Anda di halaman 1dari 34

MODUL

PRAKTIKUM FISIKA 1

LABORATORIUM ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2022
TATA TERTIB DAN PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM DI
LABORATORIUM ELEKTRONIKA

A. Praktikum
1. Praktikan harus sudah hadir di Laboratorium Elektronika paling lambat 10
menit sebelum praktikum dimulai, berpakaian sopan dan rapi dilarang memakai
sandal. Tas, jaket dan barang-barang lain yang tidak berhubungan dengan
percobaan praktikum harus disimpan didalam tas masing-masing. Bila
mambawa ponsel, praktikan harus mematikan ponselnya atau mengaktifkan
nada getar. Tidak diperkenankan menerima panggilan melalui ponsel didalam
ruangan labolatorium.
2. Praktikan harus sudah mempelajari penuntun praktikum dan teori yang
berhubungan dengan percobaan sebelum praktikum dilaksanakan. Sebelum
pelaksanaan praktikum, akan diadakan Tes / Tugas Pendahuluan (pre-test) oleh
Asisten.
3. Praktikan baru boleh merangkai modul percobaan sesuai dengan penuntun
praktikum apabila telah mendapat izin / instruksi dari Asisten. Catu daya
rangkaian baru boleh dihidupkan, setelah modul yang dirangkai telah diperiksa
oleh Asisten.
4. Praktikan wajib melaksanakan seluruh prosedur percobaan sesuai dengan
penuntun praktikum. Hal-hal yang kurang jelas sehubungan dengan prosedur
percobaan ataupun cara pemakaian instrumen / alat ukur harus ditanyakan
kepada Asisten. Bila karena satu dan lain hal salah satu atau keseluruhan
prosedur percobaan tidak dapat dilaksanakan, Asisten akan mengambil
kebijakan untuk melakukan prosedur yang berbeda dari penuntun praktikum
ataupun menjadwalkan kembali pelaksanaan praktikum.
5. Data percobaan ditulis pada lembaran yang terpisah, ditandatangani oleh
Asisten dan distempel.
6. Praktikan baru boleh meninggalkan labolatorium setelah mendapat izin dari
Asisten.
7. Praktikan wajib menjaga seluruh alat / bahan praktikum. Kehilangan atau
kerusakan alat / bahan praktikum selama percobaan menjadi tanggung jawab
praktikan.
8. Praktikan wajib menjaga ketertiban dan kebersihan selama pelaksanaan
praktikum.

B. Asisten
1. Asistensi laporan dilakukan paling lambat 2 (dua) hari (2 x 24 jam) setelah
percobaan selesai. Dalam jangka waktu tersebut praktikan harus sudah
menyelesaikan seluruh tugas / pertanyaan dalam penuntun praktikum,
kesimpulan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh asisten dan ditulis dengan
tinta warna biru dengan melampirkan Data Percobaan asli (lihat butir A.5).
2. Pada saat asistensi, laporan yang diajukan cukup 1 buah, dengan syarat seluruh
anggota kelompok hadir. Anggota kelompok yang tidak hadir dianggap belum
/ tidak melakukan asistensi dan KPP-nya tidak bisa ditandatangani.
3. ACC laporan dilakukan paling lambat 1 (satu) hari (1 x 24 jam) setelah asistensi
dan laporan yang diajukan adalah per-praktikan. Ditulis dengan tinta warna biru
dan melampirkan foto-kopi Data Hasil Percorbaan. Asisten akan menguji
praktikan dalam ACC laporan ini dan akan dimasukkan dalam perhitungan nilai
akhir.
4. Koordinator praktikum akan menandatangani lembar pengesahan buku laporan
setelah seluruh laporan praktikum di-ACC oleh asisten percobaan, paling
lambat 2 hari setelah ACC laporan terakhir. Setelah lembaran pengesahan
seluruh anggota kelompok ditandangani, praktikan wajib membuat buku
laporan kelompok (satu buah per-kelompok).
C. Sanksi Gugur Penilaian
1. Praktikan dinyatakan gugur apabila :
- Terlambat atau tidak hadir dalam satu percobaan tanpa alasan yang
jelas dan dapat dipertanggungjawabkan .
- Tidak melakukan asistensi atau ACC salah satu laporan.
- Lembaran pengesahan buku laporan tidak ditandatangani oleh
koordinator praktikum.
- Tidak mengumpulkan buku laporan kelompok.
- Tidak mengikuti Tes Akhir pada Dosen penguji.
2. Nilai Akhir Praktikum adalah gabungan nilai dari Asisten dan Dosen Penguji.
Komponen penilaian Asisten meliputi Tugas Pendahuluan, keaktifan dan
penguasaan materi dalam praktikum, asistensi dan ACC laporan serta ketepatan
waktu dalam mengikuti seluruh prosedur praktikum.
MODUL PRAKTIKUM

