada pertumbuhan yang signifikan dari keuangan sosial Islam di dunia kontemporer, khususnya
dalam beberapa dekade terakhir. Dalam konteks Islam, wakaf secara sederhana diartikan sebagai
menahan suatu aset dan membatasi konsumsinya untuk sering-sering mengambil hasilnya untuk
kepentingan penerima manfaat (Zauro et al., 2020). Biasanya, praktik wakaf berpusat pada
bangunan dan/atau tanah. Namun, banyak donatur yang tidak mampu mendonasikan suatu aset
secara keseluruhan untuk mengikuti kegiatan wakaf. Oleh karena itu, wakaf tunai (cash endowment)
menjadi pilihan penting bagi para donatur yang tidak memiliki aset tetap melainkan memiliki aset
bergerak, yaitu uang tunai, untuk berdonasi. Semua lapisan masyarakat dapat melakukan kegiatan
amal yang berkelanjutan melalui wakaf tunai – berapapun jumlah uangnya – selama mereka mau
melakukannya secara sukarela demi mendapatkan keridhaan Allah (SWT) (Aldeen et al., 2020) .
Wakaf tunai merupakan instrumen yang kuat, permanen dan meresap karena merupakan
kegiatan sukarela yang bercirikan terus-menerus (Haryanto, 2013). Karena wakaf tunai
memungkinkan semua segmen Muslim untuk berkontribusi pada praktik wakaf, potensinya cukup
tinggi jika dipromosikan dan dikelola dengan baik. Wakaf telah menarik perhatian para peneliti
kontemporer di seluruh dunia. Hal ini dianggap sebagai kendaraan sosial-ekonomi penting yang
menganut prinsip-prinsip Islam. Apalagi diakui sebagai salah satu mekanisme pendanaan
berkelanjutan untuk melayani masyarakat (Mustofa et al., 2020).
Istilah “milenial” mengacu pada generasi yang lahir pada tahun 1980-an dan 1990-an (Jang et
al., 2011). Milenial adalah aset besar bagi negara; mereka adalah pemimpin masa depan dan
berpotensi dapat memajukan pembangunan ekonomi. Dikatakan bahwa generasi milenial adalah
generasi yang paling terdidik (Ogamba, 2019). Oleh karena itu, perhatian besar telah diberikan
kepada generasi milenial karena dampaknya terhadap perekonomian (Ogamba, 2019).
Akibatnya, pemberdayaan ekonomi kaum milenial menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi
pembangunan berkelanjutan (Ogamba, 2019). Generasi milenial di Indonesia memiliki populasi
yang sangat besar yaitu 88 juta (Andika, 2020). Selain itu, Indonesia menduduki peringkat sebagai
negara paling dermawan di dunia (CAF World Giving Index, 2021).
Selain itu, sebagai individu, kaum milenial terkenal dengan perilaku boros uang (Saeed dan Azmi,
2019). Oleh karena itu, sangat penting untuk mencari pemahaman yang lebih dalam tentang wakaf
uang dari perspektif kaum milenial sehingga lembaga wakaf dapat menempatkan prosedur yang
tepat untuk meningkatkan partisipasi kaum milenial dalam kegiatan wakaf yang mendorong
pembangunan ekonomi.
Pengalaman wakaf paling awal di Indonesia dimulai ketika Islam diperkenalkan di tanah air
pada pertengahan abad ke-13 (Ihsan dan Ibrahim, 2011). Indonesia telah menyadari pentingnya
kebangkitan wakaf untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pemerintah Indonesia telah
melakukan reformasi besar-besaran untuk revitalisasi lembaga wakaf melalui pengesahan Undang-
Undang Wakaf No. 41/2004, yang mencakup semua bentuk perwakafan (Prihatiniet al., 2005).
Tindakan ini memberikan harapan baru bagi perbaikan pengelolaan wakaf Indonesia; mengatur
beberapa hal penting yang relevan seperti tanggung jawab wali wakaf dan jenis wakaf, dan telah
membentuk Badan Wakaf Indonesia (BWI) (Prihatiniet al., 2005).
Namun, undang-undang ini dikritik karena tidak cukup komprehensif karena masih banyak masjid,
tanah, dan universitas wakaf yang masih belum dikelola dengan baik (Ihsan dan Ibrahim, 2011).

Pada 11 Mei 2002, wakaf tunai secara resmi dinyatakan diperbolehkan oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI) yang menetapkan bahwa nilai pokok wakaf tidak boleh habis atau dikurangi. MUI
juga mengaitkan tanggung jawab menjaga keberlanjutan aset wakaf kepada pengelola wakaf
(Badan Wakaf Indonesia, 2020). Sebelum pengumuman tersebut di atas, praktek wakaf di Indonesia
terutama dalam bentuk tanah yang didedikasikan untuk tujuan keagamaan, misalnya, pesantren,
masjid dan kuburan. Namun, dikatakan bahwa sifat-sifat itu tidak digunakan dengan cara yang
paling menguntungkan (Ihsan dan Ibrahim, 2011). Misalnya, hanya 3% dari tanah wakaf di
Yogyakarta yang digunakan untuk mempromosikan pembangunan sosial-ekonomi,
Machine Translated by Google

wakaf tunai
Machine Translated by Google

IJIF
Machine Translated by Google

wakaf tunai
Machine Translated by Google

IJIF
Machine Translated by Google

Perhatian terhadap wakaf tunai telah meningkat dalam dua dekade terakhir, terutama setelah wakaf tunai
deklarasi wakaf tunai sebagai praktik yang diperbolehkan di Malaysia dan Indonesia pada awal 2000-
an. Subyek telah diberikan perhatian ekstra oleh peneliti, praktisi dan pembuat kebijakan. Penelitian ini
berpendapat bahwa pemahaman yang lebih dalam tentang praktik wakaf tunai adalah suatu keharusan,
terutama di kalangan milenial. Banyak sarjana berusaha untuk menyelidiki tingkat kesadaran dan
kemauan terhadap wakaf tunai dari perspektif yang berbeda (Echchabi et al., 2015; Hasan et al., 2019;
Iqbalet al., 2019). Namun, sejauh yang penulis ketahui, tidak ada penelitian sebelumnya yang membahas
materi pelajaran dari perspektif milenium.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman naz irs dan BWI tentang wakaf
_

tunai dari perspektif kaum milenial. Studi ini akan membantu semua entitas terkait untuk
mempertimbangkan kembali strategi komunikasi mereka berdasarkan hasil penelitian.

