Kel. XII-Tafsir Ayat Hukum Tata Negara-Ghanimah
Kel. XII-Tafsir Ayat Hukum Tata Negara-Ghanimah
Disusun Oleh :
Tahun 2021
1. Q. S Al-Anfal :41
َّ س ْو ِل َو ِلذِى ْالقُ ْر ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َمسٰ ِكي ِْن َواب ِْن ال
سبِ ْي ِل ا ِْن َّ سهٗ َو ِل
ُ لر َ َوا ْعلَ ُم ْْٓوا اَنَّ َما َغنِ ْمت ُ ْم ِم ْن
َ ش ْيءٍ فَا َ َّن ِ هّلِلِ ُخ ُم
ش ْيءٍ قَ ِديْرَ ّٰللاُ َع ٰلى ُك ِل ِ َاّلِلِ َو َمآ ا َ ْنزَ ْلنَا َع ٰلى َع ْب ِدنَا يَ ْو َم ْالفُ ْرق
ان يَ ْو َم ْالتَقَى ْال َج ْمعٰ ِۗ ِن َو ه ُك ْنت ُ ْم ٰا َم ْنت ُ ْم بِ ه
2. Terjemahan
41. Dan ketahuilah, sesungguhnya segala yang kamu peroleh sebagai
rampasan perang, maka seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak
yatim, orang miskin dan ibnu sabil, (demikian) jika kamu beriman kepada Allah
dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari
Furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan. Allah Mahakuasa atas
segala sesuatu.
3. Kosa Kata
Lafazh Arti Keterangan
َغنِ ْمتُم Harta rampasan Ghanimah ialah harta benda yang
perang diperolah dari orang-orang kafir
melalui peperangan
سبِيْل
َّ َواب ِْن ال Ibnu Sabil Yang dimaksud dengan ibnu
sabil ialah musafir atau orang
yang hendak melakukan
perjalanan sejauh perjalanan
qasar, sedangkan dia tidak
mempunyai biaya untuk
perjalanannya itu.
يَ ْو َم ْالتَقَى ْال َج ْمعٰ ِۗ ِن Hari bertemunya dua Allah mengingatkan tentang
ٍش ْيء َ ّٰللاُ َع ٰلى ُك ِلَو ه pasukan. Allah maha nikmat dan kebaikan-Nya kepada
قَ ِديْر kuasa atas segala makhluk-Nya, yaitu dengan
sesuatu. dipisahkan-Nya perkara yang hak
dan batil dalam perang badar.
Hari itu dinamakan “hari furqan”
karena pada hari itu Allah
memenangkan kalimat iman dan
mengalahkan kalimat kebatilan.
Dia memenangkan agama-Nya
dan menolong Nabi serta
pendukungnya
4. Munasabah Ayat
Harta ghanimah ini disebut harta khumus, harta seperlima, sebab semua harta
tersebut dibagi lima dan satu bagian untuk Rasul, empat bagian untuk pasukan, baik
pasukan garda, spion, maupun juru masak pasukan. Untuk pasukan berkuda tiga
bagian, dua bagian untuk kudanya, baik kuda itu gemuk atau kurus, masuk ke
medan tempur, pengangkut perbekalan, penyapu ranjau, atau kuda yang digunakan
untuk membuntuti pasukan di belakang, dan satu untuk orangnya. Untuk pasukan
jalan kaki satu bagian. Sebagai pasukan penakluk ‘Abd al-Rahmân ibn ‘Auf, Amar
ibn Yasir, Bilal ibn Rabbah dan teman-temannya meminta tanah Irak jatah mereka
sesuai ketentuan ghanimah, sebab mereka membutuhkannya. Namun Umar hanya
membagi harta bergerak sesuai khumus, harta tak bergerak tidak dibagi, padahal
tanah Khaibar di masa Rasul saja dibagi sesuai aturan, lalu apa alasan Umar tidak
membaginya. Sebelumnya, ‘Umar juga berniat untuk melakukan pembagian tetapi
Ali ibn Abi Thalib dan Mu`adz ibn Jabal menasehatkan agar membiarkannya di
tangan penduduk dan mengambil fee dari hasilnya. Pendapat ini rasional dari
beberapa aspek:
a. Daerah taklukan sifatnya adalah pembebasan, sebab rakyat di sana
sesungguhnya sedang berada dalam penjajahan kerajaan Romawi, dan mereka
mendambakan kebebasan dari Islam.
b. Penduduk yang bermukim di tiga wilayah ini sesungguhnya memberi jalan bagi
pasukan Islam untuk masuk, baik memintanya, membantu kekuatannya, tidak
memeranginya, dan tidak mendukung pasukan Romawi
c. Jika tanah mereka disita, mereka akan kehilangan pencarian dan pada saatnya
nanti mereka akan miskin, dan menjadi duri dalam daging bagi negara Islam.
d. Penaklukan bukanlah untuk memperluas wilayah, tetapi mempertahankan
wilayah.
e. Pada umumnya penduduk taklukan ini sangat cepat menerima Islam karena
simpati yang mendalam terhadap kaum Muslimin yang santun, dan datang
bukan untuk menjajah.
7. Tafsir Jalalayin
(Ketahuilah sesungguhnya apa saja yang telah kalian peroleh) kalian ambil dari
orang-orang kafir secara paksa (dalam bentuk apa pun, maka sesungguhnya
seperlima untuk Allah) Dialah yang akan mengaturnya sesuai dengan kehendak-
Nya (Rasul, kerabat Rasul) kaum kerabat Nabi saw. yang terdiri dari kalangan Bani
Hasyim dan Bani Mutalib (anak-anak yatim) anak-anak kaum muslimin yang ayah-
ayah mereka telah meninggal dunia sedangkan mereka dalam keadaan miskin
(orang-orang miskin) kaum muslimin yang hidupnya masih kekurangan (dan ibnu
sabil) orang muslim yang kehabisan bekal dalam perjalanannya. Atau dengan kata
lain Nabi saw. dan keempat golongan orang-orang tadi berhak untuk mendapatkan
seperlima dari seperlimanya. Sedangkan sisa seluruh ganimah yang tinggal empat
perlima, seluruhnya untuk pasukan yang telah memperolehnya (jika kalian beriman
kepada Allah) maka ketahuilah oleh kalian hal tersebut (dan kepada apa) diathafkan
pada lafal billaah (yang Kami turunkan kepada hamba Kami) Muhammad saw.,
yaitu malaikat dan ayat-ayat (di hari Furqan) artinya pada perang Badar karena di
dalam perang tersebut dipisahkan antara perkara yang hak dan yang batil (yaitu di
hari bertemunya dua pasukan) pasukan kaum muslimin dan pasukan kaum kafir.
(Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu) antara lain Dia telah memenangkan
kalian sekali pun jumlah kalian sedikit dan jumlah musuh-musuh kalian banyak.