Literasi Keuangan Syariah
Literasi Keuangan Syariah
1. xxxxxxxxxx
Hak cipta 2021, pada penulis
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apa pun,
termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit
2021.3302 RAJ
Nur Hidayah, S.Ag., S.E., M.A., Ph.D.
LITERASI KEUANGAN SYARIAH
Teori dan Praktik di Indonesia
PT RAJAGRAFINDO PERSADA
Anggota IKAPI
Kantor Pusat:
Jl. Raya Leuwinanggung, No.112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Kota Depok 16456
Telepon : (021) 84311162
E-mail : rajapers@rajagrafindo.co.id http: //www.rajagrafindo.co.id
Perwakilan:
Jakarta-16456 Jl. Raya Leuwinanggung No. 112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Depok, Telp. (021) 84311162. Bandung-40243,
Jl. H. Kurdi Timur No. 8 Komplek Kurdi, Telp. 022-5206202. Yogyakarta-Perum. Pondok Soragan Indah Blok A1, Jl. Soragan,
Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Telp. 0274-625093. Surabaya-60118, Jl. Rungkut Harapan Blok A No. 09, Telp. 031-8700819.
Palembang-30137, Jl. Macan Kumbang III No. 10/4459 RT 78 Kel. Demang Lebar Daun, Telp. 0711-445062. Pekanbaru-28294,
Perum De' Diandra Land Blok C 1 No. 1, Jl. Kartama Marpoyan Damai, Telp. 0761-65807. Medan-20144, Jl. Eka Rasmi Gg. Eka
Rossa No. 3A Blok A Komplek Johor Residence Kec. Medan Johor, Telp. 061-7871546. Makassar-90221, Jl. Sultan Alauddin
Komp. Bumi Permata Hijau Bumi 14 Blok A14 No. 3, Telp. 0411-861618. Banjarmasin-70114, Jl. Bali No. 31 Rt 05, Telp. 0511-
3352060. Bali, Jl. Imam Bonjol Gg 100/V No. 2, Denpasar Telp. (0361) 8607995. Bandar Lampung-35115, Perum. Bilabong Jaya
Block B8 No. 3 Susunan Baru, Langkapura, Hp. 081299047094.
KATA PENGANTAR
DIREKTUR INFRASTRUKTUR EKOSISTEM SYARIAH
KOMITE NASIONAL EKONOMI DAN
KEUANGAN SYARIAH (KNEKS)
v
Adanya studi kasus pembelajaran literasi keuangan yang terdapat
dalam buku ini akan membuat pembaca memiliki gambaran terkait
permasalahan-permasalahan yang disebabkan karena kurangnya tingkat
literasi keuangan yang mungkin saja mirip dengan permasalahan-
permasalahan yang dihadapi dalam keseharian.
Setiap pembahasan yang ada di dalam buku disertai dengan data-
data yang mendukung. Daftar pustaka dan literature review yang kaya
membuat buku ini semakin komprehensif untuk dibaca. Selain itu,
adanya penjelasan terkait urgensi dan nilai-nilai literasi keuangan
syariah yang perlu diterapkan pada masyarakat Indonesia diharapkan
mampu mendorong pembaca untuk mulai menerapkan nilai-nilai literasi
keuangan syariah dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian, semoga kehadiran buku ini juga dapat memberikan
kontribusi yang positif dalam pengembangan ekonomi dan keuangan
syariah ke depan.
KATA PENGANTAR
Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah
Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) v
PRAKATA PENULIS vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR TABEL xv
ABSTRAK xvii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Literasi Keuangan dalam Perspektif
Maqashid Syariah 7
C. Kondisi Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah
di Global dan Indonesia 11
D. Pengetahuan Perencanaan Keuangan Islami 14
E. Upaya untuk Meningkatkan Literasi dan Inklusi
Keuangan Syariah 15
ix
F. Strategi Peningkatan Literasi Ekonomi dan
Keuangan Syariah Sesuai Kelompok Umur 18
G. Pendidikan Literasi Keuangan Syariah dan
Pembelajaran Perencanaan Keuangan Syariah 26
Daftar Isi xi
[Halaman ini sengaja dikosongkan]
DAFTAR GAMBAR
xiii
[Halaman ini sengaja dikosongkan]
DAFTAR TABEL
xv
[Halaman ini sengaja dikosongkan]
ABSTRAK
xvii
lebih dalam efektivitas dari materi-materi literasi keuangan syariah ini,
dilakukan riset pilot project dengan mengujicobakan kepada satu kelas di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan
menggunakan pendekatan ADDIE (Analysis/Analisis, Design/Desain,
Development/Pengembangan, Implementation/Implementasi, Evaluation/
Evaluasi). Materi-materi perencanaan dan pengelolan keuangan syariah
ini dikemas dalam bentuk modul dan diajarkan secara hybrid di kelas
dan melalui online learning. Sebelum pembelajar dilakukan pre-test dan
setelah pembelajaran dilakukan post-test untuk menunjukkan efektivitas
materi dan pembelajaran ini. Hasil menunjukkan bahwa pre-test tingkat
literasi keuangan syariah relatif cukup rendah sebesar 39,38%, namun
mengalami peningkatan pada post-test menjadi sebesar 86,67%. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang dilakukan
memiliki dampak signifikan terhadap peningkatan literasi keuangan
mahasiswa. Hal ini berimplikasi bahwa pendidikan literasi keuangan
syariah perlu terus ditingkatkan dan diperluas kepada masyarakat agar
tingkat literasi keuangan syariah yang relatif masih rendah dapat terus
ditingkatkan.
Kata Kunci: literasi keuangan syariah, perencanaan dan pengelolaan keuangan
syariah, pendidikan literasi keuangan syariah.
Bab 1 | Pendahuluan 1
Hal ini merupakan suatu pencapaian yang membanggakan
karena sesungguhnya industri ekonomi dan keuangan syariah global
menawarkan berbagai peluang bisnis yang cukup menjanjikan apabila
Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini. Apabila peluang ini dapat
dimanfaatkan, pada gilirannya, diharapkan dapat berkontribusi pula
terhadap pertumbuhan dan perkembangan ekonomi nasional.
Pada sektor keuangan syariah, Indonesia juga masih menghadapi
kendala besar. Hingga akhir tahun 2020, market share keuangan syariah
di Indonesia baru mencapai 9,95% (OJK, 2020: 17). Bahkan di sektor
perbankan, setelah hampir 29 tahun sejak berdirinya bank Islam pertama
di Indonesia, Bank Muamalat, pada 1992, pangsa pasar perbankan
syariah di Indonesia hanya mencapai 6,51%. Meskipun beberapa
studi kritis menunjukkan bahwa skema pembiayaan di LKS (Lembaga
Keuangan Syariah) dinilai tidak sesederhana lembaga keuangan
yang berbasis bunga dan secara biaya pengelolaan relatif lebih tinggi
dibandingkan lembaga keuangan konvensional, namun beberapa studi
lain menunjukkan bahwa LKS terbukti lebih mampu bertahan di masa
krisis karena sifat pembiayaannya yang berbasis bagi hasil (equity-based),
ketimbang bank konvensional yang berbasis pinjam/kredit. Contohnya
pada masa pandemi Covid-19, pertumbuhan aset, pembiayaan, dan DPK
perbankan syariah menunjukkan performa yang lebih baik dibandingkan
perbankan konvensional. Aset perbankan syariah pada tahun 2020
mengalami pertumbuhan sebesar 13,11% (yoy)1 di mana lebih tinggi
jika dibandingkan dengan perbankan konvensional yang hanya sebesar
6,74% (yoy). Selain itu, pertumbuhan DPK perbankan syariah pada
tahun 2020 masih lebih tinggi dibandingkan perbankan konvensional
yaitu sebesar 11,98% (yoy) sedangkan perbankan konvensional hanya
sebesar 10,93% (yoy). Begitu pula dengan pertumbuhan pembiayaan
perbankan syariah masih lebih tinggi dibandingkan perbankan
konvensional yaitu sebesar 8,08% (yoy). Pertumbuhan yang cukup
tinggi dibarengi dengan peningkatan market share menunjukkan bahwa
layanan perbankan syariah di Indonesia semakin dipercaya oleh
masyarakat khususnya di masa pandemi. Selain itu bagi Muslim yang
taat, penggunaan produk halal dan keuangan yang sesuai dengan nilai-
1
Yoy adalah year over year growth atau pertumbuhan tahun ke tahun.
Bab 1 | Pendahuluan 3
Gambar 1. Indeks Literasi Keuangan Sektoral 2013-2016
Sumber: OJK, 2019
Bab 1 | Pendahuluan 5
Gambar 3. Indeks Inklusi Keuangan Sektoral 2013-2019
2
Ushul fiqh adalah suatu ilmu yang menguraikan tentang metode yang
digunakan oleh para mujtahid (orang-orang yang melakukan ijtihad) dalam menggali
dan menetapkan hukum fikih dari nash (teks). Dalam hal ini, ilmu ushul fiqh adalah
suatu kumpulan kaidah metodologis yang menjelaskan bagi seorang fakih (ahli
hukum fikih) tentang bagaimana mengambil hukum dari dalil-dalil atau nash
syara’(Sadzali, 2017).
Bab 1 | Pendahuluan 7
Selanjutnya, pada abad ke-12 Masehi, Imam al-Ghazali yang
merupakan seorang pakar hukum (fikih), doktrin–Islam (akidah),
spiritualitas–Islam (tasawuf) dalam bukunya yang berjudul Syifa
Alghalil menuliskan bahwa maqashid syariah dibagi menjadi dua bagian,
yaitu: 1) dini (agama), dan 2) dunyawi (dunia). Pada kategori dunia,
beliau membaginya lagi menjadi empat hal, di antaranya: memelihara
diri, memelihara akal, memelihara keturunan, dan memelihara harta.
