KURIKULUM
KURIKULUM
(PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR)
Kode : KTL.PH.20.120.02
B. KETRAMPILAN
V. Strategi Pelaksanaan :
Pelatihan dalam kelas diutamakan untuk meningkatkan pemahaman dengan
ilustrasi peragaan pengoperasian boiler dan peralatan kerja/keselamatan kerja
yang dibutuhkan.
VII. Referensi :
1. Buku standard perusahaan
2. Standard kompetensi personal pemeliharaan pembangkit tenaga listrik
DESDM
PENDAHULUAN
1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi
1.1. Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi ?
Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan di tempat kerja
agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar kompetensi
yang harus dicapai dijelaskan pada Kriteria Unjuk Kerja ( KUK )
1.2. Apakah artinya menjadi kompeten di tempat kerja ?
Jika anda kompeten pada pekejaan tertentu, anda memiliki seluruh
pengetahuan,keterampilan dan sikap kerja yang perlu dilaksanakan secara
efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
2. Penjelasan Modul
2.1. Desain Modul
Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan
Pelatihan Individual / Mandiri :
Pelatihan Klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang
instruktur
Pelatihan Idividual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh
peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang
diperlukan dengan bantuan instruktur
2.2. Isi Modul
2.2.1. Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instrktur maupun
peserta pelatihan
2.2.2. Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat
setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam pelatihan klasikal
maupun dalam pelatihan individual / mandiri ;
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk
mempelajari dan memahami informasi
Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memantau
pencapaian keterampilan peserta pelatihan
Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan
melaksanakan praktik kerja
2.2.3. Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban dan
tanggapan peserta pelatihan pada buku kerja yang berisi :
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai
pernyataan keterampilan
Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian
keterampilan peserta pelatihan
Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk
mencapai keterampilan
Semua jawaban dari setiap pertanyaan yang ada pada buku kerja
Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktik
Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
2.3. Pelaksanan Modul
2.3.1. Pada pelatihan klasikal , instruktur akan :
Menyiapkan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta
pelatihan sebagai sumber pelatihan
Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan
Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam
penyelenggaraan pelatihan
Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/
tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja
2.3.2. Pada pelatihan individual/ mandiri, peserta pelatihan akan :
Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan
Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja
Memberikan jawaban pada Buku Kerja
Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja
Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur.
3. Pengakuan Kompetensi Terkini ( RCC )
Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency).
Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
elemen unit kompetensi tertentu , anda dapat mengajukan pengakuan
kompetensi (RCC). Dengan demikian anda tidak akan dipersyaratkan untuk
belajar kembali.
Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah
:
Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan
keterampilan yang sama atau
Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kopetensi yang sama atau
Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan yang sama.
4. Pengertian-pengertian Istilah
Pofesi
Pofesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap pengetahuan serta
keterampilan/ kealian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan,
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi
tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan / jabatan.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses perumusan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertetu.
Peilaian / Uji Kompetensi
Penilaian atau Uji Kometensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
peencanaan, pelaksanaan dn peninjauan ulang ( review ) penilaian serta
keputusan mengenai apakah kompetensi sudah diapai dengan membandingkan
bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan .
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu, dimana materi, metoda dan fasilitas pelatihan serta
lingkungan belajar yang akan terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada
kompetensi yang dipelajari.
Kompetensi
Kompeteni adalah kemapuan seseorang untuk menunjukan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan / keahlian serta penerapan dari ketiga aspek
tersebut ditempat kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan
Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil
serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, uraian unit, elemen
kompetensi, kriteria unjuk kerja, batasan variabel serta panduan penilaian
Sertifikat Kompetensi
Adalah bukti tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Badan Sertifikasi
Profesi
Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji
komptensi
STANDAR KOMPETENSI
Peta Paket Pelatihan
1. Pengertian Unit Standar
Apakah Standar Kompetensi ?
Setiap Standar Kompetensi menentukan :
Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi
Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetesi
Kondisi dimana kompetensi dicapai
Apa yang akan anda pelajari dari Unit Kompetensi ini ?
Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang
dipersyaratkan untuk ” Menerapkan prosedur-prosedur mutu ”
Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan ?
