Anda di halaman 1dari 48

Contoh,

Analisis Gedung
4 Lantai di Banda Aceh

Contoh Soal: Gedung Beton Bertulang 4 lantai di Banda Aceh


dengan sistem struktur ganda

Contoh Soal:
Diketahui data struktur gedung adalah sebagai berikut:
Lokasi bangunan : Banda Aceh, Indonesia
Kondisi tanah : Tanah lunak, KDS-D
Tinggi bangunan : 15.5 m
Ketentuan bahan : Beton, fc’-25 MPa, baja tulangan fy-400 Mpa
Beban rencana : Beban hidup pada lantai tipikal = 2.5 KN/m2
Beban hidup pada lantai atap = 1.0 KN/m2
Beban mati tambahan (superimposed dead load):
-Pada lantai tipikal = 1.5 KN/m2, yang terdiri dari
1.0 KN/m2 untuk beban partisi dan 0.5 KN/m2 untuk
plafond dan lain sebagainya.
-Pada lantai atap = 0.5 KN/m2, dan 1000 KN pada
penthouse.
Tebal pelat lantai : 200 mm
Dimensi balok : 500 mm x 750 mm
Dimensi kolom tepi : 750 mm x 750 mm
Dimensi kolom tengah : 750 mm x 750 mm
Tebal dinding geser : 300 mm
Elemen pembatas : 900 mm x 900 mm

steffietumilar@2015 1
2
Bangunan dengan KDS D, regular dan T<3.5 TS, sehingga dapat
digunakan prosedur analisa statik ekivalen
)
x )
y
h a ah
a a
-
-

g r g ar
g a( g (
n c n c
i
i
h e h e
e 7s e 3s
s 7 s
, 5
,
c . c .
e 0 e 0
s
s
9 = 1 =
4 9) 8 1)
5 4
. 3 8
.
0 5
. 0 3
.
= (0 = (0
0 ) 5 )
7 0
9 0
.
)
0 4
.
.
)
0 4
.
5
. 1 5
. 1
5 ( 5 (
1 =
( 1 =
(
)
6 Ta )
8 Ta
6 .u 8 .u
4 C 4 C
0
. = 0
. =
0
( n
0
( n
= a
k
n = a
k
n
i
j i
j
x i x i
hn g
.
i
d hn g
.
i
d
n n
Ct x a
y Ct x a
y
= a
m = a
m
T aT x T aT

steffietumilar@2015
SDS 0.792 SDS 0.792
CSx    0.099 CSy    0.113
 Rx  8.00  Ry  7.00
   
 Ie   Ie 

SD1 0.981 SD1 0.981


CSx max    0.172 CSy max    0.368
 Rx  0.71  8.0   Ry  0.3817.0 
Tx   Ty  
 Ie   Ie 

Karena S 1  0.613g  0.60g,maka Karena S 1  0.613g  0.60g,maka


0.5S 1 0.5S 1
CSx min  untuk S 1  0.60g CSy min  untuk S 1  0.60g
( R / Ie ) ( R / Ie )
( 0.5 )( 0.613 ) ( 0.5 )( 0.613 )
 
( 8.0 / 1.00 ) (7.0 / 1.00 )
 0.0383  0.0438

CS yang dipakai ≥ Csminimum


CSX = 0.099 dan CSY = 0.113

steffietumilar@2015 3
Beban Gempa Arah-X dan Arah-Y

steffietumilar@2015 4
Perhitungan Ɵ akibat pengaruh P-∆

steffietumilar@2015 5
Menurut SNI-1726-2012 pasal 7.3.2.2, pemeriksaan
Pemeriksaan soft story (tingkat lunak). terhadap soft story effect diberikan pengecualian
sebagai berikut:
Ketidakberaturan vertikal tipe 1A.
Ketidakberaturan Kekakuan Tingkat Lunak (soft story) a. Ketidakberaturan struktur vertikal Tipe 1a, 1b, atau 2 dalam
didefinisikan ada jika terdapat suatu tingkat di mana kekakuan Tabel 7.3-2 tidak berlaku jika tidak ada rasio simpangan antar
lateralnya kurang dari 70 persen kekakuan lateral tingkat di lantai akibat gaya seismik lateral disain yang nilainya lebih
atasnya atau kurang dari 80 persen kekakuan rata-rata tiga besar dari 130 persen rasio simpangan antar lantai tingkat
tingkat di atasnya. diatasnya. Pengaruh torsi tidak perlu ditinjau pada
perhitungan simpangan antar lantai. Hubungan rasio
Ketidakberaturan vertikal tipe 1B. simpangan antar lantai tingkat untuk dua tingkat teratas
Ketidakberaturan Kekakuan Tingkat Lunak Berlebihan didefinisikan struktur bangunan tidak perlu dievaluasi.
ada jika terdapat suatu tingkat di mana kekakuan lateralnya b.Ketidakberaturan struktur vertikal Tipe 1a, 1b, dan 2 dalam
kurang dari 60 persen kekakuan lateral tingkat di atasnya atau Tabel 7.3-2 tidak perlu ditinjau pada bangunan satu tingkat
kurang dari 70 persen kekakuan rata-rata tiga tingkat di atasnya. dalam semua kategori disain seismik atau bangunan dua
tingkat yang dirancang untuk Kategori Disain Seismik B, C,
atau D.