Sementara itu, untuk kategori agama adalah semua hal yang menahan
diri dari perbuatan-perbuatan keji (Ismail, 2014).
Imam Syatibi dalam bukunya al Muwafaqat mengklasifikasikan
maqashid syariah menjadi dua, yaitu qashdu al-syari’ dan qashdu al-mukallaf.
Qashdu al-syari’ dibagi menjadi empat yaitu: 1) maksud syari’ menetapkan
syariat, 2) maksud syari’ menetapkan syariat pemahaman, 3) maksud
syari’ menetapkan syariat untuk perintah hukum, dan 4) maksud syari’
memasukkan mukalaf dalam hukum-hukum syariat. Maqashid al-syari’
mengarah pada tiga tujuan-tujuan mendasar manusia yaitu dharuriyat,
hajiyat dan tahsiniyat. Sedangkan untuk maqashid al-mukallaf diwujudkan
dalam bentuk perbuatan atau pelaksanaan yang dibatasi oleh syariat
(Ismail, 2014).
Ibn ‘Ashur dalam karyanya yang masyhur terkait ilmu maqashid
syariah berjudul Maqashid al-Syar’iyyah al-Islamiyyah. Beliau menjelaskan
bagaimana konsep maqashid syariah dan mengklasifikasinya menjadi
dua bagian yaitu: maqashid al-syariah al-amm dan al-khassah. Pertama,
maqashid al-syariah al-amm adalah tujuan-tujuan yang ditunjuk oleh syara’
pada setiap hukum-hukum syariat. Tujuan ini berhubungan dengan
kemaslahatan manusia secara umum seperti keadilan dan kesejahteraan.
Kedua, maqashid al-syariah al-khassah adalah hukum-hukum yang
dikhususkan pada pembahasan dari syariat seperti hukum keluarga,
nikah, jinayah, dan keuangan (Ismail, 2014).
Empat ulama besar berpendapat maqashid syariah dibagi menjadi tiga
yaitu dharuriyat, hajiyat dan tahsiniyat. Maslahah dharuriyat dikelompok ke
dalam 5 yaitu agama, jiwa, keturunan, akal, dan harta. Hajiyat bertujuan
untuk menghapuskan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan manusia.
Serta tahsiniyat adalah segala sesuatu untuk menjaga kelima maqashid
tersebut (Ismail, 2014).
Bab 1 | Pendahuluan 9
2. Peran Literasi Keuangan Syariah dalam Hifdzu Nafs
(Melindungi Jiwa)
Literasi keuangan syariah secara tidak langsung berhubungan dengan
perlindungan jiwa (hifdzu nafs). Karena apabila kita memiliki tingkat
literasi keuangan syariah yang baik maka kita telah menyiapkan dana-
dana yang bisa kita gunakan di saat kondisi darurat. Misalnya dalam
keadaan sakit dan membutuhkan biaya yang banyak, karena kita telah
menyiapkan dana darurat maka kita dapat menggunakan dana tersebut
untuk berobat. Selain itu, dengan literasi keuangan syariah yang baik
kita juga telah mempersiapkan asuransi syariah untuk melindungi diri
dari segala risiko yang membahayakan jiwa. Oleh karena itu, dapat kita
simpulkan bahwa dengan tingkat literasi keuangan syariah yang baik
maka secara tidak langsung kita telah berusaha untuk mencapai salah
satu maqashid syariah yaitu hifdzu nafs (menjaga jiwa).
Bab 1 | Pendahuluan 11
(GAV) dari ke-8 pada 2017 menjadi ke-9 pada tahun 2018. Ini artinya
terdapat peningkatan mengenai pengetahuan atau literasi mengenai
keuangan Islam di dunia dalam setahun terakhir (Reuters, 2018).
Berdasar Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2016
(SNLKI, 2016) yang merupakan survei skala nasional yang dilakukan
oleh OJK, terdapat 9.680 responden tersebar dalam 64 kabupaten/
kota di 34 provinsi yang diambil sampelnya. Dalam survei tersebut,
didapatkan data indeks literasi keuangan syariah pada tahun 2016
sebesar 8,11%, artinya dari setiap 100 penduduk di Indonesia, yang
mengetahui industri jasa keuangan syariah hanya 8 orang saja. Angka
ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan indeks literasi keuangan
konvensional yang berada pada angka 29,5% (SNLKI, 2016) di mana
persentase paling besar terdapat pada Provinsi Aceh dengan 21,09% dan
penyumbang terendah ialah Papua dan Bali dengan persentase sebesar
1,05%. Persentase tersebut bisa dibilang kecil, mengingat tingkat literasi
keuangan secara keseluruhan ialah sebesar 29,66%. Perlu sosialisasi
serta bab pembelajaran yang lebih efektif untuk meningkatkan penetrasi
literasi keuangan nasional, terkhusus keuangan syariah.
Dan dari survei yang sama, didapatkan data mengenai indeks inklusi
keuangan syariah 2016. Berdasar hasil survei tersebut, didapatkan
persentase inklusi keuangan syariah sebesar 11,1%, yang artinya dari
setiap 100 penduduk Indonesia, hanya 11 orang yang memanfaatkan
produk dan layanan jasa keuangan syariah. Fakta ini kontradiktif dengan
kenyataan yang ada bahwa 86,88% masyarakat Indonesia adalah Muslim
(Dukcapil, 2021), namun populasi yang besar tersebut, tidak banyak
memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan syariah. Jumlah
penggunaan produk dan layanan jasa keuangan syariah ini jauh sekali
dibandingkan dengan pengguna produk dan layanan jasa keuangan
konvensional yang besarnya 65,6% (SNLKI, 2016). Provinsi dengan
penyumbang terbesar berasal dari Aceh dengan persentase 41,45%.
Sedangkan penyumbang terkecil berasal dari Kalimantan Selatan dengan
2,55%. Tingkat inklusi keuangan syariah juga terbilang kecil, mengingat
persentase indeks inklusi keuangan nasional pada 2016 sebesar 67,82%.
Sebuah ketertinggalan, yang menandakan masyarakat masih lebih
memilih menggunakan instrumen keuangan konvensional dibandingkan
keuangan Islam meskipun Indonesia adalah negara dengan penduduk
Muslim terbesar di dunia.
Bab 1 | Pendahuluan 13
efektif terkait penggunaan dan pengelolaan uang; pendidikan literasi
keuangan adalah pendidikan yang dirancang untuk memungkinkan
peserta didik memperoleh kemampuan ini (Coben, et al., 2005). Sebagai
proksi literasi keuangan, Atkinson dan Messy (2012) menggunakan
delapan pertanyaan inti yang dirancang untuk mengukur pengetahuan.
Kedelapan pertanyaan ini mengukur pengetahuan responden tentang
pembagian, nilai waktu uang, bunga dibayarkan pada pinjaman,
perhitungan bunga ditambah prinsip, bunga majemuk, risiko dan
pengembalian, definisi inflasi, dan diversifikasi. Perilaku adalah elemen
literasi keuangan yang paling penting. Hasil positif dalam literasi
keuangan didorong oleh perilaku seperti kurangnya perencanaan dalam
pengeluaran dan upaya untuk membangun kesejahteraan finansial,
dan sebaliknya, penggunaan kredit yang berlebihan dapat mengurangi
kesejahteraan finansial.
Inklusi keuangan merupakan ketersediaan akses pada berbagai
lembaga, produks, dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat (Otoritas Jasa Keuangan, 2018). Berbeda dengan literasi,
inklusi keuangan merupakan keterlibatan nasabah dalam menggunakan
jasa keuangan. Dua hal tersebut berbeda, tetapi saling berkaitan. Inklusi
tanpa disertai dengan literasi tidak akan terjadi pengelolaan keuangan
yang baik. Dan literasi tanpa disertai dengan inklusi maka tidak akan
terjadi peningkatan aset keuangan.
Bab 1 | Pendahuluan 15
keuangan dan mendefinisikan arti dan ruang lingkupnya di tingkat
nasional dalam kaitannya dengan kebutuhan dan kesenjangan nasional
yang teridentifikasi; (ii) melibatkan kerja sama berbagai pemangku
kepentingan dan identifikasi pemimpin nasional atau badan/dewan
koordinasi; (iii) menetapkan peta jalan untuk mencapai tujuan spesifik
dan yang telah ditentukan sebelumnya dalam periode waktu tertentu;
dan (iv) memberikan panduan untuk diterapkan oleh program individu
untuk secara efisien dan tepat berkontribusi pada strategi nasional.
Dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah
dibutuhkan strategi yang baik. Strategi harus menguraikan serangkaian
prioritas penting. Sangat penting untuk menetapkan prioritas nasional
yang terfokus untuk memastikan bahwa kesenjangan strategis diatasi
dengan sumber daya yang memadai. Prioritas dapat bervariasi dari satu
negara ke negara tergantung pada hasil survei kemampuan keuangan,
alat diagnostik lainnya, dan prioritas pemerintah. Negara-negara
di mana sektor kredit mendominasi lanskap keuangan (misalnya
perbankan dan keuangan mikro) mungkin ingin fokus pada program
yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
yang terkait dengan produk dan layanan di sektor-sektor tersebut,
sebagai lawan dari pengembangan program yang berfokus pada pasar
modal yang sedang berkembang, misalnya. Walaupun prioritas mungkin
berbeda, mereka dapat ditetapkan berdasarkan sejumlah kriteria, seperti
permintaan atau kebutuhan (misalnya, anak-anak, remaja, dan orang
dewasa), tujuan (misalnya, mendorong akses ke keuangan melalui
lembaga formal), hasil yang diinginkan (misalnya, orang dewasa muda
yang melek finansial dan kredit konsumen), dan biaya dan ketersediaan
sumber daya (World Bank, 2014).
