Anda di halaman 1dari 23

MODUL

PRAKTIKUM FISIKA

LABORATORIUM ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2021/2022
TATA TERTIB DAN PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM
DI LABOLATORIUM ELEKTRONIKA

A. PRAKTIKUM

1. Praktikan harus sudah hadir di Laboratorium Elektronika paling lambat 10 menit


sebelum praktikum dimulai, berpakaian sopan dan rapi dilarang memakai sandal.
Tas, jaket dan barang-barang lain yang tidak berhubungan dengan percobaan
praktikum harus disimpan didalam tas masing-masing. Bila mambawa ponsel,
praktikan harus mematikan ponselnya atau mengaktifkan nada getar. Tidak
diperkenankan menerima panggilan melalui ponsel didalam ruangan
labolatorium.
2. Praktikan harus sudah mempelajari penuntun praktikum dan teori yang
berhubungan dengan percobaan sebelum praktikum dilaksanakan. Sebelum
pelaksanaan praktikum, akan diadakan Tes / Tugas Pendahuluan (pre-test) oleh
Asisten.
3. Praktikan baru boleh merangkai modul percobaan sesuai dengan penuntun
praktikum apabila telah mendapat izin / instruksi dari Asisten. Catu daya
rangkaian baru boleh dihidupkan, setelah modul yang dirangkai telah diperiksa
oleh Asisten.
4. Praktikan wajib melaksanakan seluruh prosedur percobaan sesuai dengan
penuntun praktikum. Hal-hal yang kurang jelas sehubungan dengan prosedur
percobaan ataupun cara pemakaian instrumen / alat ukur harus ditanyakan
kepada Asisten. Bila karena satu dan lain hal salah satu atau keseluruhan
prosedur percobaan tidak dapat dilaksanakan, Asisten akan mengambil kebijakan
untuk melakukan prosedur yang berbeda dari penuntun praktikum ataupun
menjadwalkan kembali pelaksanaan praktikum.
5. Data percobaan ditulis pada lembaran yang terpisah, ditandatangani oleh
Asisten dan distempel.
6. Praktikan baru boleh meninggalkan labolatorium setelah mendapat izin
dari Asisten.
7. Praktikan wajib menjaga seluruh alat / bahan praktikum. Kehilangan atau
kerusakan alat / bahan praktikum selama percobaan menjadi tanggung
jawab praktikan.
8. Praktikan wajib menjaga ketertiban dan kebersihan selama pelaksanaan
praktikum.
B. ASISTEN

1. Asistensi laporan dilakukan paling lambat 2 (dua) hari (2 x 24 jam) setelah


percobaan selesai. Dalam jangka waktu tersebut praktikan harus sudah
menyelesaikan seluruh tugas / pertanyaan dalam penuntun praktikum,
kesimpulan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh asisten dan ditulis dengan
tinta warna biru dengan melampirkan Data Percobaan asli (lihat butir A.5).
2. Pada saat asistensi, laporan yang diajukan cukup 1 buah, dengan syarat seluruh
anggota kelompok hadir. Anggota kelompok yang tidak hadir dianggap belum /
tidak melakukan asistensi dan KPP-nya tidak bisa ditandatangani.
3. ACC laporan dilakukan paling lambat 1 (satu) hari (1 x 24 jam) setelah asistensi
dan laporan yang diajukan adalah per-praktikan. Ditulis dengan tinta warna biru
dan melampirkan foto-kopi Data Hasil Percorbaan. Asisten akan menguji
praktikan dalam ACC laporan ini dan akan dimasukkan dalam perhitungan nilai
akhir.
4. Koordinator praktikum akan menandatangani lembar pengesahan buku laporan
setelah seluruh laporan praktikum di-ACC oleh asisten percobaan, paling lambat
2 hari setelah ACC laporan terakhir. Setelah lembaran pengesahan seluruh
anggota kelompok ditandangani, praktikan wajib membuat buku laporan
kelompok (satu buah per-kelompok).

C. SANKSI GUGUR PENILAIAN

1. Praktikan dinyatakan gugur apabila :


- Terlambat atau tidak hadir dalam satu percobaan tanpa alasan yang jelas
dan dapat dipertanggungjawabkan .
- Tidak melakukan asistensi atau ACC salah satu laporan.
- Lembaran pengesahan buku laporan tidak ditandatangani oleh
koordinator praktikum.
- Tidak mengumpulkan buku laporan kelompok.
- Tidak mengikuti Tes Akhir pada Dosen penguji.

