Anda di halaman 1dari 85

ANALISIS KEDISIPLINAN SISWA DALAM PROSES

PEMBELAJARAN PAI DI SMPN 01 BLEGA

SKRIPSI

Oleh :
Hoiron Safi’i
NIM: 2018701101274

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) MIFTAHUL ULUM
BANGKALAN
2022
ANALISIS KEDISIPLINAN SISWA DALAM PROSES
PEMBELAJARAN PAI DI SMPN 01 BLEGA

SKRIPSI

Untuk Menyusun Skripsi Pada Program Strata Satu (S1)


Program Pendidikan Agama Islam
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Miftahul Ulum Bangkalan

Oleh :
Hoiron Safi’i
NIM: 2018701101274

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) MIFTAHUL ULUM
BANGKALAN
2022

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh :

Nama : Hoiron Safi’i


NIM : 2018701101274
Judul : Analisis Kedisiplinan Siswa Dalam Proses Pembelajaran PAI di
SMPN 01 Blega

Ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Bangkalan, 07 September 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Raudlatul Jannah, M.Pd.I Binti Nur Afifah, M.Pd.I


NIDN.2116029001 NIDN.2115059302

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Analisis Kedisplinan Siswa dalam Proses Pembelajaran


Pendidikan Agama Islam di SMPN 01 Blega” yang disusun oleh Hoiron Safi’i telah
dipertahankan didepan penguji pada tanggal 11 September 2022 dan dinyatakan
LULUS serta diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata
satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd)

Dewan Penguji:

Ketua Sidang
Dr. H. Ach. Subaidi Affan, M.Pd
NIDN.21220016101 :……………………………………...............

Sekretaris
Fahad Asadulloh, SHI, M.Pd.I
NIDN.212748803 :……………………………………...............

Penguji I
Dr. H. Ali Wafa, M.Ag :……………………………………...............

Penguji II
Dr. Nurul Iskandar, M. M.Pd
NIP/NIY. 199118204 :……………………………………...............

Mengesahkan,
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Miftahul Ulum Bangkalan

Dr. H. Subaidi Aff, M. Pd.


NIDN.21220016101

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hoiron Safi’i


NIM : 2018701101274
Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.

Bangkalan, 07 September 2022


Yang membuat pernyataan

Hoiron Safi’i
NIM. 2018701101274

v
HALAMAN PERSEMBAHAN

Teruntuk ibunda beserta ayahanda tercinta, terkasih dan amat tersayang,


kupersembahkan sebuah tulisan dari didikan kalian yang kuaplikasikan dengan
ketikan hingga menjadi barisan tulisan dengan beribu kesatuan, berjuta makna
kehidupan, tidak bermaksud yang lain hanya ucapan TERIMAKASIH yang setulus
tulusnya tersirat dihati yang ingn ku sampaikan atas segala usaha dan jerih payah
pengorbanan untuk anakmu ini.
Teruntuk saudaraku dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan
harapan-harapan yang kalian impikan dariku, meski semua itu belum kuraih insya
Allah atas dukungan doa dan restu semua, mimpi itu akan kujawab dimasa depan
yang kita harap penuh dengan kehangatan. Terimakasih telah memberikan
dukungan semangat dalam menentukan pilihanku untuk belajar menuntut ilmu
terimakasih sudah menjadi motivasi dan sudah menjadi inspirasi dalam hidupku I
love you all. Keluarga besarku dimanapun kalian berada yang telah memberikan
banyak Motivasi dan Inspirasi untuk terus berjuang dalam mengejar Mimpiku.

vi
HALAMAN MOTTO

‫ِم ْن ُح ْس ِن إِ ْس اَلِم ال اْم ْرِء تا ْراكهُ اما اَل يا ْعنِْي ِه‬


(‫)رواه الترمذي‬

Sesungguhnya di antara kebaikan Islam seseorang adalah dia


meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat
(HR. Tirmidzi)

vii
KATA PENGANTAR

‫الرِحيم‬ َّ ‫بِ ْس ِم اللَّ ِه‬


َّ ‫الر ْح ام ِن‬
Alhamdulillahirabbil’Alamin, kami panjatkan puja dan puji syukur
kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga kami
mampu melaksanakan Skripsi ini, solawat serta salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada keharibaan sang penghulu alam yakni baginda kita Nabi
Muhammad SAW. Yang telah merilis tatanan kehidupan menjadi tenang, tentram,
dan membawa insan kejalan yang penuh dengan disiplin ilmu pengetahuan, serta
mempublikasikan sebuah tatanan kehidupan dalam beretika.
Disadari sepenuhnya bahwa semua ini tidak mungkin terwujud tanpa
bantuan dan motivasi dari berbagai pihak oleh karena itu, sudah sepantasnya jika
pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada yang terhotmat :
1. KH. Ayyub Musthafa, MA Selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu
Tarbiyah Miftahul Ulum Bangkalan.
2. Bapak DR. H Ach Subaidi Affan, M.Pd.I selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Tarbiyah Miftahul Ulum dan segenap civitas akademika STIT Miftahul Ulum
Bangkalan.
3. Bapak Moh Isbir, M.Pd.I Selaku Ketua Jurusan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah
Miftahul Ulum Bangkalan.
4. Ibu Raudlatul Jannah, M.Pd.I Selaku Dosen Pembimbing I yang telah sabar
membimbing kami dengan sungguh-sungguh demi terselesainya Skripsi ini.
5. Ibu Binti Nur Afifah, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing II penyusunan skripsi
ini yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan
terhadap penyusunan dan terselesainya skripsi ini.
6. Bapak Fahad Asadullah, M.Pd.I selaku Dosen Wali Mahasiswa STITMU
Angkatan 2018.

viii
7. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta Civitas Akademika STIT Miftahul Ulum
Bangkalan yang telah memberikan sumbangsih baik berupa pemikiran,
bimbingan,pengarahan, motivasi juga memudahkan kami dalam beradaptasi.
8. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini, yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
9. Tidak lupa pula kepada semua teman-teman mahasiswa dan mahasiswi
angkatan 2018 yang selalu memberikan canda tawa di setiap kegiatan
perkuliahan, selalu memberikan inspirasi, inovasi, dan motivasinya kepada
kami, sampai pada titik ini kami berjuang bersama dalam proses akhir di
jenjang S1. Semoga kedepannya kita akan terus berusaha untuk mencapai
kesuksesan dan cita-cita yang diharapkan akan senantiasa Tuhan permudah
dengan tekad yang kita miliki.
Akhir kata penulisan ini tentu masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran yang sifatnya membangun kiranya dapat diberikan untuk
kesempurnaan skripsi ini.
Kritikan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun sangat
diharapkan untuk karya ke depan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca terutama bagi diri pribadi penulis

Bangkalan, 07 September 2022

Hoiron Safi’i
NIM. 2018701101274

ix
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Penulisan transliterasi arab-latin dalam skripsi ini menggunakan pedoman


transliterasi berdasarkan “Buku Pedoman Skripsi Prodi S1 PAI STITMU
Bangkalan”, yang secara garis besar dapat di uraikan sebagai berikut:

Huruf Huruf
No Indonesia No Indonesia
Arab Arab
1 ‫ا‬ A 16 ‫ط‬ T

2 ‫ة‬ B 17 ‫ظ‬ Z

3 ‫ت‬ T 18 ‫ع‬ ‘

4 ‫ث‬ S 19 ‫غ‬ G

5 ‫ج‬ J 20 ‫ف‬ F

6 ‫ح‬ H 21 ‫ق‬ Q

7 ‫خ‬ Kh 22 ‫ك‬ K

8 ‫د‬ D 23 ‫ل‬ L

9 ‫ذ‬ Z 24 ‫م‬ M

10 ‫ر‬ R 25 ‫ت‬ N

11 ‫ز‬ Z 26 ‫و‬ W

12 ‫ش‬ S 27 H

13 ‫ش‬ Sy 28 ‫ء‬ ’

14 ‫ص‬ S 29 ‫ي‬ Y

15 ‫ض‬ D

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 8


Tabel 3.1 Kriteria Presentase Kedisiplinan ........................................................... 33
Tabel 4.1 Lembar Hasil Observasi ........................................................................ 40
Tabel 4.2 Lembar Hasil Observasi ........................................................................ 41

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Instrumen Wawancara


Lampiran II Surat Penelitian
Lampiran III Surat Keterangan Sudah Melakukan Penelitian
Lampiran IV Kartu Bimbingan
Lampiran profil Sekolah
Lampiran V Foto Dokumentasi Penelitian
Lampiran VI Kartu Biodata Mahasiswa

xii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................................... v
HALAMAN PERSEMEBAHAN ............................................................................................ vi
HALAMAN MOTTO .............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. viii
TRANSLITERASI ARAB-LATIN ......................................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ xii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ xiii
ABSTRAK ............................................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Konteks Peneitian ........................................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 5
E. Penelitian Terdahulu ....................................................................................................... 6
F. Definisi Oprasional ......................................................................................................... 10
G. Sistematika Pembahasan................................................................................................. 12
BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................................... 13
A. Analisis Kedisiplinan ...................................................................................................... 13
1. Pengertian Pengertian Analisis ................................................................................. 14
2. Pengertian Kedisipinan ............................................................................................. 15
3. Macam-Macam Disiplin ........................................................................................... 19
4. Fungsi Disiplin ......................................................................................................... 21
5. Indikator Disiplin Belajar ......................................................................................... 22
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Siswa ................................................. 23
7. Urgensi Displin ......................................................................................................... 27

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................................... 29


A. Jenis dan Pendektan Penelitian ....................................................................................... 29
B. Kehadiran Peneliti .......................................................................................................... 30

xiii
C. Lokasi Penelitian ............................................................................................................ 30
D. Sumber Data ................................................................................................................... 30
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................. 31
F. Teknik Analisi Data ........................................................................................................ 33
G. Keabsahan Data .............................................................................................................. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................................... 36


A. Latar Belakang Objek ..................................................................................................... 36
B. Paparan Data ................................................................................................................... 40
1. Hasil Observasi ......................................................................................................... 40
2. Kedisiplinan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 01
Blega Kabupaten Bangkalan .................................................................................... 41
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Kedisiplinan Siswa dalam Proses Pembelajaran PAI
di SMPN 01 Blega Kabupaten Bangkalan ............................................................... 46
a. Faktor Pendukung ............................................................................................... 46
b. Faktor Penghambat ............................................................................................. 53
C. Pembahasan ................................................................................................................... 56
1. Analisis Kedisiplinan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMPN 01 Blega Kabupaten Bangkalan.................................................................... 56
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Kedisiplinan Siswa dalam Proses Pembelajaran PAI
di SMPN 01 Blega Kabupaten Bangkalan ............................................................... 58
BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 63
A. KESIMPULAN .............................................................................................................. 63
B. SARAN ........................................................................................................................... 64

xiv
ABSTRAK
Safi’i, Hoiron, Analisis Kedisiplinan Siswa dalam Proses Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMPN 01 Blega, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama
Islam, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Miftahul Ulum (STITMU) Bangkalan.
Pembimbing I : Raudlatul Jannah, M.Pd.I. Pembimbing II : Binti Nur Afifah, M.Pd.

Kata Kuci : Analisis Kedisiplinan, Pembelajaran PAI, SMPN 01 Blega

Tulisan ini mencoba mendeskripsikan tentang analisis kedisiplinan siswa dalam


proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 01 Blega. Hal yang melatar
belakangi penulisan ini ialah sudah sangat jarang ditemukan atau bahkan sulit
ditemukan sistem pembelajaran yang efektif dan efesien dalam lingkup pendidikan di
SMPN 01 Blega.Berdasarkaian uraian tersebut maka penulis hanya membatasi dua
batasan masalah: Pertama, Bagaimana kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMPN 01 Blega Kabupaten Bangkalan? Kedua, Apa saja
faktor pendukung dan penghambat siswa dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di
SMPN 01 Blega Kabupaten Bangkalan?.
Sedangkan Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif
deskriptif, karena pada penelitian ini hanya menggambarkan gejala atau keadaan yang
diteliti secara apa adanya dari data yang bersifat empiris atau peneliti terjun langsung
ke lapangan.
Adapun hasil dari peneitian ini ialah: Pertama, Kedisiplinan siswa pada proses
pembelajaran pendidikan agama islam di SMPN 01 Blega bisa dikatan cukup baik hal
itu dibuktikan bahwa di SMPN 01 sudah di tetapkanya peraturan-peraturan yang dapat
membentuk serta dapat menjaga dan mempertahakan disiplin siswa itu sendiri yaitu
salah satunya dengan adanya poin pengalanggaran pada setiap tata tertib yang
diberlakukan, dan adanya pengontrolan serta pengawasan dari guru maupun kepala
sekolah dengan cara memberi peringatan kepada siswa, hukuman, pengarahan,
bimbingan, dan pembinaan terhadap kesadaran siswa akan disiplin di dalam kelas
maupun sekolah. Kedua, Faktor yang mendukung kedisiplinan siswa pada saat proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam anatar lain: kesdaran siswa itu sendiri, minat,
motivasi siswa dan contoh atau teladan dari para guru. Sedangkan faktor pengahambat
kedisiplinan siswa pada saat proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam anatar lain:
faktor lingkungan dan faktor metode yang digunakan oleh guru pada saat
pembelajaran.

xv
ABSTRACK
Safi’i, Hoiron, Analisis Kedisiplinan Siswa dalam Proses Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMPN 01 Blega, Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama
Islam, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Miftahul Ulum (STITMU) Bangkalan.
Pembimbing I : Raudlatul Jannah, M.Pd.I. Pembimbing II : Binti Nur Afifah, M.Pd.