Pada sistem pelatihan bebasiskan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian
kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin
membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam
keterampilan atau keahlian tertentu
Berapa banyak/kesempatan yang anda miliki untuk mencapai kompetensi ?
Jika anda belum mencapai kompetensi pada usaha/ kesempatan pertama,
instruktur anda akan mengatur rencana pelatihan dengan anda. Rencana ini
akan mmberikan anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level
kompetensi anda sesuai dengan level yang diperlukan .
Jumlah maksimum usaha / kesempatan yang disarankan adalah 3 ( tiga ) kali
2. Unit Kompetensi Yang Dipelajari
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi
peserta pelatihan untuk dapat :
Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan
Mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan
Memeriksa kemajuan peserta pelatihan
Meyakinkan bahwa semua elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja telah
dimasukan dalam pelatihan dan penilaian
STANDAR KOMPETENSI
TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN
BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK
SUB BIDANG PEMELIHARAAN
1. Batasan Variabel
Dalam melaksanakan Unit kompentensi ini harus didukung dengan
tersedianya:
1.1. Peraturan dan Perundangan K2.
1.2. Standar perusahaan yang berlaku diperusahaan/Unit
pembangkit
1.3. Formulir quality control (checklist) atau report sheet yang
ditetapkan oleh perusahaan.
1.4. Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan
1.5. Peralatan dan Instrumen yang terkait dengan pelaksanaan Unit
kompetensi ini.
1.6. Kompetensi yang dipersyaratkan sebelumnya
1.6.1. Melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
1.6.2. Merapikan Peralatan dan tempat kerja / sesuai dengan
standar lingkungan di tempat kerja.
1.6.3. Menginterpretasikan gambar teknik dan flow diagram.
1.6.4. Menggunakan hand tools & power tools.
2. Panduan Penilaian
2.1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan:
2.1.1. Pengetahuan:
2.1.1.1. Peraturan dan Perundangan K2.
2.1.1.2. Prosedur Pemeliharaan (SOP) Transformator.
2.1.1.3. Diagram Kerja dan Prinsip kerja Transformator.
2.1.1.4. Pengukuran listrik dan mekanik.
2.1.1.5. Teknik pelaporan.
2.1.2. Keterampilan:
2.1.2.1. Penggunaan peralatan kerja dan alat
keselamatan kerja.
2.1.2.2. Penerapan Prosedur pemeliharaan
Transformator.
2.1.2.3. Pembacaan dan penggunaan Alat Ukur.
2.1.2.4. Pembuatan laporan.
3. Kompetensi Kunci
No Kompetensi Kunci Level
A Mengumpulkan, menganalisa dan 1
mengorganisasikan informasi
B Mengkomunikasikan ide dan informasi 1
C Merencanakan dan mengatur kegiatan 1
D Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 1
E Menggunakan ide dan teknik matematika 1
F Memecahkan masalah 1
G Menggunakan teknologi 1
1. Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem Berbasis Kompetensi berbeda dengan sistem klasik
yang dilakukan di kelas oleh istruktur. Pada sistem ini anda akan bertanggng
jawab terhadap belajar anda sendiri , artinya anda perlu merencanakan belajar
anda dengan instruktur dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai
dengan rencana yang telah dibuat.
Persiapan / Perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah didentifikasi dalam setiap tahap belajar
dengan tujuan umum mengenai isi proses belajar anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang dipeoleh berhubungan
dengan pengetahan dan pengalaman yang telah anda miliki
d. Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan anda
Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman
b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan paktik
c. Mempraktikan keterampilan baru yang telah anda peroleh .
Penilaian
Melaksanakan tugas penilaan untuk menyelesaikan belajar anda.
2. Metode Pelatihan
Terdapat tiga prinsip metoda belajar yang apat digunakan. Dalam beberapa
kasus, kombinasi metoda belajar mungkin dapat digunakan.
