Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEPEMIMPINAN
PENGELOLAAN KONFLIK

Oleh :
Kelompok 8
1. Ni Komang Cahya Setiani (119112841)
2. Kadek Sri Anjivani (119112811)
3. I Gusti Ayu Umaniza Pasimpangan (119112793)
4. Dony Wira Sanjaya (119112808)
5. Hendrawan Ardis Prayoga (119112797)
6. I Gede Dimas Dewangga (119112814)

Dosen Pengampu :
I Made Chandra Mandira S.E., M.Han

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN NASIONAL (UNDIKNAS)
2021
PRAKATA
Dengan menyebut nama Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Tuhan Yang Maha Esa, yang
Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami sehingga saya bisa
menyelesaikan makalah Kepemimpinan tentang Pengelolaan Konflik.

Makalah ini sudah kami kerjakan dengan semaksimal mungkin dan mendapat bantuan
dari beberapa sumber literatur sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Tidak
hanya itu saya ucapkan terimakasih pula kepada Bapak Dosen I Made Chandra Mandira

S.E., M.Han yang telah memberikan tugas kelompok ini sehingga dapat menambah wawasan
kami serta pembaca dalam mata kuliah Kepemimpinan.
Terlepas dari hal tersebut, kami sepenuhnya sadar bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi materi maupun tata bahasa yang kami gunakan pada makalah ini. Oleh karena itu
kami siap menerima segala saran dan kritik dari Bapak Dosen dan pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini dengan baik.
Akhir kata kami harapkan semoga makalah tentang Pengelolaan Konflik ini bisa
memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca dan ilmu yang didapat bisa diterapkan
dengan baik. Sekian, kami ucapkan Terimakasih.

Denpasar, 30 April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

PRAKATA ................................................................................................................................ 2
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 4
1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 5
1.4 Manfaat ............................................................................................................................ 5
BAB II ....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Konflik ........................................................................................................... 6
2.2 Unsur-Unsur Konflik ....................................................................................................... 6
2.3 Faktor Penyebab Konflik ................................................................................................. 7
2.4 Pengaruh Terjadinya Konflik ........................................................................................... 7
2.5 Teknik Mencegah, Menghindari, Mengurangi Risiko Dan Menyelesaikan Konflik..... 10
2.6 Kemampuan Dasar Dan Peranan Pemimpin Dalam Pengelolaan Konflik .................... 12

BAB III.................................................................................................................................... 14
PENUTUP............................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konflik merupakan hal yang wajar dalam sebuah lembaga, termasuk dalam lembaga
pendidikan.1 Setiap lembaga, disamping ada proses kerja sama untuk mencapai tujuan, terjadi
pula perbedaan pandangan, ketidak cocokan, dan pertentangan yang mengarah pada konflik.
Konflik akan selalu ada kapan, dan dimana saja. Hal yang terpenting dilakukan adalah
mempersiapkan aturan-aturan untuk mengatasi terjadinya konflik yang tidak sehat tersebut.
Munculnya konflik biasanya diawali dengan munculnya bibit-bibit konflik. Sehubungan
dengan itu pimpinan bertanggung jawab untuk mengindentifikasi sumber-sumber dan tipe-tipe
konflik tersebut sedini mungkin, serta menganalisa akibat-akibat yang mungkin timbul. Begitu
pula pimpinan harus mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan untuk dapat menentukan
langkah-langkah preventif yang dilakukan secara tepat. Pemimpin harus dapat mengelola
konflik. dalam kasus tertentu bahkan pemimpin perlu menciptakan konflik, untuk
menstimulasi kinerja dan produktivitas lembaga.
Disamping itu pemimpin harus tahu cara mengelola konflik agar keberadaan konflik
menjadi bermanfaat bukan sebaliknya. Dalam mewujudkan hal tersebut yang diperlukan
pemimpin yaitu manajemen konflik. Dengan manajemen konflik pemimpin dapat mengubah
konflik menjadi sumber kekuatan untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas. Konflik perlu
diolah dan dibuat menjadi kekuatan sebuah lembaga.4 Tentunya semua itu perlu tata kelola
manajemen konflik yang sesuai dengan kebutuhan dan sasarannya.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa Saja Unsur-Unsur Konflik ?