Key Word : Discipline Analysis, PAI Learning, SMPN 01 Blega

This paper tries to describe the analysis of student discipline in the learning
process of Islamic Religious Education at SMPN 01 Blega. The background of this
writing is it is very rare to find or even difficult to find an effective and efficient
learning system in the scope of education at SMPN 01 Blega,
Based on the description, the author only limits two problems: First, how is
student discipline in the learning process of Religious Education Islam at SMPN 01
Blega, Bangkalan Regency? Second, what are the supporting and inhibiting factors for
students in improving student discipline at SMPN 01 Blega, Bangkalan Regency?.
While the method used in this research is descriptive qualitative, because in this
study it only describes the symptoms or conditions that are studied as they are from
empirical data or researchers go directly to the field. The results of this research are:
First, the discipline of students in the learning process of Islamic religious education
at SMPN 01 Blega can be said to be quite good, it is proven that at SMPN 01
regulations that can form and can maintain and maintain the discipline of the students
themselves that is one of them is by the existence of points of violation in each of the
rules that apply, and the control and supervision of teachers and principals by giving
warnings to students, punishments, directions, guidance, and fostering students'
awareness of discipline in the classroom and school. Second, the factors that support
student discipline during the learning process of Islamic Religious Education include:
awareness of the students themselves, interests, motivation of students and examples
or examples from teachers. While the inhibiting factors for student discipline during
the learning process of Islamic Religious Education include: environmental factors and
methods used by teachers during learning.

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Dalam lingkup pendidikan tentu menjadi prioritas utama adalah

kedisiplinan terkhusus kepada siswa. Untuk itu sekolah sangat dibutuhkan perannya

dalam membentuk kepribadian siswa agar dapat menjadi Insan yang bermanfaat

baik dunia maupun akhirat. Tentu dalam hal ini pula yang menjadi peran utama

dalam membentuk kedisiplinan siswa adalah guru, yang mengajarkan tentang sikap

patuh, taat, dalam mengikuti segala tata tertib yang berlaku dalam lembaga

pendidikan tersebut. Olehnya itu sekiranya setiap elemen yang terkait sangat

bertanggung jawab atas baik buruk siswa selama mengikuti proses pembelajaran.

Sikap disiplin merupakan suatu hal yang penting dimiliki oleh setiap

muslim, termasuk pendidik, siswa dan pegawai. 1 Berkaitan dengan hal tersebut,

Nurcholish Madjid mengemukakan bahwa: “Secara mendasar, ditinjau dari sudut

keagamaan, disiplin adalah sejenis perilaku taat atau patuh yang sangat terpuji. 2

Olehnya itu, Seorang guru harus mampu merancang sebuah desain pembelajaran

yang betul-betul mampu menarik perhatian siswa agar dapat mengikuti desain

pembelajaran tersebut demi mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini guru sangat di

tuntut untuk propesionalisme dalam mengembangkan aspek kepribadian, prilaku,

1
Muh Irsan, Pengaruh Kedisiplinan Peserta Didik Terhadap Peningkatan Prestasi hasil
Belajar PAI Di Sekolah Dasar Negeri 457 Pongko, kecamatan Bone-bone, Kabupaten Luwu Utara
( Palopo: STAIN skripsi, 2013), h.2-3.
2
Nurcholish madjid, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Cet. I ;
(Bandung: Alfabeta, 2012), h. 37.

1
2

akhlak utamanya kedisiplinan. Sebab dalam hal ini gurulah yang sangat berperan

dalam megambil alih sistem pembelajaran yang ada di kelas serta segala aktifitas

yang terkandung didalamnya. Guru adalah sebagai Agen perubahan yang mampu

mengembangkan kemampuan dan membina siswa agar menjadi manusia yang

beretika, bermoral serta cerdas dalam berbagai bidang. Sebagai Agen perubahan,

sekali lagi guru sangat dituntut dalam propesional dalam mengajar utamanya dalam

hal mendidik agar siswa menjadi disiplin.

Proses belajar mengajar terdiri atas komponen yang terkait satu sama lain

dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Komponen pengajaran yang dimaksud

adalah tujuan yang ingin dicapai, bahan yang digunakan atau diajarkan, cara

(metode) mengajar, alat yang diperlukan dan siswa sebagai pelajar, tidak terkecuali

cara menilai hasil belajarnya. 3 Guru adalah sebagai pelaksana utama dan Agen

perubahan dalam pendidikan pengajaran, yang sangat dituntut kemampuannya

dalam mengelola komponen-komponen yang terkait dalam pembinaan secara

edukatif. Dalam hal pengelolaan ini juga merupakan dasar kemampuan seorang

guru yang menjadi cermin kompetensi guru.

Namun dalam segi penulisan ini sangatlah terbatas menyangkut Strategi

guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kedisiplinan di SMPN 01

Blega Kabupaten Bangkalan. oleh karena itu sangat berperan untuk mengubah

tatanan keperibadian siswa dalam meningkatkan kedisiplinan. Dengan demikian,

tugas guru yang perlu diproritaskan adalah bagaimana seoraang guru mampu

3
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar,(Cet. I; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996),
h. 112
3

memberikan penanaman nilai-nilai Agama Islam kepada siswa demi menciptakan

kedisiplinan dalam lingkup pendidikan guna menunjang tercapai tujuan yang

diharapkan.

Namun dalam hal ini, sudah sangat jarang ditemukan atau bahkan sulit

ditemukan sistem pembelajaran yang efektif dan efesien dalam lingkup pendidikan

terkhusus yang dialami oleh kebanyakan siswa di SMPN 01 Blega Kabupaten

Bangkalan, yaitu dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti banyak ditemukan

di sekolah tentang kurangnya kesadaran siswa dalam memahami kedisplinan, mulai

dari ketidaktaatan, kepatuhan, keteraturan dan ketertiban. Contoh kecil masalah

kedisiplinan yang tejadi di SMPN 01 Blega Kabupaten Bangkalan yaitu ketika

siswa yang mengikuti pelajaran pada saat jam pertama, ketika mata pelajaran jam

pertama ini selesai terkadang guru Pendidikan Agama Islam yang akan

mengajarkan mata pelajaran jam kedua itu biasanya menunggu siswa 10-20 menit

dari waktu yang terterah di jadwal mata pelajaran, ketika peneliti moncoba mencari

informasi kepada guru tentang masalah kedisiplinan yang terjadi di SMPN 01 Blega

Kabupaten Bangkalan ternyata kebanyakan siswa selepas jam pertama siswa pergi

ke kantin sekolah, tidur dibengkel, nongkrong sambil cerita bersama teman dilokasi

sekolah.

Tujuan dari kedisiplinan yaitu untuk membuat anak-anak terlatih dan

terkontrol dengan mengajarkan kepada mereka bentuk-bentuk tingkah laku yang

pantas dan tidak pantas bagi mereka. Sedangkan tujuan jangka panjang dari disiplin

itu iailah perkembangan dan pengendalian diri sendiri dan pengarahan diri sendiri,

yaitu dimana anak-anak dapat mengarahkan diri sendiri tanpa pengaruh atau
4

pengendalian dari luar. Pengendalian diri berarti menguasai tingkah laku diri sendiri

dengan pedoman norma-norma yang jelas, standart-standart dan aturan-aturan yang

sudah menjadi milik diri sendir.

Sedangkan mengenai pentingnya kedisiplinan itu terjadi disebabkan karena

manusia tanpa hidup dengan teratur dan disiplin maka hidupnya akan merugi.

Seperti yang dijelaskan didalam Al-Qur’an pada surat an-Nisa’ ayat 103

‫ىاجنو مابي وك مماافقَاي قذ ا طم قُأمنقمن تو مماافقَاقِيمْ وُا ا ص ل‬


‫َّ وٰاقَاا‬ ‫و ي‬ ‫ي‬
‫َّ وٰاَقافقَاذم وك وراو ا صٰ قهاِْق ًَامَاا لوِوعو ماًد ا لو قع وٰ و‬
‫ضمْ تو وما ص ل‬
‫فقَا قذ اِق ق‬
‫اعٰقىا صم وُ مؤيمنيمْ قناكيتوبًَاا لم ماِو ماتًَا‬
‫ت ق‬ ‫ي لنا ص ل‬
‫َّ وٰاقَا قكَانق م‬
Artinya: Maka apabila telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah
di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian
apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu
(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” (Q.S, an-Nisa’:
103).4

Olehnya itu, disinilah perang guru bagaimana mencoba merancang sebuah

strategi yang dapat mengupayakan agar bagaimana siswa dapat menanamkan jiwa

kedisiplinan guna tercapainya pembelajaran yang efektif dan efesien dalam rangka

mengembangkan mutu pendidikan. Karena itulah guru adalah sebagai Agen

perubahan yang dapat merubah cara berfikir siswa agar dapat menumbuhkan rasa

keingintahuan terhadapat tingginya rasa sikap saling menghargai, meneladani serta

mencontoh kehidupan orang-orang yang berdisiplin tinggi.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti bermaksud untuk mengangkat sebuah

judul penelitian yaitu “Analisis Kedisiplinan Siswa Dalam Proses Pembelajaran

PAI di SMPN 01 Blega Kabupaten Bangkalan”

4
Depag RI, Al- Qura’an Ku Dengan Tajwid Blok Warna, Jakarta: Lautan Lestari, 2004, h. 87
5

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diatas sebelumnya, maka penulis

merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMPN 01 Blega Kabupaten Bangkalan?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat siswa dalam meningkatkan

kedisiplinan siswa di SMPN 01 Blega Kabupaten Bangkalan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam pelaksanaan penelitian ini sebagaimana

rumusan masalah diatas yaitu :

1. Untuk mengetahui kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran di SMPN 01

Blega Kabupaten Bangkalan.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat guru dalam

meningkatkan kedisiplinan siswa di SMPN 01 Blega Kabupaten Bangkalan.

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kegunaan yang besar bagi

beberapa pihak, diantaranya adalah seagai berikut :

1. Teoritis
Pada dasarnya secara teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat

memberikan sumbangan dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi

serta ilmu pengentahuan dalam lingkungan agama yang berkaitan dengan

kedisiplinan proses pembelajara PAI.


6

2. Praktis
a. Sekolah
Dapat digunakan sebagai evaluasi terhadap pengetahuan
kedisiplinan pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk lebih baik lagi.

b. Peneliti
Sebagai penambah pengetahuan, wawasan pengajaran serta
pengalaman yang bermakna berkenaan dengan analisis kedisiplinan siswa
dalam proses pembelajaran PAI.

c. Pembaca
Dapat meningkatkan pemahaman, wawasan dan pengetahuan
pendidikan.Serta dapat digunakan sebagai bahan pustaka untuk
mengadakan kajian atau penelitian selanjutnya.

d. Peserta didik
Dapat digunakan sebagai peningkatan kompetensi peserta didik.

e. Pendidik

Dapat dijadikan evaluasi dalam peningkatan pembelajaran agar lebih


baik lagi.

f. Peneliti lain

Dapat memberikan informasi mengenai Analisis Kedisiplinan Siswa


Dalam Proses Pembelajaran SMPN 01 Blega Kabupaten Bangkalan.

E. Penelitian Terdahulu

Dalam kajian analisis sangat penting digunakan dalam penelitian, hal ini

digunakan untuk mengetahui sejau mana penelitian dan pengkajian tema yang
7

serupa dilakukan, serta untuk memberi daya pembeda antara peneliti satu dengan

yang lainnya. Hal ini bertujuan agar orisinalitas penelitian dapat dipertanggung

jawabkan dan terhindar dari unsur plagiasi:

1. Penelitian yang dilakukan oleh, Muh Irsan dengan judul “Pengaruh


Kedisiplinan Peserta Didik Terhadap Peningkatan Prestasi hasil Belajar
Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Negeri 457 Pongko, kecamatan
Bonebone, Kabupaten Luwu Utara” ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kedisiplinan siswa dalam mencapai prestasi belajar, tetapi yang lebih utama
ialah menyangkut tentang adanya peraturan atau tata tertib yang dikeluarkan
oleh pihak sekolah Madrasah Aliyah Palopo merupakan penunjang dalam
meningkatkan kedisiplinan prestasi belajar.5
2. Penelitian yang dilakukan oleh Salman yang berjudul “Pengaruh Kedisiplinan
Peserta Didik Terhadap Proses Belajar Mengajar Di Sekolah Dasar Negeri No.
558 Bide Desa Bone Lemo Utara Kecamatan Barat Kabupaten Luwu” dalam
proses mengajar adalah adanya tata tertib dalam mendisiplinkan siswa dengan
tata tertib sangat bermanfaat untuk membiasakannya dengan standar perilaku
yang sama dan diterima individu lain dalam ruang lingkup serta konsisten dan
konsekuen terhadap penerapan disiplin.6
3. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Andi Darman yang berjudul
“Manajemen Pengelolaan Kelas Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Malangke Barat
Kabupaten Luwu Utara”. Pada dasarnya sumber keberhasilan proses belajar
mengajar adalah bagaimana seorang guru mampu mengelola kelas dengan
baik.Sebagai tenaga professional, guru dituntut untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi belajar yang kaitannya untuk menjaga kedisiplinan
siswa dalam arti mengatur tingkah laku siswa. Sangat menarik karena

5
Muh Irsan, Pengaruh Kedisiplinan Peserta Didik Terhadap Peningkatan Prestasi hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Negeri 457 Pongko, kecamatan Bone-bone,
Kabupaten Luwu Utara ( Palopo: STAIN skripsi, 2013), h.9.
6
Salman, Pengaruh Kedisiplinan Peserta Didik Terhadap Proses Belajar Mengajar Di SDN
No. 558 Bide Desa Bone Lemo Utara Kecamatan Barat Kabupaten Luwu, (Palopo : STAIN Skripsi,
2010), h.19
8

mempunyai relevansi dengan skripsi penelitian ini, yang membahas tentang


kedisiplinan.7

Tabel 1.1
Tabel Penelitian Terdahulu

No Judul Peneliti Hasil Penelitian Perbedaan


Pengaruh ada beberapa faktor Dalam
Kedisiplinan yang mempengaruhi penelitian ini
Peserta Didik kedisiplinan siswa mengkaji
Terhadap dalam mencapai pengaruh
Peningkatan prestasi belajar, tetapi kedisiplinan
Prestasi hasil yang lebih utama ialah siswa
Belajar Pendidikan menyangkut tentang terhadap
Agama Islam Di adanya peraturan atau prestasi siswa
1 Muh Irsan
Sekolah Dasar tata tertib yang sedangkan
Negeri 457 dikeluarkan oleh pihak penulis sendiri
Pongko, sekolah Madrasah mengakaji
kecamatan Aliyah Palopo tentang
Bonebone, merupakan penunjang analisis
Kabupaten Luwu dalam meningkatkan kedisiplinan
Utara kedisiplinan prestasi siswa.
belajar.
Pengaruh dalam proses mengajar Dalam
Kedisiplinan adalah adanya tata penelitiaan ini
Peserta Didik tertib dalam mengkaji
2 Terhadap Proses Salman mendisiplinkan siswa pengauh
Belajar Mengajar dengan tata tertib kedisiplinan
Di Sekolah Dasar sangat bermanfaat peserta didik
Negeri No. 558 untuk membiasakannya terhadap

