Anda di halaman 1dari 19

KETIDAKPASTIAN PENGELOLAAN DANA HAJI UNTUK

DIINVESTASIKAN KEDALAM INSFRATRUKTUR

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan Haji

Dosen Pengampu: Muamar Aditya, SE, M.Ak.

Disusun oleh:

Muhammad syafaatul khikam 11180530000141

Mulyana Nailul Barokah 11180530000070

Bella Nurfitriah Priyana 11180530000132

Muhamad Bagas Aditya 11180530000036

Muhammad Irham Bayhaqi 11180530000135

Muhammad Zahri Ramadhan 11180530000083

Akbar Salman Habanakah 11180530000031

MHU 7C
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1443 H / 2021 M
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji Syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan


nikmat sehat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta
salam teruntuk baginda Nabi Muhammad SAW. dan untuk segenap keluarga,
sahabat-sahabat dan umatnya dihari kemudian. Semoga kita mendapat syafa’at-
Nya. Aamiin. Terimakasih juga terhadap pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas
Mata Kuliah Manajemen Keuangan Haji.

Dalam Makalah, penulis mencoba membahas “Ketidakpastian


pengelolaan dana Haji untuk diinvestasikan kedalam insfratruktur”.
Makalah ini disusun berdasarkan dari materi terkait yang kita dapatkan, dan
berhasil diselesaikan tepat pada waktunya. Kami sadar bahwa penulisan makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, dalam penyusunan kata, tanda baca, serta
materi yang terdapat dalam makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kekurangan dan kesalahan adalah dua hal yang
tidak akan terlepas dari penulis. Oleh karenanya, dengan segala kerendahan hati
kami menerima kritik dan saran demi kebaikan dimasa mendatang. Semoga
taufiq, hidayah dan magfirah Allah Swt senantiasa menaungi kita. Aamiin

Ciputat, 26 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………....................….i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan Masalah....................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................3

A. Landasan Teori..................................................................................................3
1. Teori Portofolio.........................................................................................3
2. Dana Haji di Indonesia..............................................................................4
3. Pengelolaan Dana Haji..............................................................................5
4. Landasan Hukum Investasi BPKH............................................................6

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BPKH ..........................................8

A. Pengertian Investasi Dana Haji.......................................................................8


B. Sistem Pengelolaan Dana Haji di BPKH Indonesia....................................8

1. Pengelolaan Keuangan Dana Haji................................................................8


2. Pengelolaan Keuangan Dana Haji Pada Alokasi Investasi..........................9

BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................12

A. Ketidaktepatan pengelolaan dana haji untuk infrastruktur...................12

BAB V PENUTUP................................................................................................14
A. KESIMPULAN ........................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Haji merupakan rukun islam kelima. Signifikansi yang terkandung di
dalamnya mencerminkan kualitas umum yang ketat dan manusiawi. Prof. M.
Quraish Shihab (2018) berpendapat; Ibadah haji merupakan citra yang sangat
indah, asal dihayati dan dipoles dengan benar dan tepat, maka secara positif
akan membawa setiap pelakunya ke surga dan iklim manusia seperti yang
dikehendaki oleh Allah SWT.
Ibadah haji juga mengintegritaskan seluruh level syariah didalamnya,
bahkan haji bagi sebagian orang adalah investasi besar dan kekuatan umat
islam. Ini tercermin dalam prosesi wukuf, thawaf sai dan jamarat.
Negara ataupun pemerintah dalam hal ini bertanggung jawab pennuh atas
pelaksanaan ibadah haji masyarakat Indonesia berdasarkan mandat UUD 1945
(Burhanuddin, 2014).
Indonesia dengan populasi muslim terbanyak didunia. Dalam laporannya
di tahun 2009 Pew Research Centre mengatakan bahwa, populasi muslim di
Indonesia mencakup 13% muslim di seluruh dunia, atau 80% di Asia
Tenggara, sehingga Indonesia juga merupakan negara teratas dalam hal
memberangkatkan jamaah haji. ( Thomson Reuster dan Dinar Standard 2017 ).
Pada tahun 2017, porsi haji masyarakat Indonesia mencapai 221.000 jamaah
(Basyir, 2017). Angka ini sangat besar dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya. Menjadikan pula Indonesia dengan kuota haji terbesar di dunia.
Animo masyarakat yang terus meningkat dalam setiap tahunnya. Hal ini
berdampak bagi jamaah haji yang harus menunggu antrian (waiting list) sampai
20 tahun sejak pendaftaran. Pendaftaran sebagai kloning haji harus
membayarkan setoran awal 25 juta yang disimpan ke dalam catatan BPKH
(Badan Pengelola Keuangan Haji) yang bertindak sebagai delegasi yang sah
2