2. Nilai Akhir Praktikum adalah gabungan nilai dari Asisten dan Dosen Penguji.
Komponen penilaian Asisten meliputi Tugas Pendahuluan, keaktifan dan
penguasaan materi dalam praktikum, asistensi dan ACC laporan serta ketepatan
waktu dalam mengikuti seluruh prosedur praktikum.
MODUL I
OSILOSKOP
1.1 TUJUAN
1. Praktikan mampu menggunakan osiloskop untuk mengukur gelombang searah dan
bolak balik.
2. Praktikan mengetahui jenis - jenis osiloskop dan perbedaannya.

1.2 DASAR TEORI

Osiloskop adalah peralatan elektronik yang dapat menampilkan gelombang maupun


signal elektronik yang diukurnya. Misalkan, kita ingin melihat signal yang dipancarkan oleh
handphone yang kita gunakan. Dengan bantuan Osiloskop, signal tersebut akan dicitrakan
dalam layar, sehingga dapat dilihat bentuk gelombangnya: panjang gelombang, frekuensi
gelombang, maupun bentuk menyeluruh gelombangnya.Osiloskop digunakan untuk
mengukur beda fase gelombang. Semua alat ukur elektronik bekerja berdasarkan sample data,
semakin tinggi sample data, semakin akurat peralatan elektronik tersebut. Osiloskop, pada
umumnya juga mempunyai sampel data yang sangat tinggi, oleh karena itu osiloskop
merupakan alat ukur elektronik yang mahal. Jika sebuah osiloskop mempunyai sample rate
10 Ks/s (10 kilo sample/second = 10.000 data per detik), maka alat ini akan melakukan
pembacaan sebanyak 10.000 kali dalam sedetik. Jika yang diukur adalah sebuah gelombang
dengan frekuensi 2500Hz, maka setiap sampel akan memuat data 1/4 dari sebuah gelombang
penuh yang kemudian akan ditampilkan dalam layar dengan grafik skala XY.

Gambar 1.1 gambar Osiloskop analog


1.3 ALAT DAN BAHAN

1. Satu buah osiloscop dual trace


2. Satu buah generator sinyal
3. Satu buah sumber tegangan searah (Adaptor)
4. Satu buah sumber tegangan bolak-balik (Trafo)

1.4 PROSEDUR PERCOBAAN

A. Mengukur tegangan searah (DC)

1. Ambil Adaptor.
2. Atur tegangan output sumber tegangan searah sebesar 3 V.
3. Hubungkan input kanal A dengan output sumber tegangan searah.
4. Set osiloscop pada DC, bacalah berapa tegangan yang diukur oleh osiloscop.
5. Catat hasil pembacaan tegangan pada tabel hasil pengamatan.
6. Ulangi langkah 1 sampai 4 untuk sumber tegangan yang lainnya.

NO TEGANGAN BENTUK AMPLITUDO WAKTU FREKUENSI


YANG GELOMBANG (VP-P) (S) (HZ)
DIUKUR

1.
2.
3.
B. Mengukur tegangan bolak-balik (AC)

1. Ambil Trafo.
2. Atur tegangan output sumber tegangan bolak-balik sebesar 3 V.
3. Hubungkan input kanal A dengan output sumber tegangan searah.
4. Set osiloscop pada DC, bacalah berapa tegangan yang diukur oleh osiloscop.
5. Catat hasil pembacaan tegangan pada tabel hasil pengamatan.
6. Ulangi langkah 1 sampai 4 untuk sumber tegangan yang lainnya.

TEGANGAN
BENTUK AMPLITUDO WAKTU FREKUENSI
NO YANG
GELOMBANG (VP-P) (S) (HZ)
DIUKUR

1.
2.
3.
LAMPIRAN
MODUL I
OSILOSKOP
Kelompok:
A. Mengukur Tegangan Searah (DC)
Tabel 1. Data Percobaan Pengukuran Tegangan Searah
Pengukuran
Frekuens
No Multimeter Amplitudoi Periode
Digital (Vp) (sekon)
i Gambar
. (Volt)
(Hz)

1.

2.

TTD (………..………..)

B. Mengukur Tegangan Bolak Balik (AC)


Tabel 2. Data Percobaan Pengukuran Tegangan bolak balik /AC.
Pengukuran
No Amplitudoi Periode Frekuensi
Multimeter
(Vp) (sekon) (Hz)
Gambar
. Digital (Volt)
1.

2.