PENDAHULUAN i
STANDAR KOMPETENSI ii
PENGETAHUAN|
DAFTAR PUSTAKA 09
DAFTAR GAMBAR 10
GLOSSARY 11
BAB 1 PROSEDUR DAN PELAKSANAAN K3
Seperti yang kita ketahui, kecelakaan kerja dan kebakaran dapat saja terjadidimana
saja dan kapan saja, setiap adanya kecelakaan atau kebakaran baik ituterjadi pada
manusia atau peralatan harus dilaporkankepada supevisor operasi atau operator
control room yang bertugas yangselanjutnya berdasarkan laporan yang diterima oleh
supervisor operasi tersebutdilakukan tindakan-tindakan penanganan kecelakaan
kerja atau kebakarantersebut.
Akses kendaraan yang paling cepat dan aman sampai lokasi kejadian.
2. Keamanan/satpam :……………………
5. Polisi :…………………….
Salinlah daftar tersebut dalam buku catatan anda dan hafalkan nomor-nomor
penting tersebut.
1. Hal-hal apa saja yang harus ditanyakan kepada pelapor jika pada saat anda
bertugas menerima laporan terjadinya kecelakaan kerja atau kebakaran.
2. Coba anda sebutkan kepada siapa saja anda harus melaporkan kejadiantersebut.
2.1 TRANSFORMATOR
Pendahuluan
Transformator adalah suatu perangkat yang sangat vital pada suatu rangkaian/
jaringan listrik. Seperti pusat pembangkit, jaringan transmisi, industri dan bahkan
pada rangkaian elektronik. Sebagaimana diketahui bahwa transformator berfungsi
sebagai pentrasfer energi dan perubah besaran-besaran listrik dari suatu rangkaian
ke rangkaian lainnya secara elektromagnetis. Dan dapat dikatakan bahwa hampir
semua rangkaian/jaringan listrik menggunakan transformator. Oleh sebab itu
tegangan kerja transformator sangat bervariasi mulai dari tegangan yang sangat
rendah sampai tegangan ultra tinggi.
Oleh sebab itu untuk mengetahui lebih mendalam tentang suatu transformator,
terutama untuk tujuan pemeliharaannya yang perlu harus diketahui adalah:
Kelengkapan (accessoris).
1. Kuping pengangkat
2. Pelat nama
3. Merek dagang
4. Tangki dengan sirip
5. Gelas penduga permukaan
minyak
6. Lubang pengisi minyak
7. Keran nitrogen
8. Katub pembebasan tekanan
9. Thermometer
10. Bushing dan terminal tegangan
tinggi
11. Bushing dan terminal tegangan
rendah
12. Tap changer handle
13. Keran pembuang minyak
14. Terminal pentanahan
15. Dudukan dengan roda
2.3 BAGIAN UTAMA TRANSFORMATOR
1. Kupingpengangkat
7. Keran nitrogen
Keterangan :
6. Rele bucholz
Adalah rele untuk mendeteksi dan mengamankan gangguan dari tekanan gas
di dalam tangki transformator. Tekanan gas tersebut disebabkan oleh hubung
singkat dan busur api.
Dan di indonesia belaku standar SII (stanar industri indonesia), tetapi dalam
prakteknya standar mutu peralatan listrik masih mengacu kepada standar PLN
(SPLN), demikian juga standar mutu untuk transformator seperti terlihat pada tabel.
Contoh : sebuah transformator daya 500 kVA pada jaringan distribusi skunder, saat
melayani beban penuh watt meter sisi pimer menunjuk 430 kW dan watt meter sisi
skunder menunjuk 425 kW.
Spesifikasi transformator selain tertera pada dokumen teknis, juga harus dapat
dilihat pada badan transformator disebut "pelat nama spesifikasi". Pada pelat nama
tersebut hanya memuat spesifikasi yang terpenting saja yang amat dibutuhkan
dalam inspeksi rutin transformator.
BAB 3 PENGUKURAN LISTRIK DAN MEKANIK
5. Pengujian berbeban
Oleh sebab itu tahanan isolasi transformator harus diukur secara berkala dan setiap
melakukan perbaikan. Berdasarkan IEC standar, ketentuan tahanan isolasi adalah:
1kV = 1M ohm
Pada gambar diperlihatkan cara mengukur tahanan isolasi antara kumparan primer
dengan kumparan skunder.
Dalam mengukur tahanan isolasi antara kumparan fase, hubungan terminal fase
harus dibuka terlebih dahulu sebelum mengukur.