Pemeriksaan Soft Story


Analisa berdasarkan modal respons spectrum
a. Persyaratan jumlah mode (ragam)
Analisis harus menyertakan jumlah ragam yang cukup untuk mendapatkan
partisipasi massa ragam terkombinasi sebesar paling sedikit 90 persen dari massa
aktual dalam masing-masing arah horisontal ortogonal dari respons yang ditinjau
oleh model.
b. Parameter modal respons (modal redsponse parameters)
Nilai untuk masing-masing parameter disain terkait gaya yang ditinjau, termasuk
simpangan antar lantai tingkat, gaya dukung, dan gaya elemen struktur individu
untuk masing-masing ragam respons harus dihitung menggunakan properti
masing-masing ragam dan spektrum respons didefinisikan dalam SNI-03-1726-
201X-Bab 6 atau Pasal 15.2 dibagi dengan kuantitas (R/I). Nilai untuk perpindahan
dan kuantitas simpangan antar lantai harus dikalikan dengan kuantitas (Cd/I).
Nilai (yang di-Bold) menunjukkan bahwa rasio story drift pada lantai itu
lebih besar dari 130 % dari rasio drift dilantai atasnya, tetapi persyaratan
memperbolehkan ijin dilampaui pada 2 lantai dari atas.
Pada contoh ini diambil pada 6 mode pertama dengan nilai yang
diperoleh pada kombinasi partisipassi massa > 90 %, baik
pada arah-X dan arah-Y sebagai berikut.

steffietumilar@2015 6
Grafik Response Spectrum

Sesuai SNI 1726-2012 Pasal 7.9.4.1

Gaya geser dasar yang didapatkan dari hasil analisa


respons spektrum minimum adalah sebesar 85% gaya
geser dasar yang dihitung berdasarkan cara statik
ekivalen. Dengan demikian apabila gaya geser dasar
hasil analisa respons spektrum lebih kecil dari 85% gaya
geser dasar statik ekivalen, maka ordinat respons
spektrum harus dikalikan dengan nilai 0.85 V/Vt,
dimana,
V = gaya geser dasar dari perhitungan statik ekivalen,
Vt = gaya geser dasar dari kombinasi modal respons
spektrum

steffietumilar@2015 7
steffietumilar@2015 8
I.A Gaya dalam pada dinding geser as-grid 2 akibat beban I.A.2 Gaya geser yang terjadi pada dinding (kN)
gempa arah Y
I.A.1 Momen yang terjadi pada dinding ( kN.m)

I.B Gaya dalam pada frame as-grid 5 akibat beban gempa arah Y
I.B.2 Gaya geser yang terjadi pada balok ( kN ) as grid 5
I.B.1 Momen yang terjadi pada balok ( kN.m ) as grid 5

steffietumilar@2015 9
I.B.4 Geser yang terjadi pada kolom ( kN ) as grid 5
I.B.3 Momen yang terjadi pada kolom ( kN.m ) as grid 5

II Gaya dalam elemen akibat beban gempa arah X II.A.2 Gaya geser yang terjadi pada balok ( kN ) as grid A
II.A Gaya dalam pada frame as-grid A akibat beban gempa arah X
II.A.1 Momen yang terjadi pada balok ( kN.m ) as grid A

steffietumilar@2015 10
II.A.3 Momen yang terjadi pada kolom ( KN.m ) as grid A II.A.4 Geser yang terjadi pada kolom ( kN ) as grid A

II.B Gaya dalam pada frame as-grid B akibat beban gempa arah X II.B.2 Gaya geser yang terjadi pada balok ( kN ) as grid B
II.B.1 Momen yang terjadi pada balok ( kN.m ) as grid B

steffietumilar@2015 11
II.B.3 Momen yang terjadi pada kolom ( kNm ) as grid B II.B.4 Geser yang terjadi pada kolom ( kN ) as grid B

Hasil output gaya dalam akibat beban gravitasi. II. Gaya dalam pada frame as‐grid 5
(Kombinasi beban, 1.20 Dl + 1.60 LL) II.A Momen yang terjadi pada balok (kN.m) as‐grid 5
I. Gaya dalam pada dinding geser as‐grid 2
I.A Gaya aksial yang terjadi pada dinding (kN)

steffietumilar@2015 12
II.B. Gaya geser yang terjadi pada balok (kN) as‐grid 5 II.C. Momen yang terjadi pada kolom (kN.m) as‐grid 5

II.D Geser yang terjadi pada kolom (kN) as‐grid 5 III. Gaya dalam pada frame as‐grid A
III.A Momen yang terjadi pada balok (kN.m) as‐grid A

steffietumilar@2015 13
III.B Gaya geser yang terjadi pada balok (kN) as‐grid A III.C Momen yang terjadi pada kolom (kN.m) as‐grid A

III.D Geser yang terjadi pada kolom (kN) as‐grid A Contoh perhitungan balok arah Y – SRPMK sistem ganda