Darussalam, …………..…. 2021


Mengetahui Asisten:

(…………………….)
MODUL II
HUKUM KIRCHOFF
2.1 TUJUAN
Mempelajari penggunaan hukum kirchoff dan teorema superposisi untuk menghitung
arus dan tegangan pada suatu cabang.

2.2 DASAR TEORI


Rangkaian listrik biasanya terdiri dari banyak hubungan sehingga akan terdapat banyak
cabang maupun titik simpul. Titik simpul adalah titik pertemuan tiga cabang atau lebih.

1. Hukum Kirchoff I

Hukum kirchoff I berbunyi bahwa jumlah kuat arus listrik yang masuk kesuatu titik
simpul sama dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut.

Hukum I kirchoff tersebut sebenarnya tidak lain dari hukum kekekalan muatan listrik
seperti tampak dalam analogi pada gambar 1.2 berikut. Hukum kirchoff I secara matematis
dapat dituliskan sebagai :

∑ Imasuk = ∑ Ikeluar

I5 I4

I1
I3

I2

Gambar 1.2 Skema diagram untuk hukum kirchoff I

∑ i=0
i1 + i2 + i3 + i4 + i5 = 0

dimana:

 Arus yang masuk (i2, i4 dan i5 ) diberi tanda positif


 Arus yang keluar (i1 dan i3 ) diberi tanda negative
2. hukum Kirchoff II

Hukum kirchoff II berbuyi bahwa jumlah aljabar tegangan pada suatu lintasan tertutup
sama dengan nol.
Perumusan hukum kirchoof II untuk suatu lintasan tertutup :

a b
Rab
Rbc
Vae

Vcd

e Rde d c

Gambar 1.3 Lintasan suatu rangkaian tertutup

Lintasan tertutup a – b – c – d – e – a : ∑V =0

Vab + Vbc + Vcd + Vdc + Vea = 0

2.3 ALAT DAN BAHAN :


1. Sumber daya searah 2 buah
2. Multimeter 2 buah
3. KIT pratikum hukum kirchoff
4. Kabel-kabel penghubung

2.4 PROSEDUR PERCOBAAN


Dengan menggunakan hukum kirchoff

1.Buatlah rangkaian seperti gambar 1.4 ( KIT alat ukur disetting dengan benar
polaritasnya)
R1 R2 R3

Vin
R4 R5 R6

Gambar 1.4. Rangkaian percobaan hukum kirchoff

2. Atur tegangan masukkan 12 VDC


3. Pilih Resistor R1, R2, R3, R4, R5, R6
4. Ukur masing – masing arus yang mengalir pada resistor (hasilnya dicatat pada
lembaran data pengamatan)
No Hambatan ( Ω ) Arus (mA) Tegangan (V)

5. Buatlah rangkaian seperti gambar 1.5 ( KIT alat ukur disetting dengan benar
polaritasnya)

Gambar 1.5. Rangkaian percobaan hukum kirchoff


6. Atur tegangan masukkan 12 VDC
7. Pilih Resistor R1, R2, R3, R4, R5, R6
8. Ukur masing – masing arus yang mengalir pada resistor (hasilnya dicatat pada
lembaran data pengamatan)

No Hambatan ( Ω ) Arus (mA) Tegangan (V)

LAMPIRAN
MODUL II
HUKUM KIRCHOFF

Kelompok:
Tegangan : V

Tabel 1. Data Percobaan Hukum Kirchoff

No. Resistor( Ω ) Arus (mA) Tegangan (V)


1
2
3
4
5
6

Tegangan : V

Tabel 2. Data Percobaan Hukum Kirchoff

No. Resistor( Ω ) Arus (mA) Tegangan (V)


1
2
3
4
5
6

Darussalam, …………..…. 2021


Mengetahui Asisten:

(…………………….)
MODUL III
GAYA GESEKAN

3.1 TUJUAN
1. Mempelajari keadaan statik benda pada bidang datar dan bidang miring.
2. Mengamati pengaruh gaya gesekan pada gerakan benda pada bidang datar
dan bidang miring.
3. Menghitung kooefisien gesekan statis pada permukaan bidang datar dan
miring.