7
Andi Darman,“Manajemen Pengelolaan Kelas Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Kelas IX SMP Negeri 2 Malangke Barat Kabupaten Luwu Utara”
( Palopo: IAIN skripsi, 2017), h.8-9.
9

Bide Desa Bone dengan standar perilaku proses belaja


Lemo Utara yang sama dan diterima mengajar
Kecamatan Barat individu lain dalam sedangkan
Kabupaten Luwu ruang lingkup serta penulis sendiri
konsisten dan mengakaji
konsekuen terhadap tentang
penerapan disiplin analisis
kedisiplinan
siswa.
Manajemen Pada dasarnya sumber Dalam
Pengelolaan Kelas keberhasilan proses penelitian ini
Guru Pendidikan belajar mengajar adalah mengkaji
Agama Islam bagaimana seorang tentang
sdalam guru mampu mengelola managemen
Meningkatkan kelas dengan Pengelolaan
Kedisiplinan Siswa baik.Sebagai tenaga Kelas Guru
Kelas IX SMP professional, guru Pendidikan
Negeri 2 Malangke dituntut untuk Agama Islam
Barat Kabupaten menciptakan dan dalam
Luwu Utara mempertahankan meningkatkan
3 Andi Darman
kondisi belajar yang kedisiplinan
kaitannya untuk Siswa
menjaga kedisiplinan sedangkan
siswa dalam arti penulis sendiri
mengatur tingkah laku mengakaji
siswa. Sangat menarik tentang
karena mempunyai analisis
relevansi dengan kedisiplinan
skripsi penelitian ini, siswa.
yang membahas
tentang kedisiplinan
10

F. Definisi Oprasional

1. Analisis merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk mendapatkan

informasi yang diinginkan dari tubuh materi (teks) (biasanya verbal) secara

sistematis dan objektif dengan mengidentifikasi karakteristik tertentu dari

suatu materi.8

2. Kedisiplinan merupakan ketaatan dan kepatuhan pada peraturan yang

dilakukan dengan rasa senang hati, bukan karena dipaksa atau terpaksa.

3. Proses pembelajaran merupakan keseluruhan kegiatan yang dirancang untuk

membelajarkan peserta didik.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan sebuah kerangka atau pola pokok yang

menentukan bentuk skripsi. Di samping itu, sistematika merupakan himpunan

pokok yang menunjukkan setiap bagian dan hubungan antara bagian-bagian

tersebut. Dalam penelitian ini terdiri sebagai berikut :

Bab I berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, kajian pustaka, definisi oprasional dan sistematika pembahasan.

Bab II menjelaskan tentang landasan teori terkait analisis, kedisiplinan

siswa, proses pembelajaran.

Bab III memuat metode penelitian meliputi pendekatan dan jenis penelitian,

sumber penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

8
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi Dan Ananlisis Data Sekunder,
(Cet. 5, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 86
11

Bab IV menguraikan hasil penelitian dan pembahasan dengan mengacu

pada kajian pustaka yang telah dijelaskan pada bab II pada bab ini akan dilakukan

analisis mendalam dari berbagai sumber pustaka dan penafsiran para tokoh.

Bab V berisikan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Bagian

akhir, terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup

penulis.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Analisis Kedisiplinan Siswa

1. Pengertian Analisis

Analisis adalah suatu teknik penelitian untuk membuat rumusan

kesimpulan-kesimpulan dengan mengindetifikasi karakteristik sepesifik

secara sistematis dan objektif dari suatu teks. Dalam tradisi penelitian

komunikasi, analisis ini dilakukan melalui proses identifikasi dan telaah

pesan-pesan yang tertuang dalam suatu teks.9

Analisis (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan

mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media

massa. Pelopor analisis adalah Harold D. Lasswell, yang memelopori teknik

symbol coding, yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis,

kemudian diberi interpretasi. Analisis isi merupakan salah satu metode utama

dari ilmu komunikasi.10

Pengertian analisis yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan

bahwa analisis adalah bukan hanya sekedar penelusuran atau penyelelidikan,

tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sunggguh

9
Asep Saiful Muhtadi dan Maman Abd. Djaliel, Metode Penelitian Dakwah, (Bandung: Cv.
Pustaka Setia, 2003), h. 112.
10
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metode untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial
Lainnya, (Jakarta: Penerbit Kencana Prenda Media Group, 2010), h. 11.

12
13

dengan menggunakan pemikiran yang kritis untuk memperoleh kesimpulan

dari apa yang ditaksir.

2. Pengertian Kedisiplinan

Kata Disiplin (terminologis) berasal dari kata latin disciplina yang

berarti pengajaran, latihan. Disiplin adalah sikap mental yang tercermin

dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat

berupa ketaatan terhadap peraturan-peraturan atau ketentuan yang ditetapkan

untuk tujuan tertentu.11

Disiplin dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBBI) disiplin mempunyai

arti ketaatan dan kepatuhan pada peraturan, tata tertib,dan lainnya. Sedangkan

menurut Arikunto, disiplin belajar adalah kepatuhan sesorang dalam

mengikuti peraturan dan tata tertib, kesadaran yang ada dalam hatinya. 12 Dari

beberapa istilah disiplin dan ketertiban, ada juga yang menggunakan istilah

siasat dan ketertiban. Ketertiban menunjuk pada kepatuhan seseorang dalam

mengikuti peraturan dan tata tertib karena didorong oleh sesuatu dari luar,

guru, kepala sekolah, orang tua dan lain-lain.

Menurut Unaradjan disiplin diri adalah tingkah laku manusia yang

terkontol, terkendali, serta teratur yang berpijak pada kesadaran dan maksud

luhur dari pribadi yang bersangkutan agar keberadaannya selalu

membahagiakan dirinya dan orang lain.13 Disiplin merupakan tingkah laku

11
Muchdarsyah Sinungan, Produktivitas: Apa dan Bagaimana, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
h. 145
12
Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Grasindo, 2008,) h.
30
13
Unarajan dan Dolet, Manajemen Disiplin, (Jakarta: PT. Grasindo, 2003), h. 10
14

yang terkontrol dan kendali. Terkontrol dan kendali yang dimaksud yaitu

mampu mengontrol dan mengendalikan diri dari perbuatan yang melanggar

aturan.

Pandji Anoraga menjelaskan bahwa disiplin merupakan suatu sikap,

perbuatan untuk selalu menaati tata tertib. 14 Sedangkan menurut Hurlock

yang dikutip oleh Anggara berpendapat bahwa salah satu tujuan dari disiplin

adalah membentuk perilaku sedemikian rupa hingga individu akan sesuai

dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat individu itu

diidentifikasikan.15

Kedisiplinan merupakan aspek individu yang mengarahkan pada sikap

untuk mentaati apa yang diharapkan lingkungannya, baik lingkungan

keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam lingkungan keluarga kedisiplinan

yang dimaksud yaitu dengan mentaati peraturan yang telah dibuat oleh

keluarga. Dalam lingkungan sekolah kedisiplinan yang dimaksud yaitu

dengan mentaati peraturan yang telah dibuat oleh sekolah. Sedangkan dalam

lingkungan masyarakat kedisiplinan yang dimaksud yaitu dengan mentaati

peraturan yang telah dibuat oleh masyarakat.16

Disiplin di sekolah merupakan disiplin dalam menaati aturan-aturan

atau tata tertib yang ada di sekolah. Beberapa contoh disiplin di sekolah

14
Pandji Anoraga, Psikologi kerja, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006), h. 46
15
Yoga Dwi Anggara. Implementasi Nilai-Nilai Kedisiplinan Siswa Kelas Iv Sd Unggulan
Aisyiyah Bantul. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 16 Tahun ke IV September 2015. h.
4
16
Umar Wirantasa, Pengaruh Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika,
Jurnal Formatif 7(1): 83-95, 2017 ISSN: 2088-351X
15

misalnya datang tepat waktu, berpakaian sesuai dengan tata tertib, tepat waktu

dalam mengumpulkan tugas, disiplin sikap, dan lain sebagainya. 17

Sedangkan seseorang dikatakan bersiasat jika orang tersebut

menjalankan pengertian di atas maka disimpulkan kedisiplinan adalah suatu

bentuk seseorang dalam mengikuti tata tertib atau peraturan yang harus

dijalankan dan dengan meningkatkan kepentingan umum dan juga

kepentingan diri sendiri. Dalam al-Qur‟ an dijelaskan ayat ayat yang

memerintahkan akhluknya untuk berperilaku disiplin dalam arti ketaatan

pada peraturan yang telah ditetapkan dalam al-Qur‟ an surat An-nisa’ ayat 59

‫ي‬ ‫ي‬ ‫ي‬ ‫و‬ ‫ي‬


‫يوَٰٓاقيو قهَاا صلذيم قنا و قمنومٰٓا اق يطمْاعوا ا صٰ قه قاوق يطمْ عوا ا صلر وس ماقل قاوووصىا مْلق مم ير ياممن وك ممافقَا مناتقنق قَاز معتو مماف مْ ق‬
‫ااَ مٍْافق ورود مو ُوا‬
‫ِۗ ي‬ ‫ي‬ ‫و‬ ‫ي‬ ‫ي و‬
‫اخمْ ٌرا لوق مح قس وناتقأم يويمًا‬
‫ل‬ ‫ك ق‬ ‫صقىا صٰ يه قاو صلر وس مايلا منا وكمن تو مماتو مؤيمنو ما قنابيَاصٰ يه قاو صمْق ماما م وْل يخ يرا وذص ق‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat
tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
(Q.S. An- Nisa 59).18

Di samping mengandung arti taat dan patuh pada peraturan, disiplin

juga mengandung arti kepatuhan kepada perintah pemimpin, perhatian dan

control yang kuat terhadap penggunaan waktu tanggungjawab atas tugas yang

diamanahkan, serta kesungguhan terhadap bidang keahlian yang ditekuni.

Islam mengajarkan kita agar benar-benar memperhatikan dan

mengaplikasikan nilai-nilai kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari untuk

membangun kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik. Seperti perintah

17
Ibid,…h. 4
18
Depag RI, Al- Qura’an Ku Dengan Tajwid Blok Warna, Jakarta: Lautan Lestari, 2004, h.87
16

untuk memperhatikan dan menggunakan waktu sebaik-baiknya. Q.S Al-Asr

Ayat 1-2

‫ىاخ مسر يِا‬ ‫اٱْل و ي‬‫وٱصم قع م ي ي ي ي‬


‫َّرِااإ لن م ق‬
‫نس قناصقف و‬ ‫ق‬
Artinya: 1. demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-
benar dalam kerugian.( Q.S, Al- Asr 1-2).19

Dari ayat di atas dapat di simpulkan bahwa kita harus disiplin

pandaipandai menggunakan waktu sebaik-baiknya. Tapi jangan pula kita

gunakan waktu untuk kepentingan akhirat namun mengorbangkan

kepentingan duniawi, atau sebaliknya. Menggunakan waktu dalam usaha

mencari karunia dan ridha Allah, hendaknya seimbang dan proposional.

Selanjutnya pengertian disiplin atau siasat menunjuk pada kepatuhan

seseorang dalam mengikuti tata tertib karena didorong kesadaran yang ada

pada hatinya. Itulah sebabnya biasanya ketertiban itu terjadi dahulu,

kemudian berkembang menjadi siasat. Disiplin adalah suatu kondisi yang

tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang

menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau

ketertiban”.20 Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli di atas maka

dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta melalui

proses latihan yang dikembangkan menjadi serangkaian prilaku yang di

dalamnya terdapat unsur-unsur ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketertiban dan

19
Depag RI, Al- Qura’an Ku Dengan Tajwid Blok Warna, Jakarta: Lautan Lestari, 2004, h.
601
20
Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Grasindo, 2008,) h.
89
17

semua itu dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab tanpa adanya unsur

keterpaksaan dari siapapun.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu

sikap atau perbuatan yang menaati dan mematuhi peraturan yang telah

ditetapkan, baik di dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Disiplin itu sendiri memiliki beberapa kriteria. Menurut Ali Imron

disiplin dibagi menjadi tiga, yaitu:21

Pertama, Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian.

Menurut konsep ini peserta didik dikatakan memiliki kedisiplinan yang tinggi

jika mau duduk tenang sambil memperhatikan penjelasan guru saat guru

sedang mengajar. Kedua, Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep

permissive. Menurut konsep ini peserta didik haruslah diberikan kebebasan

seluas luasnya di dalam kelasnya. Tata tertib atau aturan – aturan di kelas

dilonggarkan dan tidak perlu mengikat peserta didik. Ketiga, Disiplin yang

dibangun berdasarkan konsep kebebasan terkendali atau kebebasan yang

bertanggung jawab. Disiplin demikian memberikan kebebasan seluas-luasnya

kepada peserta didik untuk berbuat apa saja, tetapi konsekuensi dari

perbuatan itu haruslah ia tanggung. Konsep ini merupakan konvergensi antara

konsep otoritarian dan permissive.