Dalam Strategi Nasional Lembaga Keuangan Indonesia yang
dikeluarkan OJK, upaya untuk meningkatkan literasi dan inklusi
keuangan masyarakat perlu dilakukan dengan suatu strategi yang
komprehensif dan menggunakan metode pendekatan yang sesuai
dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, metode
pendekatan dalam melakukan kegiatan literasi dan inklusi keuangan
harus berdasarkan pada:
1. Pendekatan Geografis
Pendekatan geografis dilakukan dengan memperhatikan
karakteristik keunggulan daerah dikombinasikan dengan indeks
Bab 1 | Pendahuluan 17
perencanaan keuangan, kemampuan pengelolaan keuangan, perluasan
dan kemudahan akses keuangan, serta ketersediaan produk dan layanan
jasa keuangan.
Bab 1 | Pendahuluan 19
pengenalan asuransi syariah dengan memiliki kartunya, menyimpan
dana untuk kondisi darurat di bank syariah, serta meminta orangtua
untuk membantu mengelola uangnya.
4) Adapun komponen distribusi harta dapat ditanamkan dengan
mengenalkan kepada anak tentang harta waris dengan media
cerita/kisah, mengajarkan untuk saling berbagi dengan teman,
serta menceritakan kisah tentang wakaf.
5) Sedangkan komponen purifikasi harta dapat diajarkan dengan cara
mengajak anak saat membayar zakat, belajar berbagi dengan orang
yang kesusahan, serta menghindari utang.
Bab 1 | Pendahuluan 21
upah, sehingga pada kelompok usia ini terjadi transisi dari masa
pendidikan dan pelatihan ke masa implementasi ilmu pengetahuan,
khususnya yang berkaitan dengan ekonomi dan keuangan syariah
secara utuh. Pada kelompok ini ada tiga pihak yang berperan, yaitu
keluarga, perguruan tinggi, serta masyarakat. Komponen manajemen
harta islami terdiri atas komponen penciptaan harta, pengakumulasian
harta, perlindungan harta, pendistribusian harta, serta purifikasi harta.
Langkah penciptaan harta yang dibutuhkan meliputi kemampuan
untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan yang halal sesuai
dengan syariah, memiliki kemampuan untuk menghitung hak waris
berdasarkan hukum Islam, serta dapat mengelola dana yang diterima
sesuai dengan maqashid syariah. Komponen akumulasi harta yang
diperlukan adalah investasi syariah, berwirausaha yang sesuai dengan
syariah dan dijalankan dengan sungguh-sungguh, serta perencanaan
kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang sesuai dengan maqashid
syariah. Adapun untuk perlindungan harta dapat dilakukan dengan
memiliki polis asuransi sesuai dengan kebutuhan, pengelolaan harta
dengan baik sesuai dengan maqashid syariah, serta memiliki tabungan
dan investasi syariah. Komponen distribusi harta dapat diterapkan
dengan memiliki pengetahuan terkait perhitungan harta yang dimiliki
dan perhitungan waris yang sesuai dengan hukum Islam, telah beberapa
kali melakukan pembagian hibah dan wasiat, serta memahami peranan
wakaf bagi perekonomian masyarakat dan telah berwakaf. Sedangkan
komponen purifikasi harta dapat dilakukan dengan menghitung dan
membayarkan kewajiban berbagai macam zakat ke lembaga zakat,
berinfak dan bersedekah secara rutin, serta berutang hanya jika benar-
benar dibutuhkan.
Pada usia ini juga seseorang sudah memiliki kemampuan
untuk mengimplementasikan pengetahuannya dalam kehidupan
dimulai dengan berpartisipasi dalam usaha meningkatkan ekonomi
masyarakat dan menjaga lingkungan hidup melalui gaya hidup yang
sesuai syariah. Pengetahuan syariah dapat diimplementasikan saat
akan mengambil keputusan keuangan yang didasarkan pada informasi
yang tepat, negosiasi, serta memahami dampak keputusan yang
akan diambil bagi diri sendiri, keluarga, kelompok, masyarakat, serta
lingkungan; memiliki kemampuan untuk membuat skala prioritas
dalam perencanaan keuangan dengan menggunakan konsep maqashid
3
Ziswaf adalah akronim dari Zakat, Infak, dan Sedekah
Bab 1 | Pendahuluan 23
diterapkan dengan menghitung dan membayar kewajiban berbagai jenis
zakat kepada lembaga zakat, berinfak dan bersedekah secara rutin, dan
memiliki kemampuan untuk melunasi utang dengan terencana jika
terpaksa harus berutang dalam jangka panjang.
Fase keenam yaitu usia 24 hingga 35 tahun diharapkan seseorang
dapat mengimplementasikan pengetahuan keuangan dan ekonomi
syariah dalam kehidupannya, misalnya dengan merencanakan dan
mengerjakan impian jangka pendek. Selain itu, diharapkan seseorang
juga mampu meningkatkan pendapatan dengan berwirausaha dan
memahami akad-akad yang terkait lingkungan dan transaksi dengan
pihak lain; berzakat dan membayar pajak; mulai merencanakan impian
jangka menengah dan jangka panjang; serta memiliki rencana kerja yang
dapat diukur melalui program investasi.
Bab 1 | Pendahuluan 25
G. Pendidikan Literasi Keuangan Syariah dan Pembelajaran
Perencanaan Keuangan Syariah
Warschauer (2002) menekankan pentingnya universitas bermain dalam
munculnya perencanaan keuangan pribadi sebagai profesi yang sah.
Kebanyakan profesi didukung dan dalam banyak kasus ditentukan
oleh program universitas yang mendidik dan melatih pendatang baru.
Universitas memainkan peran penelitian penting yang dapat digunakan
untuk menginformasikan atau memprediksi praktik. Oleh karena itu,
penelitian memiliki peran penting dalam menambah tubuh pengetahuan
profesi.
Literasi keuangan didefinisikan sebagai “kemampuan untuk
membuat penilaian berdasarkan informasi dan untuk mengambil
keputusan yang efektif mengenai penggunaan dan pengelolaan uang”
(Noctor dan Stoney, et al., 1992); pendidikan literasi keuangan sebagai
pendidikan yang dirancang untuk memungkinkan peserta didik
memperoleh kemampuan ini pada tingkat yang dicakup oleh strategi
keterampilan untuk kehidupan.
Pendidikan literasi keuangan dapat dilihat sebagai bagian yang
relatif berbeda dari disiplin yang muncul dari pendidikan keuangan
pribadi, yang dirancang untuk mendorong kemampuan keuangan
dalam populasi umum. Namun, pendidikan literasi keuangan juga
digunakan dalam arti luas untuk mencakup tingkat keterampilan yang
lebih rendah dan lebih tinggi dan untuk merujuk pada apa yang juga
disebut kemampuan keuangan. Dalam literatur tentang kemampuan
keuangan, pendidikan keuangan pribadi cenderung merujuk ke tingkat
yang lebih tinggi, daripada yang dicakup oleh Skills for Life, di mana
istilah pendidikan literasi keuangan lebih umum digunakan (Coben,
et al., 2005).
Ciri-ciri perencanaan keuangan syariah ialah proses yang dilakukan
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah dah berorientasi pada
dunia akhirat. Antara lain mengatur tujuan keuangan, menggunakan
produk-produk syariah, dan perencanaan waris. Misalnya dalam
pengaturan arus kas, kita harus memasukkan alokasi untuk zakat,
memprioritaskan pembayaran utang jika punya, serta mengalokasikan
investasi masa depan. Kemudian, tujuan keuangan harus sesuai prioritas
yang diajarkan Islam. Misalkan, menunaikan ibadah haji harus lebih
Bab 1 | Pendahuluan 27
pendidikan dan promosi literasi di bidang ekonomi dan keuangan
syariah di Indonesia.
Dengan literasi keuangan syariah yang baik membuat kita
mampu melakukan perencanaan keuangan syariah demi membangun
kesejahteraan finansial dan terhindar dari lilitan utang. Oleh karena itu,
perlu upaya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah
yaitu dengan menguraikan serangkaian prioritas penting. Sangat penting
unuk menetapkan prioritas nasional yang terfokus untuk memastikan
bahwa kesenjangan strategis diatasi dengan sumber daya yang memadai.
“Tidaklah bergeser telapak kaki Bani Adam pada hari kiamat dari sisi Rab-nya
hingga ditanya lima perkara; umurnya untuk apa dia gunakan, masa mudanya
untuk apa ia habiskan, hartanya dari mana ia dapatkan dan untuk apa ia
belanjakan, dan apa yang ia perbuat dengan ilmu-ilmu yang telah ia ketahui”
(HR Tirmidzi).
Dari hadis tersebut dapat kita simpulkan bahwa perencanaan
keuangan tidak hanya diwajibkan bagi seorang Muslim, tetapi juga
bagi seluruh umat manusia, karena di akhirat nanti seluruh umat
manusia akan ditanya terkait harta yang dimilikinya, bagaimana cara
mendapatkannya serta digunakan untuk apa. Dalam Islam sendiri,
perencanaan keuangan telah diatur dan diwajibkan agar tercapai
kebahagiaan dunia dan diakhirat.
Perencanaan keuangan merupakan bagian dari maqashid syariah.
