Anda di halaman 1dari 22

SI-6115 Rekayasa Gempa

Tugas Ke-VII

Ir. Sindur P. Mangkoesoebroto MSEM,Ph.D.

Disusun oleh:
Shandy Trisakti Paiding Lewa
250 18 051

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
18. Lakukan safety check atas kedua struktur yang telah direncanakan pada nomor
15, dengan percepatan sebagai input motion-nya. Gunakan catatan gempa SPM-
Adi (arah major dan vertikal), gunakan PGA sesuai wilayah gempa Z untuk kelas
tanah S. Plot konfigurasi send-sendi plastis, tentukan gaya geser dasar
maximum, dan simpangan atap maximum. Lakukan analisis, dan bandingkan
kinerja kedua struktur tersebut, dan bandingkan pula dengan hasil-hasil NSP.
Diketahui struktur bangunan dua-dimensi, berbentang tunggal dan bertingkat n, dengan
massa tiap lantai m, dengan asumsi wilayah gempa dan kelas tanah sebagai berikut:
n 10 lantai
h 4 m
Wilayah Bandung
Jenis Tanah Sedang

Di dalam soal, diberikan dua kasus berbeda untuk melihat perilaku struktur terhadap kedua
kasus tersebut. Kasus yang diberikan adalah struktur dirancang dua fungsi yang berbeda,
yaitu kasus hunian dan kasus rumah sakit. Data dari masing-masing kasus adalah sebagai
berikut:
  Hunian RS
Drift ratio, dr 1% 0.75%
Faktor dominasi ragam, ηu = ηv = η 80% 80%
Daktilitas, μ 5 3
Faktor kuat cadang perencanaan material,
f1 1.6 1.6
Faktor keutamaan gempa, I 1 1.5

Data gempa wilayah 5 dengan jenis tanah medium soil adalah sebagai berikut:
Wilayah Bandung
Jenis Tanah Sedang  
Tc 0.505 sec
A0 (PGAH) 0.388 g
Ar 0.5 g
Tv 0.841667 sec
g 9810 mm/s
ζ 0.16
T 1.6
k 1.55  
SD1 0.49 sec
SDS 0.97 sec
1. Desain Awal Bangunan (Preliminary Design)

Desain awal bangunan ini terdiri dari data material dan dimensi penampang yang digunakan
adalah sebagi berikut :
Mutu beton (fc’) = 30 Mpa (Hunian) dan 40 Mpa (RS)

Fy tulangan longitudinal = 400 MPa

Fy tulangan transversal = 320 MPa

Dimensi Struktur Rumah Sakit:

Kolom = 600 x 600 mm (fc’ = 40 MPa)

Balok = 300 x 400 mm (fc’ = 40 MPa)

Dimensi Struktur Hunian:

Kolom = 500 x 500 mm (fc’ = 30 MPa)

Balok = 300 x 400 mm (fc’ = 30 MPa)


Gambar 1. Pemodelan pada Sap2000

Rumah Sakit Hunian


Paramete K600x60 B300x40 K500x50 B300x40
r Keterangan 0 0 0 0
b Lebar Penampang (mm) 600 250 500 300
h Tinggi Penampang (mm) 600 400 500 400
Ag Luas Kotor Penampang (mm2) 360000 100000 250000 120000
As min 0.01 Ag 3600 1000 2500 1200
As max 0.04 Ag 14400 4000 10000 4800
n Jumlah Tulangan 12 6 8 6
db Diameter Tulangan Longitudinal (mm) 25 25 25 25
5890.48 2945.24 3926.99 2945.24
As Luas Tulangan Longitudinal (mm2) 6 3 1 3
Status Luas Tulangan OKE OKE OKE OKE

2. Beban Gempa

Dalam pembebanan gempa untuk desain digunakan analisis respons spektrum.. Respons
spektra berdasarkan Diktat Kuliah yang digunakan dalam desain ditampilkan pada Gambar
2.

Respons Spektra Bandung


1.2

0.8

0.6
a (g)

0.4

0.2

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Axis Title

Gambar 2. Respons Spektra Bandung (Sedang)


Penentuan Periode Fundamental (Ta)

SD1 0.49 sec


SDS 0.97 sec
Rangka
Ct 0.0466 Beton
Pemikul
x 0.9 Momen
  RS Hunian
Tmin 1.28896 1.288961
1 4
1.80454 1.804545
Tmax 6 9

Maka digunakan nilai T = T max = 1.39 s


Tc RS = 1,32 dan Tc Hunian = 1,3 diambil dari SAP2000.