dari calon jamaah haji pada kas haji melalui BPS BPIH (Bank Penerima
Setoran Biaya Penyelenggara Haji).
Mempertimbangkan kondisi diatas, bahwa peningkatan jumlah jamaah haji
tunggu yang dapat mengakibatkan terjadinya penumpukan akumulasi dana
haji, akhirnya pemerintah mengeluarkan Undang-undang (UU) No. 34 Tahun
2014 tentang pengelolaan dana haji, melalui undang-undang tersebut
pemerintah membentuk BPKH yang secara resmi berdiri tahun 2017. BPKH
bertanggung jawab atas pengelolaan dana haji yang meliputi penerimaan,
kemajuan, penggunaan dan tanggung jawab yang dilakukan secara memadai,
cakap, lugas dan akuntabel.
Terjadinya penumpukan akumulasi dana haji tidak dapat dihindarkan
dikarenakan waiting list tersebut. Dana tersebut merupakan sumber dana haji
yang dipisahkan dari harta kekayaan penyelenggara haji, harta hibah untuk
perorangan, serta nilai manfaat yang dibatasi oleh negara dalam hal mengatur
perjalanan serta proyek-proyek untuk mendukung umat islam.
Lalu apakah pemerintah sudah siap dengan sistem investasi dana haji atau
bagaimana? Di makalah kelompok kami ini akan sedikit membahasa mengenai
pro-kontra investasi dana haji terlebih ada sudut pandang yang menyatakan
penolakan investasi dana haji, semoga menjadi pembelajaran bagi kita semua.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana ketidaktepatan pengelolaan dana haji untuk infrastruktur?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui ketidaktepatan pengelolaan dana haji untuk


infrastruktur.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Teori Portofolio

Portofolio adalah campuran atau kumpulan sumber daya, dua sumber


daya dalam bentuk aset asli dan aset keuangan yang dimiliki oleh seorang
investor.1 Investor perlu bijak dan selektif dalam menetapkan portofolionya.
Untuk meminimalkan risiko, kita perlu berinvestasi dalam berbagai produk,
oleh karena itu diperlukan diversifikasi instrumen investasi.

Menurut Markowitz, investor tidak boleh memaksimalkan


pengembalian saat membuat portofolio. Investor harus melakukan
diversifikasi daripada memaksimalkan pengembalian atau return, portofolio
yang terdiversifikasi dapat bekerja paling baik. Portofolio yang
memaksimalkan return belum pasti portofolio yang memiliki risiko atau
varians yang minimal. Terdapat sebuah batas dimana investor sanggup
menaikkan return dengan menerima risiko atau mengurangi risiko dengan
mengurangi return. (Markowitz, 1952).

Portofolio efisien adalah portofolio yang dapat dikatakan efisien jika


memiliki ekspektasi pengembalian tertinggi daripada risiko yang sama, atau
jika risiko pengembalian yang diharapkan sama rendah. Di sisi lain,
portofolio terbaik adalah portofolio dengan kombinasi terbaik dari
profitabilitas yang diharapkan dan faktor risiko.2

1
Abdul Halim, Analisis Investasi di Aset Keuangan, (Jakarta: Mitra Wacana, 2014), h59
2
Jogiyanto Hartono, Teori dan Praktik Portofolio dengan Excel, (Jakarta: Salemba Empat,
2014), h.6
4