Pembagian maqashid syariah menurut Ibnu Qayyim terbagi menjadi 5
kategori yaitu:
1) Hifdzu din (pemeliharaan terhadap agama);
2) Hifdzu hayyah (pemeliharaan terhadap jiwa atau kehidupan);
3) Hifdzu ‘aql (pemeliharaan terhadap intelek atau ilmu pengetahuan);
4) Hifdzu-nasl (pemeliharaan terhadap keturunan);
5) Hifdzu-maal (pemeliharaan terhadap harta).
Dari data OJK tersebut kita dapat melihat betapa rendahnya literasi
keuangan masyarakat terhadap lembaga keuangan, sehingga penting
bagi masyarakat untuk mengetahui bagaimana perencanaan keuangan
dan bagaimana cara agar semua rencana keuangan berjalan sesuai
dengan tujuannya, di bab ini ada beberapa sub yang akan dibahas, di
antaranya yaitu: perencanaan keuangan, manfaat rencana keuangan,
lindung nilai dari inflasi, bantalan di masa-masa krisis melalui dana
darurat, dan persiapan masa mendatang.
A. Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan merupakan seni pengelolaan keuangan yang
dilakukan oleh individu atau keluarga untuk mencapai tujuan yang
efektif, efisien, dan bermanfaat (OJK, 2017). Organisation for Economic
Co-Operation and Development atau OECD (2016) mendefinisikan literasi
“Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil, dan
janganlah kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan maksud
agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa,
padahal kamu mengetahui” (QS Al-Baqarah [2]: 188).
Perencanaan keuangan syariah dapat didefinisikan sebagai proses
perencanaan suatu kehidupan yang lebih baik dengan melakukan
perencanaan, pemilihan, serta pengelolaan kekayaan dan keuangan
dalam kehidupan untuk mencapai tujuan hidup jangka pendek,
menengah, dan jangka panjang, baik di dunia maupun akhirat (http://
ekonomi.kompasiana.com/moneter/2011/10/18/perencanaan-
keuangan-syariah/, diakses 20 Juli 2019).
Contoh-contoh kecil dari kegiatan perencanaan keuangan adalah
mengatur dan mengendalikan pengeluaran bulanan, merencanakan
rumah tinggal permanen yang memiliki status hak milik sendiri
(sehingga tidak perlu berpindah-pindah tempat untuk menyewa rumah
tinggal), merencanakan persiapan pendidikan anak, persiapan untuk
pergi haji, persiapan pensiun, melindungi keuangan keluarga dengan
asuransi, memilih alternatif investasi yang baik untuk mengembangkan
kekayaan.
Menurut Safir Senduk dalam bukunya Merencanakan Keuangan
Keluarga, beberapa alasan mengapa setiap keluarga memerlukan
perencanaan keuangan sejak dini, yaitu: adanya tujuan keuangan yang
ingin dicapai, tingginya biaya hidup dari waktu ke waktu akibat inflasi,
keadaan perekonomian Indonesia tidak selamanya baik (ada kalanya
krisis), fisik manusia tidak selamanya akan selalu sehat, serta banyaknya
produk keuangan yang ditawarkan.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS Al-Baqarah [2]: 155).
Pada saat kita diberi banyak nikmat berupa rezeki yang berlimpah,
maka janganlah rezeki tersebut kita hambur-hamburkan sehingga tidak
tersisa sedikit pun untuk persiapan esok hari, yaitu masa depan kita
dan keluarga anak-anak kita yang tentu masih membutuhkan biaya
pendidikan, kesehatan, dan sebagainya, dan juga masa depan akhirat
kita yaitu sebagian rezeki yang kita infakkan di jalan Allah berupa zakat,
infak, sedekah, dan wakaf yang akan menjadi tabungan amal kebaikan
kita di akhirat kelak.
Apabila kita merefleksikan nilai-nilai Islam mengenai pengelolaan
harta dan keuangan, maka ada tiga pos besar untuk mengalokasikan
sumber daya keuangan kita agar hak dan kewajiban semua pihak
ditunaikan. Artinya, pendapatan yang kita hasilkan tidak sepenuhnya
untuk dikonsumsi, tetapi sebagian harus diproduktifkan sebagai
investasi dan modal kerja serta sebagian lain untuk kepentingan ibadah
dan donasi sosial. Bila kita analogikan dengan hadis tentang adab
makan bahwa makan hanya 1/3 dari kapasitas perut karena 1/3 harus
disisakan untuk minuman, dan 1/3 disisakan untuk bernapas. Demikian
pula dalam pengelolaan keuangan, ada tiga pos yang perlu kita penuhi:
“Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak peduli lagi
dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal
ataukah dengan cara yang haram”.
3. Perdagangan merupakan 99% rezeki. Rasulullah Saw. melalui
sunahnya mendorong umatnya untuk menjadi pengusaha.
Rasulullah Saw. bersabda:
Kuis
1. Apa sasaran hidup Anda dalam jangka waktu dekat? Apa tujuan
keuangan yang harus dicapai untuk mencapai sasaran tersebut?
2. Apa yang akan Anda lakukan jika perencanaan keuangan Anda
tidak sesuai dengan apa yang sudah Anda rencanakan di awal dan
Anda mengalami defisit keuangan?
3. Apa yang akan Anda lakukan jika keuangan Anda mengalami
surplus kemudian terbesit untuk membeli kendaraan roda empat
karena keuangan mencukupi untuk membeli, meskipun belum
dibutuhkan?
Pada bab ini kita akan membahas aliran kas, manajemen utang, dan
dana darurat, tujuannya yaitu agar kita mengetahui bagaimana rencana
keuangan melalui aliran kas yaitu dari pendapatan dan pengeluaran agar
bisa mengatur pendapatan dan pengeluaran dengan baik, kemudian agar
bisa mengatur bagaimana berutang dengan baik dan bisa menyiapkan
dana darurat untuk memitigasi risiko yang akan terjadi di keuangan
masa yang akan datang dan untuk menambah pengetahuan kita
mengenai literasi keuangan.
Literasi keuangan penting untuk diketahui masyarakat luas, agar
masyarakat dapat mengelola keuangan dengan baik dan hidup sejahtera.
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai aliran kas tentang bagaimana
pendapatan dan pengeluaran; kemudian manajemen utang, bagaimana
untuk mengatur meskipun berutang, namun tidak membuat keuangan
kita menjadi defisit; dan dana darurat bagaimana dalam mengelola
keuangan selalu disediakan dana darurat untuk memitigasi risiko yang
terjadi dengan keuangan kita di kemudian hari.
Dalam pengelolaan keuangan dan dalam mencari uang tidak
ada larangan apa pun, namun kita harus mencari dan menikmatinya
berdasarkan prinsip islami. Mengelolanya dengan baik adalah tugas
B. Alokasi Anggaran
Anggaran pendapatan maupun pengeluaran harus sesuai syariah:
a. Pendapatan
Pendapatan: tidak terbatas hanya berasal dari upah dan gaji, tetapi
termasuk:
● pemberian (gifts);
● keuntungan bagi hasil;
● dividen saham;
● beasiswa (scholarships); dan
● sumber lainnya.
b. Pengeluaran
1) Pengeluaran tetap:
● biasanya dibayar dalam jumlah yang sama setiap periode;
dan
● sering bersifat contractual.
2) Pengeluaran tidak tetap:
● pengeluaran yang bisa dikontrol;
● item/jumlahnya berbeda dari waktu ke waktu;
● pengeluaran sekali-sekali; dan
● pembayarannya tidak sering dilakukan (misal: per tiga
bulan).
Perihal pendapatan dan pengeluaran kita juga harus mengetahui
bahwa biaya hidup hari ini tidak sama dengan biaya hidup yang
C. Manajemen Utang
1. Pengertian utang
Utang adalah sejumlah uang atau sesuatu yang dapat dinilai dengan
uang yang diterima dari pihak lain berdasarkan persetujuan dengan
kewajiban mengembalikan atau melunasinya.
5. Mengontrol Pengeluaran
Sejatinya, kita tidak perlu pandai mengatur uang, tetapi kita hanya
perlu pandai mengatur diri sendiri dengan menggunakan uang. Kita
tidak bisa mengatur harga bahan makanan, tetapi kita bisa mengatur
menu makanan kita. Kita tidak bisa mengatur tarif harga listrik dan
BBM, tetapi kita bisa mengatur pemakaiannya. Kita pun tidak bisa
mengatur biaya pendidikan anak, tetapi kita bisa menyiapkan dananya
sedini mungkin. Banyak hal kecil berdampak besar pada keuangan kita,
seperti mengajarkan anak ke kamar mandi sejak dini dapat menghemat
biaya popok, mengatur pola makan dan olahraga, menghemat biaya
kesehatan, bahkan dengan berhenti merokok bisa menghemat uang
untuk biaya di masa mendatang (MES, 2019).
Kuis
1. Jika Anda akan melakukan investasi syariah, apa langkah awal yang
Anda harus lakukan?
2. Investasi syariah apa yang akan Anda pilih, dan mengapa?
3. Tatkala Anda memiliki utang, apakah Anda juga tetap akan
berinvestasi, mengapa?
B. Asuransi Syariah
Asuransi syariah adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong
di antara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau
tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko
tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah (Fatwa DSN MUI No.
21/DSN-MUI/IX/2001).
Asuransi berdasarkan prinsip syariah adalah usaha saling tolong-
menolong (ta’awuni)) dan melindungi (takafuli) di antara para peserta
Kuis
1. Berikut adalah jenis-jenis risiko yang perlu diantisipasi sejak dini,
kecuali ....