Penentuan Koefisien respon seismik (Cs)

  RS Hunian
Ie 1.5 1
R 8 5.5
0.18187 0.176363
Cs max 5 6
0.07127 0.069118
Cs hitung 8 4
Cs min >
0.01 0.06402 0.043

Sehingga digunakan nilai Cs = Cs hitung = 0.0575

3. Beban Mati
Beban Hidup dan mati yang direncanakan berdasarkan SNI 1727-2013 adalah
sebagai berikut :
1. Beban Lantai
a. Beban Plat Sendiri = 2400 kg/m3 x 0.12 m = 288 kg /m2 ( DL)
b. Beban mati tambhan = 88 kg/m2 (SIDL)
2. Beban Atap
a. Beban Plat Sendiri = 2400 kg/m3 x 0.12 m = 288 kg /m2 ( DL)
b. Beban mati tambhan = 57 kg/m2 (SIDL)
Karena pemodelan berbentuk 2D maka Beban area diatas akan dikonversi menjadi
beban merata Pada balok dalam bentuk Beban Mereta Trapesium Sebagi berikut :
Qek = ½ * ( lx/ly2 )*(ly2 -1/3 lx2 )
Dimana Lx dan Ly direncanakan sebesar lx = 3, ly = 5, sehingga besar beabn merata
adalah :
1. Beban Lantai
a. Beban Plat Sendiri = 2 x 380.16 kg/m = 760.32 kg/m (DL)
b. Beban mati tambhan = 2 x 116.16 kg/m = 232.32 kg/m (SIDL)
2. Beban Atap
a. Beban Plat Sendiri = 2 x 380.16 kg/m = 760.32 kg/m (DL)
b. Beban mati tambhan = 2 x 75.24 kg/m = 150.48 kg/m (SIDL)
4. Define Load Case Non Linear Time History pada SAP2000

Gambar 3. NLTH Load Case

5. Define Hinge pada SAP2000

Define Hinge untuk Rumah Sakit pada program SAP2000 dilakukan dengan menggunakan
data hitungan penampang berupa Moment – Rotasi yang diperoleh dari output program
XTRACT.
Moment Curvature
Balok 300 Ultimat Plastic
x 400 Yield (SF) Ultimate Yield (SF) e Rotation
Negatif -182 -264.6 -0.00921 -0.3269 -0.06324
0.00920
Positif 182 264.6 8 0.3269 6.74E-02
 
Moment Curvature
Kolom Ultimat Plastic
600 x 600 Yield (SF) Ultimate Yield (SF) e Rotation
Negatif -492.3 -854.4 -0.00521 -0.1998 -0.05781
Positif 492.3 854.4 0.00521 0.1998 0.05781
Input backbone dan acceptance criteria pada hinge Rumah Sakit program SAP2000 adalah
sebagai berikut:
Balok 300 x 400 Kolom 600 x 600
  M/SF θ/SF M/SF θ/SF
-E -0.2 -0.09486 -0.2 -0.08672
-D -0.2 -0.06324 -0.2 -0.05781
-C -1.454 -0.06324 -1.736 -0.05781
-B -1 0 -1 0
A 0 0 0 0
B 1 0 1 0
C 1.454 0.06743 1.736 0.05781
D 0.2 0.06743 0.2 0.05781
E 0.2 0.10115 0.2 0.08672

Balok 300 x 400 Kolom 600 x 600


  Positif Negatif Positif Negatif
IO 0.033884 -0.03178 0.02905 -0.02905
LS 0.050573 -0.04743 0.043358 -0.04336
CP 0.06743 -0.06324 0.05781 -0.05781

Define Hinge untuk Hunian pada program SAP2000 dilakukan dengan menggunakan data
hitungan penampang berupa Moment – Rotasi yang diperoleh dari output program XTRACT.
Moment Curvature
Balok 300 Ultimat Plastic
x 400 Yield (SF) Ultimate Yield (SF) e Rotation
Negatif -182 -264.6 -0.00921 -0.3269 -0.06324
Positif 182 264.6 0.009208 0.3269 6.74E-02