3.2 DASAR TEORI


Gaya gesek merupakan yang bekerja pada dua permukaan yang saling
bersentuhan dan saling bergerak satu sama lain. Benda yang bergerak diatas
permukaan akan mengalami gaya gesek yang berlawanan dengan arah gesek benda
dan dapat menyebabkan kehilangan energi benda.
Gaya gesek terbagi dua, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Gaya
gesek statis bekerja pada benda yang diam diatas permukaan tetapi mendapat gaya
luar yang komponennya sejajar dengan permukaan. Sementara gaya gesek kinetis
adalah gaya gesek yang bekerja ketika benda sedang bergerak dengan kecepatan atau
percepatan.
Kondisi sebuah benda yang dipengaruhi oleh gaya terdiri atas 3 buah kondisi
yaitu:
1. Kondisi Benda Diam
F ges > ∑ F

Sebuah benda akan berada pada kondisi diam pada saat gaya gesek (Fges) lebih
besar dari total resultan gaya yang terjadi.

2. Kondisi Benda Seketika Hampir Bergerak


F ges=∑ F
Sebuah benda akan berada pada kondisi seketika hampir bergerak pada saat
gaya gesek sama dengan total resultan yang terjadi.
3. Kondisi Benda Bergerak
F ges < ∑ F
Sebuah benda akan berada pada kondisi bergerak pada saat gaya gesek lebih
kecil dari total resultan yang terjadi.

Apabila sebuah balok terletak diatas bidang luncur horizontal dan balok ditarik
dengan gaya F maka balok itu akan mulai saatnya bergerak apabila gaya tarik F telah
sama dengan gaya gesekan statis maksimum (fmax).

Gambar 1.1 Gaya Gesek

Koofisien gesekan statis pada Gambar 1.1 dapat dihitung sebagai berikut yaitu:

F ges=∑ F

F ges=μ s . N

W b =mb . g dan N=ma . g

F ges=W b

Jadi, μs . ma . g=mb g

mb
Koofisien gesekan statis, μs =
ma
3.3 ALAT DAN BAHAN

Tabel 1.1 Alat dan Bahan


No Nama Alat dan Bahan Jumlah
.
1 Balok Praktikum 1 buah
2 Benda dan Beban 1 Set
3 Timbangan 1 buah
4 Mistar 1 buah
5 Tali pengikat beban 1 buah
6 Penyangga bidang miring 1 buah

1.1 Prosedur Percobaan


A. Gaya Gesek Statis pada Bidang Datar

Gambar 1.1 Gaya Gesek Statis pada Bidang Datar

1. Susun peralatan seperti pada Gambar 1.1, letakkan benda ma pada suatu
posisi diatas balok praktikum kemudian hubungkan benda dan beban
dengan tali.
2. Ukur berat ma dengan menggunakan timbangan.
3. Berikan beban mb pada tempat beban, mulai dari beban yang kecil,
kemudian catat massa beban mb pada lampiran
4. kemudian tambahkan sedikit demi sedikit hingga benda tepat akan
bergerak.
5. Catat massa beban yang diberikan di tempat beban pada lampiran.
B. Gaya Gesek Statis pada Bidang Miring

Gambar 1.3 Gaya Gesek Statis pada Bidang Miring

1. Susun peralatan seperti Gambar 1.1 pada bidang miring dengan


menggunakan penyangga yang disediakan.
2. Berikan suatu sudut kemiringan (tanya asisten) dengan cara mengukur
tinggi dan lebar dari balok
3. Lakukan prosedur A diatas.
4. Catat hasil pengukuran pada lampiran
LAMPIRAN
MODUL III
GAYA GESEKAN

Kelompok:

A. Gaya Gesek Statis pada Bidang Datar

Massa Balok ma = ……. gram

Tabel 1. Data Percobaan Gaya Gesek Statis Pada Bidang Datar

No. Massa (gram) Kondisi

B. Gaya Gesek Statis pada Bidang Miring

Massa Balok ma = ..… gram

H(Tinggi) = ..... cm dan L (Panjang) = ….. cm

Tabel 2. Data Percobaan Gaya Gesek Statis Pada Bidang Miring

No. Massa (gram) Kondisi

Darussalam, ……………. 2021

Mengetahui Asisten:

(…………………….)
MODUL IV
BANDUL MATEMATIS

4.1 TUJUAN PERCOBAAN

1. Mengamati gerak osilasi bandul matematis


2. Menentukan frekuensi bandul matematis
3. Menentukan nilai tetapan percepatan grafitasi bumi.

4.2 DASAR TEORI

Periode merupakan waktu yang diperlukan untuk mencapai 1 gelombang atau


osilasi. Periode memiliki satuan berupa sekon. Frekuensi merupakan banyak jumlah
gelombang / osilasi dalam 1 detik. Jika suatu massa digantungkan secara secara
vertikal dengan seutas tali sepanjang l, lalu bandul disimpangkan kurang dari 15 o,
maka bandul akan berosilasi dengan frekuensi :