Pada bab ini kita akan membahas mengenai perencanaan zakat dan
pajak yang baik dan efektif agar harta yang kita kumpulkan selama ini
tetap bersih dengan membayar zakat dan tidak terlilit utang dikarenakan
belum membayar kewajiban pajak.
A. Pajak
Pajak adalah bukti nyata kontribusi warga negara kepada negara yang
bersifat memaksa berdasarkan undang-undang yang akan digunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (“Lebih Dekat dengan
Pajak”, hlm. 2). Sebagai warga negara baik yang taat hukum, maka
harus membayar kewajiban pajak agar mudah dalam segala administrasi
dan tetap dapat menikmati sekaligus membantu negara meningkatkan
kualitas fasilitasnya. Pajak merupakan sumber terbesar pendapatan
negara, dengan tidak adanya pajak sebagian besar kegiatan negara tidak
dapat berjalan dengan baik. Adapun hubungan antara pajak dengan
maqashid syariah yaitu dengan diberlakukannya pajak maka sebuah negara
memiliki sumber pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan warga negaranya, apabila kebutuhan warga negara telah
1. Pembuatan NPWP
NPWP atau Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan
kepada Wajib Pajak (WP), yang digunakan sebagai tanda pengenal dan
identitas wajib pajak dalam hal melaksanakan hak dan kewajibannya.
NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) berfungsi untuk mempermudah
administrasi pajak. Jadi, dengan adanya NPWP (Nomor Pokok Wajib
Pajak), perhitungan dan data tidak akan saling tertukar.
1. fungsi utama NPWP sebagai alat administrasi perpajakan;
2. fungsi administrasi (pengurusan perizinan); dan
3. fungsi pelayanan pajak.
b. Pajak Kendaraan
Setiap kali membeli kendaraan bermotor, ada biaya pajak yang akan
dibebankan kepada Anda sebagai pemilik kendaraan bermotor. Setiap
pemilik kendaraan bermotor memiliki kewajiban untuk membayar pajak
kendaraan bermotor. Pajak kendaraan bermotor ini adalah pajak yang
dipungut atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor.
Kendaraan bermotor yang dimaksud adalah kendaraan beroda
dan juga gandengannya yang digunakan untuk semua jenis kendaraan
yang dioperasikan di darat ataupun laut dan digerakkan dengan
menggunakan teknik. Alat besar dan juga alat berat yang menggunakan
roda dan motor yang tidak melekat permanen juga harus dibayarkan
pajaknya. Hal ini sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun
2015 tentang Pajak Kendaraan Bermotor.
B. Zakat
1. Ajaran Islam Mengenai Zakat
Zakat menurut bahasa berarti tumbuh atau berkembang. Secara
harfiah, zakat berarti penyucian atau keberkatan. Sedangkan menurut
terminologi syariat, zakat adalah sejumlah harta tertentu yang
telah mencapai syarat tertentu, yang diwajibkan oleh Allah untuk
dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya. Zakat
wajib dikeluarkan jika sudah sampai nisab dan haul.
Zakat merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan bagi
seorang Muslim. Terlebih, ia bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi
merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga. Hukum zakat sebagai
kewajiban merupakan kesepakatan para ulama Islam yang berdasarkan
pada Al-Qur’an dan as-Sunnah (Departemen Ekonomi dan Keuangan
Syariah–Bank Indonesia, 2016)
Jadi, zakat merupakan suatu bagian yang dikenakan ke atas harta
yang diwajibkan kepada mereka yang berhak; ketika telah mencapai
nisab dan kesempurnaan syarat. Pada waktu yang sama, zakat juga
bermakna amalan ibadah itu sendiri.
Adapun keterkaitan zakat dengan maqashid syariah adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan pertama dari maqashid syariah adalah hifdzu din (memelihara
agama) yaitu sebuah konsep untuk menjaga dan melindungi agama
yang kita anut dari segala hal yang dapat merusaknya. Dengan
adanya zakat maka kita dapat membantu meringankan beban orang-
orang yang fakir dan miskin. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.:
“Kefakiran itu mendekatkan seseorang kepada kekafiran”. Oleh karena
itu, orang-orang yang fakir dan miskin menjadi prioritas pertama
dan kedua saat proses pembagian zakat. Begitu pula dengan
mualaf (orang yang baru masuk Islam) yang termasuk dalam 8
5. Jenis-jenis Zakat
Di dalam Islam dijelaskan bahwa zakat ada dua macam, yaitu zakat
fitrah dan zakat mal berupa harta benda. Adapun objek zakat atau
jenis-jenis harta yang menjadi sumber zakat telah dijelaskan secara
terperinci dalam Al-Qur’an dan Hadis ada lima jenis, yaitu emas dan
Kuis
1. Berikut adalah jenis jenis pajak yang wajib dibayarkan oleh
masyarakat, kecuali ....
a. pajak penghasilan
b. pajak bumi dan bangunan
c. pajak kendaraan
d. pajak pendidikan
2. Berikut adalah jenis jenis Zakat, kecuali ....
a. zakat fitrah
b. zakat emas
Pada bab ini kita akan membahas tentang apa saja dan bagaimana
dalam mempersiapkan hari tua, yaitu menjelang masuknya usia pensiun,
harta waris yang akan diturunkan kepada ahli waris, serta wakaf sebagai
investasi akhirat yang akan bermanfaat sebagai tabungan kita di akhirat,
berikut akan kita bahas satu per satu.
A. Perencanaan Pensiun
Perlindungan hari tua dalam bentuk dana pensiun juga diperlukan
oleh masyarakat Indonesia dalam rangka menjaga kualitas hidup yang
berkesinambungan. Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan
Tahun 2016 menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan untuk dana
pensiun masih 10,9%, artinya dari 100 penduduk hanya 11 orang yang
mengetahui dana pensiun dan 86 orang lainnya belum mengetahui
dengan baik apa itu dana pensiun (OJK, 2017). Sedangkan indeks
inklusi keuangan untuk dana pensiun juga relatif rendah yaitu 4,7%,
yang berarti dari 100 penduduk hanya sekitar 5 orang di Indonesia yang
memiliki program dana pensiun untuk hari tua.
Bab 7 | Perencanaan dan Pengelolaan Dana Pensiun, Waris, dan Wakaf 101
Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2019
menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan untuk dana pensiun
sebesar 14,3%, artinya dari 100 penduduk Indonesia hanya 14 orang
yang mengetahui dana pensiun. Sedangkan indeks inklusi keuangan
untuk dana pensiun sebesar 6,18%, yang berarti dari 100 penduduk
Indonesia hanya sekitar 6 orang yang memiliki program dana
pensiun untuk hari tua (SNLKI, 2019). Oleh karena itu, diperlukan
berbagai upaya dan strategi untuk meningkatkan, baik indeks literasi
maupun inklusi keuangan masyarakat Indonesia agar di kemudian
hari, semua masyarakat Indonesia memiliki program dana pensiun.
Dengan demikian, diharapkan kualitas dan kesejahteraan hidup dapat
dipertahankan secara berkesinambungan (OJK, 2017).
Jika berpikir bahwa usia saat ini masih terlalu muda untuk
mempersiapkan keuangan masa pensiun, itu salah! Karena masa
pensiun harus dipersiapkan sedini mungkin. Bahkan sejak menerima
gaji di pekerjaan pertama. Jangan sampai penyesalan datang di kemudian
hari hanya karena terlambat memulainya. Usia pensiun saat ini berbeda-
beda, ada yang 55, 56, 58 tahun bahkan ada yang 60 tahun sehingga
masih bisa melakukan persiapan terakhir sehingga kita siap untuk
menghadapi masa pensiun nanti.
Saat memasuki masa pensiun bukan berarti kita tidak bisa bekerja
lagi. Filosofi dari merencanakan masa pensiun adalah merencanakan
pekerjaan apa yang paling kita sukai, yang bisa dikerjakan tanpa harus
memikirkan uang sebagai sumber pemasukan. Dengan begitu, kita bisa
dengan bebas menikmati seluruh perjalanan hidup. Bisa mengerjakan
apa pun yang digemari, tanpa harus memikirkan apakah yang kita
kerjakan bisa menghasilkan banyak uang atau tidak.
Dalam Islam sendiri, tingkatan kebutuhan terbagi menjadi tiga,
yaitu: dharuriyat (primer), hajjiyat (sekunder), dan tahsiniyyat (tersier).
Tidak ada kewajiban manusia untuk memenuhi ketiga tingkatan tersebut,
akan tetapi manusia diwajibkan mampu memenuhi kebutuhan dasarnya
dengan baik atau disebut juga dengan kebutuhan dharuriyat. Maksud
kata baik yaitu dalam memenuhi kebutuhan dharuriyat haruslah dicapai
dengan cara-cara yang baik, benar, dan halal. Apabila kebutuhan dasar
telah terpenuhi maka disebut telah mencapai maqashid syariah.
Maqashid syariah terbagi lima hal, yaitu pertama, ad-din (menjaga
agama). Kedua, an-nafs (menjaga jiwa). Ketiga, al-aql (menjaga akal pikiran).
Bab 7 | Perencanaan dan Pengelolaan Dana Pensiun, Waris, dan Wakaf 103
Masa pensiun tidak menghalangi kita untuk tetap bisa produktif.