1.2.2 Apa Saja Faktor Penyebab Terjadinya Konflik ?
1.2.3 Bagaimana Pengaruh Terjadinya Konflik ?
1.2.4 Bagaimana Teknik Mencegah, Menghindari, Mengurangi Risiko Dan Menyelesaikan
Konflik ?
1.2.5 Bagaimana Kemampuan Dasar Dan Peranan Pemimpin Dalam Pengelolaan Konflik?

4
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan Unsur-Unsur Konflik
1.3.2 Menjabarkan Apa Saja Faktor Penyebab Terjadinya Konflik
1.3.3 Menjelaskan Bagaimana Pengaruh Terjadinya Konflik
1.3.4 Menjabarkan Teknik Mencegah, Menghindari, Mengurangi Risiko Dan
Menyelesaikan Konflik
1.3.5 Menjelaskan Kemampuan Dasar Dan Peranan Pemimpin Dalam Pengelolaan
Konflik

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi pembaca baik mahasiswa/i, maupun kalangan umum dapat dijadikan
sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran Kepemimpinan tentang Pengelolaan
Konflik.
1.4.2 Bagi bapak/ibu dosen dapat digunakan sebagai referensi untuk menilai kinerja
mahasiswa dalam membuat dan mengembangkan pengetahuan mengenai materi
Pengelolaan Konflik.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konflik


Konflik adalah :
1) suatu kondisi tanpa adanya keharmonisan;
2) suatu kondisi dimana terjadi suatu pertentangan;
3) suatu kondisi dimana tidak ada kesepakatan; dan
4) konflik merupakan kondisi yang dinamis (konflik tergantung perkembangan
lingkungan strategis).
Konflik dalam organisasi adalah suatu kondisi dalam organisasi dimana terdapat
perbedaan pendapat atau pertentangan dalam menjalankan tugas untuk melaksanakan visi dan
misi organisasi. Konflik merupakan kondisi yang dapat menghambat proses pelaksanaan tugas
guna pencapaian tujuan organisasi.
Konflik didefinisikan juga sebagai kondisi yang saling bertabrakan, tidak sesuai, terjadi
perseteruan, perkelahian dan interaksi yang bertentangan sebagai akibat adanya perbedaan
kepentingan dari berbagai pihak. Konflik dapat terjadi dalam kondisi apapun, tidak terbatas
oleh tempat, waktu dan subjek. Seorang pemimpin yang ingin memajukan lembaganya, harus
memahami faktor-faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya konflik, baik konflik yang
alami maupun konflik yang diciptakan.

2.2 Unsur-Unsur Konflik

Unsur-unsur konflik terdiri atas :


aktor : minimal terdapat dua pihak yang bersengketa;
obyek : terdapat obyek yang dipertentangkan (kebijakan, tatalaksana dan tatacara, tujuan,
hasil); serta
situasi : aturan yang berlaku, budaya kerja yang berlaku.
Berikut uraian dari unsur unsur konflik itu sendiri;
1. Teori Kebutuhan Manusia
Konflik disebabkan oleh kebutuhan dasar manusia (fisik, mental dan sosial) yang tidak
terpenuhi atau dihalangi. Hal yang sering menjadi inti pembicaraan adalah identitas,
pengakuan, partisipasi, otonomi, dan keamanan. Pendekatan: mengidentifikasi dan
6
mengupayakan bersama kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi, serta menghasilkan opsi-opsi
untuk memenuhi kebutuhan itu.
2. Teori Identitas
Konflik disebabkan oleh identitas yang terancam, yang berakar dari hilangnya sesuatu
atau penderitaan di masa lalu yang tidak tuntas. Pendekatan: memfasilitasi lokakarya dan
dialog antara pihak-pihak yang berkonflik, sehingga dapat mengidentifikasi ancaman dan
ketakutan yang bertujuan untuk membangun empati dan rekonsiliasi di antara pihak-pihak
yang konflik.
3. Teori Hubungan Masyarakat
Konflik disebabkan oleh polarisasi yang terus terjadi, ketidakpercayaan dan
permusuhan di antara kelompok yang berbeda dalam suatu masyarakat. Pendekatan:
meningkatkan rasa saling pengertian dan komunikasi antara kelompok yang konflik, dan
mengupayakan toleransi dengan tujuan agar masyarakat lebih bisa saling menerima
keberagamaan.
4. Teori Kesalahpahaman Antarbudaya
Konflik disebabkan karena ketidakcocokan dalam cara-cara komunikasi di antara
berbagai budaya yang berbeda. Pendekatan: menambah pengetahuan mengenai budaya pihak
lain, meningkatkan keefektifan komunikasi antarbudaya, mengurangi stereotip negatif yang
mereka miliki tentang pihak lain.
5. Teori Transformasi Konflik
Konflik disebabkan oleh masalah-masalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan.