I. data balok as grid 4 / B‐C lantai 3

steffietumilar@2015 14
Contoh perhitungan kolom
I. Data kolom as‐grid C/4 lantai 2‐3

steffietumilar@2015 15
Pembuatan diagram interaksi biaksial kolom sesuai konfigurasi tulangan 
lentur kolom rencana

steffietumilar@2015 16
steffietumilar@2015 17
Contoh perhitungan joint II. Perhitungan gaya geser ultimate pada joint
I. Data joint as‐grid C / 4 lantai‐3 Perhitungan gaya geser pada joint berdasarkan terbentuknya sendi
plastis dari balok‐balok yang merangkai ke dalam joint, yaitu momen
kapasitas yang dihitung berdasarkan tulangan terpasang dengan Ø = 1
dan α = 1.25

steffietumilar@2015 18
Contoh perhitungan dinding geser khusus dan penulangan
I. Data dinding geser as grid‐2 lantai dasar‐1

steffietumilar@2015 19
steffietumilar@2015 20
Contoh Soal: Gedung Beton Bertulang 4 lantai di Banda Aceh
(alternative design-Sistem Rangka Bangunan / Building Frame System)

steffietumilar@2015 21
SDS 0.792 SDS 0.792
CSx    0.099 CSy    0.132
 Rx  8.00  Ry  6.00
   
 Ie   Ie 

SD1 0.981 SD1 0.981


CSx max    0.172 CSy max    0.429
 Rx  0.71  8.0   Ry  0.381 6.0 
Tx   Ty  
 Ie   Ie 

Karena S 1  0.613g  0.60g,maka Karena S 1  0.613g  0.60g,maka


0.5S 1 0.5S 1
CSx min  untuk S 1  0.60g CSy min  untuk S 1  0.60g
( R / Ie ) ( R / Ie )
( 0.5 )( 0.613 ) ( 0.5 )( 0.613 )
 
( 8.0 / 1.00 ) ( 6.0 / 1.00 )
 0.0383  0.051

CS yang dipakai ≥ Csminimum


CSX = 0.099 dan CSY = 0.132

Beban Gempa Arah-X dan Arah-Y

Catatan: Sama seperti pada contoh sistem struktur ganda
Catatan: Sama seperti pada contoh sistem struktur ganda

steffietumilar@2015 22
Perhitungan ϴ akibat pengaruh P-∆

steffietumilar@2015 23
Pemeriksaan Soft Story

Nilai (yang di-Bold) menunjukkan bahwa rasio story drift pada lantai itu
lebih besar dari 130 % dari rasio drift dilantai atasnya, tetapi persyaratan
memperbolehkan ijin dilampaui pada 2 lantai dari atas.

Sesuai SNI 1726-2012 Pasal 7.9.4.1

Gaya geser dasar yang didapatkan dari hasil analisa


respons spektrum minimum adalah sebesar 85% gaya
geser dasar yang dihitung berdasarkan cara statik
ekivalen. Dengan demikian apabila gaya geser dasar
hasil analisa respons spektrum lebih kecil dari 85% gaya
geser dasar statik ekivalen, maka ordinat respons
spektrum harus dikalikan dengan nilai 0.85 V/Vt,
dimana,

V = gaya geser dasar dari perhitungan statik ekivalen,


Vt = gaya geser dasar dari kombinasi modal respons
spektrum

steffietumilar@2015 24
I. Gaya dalam pada dinding geser as-grid 2 akibat beban
gempa arah Y
I.A. Momen yang terjadi pada dinding ( kN.m)

steffietumilar@2015 25
I.B Gaya geser yang terjadi pada dinding (kN) II Gaya dalam elemen akibat beban gempa arah X
II.A Gaya dalam pada frame as-grid A akibat beban gempa arah X
II.A.1 Momen yang terjadi pada balok ( kN.m ) as grid A

Sama seperti pada contoh sebelumnya

II.A.2 Gaya geser yang terjadi pada balok ( kN ) as grid A


II.A.3 Momen yang terjadi pada kolom ( KN.m ) as grid A

Sama seperti pada contoh sebelumnya Sama seperti pada contoh sebelumnya

steffietumilar@2015 26
II.A.4 Geser yang terjadi pada kolom ( kN ) as grid A II.B Gaya dalam pada frame as-grid B akibat beban gempa arah X
II.B.1 Momen yang terjadi pada balok ( kN.m ) as grid B

Sama seperti pada contoh sebelumnya Sama seperti pada contoh sebelumnya

II.B.2 Gaya geser yang terjadi pada balok ( kN ) as grid B II.B.3 Momen yang terjadi pada kolom ( kNm ) as grid B

Sama seperti pada contoh sebelumnya Sama seperti pada contoh sebelumnya

steffietumilar@2015 27
Hasil output gaya dalam akibat beban gravitasi.
II.B.4 Geser yang terjadi pada kolom ( kN ) as grid B (Kombinasi beban, 1.20 Dl + 1.60 LL)
I. Gaya dalam pada dinding geser as‐grid 2
I.A Gaya aksial yang terjadi pada dinding (kN)

Sama seperti pada contoh sebelumnya Sama seperti pada contoh sebelumnya

II. Gaya dalam pada frame as‐grid 5 II.B. Gaya geser yang terjadi pada balok (kN) as‐grid 5
II.A Momen yang terjadi pada balok (kN.m) as‐grid 5

Sama seperti pada contoh sebelumnya Sama seperti pada contoh sebelumnya

steffietumilar@2015 28
II.C. Momen yang terjadi pada kolom (kN.m) as‐grid 5 II.D Geser yang terjadi pada kolom (kN) as‐grid 5

Sama seperti pada contoh sebelumnya
Sama seperti pada contoh sebelumnya

III. Gaya dalam pada frame as‐grid A
III.A Momen yang terjadi pada balok (kN.m) as‐grid A III.B Gaya geser yang terjadi pada balok (kN) as‐grid A