Moment Curvature
Kolom Ultimat Plastic
500 x 500 Yield (SF) Ultimate Yield (SF) e Rotation
-4.65E-
Negatif -265.2 -457.9 03 -0.1219 -0.03180
Positif 265.2 458.3 4.65E-03 0.1219 0.02911
Input backbone dan acceptance criteria pada hinge Hunian program SAP2000 adalah
sebagai berikut:
Balok 300 x 400 Kolom 500 x 500
  M/SF θ/SF M/SF θ/SF
-E -0.2 -0.09486 -0.2 -0.0477
-D -0.2 -0.06324 -0.2 -0.03180
-C -1.454 -0.06324 -1.727 -0.03180
-B -1 0 -1 0
A 0 0 0 0
B 1 0 1 0
C 1.454 0.06743 1.728 0.02911
D 0.2 0.06743 0.2 0.02911
E 0.2 0.10115 0.2 0.04367

Balok 300 x 400 Kolom 500 x 500


  Positif Negatif Positif Negatif
IO 0.033884 -0.03178 0.014628 -0.01598
LS 0.050573 -0.04743 0.021833 -0.02385
CP 0.06743 -0.06324 0.02911 -0.03180
Gambar 4. Hinge Balok 300 x 400
Gambar 5. Hinge Kolom 600 x 600 (RS)

Gambar 6. Hinge Kolom 700 x 700


6. Data Time History SPM-Adi (AGM Imperial Valley)

Time History yang digunakan untuk Non Linear Time History (NLTH) Analysis adalah data
gempa arah major dan vertical. Berikut ini adalah grafik percepatan data gempa AGM
Imperial Valley.

Acceleration (Dimensionless)
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
0.00
a'

0 50 100 150 200 250 300


-0.20
-0.40
-0.60
Major
-0.80 Vertical
-1.00
t'

Gambar 7. Grafik Percepatan AGM Imperial Valley (unitless)

Dari data gempa Bandung, diambil nilai PGA Horizontal sebesar 0,388 g. Nilai PGA
Horizontal digunakan untuk mencari nilai PGA 2D dengan cara sebagai berikut:

√ ( )
2
2
PGA 2 D = PGA 2H + PGA H
3

√ ( )
2
22
PGA 2 D = 0.388 + 0.388
3
PGA 2 D =0.466 g
Nilai PGA 2D digunakan sebagai pengali pada masing-masing nilai percepatan dari AGM
Imperial Valley pada tiap arah. Hasil hitungan time history yang baru adalah sebagai berikut:
Acceleration (g)
0.50
0.40
0.30
0.20
0.10
a (g)

0.00
0 50 100 150 200 250 300
-0.10
-0.20
-0.30 Major
-0.40 Vertical
-0.50
t (s)

Gambar 8. Grafik Percepatan AGM Imperial Valley (g)

7. Hasil Non Linear Time history (NLTH) Analysis

Pada analisi non linier time history, skala faktor harus ditingkatkan hingga struktur menjelang
roboh, dan dipastiskan tidak terjadi story mechanism pada struktur, apabila terjadi story
mechanism maka harus dilakukan perkuatan pada struktur. Adapun kinerja/ taraf kerusakan
struktur ditampikan pada gambar dibawah ini :

Gambar 9. Taraf kerusakan Struktur Menurut FEMA 273


Rumah Sakit

Gambar 10. Hasil run NLTH Analysis pada Rumah Sakit

Gambar 11. Kurva Hirestetik pada Balok (Nomor Elemen 24)


Displacement
0.4

0.3

0.2
Displacement (m)

0.1

0.0
0.0000 50.0000 100.0000 150.0000 200.0000 250.0000 300.0000
-0.1

-0.2

-0.3

-0.4

-0.5

-0.6
Time(s)

Gambar 12. Grafik Displacement pada Joint no.11

Base Force
280.0

230.0

180.0
Base Force (kN)

130.0

80.0

30.0

0.0000
-20.0 50.0000 100.0000 150.0000 200.0000 250.0000 300.0000

-70.0

-120.0

-170.0

-220.0
Time (s)

Gambar 13. Grafik Base Force


Hunian

Gambar 14. Hasil run NLTH Analysis pada Hunian

Gambar 15. Kurva Hirestetik pada Balok (Nomor Elemen 23)


Displacement
0.4

0.3

0.2
Displacement (m)

0.1

0.0
0.0000 50.0000 100.0000 150.0000 200.0000 250.0000 300.0000
-0.1

-0.2

-0.3

-0.4
Time (s)

Gambar 16. Grafik Displacement pada Joint no.11

Base Force
170.0

120.0
Base Force (kN)

70.0

20.0
0.0000 50.0000 100.0000 150.0000 200.0000 250.0000 300.0000
-30.0

-80.0

-130.0

-180.0
Time (s)