Metodologi
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode campuran untuk mencapai tujuan penelitiannya.
Penelitian ini menggunakan kuesioner dan survei wawancara untuk mendapatkan pemahaman yang
komprehensif dari perspektif kaum milenial serta dari lembaga resmi lainnya yang peduli dengan praktik
wakaf di Indonesia. Diasumsikan bahwa mewawancarai entitas tersebut akan membantu dalam
membenarkan hasil yang diperoleh dari survei kuesioner.

Survei kuesioner Untuk


mencapai tujuan penelitian, kuesioner dirumuskan dalam lima bagian utama.
Bagian pertama tentang profil responden, sedangkan empat bagian sisanya tentang kesadaran, promosi,
kepercayaan pada naz irs dan kemauan. Gambar 1 menggambarkan kerangka konseptual penelitian ini.
_

Dalam empat bagian terakhir, responden diminta untuk menunjukkan tanggapan mereka pada skala
Likert mulai dari "15 sangat tidak setuju" hingga "5 5 sangat setuju." Para ahli keuangan sosial Islam
dan perilaku pelanggan dikonsultasikan untuk mencari amandemen konstruktif pada isi kuesioner
sebelum kuesioner didistribusikan.
Kuesioner dalam penelitian ini disebarkan secara online. Survei dilakukan antara November 2019
dan Februari 2020. Responden tidak diminta untuk membagikan data pribadi apa pun. Dalam kuesioner,
dinyatakan bahwa semua data akan diperlakukan secara rahasia untuk sebagian besar.

Sebelum mengumpulkan data, 30 kuesioner dibagikan secara percontohan untuk memastikan


validitasnya. Sedikit perubahan dilakukan pada penataan demografis setelah uji coba.
Indonesia memiliki empat pulau kecil dan lima pulau besar, dengan total 34 provinsi. Kuesioner versi
final disebar di Pulau Jawa yang dianggap utama

Kesadaran

Promosi
Wakaf Tunai dari
Perspektif Milenial
Percaya pada Nÿÿirÿ
Gambar 1.
Kerangka Konseptual
Kesediaan Wakaf Uang dari
Perspektif
Milenial
Sumber: Penulis sendiri
Machine Translated by Google

pulau negara. Apalagi Jawa menampung dua kota terbesar di Indonesia, yakni Jakarta di barat dan
IJIF
Surabaya di timur. Dari semua pulau, Pulau Jawa memiliki 56% lebih banyak generasi milenial dibandingkan
daerah lain (BPS, 2018). Selain itu, penduduk di Pulau Jawa memiliki lingkungan yang lebih maju karena
fasilitas yang memadai dibandingkan dengan daerah lain; Hal ini terlihat dari hasil survei yang dilakukan
oleh Asosiasi Jasa Internet Indonesia (APJII), yang menunjukkan bahwa 65% dari total pengguna internet
di Indonesia berasal dari Pulau Jawa (Budiati et al., 2018). Selain itu, wakaf uang di Pulau Jawa memiliki
potensi yang besar, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) (2018), mengingat penduduk Pulau Jawa memiliki
pendapatan sebesar 72% dari total penduduk yang bekerja di Indonesia.

Untuk pemilihan responden kuesioner, kriteria tertentu diperhitungkan. Hanya Muslim Indonesia yang
berusia antara 20 dan 40 tahun yang menjadi subjek survei. Dari 534 kuesioner yang disebar, sebanyak
484 yang kembali; hanya 385 dari mereka (79,54%) yang lengkap dan dapat dimasukkan dalam penelitian
ini.
Alpha Cronbach digunakan untuk menguji keandalan pernyataan kuesioner (Edgett dan Parkinson,
1994; Islam dan Rahman, 2017; Islam dan Ahmad, 2020).
Alpha Cronbach adalah metrik konsistensi batin yang menjelaskan bagaimana satu set item terkait sebagai
sebuah kelompok (Cronbach dan Shavelson, 2004). Ini digunakan sebagai indikator untuk menjelaskan
keandalan skala untuk mengkonfirmasi apakah skala unidimensional. Secara teknis, ini adalah koefisien
konsistensi. Ini dianggap sebagai metode yang paling cocok untuk menentukan keandalan skala multi-item
(Edgett dan Parkinson, 1994). Rumus konseptual dapat disajikan sebagai berikut:

Nc
sebuah _

v N 1Þc

di mana : alfa Cronbach; N: jumlah item; c: kovarians antar-item; v: varians rata-rata.


Nilai 0,70 atau lebih dianggap dapat diterima untuk mempertimbangkan skala yang dapat diandalkan
(Highhouse et al., 2003). Uji kebulatan Bartlett digunakan untuk menguji kelayakan data. Selain itu, Kaiser-
Meyer-Olkin (KMO) digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antar variabel (Edgett dan Parkinson,
1994).

Survei wawancara
Untuk mengkonfirmasi temuan survei kuesioner dan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam
tentang masalah yang terkait dengan wakaf tunai, penelitian ini juga melakukan wawancara semi terstruktur
dengan pakar wakaf tunai di berbagai instansi terkait, yaitu dengan naz irs, Badan
_Dumpet
Wakaf
Dhuafa
Indonesia
(organisasi
(BWI),
yang menyediakan banyak program yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan keadilan sosial di
Indonesia) dan Yayasan Pendidikan Wakaf Indonesia (YEWI). Pertanyaan wawancara dikembangkan
setelah menganalisis hasil kuesioner responden.