Sama seperti pada contoh sebelumnya Sama seperti pada contoh sebelumnya

steffietumilar@2015 29
III.C Momen yang terjadi pada kolom (kN.m) as‐grid A III.D Geser yang terjadi pada kolom (kN) as‐grid A

Sama seperti pada contoh sebelumnya Sama seperti pada contoh sebelumnya

Contoh perhitungan dinding geser khusus dan penulangan
I. Data dinding geser as grid‐2 lantai dasar‐1

steffietumilar@2015 30
steffietumilar@2015 31
Untuk perhitungan dan 
penentuan penulangan  pada 
balok dan kolom, caranya sama 
dengan  contoh yang sudah 
dijelaskan didepan

Parameter untuk Desain Spektra pada Berbagai Kota di Indonesia
Kota PGA(g) J. Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)

Keras 0.532 0.335 1.187 1.465 0.421 0.327

Data tambahan berbagai


Medan
3.578629 0.233 Sedang 0.532 0.335 1.374 1.730 0.487 0.387 D
98.667752
Lunak 0.532 0.335 1.636 2.659 0.580 0.594

Response Spektum berikut Kota PGA(g) J.Tanah


Keras
SS(g)
1.348
S1(g)
0.599
Fa
1.00
Fv
1.30
SDS(g)
0.898
SD1(g)
0.519
KDS(SDC)

Padang

adalah untuk Wilayah Indonesia 0.953063


100.359700
0.506 Sedang
Lunak
1.348
1.348
0.599
0.599
1.00
0.90
1.50
2.40
0.898
0.809
0.599
0.959
D

dengan koordinat tertentu dan Kota

Padang Panjang
PGA(g) J.Tanah
Keras
SS(g)
1.652
S1(g)
0.632
Fa
1.00
Fv
1.30
SDS(g)
1.101
SD1(g)
0.548
KDS(SDC)

untuk koordinat-koordinat lainnya 0.449577


100.416241
0.663 Sedang
Lunak
1.652
1.652
0.632
0.632
1.00
0.90
1.50
2.40
1.101
0.991
0.632
1.011
D

agar disesuaikan Kota

Padang 
PGA(g) J.Tanah
Keras
SS(g)
1.489
S1(g)
0.600
Fa
1.00
Fv
1.300
SDS(g)
0.993
SD1(g)
0.520
KDS(SDC)

Pariaman
‐0.629062
0.543 Sedang 1.489 0.600 1.00 1,500 0.993 0.600 D
100.304897 Lunak 1.489 0.600 0.90 2.400 0.894 0.960

steffietumilar@2015 32
Parameter untuk Desain Spektra pada Berbagai Kota di Indonesia Parameter untuk Desain Spektra pada Berbagai Kota di Indonesia
Kota PGA(g) J. Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC) Kota PGA(g) J. Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)

Keras 1.126 0.507 1.00 1.30 0.751 0.440 Keras 0.672 0.296 1.131 1.504 0.507 0.297
Bengkulu Jakarta
‐3.797306 0.441 Sedang 1.126 0.507 1.05 1.50 0.788 0.507 D ‐6.175382 0.356 Sedang 0.672 0.296 1.262 1.808 0.566 0.357 D
102.265956 106.827157
Lunak 1.126 0.507 0.90 2.40 0.676 0.812 Lunak 0.672 0.296 1.355 2.816 0.607 0.556
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC) Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)
Keras 0.263 0.164 1.200 1.636 0.211 0.179 C Keras 0.882 0.356 1.047 1.444 0.616 0.343
Palembang Bogor
‐2.988042 0.147 Sedang 0.263 0.164 1.589 2.142 0.279 0.235
D
‐6.59717 0.428 Sedang 0.882 0.356 1.147 1.688 0.674 0.401 D
104.761033 106.797323
Lunak 0.263 0.164 2.458 3.307 0.431 0.363 Lunak 0.882 0.356 1.042 2.576 0.612 0.611
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC) Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)

Bandar  Keras 0.772 0.328 1.091 1.472 0.561 0.322 Keras 1.472 0.534 1.00 1.30 0.981 0.463
Sukabumi
Lampung
‐5.449823
0.369 Sedang 0.772 0.328 1.191 1.744 0.613 0.381 D ‐6.91944 0.601 Sedang 1.472 0.534 1.00 1.50 0.981 0.534 D
106.927099
105.266619 Lunak 0.772 0.328 1.174 2.689 0.604 0.588 Lunak 1.472 0.534 0.90 2.40 0.883 0.854
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC) Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)
Keras 0.058 0.077 1.20 1.70 0.046 0.087 Keras 1.475 0.490 1.00 1.310 0.983 0.428
Bangka Belitung B Bandung
‐2.16079 0.026 Sedang 0.058 0.077 1.60 2,40 0.062 0.123 ‐6.914743 0.584 Sedang 1.475 0.490 1.00 1,510 0.983 0.493 D
106.137972 107.609818
Lunak 0.058 0.077 2.50 3.50 0.096 0.179 C Lunak 1.475 0.490 0.90 2.400 0.885 0.783

Parameter untuk Desain Spektra pada Berbagai Kota di Indonesia Parameter untuk Desain Spektra pada Berbagai Kota di Indonesia
Kota PGA(g) J. Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC) Kota PGA(g) J. Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)