2. Dana Haji di Indonesia


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dana merupakan uang tunai
yang siap untuk keperluan yang telah dikeluarkan.3 Dana juga dapat artikan
sebagai uang atau aktiva lain yang bisa dicairkan dalam bentuk uang dengan
maksud membiayai suatu kebutuhan tertentu.4 Sedangkan istilah haji
merupakan suatu ibadah kepada Allah SWT dengan melakukan manasik
haji, ibadah haji ini hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu dan tempat
yang juga telah ditentukan.5
Investasi dana haji telah dilakukan sejak diberlakukannya Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
(BPIH), terdapat 3 instrumen spekulasi yaitu Deposito Berjangka Syariah,
Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Peraturan Menteri Agama Nomor 23 Tahun 2011 tentang Penatausahaan
BPIH yang telah menyepakati bahwa peningkatan spekulasi harus
diselesaikan dengan cara penempatan pada deposito, seperti halnya
pembeliam SUN dan SBSN. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dana haji
merupakan dana yang disiapkan untuk melakukan haji. Namun, pemahaman
yang lebih luas mengenai dana haji bisa dijelaskan dari definisi yang
terkandung dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Haji.

Dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014, dana haji


diartikan sebagai aset untuk mengurus biaya-biaya peyelenggaraan haji haji
(BPIH), aset efektifitas untuk pengorganisasian haji, aset hadiah untuk
umat, dan nilai keuntungan yang dibatasi oleh Negara pada konteks
pengorganisasian haji dan pelaksanaan kegiatan program haji untuk
kepentingan umat islam.

3
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. https://kbbi.kemdikbud.go.id/
diakses pada tanggal 25 Oktober 2021 pukul 18.35 WIB
4
Frianto Pandia, Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, (Jakarta: Rineka Cipt, 2012), h. 1
5
Nurdin Suin, Manasik Haji Jelas dan Ringkas, (Padang:University Press, 2004), h. 1
5

Di Indonesia, BPIH berasal dari setoran awal, pembayaran BPIH, dan


nilai keuntungan dari setoran awal. BPIH yang didapat dari jamaah haji
digunakan untuk membayar transportasi, akomodasi dan konsumsi,
administrasi publik dan biaya hidup di Arab Saudi dan di dalam negeri,
pengeluaran jamaah tidak lagsung seperti pelayanan jamaah di arab saudi
(Badan Audit Keuangan, 2018:7). Sampai sekarang, BPIH yang telah
ditentukan oleh pemerintah setiap tahunnya harus dibayar oleh calon jamaah
haji bisa disebut biaya langsung (direct cost), sedangkan untuk menutupi
biaya tidak langsung pemerintah menggunakan nilai setoran awal BPIH
calon jamaah yang sudah terkumpul sebelumnya yang di investasikan ke
beberapa portofolio investasi.

3. Pengelolaan Dana Haji


Asal mula kata manajemen berasal dari kata Perancis kuno, yang
berarti keahlian melaksanakan dan mengelola. Manajemen dalam bahasa
Arab disebut idarah, idarah berasal dari kata adartasysyari’ah atau kata
adarta bihi bisa juga dapat dibentuk dari kata addauran. Oleh karena itu,
manajemen syariah dapat diartikan sebagai manajemen yang mengatur
sesuatu untuk mencapai hasil yang optimal dan mengarah pada pencarian
keridhaan Allah SWT.
Manajemen menurut Mary Parker adalah seni membuat orang lain
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Proses penyelesaiannya
membutuhkan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
hingga mengamati dan pengendalian.
Sementara, eksekutif syariah adalah dewan untuk mencapai hasil
ideal yang mengarah pada pengejaran ridho Allah SWT. dengan demikian,
segala sesuatu tindakan yang diambil untuk melaksanakan pemerintahan
harus didasarkan pada standar Allah yang terkandung dalam Al-Qur’an dan
Hadits.
6

4. Landasan Hukum Investasi BPKH

Investasi keuangan haji merupakan tindakan pengaturan aset


keuangan organisasi administrasi keuangan haji dalam kegiatan bisnis yang
tidak bertentangan dengan standar syariah dan per Undang-Undangan, serta
pengaturan yang relevan untuk memperolah pengembalian seteleh
mempertimbangkan penyelidikan risiko dan keuntungan yang diharapkan
akan didapat karena latihan bisnis tersebut.