2.3 Faktor Penyebab Konflik

Penyebab utama konflik, meliputi :


1. adanya perbedaan kepentingan;
2. adanya perbedaan pengertian/pemahaman;
3. adanya perbedaan cara pandang;
4. adanya ketidakjelasan tujuan;
5. adanya perbedaan peraturan yang dianut; dan
6. adanya perubahan situasi baru.

7
Penyebab utama konflik ini akan mempengaruhi jenis strategi penyelesaian dan pencegahan
konfliknya.
Konflik juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut, yaitu :
1. Kegagalan komunikasi, dikarenakan beberapa penyebab, yaitu :
a. salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat;
b. bahasa yang sulit dimengerti;
c. informasi yang mendua dan tidak lengkap; dan
d. gaya individu manajer yang tidak konsisten.
2. Masalah hubungan pribadi / dari pihak yang berkepentingan, dikarenakan beberapa
penyebab, yaitu:
a. ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi karyawan dengan perilaku yang
diperankan pada jabatan mereka; dan
b. perbedaan dalam nilai-nilai atau persepsi.
3. Struktur organisasi yang bermasalah, dikarenakan beberapa penyebab, yaitu :
a. pertarungan kekuasaan antardepartemen dengan kepentingan- kepentingan atau sistem
penilaian yang bertentangan;
b. persaingan untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas; dan
c. saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja untuk
mencapai tujuan.

Konflik dilihat dari dua macam sudut pandang, yaitu berdasarkan sudut pandang lama dan
baru. Perbedaan kedua sudut pandang tersebut dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 1. Perbedaan Konflik dari Sudut Pandang Lama dan Baru

Konflik dari Sudut Pandang Konflik dari Sudut Pandang


Lama Baru
Konflik dapat dihindarkan Konflik tidak dapat dihindarkan
Konflik disebabkan oleh : Konflik disebabkan oleh :
- Kesalahan manajemen - Struktur organisasi
- Pengacau - Perbedaan tujuan
- Perbedaan persepsi dan nilai-nilai
pribadi
Konflik mengganggu organisasi Konflik dapat membantu atau
dan menghalangi pelaksanaan menghambat
8
optimal

Tugas manajer menghilangkan Tugas manajer mengelola tingkat


konflik konflik dan penyelesaiannya
Organisasi optimal Kegiatan organisasi optimal perlu
membutuhkan pemghapusan tingkat konflik moderat
konflik