21
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012),
h. 173-174
18

3. Macam-Macam Disiplin

Adapun macam disiplin berdasarkan ruang lingkup berlakunya

ketentuan atau peraturan yang harus dipatuhi, dapat dibedakan sebagai

berikut:22

Disiplin diri, Disiplin diri (disiplin pribadi atau swadisiplin), yaitu

apabila peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan itu hanya berlaku bagi

diri seseorang. Disiplin ini hanya dilakukan personal yang mengikat dirinya

sendiri. Misalnya, disiplin belajar, disiplin bekerja, dan disiplin beribadah.

Disiplin sosial, Disiplin sosial adalah apabila ketentuan-ketentuan atau

peraturanperaturan itu harus dipatuhi oleh orang banyak atau masarakat.

Misalnya, disiplin lalu lintas, dan disiplin menghadiri rapat.

Disiplin nasional, Disiplin nasional tidak lain dari kesadaran nasional

akan tatanan masyarakat yang berlaku serta ketaatan kepada peraturan

perundangundangan. Memasyarakatkan kesadaran hukum merupakan salah

satu upaya menegakkan disiplin nasional.

Sikap disiplin sangat penting bagi setiap siswa. Dengan disiplin akan

membuat seorang siswa memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang

baik, juga merupakan suatu proses ke arah pembentukan watak yang baik.

4. Fungsi Disiplin

Disiplin sangat penting dan dibutuhkan setiap siswa. Disiplin menjadi

prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata kehidupan berdisiplin

22
Sugeng Haryono, Pengaruh Kedisiplinan Siswa Dan Motivasi Belajar,,. h. 265
19

yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar dan kelak ketika

bekerja. Tu’u menjelaskan fungsi disiplin sebagai berikut:

Menata kehidupan bersama, Disiplin berguna untuk menyadarkan

seseorang bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati

dan mematuhi peraturan yang berlaku. Ketaatan dan kepatuhan itu membatasi

dirinya merugikan pihak lain, tetapi hubungan dengan sesama menjadi baik

dan lancar. Jadi, fungsi disiplin yaitu mengatur tata kehidupan manusia dalam

kelompok tertentu atau masyarakat.

Membangun kepribadian, Kepribadian merupakan keseluruhan sifat,

tingkah laku dan pola hidup seseorang yang tercermin dalam penampilan,

perkataan dan perbuatan sehari-hari. Pertumbuhan kepribadian seseorang

biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga, pergaulan, masyarakat

dan sekolah. Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut

memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Jadi, lingkungan

yang berdisiplin baik sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang.

Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiaannya, tentu

lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tenteram, sangat berperan

dalam membangun kepribadian yang baik.

Melatih kepribadian Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan

berdisiplin tidak terbentuk dalam waktu singkat. Semua itu terbentuk melalui

proses panjang yang disebut latihan. Demikian pula, kepribadian yang tertib,

teratur, taat, patuh, perlu dibiasakan dan dilatih. Latihan yang berulang-ulang
20

diperlukan agar kepribadian berdisiplin yang sudah terbentuk tidak mudah

terpengaruh oleh hal-hal yang kurang baik.

Pemaksaan, Disiplin adalah sikap mental yang mengandung kerelaan

mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam

menunaikan tugas dan tanggung jawab. Disiplin dapat terjadi karena dua hal.

Pertama, disiplin terjadi karena dorongan kesadaran diri. Kedua, disiplin

terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar. Disiplin atas dasar

paksaan akan cepat pudar dan memberi pengaruh kurang baik bagi anak.

Namun, disiplin berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk

mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan itu.

Hukuman, Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus

dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi atau hukuman bagi yang

melanggar tata tertib tersebut. Sanksi tersebut diharapkan mempunyai nilai

pendidikan, tidak hanya bersifat menakut-nakuti siswa saja. Tata tertib yang

sudah disusun dan disosialisasikan seharusnya diikuti dengan penerapan

secara konsisten dan konsekuen. Siswa yang melanggar peraturan harus

diberi sanksi disiplin agar tidak mengulangi perbuatannya lagi dan menyadari

bahwa perbuatan yang salah akan membawa akibat yang tidak menyenangkan

dan harus ditanggung olehnya.

Menciptakan lingkungan kondusif, Sekolah merupakan ruang lingkup

pendidikan. Dalam proses pendidikan terdapat proses mendidik, mengajar

dan melatih. Sekolah sebagai ruang lingkup pendidikan perlu menjamin

terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Kondisi yang baik bagi proses
21

tersebut yaitu kondisi aman, tenteram, tertib, teratur, saling menghargai dan

hubungan pergaulan yang baik. Apabila kondisi itu terwujud, sekolah akan

menjadi lingkungan kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Di tempat

seperti itu, potensi dan prestasi siswa akan mencapai hasil optimal. Disiplin

sekolah berfungsi mendukung terlaksanakannya proses dan kegiatan

pendidikan.23

5. Indikator Kedisiplinan

Berdasarkan dimensi disiplin belajar di atas, maka peneliti

mengembangkan dimensi tersebut menjadi indikator-indikator disiplin

belajar antara lain:24

a. Disiplin dalam masuk sekolah, dijabarkan menjadi beberapa indikator

yaitu siswa aktif masuk sekolah, tepat waktu masuk kelas dan sekolah,

menataati tata tertib yang terkait dengan pakaian seragam sekolah, datang

disekolah tepat waktu.

b. Disiplin dalam mengikuti pelajaran di sekolah, dijabarkan menjadi

beberapa indikator yaitu aktif mengikuti jam pelajaran, mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan guru, berperilaku santun dalam suasana

pembelajaran, melakukan apa yang diperintahkan guru terkait kegiatan

pembelajaran, menyelesaikan tugas dari guru tepat waktu, kelengkapa

catatan pembelajaran.

23
Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Grasindo, 2004), h.
38-42
24
Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Grasindo, 2004), h.
38-42
22

c. Disiplin dalam mengerjakan tugas, dijabarkan menjadi beberapa

indikator yaitu mandiri dalam mengerjakan tugas, mengumpulkan tugas

dengan tepat waktu, mengerjaka tugas yang diberikan guru, (membangun

efering behavior), menyelesaikan tugas tepat waktu

d. Disiplin dalam menaati tata tertib sekolah, dijabarkan menjadi beberapa

indikator yaitu memakai seragam sesuai jadwal, selalu mengikuti apel

pagi, dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah, mentaati tata tertib

yang terkait dengan aturan atau tata cara berpakaian.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Siswa

Kedisiplinan bukan sesuatu yang terjadi secara otomatis atau spontan

pada diri seseorang melainkan sikap tersebut terbentuk atas dasar beberapa

faktor yang mempengaruhinya, yakni faktor intern dan faktor ekstern yang

akan dipaparkan diawah ini:

a. Faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang

bersangkutan, faktor-faktor tersebut meliputi:

Faktor Pembawaan, menurut aliran nativisme bahwa nasib anak

itu sebagian besar berpusat pada pembawaannya sedangkan pengaruh

lingkungan hidupnya sedikit saja. Baik buruknya perkembangan anak,

sepenuhnya bergantung pada pembawaannya.25 Pendapat itu

menunjukkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan orang

25
Muhammad Kasiran, Ilmu Jiwa Perkembangan, (Surabaya: Usaha Nasional, 2010), h. 27
23

bersikap disiplin adalah pembawaan yang merupakan warisan dari

keturunannya.

Faktor kesadaran, Kesadaran adalah hati yang telah terbuka atas

pikiran tentang apa yang telah dikerjakan. Disiplin akan lebih mudah

ditegakkan bilamana imbul dari kesadaran setiap insan, untuk selalu

mau bertindak taat, patuh, tertib, teratur bukan karena ada tekanan atau

paksaan dari luar.26 Berdasarkan pernyataan tersebut menunjukkan jika

seseorang memiliki kesadaran atau pikirannya telah terbuka untuk

melaksanakan disiplin maka iapun akan melakukan.

Faktor minat dan motivasi, Minat adalah suatu perangkat manfaat

yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan-

perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-

kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu

pilihan.27 Sedangkan motivasi adalah suatu dorongan atau kehendak

yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan tertentu

untuk mencapai tujuan tertentu.28 Dalam disiplin, minat dan motivasi

sangat berpengaruh untuk meningkatkan keinginan yang ada dalam diri

seseorang. Jika minat dan motivasi seseorang dalam berdisiplin sangat

kuat maka dengan sendirinya ia akan berperilaku disiplin tanpa

menunggu dorongan dari luar.

26
joko Widagdho et.al., Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 152
27
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Perkembangan Jiwa Anak, (Jakarta: Rajawali, 2006), h.
46.
28
Tursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara, 2001), h. 26.
24

Faktor pengaruh pola pikir, Ahmad Amin dalam bukunya yang

berjudul Etika mengatakan bahwa:

Ahli ilmu jiwa menetapkan bahwa pikiran itu tentu mendahului


perbuatan, maka perbuatan berkehendak itu dapat dilakukan setelah
pikirannya. Pola pikir yang telah ada terlebih dahulu sebelum tertuang
dalam perbuatan sangat berpengaruh dalam melakukan suatu kehendak
atau keinginan. Jika orang mulai berpikir akan pentingnya disiplin
maka ia akan melakukannya.29

b. Faktor Ekstern yaitu faktor yang berada di luar diri orang yang

bersangkutan. Faktor ini meliputi :

Sanksi dan Hukuman, hukuman adalah perbuatan yang secara

intensional diberikan, sehingga menyebabkan penderitaan lahir batin

diarahkan untuk membuka hati nurani dan penyadaran si penderita akan

kesalahan yang telah dilakukan.30 Fungsi hukuman dalam pendidikan

sebagai alat untuk memberikan sanksi kepada siapapun yang

melakukan pelanggaran, sehingga sanksi atau hukuman sebagai bentuk

penyadaran.

Contoh atau Teladan, Teladan atau modelling adalah contoh

perbuatan dan tindakan sehari-hari dari seseorang yang berpengaruh.

Keteladanan merupakan salah satu teknik pendidikan yang efektif dan

sukses, karena teladan itu menyediakan isyarat-isyarat non verbal

sebagai contoh yang jelas untuk ditiru. Mengarang buku mengenai

pendidikan adalah mudah begitu juga menyusun suatu metodologi

29
Schaefer, Cara Efektif Mendidik., h.14.
30
Kartini Kartono, Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis, (Bandung: Mandar Maju, t.t.), h. 261.
25

pendidikan namun hal itu masih berupa tulisan di atas kertas, selama

tidak bisa terjemah menjadi kenyataan yang hidup. 31

Nasihat, di dalam jiwa terdapat pembawaan untuk terpengaruh

oleh kata-kata yang didengar. Oleh karena itu teladan dirasa kurang

cukup untuk mempengaruhi seseorang agar berdisiplin. Menasihati

berarti memberi saran-saran percobaan untuk memecahkan suatu

masalah berdasarkan keahlian atau pandangan yang objektif. 32

Faktor Latihan, melatih berarti memberi anak-anak pelajaran

khusus atau bimbingan untuk mempersiapkan mereka menghadapi

kejadian atau masalah-masalah yang akan datang. Latihan melakukan

sesuatu dengan disiplin yang baik dapat dilakukan sejak kecil sehingga

lama-kelamaan akan terbiasa melaksanakannya, jadi dalam hal ini sikap

disiplin yang ada pada seseorang selain berasal dari pembawaan bisa

dikembangkan melalui latihan.33

Faktor Lingkungan, salah satu faktor yang menunjang

keberhasilan pendidikan yaitu lingkungan, demikian juga dalam

disiplin. Lingkungan sekolah misalnya dalam kesehariannya siswa

terbiasa melakukan kegiatan yang tertib dan teratur karena lingkungan

yang mendukung serta memaksanya untuk berdisiplin.

Faktor Metode, Metode pembelajaran adalah suatu cara atau

upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar-mengajar

31
Schaefer, Cara Efektif Mendidik., h. 14.
32
Ibid., h. 130.
33
Ibid., h. 176.
26

pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pembelajaran ini

sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak

menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga

para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut

dengan mudah.34

Pengaruh Kelompok, pembawaan dan latihan memang sangat

berpengaruh dalam kedisiplinan, perubahan dari lahir yang ditunjang

latihan bisa dikembangkan jika terpengaruh oleh suatu kelompok yang

berdisiplin, tapi pembawaan yang baik ditunjang dengan latihan yang

baik bisa jadi tidak baik jika terpengaruh oleh suatu kelompok yang

tidak baik demikian juga sebaliknya. Seperti dikemukakan oleh

Zakiyah Daradjat dalam buku yang berjudul Ilmu Jiwa Agama bahwa

“para remaja sangat memperhatikan penerimaan sosial dari teman-

temannya, ingin diperhatikan dan mendapat tempat dalam kelompok

teman-temannya itulah yang mendorong remaja meniru apa yang

dibuat, dipakai dan dilakukan teman-temannya”.35 Apa yang

dikemukakan tersebut menunjukkan bahwa pengaruh kelompok lebih

kuat dibanding yang lain karena tidak dapat disangkal bahwa manusia

sebagai makhluk sosial dan bersosialisasi merupakan kebutuhan yang

tidak dapat dihindari.

34
Kartini Kartono, Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis, (Bandung: Mandar Maju, t.t.), h. 261.
35
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2007), h. 88
27

7. Urgensi Disiplin

Perilaku negatif sebagian remaja, pelajar, dan mahasiswa pada akhir-

akhir ini telah melampaui batas kewajaran karena telah menjurus pada

tindakan melawan hukum, melanggar tata tertib, melanggar moral agama,

kriminal, dan telah membawa akibat yang sangat merugikan masyarakat.

Mulyasa mengungkapkan, disiplin perlu untuk perkembangan anak, karena ia

memenuhi beberapa kebutuhan tertentu.