Pengujian Rutin
Pengujian jenis
Pengujian jenis adalah pengujian yang dilaksanakan terhadap sebuah trafo yang
mewakili trafo lainnya yang sejenis, guna menunjukkan bahwa semua trafo jenis ini
memenuhi persyaratan yang belum diliput oleh pengujian rutin. Pengujian jenis
meliputi:
Pengujian khusus
Pengujian khusus adalah pengujian yang lain dari uji rutin dan jenis, dilaksanakan
atas persetujuan pabrik denga pmbeli dan hanya dilaksanakan terhadap satu atau
lebih trafo dari sejumlah trafo yang dipesan dalam suatu kontrak. Pengujian khusus
meliputi :
● Pengujian Rutin
- Pengukuran tahanan isolasi
Pengukuran tahanan isolasi dilakukan pada awal pengujian dimaksudkan untuk
mengetahui secara dini kondisi isolasi trafo, untuk menghindari kegagalan yang fatal
dan pengujian selanjutnya, pengukuran dilakukan antara:
<> sisi HV - LV
<> sisi HV - Ground
<>sisi LV- Groud
<> X1/X2-X3/X4 (trafo 1 fasa)
<> X1-X2 dan X3-X4 )trafo 1 fasa yang dilengkapi dengan circuit breaker.
Pengukuran tahanan kumparan adalah untuk mengetahui berapa nilai tahanan listrik
pada kumparan yang akan menimbulkan panas bila kumparan tersebut dialiri arus.
a. Trafo 3 fasa
fasa A - fasa B
fasa B - fasa C
fasa C - fasa A
b. Trafi 1 fasa
a. Trafo 3 fasa
fasa a - fasa b
fasa b - fasa c
fasa c - fasa a
b. Trafo 1 fasa
Rx adalah hagra tahanan belitan yang diukur = factor pengali. Pengukuran dengan
Precition double bridge digunakan untuk tahanan yang lebih kecil dar 1 ohm.
Rangkaian pengukuran seperti Gambar 2. Tahanan yang diukur Rx dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:
a. 0,5 % dari rasio tegangan atau b. 1/10 dari persentase impedansi pada tapping
nominal.
Pengukuran ini untuk mengetahui berapa daya yang hilang yang disebabkan oleh
rugi histerisis dan eddy current dari inti besi (core) dan besarnya arus yang
ditimbulkan oleh kerugian tersebut. Pengukuran dilakukan dengan memberikan
tegangan nominal pada salah satu sisi dan sisi lainnya dibiarkan terbuka.
Pengukuran dilakukan dengan memberi arus nominal pada salah satu sisi dan pada
sisi yang lain dihubung-singkat, dengan demikian akan terbangkit juga arus nominal
pada sisi tersebut, sehingga trafo seolah-olah dibebani penuh.
Perhitungan rugi beban penuh (Wcu) dan impedansi (Iz), dimana pada waktu
pengukuran tahanan belitan (R), Wcu dan Iz dilakukan pada saat suhu rendah
(udara sekitar (t)), maka Wcu dan Iz perlu dikoreksi terhadap suhu acuan 75ºC,
dimana factor koreksi (a) adalah :
Pengujian ini dimaksudkan untuk menguji kekuatan isolasi antara kumparan dan
body tangki.
Pengujian dilakukan dengan memberi tegangan uji sesuai denga standar uji dan
dilakukan pada:
sisi tegangan tinggi terhadap sisi tegangan rendah dan body yang di ke
tanahkan
sisi tegangan rendah terhadap sisi tegangan tinggi dan body yang di ke
tanahkan.
Pengujian kenaikan suhu dimaksudkan untuk mengetahui berapa kenaikan suhu oli
dan kumparan trafo yang disebabkan oleh rugi-rugi trafo apabila trafo dibebani.
Pengujian ini juga bertujuan untuk melihat apakah penyebab panas trafo sudah
cukup effisien atau belum.
Pada trafo dengan tapping tegangan di atas 5% pengujian kenaikan suhu dilakukan
pada tappng tegangan terendah (arus tertinggi), pada trafo dengan tapping
maksimum 5% pengujian dilakukan pada tapping nominal.