Penelitian ini mengandalkan purposive sampling untuk memilih orang yang diwawancarai. Ini adalah
strategi pengambilan sampel untuk memilih orang yang diwawancarai terlebih dahulu berdasarkan
pertanyaan penelitian. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, para ahli dari berbagai institusi di tanah air
dipilih seperti yang tercantum pada Tabel 1. Kriteria pemilihan para ahli didasarkan pada pengalaman kerja dan spesialisas
Morse (1994) merekomendasikan enam peserta untuk analisis tematik. Enam orang yang diwawancarai
juga dipekerjakan oleh Thaker (2018). Yang terakhir mengklaim bahwa sejumlah kecil peserta memungkinkan
seorang peneliti untuk mencapai pemahaman mendalam tentang masalah yang dipelajari. Studi ini
mempertimbangkan konsep kejenuhan – ketika tidak ada wawasan baru yang diberikan oleh responden –
untuk mematangkan jumlah responden (Thaker, 2018; Aldeen et al., 2019). Seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 1, enam responden terdiri dari sampel yang diwawancarai. Platform Zoom Meeting digunakan untuk
mewawancarai para peserta. Semua pertemuan direkam, memungkinkan penulis untuk meninjaunya
seperlunya.
Machine Translated by Google

Analisis tematik digunakan untuk melaporkan data. Hal ini memungkinkan peneliti untuk meringkas kuncinya
wakaf tunai
unsur-unsur data yang dikumpulkan, yang menggambarkan perbedaan dan persamaan dalam data;
apalagi, analisisnya sesuai untuk pengembangan kebijakan (Braun dan Clarke, 2006).

Analisis dan temuan data


Profil responden
Tabel 2 menggambarkan informasi sosio-demografis responden. Daerah sasaran
adalah Pulau Jawa. Penelitian ini meliputi Jawa bagian timur, barat dan tengah. Semua responden adalah
berusia antara 20 dan 35 tahun; hanya 13,51% responden berusia di bawah 25 tahun. Mayoritas
responden memiliki gelar sarjana. Hanya 23,38% yang tidak memperoleh gelar sarjana.
Lebih dari separuh gaji responden berkisar antara Rp1,5 juta hingga Rp3,5 juta.

Analisis faktor penjelas


Tabel 3 menyajikan hasil statistik. Alpha Cronbach untuk semua bagian lebih dari
0.7. Oleh karena itu, skala tersebut secara signifikan dapat diandalkan (Highhouse et al., 2003). Ukuran KMO dari
statistik kecukupan sampling signifikan sebesar 0,905; tingkat signifikansi > 0,6 menurut
Neil (2008).
Uji kebulatan Bartlett digunakan untuk mengkonfirmasi kesesuaian data
(Stewart, 1981). Hasil uji Bartlett besar sebesar 6,314.708 dan signifikan sebesar 0,001.
Oleh karena itu, data tersebut sesuai untuk analisis faktor (Edgett dan Parkinson, 1994). Data
mengungkapkan bahwa variabel yang dipilih di bawah setiap faktor tidak identik (Edgett dan Parkinson,
1994; Islam dan Rahman, 2017; Islam dan Ahmad, 2020). Gambar 2 menggambarkan plot layar. Dia
memanifestasikan semua nilai eigen; empat faktor pertama lebih tinggi dari titik potong (> 1). Selanjutnya,
garis hampir horizontal (<1). Oleh karena itu, nilai eigen minimum untuk setiap faktor yang dipilih
langsung lebih tinggi dari 1. Oleh karena itu, keempat faktor tersebut layak dipertahankan dalam penelitian ini untuk
menjelaskan empat faktor yang dipilih, yaitu, kesadaran, kemauan, promosi dan kepercayaan dalam
n adalah dan
_

Temuan
Tabel 4 menyajikan tanggapan responden dalam hal kesadaran wakaf tunai dan
kesediaan untuk menyumbang wakaf tunai. Hal ini menunjukkan bahwa 82,34% responden sadar
bahwa wakaf uang merupakan salah satu bentuk sedekah. Namun, persentase yang lebih rendah diamati ketika
penulis bertanya tentang aset yang melekat pada wakaf tunai (yaitu uang). Ini mungkin karena kebanyakan
responden pernah mendengar tentang wakaf tunai, namun mereka kurang mengetahui bahwa wakaf tunai disumbangkan di
bentuk uang. Hal ini didukung oleh temuan Riwajantiet al. (2020) yang mengkonfirmasi itu

Nomor yang diwawancarai Wawancara


(kode) Lembaga Posisi durasi

1(A) Puspas Airlangga University (n air managed by Ketua Pelaksana 56 menit


Airlangga university) petugas
2(B) BMT Mudah (salah satu BMT Indonesia yang berprofesi sebagai Ketua Pelaksana 40 menit
sudah dan) petugas
3(C) BWI Hubungan masyarakat 44 menit

4 (D) BWI Wakil manajer 38 menit


5(E) Dumpet Duafa Wakil manajer 26 menit
6 (P) YA Ketua Pelaksana 35 menit
petugas Tabel 1.
Sumber: Penulis sendiri Profil orang yang diwawancarai
Machine Translated by Google

IJIF Distribusi responden Karakteristik Frekuensi Persen (%)

Tempat tinggal Jawa Timur 138 35.84


Jawa Tengah 96 24.93
Jawa barat 151 39.22
Kelompok umur (tahun) 21–25 52 13.51
26–30 182 47.27
31–35 120 31.17
Jenis kelamin Pria 213 55.32
Perempuan 172 44.68
Status pernikahan Lajang 167 43.37
Telah menikah 218 56.62
Kualifikasi pendidikan Kurang dari kelulusan 90 23.38
Lulusan sarjana 254 65,97
Master ke atas 41 10,65
Pekerjaan sektor pemerintah 53 13.76
Sektor swasta 190 49.35
Pengusaha 96 24.93
Lainnya 46 11.94
Pendapatan bulanan Rp 500,000–Rp 1,500,000 77 20.00
Rp 1,500,001–Rp 2,500,000 108 28.05
Rp 2,500,001–Rp 3,500,000 140 36.36