Gambar 17. Grafik Base Force


NSP
180.0

160.0

140.0

120.0
Base Force (kN)

100.0 NSP RS
NSP Hunian
80.0 PP RS
PP Hunian
60.0
V max RS
40.0 d Max RS
d Max Hunian
20.0
V max Hunian
0.0
0.0000 0.0500 0.1000 0.1500 0.2000 0.2500 0.3000 0.3500 0.4000 0.4500
Displacement (m)

Gambar 18. Grafik Pushover Curve dan Perbandingan dengan NLTH

Gambar 19. Perbandingan NLTH Rumah Sakit (kiri) dan Hunian (kanan)
Gambar 19. Perbandingan NSP Rumah Sakit (kiri) dan Hunian (kanan)

Kesimpulan:
Dapat dilihat dari kedua hasil diatas jika Rumah Sakit lebih aman daripada Hunian karena
sendi plastis yang terbentuk pada hunian lebih banyak daripada rumah sakit. Sendi plastis
pada bangunan Rumah Sakit masih pada kondisi belum mencapai Intermediate Occupancy,
sedangkan pada hunian telah berada pada kondisi Life Safety. Dan displacement yang
terjadi pada hunian menunjukkan bahwa telah terjadi deformasi yang cukup signifikan
dibandingkan dengan rumah sakit. Hasil ini menunjukkan bahwa perencanaan keamanan
Rumah Sakit lebih tinggi daripada Hunian terbukti. Dan hasil NLTH menunjukkan bahwa
Displacement lebih kecil dan Base Force yang terjadi lebih besar dari hasil analisis
Pushover. Akan tetapi, hasil kedua metode analisis tersebut tidak bisa dibandingkan secara
apple to apple.
Struktur Sederhana 3-D dengan 3DOF
Tinjau model struktur sederhana berikut ini dengan 3DOF

Analisis rumus k untuk DOF rotasi


Untuk γ ≪1, maka

k 13 ≈−k 1 e y + k 2 cosθ ([ b2 +e ) sinθ−( h2 + e ) cosθ]


x y

[( ) ( ) ]
k 23 ≈−k 3 e x +k 2 sinθ
b h
+ e sinθ− + e y cosθ
2 x 2

[ ⟨ ⟩ ] [( ) ( ) ][( ) ⟨ ⟩ ]
k 33 ≈−k 1 e y e y −
b
2
+e x −k 2 cosθ
b
2
h
+e x sinθ− + e y cosθ
2
h
2
b
[( ) (
+ e y − +e x +k 2 sinθ
2
b
2
h
+ e x sinθ − +e
2

Untuk ekspresi k13, k23, dan k33 yang eksak terdapat 2 versi jawaban dari buku diktat
Rekayasa Gempa. Dimana kita ambil contoh untuk persamaan k13 terlebih dahulu.
Versi 1

[(
k 13 =−k 1 e y cos ( γ2 ))−( b2 +e )sin ( 2γ )]+k [( b2 + e ) sinθ−( h2 + e ) cosθ ] cosθ
x 2 x y
Versi 2

[ ( )
{ ( ) ]
}
h b
+e y (1−cos γ )+ +e x sin γ sinθ
k 13=−k 1
[( )
b
+e (cos γ −1)+e y sin γ +k 2
] 2 2

[( ) ]
2 x
(cos γ−1)+( +e ) sin γ cosθ
b h
− +e
2 x 2 y

1. Pengecekkan k13-eksak (γ=0) = k13-(γ<<0)


Pengecekkan Pertama dilakukan terhadap persamaan k13, dimana persamaan k13 eksak
yang dimasukkan nilai γ=0 harus bernilai sama dengan persamaan k13 untuk kondisi γ ≪1.

Versi 1

[(
k 13 =−k 1 e y cos ( 02 ))−( b2 + e ) sin ( 02 )]+ k [( b2 +e ) sinθ−( h2 + e ) cosθ] cosθ
x 2 x y

k 13 =−k 1 [ ( e y )−0 ] +k 2 ([ b2 + e ) sinθ−( h2 + e ) cosθ ] cosθ


x y

k 13=−k 1 e y + k 2
[( ) ( ) ]
b h
+e sinθ− + e y cosθ cosθ=−k 1 e y +k 2 cosθ
2 x 2
b h
[( ) ( ) ]
+e sinθ− + e y cosθ → OK !
2 x 2
Versi 2

[
{
( ) ( ) ]
}
h b
+e (1−cos γ )+ +e x sin γ sinθ
k 13 =−k 1
[( b
)
+e (cos γ −1)+e y sin γ +k 2
] 2 y 2