MODUL I : OSILOSKOP

MODUL II : MULTIMETER

MODUL III : GAYA GESEK

MODUL IV : BANDUL MATEMATIS

MODUL V : GETARAN PEGAS

MODUL VI : MAGNET
MODUL I

OSILOSKOP

1.1 TUJUAN
1. Praktikan mampu menggunakan osiloskop untuk mengukur gelombang searah
dan bolak balik.
2. Praktikan mengetahui jenis - jenis osiloskop dan perbedaannya.

1.2 DASAR TEORI


Osiloskop adalah peralatan elektronik yang dapat menampilkan
gelombang maupun signal elektronik yang diukurnya. Misalkan, kita ingin
melihat signal yang dipancarkan oleh handphone yang kita gunakan. Dengan
bantuan Osiloskop, signal tersebut akan dicitrakan dalam layar, sehingga dapat
dilihat bentuk gelombangnya: panjang gelombang, frekuensi gelombang,
maupun bentuk menyeluruh gelombangnya.Osiloskop digunakan untuk
mengukur beda fase gelombang. Semua alat ukur elektronik bekerja
berdasarkan sample data, semakin tinggi sample data, semakin akurat peralatan
elektronik tersebut. Osiloskop, pada umumnya juga mempunyai sampel data
yang sangat tinggi, oleh karena itu osiloskop merupakan alat ukur elektronik
yang mahal. Jika sebuah osiloskop mempunyai sample rate 10 Ks/s (10 kilo
sample/second = 10.000 data per detik), maka alat ini akan melakukan
pembacaan sebanyak 10.000 kali dalam sedetik. Jika yang diukur adalah sebuah
gelombang dengan frekuensi 2500Hz, maka setiap sampel akan memuat data
1/4 dari sebuah gelombang penuh yang kemudian akan ditampilkan dalam layar
dengan grafik skala XY.

Gambar 1.1 Gambar Osiloskop Analog


1.3 ALAT DAN BAHAN
No. Nama Alat dan Bahan Jumlah
1 Osiloscop dual trace 1
2 Generator sinyal 1
3 Sumber tegangan searah (DC) 1
4 Sumber tegangan bolak balik (AC) 1

1.4 PROSEDUR PERCOBAAN


A. Mungukur tegangan searah (DC)
1. Ambil Adaptor.
2. Atur tegangan output sumber tegangan bolak-balik sebesar 3V.
3. Hubungkan input kanal A dengan output sumber arus searah.
4. Set osiloskop pada DC, bacalah berapa tegangan yang diukur oleh osiloskop.
5. Catat hasil pembacaan tegangan pada tabel hasil pengamatan.
6. Ulangi langkah 1 sampai 4 untuk sumber tegangan yang lainnya.
Tegangan Bentuk Amplitudo Waktu Frekuensi
No.
Yang Diukur Gelombang (VP-P) (s) (Hz)
1.
2.