2π g
ω=
T
=
l√
Dengan :
ɷ adalah frekuensi bandul matematis
T adalah periode bandul matematis
g adalah tetapan percepatan grafitasi bumi
l adalah panjang tali

Dengan mengetahui periode dan panjang tali bandul matemati, dapat diperoleh
tetapan grafitasi.
4.3 ALAT DAN BAHAN

Tabel 3.1 Alat dan Bahan


No Nama Alat dan Bahan Jumlah
.
1 Bandul 1 buah
2 Mistar 1 buah
3 Stop watch 1 buah

3.1 PROSEDUR OERCOBAAN

1. Simpangkan bandul kurang dari 15 derajat, lalu lepaskan sehingga bandul


berosilasi
2. Hitung periode bandul untuk 20 kali osilasi
3. Ulangi langkah di atas dengan memvariasi panjang tali bandul matematis
(minimal 6 variasi panjang tali).
LAMPIRAN
MODUL IV
BANDUL MATEMATIS

Kelompok:

n / Gelombang = 20 Gelombang

Tabel 1. Data Percobaan Osilasi Bandul Otomatis

No Waktu (sekon)
Panjang tali (cm)
. Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3
1
2
3
4
5

Darussalam, …………..…. 2021


Mengetahui Asisten:

(…………………….)
MODUL V
GETARAN PEGAS

5.1 TUJUAN PERCOBAAN


1. Mempelajari Osilasi pada pegas.
2. Menentukan tetapan elastik pegas (konstanta pegas).

5.2 DASAR TEORI


Bila pegas yang memiliki tetapan elastik k diberi beban sebesar :

w=m . g

Dimana m adalah massa beban, maka pegas akan bertambah panjang sebesar x
dimana berlaku
m . g=k . x

Jika pegas yang diberi beban m tersebut ditarik hingga bertambah panjang
kemudian dilepaskan, pegas beserta beban akan berosilasi dengan periode osilasi
sebesar :
0,5
m
T =2 π ( )
k

Pada dasarnya getaran yang dihasilkan oleh pegas merupakan getaran teredam,
dimana amplitudonya semakin berkurang, namun pengamatan dalam waktu yang
singkat, getaran tersebut dapat dianggap sebagai getaran harmonik sederhana.

5.3 ALAT DAN BAHAN

Tabel 2.1 Alat dan Bahan


No Nama Alat dan Bahan Jumlah
.
1 Pegas 3 buah
2 Beban 1 Set
3 Timbangan 1 buah
4 Mistar 1 buah
5 Tali pengikat beban 1 buah
6 Stop watch 1 buah
5.4 PROSEDUR PERCOBAAN

A. Pengamatan Pertambahan Panjang Pegas

1. Gantungkan pegas pada tiang, kemudian gantungkan tempat beban pada pegas.
2. Berikan beban satu persatu pada tempat beban. Catat massa beban pada lampiran
dan kedudukan ujung pegas setiap pertambahan beban. Lakukan untuk lima buah
beban.
3. Pindahkan beban satu demi satu dari tempat beban dan catat perubahan posisi
ujung pegas setiap pengurangan beban.
4. Ulangi langkah 2 – 3 untuk pegas yang lain.

B. Pengamatan Osilasi Pegas

1. Gantungkan tempat beban pada pegas, beri simpangan kemudian lepaskan. Catat
waktu untuk sepuluh getaran pada lampiran.
2. Tambahkan kembali beban, lakukan langkah 1, hingga lima beban.
LAMPIRAN
MODUL V
GETARAN PEGAS

Kelompok:

A. Perhitungan Pertambahan Panjang Pegas

Tabel 1. Data Percobaan Pertambahan Panjang Pegas A

No. Massa Beban (gram) Pertambahan Panjang (cm)

Tabel 2. Data Percobaan Pertambahan Panjang Pegas B

No. Massa Beban (gram) Pertambahan Panjang (cm)

B. Pengamatan Osilasi Pegas

n / gelombang = 10 gelombang
Tabel 3. Data Percobaan Pengamatan Osilasi Pegas

No Massa (gram) Waktu (sekon) Periode (sekon)


.

Darussalam, ……………. 2021


Mengetahui Asisten:

(…………………….)

Anda mungkin juga menyukai