Hanya saja hal produktif dilakukan untuk tidak lagi semata-mata
mencari uang secara aktif. Oleh karena itu, kita perlu merencanakan
masa pensiun agar bisa mendapat pendapatan secara pasif. Maksudnya,
Anda bisa tetap mendapat penghasilan yang cukup meski tidak lagi
bekerja terlalu keras. Itu mengapa, ada baiknya rencana keuangan
untuk masa pensiun harus dipersiapkan dari sekarang. Adapun kiat-kiat
perencanaan keuangan untuk masa pensiun yang bisa dilakukan adalah
sebagai berikut (Prameswar, 2019):
1. Memanfaatkan Keuntungan dari Investasi
Sekarang bukan tidak mungkin membuat uang 100 ribu rupiah
milik kita menjadi 1 miliar rupiah. Hal ini bisa dilakukan dengan
memanfaatkan konsep investasi sesuai syariah. Saat melakukan
investasi, semakin lama jangka waktunya, profit yang didapat semakin
besar. Misalkan kita berinvestasi pada reksa dana saham yang rata-rata
profitnya mencapai 30% per tahun. Untuk jangka waktu 30 tahun saja
bunganya bisa mencapai 900%. Ini bisa menumbuhkan uang yang
kita sisihkan setiap bulannya selama 30 tahun. Ketika akan memasuki
masa pensiun, memindahkan uang yang sudah bertumbuh lama itu
ke deposito atau investasi properti. Dari situ, kita akan mendapatkan
uang secara pasif (passive income) sebagai pemasukan dana pensiun.
2. Tidak Melewatkan Jaminan Hari Tua
Jaminan hari tua bisa didapat dari asuransi. Harus dipastikan
kalau kita sudah terdaftar atau mengikuti asuransi dana pensiun
yang disediakan oleh perusahaan tempat bekerja. Dalam UU
No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
mewajibkan seluruh perusahaan yang telah memiliki pekerja di atas
10 orang, wajib mendaftarkan pekerjanya ke BPJS Ketenagakerjaan.
Untuk besar premi dari Jaminan Hari Tua (JHT) adalah 5,7% dari
upah yang diterima pekerja. Dengan pembagian 2% dibayarkan
oleh pekerja, 3,7% dibayarkan oleh perusahaan. Namun, apakah
BPJS Ketenagakerjaan saja cukup?
Bila merasa kurang, kita juga bisa ikut serta dalam DPLK (Dana
Pensiun Lembaga Keuangan). Besar iuran per bulannya rata-rata
100 ribu rupiah. DPLK jelas dijamin oleh lembaga keuangan milik
pemerintah, sehingga aman untuk jangka panjang.
Bab 7 | Perencanaan dan Pengelolaan Dana Pensiun, Waris, dan Wakaf 105
pensiun tidak habis dengan hanya pusing memikirkan utang. Juga
jangan sampai, utang yang banyak saat usia produktif menghalangi
kita untuk mulai mempersiapkan keuangan masa pensiun.
7. Mengomunikasikan Kapan “Bank” Keluarga (Ibu dan Ayah) Tutup
Hal yang tidak kalah penting untuk kita lakukan adalah ketika kita
semakin bertambah usia, anak juga semakin tumbuh dewasa. Mereka
akan belajar mandiri dan pada akhirnya akan memiliki pasangan
hidup sendiri. Sehingga tidak ada salahnya mengomunikasikan kapan
“bank” yakni kita sebagai orangtua akan ditutup. Artinya, anak sudah
tidak bisa lagi meminta uang kepada orangtuanya. Mereka harus
berusaha mencari penghasilan sendiri untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya. Bukan berarti kita tidak sayang kepada mereka. Hanya
saja tidak mungkin kita akan terus membiayai kebutuhan hidup
mereka, bukan? Mereka juga harus dilatih mandiri. Dan kita sebagai
orangtua juga memiliki kebutuhan sendiri yang harus dipenuhi, yaitu
kebutuhan pensiun. Di mana kebutuhan tersebut tidak mungkin
dipenuhi oleh orang lain kecuali diri kita sendiri.
Bab 7 | Perencanaan dan Pengelolaan Dana Pensiun, Waris, dan Wakaf 107
2. Hasil penyewaan atau penjualan aset
Hasil penyewaan atau penjualan aset dapat menjadi sumber-sumber
keuangan mandiri. Misalnya apabila memiliki lebih dari 1 rumah,
maka rumah yang 1 dapat disewakan/dikontrakkan.
3. Hasil investasi pada sektor riil
Investasi pada sektor riil dapat berupa emas, properti, tanah, dan
sebagainya.
4. Hasil investasi pada pasar modal
Bentuk keuntungan pada investasi di pasar modal dapat berupa
dividen, capital gain, dan sebagainya.
5. Santunan asuransi yang bisa diklaim pada usia tertentu
Ada berbagai produk asuransi juga dapat memberikan kita manfaat
uang pada usia tertentu yang dapat diterima secara sekaligus berupa
jaminan hari tua atau asuransi unit link yang disertai investasi
di reksa dana. Karena manfaat santunan asuransi dibayarkan
sekaligus, maka diperlukan keterampilan dan kedisiplinan untuk
mengelola uang agar tidak cepat habis.
6. Uang pensiun dari lembaga pensiun
Uang pensiun yang disebut sebagai manfaat pensiun adalah
penghasilan masa tua yang kita peroleh dari dana pensiun. Melalui
kepesertaan di dana pensiun, kita harus disiplin membayar iuran
secara rutin selama masih aktif bekerja dan pada saat pensiun akan
menerima manfaat pensiun yang dibayarkan secara bulanan atau
sekaligus, atau secara sekaligus dan bulanan.
B. Waris
Perencanaan keuangan sebaiknya mencakup perencanaan waris,
sehingga perencanaan waris harus mengikuti aturan waris dalam Islam,
Ketika seseorang tutup usia, ia akan meninggalkan beberapa hal bagi
keluarganya, salah satunya warisan.
Warisan adalah harta peninggalan orang yang meninggal diberikan
kepada orang-orang yang berhak, yaitu ahli warisnya. Harta peninggalan
bisa dibagikan setelah dikeluarkannya biaya pengurusan jenazah,
pelunasan utang-utang di pewaris dan mengeluarkan wasiatnya bila ada.
Bab 7 | Perencanaan dan Pengelolaan Dana Pensiun, Waris, dan Wakaf 109
ketundukan seorang hamba kepada Tuhannya. Hal ini sesuai dengan
QS An-Nisa [4] ayat 13:
Bab 7 | Perencanaan dan Pengelolaan Dana Pensiun, Waris, dan Wakaf 111
setelah dibayar) utangnya. Para istri memperoleh seperempat harta yang
kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai
anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu
tinggalkan (setelah dipenuhi) wasiat yang kamu buat atau (dan setelah
dibayar) utang-utangmu. Jika seseorang meninggal, baik laki-laki maupun
perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak,
tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu) atau seorang saudara
perempuan (seibu), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara
itu seperenam harta. Akan tetapi, jika saudara-saudara seibu itu lebih
dari seorang, maka mereka bersama-sama dalam bagian yang sepertiga
itu, setelah (dipenuhi wasiat) yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar)
utangnya dengan tidak menyusahkan (kepada ahli waris). Demikianlah
ketentuan Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Penyantun (QS An-Nisa
[4]: 12).
• Memberikan jaminan kepada ahli waris agar dapat hidup dengan
cukup meskipun telah ditinggalkan oleh pemberi waris.
• Sebagai sarana untuk mendistribusikan harta. Diharapkan
dengan sistem waris Islam harta yang dimiliki oleh pewaris dapat
didistribusikan secara adil kepada seluruh ahli warisnya agar tidak
terjadi penimbunan harta pada seseorang.
1. Hukum Kewarisan
Hukum kewarisan Islam pada dasarnya berlaku untuk seluruh umat
Islam di dunia. Meskipun demikian, corak suatu negara Islam dan
kehidupan di negara atau daerah tersebut memberi pengaruh atas
hukum kewarisan di daerah itu. Pengaruh itu terbatas pada perkara yang
bukan merupakan hal pokok atau esensial dalam ketentuan waris Islam.
Khusus hukum kewarisan Islam di Indonesia, ada beberapa perbedaan
di kalangan para fukaha yang pada garis besarnya terbagi menjadi dua
golongan, yaitu: pertama, yang lazim disebut dengan Mazhab Sunni
(Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali) yang cenderung bersifat
patrilineal; dan kedua, ajaran Hazairin yang cenderung bilateral.
Hukum kewarisan dalam KHI disebutkan pada Pasal 171 ayat
yang berbunyi: “Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang
2. Perhitungan Waris
Islam sudah menjelaskan rinci tentang perhitungan warisan bagi seluruh
anggota keluarga ahli waris, namun secara garis besar perhitungannya
yaitu (Ibn Ghifarie, 2018):
1. ayah : 1/3 (satu per tiga) atau 1/6 (satu per enam) atau sisa;
2. ibu : 1/3 (satu per tiga) atau 1/6 (satu per enam);
3. suami : 1/2 (satu per dua) atau 1/4 (satu per empat);
4. istri : 1/4 (satu per empat) atau 1/8 (satu per delapan); dan
5. anak : sisa atau anak laki-laki dua bagian, sedangkan anak
perempuan satu bagian.
Bab 7 | Perencanaan dan Pengelolaan Dana Pensiun, Waris, dan Wakaf 113
Tabel 4. Tabel Ahli Waris dan Bagian Waris dalam Hukum Waris Islam Indonesia
Menurut Kompilasi Hukum Waris Islam
Bab 7 | Perencanaan dan Pengelolaan Dana Pensiun, Waris, dan Wakaf 115
ruh syariat Islam yang menginginkan kemaslahatan hidup manusia di
dunia dan akhirat. Wakaf merupakan instrumen yang mempertahankan
aset awalnya serta mengalirkan keuntungannya untuk semua kalangan
yang membutuhkan. Oleh karena itu, sebaiknya di akhir perencanaan
keuangan dilengkapi dengan perencanaan wakaf. Karena yang menjadi
milik kita itu hanya tiga: apa yang kita makan, yang kita pakai, dan yang
kita sedekahkan. Karena ketika kita sudah tidak ada lagi di dunia ini,
hanya tiga hal yang akan menemani kita di alam barzah kelak, yaitu:
• doa anak yang saleh-salehah;
• ilmu yang bermanfaat; dan
• sedekah jariyah (wakaf).