Badan Pengelolaan Keuangan haji (BPKH) merupakan yayasan yang


membawahi rekening haji. Rekening haji pada umumnya adalah hak
istimewa dan komitmen dari otoritas publik yang dapat dihargai dengan
uang tunai yang diidentikkan dengan pelaksanaan perjalanan seperti halnya
semua kelimpahan sebagai uang tunai atau barang dagangan yang dapat
dihargai dengan uang tunai karena pelaksanaan kebebasan dan komitmen
ini, baik awal dari para jamaah dan sumber yang berbeda sah dan tidak
membatasi.

Dasar Hukum Investasi BPKH, sebagai berikut:

a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pasal 5


ayat (1), pasal 20, dan pasal 29
b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan keuangan Haji
c) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 110 Tahun 2017 tentang
Badan Pengelola Keuangan Haji
d) Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan
Haji
e) Peraturan Badan Pengelola Keuangan Haji Nomor 5 Tahun 2018 tentang
Tata Cara dan Bentuk Investasi Keuangan Haji
7

Gambar 2.1
8

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG BPKH

A. Pengertian Investasi Dana Haji


Dana haji adalah cadangan yang digunakan untuk menghemat biaya
penyelenggaraan haji, cadangan produktifitas yang digunakan untuk
pelaksanaan haji, pemberian umat, dan rencana untuk membantu umat Islam
dari nilai keuntungan yang dibatasi oleh negara sehubungan dengan
penyelenggaraan haji dan pelaksanaan haji, keluar program latihan membantu
umat Islam.6

A. Bentuk Penanganan Uang Haji BPKH Indonesia


1. Penanganan Finansial Uang Haji

Sistem Penanganan Dana Bayaran Awal diatur pada pasal 1 Ketentuan


Nomor 34 Tahun 2014 berkenaan Penatausahaan Keuangan Haji, khususnya
pembiayaan haji pada umumnya merupakan hak istimewa dan komitmen
otoritas publik yang diidentikkan dengan pelaksanaan yang dapat
disebutkan namanya ditunjuk secara tunai. Semua sumber haji, sama seperti
semua sumber daya sebagai uang atau produk yang dapat dihargai secara
tunai karena pelaksanaan hak dan komitmen ini, kebebasan mulai dari
perintis yang akan datang, dan lainnya yang sah dan tidak membatasi.
Administrasi Harta Haji tergantung pada standar syariah, kewajaran, biaya
pinjaman, non-manfaat, keterusterangan dan tanggung jawab. Administrasi
keuangan haji meliputi penerimaan simpanan BPIH/BPIH yang tidak lazim,
nilai manfaat uang haji, aset efektifitas pelaksanaan haji, Harta Wakaf
Perorangan, dan sumber lain yang halal dan tidak terbatas. Juga, biaya-
biaya, termasuk pelaksanaan haji, pelaksanaan BPKH, posisi/spekulasi

Achsien, Iggi. 2000 Investasi Syariah Di Pasar Modal Menggagas Konsep dan Praktik
6

Manajemen Portofolio. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama)


9

cadangan haji, diskon toko yang dijatuhkan, penyesuaian toko BPIH luar
biasa yang dibayarkan kepada PIHK, angsuran manfaat senilai, latihan
untuk membantu umat Islam, dan kontras dalam mengambil penyesuaian.

2. Pengelolaan Keuangan Alokasi Investasi Dana Haji


Tentang pengelolaan alokasi investasi, Pasal 48 Undang-Undang
Nomor 34 Tahun 2014 mengatur sebagai berikut:
a) Distribusi keuangan dan usaha haji dapat dilakukan melalui item
keuangan, perlindungan, emas, spekulasi langsung dan spekulasi
lainnya.
b) Penjatahan uang dan spekulasi untuk haji dilakukan sesuai standar
hukum Syariah, dengan mempertimbangkan bagian dari keamanan,
kehati-hatian, biaya pinjaman dan likuiditas.
c) Pengaturan lebih lanjut mengenai distribusi dan spekulasi cadangan haji
diatur dalam suatu pedoman administrasi.7.