Dengan demikian disiplin memperbesar kebahagiaan dan penyesuaian

pribadi dan sosial anak. Beberapa dari kebutuhan yang diisi oleh disiplin

yaitu:

a. Disiplin memberi anak rasa aman dengan memberitahukan apa yang

boleh dan yang tidak boleh dilakukan.

b. Dengan disiplin membantu anak menghindari perasaan bersalah dan rasa

malu akibat perilaku yang salah.

c. Dengan disiplin, anak belajar bersikap menurut pada cara yang akan

mendatangkan pujian, yang akan ditafsirkan anak sebagai tanda kasih

sayang dan penerimaan.

d. Disiplin yang sesuai dengan perkembangan, berfungsi sebagai motivasi

pendorong ego yang mendorong anak mencapai apa yang diharapkan

darinya.

e. Disiplin membantu anak mengembangkan hati nurani menjadi

pembimbing dalam pengambilan keputusan dan pengendalian perilaku.36

36
Hurlock, Child Development., h. 97.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan yang bersifat kulitatif deskriptif.

Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian yang dilakukan secara wajar dan

natural sesuai dengan kondisi obyektif di lapangan tanpa adanya manipulasi, serta

jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif.37 Penelitian kualitatif

ditunjukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas

sosial, sikap, kepercayaan, persepsi dan pemikiran manusia secara individu maupun

kelompok.38 Dalam hal ini peneliti ingin mendapatkan data secara kualitatif untuk

dideskripsikan berkenaan dengan Analisis Kedisiplinan Siswa Dalam Proses

Pembelajaran PAI . Tidak hanya itu, peneliti juga ingin menganalisis aktivitas-

aktivitas yang berkenaan dengan kedisiplinan.

Sedangkan pendeketan penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah deskriptif, data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-

kata atau gambar dari pada suatu angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi

kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti

37
Zainal Arifin, Penenlitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 140
38
M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almansur, Metode Penelitian Kualitatif,(Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), h.13.

28
29

presentasi. Data tersebut mencakup transkip wawancara, catatan lapangan,

fotografi, dokumen pribadi, memo dan rekaman-rekaman resmi lainnya.39

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, peneliti kualitatif sebagai human instrument,

berfungsi menciptakan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,

melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data

dan membuat kesimpulan atas temuannya. 40

C. Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi sasaran penelitian adalah SMPN 01 Blega Kabupaten

Bangkalan, lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian didasarkan pada

pertimbangan peneliti pada peserta didik yang suadah mulai menurun sikap

kedisiplinannya, Dan penelitian ini melibatkan peserta didik dan guru mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam.

D. Sumber Data

Data kualitatif diperoleh dari hasil pengumpulan data dengan menggunakan

berbagai metode pengumpulan data41. Sumber data dalam penelitian kualitatif ialah

kata-kata dan tindakan. Selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-

lain. Suharsimi mendefinisikan bahwa sumber data dalam penelitian adalah subjek

dimana data diperoleh.42

39
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2010), h.3.
40
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013), h.222.
41
Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2007),h. 87
42
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: PT Bima
Karya, 1989), h. 102
30

Data primer, Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari sumber pertamanya. 43 Data primer yaitu data yang langsung

dikumpukan oleh peneliti dari sumber utamanya (informan). Dalam penelitian ini,

data primer berarti wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam dan siswa

SMPN 01 Blega Kabupaten Bangkalan.

Data Sekunder, Data sekunder adalah data yang biasanya telah tersusun

dalam bentuk dokumen-dokumen misalnya data mengenai demografis suatu daerah

data mengenai produktifitas suatu perguruan tinggi, dan mengenai persediaan

pangan di suatu daerah dan sebagainya. 44

Data sekunder dalam penelitian ini berupa dokumen-dokumen, arsip, poto,

dan dokumen terkait dengan profil SMPN 01 Blega Kabupaten Bangkalan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan dan memperoleh sebuah data di lapangan secara

konkrit, penulis dalam mengumpulkan data-data dengan metode sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Melalui observasi,

peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Observasi

yang digunakan oleh peneliti ini adalah observasi partisipan pasif, yang mana

peneliti datang ketempat kegiatan orang yang di amati tetapi tidak ikut terlibat

dalam kegiatan tersebut. Selain itu juga, peneliti menggunakan observasi

terus terang atau tersamar. Yang mana peneliti melakukan pengumpulan data

43
Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,1998), h.84
44
Sumadi Suryabrata, Metode Peneliian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h.85
31

dengan menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa sedang

melakukan penelitian. Jadi objek penelitian mengetahui sejak awal sampai

akhir tentang aktivitas peneliti. Tapi suatu saat peneliti tidak terus terang atau

tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang

dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau

dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk

melakukan observasi.45 Peneliti mengamati langsung dalam proses

pembelajaran di kelas.

2. Metode Interview (Wawancara)

Metode interview (wawancara),Teknik ini merupakan teknik

pengumpulan data yang khas bagi penelitian kualitatif.46 Wawancara adalah

proses tanya jawab didalam penelitian yang berlangsung secara lisan yang

terdiri atas dua orang dengan cara bertatap muka secara langsung untuk

mendapatkan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Esterberg

mendefinisikan wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat

dikontribusikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara yang

dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara semi

terstruktur (semi instructure interview). Jenis wawancara ini sudah termasuk

kategori im-dept-interview, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila

dibandingkan wawancara terstuktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah

45
Sugiono, Op.cit.,h. 228.
46
S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung,Tarsito), h, 78
32

untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang

diajak wawancara dimintai pendapat, ide-idenya dalam melakukan

wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang

dikemukakan oleh informan. 47 Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara

kepada guru Pendidikan Agama Islam yang bersangkutan untuk mendapatkan

informasi dan peneliti membuat pertanyaan yang sifatnya terbuka agar

informasi yang diperoleh lebih luas.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumntasi adalah metode pengumpulan data dengan cara

mengambil data baik tertulis berupa catatan atau sejenisnya maupun data

tidak tertulis seperti foto kegiatan dan rekaman untuk menunjang dengan

tujuan penelitian. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.48

Metode dokumentasi peneliti gunakan untuk memperoleh dokumen-

dokumen penting seperti profil SMPN 01 Blega Kabupaten Bangkalan,

sejarah, struktur organisasi dan dokumentasi sarana dan prasarana yang ada

di SMPN 01 Blega Kabupaten Bangkalan.

F. Teknis Analisis Data

Dalam menganalisis permasalahan ini, metode yang digunakan adalah

metode deskriptif dengan beberapa tahapan yaitu identifikasi. Klasifikasi

selanjutnya dilakukan interpretasi dengan menggunakan pendekatan-pendekatan

47
Sugiono, Op.cit., h.233
48
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2004), h. 106
33

kualitatif dan menganalisa data untuk mendapatkan keterangan yang mendalam dari

obyek yang bersangkutan.

Adapun maksud dari tahapan-tahapan tersebut di atas adalah:Tahap

pertama, yaitu identifikasi dengan mengenal dan mengetahui lingkungan yang

diteliti baik internal maupun eksternal. Peneliti disini harus mangenal dan

mengetahui keadaan obyek penelitian. Tahap kedua, klasifikasi yaitu peneliti

mengelompokkan dan mengoreksi sumber data apa yang dibutuhkan. Tahap ketiga,

interpretasi yaitu peneliti menafsirkan metode yang akan digunakan untuk

memperoleh data yang dibutuhkan dengan menggunakan pendekatan-pendekatan

kualitatif dan skala likert.

Tabel 3.1
Kriteria presentase kedisiplinan siswa pada saat proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam
Persentase yang diperoleh
NO Kategori
(x)
1 81-100 Sangat Baik
2 61-80 Baik
3 41-60 Cukup
4 21-40 Kurang Baik
5 1-20 Sangat Kurang Baik

G. Keabsahan Data

Selain menganalisis data, peneliti juga harus menguji keabsahan data agar

memperoleh data yang valid. Untuk menetapkan keabsahan data tersebut

diperlukan teknik pemeriksaan. Adapun teknik yang digunakan dalam pemeriksaan

tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, Ketekunan pengamatan, Teknik ini menuntut agar peneliti

kualitatif mampu menguraikan secara rinci bagaimana proses penemuan secara


34

tentative dan penelaahan secara rinci tersebut dapat dilakukan.49 Berkenaan dengan

hal ini, peneliti mengikuti dan mengamati pelaksanaan pembelajaran PAI guna

memahami lebih mendalam kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung.

Kedua, Triangulasi, Triangulasi adalah teknik pemerkasaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar dari itu untuk pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah triangulasi sumber, menurut Patton berarti dengan cara

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. 50

49
M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almansyur, Op. cit. h. 321.
50
M. Djunaidi Ghony & Fuzan Almansyur, Op.cit. h. 322
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Paparan Data

1. Analisis Kedisiplinan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMPN 01 Blega Kabupaten Bangkalan

Pada hakikatnya, kedisiplinan belajar diartikan sebagai tindakan yang

mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan yang didukung oleh kesadaran untuk

menunaikan tugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan

pembelajaran.51

Menanamkan kedisiplinan dalam belajar kepada anak berarti

membimbing dan mengarahkan pada tujuan tertentu untuk memperoleh hasil

yang lebih baik. Tujuan kedisiplinan belajar adalah mengajarkan kepatuhan.

Ketika kita melatih anak untuk mengalah, kita sedang mengajarkan mereka

melakukan sesuatu yang benar untuk alasan yang tepat. Pada awalnya,

kedisiplinan yang terbentuk bersifat eksternal (karena diharuskan orang

tua/lingkungan luar), tetapi kemudian menjadi sesuatu yang internal, menyatu

kedalam kepribadian anak sehingga disebut sebagai kedisiplinan diri.52Ada

beberapa indikator kedisiplinan siswa yang ada di SMPN 01 Blega

diantaranya adalah:

51
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 173
52
Siska Yuliantika, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Belajar Siswa, E-
Journal Vol: 9 No. 1 Tahun 2017, Diakses pada tanggal 16 Agustus 2022.

35
36

a. Disiplin dalam Masuk Sekolah

Disiplin dalam masuk sekolah dapat dijabarkan dua indikator

yaitu siwa aktif masuk sekolah dan siswa tepat waktu masuk kelas.

Dalam hal kedisiplinan siswa pada saat masuk sekolah maupun

masuk kelas pembelajaran pendidikan agama Islam, sekolah SMPN 01

Blega sudah bisa dikatakan cukup baik. Hal ini ditegaskan oleh Ahmad

Rofiq selaku guru Pendidikan Agam Islam:

“Dalam proses pembelaran PAI kedisiplinan siswa ini cukup baik


meskipun masih ada sebagian siswa yang sering bermasalah dengan
tingkat kedisiplinannya, kebetulan saya memgang berapa kelas dan
kelas saya pegang rata-rata sudah cukup baik dengan tingkat
kedisiplinannya.” 53

Hal ini pun juga senada dengan apa yang saya wawancarakan

dengan guru Pendidikan Agama Islam SMPN 01 Blega.

“Dalam pembelajaran saya, apabila terdapat siswa yang kurang disiplin


tentu akan saya tegur dan nasehati, Karena itu salah satu dari tugas
pengelolaan kelas dalam pembelajaran PAI bagi guru, karena
pengelolaan kelas juga penting dalam proses pembelajaran PAI. Namun
dalam hal lain, kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran PAI
sudah bisa dikatakan cukup baik, karena dari kebanyakan siswa hanya
beberapa yang sering bermasalah dengan tingkat kedisiplinannya.” 54

b. Disiplin mengikuti Pelajaran

Kedisiplinan siswa dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa

terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajar di

sekolah meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan

53
Ahamad Rofiq, Wawancara, Bangkalan 14 Agustus 2022.
54
Ahmad Syarofi, Wawancara, Bangkalan 14 Agustus 2022.
37

siswa dalam berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan

sekolah, dan lain sebagainya.

Dalam hal disiplin waktu proses pembelajaran di SMPN 01 Blega

sendiri masih ada siswa yang sering berbicara dengan teman

sebangkunya bahkan ada yang ijin ke kamar mandi hanya untuk tidak

mengikuti jam pelajaran, hal ini disampaikan oleh guru pendidikan

agam Islam:

“Pada saat proses pembelajaran mas, kadang siswa erbicara sendiri


dengan sebangkunya bahkan ada yang ijin ke kamar mandi hanya untuk
tidak mengikuti jam pelajaran, saya sendiri sebagai guru tidak pernah
berhenti untuk mengingatkan siswa.”55

Diketahui bahwa disiplin yang dilakukan oleh siswa dalam proses

pembelajaran yang diikuti tersebut sangat bermanfaat tidak hanya untuk

pribadi siswa itu sendiri akan tetapi juga berpengaruh pada lingkungan

sekitarnya.

Dikatakan demikian karena jika seorang siswa yang sudah

terbiasa sebagai siswa yang disipilin tentu akan mudah dalam

mengerjakan segala sesuatu baik itu kegiatan sekolah maupun di luar

sekolah.

c. Disiplin dalam Mengerjakan Tugas

Mengerjakan tugas merupakan salah satu tindakan yang disiplin,

sekaligus kewajiban seorang pelajar. Tindakan atau kebiasaan ini jika

55
Ahamad Rofiq, Wawancara, Bangkalan 14 Agustus 2022.
38

dilakukan secara rutin akan membawa dampak positif bagi diri pelajar

maupun lingkungan sekitarnya.

Dalam hal ini di SMPN 01 Blega masih ada beberapa siswa yang

kadang jarang mengumpulkan tugas kelas, hal ini sebagaimana di

sampaikan oleh guru pendidikan agama Islam SMPN 01 Blega:

“Dalam kelas saya ketika ada tugas, saya aka mengumumkan


kepada siswa bahwa yang tidak mengerjakan tugas tidak akan
mendapatkan nilai dan akan di beri hukuman.”56

Menurut hasil wawancara di atas bahwa disiplin siswa dalam

mengerjakan tugas sangat diperlukan karena dampak negatif yang

dihasilkan dari tidak mengumpulkan tugas waktu adalah rasa disiplin

menjadi berkurang, dikhawatirkan kebiasaan ini akan selalu dilakukan

jika tidak diubah.