Meja 2. Lebih dari Rp3.500.000 60 15.58

Profil responden Sumber: Penulis sendiri

milenium menikmati tingkat kesadaran yang baik tentang h _ produk al al, tetapi mereka kurang sadar ketika itu
datang ke masalah keuangan.
Hampir 70% responden sangat setuju bahwa wakaf tunai merupakan bentuk berkelanjutan dari
investasi, dan tidak akan habis. Lebih dari 70% responden juga sadar
dari entitas wakaf tunai harus disumbangkan. Namun, secara komparatif, persentase yang lebih rendah dari
responden mengetahui cara berwakaf uang tunai (45,19% sangat setuju). Itu
indikator kesadaran secara umum menunjukkan bahwa generasi milenial Indonesia sadar akan
pentingnya wakaf tunai sebagai instrumen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, hasilnya
menggambarkan bahwa meskipun tingkat kesadaran tinggi, seperti yang ditemukan oleh Echchabi et al. (2015) di
kasus Aljazair, responden kurang berminat untuk berdonasi ke lembaga wakaf tunai. Hanya
46,75% sangat setuju untuk menyumbangkan wakaf tunai di kemudian hari. Hasil ini bertentangan dengan penelitian
dari Yusof dkk. (2013) dan Adeyemi et al. (2016), yang menemukan tingkat kemauan yang tinggi di antara
penduduk India meskipun tingkat kesadarannya rendah. Hasil ini mungkin terkait dengan
n az praktek mereka, seperti Indahsari et al. (2014) dikonfirmasi. Di sisi lain, Islam dan Rahman
_

(2017) menemukan tingkat kesadaran yang rendah terkait dengan tingkat kemauan yang lebih tinggi di antara
Muslim di India. Mereka mengklaim bahwa kurangnya kesadaran di kalangan Muslim India memotivasi
mereka untuk mengambil bagian dalam produk keuangan Islam.
Milenial mungkin memilih saluran amal lain seperti s _ adaqah untuk menyumbangkan uang; ini
dapat menjelaskan persentase yang rendah ketika responden ditanya apakah mereka akan memilih
wakaf tunai sebagai bentuk amal (hanya 33,77% sangat setuju). Persentase rendah yang dicapai
(30,91% sangat setuju) ketika responden ditanya tentang kesediaan mereka untuk mengundang
yang lain logis karena persentase yang hampir sama tidak mampu menjelaskan wakaf tunai kepada orang lain.
Di sisi lain, BWI harus bertujuan untuk mempromosikan dan mendukung perbankan Syariah digital
sistem karena dampak positifnya yang tinggi terhadap minat pemuda untuk berpartisipasi dalam wakaf tunai
transaksi (Berakon et al., 2021).
Hasil yang disebutkan di atas didukung oleh pengamatan ahli berikut:
orang yang diwawancarai:
Machine Translated by Google

wakaf tunai

Orang yang Diwawancarai (B):

Tingkat kesadaran tentang wakaf tinggi, namun hal ini tidak serta merta mencerminkan tingkat kemauan yang tinggi.
Memperkenalkan orang secara dangkal pada wakaf saja tidak cukup. Kita perlu menguraikan lebih lanjut tentangnya
dampak yang luar biasa terlepas dari jumlahnya. Kami diminta untuk menjelaskan lebih lanjut tentang fleksibilitas
wakaf tunai. Sampai saat ini masih ada yang beranggapan bahwa sumbangan ini harus besar, padahal tidak
Harus.

Orang yang Diwawancarai (C):

Kami percaya bahwa di negara mayoritas Muslim, milenium sadar akan kata “wakaf” ....Jika a
waq f ingin menyumbangkan wakaf uang, ia percaya bahwa uang ini akan dikumpulkan dan akan diinvestasikan
Machine Translated by Google

IJIF 10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Gambar 2. Nomor Komponen


Plot layar
Sumber: Penulis sendiri

Dengan kuat Tidak setuju Tidak bisa Setuju Dengan kuat


Penyataan tidak setuju (%) (%) mengatakan (%) (%) setuju (%)

Kesadaran
Saya sadar bahwa wakaf tunai adalah salah satu dari 0.00 1.04 6.75 9.87 82.34
bentuk amal yang didedikasikan untuk membantu
yang lain

Saya sadar bahwa wakaf tunai berarti memberi 0,52 1.56 19.74 9.35 68.83
sejumlah uang untuk kepentingan
orang lain
Saya sadar bahwa wakaf uang tidak akan pernah ada 0.00 1.30 4.42 26.23 68,05
terpakai
Saya mengetahui entitas wakaf kepada siapa saya 0,52 0,78 8.83 18.70 71.17
harus menyumbangkan uang saya
Saya mengetahui cara berdonasi wakaf tunai 2.60 5.19 18,44 28.57 45.19
Saya dapat menjelaskan manfaat uang tunai 3.38 7.53 28,57 30.39 30.13
wakaf kepada orang lain

Kesediaan
Saya memiliki keinginan untuk menyumbangkan wakaf tunai 1.56 5.19 12,99 33.51 46.75
secara sukarela. Di masa depan, saya tertarik
dalam mendonasikan wakaf uang kepada wakaf tertentu
institusi
Wakaf tunai adalah pilihan saya untuk amal 1,04 6.23 22.34 36,62 33.77
Tabel 4.
saya ingin mengajak orang lain untuk berdonasi 1,56 5.71 25.45 36,36 30.91
Tanggapan tentang
kesadaran uang tunai wakaf tunai
Saya memiliki keinginan untuk menyumbangkan wakaf tunai di 0,26 4.16 12.73 32,99 49.87
wakaf dan kemauan
masa depan
untuk berkontribusi
wakaf tunai Sumber: Penulis sendiri

sebelum dibelanjakan untuk penerima manfaat .... Biasanya, orang lebih suka mendistribusikan uangnya sendiri
dengan memberikannya kepada penerima manfaat dalam bentuk sadaqah. _

Orang yang Diwawancarai (P):

Milenial memiliki pemahaman yang dangkal tentang praktik wakaf tunai. Mereka tidak sepenuhnya menyadari
dampaknya yang besar. Kampanye iklan di masa depan harus fokus pada dampak wakaf tunai yang akan meningkatkan
kemauan tidak hanya di kalangan milenial tetapi juga mendorong seluruh masyarakat Indonesia untuk berdonasi.

