Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN UNTUK MELAKUKAN

PRA-PEMICUAN
TUJUAN KEGIATAN PRA-PEMICUAN

▪ Membangun hubungan dengan pihak-pihak terkait


mulai dari pihak Kecamatan hingga Kampung/Desa.
▪ Menyepakati daerah implementasi/pemicuan prioritas.
▪ Menilai situasi umum daerah yang akan dipicu
▪ Mendapatkan keputusan untuk melakukan pemicuan
ataupun tidak.
PANDUAN PRA-PEMICUAN
Berikut adalah hal-hal yang perlu dilakukan
fasilitator STBM Stunting Puskesmas dan kecamatan
dalam fase ini:
1.Lakukan kunjungan ke kampung/desa
2.Koordinasi dengan kepala kampung/desa serta
kepala dusun/jurung bersama relawan STBM Stunting
yang pernah dilatih sebelumnya.
 Sampaikan maksud dan tujuan
 Diskusikan tentang hasil pertemuan STBM Stunting awal ditingkat
kecamatan dan juga orientasi relawan.
 Diskusikan waktu dan tempat untuk pertemuan informal dengan
masyarakat di level dusun/jurung (dalam rangka pemicuan).
 Minta kesediaan kepala kampung/desa/jurung/dusun untuk
mengumpulkan masyarakat pada hari dan waktu yan ditetapkan
bersama kepala kampung/desa/jurung/dusun.
Catatan: Dari hasil pertemuan koordinasi dengan kepala kampung/desa atau pihak
berwenang lainnya di desa, berikut adalah indicator yang kita nilai dalam
menentukan keputusan untuk memicu ataupun tidak memicu.

*CLTS=STBM
TIPS DALAM PRA-PEMICUAN
▪ Maksud dan tujuan yang disampaikan ke kepala desa/kampung
adalah terkait upaya bersama masyarakat dalam menciptakan
desa/kampung yang bebas dari perilaku buang air besar yang
merugikan orang lain. Serta tindak lanjut dari pertemuan tingkat
kecamatan dan orientasi relawan desa sebelumnya. Catatan: tidak perlu
menggunakan istilah-istilah yang akan membingungkan (termasuk hindari
menyebut bahasa pemicuan) karna mungkin akan membuat kepala
desa/kampung melihat ini sebagai program dari dinas kesehatan.
▪ Permintaan untuk diadakannya pertemuan tidaklah harus dilevel desa.
Apalagi jika wilayah desa terlalu besar dan penduduk banyak >100
KK. Maka idealnya pertemuan untuk pemicuan tersebut dilakukan di
level yanglebih kecil dari desa/kampung seperti dusun/Lorong/ RT/RW.
▪ Lokasi pertemuan untuk pemicuan diupayakan nyaman untuk
masyarakat membuat pemetaan dan melakukan diskusi. Dapat
dilakukan di ruangan tertutup ataupun terbuka.
▪ Undangan pemicuan sebaiknya berasal dari kepala
kampung/desa/Lorong/dusun bukan dari Puskesmas ataupun
kecamatan.
▪ Cari tahu lah tentang tingkat partisipasi masyarakat di kampung/desa
itu. Hal ini diperlukan untuk memastikan startegi menarik partisipasi
masyarakat daerah tersebut.
KEGIATAN LAIN YANG DILAKUKAN
DALAM PRA-PEMICUAN
2. Observasi dan pengumpulan data dasar terkait perilaku sanitasi dan hygiene
serta issue kesehatan anak (khususnya terkait stunting). Data-data yang
dikumpulkan antara lain:
• Jumlah KK / kependudukan dibedakan atas kaya, sedang, miskin.
• Pendidikan dan pekerjaan masyarakat setempat.
• Kondisi geografis.
• Kepemilikan jamban: cemplung terbuka, cemplung tertutup, leher angsa.
• Ada tidaknya aliran sungai, kolam, rawa.
• Tradisi/budaya : karakter, tokoh masyarakat.
• Isu kesehatan anak dan ibu hamil yang dominan terkait stunting
• Ada tidaknya program sanitasi 3 tahun terakhir (proyek/pemberian subsidi
jamban).
Data-data awal ini akan digunakan untuk menyusun skenario pemicuan yang akan
dilakukan
KEGIATAN LAIN YANG DILAKUKAN
DALAM PRA-PEMICUAN (LANJUTAN)
3. Persiapan Teknis dan Logistik
Persiapan teknis dan logistik ini rinciannya tergantung dari lokasi dan
rencana proses (scenario) pemicuan yang dilakukan oleh tim fasilitator
sehingga tidak ada standar baku yang harus disiapkan, misalnya
bagaimana teknis pemberangkatan tim pemicu, teknis masuk sebelum
pemicuannya dan proses pemicuannya serta pembagian peran diantara
tim. Bisa jadi proses pemicuan (scenario) dilakukan pada saat ada
kegiatan posyandu, PKK, temu warga dll.
Peserta perlu mendiskusikan lebih detail dengan anggota kelompok
mengenai alat yang diperlukan sesuai dengan kondisi dan rencana
proses melakukan pemicuan di masyarakat. Alat-alat dna bahan ini
kemudian perlu dipersiapkan seperti tepung, dedak, botol air mineral,
puzzle simulasi diagram F, sabun, ember, kertas metaplan, spidol, kertas
potong, lem, dll.

Anda mungkin juga menyukai