Bab 7 | Perencanaan dan Pengelolaan Dana Pensiun, Waris, dan Wakaf 117
untuk kepentingan ibadah dan pemberdayaan masyarakat”. Tujuan
dibentuknya BWI yaitu untuk memajukan dan mengembangkan
perwakafan di Indonesia. Harta benda wakaf yang saat ini dikelola oleh
BWI, di antaranya: 1) wakaf uang; 2) wakaf tanah; dan 3) wakaf saham.
Apabila wakif tidak dapat datang ke LKS PWU, maka wakif dapat
diwakilkan atau memberikan kuasa kepada orang lain untuk hadir dalam
penyerahan wakaf uang. Wakif atau wakil atau kuasanya menyatakan
ikrar wakaf benda bergerak berupa uang kepada nazir di hadapan Pejabat
Pembuatan Akta Ikrar Wakaf. Kemudian nazir akan menyerahkan Akta
Ikrar Wakaf (AIW) kepada LKS-PWU.
Sertifikat wakaf uang sekurang-kurangnya memuat informasi
mengenai:
a) nama LKS penerima wakaf uang;
b) nama wakif;
c) alamat wakif;
d) jumlah wakaf uang;
e) peruntukan wakaf;
f) jangka waktu wakaf;
g) nama nazir yang dipilih;
h) alamat nazir yang dipilih; dan
i) tempat dan tanggal penerbitan sertifikat wakaf uang.
Bab 7 | Perencanaan dan Pengelolaan Dana Pensiun, Waris, dan Wakaf 119
wakaf uang dan hasil investasi wakaf uang yang telah disetorkan dari
wakif melalui LKS PWU, selanjutnya akan dikelola oleh nazir.
Pengelolaan dan pengembangan wakaf dilakukan oleh nazir dengan
dua mekanisme berikut:
1. Pengelolaan dan pengembangan wakaf uang atas setoran wakaf
uang dan investasi wakaf uang oleh nazir wajib ditujukan untuk
optimalisasi perolehan keuntungan dan/atau pemberdayaan
ekonomi umat.
2. Pengelolaan dan pengembangan wakaf uang atas hasil investasi
wakaf uang oleh nazir wajib ditujukan untuk pemberdayaan
ekonomi umat dan/atau kegiatan kegiatan sosial keagamaan
(Peraturan BWI Nomor 1 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan
dan Pengembangan Harta Benda Wakaf Bergerak Berupa Uang).
Bab 7 | Perencanaan dan Pengelolaan Dana Pensiun, Waris, dan Wakaf 121
maksimal diperoleh. Bentukan aktivitas penggunaan wakaf tunai
dapat berupa pendirian gedung dan pelayanan kesehatan, pendidikan,
perpustakaan, penelitian ilmiah, penjagaan lingkungan, pinjaman
kepada pengusaha kecil, tempat parkir, jalan, jembatan, bendungan, dan
lain-lain. Artinya, wakaf tunai merupakan instrumen investasi publik
yang dapat secara signifikan menekan biaya sosial yang harus dipikul
masyarakat. Sehingga wakaf tunai kemudian memiliki kontribusi yang
cukup besar dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kontribusi
wakaf pada program pendidikan, kesehatan, pembangunan jalan, sarana
dan prasarana sosial lainnya membuat hidup dan kehidupan rakyat
semakin lancar, ia bukan hanya menekan biaya yang harus ditanggung
oleh rakyat, tetapi juga meringankan beban negara.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan di Bab 7 ini
kita membahas terkait perencanaan pensiun, waris dan wakaf. Dana
pensiun diperlukan oleh masyarakat Indonesia dalam rangka menjaga
kualitas hidup yang berkesinambungan. Hasil Survei Nasional Literasi
dan Inklusi Keuangan Tahun 2019 menunjukkan bahwa indeks literasi
keuangan untuk dana pensiun masih 14,3% artinya dari 100 penduduk
hanya 14 orang yang mengetahui dana pensiun, sedangkan indeks
inklusi keuangan untuk dana pensiun juga relatif rendah yaitu 6,18%
yang berarti dari 100 penduduk hanya sekitar 6 orang di Indonesia yang
memiliki program dana pensiun untuk hari tua.
Hubungan dana pensiun dengan maqashid syariah yaitu:
1. Menjaga agama (hifdzu din), lembaga keuangan syariah yang
mengelola dana pensiun menjadikan Al-Qur’an, Hadis dan hukum
Islam lainnya sebagai pedoman.
2. Menjaga jiwa (hifdzu an-nafs), lembaga keuangan syariah yang
mengelola dana pensiun dalam melaksanakan transaksinya
menerapkan akad-akad yang sesuai dengan ketentuan syariah.
Dengan akad-akad tersebut maka secara psikologis dan sosiologis
sikap saling menghargai dan menjaga amanah antarpihak. Selain
itu, lembaga keuangan syariah yang mengelola dana pensiun dalam
melayani nasabah dituntut untuk berprilaku, berpakaian, dan
berkomunikasi dengan sopan dan islami.
3. Menjaga akal (hifdzu al-aql), lembaga keuangan syariah yang
mengelola dana pensiun dapat memberikan edukasi kepada
nasabahnya terkait setiap produk yang dikeluarkannya.
Bab 7 | Perencanaan dan Pengelolaan Dana Pensiun, Waris, dan Wakaf 123
Wakaf tunai diharapkan memiliki mobilisasi harta wakaf yang
lebih cepat dibandingkan dengan wakaf benda konkret. Dengan begitu
diharapkan juga pengaruhnya terhadap pembangunan ekonomi,
khususnya pada tujuan pengentasan kemiskinan, penurunan tingkat
pengangguran dan penekanan angka permasalahan sosial dapat dengan
maksimal diperoleh.
Kuis
1. Berikut hal-hal yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan masa
pensiun, kecuali ....
a. mempersiapkan dana pensiun
b. membagi-bagikan harta kepada anak cucu hingga habis
c. mempersiapkan passive income
d. mempersiapkan asuransi
2. Berikut adalah manfaat mempersiapkan harta warisan untuk anak
cucu, kecuali ....
a. mempersiapkan generasi mendatang yang lebih kuat secara
finansial
b. tidak meninggalkan keturunan dalam kondisi yang lemah
c. agar dikenang oleh anak cucu
d. memberikan modal awal kepada anak cucu untuk mengem
bangkannya
3. Berikut adalah tiga amal manusia yang tidak akan berhenti
pahalanya meskipun ia telah meninggal, kecuali ....
a. ilmu yang bermanfaat
b. doa anak saleh yang mendoakan
c. amal jariyah/wakaf yang terus dimanfaatkan untuk kepentingan
umat
d. memberikan hadiah kepada anak cucu
A. Pendahuluan
Penelitian ini berangkat dari keprihatinan terhadap rendahnya tingkat
literasi ekonomi dan keuangan syariah di kalangan masyarakat Indonesia
pada saat industri ekonomi dan keuangan syariah tumbuh cukup pesat
di tataran global dan menjanjikan peluang ekonomi dan bisnis yang
signifikan. Penelitian ini bertujuan menawarkan model pembelajaran
ekonomi dan keuangan syariah dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran berbasis 4.0 melalui penyusunan materi dan media
pembelajaran ekonomi dan keuangan syariah yang bersifat terbuka dan
jarak jauh. Penelitian ini memadukan pendekatan analisis kuantitatif dan
kualitatif terhadap data primer dan sekunder yang dikumpulkan melalui
studi pustaka, observasi internet, wawancara mendalam terhadap para
ahli ekonomi dan keuangan syariah. Selain itu, efektivitas materi dan
media pembelajaran ini akan diobservasi melalui serangkaian pre-test
dan post-test terhadap sampel 25 mahasiswa yang dilibatkan dalam
mengikuti rangkaian pembelajaran ini. Penelitian ini berupaya untuk
mengisi kekosongan literatur mengenai model pendidikan ekonomi dan
keuangan syariah di Indonesia berbasis Pembelajaran 4.0. Penelitian
B. Literature Review
1. Dalam penelitian Sri Lestari dan Hajar Mukaromah tahun 2018
yang berjudul “Literasi Keuangan Syariah Pengelola Koperasi
Pondok Pesantren An-Nawawi Kecamatan Gebang, Kabupaten
Purworejo” dalam An-Nawa, Jurnal Hukum Islam, Vol. XXII diperoleh
hasil penelitian terkait indeks literasi keuangan syariah pengelola
koperasi pondok pesantren An-Nawawi. Indeks literasi manajemen
keuangan syariah berada pada kategori tinggi dengan angka sebesar
93%, yang artinya dari setiap 100 pengelola koperasi pondok
pesantren An-Nawawi yang mengetahui manajemen keuangan
syariah hanya 93 orang saja. Indikator tabungan syariah berada
pada kategori sedang dengan angka sebesar 69%, yang artinya
dari setiap 100 pengelola koperasi pondok pesantren An-Nawawi
yang mengetahui tabungan syariah hanya 69 orang saja. Indikator
investasi syariah berada pada kategori sedang dengan angka
sebesar 57%, yang artinya dari setiap 100 pengelola koperasi
pondok pesantren An-Nawawi yang mengetahui investasi syariah
hanya 57 orang saja. Dan pada indikator asuransi syariah berada
pada kategori sedang dengan angka sebesar 74%, yang artinya
dari setiap 100 pengelola koperasi pondok pesantren An-Nawawi
yang mengetahui asuransi syariah hanya 74 orang saja. Indeks
literasi keuangan syariah dimensi kemampuan dengan indikator
manajemen keuangan syariah berada pada kategori sedang dengan
angka sebesar 83%, artinya dari 100 pengelola koperasi An-Nawawi
sebanyak 83 orang sudah mengakses manajemen keuangan syariah.