Semarang‐Unika  Keras 1.038 0.346 1.000 1.454 0.692 0.335 Keras 0.663 0.248 1.135 1.552 0.502 0.257
Surabaya
Soegiyopranoto
‐7.024646
0.469 Sedang 1.038 0.346 1.085 1.709 0.751 0.394 D ‐7.263279 0.325 Sedang 0.663 0.248 1.269 1.904 0.561 0.315 D
112.739993
110.402998 Lunak 1.038 0.346 0.900 2.618 0.623 0.603 Lunak 0.663 0.248 1.374 3.008 0.607 0.497
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC) Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)
Keras 1.008 0.338 1.000 1.462 0.672 0.329 Keras 0.977 0.359 1.009 1.441 0.657 0.345
Semarang Denpasar
‐6.99031 0.454 Sedang 1.008 0.338 1.097 1.725 0.737 0.388 D ‐8.656291 0.443 Sedang 0.977 0.359 1.109 1.683 0.723 0.402 D
110.422997 115.222099
Lunak 1.008 0.338 0.900 2.650 0.605 0.596 Lunak 0.977 0.359 0.927 2.566 0.604 0.613
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC) Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)
Keras 1.271 0.462 1.00 1.338 0.847 0.412 Keras 0.980 0.362 1.008 1.438 0.659 0.347
Yogyakarta Kuta Bali
‐7.81245 0.549 Sedang 1.271 0.462 1.00 1.538 0.847 0.473 D ‐8.725771 0.440 Sedang 0.980 0.362 1.108 1.676 0.724 0.405 D
110.363076 115.170622
Lunak 1.271 0.462 0.90 2.400 0.762 0.738 Lunak 0.980 0.362 0.924 2.551 0.604 0.616
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC) Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)
Keras 0.751 0.314 1.100 1.486 0.550 0.311 Kuta Badung  Keras 0.985 0.367 1.006 1.433 0.661 0.351
Surakarta
Bali
‐7.563907 0.584 Sedang 0.751 0.314 1.200 1,771 0.601 0.371 D ‐8.795564
0.438 Sedang 0.985 0.367 1.106 1,666 0.726 0.408 D
110.819263
Lunak 0.751 0.314 1.199 2.742 0.600 0.575 115.170997 Lunak 0.985 0.367 0.918 2.532 0.603 0.619

steffietumilar@2015 33
Parameter untuk Desain Spektra pada Berbagai Kota di Indonesia Parameter untuk Desain Spektra pada Berbagai Kota di Indonesia
Kota PGA(g) J. Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC) Kota PGA(g) J. Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)

Keras 0.017 0.022 1.200 1.700 0.013 0.024 A Keras 1.036 0.442 1.000 1.358 0.691 0.400
Pontianak Manado
0.022509 0.007 Sedang 0.017 0.022 1.600 2.400 0.018 0.034 1.49306 0.451 Sedang 1.036 0.442 1.085 1.558 0.750 0.459 D
109.330299 B 124. 841262
Lunak 0.017 0.022 2.500 3.500 0.028 0.050 Lunak 1.036 0.442 0.900 2.400 0.622 0.707
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC) Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)
Keras 0.061 0.036 1.200 1.700 0.049 0.041 Keras 1.819 0.715 1.00 1.30 1.213 0.620
Banjarmasin A Gorontalo
‐3.328349 0.033 Sedang 0.061 0.036 1.600 2.400 0.065 0.057 0.533366 0.733 Sedang 1.819 0.715 1.00 1.50 1.213 0.715 D
114.600414 123.066659
Lunak 0.061 0.036 2.500 3.500 0.102 0.084 B Lunak 1.819 0.715 0.90 2.40 1.091 1.145
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC) Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)
Keras 0.246 0.083 1.200 1.700 0.197 0.094 Keras 1.932 0.720 1.00 1.30 1.288 0.624
Balikpapan B Palu
‐1.276009 0.123 Sedang 0.246 0.083 1.600 2.400 0.262 0.132 ‐0.892603 0.769 Sedang 1.932 0.720 1.00 1.50 1.288 0.720 D
116.834866 119.847107
Lunak 0.246 0.083 2.500 3.500 0.410 0.193 C Lunak 1.932 0.720 0.90 2.40 1.159 1.152
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC) Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)
Keras 0.127 0.090 1.200 1.700 0.101 0.101 B Keras 1.312 0.478 1.00 1.322 0.874 0.421
Samarinda Poso
‐0.503581 0.057 Sedang 0.127 0.090 1.600 2,400 0.135 0.143 C ‐1.428075 0.536 Sedang 1.312 0.478 1.00 1,522 0.874 0.485 D
117.156500 120.761719
Lunak 0.127 0.090 2.500 3.500 0.211 0.209 D Lunak 1.312 0.478 0.90 2.400 0.787 0.765

Parameter untuk Desain Spektra pada Berbagai Kota di Indonesiai Parameter untuk Desain Spektra pada Berbagai Kota di Indonesia
Kota PGA(g) J. Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC) Kota PGA(g) J. Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)