Milenial lebih sadar tentang h _ al produk, seperti Setiawatie et al. (2019), Vanany dkk. (2019)
dan Riwajanti dkk. (2020) dikonfirmasi. Namun demikian, penelitian ini menggambarkan tingkat yang lebih rendah dari
kesadaran di kalangan milenial tentang wakaf tunai.
Machine Translated by Google

Tabel 5 menunjukkan tanggapan responden tentang promosi wakaf tunai dan wakaf tunai
tingkat kepercayaan pada n azir. Hasilnya menggambarkan tingkat kepuasan yang rendah dalam hal uang tunai
_

promosi wakaf. Hanya 31,95% yang sangat setuju bahwa informasi tentang wakaf tunai
yang diajukan oleh lembaga wakaf mudah diakses baik online maupun offline, dan 24,42% setuju
bahwa informasi yang dibagikan oleh n az _ ir dapat menjangkau semua segmen masyarakat.
Tingkat kepuasan responden juga rendah terhadap pemahaman tentang
isi iklan. Hanya 14,29% sangat setuju bahwa iklan dari wakaf
lembaga wakaf uang, baik media massa maupun media sosial, sangat menarik. Ini bisa jadi
dikaitkan dengan bahasa yang digunakan dalam iklan. Lembaga wakaf mungkin
dengan asumsi bahwa masyarakat umum memiliki pengetahuan dasar tentang keuangan syariah dan syariah
keuangan sosial.
Berkenaan dengan kredibilitas konten yang disajikan di media, sekitar 20% dari
responden tidak setuju bahwa informasi yang disampaikan melalui saluran media dapat
tepercaya. Ini mungkin dikaitkan dengan dua faktor: pertama, kepercayaan pada n az ir; kedua, publik
_

memahami informasi wakaf.


Machine Translated by Google

IJIF
Machine Translated by Google

wakaf tunai

Kesadaran Promosi
Secara umum, generasi milenial menunjukkan tingkat kesadaran Milenial menunjukkan tingkat kepuasan yang rendah ketika
yang tinggi tentang wakaf uang dan pentingnya wakaf sebagai itu datang ke promosi wakaf tunai. Konten yang menarik, informasi
instrumen untuk meningkatkan kesejahteraan sosial yang mudah dicerna untuk semua segmen masyarakat, keterjangkauan
dan ketersediaan data harus dipertimbangkan dalam promosi wakaf tunai

Wakaf uang dari


perspektif kaum milenial
di Indonesia

Kesediaan Trust in Nÿÿirs


Rendahnya persentase yang dicapai ketika responden ditanya Nÿÿirs Tampaknya lembaga wakaf tunai harus
tentang kesediaannya untuk mengajak orang lain menyumbang wakaf menunjukkan prestasi mereka dalam melayani masyarakat.
tunai adalah logis karena persentase yang hampir sama tidak mampu Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kredibilitas para nÿÿir
Gambar 3.
menjelaskan wakaf uang kepada orang lain. Milenial mungkin memilih
saluran amal lain untuk menyumbangkan uang Ringkasan dari empat
aspek yang
dipertimbangkan dalam pene
Sumber: Penulis sendiri
Machine Translated by Google

Perluasan aksi filantropi harus ditingkatkan dengan mengembangkan program-program yang berfokus pada
IJIF keterlibatan generasi milenial yang berwawasan sipil .... BWI berusaha meningkatkan kolaborasinya dengan
semua entitas yang memiliki pengaruh besar pada publik seperti sekolah, universitas, dan masjid di untuk
mengangkat potensi wakaf tunai di Indonesia.

Referensi

Ab Shatar, WN, Hanaysha, JR dan Tahir, PR (2021), “Penentu pengumpulan dana wakaf tunai di lembaga
perbankan syariah Malaysia: wawasan empiris dari perspektif karyawan”, ISRA International Journal of
Islamic Finance, Vol. di depan cetak No. di depan cetak, doi: 10.1108/IJIF 06-2020-0126.

Adeyemi, AA, Ismail, NA dan Hassan, SSB (2016), "Investigasi empiris determinan kesadaran wakaf tunai di
Malaysia", Wacana Intelektual, Vol. 24 No. Edisi Khusus, hlm. 501-520.

Aldeen, KN, Shah, SAA dan Herianingrum, S. (2019), “Pelindung bank syariah dan konvensional: kasus Suriah”,
Al-Uqud: Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 3 No. 2, hal. 98-113, doi: 10.26740/ al-uqud.v3n2.

Aldeen, KN, Ratih, IS and Herianingrum, S. (2020), “Contemporary issues on cash wakaf: a thematic literature
review”, International Journal of Islamic Economics and Finance (IJIEF), Vol. 3 No.2, hal.19-144, doi:
10.18196/ijief.3236.
Ali, A., Sherwani, M., Ali, A., Ali, Z. dan Sherwani, M. (2020), “Investigating the antecedents of halal brand
product purchase intention: an empiris investigation”, Journal of Islamic Marketing, Vol . di depan cetak
No. di depan cetak, doi: 10.1108/JIMA-03-2019-0063.
Aliyu, SU (2019), “Refleksi Peran Sosial Ekonomi Wakaf Dalam Sistem Ekonomi Islam”, IJUS
Jurnal Internasional Studi Umrani, Vol. 2 Tidak. 1, hal. 1-13.
Andika, A.A. (2020), Kembangkan ekonomi Syariah, KNEKS: milenial jadilah pemain!, available at: https://
knks.go.id/berita/246/kembangkan-ekonomi-syariah-kneks-milenial-jadilah-pemain? category51 (accessed
20 August 2020).
Ascarya, Rahmawati, S. and Sukmana, R. (2016), “Cash waqf models of Baitul Maal wat Tamwil in Indonesia”,
Paper Presented at the International Conference and Call for Paper: Waqf and Economic Growth, Jakarta,
Indonesia, 9–11 November 2016, Organized by Trisakti University and Badan Wakaf Indonesia.