Berikutnya adalah hasil pertemuan ilmuwan dengan Ms. Mutia,


seorang pejabat senior di bidang usaha langsung dan emas, sebagai
berikut: “Akibatnya, ada dua kantor dalam spekulasi ini, yang pertama
adalah kantor ventura perlindungan, dan yang kedua adalah kantor
langsung. Divisi ventura emas dan spekulasi lainnya, termasuk proteksi.
Sudah ada SBSN, sukuk publik, sukuk korporasi, saham, aset bersama,
aset langsung, kik-eba, atau barang pasar modal syariah lainnya. Juga,
bagian yang berbeda dari nilai, pembiayaan dan sertifikat perolehan emas
dan struktur yang berbeda”. Peningkatan kepentingan perlindungan
sebagai cadangan haji selesai sebelum BPKH berdiri di Indonesia, yang
berarti bahwa cadangan haji masih berada di bawah administrasi layanan
agama. Dinas Agama menempatkan sumber daya ke dalam perlindungan
yang disebut SDHI (Sukuk Aset Haji Indonesia). Setelah berdirinya

7
Republik Indonesia. UU No 34 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Dana Haji,
lembar Negara RI Tahun 2014, no 296, Jakarta: Kementrian Sekretariat Negara Republik
Indonesia.
10

BPKH, BPKH menempatkan sumber daya ke dalam semua instrumen


pasar modal syariah, khususnya saham syariah, sukuk dan aset bersama
syariah. Efek samping dari pertemuan ilmuwan dengan Bapak Indra
Gunawan adalah sebagai berikut: “Kami menggunakan semua alat di pasar
modal syariah, ada saham syariah, obligasi syariah dan reksadana syariah,
ketiganya”.

Usaha langsung, emas, dan sebagainya memiliki tingkat yang lebih


luas daripada spekulasi perlindungan, karena usaha langsung dapat
dilakukan di berbagai bidang bisnis yang bermanfaat di dalam dan luar
negeri. Dijelaskan oleh pengamat rapat, Ibu Mutia, sebagai berikut:
“Dalam hal spekulasi langsung sesuai Undang-Undang Nomor 34 Tahun
2014 tentang Penyelenggaraan Keuangan Haji, maka cadangan haji
terbesar yang disumbangkan secara langsung adalah 20% dari total
cadangan yang dibagikan. dengan, teknik kami saat ini adalah
menempatkan sumber daya ke Indonesia, memang, di Arab Saudi,
memang, saat ini kemajuannya belum diketahui.Saat ini, kami masih
membantu organisasi-organisasi yang diklaim negara, misalnya bank-bank
syariah milik negara. , usaha milik negara di bidang transportasi, usaha
milik negara di bidang pertambangan, dan beberapa usaha milik
negara.Dalam strukturnya, ada dua siklus, khususnya jalur produksi
katering dan kontrak penginapan multi-tahun, memang , ada rencana untuk
pengakuan tahun ini, jadi dengan asumsi ada banyak rencana, ada juga
rekomendasi spekulasi langsung tetapi mereka sebenarnya harus diselidiki
terlebih dahulu, termasuk trans portation, kami juga asli tentang area
terbang, tetapi pada saat yang sama sebelumnya diselidiki lebih lanjut, jadi
ada rencana bagian jangka, menyiratkan bahwa semua strategi uji
lapangan kami telah dicatat, jadi kembali ke koordinasi usaha, ada
Banyaknya partner, terutama interaksi pertukaran dengan orang buangan,
perbedaannya dari segi budaya dan bahasa, menyiratkan bahwa kita perlu
berusaha untuk mendapatkan data dan waktunya lebih lama daripada di
11

Indonesia, mungkin tektokan lebih cepat. Terlebih lagi, saat ini kami
sedang berkonsentrasi pada spekulasi dewan dari luar negeri juga dan
kemungkinan kami dapat menempatkan perlindungan di luar negeri juga. "