2.4 Pengaruh Terjadinya Konflik


Pengaruh Konflik terhadap Kinerja :
Untuk dapat mengetahui bagaimana pengaruh konflik terhadap kinerja perusahaan atau
bagaimana konflik dapat bertindak sebagai kekuatan untuk meningkatkan kinerja organisasi
atau perusahaan maka dapat di lihat melalui jenis-jenis konflik itu sendiri, yaitu:
1. Konflik Fungsional,
Konflik ini bersifat konstruktif, artinya :
1. Dapat memperbaiki kualitas keputusan yang diambil
2. Merangsang kreativitas dan inovasi
3. Mendorong perhatian dan keingintahuan diantara anggota
4. Menjadi saluran yang merupakan sarana penyampaian masalah dan peredaan
ketegangan
Konflik ini penangkal bagi pemikiran kelompok, artinya tidak memberi kesempatan suatu
kelompok secara pasif menerima begitu saja keputusan-keputusan yang diambil, yang
mungkin didasarkan pada asumsi yang lemah, atau tidak relevan. Konflik ini menentang
status quo dan memunculkan atau menciptakan gagasan gagasan baru, mengadakan penilaian
ulang terhadap sasaran dan kegiatan perusahaan/organisasi untuk mencapai perubahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik fungsional:
a. Mengurangi peluang bahwa pemikiran satu kelompok akan menguasai keputusan/
kebijakan yang diambil.( I.L.Janis, 1972).
b. Homogenitas anggota organisasi/perusahaan dapat meningkatkan kreatif memperbaiki
kualitas keputusan dan mempermudah terjadinya perubahan.(T.H.Cox and S.Blake,
1992)
c. Keanekaragaman budaya angkatan kerja member manfaat pada
perusahaan/organisasi, karena akan menghasilkan gagasan yang lebih efektif dan
lebih dapat diterapkan serta unik dan cenderung lebih berkwalitas.(R.L.Hoffman,
1961).
2. Konflik Disfungsional
Seperti yang terungkap dalam definisi di atas, konflik ini terjadi karena adanya salah
satu pihak yang tidak melakukan fungsi sebagaimana yang seharusnya.sehingga akan
mengganggu /menghambat aktivitas secara keseluruhan dengan kata lain konflik ini
9
akan mengganggu kinerja perusahaan/organisasi secara keseluruhan. Konsekwensi destruktif
konflik ini pada kinerja organisasi adalah: (M.Geyelin and E.Felsenthal,1994)
1. Timbul oposisi yang tidak terkendali dan memunculkan ketidakpuasan, sehingga
hilang rasa kebersamaan yang pada akhirnya dapat mendorong rasa untuk
menghancurkan orang lain
2. Mengurangi efektivitas organisasi/perusahaan
3. Menghambat komunikasi
4. Mengurangi kekompakan anggota/karyawan
5. Dikalahkannya sasaran/kepentingan bersama, karena pertikaian antar anggota
6. Menghentikan berfungsinyakelompok berpotensi mengancam kelangsungan hidup
kelompok/organisasi.

2.5 Teknik Mencegah, Menghindari, Mengurangi Risiko dan Menyelesaikan Konflik


Teknik mencegah konflik, meliputi :
1. pencetus konflik harus disosialisasikan secara jelas
2. Dihindari adanya kesalah pahaman
3. Benefit harus dibagi secara adil dan merata (fairness)
4. Transparansi perlu dijaga.

Teknik menghindari konflik, meliputi :


1. Penundaan pelaksanaan menunggu kesiapan stakeholder
2. Win-win solution
3. Penerapan exit strategi.

Teknik mengurangi dampak konflik, meliputi :


1. Mengurangi skala kegiatan
2. Penanganan atau penyelesaian dipercepat, semakin lama penyelesaian konflik dapat
mengakibatkan semakin berkembangnya masalah.

Untuk dapat menghadapi konflik, terdapat beberapa hal yang perlu dipahami
terkait konflik, antara lain yaitu :
1) Fungsi konflik
Konflik memiliki beberapa fungsi, yaitu :
• Sebagai alat kohesi
Hal ini diperlukan sehingga organisasi dapat membentuk kekompakan untuk
menghadapi lawan dan memiliki mental untuk tidak menjelekkan organisasi lain
namun dapat berpacu untuk memperoleh prestasi.
• Sebagai alat penimbul kreativitas
Tugas pemimpin adalah untuk menyediakan forum bagi anggota organisasi yang
berbeda pendapat dalam bentuk diskusi. Hasil diskusi tersebut akan membentuk sebuah
ide baru sebagai wujud kreativitas.
• Sebagai alat pelepas/ katup
Seorang pemimpin perlu memberikan kesempatan staff/anggota untuk menyampaikan
keluhan yang tidak berkenan di hati sehingga dapat merasa puas.
• Sebagai alat keseimbangan

10
Organisasi perlu memelihara agar konflik terbatas menjadi hidup, namun organisasi
tetap perlu menjaga sistem keseimbangan tersebut supaya tidak berjalan monoton.