Selain itu, dampak negatif lainnya adalah tugas jadi menumpuk,

ketinggalan pelajaran, tidak fokus ketika belajar atau mendengarkan

penjelasan guru, memiliki kebiasaan untuk menyepelekan tugas, dan

mengingkari tanggung jawab sebagai seorang pelajar.

d. Disiplin dalam Mentaati Tata Tertib

Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh dalam melakukan

pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya atau dengan kata

lain suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam melaksanakan

tanggung jawab sudah seharusnya dilakukan. Disiplin sebagai

56
Ahamad Rofiq, Wawancara, Bangkalan 14 Agustus 2022.
39

kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan

dorongan dari dalam diri sendiri.

Tata tertib berarti seperangkat peraturan yang berlaku untuk

menciptakan kondisi yang tertib dan teratur. Kepatuhan dan ketaatan

siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di

sekolahnya itu bisa disebut dengan disiplin siswa.

Di SMPN 01 Blega sendiri terkait dengan disiplin mentaati tata

tertib, masih ada sebagian siswa yang sering bolos sekolah bahkan ada

yang nongkrong di kantin pada saat jam pelajaran berlangsung, ini

sebagaimana yang telah peneliti wawancarakan kepada guru BK SMPN

01 Blega:

“Pada saat proses pembelajaran berlangsung, tidak jarang saya


mengontrol di sekitar sekolah. Ada sebagian siswa yang tidak
mengikuti apel, kadang nongkrong di kantin pada saat proses
pembelajaran berlangsung bahkan ada yang bolos di jam aktif
sekolah.”57

Menanamkan disiplin pada siswa melalui penerapan tata tertib di

sekolah tidak dapat dilakukan dengan hanya mengandalkan kekuasaan

kepala sekolah semata. Sebagai sebuah langkah stategis, maka

diperlukan keterlibatan berbagai elemen yang terkait langsung dengan

kepentingan sekolah. Karenanya strategi penerapan tata tertib sekolah

dilakukan dengan melakukan sosialisasi pada orang tua siswa dan

masyarakat, melibatkan organisasi siswa intra sekolah (OSIS), gerakan

pramuka, serta kegiatan ekstrakulikuler yang lain.

57
Tutik Miftahul Falah, Wawancara, Bangkalan 14 Agustus 2022
40

Tabel 4.1
Lembar hasil observasi di SMPN 01 Blega

Keterangan
Aspek Indicator
Iya Tidak
Siswa aktif masuk kelas 
Tepat waktu masuk kelas / sekolah 
Disiplin dalam
Menataati tata tertib yang terkait dengan 
masuk sekolah
pakaian seragam sekolah
Datang disekolah tepat waktu. 
Aktif mengikuti jam pelajaran 
Mengerjakan tugas tugas yang diberikan

guru
Berperilaku santun dalam suasana
Disiplin dalam 
pembelajaran
mengikuti
Melakukan apa yang diperintahkan guru 
pelajaran
terkait kegiatan pembelajar
Menyelesaikan tugas dari guru tepat
waktu, kelengkapa catatan 
pembelajaran.
Mandiri dalam mengerjakan tugas 
Mengumpulkan tugas dengan tepat
Disiplin dalam 
waktu
mengerjakan
Mengerjaka tugas yang diberikan guru,
tugas 
(membangun efering behavior)
Menyelesaikan tugas tepat waktu 
Memakai seragam sesuai jadwal 
Disiplin menaati Menjaga kebersihan sekolah 
tata tertib sekolah Mentaati tata tertib yang terkait dengan

aturan atau tata cara berpakaian
Jumlah 26 0
Skor 81,25

Keterangan
YA: 2
TIDAK: 0

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 = 𝑋 100
skor maksimum
26
= X 100
32
=81,25
41

Tabel 4.2
Lembar hasil observasi di SMPN 01 Blega

Keterangan
Aspek Indicator
Iya Tidak
Siswa aktif masuk kelas 
Tepat waktu masuk kelas / sekolah 
Disiplin dalam
Menataati tata tertib yang terkait dengan
masuk sekolah 
pakaian seragam sekolah
Datang disekolah tepat waktu. 
Aktif mengikuti jam pelajaran 
Mengerjakan tugas tugas yang diberikan

guru
Berperilaku santun dalam suasana
Disiplin dalam 
pembelajaran
mengikuti
Melakukan apa yang diperintahkan guru
pelajaran 
terkait kegiatan pembelajar
Menyelesaikan tugas dari guru tepat
waktu, kelengkapa catatan 
pembelajaran.
Mandiri dalam mengerjakan tugas 
Mengumpulkan tugas dengan tepat
Disiplin dalam 
waktu
mengerjakan
Mengerjaka tugas yang diberikan guru,
tugas 
(membangun efering behavior)
Menyelesaikan tugas tepat waktu 
Memakai seragam sesuai jadwal 
Disiplin menaati Menjaga kebersihan sekolah 
tata tertib sekolah Mentaati tata tertib yang terkait dengan

aturan atau tata cara berpakaian
Jumlah 24 0
Skor 75

Menurut keterangan tabel yang sesuai dengan skala likert di atas, maka

kedisplinan siswa di SMPN 01 Blega menunjukkan angka 81,25 yang termasuk

kategori sangat baik.


42

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Kedisiplinan Siswa dalam Proses

Pembelajaran PAI di SMPN 01 Blega Kabupaten Bangkalan

a. Faktor Pendukung

Kedisiplinan adalah suatu keadaan yang tercipta melalui proses

latihan yang dikembangkan menjadi serangkaian perilaku yang di

dalamnya terdapat unsur-unsur ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketertiban

yang semua itu dilakukan sebagai tanggung jawab yang bertujuan untuk

mawas diri agar diterima di lingkungan sosial. Kedisiplinan jelas muncul

bukan secara spontan atau langsung dimiliki oleh pribadi seseorang,

melainkan karena adanya pembinaan yang dilakukan secara terus-

menerus sehingga tercipta sikap disiplin dan karena adanya faktor-faktor

lain yang mempengaruhi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebutlah yang menjadikan

faktor pendukung seseorang untuk mau menjalankan kedisiplinan. Di

SMPN 01 Blega sendiri terdapat beberapa faktor pendukung yang

menjadikan siswa mau menjalankan kedisiplinan, faktor-faktor tersebut

yaitu :

Kesadaran siswa menjadi faktor yang penting peranannya dalam

membina kedisiplinan siswa karena dengan adanya kesadaran diri, maka

proses membina kedisiplinan akan lebih mudah ditegakkan. Siswa akan

mau menjalankan disiplin apabila siswa tersebut sadar bahwa disiplin

memang penting untuk dijalankan. Apabila siswa tidak memiliki

kesadaran dalam dirinya untuk melakukan disiplin, maka itu akan lebih
43

sulit dalam proses membina. Di SMPN 01 Blega sendiri kesadaran siswa

menjadi salah satu faktor pendukung Guru Pendidikan Agama Islam

dalam membina kedisiplinan siswa.

Hal ini sebagaimana telah disampaikan oleh bapak Ahmad Rofiq

selaku guru Pendidikan Agma Islam di SMPN 01 Blega.

“Dari peserta didik sudah timbul kesadaran akan pentingnya

kedisiplinan. Karena dengan kedisiplinan tersebut siswa merasakan

mendapatkan manfaat”.58

Dari hasil wawancara di atas dengan bapak Ahamad Rofiq,

menunjukkan bahwa kesadaran menjadi salah satu faktor pendukung

Guru Pendidikan Agama Islam dalam membina kedisiplinan siswanya.

Dengan adanya kesadaran siswa, Guru pendidikan Agama Islam merasa

bahwa siswa lebih mudah diarahkan ke aturan yang benar. Siswa akan

taat dan patuh tanpa melawan pada aturan yang ada.

Selaras dengan apa yang telah disampaikan oleh Ahmad Zidan

Aufaqi siswa kelas VIII di SMPN 01 Blega, bahwasanya guru akan

sangat senang jika siswa taat pada peraturan yang ada. Jadinya, guru

tidak marah-marah karena siswa sudah taat pada peraturan yang ada.

“Seneng saja jika taat aturan. Taat aturan membuat nyaman jadinya,

bapak guru juga tidak marah-marah karena saya sudah nurut dengan

atuaran yang ada.”59

58
Ahamad Rofiq, Wawancara, Bangkalan 14 Agustus 2022
59
Ahmad Zidan Aufaqi, Siswa Kelas VIII SMPN 01 Blega Wawancara, Bangkalan 14 Agustus
2022
44

Dari hasil wawancara dengan siswa yang bernama Ahmad Zidan

Aufaqi di atas juga menggambarkan bahwa kesadaran yang ada pada diri

siswa juga menjadikan siswa lebih nyaman dalam menjalankan aturan

atau tata tertib yang ada. Siswa tidak merasa keberatan atas aturan yang

berlaku, siswa juga tidak merasakan tekanan untuk menjalankan aturan

yang berlaku. Jadi, kesadaran menjadi salah satu faktor pendukung Guru

Agama Islam dalam membina kedisiplinan siswa.

Selain itu minat adalah suatu perangkat manfaat yang terdiri dari

perasaan-perasaan atau kecenderungan yang timbul karena mengarahkan

siswa pada suatu pilihan tertentu. Sedangkan motivasi adalah dorongan

yang membuat seseorang melakukan perbuatan tertentu untuk mencapai

tujuan. Faktor minat dan motivasi adalah faktor selanjutnya yang menjadi

faktor pendukung Guru Pendidikan Agama Islam dalam membina

kedisiplinan siswa di SMPN 01 Blega.

Di SMPN 01 Blega sendiri bagi siswa yang sudah melaksanakan

dan mematuhi peraturan akan di beri nilai tambahan begitupun

sebaliknya bagi yang tidak mematuhi peraturan akan diberikan sangsi,

hal ini sebagaimana ditegaskan oleh bapak Ahmad Rofiq

“Karena jika melaksanakan disiplin, mentaati dengan aturan yang ada

akan diberi nilai tambahan oleh bapak guru dan jika tidak disiplin maka

akan diberi hukuman.”60

60
Ahamad Rofiq, Wawancara, Bangkalan 14 Agustus 2022.
45

Hasil wawancara yang disampaikan oleh bapak Ahmad Rofiq

selaku guru Pendidikan Agama Islam di SMPN 01 Blega tersebut

memberikan penjelasan bahwa memberikan pilihan kepada siswa dengan

menghadapkan siswa kepada dua pilihan antara berdisiplin baik dan

mendapatkan tambahan nilai atau berdisiplin buruk dan mendapatkan

hukuman menjadikan siswa termotivasi untuk menjalankan disiplin

secara terus-menerus. Siswa juga akan mencapai tujuannya untuk

mendapatkan nilai-nilai yang baik setiap harinya.

Contoh atau Teladan adalah contoh perbuatan atau tindakan

seharihari dari seseorang yang berpengaruh. Dengan adanya tokoh

teladan maka akan membuat jelas gambaran-gambaran yang nyata

mengenai praktek dari kedisiplinan. Teladan juga dirasa mampu dalam

menyukseskan dan lebih efektif dalam membina kedisiplinan.

Terkait contoh atau teladan, di SMPN 01 Blega sendiri semua staff

guru mulai dari kepala sekolah hingga sampai staff lainnya, dibiasakan

untuk menjalankan kedisiplinan. Hal ini disampaikan oleh Bapak Drs.

Heri Suharto, M.Pd selaku kepala sekolah SMPN 01 Blega.

“Di SMPN 01 Blega kepala sekolah, guru dan staff semuanya


dibiasakan menjalankan kedisiplinan, seperti misalnya mereka harus
datang tepat waktu, karena di kantor sudah memakai sistem absen
memakai fingerprint. Jadi lebih jelas jam datang dan jam pulang, sudah
ada jamnya juga di sistem. Guru juga diwajibkan berpakaian rapih dan
membiasakan salam, sapa, senyum, sopan dan santun agar kebiasaan
tersebut dijadikan contoh kepada siswanya”.61

61
Heri Suharto, Kepala Sekolah SMPN 01 Blega, Wawancara, Bangkalan 14 Agustus 2022.
46

Dari hasil wawancara dengan Drs. Heri Suharto, M.Pd selaku

kepala sekolah di atas telah menjelaskan bahwa faktor contoh atau

teladan juga wajib ada dalam membina kedisiplinan siswa. Karena

dengan adanya contoh atau teladan yang diusahakan oleh kepala sekolah,

guru dan staf maka siswa akan mendapatkan sosok disiplin secara nyata.

Faktor contoh atau teladan menjadi pendukung yang penting dalam

membina kedisiplinan juga terlihat dari hasil wawancara dengan siswa

yang bernama Rahma Ratna Sari:

“Karena bapak guru selalu datang tepat waktu, bertanggung jawab dan

tegas hal tersebut menjadikan saya ingin seperti sosok beliau. Bapak

Ahmad Rofiq juga banyak mengajarkan hal baik”.62

Adanya peraturan yang diterapkan oleh sekolah untuk membina

kedisiplinan, kepala sekolah, guru dan staff maka akan menjadikan

kepala sekolah, guru dan staff dapat menjadi tokoh teladan dalam

berdisiplin. Guru akan dibiasakan juga untuk mentaati aturan yang

berlaku. Dengan demikian siswa akan memiliki gambaran-gambaran

sesungguhnya mengenai praktek berdisiplin.

Hal ini juga di sampaikan oleh Ahmad Zidan Aufaqi salah satu

siswa di SMPN 01 Blega:

62
Rahma Ratna Sari, Siswa Kelas VIII SMPN 01 Blega Wawancara, Bangkalan 14 Agustus 2022
47

“Bapak guru, selalu masuk kelas tepat waktu, bapak guru adalah sosok

tegas, bertanggung jawab, baik. Bapak guru hanya akan memarahi

kepada siswa yang tidak disiplin saja.63

Hasil wawancara dengan siswa yang bernama Ahmad Zidan

Aufaqi tersebut juga menegaskan bahwa dengan adanya tokoh teladan

siswa menjadi merasa lebih paham mengenai bagaimana cara berdisiplin

yang benar. Contoh dan teladan juga menjadikan proses membina

kedisiplinan dapat berjalan sukses dan efektif untuk dijalankan. Siswa

tidak lagi merasakan kebingungan untuk membiasakan berdisiplin.