Keras 0.941 0.367 1.024 1.433 0.642 0.351 Keras 0.959 0.385 1.016 1.415 0.650 0.363
Kalumpang Mataram NTB
‐2.489679 0.355 Sedang 0.941 0.367 1.124 1.665 0.705 0.408 D ‐8.583313 0.437 Sedang 0.959 0.385 1.116 1.631 0.714 0.418 D
119.509277 116.116669
Lunak 0.941 0.367 0.971 2.531 0.609 0.620 Lunak 0.959 0.385 0.949 2.461 0.607 0.631
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC) Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)
Keras 1.503 0.600 1.00 1.30 1.002 0.520
Nuha Keras 1.451 0.528 1.000 1.300 0.967 0.458
Ambon
‐2.594633 0.601 Sedang 1.503 0.600 1.00 1.50 1.002 0.600 D ‐3.706558 0.551 Sedang 1.451 0.528 1.000 1.500 0.967 0.528 D
121.311035
Lunak 1.503 0.600 0.90 2.40 0.902 0.960 128.162588
Lunak 1.451 0.528 0.900 2.400 0.870 0.845
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)
Keras 0.815 0.329 1.074 1.471 0.584 0.323
Kendari Keras 1.095 0.517 1.000 1.300 0.730 0.448
‐3.964271 0.302 Sedang 0.815 0.329 1.174 1.741 0.638 0.382 D Ternate
122.593689
Lunak 0.815 0.329 1.122 2.682 0.610 0.589
‐0.795925 0.457 Sedang 1.095 0.517 1.062 1.500 0.775 0.517 D
127.361455
Lunak 1.095 0.517 0.900 2.400 0.657 0.828
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)
Keras 0.320 0.143 1.200 1.657 0.256 0.158
Makassar
0.121 Sedang 0.320 0.143 1.544 2,227 0.329 0.213
C Keras 1.105 0.295 1.000 1.505 0.737 0.296
‐5.137450 Kupang NTT
119.412117
Lunak 0.320 0.143 2.277 3.370 0.485 0.322 D ‐10.172436 0.499 Sedang 1.105 0.295 1.058 1,810 0.779 0.356 D
123.577901
Lunak 1.105 0.295 0.900 2.821 0.663 0.554

steffietumilar@2015 34
Parameter untuk Desain Spektra pada Berbagai Kota di Indonesia Parameter untuk Desain Spektra pada Berbagai Kota di Indonesia
Kota PGA(g) J. Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)
Keras 1.449 0.549 1.00 1.30 0.966 0.476 Keras 1.606 0.637 1.00 1.30 1.071 0.552
Manokwari Sorong
‐0.878872 0.559 Sedang 1.449 0.549 1.00 1.50 0.966 0.549 D ‐0.874752 0.644 Sedang 1.606 0.637 1.00 1.50 1.071 0.637 D
134.088135 131.248856
Lunak 1.449 0.549 0.90 2.40 0.869 0.878 Lunak 1.606 0.637 0.90 2.40 0.964 1.020
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC) Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)
Keras 1.500 0.600 1.00 1.30 1.00 0.520 Keras 0.975 0.424 1.010 1.376 0.657 0.389
Jayapura Biak
‐2.528095 0.600 Sedang 1.500 0.600 1.00 1.50 1.00 0.600 D ‐1.153487 0.383 Sedang 0.975 0.424 1.110 1.576 0.722 0.446 D
140.712891
Lunak 1.500 0.600 0.90 2.40 0.90 0.960 136.045074
Lunak 0.975 0.424 0.930 2.400 0.604 0.679
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)
Keras 0.466 0.183 1.200 1.617 0.373 0.198 C Keras 1.441 0.493 1.00 1.307 0.961 0.429
Fakfak
‐2.778451 0.212 Sedang 0.466 0.183 1.427 2.067 0.444 0.253 Nabire
132.242432 D ‐3.357147 0.569 Sedang 1.441 0.493 1.00 1.507 0.961 0.495 D
Lunak 0.466 0.183 1.808 3.250 0.562 0.397 135.494385
Lunak 1.441 0.493 0.90 2.400 0.865 0.788
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS SD1(g) KDS(SDC)
Keras 0.066 0.025 1.20 1.70 0.053 0.029
Merauke Keras 1.500 0.600 1.00 1.300 1.00 0.520
‐8.465581 0.032 Sedang 0.066 0.025 1.60 2,40 0.071 0.041 A Timika
140.394287 ‐4.521666 0.599 Sedang 1.500 0.600 1.00 1.500 1.00 0.600 D
Lunak 0.066 0.025 2.50 3.50 0.110 0.059 136.878662
Lunak 1.500 0.600 0.90 2.400 0.90 0.960

Parameter untuk Desain Spektra pada Berbagai Kota di Indonesia
Grafik percepatan spektral (g)
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)
Aceh Besar, 5.543773, 95.543759
Keras 1.483 0.589 1.00 1.30 0.989 0.511 1.1
Wamena
‐3.973861 0.547 Sedang 1.483 0.589 1.00 1.50 0.989 0.589 D 1.0
138.933105
Lunak 1.483 0.589 0.90 2.40 0.890 0.943
0.9
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)
Keras 2.426 0.799 1.00 1.30 1.617 0.693 0.8
Tembagapura
‐4.332718 0.945 Sedang 2.426 0.799 1.00 1.50 1.617 0.799 E 0.7
136.999512
Lunak 2.426 0.799 0.90 2.40 1.456 1.279
0.6
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS(g) SD1(g) KDS(SDC)