B. Mengukur tegangan bolak-balik (AC)


1. Ambil trafo.
2. Atur tegangan output sumber tegangan bolak-balik sebesar 3V.
3. Hubungkan input kanal A dengan output sumber arus bolak balik.
4. Set osiloskop pada DC, bacalah berapa tegangan yang diukur oleh osiloskop.
5. Catat hasil pembacaan tegangan pada tabel hasil pengamatan.
6. Ulangi langkah 1 sampai 4 untuk sumber tegangan yang lainnya.
Tegangan Bentuk Amplitudo Waktu Frekuensi
No.
Yang Diukur Gelombang (VP-P) (s) (Hz)
1.
2.
LAMPIRAN
MODUL I
OSILOSKOP

Kelompok : ................
A. Pengukuran Tegangan Searah (DC)
Frekuensi
Tegangan
No. (V)
Amplitudo Periode (S) (Hz) Gambar
1.

2.
B. Pengukuran Tegangan Bolak-Balik (AC)
Frekuensi
Tegangan Amplitudo
No. (V) (Vp)
VRMS Periode (S) (Hz) Gambar
1.

2.

Banda Aceh, ................. 20....


Mengetahui Asisten,

(..........................)
MODUL II

MULTIMETER

1.1 TUJUAN
1. Praktikan mampu menggunakan multimeter untuk mengukkur arus dan
tegangan dan nilai tahanan.
2. Praktikan mengetahui beberapa jenis meter yang tergabung menjadi satu
yang dinamakan multimeter atau multitester.

1.2 DASAR TEORI


Untuk mengukur arus, tegangan, dan nilai tahanan diperlukan:
1.) Multimeter.

2.) Kabel untuk tes (kabel merah dan hitam).

Tahanan diukur dengan: R OHMMETER Ω

Tegangan diukur dengan: V VOLTMETER V

Arus listrik diukur dengan: I VOLTMETER A

Tiga jenis meter tersebut digabung menjadi satu dan


dinamakan multimeteratau multitester.
SEBELUM DIGUNAKAN MULTIMETER/MULTITESTER
ATUR DULU JARUM PENUNJUKAN PADA POSISI NOL

A. Panel Depan dan Fungsi Multimeter

Pada panel depan meter mempunyai beberapa komponen yang berfungsi


sebagai pengatur. Pengaturan dilakukan untuk mendapatkan fungsi yang sesuai serta
hasil pengukuran yang optimal akurat. Disamping sebagai komponen pengatur juga
terdapat beberapa informasi penting berkaitan dengan parameter alat ukur seperti
sensitivitas meter, cara pemasangan meter yang sesuai, besaran-besaran yang dapat
diukur. Untuk meter Sanwa YX-360TRe mempunyai tombol- tombol pengaturan
sebagai berikut :
1. Panel depan

Gambar 1.1. Panel depan

2. Fungsi jarum penunjuk meter

Gambar 1.2. Fungsi jarum penunjuk meter


3. Skala (Scale)

Gambar 1.3. Fungsi Skala

4. Zero Adjust Screw

Gambar 1.4. Fungsi zero adjust screw


5. Zero Ohm Adjust Knob

Gambar 1.5. Fungsi zero ohm adjust knob

6. Range Selector Switch

Gambar 1.6. Fungsi selector switch


7. Lubang kutub negatif (-) (V A Ω Terminal)

Gambar 1.7. Fungsi lubang kutub negatif (-) (VAΩ terminal)

8. Lubang Kutub positif (+) (Common Terminal)

Gambar 1.8. Fungsi lubang kutub + (common terminal)


Multimeter Sebagai Ohmmeter

Multimeter mempunyai empat daerah batas capai untuk mengukur tahanan yang
diberi tanda ohm (Ω). Dengan memutar tombol pemilih pada posisi R X 10 KΩ maka
besarnya tahanan yang diukur adalah sama dengan angka yang ditunjuk oleh jarum
kemudian dikalikan 10 KΩ atau 10.000.