Pada indikator tabungan syariah berada pada kategori sedang
dengan angka sebesar 58%, artinya dari 100 pengelola koperasi
An-Nawawi sebanyak 58 orang sudah mengakses tabungan syariah.
Pada indikator investasi syariah berada pada kategori sedang dengan
angka sebesar 55%, artinya dari 100 pengelola koperasi An-Nawawi
sebanyak 55 orang sudah mengakses investasi syariah. Dan pada
indikator asuransi syariah berada pada kategori sedang dengan
C. Metodologi
Proses desain instruksional ADDIE (yaitu, Analisis, Desain,
Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi) adalah pendekatan umum
yang banyak digunakan dalam pengembangan kursus instruksional dan
program pelatihan (Gambar 8). Pendekatan ini membuat para pendidik
tahapan yang bermanfaat dan jelas untuk implementasi pengajaran yang
efektif. Terdiri dari lima fase, kerangka ADDIE digunakan dalam dua
cara pengembangan kursus desain instruksional untuk siswa tingkat
master. Pertama, kerangka ADDIE digunakan dalam perencanaan kursus
desain instruksional. Selanjutnya, kerangka kerja terbukti bermanfaat
sebagai perancah bagi siswa mengembangkan proyek multimedia
sebagai persyaratan puncak mereka untuk kursus. Menggunakan
model ADDIE selama kursus memberikan penekanan pada pembelajar
daripada pendekatan yang berpusat pada guru. Analisis peserta didik
menjadi aspek penting dalam desain kursus dan merupakan bagian
penting bagi peserta didik karena mereka merancang proyek multimedia
masing-masing. Kerangka kerja ADDIE menghidupkan kursus desain
dan proyek instruksional dengan menyediakan proses yang secara aktif
melibatkan pengembang dalam pemecahan masalah (Peterson, 2003).
Analysis
Design
Evaluation
Implementation Development
Diagnosis
Assesment
Interaction w ith Leamers
Diagnosis
Strategy Selection
Objective 2
2. Pre-Test
1) Fungsi perbankan syariah adalah sebagai berikut: 1) menghimpun
dana masyarakat, 2) menyediakan jasa layanan masyarakat, 3)
mengurangi pengangguran, 4) meningkatkan stabilitas keamanan,
dan 5) menyalurkan dana masyarakat. Berdasarkan tujuan di atas
yang menunjang pelaksanaan pembangunan nasional adalah .…
2) Kegiatan investasi syariah yang dapat dilakukan antara lain: 1)
jual-beli mata uang asing, 2) saham dan obligasi, 3) Sertifikat Bank
Hasil pada Tabel 5 berkisar dari sangat baik hingga tidak baik
di semua kategori kecuali untuk pertanyaan 10, “bobot tugas yang
diberikan kepada siswa”. Dan pertanyaan 15, “tingkat manfaat refleksi
siswa”. Tanggapan untuk pertanyaan 10 dan 15 dapat dikaitkan dengan
lama kursus, yang terjadi selama periode empat belas minggu. Karena
sifat dipercepat dari kursus siswa diminta untuk menyelesaikan berbagai
tugas yang biasanya akan diperlukan dalam kursus 3-kredit yang
mencakup enam belas minggu. Oleh karena itu, responden mungkin
merasa beban kerja tidak masuk akal untuk kerangka waktu.
Menanggapi pertanyaan 15, “tingkat manfaat refleksi siswa”,
para siswa sering diminta untuk merefleksikan berbagai tugas dalam
sesi kelas dan memberikan umpan balik yang diposting ke situs web
kursus untuk pertimbangan lebih lanjut dalam pengembangan proyek
multimedia mereka. Refleksi termasuk posting yang relevan dengan
pertimbangan pelajar yang diperlukan dalam lingkungan berbasis web,
definisi desain pembelajaran, dan fitur situs web terbaik dan terburuk.
Posting-posting tersebut dimaksudkan sebagai referensi bagi siswa di
sepanjang pengembangan proyek mereka, namun mungkin setelah
posting dibuat, mahasiswa tidak lagi merujuk mereka. Oleh karena itu,
siswa tidak mengenali nilai refleksi mereka dalam kaitannya dengan
proses desain pembelajaran dan pengembangan proyek mereka.
Selain pertanyaan yang dijelaskan dalam Tabel 5, mahasiswa juga
ditanya beberapa pertanyaan respons terbuka yang relevan dengan
3. Evaluasi Sumatif
Hasil evaluasi sumatif disajikan pada Tabel 6. Peserta menjawab 30
pertanyaan yang relevan dengan efektivitas kursus. Responden meng
gunakan skala tipe likert (1 = Sangat Setuju, 2 = Setuju, 3 = Netral/
Biasa, 4 = Tidak Setuju, 5 = Sangat Tidak Setuju) untuk mencatat
umpan balik mereka.
Dari Tabel 6 yang telah tersedia, terdapat kepuasan yang cukup
tinggi dari para responden dalam mengikuti kursus ini. Ini terlihat
dari respons yang cukup tinggi antara sangat setuju—setuju mengenai
kualitas pengajaran seperti, umpan balik yang diberikan oleh instruktur,
materi pembelajaran yang baik, hingga penyampaian instruktur yang
dapat dipahami oleh para peserta yakni mahasiswa. Namun, yang perlu
diperhatikan ada pada pemberian tugas yang mungkin dirasa berat oleh
sebagian mahasiswa, karena bobot tugas yang diberikan cukup berat
4. Post-Test
1) Dalam perencanaan keuangan syariah, terdapat ketentuan yang
harus dipatuhi, yaitu ....
2) Berikut ini termasuk sasaran dan tujuan keuangan dalam
perencanaan keuangan syariah, kecuali ....
3) Berikut adalah manfaat dari melakukan perencanaan keuangan
syariah, kecuali ....
4) Berikut adalah pos-pos yang wajib ada dalam anggaran keuangan,
kecuali ....
5) Berikut adalah pilihan yang bisa dilakukan ketika pengeluaran lebih
besar daripada pendapatan, kecuali ....
163
“Women’s Movement in the Framework of Modernist Muslims in
Indonesia: Aisyiyah and Economic Empowerment”, Hamdard Islamicus,
Vol. 43, No. 1 (2020); “Performance of Hajj Fund in Indonesia and
Malaysia”, Hamdard Islamicus, Vol. 43, No. S. 1 (2020); “How Reformist
Islamic Theology Influences Muslim Women’s Movement: The Case of
Liberal-Progressive Muslims in Indonesia”, Journal of Asian Social Science
Research, Vol. 2, No. 1 (2020); “COVID-19: Momentum Kebangkitan
Ekonomi Syariah di Indonesia”, COVID-19: Wabah, Fitnah dan Hikmah,
Bogor: Pustaka Amma Alamia, 2020; “Dari Jabariyah, ke Qadariyah,
hingga Islam Progresif: Respons Muslim Atas Wabah COVID-19 di
Indonesia”, Salam Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 7, No. 5 (2020); dan
Fatwa-Fatwa Dewan Syariah Nasional: Studi Aspek Hukum Islam Perbankan
Syariah Nasional di Indonesia, Jakarta: UIN Syahida Press, 2019.
Beberapa penghargaan yang berhasil diraihnya dari lembaga
nasional dan internasional antara lain dari UIN Jakarta sebagai Best
Graduate (1998), The Chevening Award (2002-2003), The Australian
Development Scholarship (2006-2011), The World Bank Robert Mcnamara
Fellowship (2012), POSFI Kemenag (2013); SEASREP (Program
Pertukaran Regional Studi Asia Tenggara) (2014-2015); Fellowship KITLV
(2015), Fellowship IIAS (2016), The Best Paper pada National Academic
Writing Competition PSGA, UIN Jakarta (2016), dan Fellowship AIFIS
(2020-2021).
Saat ini beliau diamanahkan sebagai Ketua Program Studi Magister
Perbankan dan Keuangan Syariah, FEB UIN Jakarta (2021-2023). Beliau
juga merupakan Penyelenggara Annual International Conference on Law and
Justice (ICLJ) Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Jakarta (2018-sekarang).
Aktif dalam beberapa kegiatan pengabdian masyarakat, seperti menjadi
reviewer nasional 5.000 program doktor Kementerian Agama, Tim Riset
dan Publikasi IAEI (Ikatan Ahli Ekonomi Islam). Direktur Program
CDCC (Pusat Dialog dan Kerja Sama Antar-Peradaban) dan Manajer
Program ICIP (Pusat Internasional untuk Islam dan Pluralisme) (2003-
2005), Ketua Bidang Pengembangan Ekonomi Pesantren, PW RMI
NU DKI Jakarta (2021-2026). Memiliki pengalaman panjang dalam
mengelola beberapa program, antara lain: “Islam and Peace-Building in
Indonesia” (ICIP and JICA/Japan-Indonesia Cooperation Agency) (2003),
“Islam and Democracy” (ICIP dan The Asia Foundation) (2003-2004), “Islam
and Civil Society” (ICIP and The Department of States, USA) (2003-2004),