Siswa juga tidak akan mengalami kebingungan memahami makna dari

disiplin karena adanya contoh atau teladan yang nyata.

Evaluasi sangat dibutuhkan dalam berbagai kegiatan kehidupan

manusia sehari-hari, karena disadari atau tidak, sebenarnya evaluasi

sudah sering dilakukan, baik untuk diri sendiri maupun kegiatan sosial

lainnya. Hal ini dapat dilihat mulai dari berpakaian, setelah berpakaian ia

berdiri dihadapan kaca apakah penampilannya wajar atau belum.

Dalam hal pendidikan evaluasi sangat perlu dilakukan agar

mengetahui kekurangan dan dapat memperbaiki kekurangan yang ada.

Dalam hal ini SMPN 01 Blega untuk menjaga dan meningkatkan

kedisplinan siswa, dilakukanlah evaluasi rutin oleh kepala sekolah dua

minggu sekali. Kepala Sekolah melakukan analisis keberhasilan dan

63
Ahmad Zidan Aufaqi, Siswa Kelas VIII SMPN 01 Blega Wawancara, Bangkalan 14 Agustus
2022
48

kegagalan, oleh karena itu setiap evaluasi. Kepala Sekolah selalu

memberikan arahan, kebijakan dan solusi untuk melaksanakan

penerapan pendidikan kedisiplinan dan tanggung jawab dengan baik.

Seperti yang diungkapkan kepala sekolah bahwa:

“Karena kedisiplinan dan tanggung jawab itu sangat penting dalam


suatu sekolah jadi ya saya dan guru-guru di sini mengadakan evaluasi
rutin dan itu diadakan setiap dua minggu sekali untuk mengontrol
apakah berjalan dengan baik atau tidak mas”. 64

Kontrol dari kepala sekolah merupakan hal yang sangat penting,

karena secara langsung peran guru dalam membentuk karakter

kedisiplinan dan tanggung jawab pada siswa akan bias terarah.

b. Faktor Penghambat

Faktor Penghambat merupakan sesuatu yang tidak terlepas

dalamsuatu program atau kegiatan, namun dalam hal ini faktor

penghambatpelaksanaan pendidikan kedisiplinan dan tanggung jawab

setidak-tidaknya bisa diatasi dan ditanggulangi dengan baik dan serius.

Faktor penghambat tersebut adalah:

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama

dalam pendidikan yang memberikan landasan dasar bagi proses belajar

pada lingkungan sekolah. Dikatakan lingkungan yang utama karena

sebagian besar kehidupan anak adalah di dalam keluarga sehingga

pendidikan yang paling penting banyak diterima oleh anak didik di dalam

keluarga dan memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap

64
Heri Suharto, Kepala Sekolah SMPN 01 Blega, Wawancara, Bangkalan 14 Agustus 2022
49

perkembangan kepribadian anak, karena sebagian besar kehidupan anak

berada di tengah-tengah keluarga.

Hal ini ditegaskan oleh guru Pendidikan Agama Islam di SMPN 01

Blega.

“Kondisi masyarakat lingkungan rata-rata kurang mendukung.


Lingkungan masyarakat merupakan sebuah akuarium besar yang sangat
berpengaruh dalam proses karakter kedisiplinan dan tanggung jawab
siswa, sedangkan kondisi masyarakat yang ada masih belum seratus
persen mendukung. Masih banyak cermin masyarakat yang sangat
kurang mendukung.”65

Memang siswa tidak selalu berada dalam lingkungan sekolah.

Justru waktu yang banyak dihabiskan oleh para siswa adalah waktu diluar

lingkungan sekolah. Sedangkan pengaruh lingkungan masyarakat yang

kurang mendukung terhadap perkembangan kedisiplinan dan tanggung

jawab siswa memberikan hambatan yang cukup besar dan bahkan

menjadi ancaman bagi proses pendidikan. Apalagi pengaruh

perkembangan lingkungan yang majemuk dan banyak yang tidak sesuai

dengan etikadan norma yang berlaku.

Guru dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu faktor

yang penting yaitu sebagai fasilitator sehingga memungkinkan

terciptanya suasana belajar. Kegiatan pembelajaran guru yang diteliti

penguasaan materi, penguasaan kelas, evaluasi pembelajaran dan metode

yang digunakan selama kegiatan pembelajaran.

65
Ahamad Rofiq, Wawancara, Bangkalan 14 Agustus 2022.
50

Dalam hal ini, di SMPN 01 Blega menggunakan metode yang

kadang tidak disukai oleh siswa, seperti yang di sampaikan oleh guru

Pendidikan Agama Islam SMPN 01 Blega:

“Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kondisi proses


pembelajaran yang kurang menarik. Seperti metode yang kurang
menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan
perilaku yang kurang atau tidak disiplin seperti tidur dikelas, berbicara
dengan teman sebangkunya. 66

Dalam proses belajar-mengajar, guru mempunyai tugas untuk

mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi peserta

didik untuk mencapai tujuan. Guru memiliki tanggung jawab untuk

melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses

perkembangan peserta didik. Penyampaian materi hanyalah salah satu

dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis

dalam segala fase dan proses perkembangan peserta didik.

Siswa yang terbiasa disiplin di dalam kelas tetapi terkadang tidak

mematuhi dikarenakan jenuhnya metode yang di gunakan oleh gurunya

sedangkan siswa tersebut tidak menyadari akan pentingnya kedisiplinan

itu. Seandainya siswa tersebut menyadari akan pentingnya disiplin

diterapkan dalam kehidupan maka otomatis siswa dapat mematuhi

semua tata tertib yang diberikan kepadanya baik di rumah maupun di

sekolah.

66
Ahamad Syarofi, Wawancara, Bangkalan 14 Agustus 2022
51

B. Pembahasan

1. Analisis Kedisiplinan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMPN 01 Blega Kabupaten Bangkalan

Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan tentang Kedisiplinan Siswa

Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 01 Blega

Kabupaten Bangkalan sudah dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat

dari hanya beberapa siswa yang bermasalah dalam tingkat kedisiplinannya,

baik dalam disiplin masuk sekolah, disiplin mengikuti pelajaran, disiplin

mengerjakan tugas maupun displin mentaati tata tertib sekolah

a. Disiplin dalam Masuk Sekolah

Disiplin adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan

atau tata tertib didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata

hatinya. Disiplin dapat diartikan sebagai suatu hal yang mendorong

untuk harus melakukan perbuatan yang sesuai dengan aturan-aturan

yang telah ada.

Di SMPN 01 Blega sebagian besar sudah melakukan kedisiplinan

masuk sekolah, hal ini sesuai dengan teori yang di kemukakan oleh

Tulus Tu’u, ia menerangkan bahawa disiplin dalam masuk sekolah,

dijabarkan menjadi 2 indikator yaitu siswa aktif masuk sekolah dan

tepat waktu masuk kelas dan sekolah.67

67
Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 38-
42
52

b. Disiplin Mengikuti Pelajaran

Disiplin belajar dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa

terhadap aturan atau tata tertib yang berkaitan dengan kegiatan belajar

mengajar di sekolah, yang meliputi waktu masuk sekolah, kepatuhan

siswa dalam berpakaian dan lain sebagainya.

Di lembaga SMPN 01 Blega, sebagian besar siswa sudah disiplin

mengikuti pelajaran meskipun masih ada sebagian kecil siswa yang

sering melanggar aturan yang ditetapkan oleh sekolah ataupun guru

kelas. hal ini sudah sesuai dengan teori yang di sampaikan oleh Tulus

Tu’u, ia berpendapat bahwa disiplin dalam mengikuti pelajaran di

sekolah, dijabarkan menjadi 2 indikator yaitu aktif mengikuti jam

pelajaran dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru.68

c. Disiplin dalam Mengerjakan Tugas

Disiplin mengerjakan tugas merupakan sikap siswa selalu

mengumpulkan tugas sesuai dengan ketentuan waktu yang telah

ditentukan oleh guru mata pelajaran.

Di SMPN 01 Blega sendiri dalam hal kedisiplinan mengerjakan

tugas sudah sesuai dengan teori yang di gagas oleh Tulus Tu’u, ia

berpendapat bahwa disiplin dalam mengerjakan tugas, dijabarkan

menjadi 2 indikator yaitu mandiri dalam mengerjakan tugas dan

mengumpulkan tugas dengan tepat waktu.69

68
Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 38-
42
69
Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 38-
42
53

d. Disiplin dalam Mentaati Tata Tertib

Disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena

adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri sendiri. Tata

tertib berarti seperangkat peraturan yang berlaku untuk menciptakan

kondisi yang tertib dan teratur.

Di sekolah SMPN 01 Blega sendiri para siswa sudah mentaati

peraturan yang sudah ditetakan ole sekolah seperti halnya apel pagi,

masuk jam pelajaran dan lain sebagainya, hal ini sesuai dengan teori

yang di gagas oleh Tulus Tu’u, ia mengatakan bahwa disiplin dalam

menaati tata tertib sekolah, dijabarkan menjadi 3 indikator yaitu

memakai seragam sesuai jadwal, selalu mengikuti apel pagi, dan

menjaga kebersihan lingkungan sekolah.70

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Kedisiplinan Siswa dalam Proses

Pembelajaran PAI di SMPN 01 Blega Kabupaten Bangkalan

Dalam setiap proses pelaksanaan sebuah kedisiplinan pendidikan tidak

selalu berlangsung lancar. Namun, ada beberapa faktor-faktor yang

menghambat dan mendukung manakala kedisiplinan itu di lakukan. Dari hasil

analisis peneliti terhadap penelitian analisis kedisiplinan siswa dalam proses

pembelajaran pendidikan agama Islam di SMPN 01 Blega sebagai berikut:

70
Tulus Tu’u, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, (Jakarta: Grasindo, 2004), h. 38-
42
54

a. Faktor Pendukung

Di SMPN 01 Blega siswa akan mau menjalankan disiplin apabila

siswa tersebut sadar bahwa disiplin memang penting untuk dijalankan.

Apabila siswa tidak memiliki kesadaran dalam dirinya untuk

melakukan disiplin, maka itu akan lebih sulit dalam proses membina.

Hal ini selaras dengan teori yang di ungkapkan oleh Joko

Widagdho, ia mengungkapkan kesadaran adalah hati yang telah terbuka

atas pikiran tentang apa yang telah dikerjakan. Disiplin akan lebih

mudah ditegakkan bilamana imbul dari kesadaran setiap insan, untuk

selalu mau bertindak taat, patuh, tertib, teratur bukan karena ada

tekanan atau paksaan dari luar.71

Di SMPN 01 Blega guru memberikan pilihan kepada siswa

dikelas, bagi siswa yang sudah melaksanakan dan mematuhi peraturan

akan di beri nilai tambahan begitupun sebaliknya bagi yang tidak

mematuhi peraturan akan diberikan sangsi.

Terkait dengan ungkapan di atas, maka hal itu sudah sesuai

dengan teori yang sudah dikemukakan oleh Dewa Ketut Sukardi. Ia

mengungkapkan bahwa minat adalah suatu perangkat manfaat yang

terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran dari perasaan-

perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan kecenderungan-

kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu

71
Joko Widagdho, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 152
55

pilihan.72 Sedangkan motivasi sebagaimana yang telah di ungkapka

oleh Tursan Hakim, ia mengungkapkan bahwa motivasi adalah suatu

dorongan atau kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan

suatu perbuatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.73

Contoh atau Teladan adalah contoh perbuatan atau tindakan

seharihari dari seseorang yang berpengaruh. Dengan adanya tokoh

teladan maka akan membuat jelas gambaran-gambaran yang nyata

mengenai praktek dari kedisiplinan. Teladan juga dirasa mampu dalam

menyukseskan dan lebih efektif dalam membina kedisiplinan.

Terkait contoh atau teladan, di SMPN 01 Blega sendiri semua

staff guru mulai dari kepala sekolah hingga sampai staff lainnya,

dibiasakan untuk menjalankan kedisiplinan.

Pernyataan di atas sudah sesuai dengan teori yang di paparkan

oleh Schaefer, ia mengungkapkan bahwa teladan atau modelling adalah

contoh perbuatan dan tindakan sehari-hari dari seseorang yang

berpengaruh. Keteladanan merupakan salah satu teknik pendidikan

yang efektif dan sukses, karena teladan itu menyediakan isyarat-isyarat

non verbal sebagai contoh yang jelas untuk ditiru.74

b. Faktor Penghambat

Lingkungan keluarga maupun sekolah merupakan lingkungan

pertama dan utama dalam pendidikan yang memberikan landasan dasar

72
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Perkembangan Jiwa Anak, (Jakarta: Raja Wali, 2006), h. 46
73
Tursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara, 2001), h. 26
74
Shaefer, Cara Efektif Mendidik,.. h. 14
56

bagi proses belajar pada lingkungan sekolah. Salah satu faktor yang

menunjang keberhasilan pendidikan yaitu lingkungan, demikian juga

dalam hal kedisplinan.

Di SMPN 01 Blega sendiri lingkungan sekolah sudah

mencermikan kepada para siswa agar mentaati peraturan yang sudah di

buat. Hal di atas sudah sesuai dengan teori yang di ungkapkan oleh

Zakariah Drajat, ia menjelaskan bahwa para remaja sangat

memperhatikan penerimaan sosial dari teman-temannya, ingin

diperhatikan dan mendapat tempat dalam kelompok teman-temannya

itulah yang mendorong remaja meniru apa yang dibuat, dipakai dan

dilakukan teman-temannya.75

Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses

belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat

para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat

menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah. Karena

jika saat metode yang digunakan tidak atau kurang menarik akan

menjadi penyebab siswa tidak disiplin dalam belajar

Di SMPN 01 Blega sudah menerapkan metode sesuai anjuran

kurikulum yang ditetakan meskipun masih ada siswa yang kurang

tertarik.