Contoh :

Lihatlah skala pada kaca. Jika jarum menunjukkan 15 batas capai R X


10 KΩmaka besarnya tahanan 15 X 10.000 Ω = 15.000 KΩ.

Posisi berikutnya dari tombol pemilih apabila diputar satu kedudukan


ke kirimenunjuk batas capai R X 1 KΩ. Angka yang ditunjukkan oleh jarum
sekarang di kalikan 1.000 untuk mendapatkan nilai tahanan yang diukur.

TAHANAN YANG DIUKUR ADALAH SAMA DENGAN TAHANAN ANGKA YANG


DITUNJUK OLEH JARUM DIKALIKAN BATAS CAPAI (RANGE ALAT UKUR).

Skala yang dipergunakan untuk mengukur tahanan letaknya di atas jalur


kaca. Titik nol skala letaknya di ujung paling kanan. Pada skala yang
demikian terdapat banyak pembagian, di antaranya ada yang dibubuhi
angka-angka, misalnya 0 - 1- 2
- 5 - 10 - 20 - 30 - 50 - 100 - 200 - 500 - 1 k - 2 k.

Ruang di antara yang dibubuhi angka-angka di bagi lagi oleh garis-


garis pendek tipis, misalnya letak jarum pada garis kedua sebelah kiri garis
tebal yang dibubuhi angka 10. Hal itu berarti bahwa penunjukannya lebih
tinggi dari 20 akan tetapi kurang dari 30. Jarak pada skala 10 dan 30 dibagi
dalam 5 bagian yang samadan ini berarti tiap-tiap garis sama dengan (30 –
20) : 5 = 2.

Garis pertama ke kiri : 20 + 2 = 22

Garis kedua ke kiri : 20 + 4 = 24

Garis ketiga ke kiri : 20 + 6 = 26

Garis keempat ke kiri : 20 + 8 = 28


B. Multimeter Sebagai Voltmeter
Multimeter mempunyai 7 batas capai untuk mengukur tegangan DC. Batas
capai itu terbaca pada alat ukur dengan huruf besar DCV dan untuk dipilih dengan
perantaraan tombol pemilih. Mulailah selalu dengan batas tertinggi dan pilihlah salah
satu batas capai yang cocok. Batas-batas capai tersebut yaitu: 1.000 V; 250 V; 2,5 V;
0,5V; dan 0,1V.
Voltmeter adalah alat untuk mengukur tegangan listrik yang dipasang secara
paraler pada elemen yang hendak diukur.

Gambar 1.9 pengukuran tegangan dengan menggunakan Voltmeter

C. Multimeter Sebagai Amperemeter


Multimeter mempunyai 4 batas ukur untuk mengukur arus DC. Batas capai itu
terbaca pada alat ukur dengan huruf DC mA dan untuk dipilih dengan perantaraan
tombol pemilih. Mulailah selau dengan batas capai tertinggi dan pilih salah satu batas
capai yang cocok.
Amperemeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik
suatu rangkaian listrik yang dipasang secara seri pada elemen yang hendak diukur.

Gambar 1.10 pengukuran arus dengan menggunakan ampere meter


1.3 ALAT DAN BAHAN

No. Nama Alat dan Bahan Jumlah


1 Resistor Secukupnya
2 Multimeter Digital 1 buah
3 Multimetrer Analog 1 buah
4 Adaptor (Sumber tegangan DC) 1 Buah
5 Trafo (AC) 1 Buah
6 Master Builder 1 Buah
7 Kabel Penghubung 1 Buah

1.4 PROSEDUR PERCOBAAN


A. Pengukuran tegangan DC.
1. Ambil adaptor.
2. Atur range adaptor pada posisi 3 volt.
3. Ukur tegangan menggunakan multimeter Digital. sesuai dengan Gambar
1.11
4. Atur range multimeter analog pada posisi volt DC.
5. Ukur tegangan yang terdapat pada adaptor dengan menggunakan
multimeter analog.
6. Catat hasil tersebut pada lampiran.
7. Ulangi langkah 1 sampai 5 untuk range 4,5 volt, 6 volt, 7,5 volt, 9 volt,
dan 12 volt.