Untuk mencapai tujuan dalam rencana kerja, BPKH telah


menciptakan cara-cara yang terorganisir untuk mencapai tujuan tersebut
secara layak, seperti yang disampaikan oleh Ibu Mutia kepada penguji
antara lain sebagai berikut: “Setiap tahun kami telah menetapkan target,
sehingga ada RKAT (Pekerjaan Rencana) Rencana Pengeluaran Tahunan)
akhirnya diturunkan dalam sistem situasi spekulasi kita, kita perlu
menggunakan ukuran perlindungan, saat ini dalam rincian perlindungan
lagi, perlu pergi ke SBSN, jumlah aset bersama, jumlah sukuk perusahaan,
dan jumlah aset bersama yang dijamin, pasti dari 2 divisi sebenarnya
berpusat di sekitar perlindungan, dengan alasan bahwa sejauh ini, sebagian
besar usaha berada dalam perlindungan daripada kepentingan langsung di
EMA dan yang lain, jadi keuntungannya luar biasa.dan selanjutnya teknik
kami saat ini adalah pengecualian pengeluaran waktu karena spekulasi kami
masih bergantung pada penilaian 15% yang sangat penting karena kami
merupakan kantor non-manfaat BPKH dan selanjutnya administrasi uang ini
dikembalikan kepada para pemudik, bukan kepada pekerja atau kepada para
eksekutif dan ini juga mencerminkan agar BPJS kesejahteraan, BPJS STNK,
atau cadangan anuitas tidak terkena beban usaha mereka karena mereka
mengawasi aset publik, aset tersebut kemudian akan, pada saat itu, kembali
ke daerah setempat, tidak buruk, tetapi tidak besar juga sejauh BPKH belum
tersedia, jadi peluang biaya harus memiliki undang-undang sendiri, harus
ada undang-undang substitusi atau hukum. ekspansi yang menegaskan atau
menegaskan bahwa BPKH adalah yayasan bebas pajak dan saat ini tidak ada
undang-undang seperti itu dan itu juga penting untuk sistem kita”. 8

8
Rizkiya Elma 2019. Pengelolaan Keuangan Dana Haji Pada Alokasi Bidang Keuangan Haji di
Indonesia Skripsi diterbitkan. Malang: Program Sarjana Universitas Brawijaya
12
13

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Ketidaktepatan pengelolaan dana haji untuk infrastruktur


Seperti yang kita ketahui bersama bahwa BPKH bertugas untuk
mengelola dana haji agar lebih baik daripada kementrian agama, untuk itu
BPKH dituntut untuk dapat menginvestasikan dana haji lebih luas lagi.
Berbagai macam pilihan disajikan kepada BPKH mulai dari menabung di bank,
menabung emas sampai dengan wacana menginvestasikan dana ke proyek
infrastruktur yang disarankan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo, lalu
muncul sebuah pertanyaan, apakah aman menginvestasikan dana haji ke
infrastruktur?
Banyak pendapat pro dan kontra mengenai wacana ini, salah satu yang
kontra dengan wacana ini adalah Wakil Ketua Komisi VIII DPR Iskan Qolba
Lubis, beliau mengatakan bahwa pemanfaatan dana haji dari umat harus untuk
umat. Hanya setuju jika infrastruktur yang dimaksud berkaitan dengan ibadah
haji.
Berdasarkan analisis resiko, Sekjen Forum Indonesia untuk Transparan
Anggaran, Yenny Sucipto, mengatakan bahwa pemerintah memerlukan dana
sangat besar untuk membangun infrastruktur. Dalam lima tahun ini pemerintah
setidaknya memerlukan Rp.5.000 triliun, namun APBN hanya mampu
menangani Rp.400 triliun setiap tahun nya. Yenny Sucipto mengatakan,
Presiden tidak bisa sercara tiba-tiba atau sporadis mengarahkan investasi dana
haji ke proyek insfrastruktur. Tanpa analisis risiko yang tajam, bisa saja calon
jemaah haji yang sudah membayar cicilan harus menunda keberangkatannya.9
Ketidaktepatan pengelolaan dana haji untuk infrastruktur juga didukung
oleh banyaknya berita bahwa pemerintah menanggung kerugian akibat
pembengkakan biaya pembangunan infrastruktur. Mantan sekretaris

9
BBC News, lima hal tentang dana haji dan kontroversinya
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-40778194 diakses 25 oktober 2021
14

