Anda di halaman 1dari 2

SISTEM RESPIRASI

Tarik napas dan tahan. Tunggu beberapa detik dan kemudian hembuskan.
Manusia, biasanya ketika mereka tidak melakukan aktivitas, bernapas rata-rata
kurang lebih 15 kali per menit. Hal ini sama dengan 900 napas per jam atau
21.600 napas per hari. Setiap bernapas, udara akan masuk ke paru-paru, dan
dengan setiap hembusan napas, udara akan bergegas keluar. Udara itu melakukan
lebih dari sekedar memompa dan mengempiskan paru-paru di dalam rongga dada.
Udara yang terdiri atas oksigen melewati jaringan paru-paru, masuk ke aliran darah
dan melalui organ serta jaringan-jaringan. Disana (di paru-paru), oksigen yang telah
berubah menjadi karbondioksida, yang mana merupakan limbah sel. Karbon dioksida
keluar dari sel, memasuki aliran darah, masuk kembali ke paru-paru, dan
dikeluarkan dari tubuh selama proses pernafasan.
Bernapas adalah sebuah aktivitas yang disengaja dan tidak disengaja.
Seberapa sering napas diambil dan berapa banyak udara yang dihirup atau
dihembuskan telah diatur oleh pusat pernapasan yang berada di otak sebagai
respons terhadap sinyal yang diterimanya terhadap kandungan karbon dioksida
dalam darah. Bagaimanapun juga, hal ini dimungkinkan untuk mengesampingkan
peraturan otomatis misalnya pada aktivitas lain seperti berbicara, menyanyi, dan
berenang di bawah air.

Selama proses pernapasan, diafragma yang turun mengempis menghasilkan


sebuah tekanan negatif di sekitar paru-paru dan diafragma mulai mengembang,
menarik udara dari luar tubuh. Udara akan masuk ke dalam tubuh melalui rongga
hidung yang terletak tepat di dalam hidung (Gambar. 16.9). Saat udara melewati
rongga hidung, udara akan dihangatkan oleh suhu tubuh dan dilembabkan oleh
kelembaban dari selaput lendir. Proses ini akan membantu menyeimbangkan udara
dengan kondisi tubuh, mengurangi kerusakan akibat udara dingin dan kering.
Partikel-partikel yang mengambang di udara akan dihilangkan/dibersihkan oleh
rambut, lendir dan bulu mata di saluran hidung. Udara juga disampel secara kimiawi
oleh indra penciuman.
Dari rongga hidung, udara akan melewati faring (tenggorokan) dan laring
(kotak suara) kemudian akan menuju ke trakea (Gambar 16.9). Fungsi utama trakea
adalah untuk menyalurkan udara yang dihirup ke paru-paru dan udara yang
dihembuskan kembali keluar dari tubuh. Trakea manusia berbentuk silinder, yaitu
sekitar 25 sampai 30 cm (9,8-11,8 in) panjangnya, yang terletak di depan
kerongkongan dan memanjang dari faring ke rongga dada dan ke paru-paru. Trakea
terbuat dari cincin tulang rawan dan otot polos yang tidak lengkap. Tulang rawan
memberikan kekuatan dan dukungan pada trakea untuk menjaga saluran tetap
terbuka. Trakea dilapisi dengan sel-sel yang memiliki silia dan mengeluarkan lendir.
Lendir ini berfunsi untuk menangkap partikel yang telah dihirup, dan silia
memindahkan partikel ke arah faring.
Ujung trakea terbagi atas dua cabang bronkus yang berada pada paru-paru
sebelah kanan dan kiri. Udara masuk ke paru-paru melalui bronkus primer. Bronkus
primer terbagi, menghasilkan bronkus yang berdiameter lebih kecil dimana saluran
tersebut berdiameter di bawah 1 mm (0,03 in), saluran-saluran itu disebut bronkiolus
karena membelah dan menyebar melalui paru-paru. Seperti trakea, bronkus dan
bronkiolus terbuat dari tulang rawan dan otot polos. Bronkus dipersarafi oleh saraf
dari sistem saraf parasimpatis dan simpatis yang mengontrol kontraksi otot
(parasimpatis) atau relaksasi (simpatis) di bronkus dan bronkiolus, tergantung pada
isyarat sistem saraf. Ujung Bronkiolus adalah bronkiolus respiratorik. Duktus
alveolaris posisinya melekat pada ujung setiap bronkiolus respiratorik. Di ujung
setiap duktus terdapat kantung alveolus, yang mana masing-masing berisi 20 hingga
30 alveolus. Pertukaran gas hanya terjadi di alveolus. Alveoli berdinding tipis dan
terlihat seperti gelembung kecil di dalam kantung. Alveoli terhubung langsung
dengan kapiler sistem peredaran darah. Hubungan langsung seperti itu memastikan
bahwa oksigen akan berdifusi dari alveoli ke dalam darah. Selain itu, karbondioksida
akan berdifusi dari darah ke dalam alveolus untuk dihembuskan. Susunan anatomi
kapiler dan alveolus menekankan tentang adanya hubungan struktural dan
fungsional pada sistem pernapasan dan peredaran darah. Luas permukaan alveolus
di paru-paru bervariasi yaitu diperkirakan sekitar 100 m2. Area yang luas ini kira-
kira seluas setengah lapangan tenis. Area permukaan yang besar ini, dikombinasikan
dengan sifat sel alveolar yang berdinding tipis, dimana memungkinkan gas untuk
dengan mudah berdifusi melewati sel.

Anda mungkin juga menyukai