2) Pemicu konflik
Konflik timbul karena adanya pemicu. Pemicu tersebut antara lain adalah perbedaan prinsip/
nilai, fakta harapan, sentimen/ subyektivitas, data, dan kompensasi.

3) Spiral konflik
Apabila konflik tidak ditangani dengan baik, maka semakin lama konflik akan semakin
melebar sampai pada tahap puncak yang bersifat destruktif/ merusak. Beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk menghindari adanya pelebaran konflik, yaitu :
• tidak mengungkit masalah pribadi.
• tidak mengungkit masa lalu.
• tidak mengubah masalah.
• tidak anarkis dan melakukan tindakan fisik dan
• alternatif penyelesaian konflik.

Alternatif solusi dalam penyelesaian konflik


Alternatif solusi dalam penyelesaian konflik erdiri dari beberapa hal, yaitu :
• Kolaborasi (Win-win solution)
Dengan adanya kolaborasi maka tiap pihak akan mendapatkan keuntungan dan dapat
mencapai penyelesaian masalah dengan musyawarah mufakat.
• Kompromi
Kompromi dilakukan jika jumlah hal yang diperebutkan terbatas dan apabila posisi
salah satu pihak sama kuatnya dengan pihak lain dalam suatu konflik.
• Akomodasi
Apabila salah satu pihak merupakan pihak yang salah dan lawan menjadi pihak yang
benar, maka pihak yang salah sebaiknya berusaha menyesuaikan diri dengan pihak
lawan.
• Kompetisi
Kompetisi terjadi pada suatu kondisi dimana salah satu pihak merupakan pihak yang
kuat dan benar, sementara pihak yang lain merupakan lawan yang lemah dan salah.

• Menghindar
Upaya menghindari konflik dapat dilakukan apabila masalah yang menjadi konflik
merupakan hal yang sepele. Dalam arti masalahnya tidak berhubungan langsung
dengan peningkatan kinerja organisasi atau pencapaian tujuan.

Teknik penyelesaian konflik,


Teknik penyelesaian konflik antara lain :
• Identifikasikan sumber penyebab konflik
• Kesetaraan antar obyek organisasi terkait dalam menyelesaikan konflik
• Win-win solution
• Masing masing pihak memenuhi tugas dan kewajibannya
• Masing masing pihak sepakat terhadap output termasuk outcome kegiatan organisasi.

11
Untuk dapat menyelesaikan konflik, diperlukan juga berbagai alternatif solusi. Pihak yang
terlibat perlu memutuskan solusi yang paling tepat untuk dapat menyelesaikan konflik. Dasar
pemilihan solusi secara optimal akan bergantung pada dua hal penting, yaitu :
• Dengan siapa kita berkonflik.
• Masalah yang dibahas dalam konflik.

Upaya penyelesaian konflik disebut sebagai proses manajemen konflik. Terdapat tiga bentuk
manajemen konflik, yaitu :
1) Stimulasi konflik
Hal tersebut dilakukan dalam satuan-satuan organisasi dimana pelaksanaan kegiatan lambat
karena konflik terlalu rendah. Metode stimulasi konflik meliputi beberapa cara, yaitu :
• Memasukan/penempatan orang luar ke dalam kelompok
• Menyusunan kembali organisasi
• Menawaran bonus, pembayaran insentif, dan penghargaan untuk mendorong
persaingan
• Memilihan manajer-manajer yang tepat
• Merlakuan yang berbeda dengan kebiasaan
.
2) Pengurangan atau penekanan konflik
Bentuk manajemen konflik ini digunakan untuk mengelola tingkat konflik melalui pendinginan
suasana tetapi tidak menangani masalahmasalah yang semula menimbulkan konflik. Metode
yang digunakan dalam pengurangan konflik, antara lain adalah :
• Mengganti tujuan yang bisa diterima kedua kelompok
• Mempersatukan kedua kelompok yang bertentangan untuk menghadapi ancaman atau
musuh yang sama.