SA
Keras 2.213 0.778 1.00 1.30 1.475 0.675 0.5
Koor
‐0.385034 0.844 Sedang 2.213 0.778 1.00 1.50 1.475 0.778 E 0.4
132.338562
Lunak 2.213 0.778 0.90 2.40 1.328 1.245
0.3
Kota PGA(g) J.Tanah SS(g) S1(g) Fa Fv SDS SD1(g) KDS(SDC)
Keras 1.500 0.600 1.00 1.30 1.00 0.520 0.2
Yapen
‐1.702630 0.599 Sedang 1.500 0.600 1.00 1.50 1.00 0.600 D 0.1
136.878662
Lunak 1.500 0.600 0.90 2.40 0.90 0.960
0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0

T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras

steffietumilar@2015 35
Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)
Banda Aceh, 5.546208, 95.319062 Medan, 3.578629, 98.667752
1.0 1.0

0.9 0.9

0.8 0.8

0.7 0.7

0.6 0.6
SA

SA
0.5 0.5

0.4 0.4

0.3 0.3

0.2 0.2

0.1 0.1

0.0 0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0

T period (detik) T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras tanah lunak tanah sedang tanah keras

Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)


Pekanbaru, 0.631701, 101.425781 Padang, 0.953063, 100.359700
0.6 1.0

0.9

0.5
0.8

0.7
0.4

0.6

SA
SA

0.3 0.5

0.4

0.2
0.3

0.2
0.1

0.1

0.0 0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0

T period (detik) T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras


tanah lunak tanah sedang tanah keras

steffietumilar@2015 36
Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)
Padang Panjang, 0.449577, 100.416241 Padang Pariaman, - 0.629062, 100.304897
1.2 1.1

1.1 1.0

1.0
0.9

0.9
0.8

0.8
0.7
0.7
0.6
SA

SA
0.6
0.5
0.5

0.4
0.4

0.3
0.3

0.2 0.2

0.1 0.1

0.0 0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0

T period (detik) T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras tanah lunak tanah sedang tanah keras

Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)


Bengkulu, - 3.797306, 102.265956 Palembang, - 2.988042, 104.761033
1.0 0.5

0.9

0.8 0.4

0.7

0.6 0.3

SA
SA

0.5

0.4 0.2

0.3

0.2 0.1

0.1

0.0 0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0

T period (detik) T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras tanah lunak tanah sedang tanah keras

steffietumilar@2015 37
Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)
Bandar Lampung, - 5.449823, 105.266619 Bangka Belitung, - 2.16079, 106.137972
0.7 0.2

0.6

0.5

0.4
SA

SA
0.1

0.3

0.2

0.1

0.0 0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0

T period (detik) T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras tanah lunak tanah sedang tanah keras

Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)


Jakarta, - 6.175382, 106.827157 Bogor, - 6.59717, 106.797323
0.7 0.8

0.7
0.6

0.6
0.5

0.5
0.4
SA

SA
0.4

0.3

0.3

0.2
0.2

0.1
0.1

0.0 0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0

T period (detik) T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras tanah lunak tanah sedang tanah keras

steffietumilar@2015 38
Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)
Sukabumi, - 6.91944, 106.927099 Bandung, - 6.914743, 107.609818
1.1 1.1

1.0 1.0

0.9 0.9

0.8 0.8

0.7 0.7

0.6 0.6
SA

SA
0.5 0.5

0.4 0.4

0.3 0.3

0.2 0.2

0.1 0.1

0.0 0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0

T period (detik) T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras tanah lunak tanah sedang tanah keras

Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)


Semarang U.Sgp, - 7.024646, 110.402998 Semarang, - 6.99031, 110.422997

0.8 0.8

0.7 0.7

0.6 0.6

0.5 0.5

SA
SA

0.4 0.4

0.3 0.3

0.2 0.2

0.1 0.1

0.0 0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0

T period (detik) T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras tanah lunak tanah sedang tanah keras

steffietumilar@2015 39
Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)
Yogyakarta, - 7.81245, 110.363076 Surakarta, - 7.563907, 110.819263

0.9 0.7

0.8
0.6

0.7
0.5

0.6

0.4
0.5

SA
SA

0.4 0.3

0.3
0.2

0.2

0.1

0.1

0.0
0.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0
T period (detik)
T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras


tanah lunak tanah sedang tanah keras

Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)


Surabaya, - 7.263279, 112.739993 Denpasar, - 8.656291, 115.222099
0.7 0.8

0.7
0.6

0.6
0.5

0.5
0.4
SA

SA
0.4

0.3

0.3

0.2
0.2

0.1
0.1

0.0
0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0

T period (detik) T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras


tanah lunak tanah sedang tanah keras

steffietumilar@2015 40
Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)
Kuta Bali, - 8.725771, 115.170622 Kuta Badung Bali, - 8.795564, 115.170997
0.8 0.8

0.7 0.7

0.6 0.6

0.5 0.5
SA

SA
0.4 0.4

0.3 0.3

0.2 0.2

0.1 0.1

0.0 0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0

T period (detik) T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras tanah lunak tanah sedang tanah keras

Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)


Pontianak, 0.022509, 109.330299 Banjarmasin, - 3.328349, 114.600414
0.1 0.2
SA

SA
0.1

0.0
0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0
T period (detik)
T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras


tanah lunak tanah sedang tanah keras

steffietumilar@2015 41
Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)
Balikpapan, - 1.276009, 116.834866 Samarinda, - 0.503581, 117.156500
0.5 0.3

0.4

0.2

0.3

SA
SA

0.2

0.1

0.1

0.0 0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0

T period (detik) T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras tanah lunak tanah sedang tanah keras

Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)


Manado, 1.49306, 124.841262 Gorontalo, 0.533366, 123.066659
1.3
0.8

1.2

0.7
1.1

1.0
0.6
0.9

0.5 0.8

0.7

SA
SA

0.4
0.6

0.5
0.3

0.4

0.2 0.3

0.2
0.1
0.1

0.0 0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0

T period (detik) T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras tanah lunak tanah sedang tanah keras

steffietumilar@2015 42
Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)
Palu, - 0.892603, 119.847107 Poso, - 1.428075, 120.761719
1.4 1.0

1.3
0.9
1.2
0.8
1.1

1.0 0.7

0.9
0.6
0.8

SA
SA

0.7 0.5

0.6
0.4
0.5

0.3
0.4

0.3 0.2

0.2
0.1
0.1

0.0 0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0

T period (detik) T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras tanah lunak tanah sedang tanah keras

Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)


Kalumpang, - 2.489679, 119.509277 Nuha, - 2.594633, 121.311035
0.8 1.1

1.0
0.7
0.9

0.6 0.8

0.7
0.5

0.6

SA
SA

0.4
0.5

0.3 0.4

0.3
0.2

0.2

0.1
0.1

0.0
0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0
T period (detik)
T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras


tanah lunak tanah sedang tanah keras

steffietumilar@2015 43
Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)
Kendari, - 3.964271, 122.593689 Makassar, - 5.137450, 119.412117
0.7 0.6

0.6
0.5

0.5

0.4

0.4
SA

SA
0.3

0.3

0.2
0.2

0.1
0.1

0.0 0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0

T period (detik) T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras tanah lunak tanah sedang tanah keras

Grafik percepatan spektral (g)


Grafik percepatan spektral (g)
Mataram NTB, - 8.583313, 116.116669
Ambon, - 3.706558, 128.162588
0.8
1.1

0.7 1.0

0.9
0.6
0.8

0.5 0.7

0.6
SA

0.4

SA
0.5

0.3
0.4

0.2 0.3

0.2
0.1

0.1

0.0
0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0
T period (detik)
T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras


tanah lunak tanah sedang tanah keras

steffietumilar@2015 44
Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)
Ternate, - 0.795925, 127.361455 Kupang NTT, - 10. 172436, 123.577901
0.9 0.9

0.8 0.8

0.7 0.7

0.6 0.6

0.5 0.5
SA

SA
0.4 0.4

0.3 0.3

0.2 0.2

0.1 0.1

0.0 0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0

T period (detik) T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras


tanah lunak tanah sedang tanah keras

Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)


Manokwari, - 0. 878872, 134.088135 Jayapura, - 2.528095, 140.712891
1.1 1.1

1.0 1.0

0.9 0.9

0.8 0.8

0.7 0.7

0.6 0.6
SA

SA
0.5 0.5

0.4 0.4

0.3 0.3

0.2 0.2

0.1 0.1

0.0 0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0

T period (detik) T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras tanah lunak tanah sedang tanah keras

steffietumilar@2015 45
Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)
Fakfak, - 2.778451, 132.242432 Merauke, - 8.465581, 140.394287
0.6 0.2

0.5

0.4
SA

SA
0.3 0.1

0.2

0.1

0.0 0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0

T period (detik) T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras tanah lunak tanah sedang tanah keras

Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)


Sorong, - 0.874752, 131.248856 Biak, - 1.153487, 136.045074
1.2 0.8

1.1
0.7
1.0

0.9 0.6

0.8
0.5
0.7
SA

0.6

SA
0.4

0.5

0.3
0.4

0.3
0.2

0.2

0.1
0.1

0.0
0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0
T period (detik)
T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras


tanah lunak tanah sedang tanah keras

steffietumilar@2015 46
Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)
Nabire, - 3.357147, 135.494385 Timika, - 4.521666, 136.878662
1.1 1.1

1.0 1.0

0.9 0.9

0.8 0.8

0.7 0.7

0.6 0.6
SA

SA
0.5 0.5

0.4 0.4

0.3 0.3

0.2 0.2

0.1 0.1

0.0 0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0

T period (detik) T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras tanah lunak tanah sedang tanah keras

Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)


Wamena, - 3.973861, 138.933105 Tembagapura, - 4.332718, 136.999512
1.1 1.7

1.6
1.0
1.5

0.9 1.4

1.3
0.8
1.2

0.7 1.1

1.0
0.6
0.9
SA

SA
0.8
0.5
0.7
0.4 0.6

0.5
0.3
0.4

0.2 0.3

0.2
0.1
0.1

0.0 0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0

T period (detik) T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras tanah lunak tanah sedang tanah keras

steffietumilar@2015 47
Grafik percepatan spektral (g) Grafik percepatan spektral (g)
Koor, - 0.385034, 132.338562 Yapen, - 1.702630, 136.878662
1.6 1.1

1.5
1.0
1.4

1.3 0.9

1.2
0.8
1.1

1.0 0.7

0.9
0.6
SA

0.8

SA
0.7 0.5

0.6
0.4
0.5
0.3
0.4

0.3
0.2
0.2
0.1
0.1

0.0
0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0

T period (detik) T period (detik)

tanah lunak tanah sedang tanah keras


tanah lunak tanah sedang tanah keras

steffietumilar@2015 48

Anda mungkin juga menyukai