Aziz, MRA dan Yusof, MA (2014), “Meneliti hubungan antara tingkat pendapatan dan penunjukan agen dalam
mengumpulkan dana wakaf”, International Journal of Trade, Economics and Finance, Vol. 5 No.2, hlm.
167-169.
Machine Translated by Google

Aziz, MRA, Yusof, MA dan Johari, F. (2013), “Kecenderungan Mahasiswa dan Masyarakat Terhadap Pendirian
wakaf tunai
Bank Wakaf Syariah”, World Applied Sciences Journal, Vol. 26 No.1, hlm. 138-143, doi: 10.5829/
idosi.wasj.2013.26.01.13459.
Badan Waqf Indonesia (2020), “Mengenal wakaf uang”, available at: https://www.bwi.go.id/mengenal wakaf-
uang/ (accessed 15 August 2020).
Bank Indonesia (2020), Sharia Economy and Finance Report 2019, available at: https://www.bi.go.id/ en/
publikasi/laporan/Pages/Laporan-Ekonomi-dan-Keuangan-Syariah-2019.aspx (accessed 3 January
2021).
Berakon, I., Aji, HM and Hafizi, MR (2021), “Dampak Sistem Perbankan Syariah Digital Terhadap Wakaf
Tunai di Kalangan Pemuda Muslim Indonesia”, Journal of Islamic Marketing, Vol. di depan cetak No.
di depan cetak, doi: 10.1108/JIMA-11-2020-0337.
BPS-Statistics Indonesia (2018), Statistical Yearbook of Indonesia 2018 (Statistik Indonesia), tersedia di:
https://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/9acde-buku-profil-generasi-milenia. pdf (diakses 3 Januari
2021).
Braun, V. dan Clarke, V. (2006), "Menggunakan analisis tematik dalam psikologi", Penelitian Kualitatif dalam
Psikologi, Vol. 3 No.2, hal.77-101.
Budiati, I., Susianto, Y., Adi, W.P., Ayuni, S., Reagan, H.A., Larasaty, P. and Saputri, V.G. (2018), “Profil
Generasi Milenial Indonesia”, available at: https://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/ list/9acde-buku-
profil-generasi-milenia.pdf (accessed 4 January 2020).
Indeks Pemberian Dunia CAF (2021), Pandangan Global tentang Tren Pemberian, tersedia di: https://
www.cafonline. org/about-us/publications/2021-publications/caf-world-giving-index-2021 (diakses 20
Juli 2020).
Cizakca, M. (1998), "Wakaf dalam sejarah dan implikasinya bagi ekonomi Islam modern", Studi Ekonomi
Islam, Vol. 6 No.1, hal.313-355.
Cronbach, LJ dan Shavelson, RJ (2004), "Pemikiran saya saat ini tentang koefisien alfa dan prosedur
penerus", Pengukuran Pendidikan dan Psikologis, Vol. 64 No. 3, hlm. 391-418, doi: 10.
1177/0013164404266386.

Echchabi, A., Houssem Eddine, CO dan Ayedh, AM (2015), "Kesadaran tentang wakaf di kalangan siswa
Aljazair: studi eksplorasi", Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam, Vol. 2 No.3, hlm. 1-13.

Edgett, S. dan Parkinson, S. (1994), "Pengembangan jasa keuangan baru", Jurnal Internasional Manajemen
Industri Jasa, Vol. 5 No.4, hlm. 24-38.
Furqon, A. (2011), “Analisis praktek perwakafan uang pada lembaga keuangan syariah”, Walisongo: Jurnal
Penelitian Sosial Keagamaan, Vol. 19 No. 1, pp. 157-178, doi: 10.21580/ws.19.1.216.
Haryanto, R. (2013), “Pengentasan Kemiskinan Melalui Pendekatan Wakaf Tunai”, Al-Ihkam: Jurnal Hukum
and Pranata Sosial, Vol. 7 No. 1, pp. 178-200, doi: 10.19105/al-ihkam.v7i1.323.
Hasan, H., Ahmad, I. dan Ghazali, NA (2019), “Analisis Perbandingan Indeks Kedermawanan Wakaf (WGI
pada Generasi Y dan Z)”, Research in World Economy, Vol. 10 No.2, hlm. 1-4, doi: 10.5430/rwe.
v10n2p26.
Highhouse, S., Lievens, F. dan Sinar, EF (2003), "Mengukur daya tarik organisasi", Pengukuran Pendidikan
dan Psikologis, Vol. 63 No.6, hlm. 986-1001.
Hudzaifah, A. (2019), “Factors influencing willingness to contribute in cash waqf: case of South Tangerang,
Indonesia”, KITABAH: Jurnal Akuntansi dan Keuangan Syariah, Vol. 3 No. 1, pp. 1-18.

IDN Research Institute (2020), “Indonesia Millennials report”, tersedia di: https://cdn.idntimes.com/content-
documents/Indonesia-millennial-report-2020-by-IDN-Research-Institute.pdf (diakses 20 Juli 2021).