Gambar 1.11 Mengukur tegangan DC


B. Pengukuran tegangan AC.
1. Ambil trafo
2. Ukur Tegangan dengan Multimeter Digital sesuai dengan Gambar 1.12.
3. Atur range multimeter Analog pada posisi volt AC.
4. Ukur tegangan yang terdapat pada trafo.
5. Catat hasil pengukuran pada lampiran.

Gambar 1.12 Mengukur Tegangan AC

C. Pengukuran hambatan resistor.


1. Ambil resistor
2. Ukur Hambatan Resistor dengan multmeter Digital sesuai dengan
Gambar 1.13.
3. Atur range multimeter analog pada posisi hambatan ohm.
4. Ukur hambatan resistor menggunakan multimeter analog
5. Catat hasil pengukuran pada lampiran.

Gambar 1.13 Mengukur Hambatan Resistor.


D. Pengukuran arus dan tegangan resistor
1. Rangkai rangkaian sesuai dengan Gambar 1.14 dan
1.15 pada masterbuilder.
2. Sebuah sumber tegangan DC diserikan dengan sebuah resistor
3. Ukur Tegangan resistor secara pararel menggunakan
multimeter digitalseperti pada Gambar 1.14.
4. Kemudian ukur tegangan resistor secara pararel
menggunakan multimeter analog.
5. Ukur Arus DC pada resistor secara seri menggunakan
multimeter digitalseperti pada Gamabr 1.15.
6. Kemudian ukur arus DC resistor secara seri
menggunakan multimeteranalog.
7. Catat hasil pengukuran pada lampiran.

Gambar 1.14 Mengukur Tegangan Secara Paralel

Gambar 1.15 Mengukur Arus Secara Seri


LAMPIRAN

MODUL 2

MULTIMETER

Kelompok :
A. Pengukuran Tegangan DC
Tabel 1 Pengukuran Tegangan DC
No. Pengukuran Tegangan pada Multimeter
1
2

B. Pengukuran Tegangan AC
Tabel 2 Pengukuran Tegangan AC
No. Pengukuran Tegangan pada Multimeter
1
2

C. Pengukuran Hambatan Resistor


Tabel 3 Pengukuran Hambatan Resistor
No. Pengukuran Hambatan pada Multimeter
1
2
D. Pengukuran Tegangan dan Arus Resistor
Tabel 4 Pengukuran Tagangan Resistor
No. Nilai Resistor Hasil Pengukuran
1
2

Tabel 5 Pengukuran Arus Resistor


No. Nilai Resistor Hasil Pengukuran
1
2

Banda Aceh, .............20...


Mengetahui Asisten

(................................)
MODUL III

GAYA GESEK

1.1 TUJUAN
1. Mempelajari keadaan statik benda pada bidang datar dan bidang miring.
2. Mengamati pengaruh gaya gesekan pada gerakan benda pada bidang datar dan
bidang miring.
3. Menghitung kooefisien gesekan statis pada permukaan bidang datar dan miring.