Pengujian kenaikan suhu sama dengan pengujian beban penuh, pengujian
dilakukan dengan memberikan arus trafo sedemikian hingga membangkitkan rugi-
rugi trafo, yaitu rugi beban penuh dan rugi beban kosong.
Pengujian impuls adalah pengujian dengan memberi tegangan lebih sesaat dengan
bentuk gelombang tertentu. Bila trafo mengalami tegangan lebih, maka tegangan
tersebut hampir didistribusikan melalui effek kapasitansi yang terdapat pada :
Persyaratan yang ditentukan adalah sesuai denga standart SPLN 49 - 1 : 1982, IEC
158 dan IEC 296 yaitu:
- bersihkan tempat sample oli dari kotoran dengan mencucinya dengan oli sampai
bersih.
- ambil contoh/sample oli yang akan diuji, usahakan pada saat pengambilan
sample oli tidak tersentuh tangan atau terlalu lama terkena udara luar karena oli
ini sanga sensitive.
- tempatkan sample oli padaalat tetes.
- nyalakan power alat tetes.
- tekan tombol start dan counter akan mencatat secara otomatis sejauh mana
kemampuan dielektrik oli tersebut. Setelah counter berhenti dan tombol reset
menyala, tekan tombol reset untuk mengembalikan ke posisi semula.
- hasil pengujian tegangan tembus diambil rata-ratanya setelahdilakukan 5 (lima)
kali dengan selang waktu 2 menit.
3.3 PENGUJIAN MINYAK TRANSFORMATOR
Pada saat minyak menguap, permukaannya akan naik bersinggungan dengan udara
luar pada alat pernafasan, kejadian tersebut berulang-ulang menjadikan struktur
kimia berubah, yang mengakibatkan nilai tegangan tembus minyak akan menurun
yang dapat menimbulkan bunga api (arcing) pada kumparan transformator.
Disamping itu, karena faktor waktu, terjadi oksidasi antara dinding tangki, kawat
kumparan, inti transformator dan komponen logam lainnya di dalam tangki yang
menghasilkan kotoran yang bercampur dengan minyak. Akibat daya serap panas
minyak transformator menurun.
Untuk menghindari kerusakan transformator akibat kotoran dan perubahan struktur
kimia minyak, harus diuji kadar asam, air, kotoran dan viscositasnya secara periodik
dan pada setiap bongkar pasang transformator.
Mutu yang harus dipenuhi minyak transformator berdasarkan standar IEC, BS dan
ASTM.
Dalam melaksanakan pengujian minyak diambil secara sempel dari bagian atas dan
dari bagian bawah tangki. Apabila hasil pengujian diperoleh masih sesuai standar,
maka minyak masih layak untuk dipakai. Tetapi apabila hasil pengujian diperoleh
dibawah standar, maka minyak harus dimurnikan kembali melalui penyaringan atau
diganti.
Besar tegangan dan lama waktu uji tiap transformator daya dicantumkan dalam
"buku petunjuk" (manual book). Besar tegangan induksi berkisar ± 5 X tegangan
nominal dalam waktu ± 5 menit.
3.5 PENGUJIAN POLARITAS TRANSFORMATOR
Apabila hasil penunjukan voltmeter U1 > voltmeter U2, maka bagian kumparan yang
disambung polaritasnya sejenis (pangkal kumparan primer disambung dengan
pangkal kumparan skunder).
Apabila hasil penunjukan voltmeter U1 < voltmeter U2, maka bagian kumparan yang
disambung polaritasnya tidak sama (pangkal kumparan primer disambung dengan
ujung kumparan skunder).
Contoh :
Voltmeter U1 menunjuk 200V dan Voltmeter U2 menunjuk 600V, maka bagian yang
disambung polarotasnya berbeda.
Kesimpulan
2. Jika trafo telah outage; pastikan bahwa PMS pentanahan dalam kondisi
ON (masuk).
Neutralization number
Resistivitas
Water content
Gas analysis
- Lakukan revarnish stator motor dengan insulating varnish (jika tahanan isolasi
kurang)
- Lakukan pengujian motor berbeban, catat arus kerja dan ceck apakah sesuai
dengan rating.
Relay Differensial :
b. Relay Mekanis :