Kementerian BUMN menyebutkan ada lima kerugian yang harus ditanggung


Indonesia akibat pembengkakan biaya pembangunan infrastruktur, salah satu
yang paling menonjol adalah proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dari USD
6,2 miliar ke USD 8,6 miliar akibat bengkaknya biaya dari China. Lalu proyek
jalan tol Cilincing juga mengalami pembengkakan biaya pembangunan, dari
Rp.4 triliun hingga Rp.10 triliun. 10 menurut Said Didu, pembengkakan biaya
tersebut lebih parah dibandingkan korupsi langsung."Pembengkakan biaya
pembangunan infrastruktur komersial ini lima kali lebih parah dibandingkan
korupsi langsung," kata Said Didu.
Ini menjadi sebuah pekerjaan rumah untuk pemerintah, bagaimana
pengelolaan infrastruktur setidaknya aman terlebih dahulu sebelum
menggunakan dana umat, karena kembali ke peraturan pengelolaan dana haji
yang harus aman dan terjamin.

10
Christina Kasih Nugrahaeni Pikiran Rakyat Kita 5 Kerugian Indonesia Akibat
Pembengkakan Biaya Pembangunan Infrastruktur https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-
012807201/5-kerugian-indonesia-akibat-pembengkakan-biaya-pembangunan-infrastruktur diakses
25 oktober 2021
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Salah satu pertimbangan terpenting dalam penyelenggaraan haji di


Indonesia adalah pengelolaan dana haji, yang mana bertugas sebagai pengelola
dana haji di Indonesia adalah BPKH. Dalam Undang-Undang Nomor 34 Pasal 1
Tahun 2014, dana haji disebut ebagai dana untuk pengorganisasian biaya
penyelenggaraan ibadah haji (BPIH), dana efisiensi untuk pengorganisasian haji,
dana abadi umat, dan nilai manfaat yang dapat dikendalikan oleh Negara pada
konteks pengorganisasian haji dan pelaksanaan kegiatan program haji untuk
kepentingan umat islam.

Sebagai lembaga yang baru berdiri beberapa tahun ini, BPKH diamanahi
untuk dapat menginvestasikan dana haji lebih luas lagi. Dalam pengelolaan
keuangan dana haji di alokasi untuk investasi pada Undang-Undang No.34 Pasal
48 Tahun 2014, yang berbunyi yaitu : Penempatan dan investasi keuangan haji
dapat dilakukan dalam bentuk produk perbankan, surat berharga, emas, investasi
langsung, dan investasi lainnya. Penempatan dan investasi keuangan haji
dilakukan sesuai dengan prinsip syariah dengan mempertimbangkan aspek
keamanan, kehati-hatian, nilai manfaat, dan likuiditas. Keputusan lebih lanjut
dengan tujuan penempatan dan modal keuangan haji diatur dalam peraturan
pemerintah

Ketidaktepatan pengelolaan dana haji untuk infrastruktur juga didukung


oleh banyaknya berita bahwa pemerintah menanggung kerugian akibat
pembengkakan biaya pembangunan infrastruktur.

15
DAFTAR PUSTAKA

Achsien, Iggi. 2000. Investasi Syariah di Pasar Modal Menggagas Konsep dan
Praktik Manajemen Portofolio. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Elma, Rizkiya. 2019. Pengelolaan Keuangan Dana haji Pada Alokasi Bidang
Keuangan Haji di Indonesia Skripsi diterbitkan. Malang : Program Sarjana
Universitas Brawijaya.
Halim, Abdul. 2014. Analisis Investasi di Aset Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana.
Hartono, Jogiyanto. 2014. Teori dan Praktik Portofolio dengan Excel. Jakarta:
Salemba Empat.
Pandia, Frianto. 2012. Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Jakarta: Rineka
Cipt.
Suin, Nurdin. 2004. Manasik Haji Jelas dan Ringkas. Padang:University Press.

Sumber Internet :

Christina Kasih Nugrahaeni Pikiran Rakyat Kita 5 Kerugian Indonesia Akibat


Pembengkakan Biaya Pembangunan Infrastruktur diakses 25 oktober 2021 dari
https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-012807201/5-kerugian-indonesia-
akibat-pembengkakan-biaya-pembangunan-infrastruktur

BBC News, lima hal tentang dana haji dan kontroversinya diakses 25 oktober
2021 dari https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-40778194

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,


Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. diakses pada
tanggal 25 Oktober 2021 dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/

16

Anda mungkin juga menyukai