1.2 DASAR TEORI


Gaya gesek merupakan yang bekerja pada dua permukaan yang saling
bersentuhan dan saling bergerak satu sama lain. Benda yang bergerak diatas permukaan
akan mengalami gaya gesek yang berlawanan dengan arah gesek benda dan dapat
menyebabkan kehilangan energi benda.
Gaya gesek terbagi dua, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Gaya
gesek statis bekerja pada benda yang diam diatas permukaan tetapi mendapat gaya luar
yang komponennya sejajar dengan permukaan. Sementara gaya gesek kinetis adalah
gaya gesek yang bekerja ketika benda sedang bergerak dengan kecepatan atau
percepatan.
Kondisi sebuah benda yang dipengaruhi oleh gaya terdiri atas 3 buah kondisi
yaitu:
1. Kondisi Benda Diam

𝐹𝑔𝑒𝑠 > ∑ 𝑓

Sebuah benda akan berada pada kondisi diam pada saat gaya gesek (Fges) lebih
besar dari total resultan gaya yang terjadi.
2. Kondisi Benda Setengah Diam

𝐹𝑔𝑒𝑠 = ∑ 𝑓

Sebuah benda akan berada pada kondisi seketika hampir bergerak pada saat gaya
gesek sama dengan total resultan yang terjadi.
3. Kondisi Benda Bergerak
𝐹𝑔𝑒𝑠 < ∑ 𝑓

Sebuah benda akan berada pada kondisi bergerak pada saat gaya gesek lebih kecil
dari total resultan yang terjadi.
Apabila sebuah balok terletak diatas bidang luncur horizontal dan balok ditarik
dengan gaya F maka balok itu akan mulai saatnya bergerak apabila gaya tarik F
telah sama dengan gaya gesekan statis maksimum (fmax).

Gambar 1.1 Gaya Gesek


Koofisien gesekan statis pada Gambar 1.1 dapat dihitung sebagai berikut
yaitu:

𝐹𝑔𝑒𝑠 = ∑ 𝑓

𝐹𝑔𝑒𝑠 = 𝜇𝑠 . 𝑁
𝑊𝑏 = 𝑚𝑏. 𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑁 = 𝑚𝑎. 𝑔
𝐹𝑔𝑒𝑠 = 𝑊𝑏

Jadi, 𝜇𝑠 . 𝑚𝑎. 𝑔 = 𝑚𝑏. 𝑔


𝑚𝑏
Koefisien gesekan statis, =
𝑚𝑎
𝜇𝑠

1.3 ALAT DAN BAHAN

No. Nama Alat dan Bahan Jumlah


1 Balok Praktikum 1 buah
2 Benda dan Beban 1 Set
3 Timbangan 1 buah
4 Mistar 1 buah
5 Tali pengikat beban 1 buah
6 Penyangga bidang miring 1 buah
1.4 PROSEDUR PERCOBAAN
A. Gaya Gesek Statis pada Bidang Datar

Gambar 1.1 Gaya Gesek pada Bidang Miring


1. Susun peralatan seperti pada Gambar 1.1, letakkan benda ma pada
suatu posisi diatas balok praktikum kemudian hubungkan benda dan
beban dengan tali.
2. Ukur berat ma dengan menggunakan timbangan.
3. Berikan beban mb pada tempat beban, mulai dari beban yang kecil,
kemudian catat massa beban mb pada lampiran
4. kemudian tambahkan sedikit demi sedikit hingga benda tepat akan
bergerak.
5. Catat massa beban yang diberikan di tempat beban pada lampiran.

B. Gaya Gesek Statis pada Bidang Miring

Gambar 1.2 Gaya Gesek pada Bidang Miring


1. Susun peralatan seperti Gambar 1.2 pada bidang miring dengan
menggunakan penyangga yang disediakan.
2. Berikan suatu sudut kemiringan (tanya asisten) dengan cara mengukur
tinggi dan lebar dari balok
3. Lakukan prosedur A diatas.
4. Catat hasil pengukuran pada lampiran
LAMPIRAN
MODUL III
GAYA GESEK

Kelompok :
A. Gaya Gesek Statis pada Bidang Datar
Massa balok ma balok = ......... gram
Tabel 1 Data Percobaan Gaya Gesek Statis pada Bidang Datar
No. Massa (gr) Kondisi
1
2
3
4
5

B. Gaya Gesek Statis pada Bidang Miring


Massa balok ma balok = ......... gram
H (tinggi) = ....... cm dan l (Panjang Tali) = ........ cm
Tabel 2 Data Percobaan Gaya Gesek pada Bidang Miring
No. Massa (gr) Kondisi
1
2
3
4
5

Banda Aceh, .............20...