[( ) ]
2 x
(cos γ−1)+( +e ) sin γ cosθ
b h
− +e
2 x 2 y

[
{
( ) ( ) ]
}
h b
+ e y (1−cos 0)+ +e x sin 0 sinθ
k 13 =−k 1
[( ) b
+e (cos 0−1)+ e y sin 0 + k 2
] 2 2

[( ) ]
2 x
(cos 0−1)+( +e )sin 0 cosθ
b h
− +e
2 x 2 y

{
k 13 =−k 1 [ 0+0 ] +k 2 [ 0 ] sinθ
[ 0 ] cosθ }
k 13 =0 ≠−k 1 e y +k 2 cosθ ([ b2 +e ) sinθ−( h2 +e )cosθ ] → Persamaan ini salah
x y
Dari pengecekkan pertama dapat disimpulkan bahwa persamaan k13 versi 2 merupakan
persamaan yang salah.

2. Pengecekkan arah k13 setelah dimasukkan nilai γ


Dengan memasukkan nilai γ=0o, 90o, 180o, lalu dibandingkan dengan hasil pemutaran sudut
di autocad, apakah masuk akal atau tidak.

k 13 =−k 1 e y + k 2 cosθ
[( ) ( ) ]
b
2
h
+ e x sinθ − +e y cosθ
2
Lihat komponen k1 saja.
k 13 =−k 1 e y → benar , karena dengan ∑ M di titik putar O , akan menghasilkan nilai k 13 =−k 1 e y

[(
k 13 =−k 1 e y cos ( γ2 ))−( b2 +e )sin ( 2γ )]+k [( b2 + e ) sinθ−( h2 + e ) cosθ ] cosθ
x 2 x y

Lihat komponen k1 saja.


[
k 13 =−k 1 ( e y cos 45 ) − ( b2 + e ) sin ( 45) ]
x

dari gambar dengan ∑ M dititik putar O , akan menghasilkan nilai k 13=k 1 ( b2 + e )


x

Artinya rumus k 13 versi 1 salah, harus diperbaiki.

[(
k 13 =−k 1 e y cos ( γ2 ))−( b2 +e )sin ( 2γ )]+k [( b2 + e ) sinθ−( h2 + e ) cosθ ] cosθ
x 2 x y

Lihat komponen k1 saja.

[
k 13 =−k 1 ( e y cos 90 ) − ( b2 +e ) sin ( 90) ]
x

k 13 =k 1 ( b2 +e )
x

dari gambar dengan ∑ M dititik putar O , akan menghasilkan nilai k 13=k 1 e y


Artinya rumus k 13 versi 1 salah, harus diperbaiki.

SOLUSI PERBAIKAN RUMUS


Setelah melalu berbagai percobaan, didapatkan rumus yang sesuai, yaitu

[
k 13 =−k 1 ( e y cos γ )− ( b2 + e ) sinγ ]+k [( b2 + e ) sinθ−( h2 + e ) cosθ] cosθ
x 2 x y

Cek, tinjau k1 saja


γ=0

[
k 13 =−k 1 ( e y cos 0 ) − ( b2 +e )sin 0 ]
x

k 13=−k 1 e y → sudah samadengan ∑ M di titik putar maka OK !


γ=90

[
k 13 =−k 1 ( e y cos 90 ) − ( b2 +e ) sin 90]
x

k 13 =k 1 ( b2 +e ) → sudah samadengan ∑ M dititik putar makaOK !


x

γ=180

[
k 13 =−k 1 ( e y cos 180 )− ( b2 +e ) sin 180 ]
x

k 13 =k 1 e y → sudah samadengan ∑ M dititik putar makaOK !

Jadi kesimpulannya rumus yang baru adalah untuk

[
k 13 =−k 1 ( e y cos ( γ ) )− ( b2 +e ) sin ( γ ) ]+k [( b2 + e ) sinθ−( h2 +e ) cosθ ] cosθ
x 2 x y

[
k 23 =k 3 ( e x cos ( γ ) ) + ( h2 + e ) sin ( γ )]+ k [( b2 +e ) sinθ−( h2 + e ) cosθ] sinθ
y 2 x y

[
k 33=k 1 ( e y cos ( γ ) )− ( b2 + e ) sin ( γ ) ][ e −( b2 + e ) γ ]−k [( b2 +e ) sinθ−( h2 +e )cosθ ][( h2 +e )−( b2 + e )] cosθ
x y x 2 x y y x

Anda mungkin juga menyukai