3) Penyelesaian konflik
Metode penyelesaian konflik dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu :
• Dominasi dan penekanan, dilakukan melalui kekerasan, penenangan, penghindaran,
atau pemberlakuan aturan mayoritas.
• Kompromi, dilakukan melalui pemisahan, arbitrasi, kembali ke peraturan-peraturan,
ataupun penyuapan

2.6 Kemampuan dasar dan peranan pemimpin dalam pengelolaan konflik


Kompetensi pemimpin yang diharapkan meliputi :
a. mempunyai kemampuan berfikir sistem untuk mencari akar masalah sebuah konflik;
b. mempunyai kemampuan teknik komunikasi yang baik dalam arti mampu
mengkomunikasikan konflik yang terjadi dengan baik sehingga masalah tidak melebar;
c. mempunyai kemampuan teknik negosiasi yang tinggi (kemampuan mencari solusi
bersama yang saling menguntungkan); dan
d. mempunyai kemampuan mempengaruhi orang yang tinggi (kemampuan untuk
membuat orang mengikuti ide atau pikiran kita).

12
Dalam memimpin, seorang pemimpin dapat mengalami kegagalan. Berdasarkan Teori
“The Pitfalls of Leader” dari Henry Blakaby, kegagalan seseorang saat menjadi pemimpin
disebabkan oleh 10 faktor utama, yaitu :
a. Kesombongan, tidak mau mendengar dan tidak mau belajar
b. Dosa seks
c. Sinisme
d. Keserakahan
e. Kemalasan mental/intelektual
f. Terlalu sensitif
g. Kegersangan spiritualitas
h. Mengabaikan keluarga
i. Kecerobohan administratif
j. Kelamaan dalam jabatan/posisi.
Sikap Perilaku Pemimpin :
Seorang pemimpin adalah orang yang menjadi teladan. Keteladanan ini akan diikuti oleh para
pengikutnya. Keteladanan dapat ditunjukkan dengan konsistensi perbuatan/ perilaku,
ketegasan bertindak, dan kecepatan membuat keputusan bersama.
Peranan Pemimpin :
Dengan kemampuan dan sikap yang bijak, pemimpin harus berupaya untuk :
1) mencegah terjadinya konflik;
2) meredam dan melokalise konflik tidak berkembang;
3) menyelesaikan konflik dalam waktu sesingkat mungkin; dan
4) mengurangi dampak konflik seminimal mungkin agar tidak menjadi hambatan dalam
pencapaian tujuan organisasi.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konflik adalah kondisi yang saling bertabrakan, tidak sesuai, terjadi perseteruan,
perkelahian, dan interaksi yang bertentangan. Konflik dapat disebabkan oleh berbagai
perbedaan, serta disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu kegagalan komunikasi, masalah
hubungan pribadi, serta struktur organisasi yang bermasalah.
Teknik mencegah konflik, meliputi objek pencetus konflik harus disosialisasikan
secara jelas, dihindari adanya kesalah pahaman, benefit harus dibagi secara adil dan merata
(fairness), transparansi perlu dijaga. Teknik menghindari konflik, meliputi penundaan
pelaksanaan menunggu kesiapan stakeholder, win-win solution, penerapan exit strategi.
Teknik mengurangi dampak, meliputi mengurangi skala kegiatan dan penanganan di percepat.
Adapun Teknik penyelesaian konflik, antara lain kesetaraan antar obyek organisasi terkait,
win- win solution, masing masing pihak memenuhi tugas dan kewajibannya, masing masing
pihak sepakat terhadap output termasuk outcome kegiatan organisasi.

14
DAFTAR PUSTAKA
Modul Kepemimpinan dan Manajemen Konflik. Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Jalan,
Perumahan, Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah. Bandung.
2016.
“Manajemen Konflik”. repository.uin-suska.ac.id.
“Kepemimpinan dan Manajemen Konflik”. simantu.pu.go.id. 28 april 2020
Maftuh, Bunyamin. 2005. Pendidikan Resolusi Konflik: Membangun Generasi Muda yang
Mampu Menyelesaikan Konflik Secara Damai. Bandung: Program Pendidikan
Kewarganegaraan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Winardi. 1994. Manajemen Konflik (Konflik Perubahan dan Pengembanga). Bandung:
Mandar Maju.

15

Anda mungkin juga menyukai