Mengetahui Asisten

(................................)
MODUL IV

BANDUL MATEMATIS

1.1 TUJUAN
1. Mengamati gerak osilasi bandul matematis
2. Menentukan frekuensi bandul matematis
3. Menentukan nilai tetapan percepatan grafitasi bumi.

1.2 DASAR TEORI


Periode merupakan waktu yang diperlukan untuk mencapai 1 gelombang atau
osilasi. Periode memiliki satuan berupa sekon. Frekuensi merupakan banyak jumlah
gelombang / osilasi dalam 1 detik. Jika suatu massa digantungkan secara secara vertikal
dengan seutas tali sepanjang l, lalu bandul disimpangkan kurang dari 15o, maka bandul
akan berosilasi dengan frekuensi :
2𝜋 𝑔
𝜔= = √
𝑇 𝑙
Dengan :
𝜔 adalah frekuensi bandul matematis
𝑇 adalah periode bandul matematis
𝑔 adalah tetapan percepatan garfitasi bumi
𝑙 adalah panjang tali

Dengan mengetahui periode dan panjang tali bandul matematis, dapat diperoleh
tetpan grafitasi.

1.3 ALAT DAN BAHAN

No. Nama Alat dan Bahan Jumlah


1 Bandul 1 buah
2 Mistar 1 buah
3 Stop watch 1 buah
1.4 PROSEDUR PERCOBAAN
1. Simpangkan bandul kurang dari 15 derajat, lalu lepaskan sehingga bandul
berosilasi
2. Hitung periode bandul untuk 20 kali osilasi
3. Ulangi langkah di atas dengan memvariasi panjang tali bandul matematis
(minimal 6 variasi panjang tali).
LAMPIRAN
MODUL IV
BANDUL MATEMATIS

Kelompok :
n/Gelombang = 20 gelombang
Tabel 1 Data Percobaan Osilasi Bandul Matematis
Panjang Tali Waktu (s)
No.
(cm) Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
1
2
3
4
5

Banda Aceh, .............20...


Mengetahui Asisten

(................................)
MODUL V

GETARAN PEGAS

1.1 TUJUAN
1. Mempelajari Osilasi pada pegas.
2. Menentukan tetapan elastik pegas (konstanta pegas).

1.2 DASAR TEORI


Bila pegas yang memiliki tetapan elastik k diberikan beban sebesar :
𝑤 = 𝑚. 𝑔
Dimana m adalah masa beban, maka pegas akan bertambah panjang
sebesar x dimana berlaku :
𝑚. 𝑔 = 𝑘. 𝑥
Jika pegas yang diberi beban m tersebut ditarik hingga bertambah
panjang kemudian dilepaskan, pegas beserta beban akan berosilasi dengan
periode osilasi sebesar :
𝑚
𝑇 = 2𝜋( )0.5
𝑘

Pada dasarnya getaran yang dihasilkan oleh pegas merupakan getaran


teredam, dimana amplitudonya semakin berkurang, namun pengamatan dalam
waktu yang singkat, getaran tersebut dianggap sebagai getaran harmonik
sederhana.

1.3 ALAT DAN BAHAN

No. Nama Alat dan Bahan Jumlah


1 Pegas 3 buah
2 Beban 1 Set
3 Timbangan 1 buah
4 Mistar 1 buah
5 Tali pengikat beban 1 buah
6 Stop watch 1 buah
1.4 PROSEDUR PERCOBAAN
A. Pengamatan pertambahan panjang pegas.
1. Gantungkan pegas pada tiang, kemudian gantungkan tempat beban
pada pegas.
2. Berikan beban satu persatu pada tempat beban. Catat massa beban
pada lampiran dan kedudukan ujung pegas setiap pertambahan beban.
Lakukan untuk lima buah beban.
3. Pindahkan beban satu demi satu dari tempat beban dan catat perubahan
posisi ujung pegas setiap pengurangan beban.
4. Ulangi langkah 2 – 3 untuk pegas yang lain.