Hal ini sesuai dengan teori yang sudah di cantumkan di bab kajian

teori “metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang

75
Zakiah Drajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2007), h. 88
57

digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun

dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan

pembelajaran.”76

76
Kartini Kartono, Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis, (Bandung: Mandar Maju, t.t.), h. 261.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai

Analisis Kedisiplinan Siswa dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

di SMPN 01 Blega dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kedisiplian siswa pada proses pembelajaran pendidikan agama islam di

SMPN 01 Blega bisa dikatan sangat baik hal itu dibuktikan bahwa di SMPN

01 sudah di tetapkanya peraturan-peraturan yang dapat membentuk serta

dapat menjaga dan mempertahakan disiplin siswa itu sendiri yaitu salah

satunya dengan adanya poin pengalanggaran pada setiap tata tertib yang

diberlakukan, dan adanya pengontrolan serta pengawasan dari guru maupun

kepala sekolah dengan cara memberi peringatan kepada siswa, hukuman,

pengarahan, bimbingan, dan pembinaan terhadap kesadaran siswa akan

disiplin di dalam kelas maupun sekolah.

2. Faktor yang mendukung kedisiplinan siswa pada saat proses pembelajaran

Pendidikan Agama Islam anatar lain: kesdaran siswa itu sendiri, minat,

motivasi siswa dan contoh atau teladan dari para guru. Sedangkan faktor

pengahambat kedisiplinan siswa pada saat proses pembelajaran Pendidikan

Agama Islam anatar lain: faktor lingkungan dan faktor metode yang

digunakan oleh guru pada saat pembelajaran.

58
59

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka terdapat saran dari penelti dalam

rangka menjaga dan meningkatkan kedisiplinan siswa di SMPN 01 Blega yang

terkait, diantaranya :

1. Dalam lembaga pendidikan formal, disiplin merupakan kunci dari

keberhasilan, karena dengan patuh dan disiplin yang baik, maka proses

melaksanakan pendidikan baik itu di luar kelas maupun di dalam kelas akan

berjalan sesuai dengan harapan bersama. Sehingga di harapkan semua pihak

baik itu dari keluarga ataupun pihak sekolah untuk terus menjaga kebiasaan

dalam bersikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari dan terus

meningkatkanya.

2. Pihak sekolah harus mengadakan kerjasama yang lebih dengan orang tua

siswa agar seluruh tingkah laku siswa yang ada di sekolah maupun di rumah

dapat terkontrol dengan baik.

3. Guru yang mengajar di dalam kelas hendaknya terus meningkatkan cara

mendidik yang baik, dengan metode dan pendekatan yang berbeda-beda, agar

supaya dapat memberikan pemahaman betapa pentingnya disiplin kepada

siswa. Dan untuk guru di SMPN 01 Blega, teruslah contohkan siswa untuk

disiplin, karena ketika ingin mencontohkan sifat yang baik kepada orang lain,

secara tidak langsung kalian akan terbiasa hidup disiplin.


Daftar Pustaka

Anoraga Pandji. 2006 Psikologi kerja. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Arifin Zainal. 2011. Penenlitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto Suharsimi.1989. Prosedur Penelitian :Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:


PT Bima Karya.

Bahri Syaiful Djamarah. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Cet. I; Jakarta: PT.
Rineka Cipta.

Darman Andi. 2017. “Manajemen Pengelolaan Kelas Guru Pendidikan Agama


Islam dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Kelas IX SMP Negeri 2
Malangke Barat Kabupaten Luwu Utara”. Palopo: IAIN skripsi. 2017.

Depag RI. 2004. Al- Qura’an Ku Dengan Tajwid Blok Warna. Jakarta: Lautan
Lestari.

Drajat Zakiah. 2007. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.

Dwi Yoga Anggara. Implementasi Nilai-Nilai Kedisiplinan Siswa Kelas Iv Sd


Unggulan Aisyiyah Bantul. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 16
Tahun ke IV September 2015

Emzir.2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Eriyanto. 2010. Analisis Isi Pengantar Metode untuk Penelitian Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Sosial Lainnya. (Jakarta: Penerbit Kencana Prenda Media Group.

Ghony M. Djunaidi & Fauzan Almansur 2012. Metode Penelitian Kualitatif.


Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Haryono Sugeng. Pengaruh Kedisiplinan Siswa Dan Motivasi Belajar.

Hurlock, Child Development.

Imron Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara.

Irsan Muh. 2013 Pengaruh Kedisiplinan Peserta Didik Terhadap Peningkatan


Prestasi hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Dasar Negeri 457
Pongko kecamatan Bone-bone Kabupaten Luwu Utara. Palopo: STAIN
skripsi.
61

Irsan Muh. 2013. Pengaruh Kedisiplinan Peserta Didik Terhadap Peningkatan


Prestasi hasil Belajar PAI Di Sekolah Dasar Negeri 457 Pongko, kecamatan
Bone-bone, Kabupaten Luwu Utara. Palopo: STAIN skripsi.

Kartini Kartono. Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis. Bandung: Mandar Maju.

Ketut Dewa Sukardi. 2006. Bimbingan Perkembangan Jiwa Anak. Jakarta: Raja
Wali.

Lexy J. Moleong. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Madjid Nurcholish. 2012 Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.


Cet. I. Bandung: Alfabeta.

Martono Nanang.2010 Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi Dan Ananlisis


Data Sekunder. Cet. 5. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Miftahul Tutik Falah. 2022 Wawancara. Bangkalan.

Muhammad Kasiran. 2010. Ilmu Jiwa Perkembangan. Surabaya: Usaha Nasional


2010.

Mulyasana Dedi. 2012. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Nasution S. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung Tarsito.

Patilima Hamid. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Ratna Rahma Sari. 2022 Siswa Kelas VIII SMPN 01 Blega Wawancara. Bangkalan
14 Agustus.

Rofiq Ahamad. Wawancara. Bangkalan 14 Agustus 2022.

Saiful Asep Muhtadi dan Maman Abd. Djaliel. 2003. Metode Penelitian Dakwah.
Bandung: Cv. Pustaka Setia.

Salman. 2010. Pengaruh Kedisiplinan Peserta Didik Terhadap Proses Belajar


Mengajar Di SDN No. 558 Bide Desa Bone Lemo Utara Kecamatan Barat
Kabupaten Luwu. Palopo : STAIN Skripsi

Schaefer. Cara Efektif Mendidik.

Semiawan Conny. 2022. Pendidikan Keluarga Dalam Era Global. Jakarta: PT


Prenhallindo.
62

Sinungan Muchdarsyah. 2009. Produktivitas: Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi


Aksara.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suharto Heri. Kepala Sekolah SMPN 01 Blega. Wawancara. Bangkalan 14 Agustus


2022.

Suryabrata Sumadi. 2006. Metode Peneliian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Syarofi Ahamad. Wawancara. Bangkalan 14 Agustus 2022.

Tulus Tu’u. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo.

Tursan Hakim. 2001. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.

Unarajan dan Dolet. 2003 Manajemen Disiplin. Jakarta: PT. Grasindo.

Widagdho Joko. 2010. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Wirantasa Umar. Pengaruh Kedisiplinan Siswa Terhadap Prestasi Belajar


Matematika, Jurnal Formatif 7(1): 83-95, 2017 ISSN: 2088-351X

Yuliantika Siska. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan


Belajar Siswa, E-Journal Vol: 9 No. 1. Diakses pada tanggal 16 Agustus
2022.

Zidan Ahmad Aufaqi. Siswa Kelas VIII SMPN 01 Blega Wawancara. Bangkalan
14 Agustus 2022
63

INSTRUMEN WAWANCARA

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan saya kesehatan untuk
mennyelesaikan hasil wawancara. Dengan berjudul “Analisis Kedisiplinan Siswa
dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 01 Blega”. Dan
saya, penulis mengucapkan terima kasih kepada Guru-Guru yang telah memberikan
saya kesempatan untuk meneliti dan mewawancarai di sekolah ini. Terima Kasih
juga untuk siswa SMAN 1 Sreseh sampang, yang sudah bekerja sama. Saya
ucapkan banyak terima kasih.

Wassalamualaikum wr.wb

1. Bagaimana kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran pendidikan agama

Islam?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan

kedisiplinan siswa dalam proses pembelajaran pendidikan agama Islam?

3. Bagaimana menerapkan disiplin kepada siswa pada saat proses pembelajaran

pendidikan agama Islam?

4. Apakah kedisiplinan di sekolah ini sudah diterapkan dengan baik?

5. Apa kendala yang bapak temui dalam menegakkan kedisiplinan pada sat

proses pembelajaran?

6. Bagaiman bapak mengatasi kendala tersebut?

7. Pelanggaran apa saja yang sering dilakukan oleh siswa terkait tata tertib yang

berlangsung pada saat pross pembelajaran?


64

8. Bagaimana bentuk hukuman yang diterapkan di kelas maupun sekolah dalam

upaya menegakkan kedisiplinan?

9. Apakah ada penghargaan bagi siswa yang memiliki disiplin belajar dengan

baik? Jika ada berupa apa?

10. Apakah ada hukuman bagi siswa yang memiliki disiplin belajar kurang baik?

Jika ada berupa apa?


65

PROFIL SEKOLAH
Profil SMPN 1 Blega
1 Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 BLEGA
2 NPSN : 20531241
3 Jenjang Pendidikan : SMP
4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah : Jl. Olah Raga 1
RT / RW : 2/3
Kode Pos : 69174
Kelurahan : Blega
Kecamatan : Kec. Blega
Kabupaten/Kota : Kab. Bangkalan
Provinsi : Prov. Jawa Timur
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : -7.1277 Lintang
113.0598 Bujur
7 SK Pendirian Sekolah :
8 Tanggal SK Pendirian : 1977-08-22
9 Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
10 SK Izin Operasional : -
11 Tgl SK Izin Operasional : 1910-01-01
12 Kebutuhan Khusus Dilayani :
13 Nomor Rekening : 1451000515
14 Nama Bank : BPD Jawa Timur
15 Cabang KCP/Unit : BPD Jawa Timur Cabang Blega
16 Rekening Atas Nama : UPTD SMP Negeri 1 Blega
17 MBS : Ya
18 Memungut Iuran : Tidak
19 Nominal/siswa : 0
20 Nama Wajib Pajak : Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan
21 NPWP : 001176775644001
20 Nomor Telepon : 0313041092
21 Nomor Fax :
22 Email : smpn1blega@gmail.com
23 Website : https://www.smpn1blega.sch.id
66

Lembar hasil observasi di SMPN 01 Blega

Keterangan
Aspek Indicator
Iya Tidak
Siswa aktif masuk kelas 
Tepat waktu masuk kelas / sekolah 
Disiplin dalam
Menataati tata tertib yang terkait dengan 
masuk sekolah
pakaian seragam sekolah
Datang disekolah tepat waktu. 
Aktif mengikuti jam pelajaran 
Mengerjakan tugas tugas yang diberikan

guru
Berperilaku santun dalam suasana
Disiplin dalam 
pembelajaran
mengikuti
Melakukan apa yang diperintahkan guru 
pelajaran
terkait kegiatan pembelajar
Menyelesaikan tugas dari guru tepat
waktu, kelengkapa catatan 
pembelajaran.
Mandiri dalam mengerjakan tugas 
Mengumpulkan tugas dengan tepat
Disiplin dalam 
waktu
mengerjakan
Mengerjaka tugas yang diberikan guru,
tugas 
(membangun efering behavior)
Menyelesaikan tugas tepat waktu 
Memakai seragam sesuai jadwal 
Disiplin menaati Menjaga kebersihan sekolah 
tata tertib sekolah Mentaati tata tertib yang terkait dengan

aturan atau tata cara berpakaian
Jumlah 26 0
Skor 81,25

Keterangan
YA: 2
TIDAK: 0

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 = 𝑋 100
skor maksimum
26
= X 100
32
=81,25
67

LEMBAR OBSERVASI

Keterangan
Aspek Indicator
Iya Tidak
Siswa aktif masuk kelas 
Tepat waktu masuk kelas / sekolah 
Disiplin dalam
Menataati tata tertib yang terkait dengan
masuk sekolah 
pakaian seragam sekolah
Datang disekolah tepat waktu. 
Aktif mengikuti jam pelajaran 
Mengerjakan tugas tugas yang diberikan

guru
Berperilaku santun dalam suasana
Disiplin dalam 
pembelajaran
mengikuti
Melakukan apa yang diperintahkan guru
pelajaran 
terkait kegiatan pembelajar
Menyelesaikan tugas dari guru tepat
waktu, kelengkapa catatan 
pembelajaran.
Mandiri dalam mengerjakan tugas 
Mengumpulkan tugas dengan tepat
Disiplin dalam 
waktu
mengerjakan
Mengerjaka tugas yang diberikan guru,
tugas 
(membangun efering behavior)
Menyelesaikan tugas tepat waktu 
Memakai seragam sesuai jadwal 
Disiplin menaati Menjaga kebersihan sekolah 
tata tertib sekolah Mentaati tata tertib yang terkait dengan

aturan atau tata cara berpakaian
Jumlah 24 0
Skor 75
Keterangan
YA: 2
TIDAK: 0

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑆𝑘𝑜𝑟 = 𝑋 100
skor maksimum
24
= X 100
32
=75
68

FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN

Disiplin masuk kelas Disiplin menegrjakan tugas

Disiplin mengikuti pelajaran Displin mentaati tata tertib

Wawancara Observasi
69

BIODATA MAHASISWA

Nama : Hoiron safi'i


NIM : 2018701101274
Tempat Tanggal Lahir : Sampang 01 Januari1999
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Tahun masuk : 2018
Alamat rumah : Junok Sreseh Samapang
No hp : 085645313352
Alamat email : hoironsafii7@gamail.com

Anda mungkin juga menyukai