Ihsan, H. dan Ibrahim, SHHM (2011), “Akuntansi dan Manajemen Wakaf di Lembaga Wakaf Indonesia”,
Humanomics, Vol. 27 No.4, hal.252-269, doi: 10.1108/08288661111181305.
Machine Translated by Google

Indahsari, K., Burhan, MU, Ashar, K. and Multifiah (2014), “Penentu perilaku individu Muslim dalam menunaikan
IJIF zakat, infaq, shadaqah dan wakaf melalui lembaga amil”, International Journal of Economic Policy in
Emerging Economies, Vol . 7 No. 4, hal. 346-365.
Indonesian Waqf Board (2020), Mengenal Wakaf Uang, available at: https://www.bwi.go.id/mengenal
wakaf-uang/ (accessed 15 August 2020).
Iqbal, M., Nadya, PS, Saripudin, S. dan Hadiyati, P. (2019), “Meningkatkan kesadaran dan niat masyarakat dalam
mendorong pertumbuhan wakaf tunai”, Economica: Jurnal Ekonomi Islam, Vol. 10 No.1, hlm.29-56, doi:
10.21580/economica.2019.10.1.3152.
Islam, R. dan Ahmad, R. (2020), “Mudharabah dan musyarakah sebagai keuangan ekuitas mikro: persepsi
pengusaha wanita yang kurang beruntung di Selangor”, ISRA International Journal of Islamic Finance, Vol.
12 No.2, hal.217-237, doi: 10.1108/IJIF-04-2018-0041.
Islam, JU dan Rahman, Z. (2017), "Kesadaran dan kemauan terhadap perbankan Islam di kalangan Muslim:
perspektif India", Jurnal Internasional Keuangan dan Manajemen Islam dan Timur Tengah, Vol. 10 No. 1,
hlm. 92-101.
Jang, YJ, Kim, WG dan Bonn, MA (2011), "Atribut seleksi konsumen Generasi Y dan niat perilaku tentang restoran
hijau", Jurnal Internasional Manajemen Perhotelan, Vol. 30 No.4, hal.803-811.

Jati, W. (2017), “Pengaruh strategi pemasaran online (online marketing strategy) terhadap minat beli konsumen”,
Jurnal Pemasaran Kompetitif, Vol. 10 No. 2, pp. 181-200, doi: 10.32678/ijei. v10i2.135.

Kahf, M. (1999), “Pembiayaan pengembangan harta wakaf”, The American Journal of Islamic Social Sciences, Vol.
16 No.4, hal.39-66.
Maamor, S. and Mutalib, HBA (2020), “Apakah Muslim Sadar Wakaf?”, Test Engineering and
Manajemen, Dalam proses publikasi, Vol. 82, hal. 6798-6802.
Ministry of Finance Indonesia (2020), Penerbitan sukuk wakaf (Cash Waqf Linked Sukuk ÿ CWLS) seri sw001 pada
tanggal 10 Maret 2020 dengan cara private placement, available at: https://www. djppr.kemenkeu.go.id/page/
load/2736/penerbitan-sukuk-wakaf–cash-waqf-linked-sukuk–cwls– seri-sw001-pada-tanggal-10-maret-2020-
dengan-cara-private placement (accessed 4 January 2021).

Ministry of Finance Indonesia (2021), “Di tengah kondisi pandemi CWLS ritel seri SWR002 sukses menarik 91,03%
wakif baru”, available at: https://www.djppr.kemenkeu.go.id/page/load/3158 (accessed 25 July 2021).

Morse, JM (1994), "Merancang penelitian kualitatif yang didanai", di Denzin, NK dan Lincoln, YS (Eds), Buku
Pegangan Penelitian Kualitatif, Publikasi Sage, Thousand Oaks, CA, hlm. 220-235.
Mustofa, I., Santoso, D. dan Rosmalinda, U. (2020), “Implementasi pengaturan pengelolaan wakaf tunai pada
perguruan tinggi di Indonesia dan Malaysia: kajian teori sistem hukum”, Tinjauan Humaniora dan Ilmu
Sosial , Jil. 8 No.4, hal.69-77, doi: 10.18510/ hssr.2020.848.

Neill, J. (2008), Penulisan Analisis Faktor Sampel: Analisis Faktor Eksplorasi Versi Pendek
Skala Mengatasi Remaja, Pusat Psikologi Terapan, Universitas Canberra.
Nugraheni, P. dan Widyani, FN (2020), “Studi Niat Menabung di Bank Syariah: Perspektif Mahasiswa Muslim”,
Journal of Islamic Marketing, Vol. di depan cetak No. di depan cetak, doi: 10.1108/JIMA-11-2019-0233.

Ogamba, IK (2019), “Pemberdayaan Milenial: kewirausahaan pemuda untuk pembangunan berkelanjutan”, Jurnal
Dunia Kewirausahaan, Manajemen dan Pembangunan Berkelanjutan, Vol. 15 No.3, hal.267-278, doi:
10.1108/WJEMSD-05-2018-0048.
Pardiansyah, E. and Rahmat, BZ (2018), “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Muslim Milenial Terhadap
Produk Makanan Halal di Indonesia”, International Journal of Social Science and Economic Research, Vol.
3 No.4, hlm. 1411-1432.
Machine Translated by Google

Pitchay, AA, Thaker, MAMT, Mydin, AA, Azhar, Z. dan Latiff, ARA (2018), “Model koperasi-wakaf: proposal
wakaf tunai
untuk mengembangkan tanah wakaf menganggur di Malaysia”, ISRA International Journal of Islamic
Finance, Vol. 10 No. 2, hal. 225-236, doi: 10.1108/IJIF-07-2017-0012.
Prihatini, F., Hasanah, U. and Wirdyaningsih (2005), Hukum Islam zakat dan wakaf, teori dan prakteknya di
Indonesia, Badan Penerbitan Fakultas Hukum, Univesitas Indonesia, Jakarta.
Qurrata, VA, Seprillina, L., Narmaditya, BS and Hussain, NE (2020), “Media promosi, religiositas Islam dan
persepsi masyarakat Muslim terhadap pemberian wakaf tunai”, International Journal of Monetary
Economics and Finance, Vol. 13 No.3, hal.296-305, doi: 10.
1504/IJMEF.2020.108825.
Riwajanti, NI, Kusmintarti, A. and Alam, FESM (2020), “Exploring Students' Religiusity and Halal Lifestyle”,
1st Annual Management, Business and Economic Conference (AMBEC 2019), Atlantis Press, hlm.
106-111.
Saeed, M. dan Azmi, IAG (2019), “Sebuah studi lintas budaya tentang alasan bertahan dari analisis merek
Amerika terhadap konsumen Muslim milenial”, Journal of Islamic Marketing, Vol. 10 No.1, hal.249-268,
doi: 10.1108/JIMA-08-2017-0086.
Saifuddin, F., Kayadibi, S., Polat, R., Fidan, Y. dan Kayadibi, O. (2014), “Peranan wakaf tunai dalam
pengentasan kemiskinan: kasus Malaysia”, Kuala Lumpur International Business, Economics and
Law Conference 4, Economics and Law Conference 4 (KLIBEL4) Prosiding Konferensi Internasional
di Kuala Lumpur, Malaysia, Universiti Sains Islam Malaysia, hlm. 272-289, Nilai.