B. Pengamatan osilasi pegas.


1. Gantungkan tempat beban pada pegas, beri simpangan kemudian
lepaskan. Catat waktu untuk sepuluh getaran pada lampiran.
2. Tambahkan kembali beban, lakukan langkah 1, hingga lima beban.
LAMPIRAN
MODUL V
GETARAN PEGAS

Kelompok :
A. Perhitungan Pertambahan Panjang Pegas
Tabel 1 Data Percobaan Pertambahan Panjang Pegas A
No. Massa Beban (gr) Pertambahan Panjang (cm)
1
2
3
4
5
Tabel 2 Data Percobaan Pertambahan Pnjang Pegas B
No. Massa Beban (gr) Pertambahan Panjang (cm)
1
2
3
4
5

B. Pengamatan Osilasi Pegas


n/Gelombang = 10 gelombang
Tabel 3 Data Percobaan Pengamatan Osilasi Pegas
No. Massa (gr) Waktu (s) Periode (s)
1
2
3
4
5

Banda Aceh, .............20...


Mengetahui Asisten

(................................)
MODUL VI

MAGNET

1.1 TUJUAN
1. Mengetahui pola medan magnet
2. Menyelidiki adanya medan magnet di sekitar kawat yang dialiri arus
listrik.
3. Menentukan induksi magnetik di sekitar kawat berarus listrik.

1.2 DASAR TEORI


Medan magnet adalah ruangan disekitar magnet yang masih terdapat
pengaruh gaya tarik magnet.Medan magnet ditunjukkan dengan garis-garis
yang menggambarkan pola medan magnet yang dinamakan garis-garis gaya
magnet.makin banyak jumlah garis-garis gaya magnet makin besar kuat medan
magnet yang dihasilkan.arah medan magnet,yaitu keluar dari kutub utara masuk
ke kutub selatan.Walaupun gaya-gaya magnet yang terkuat terletak pada kutub-
kutub magnet,gaya-gaya magnet tidak hnya berada pada kutub-kutubnya
saja.gaya magnet juga timbul disekitar magnet.Garis gaya magnet dapat
digambarkan dengan cara menaburkan serbuk besi pada kertas yang diletakkan
diatas magnet. Seperti halnya garis gaya listrik yang menggambarkan medan
listrik,garis gaya magnet dapat menggambarkan medan magnet.Namun tidak
seperti garis gaya listrik yang dapat berawal dan berakhir pada suatu muatan
listrik,garis gaya magnet tidak ada awal dan akhirnya.Garis gaya magnet
membentuk lintasan tertutup dari kutub utara ke kutub selatan.

1.3 ALAT DAN BAHAN

No. Nama Alat dan Bahan Jumlah


1 Magnet batang 1 buah
2 Serbuk besi 1 Set
3 Kertas HVS 1 buah
4 Pensil 1 buah
1.4 PROSEDUR PERCOBAAN
1. Letakkan magnet batang di bawah kertas,tandai pada kertas letak kutub
magnet batang tersebut.
2. Taburkan serbuk besi diatas kertas dengna merata.
3. Ketukkan kertas dengan pelahan lalu selesaikan tugas dibawah ini.
4. Catat dan gambarkan hasil pengamatan tersebut !
LAMPIRAN

MODUL VI

MAGNET

Kelompok :

A. Medan magnet tunggal

B. Medan magnet berlawanan arah

C. Medan magnet searah

Banda Aceh, ............ 20...


Mengetahui Asisten

(..........................)

Anda mungkin juga menyukai