Setiawati, LM, Chairy dan Syahrivar, J. (2019), “Faktor yang mempengaruhi niat membeli makanan halal
oleh generasi milenial: peran mediasi sikap”, Jurnal Manajemen, Development of Research
Management, Vol. 14 No.2, hal.175-188.
Shaikh, SA (2017), “Penerapan wakaf untuk keuangan sosial dan pembangunan”, ISRA International
Journal of Islamic Finance, Vol. 9 No.1, hlm. 5-14, doi: 10.1108/IJIF-07-2017-002.
Siswantoro, D., Rosdiana, H. dan Fathurahman, H. (2018), “Rekonstruksi Akuntabilitas Lembaga Wakaf
Uang di Indonesia”, Manajerial Keuangan, Vol. 44 No.5, hal.624-644, doi: 10.1108/MF-05-2017-0188.

Smith, KT (2012), "Studi longitudinal strategi pemasaran digital yang menargetkan milenium", Jurnal
Pemasaran Konsumen, Vol. 29 No. 2, hal. 86-92, doi: 10.1108/07363761211206339.
Stahlke, L. dan Loughlin, J. (2003), Model Hubungan Tata Kelola Tata Kelola, Kepemimpinan
dan Manajemen, Imperial Printing, Edmonton.
Stewart, D. (1981), "Aplikasi dan kesalahan penerapan analisis faktor dalam riset pasar", Jurnal
Riset Pemasaran, Vol. 18 No.1, hal.51-62.
Suhadi, I. (2002), Wakaf Untuk Kesejahteraan Umat, PT Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta.
Sukmana, R., Setianto, R.H., Premananto, G.C. and Ajija, S.R. (2020), “Application of blockchain based
waqf crowdfunding in fishermen group: case study of Nambangan and Cumpat, Surabaya”,
Darmabakti Cendekia: Journal of Community Service and Engagements, Vol. 2 No. 1, pp. 26-29.
Thaker, MABMT (2018), “Penelitian kualitatif model wakaf tunai sebagai sumber pembiayaan untuk usaha
mikro”, ISRA International Journal of Islamic Finance, Vol. 10 No.1, hlm. 19-35, doi: 10.1108/
IJIF-07-2017-0013.
Tohirin, A. (2010), “Wakaf tunai untuk pemberdayaan usaha kecil”, Makalah Dipresentasikan pada
Konferensi Internasional Ketujuh tentang Epistemologi Tauhid: Ekonomi Zakat dan Wakaf, Bangi, 6–
7 Januari.
Tuhin, MKW, Miraz, MH, Habib, MM dan Alam, MM (2020), “Penguatan Perilaku Pembelian Halal Konsumen:
Peran Sikap, Religiusitas dan Norma Pribadi”, Journal of Islamic Marketing, Vol. di depan cetak No.
di depan cetak, doi: 10.1108/JIMA-07-2020-0220.
Vanany, I., Soon, JM, Maryani, A. and Wibawa, BM (2019), “Penentu konsumsi makanan halal di Indonesia”,
Journal of Islamic Marketing, Vol. 11 No. 2, hal. 507-521, doi: 10.1108/JIMA-09- 2018-0177.
Machine Translated by Google

Yusof, MA, Aziz, MRA and Johari, F. (2013), “Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Kemauan Masyarakat
IJIF Muslim Berkontribusi Bagi Bank Wakaf Syariah”, 5th Islamic Economic System Conference (iECONS
2013), Berjaya Times Square Hotel , Kuala Lumpur, 4ÿ5 September, hlm. 36-89.

Zauro, NA, Saad, RAJ, Ahmi, A. dan Hussin, MYM (2020), "Integrasi wakaf menuju peningkatan inklusi
keuangan dan keadilan sosial-ekonomi di Nigeria", Jurnal Internasional Etika dan Sistem, Vol. di
depan cetak No. di depan cetak, doi: 10.1108/IJOES-04-2020-0054.

Tentang penulis
Khaled Nour Aldeen meraih gelar Magister Ilmu Ekonomi Islam dari Universitas Airlangga dan Sarjana
Perbankan dan Asuransi dari Universitas Damaskus, Suriah. Bidang minatnya termasuk perbankan Islam
dan wakaf. Khaled Nour Aldeen adalah penulis korespondensi dan dapat dihubungi di:
khaled.knd@hotmail.com
Inayah Swasti Ratih meraih gelar Magister Ilmu Ekonomi Islam dari Universitas Airlangga. Saat ini,
beliau adalah Dosen di Sekolah Tinggi Ekonomi Islam dan Manajemen Bisnis Badri Mahsduqi, Probolinggo,
Indonesia. Bidang minatnya berfokus pada keuangan sosial Islam.
Risa Sari Pertiwi meraih gelar Magister Ilmu Ekonomi Islam dari Universitas Airlangga dan Sarjana
Ekonomi dan Keuangan Islam dari Universitas Pendidikan Indonesia. Saat ini menjabat sebagai Asisten
Peneliti di Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah, Bank Indonesia. Bidang minatnya fokus pada
perbankan Islam, keuangan sosial Islam dan keuangan mikro Islam.

Untuk instruksi tentang cara memesan cetak ulang artikel ini, silakan kunjungi situs
web kami: www.emeraldgrouppublishing.com/licensing/reprints.htm Atau hubungi
kami untuk detail lebih lanjut: permissions@emeraldinsight.com

Anda mungkin juga menyukai