KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah saya haturkan puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt. atas karunia dan
segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun akhirnya dapat menyelesaikan
modul yang dibuat ini.
Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan pelatihan dalam rangka
sertifikasi guru profesional mata pelajaran Biologi. Sesuai dengan segmentasi peserta, modul
ini disusun dengan kualifikasi yang tidak diragukan.
Teknik pembukaan yang diangkat secara terpadu dilakukan tanpa adanya pemilihan jenjang
pendidikan. Langkah ini diambil dengan harapan dapat meminimalisasi adanya pengulangan
topik dari sesuai jenjang pendidikan.
Pembahasan modul ini dimulai dengan memberi penjelasan terkait tujuan yang akan dicapai,
sementara kelebihan yang dimiliki oleh modul ini dapat dilihat dalam keterpaduan dengan
ilmu pengetahuan alam.
Pembahasan yang disampaikan juga disertai bentuk soal yang beragam, tujuannya untuk
mengukur tingkat yang dicapai dan kesuksesan dalam menjawab.
Penyusun menyadari jika pembuatan modul ini masih memiliki banyak kekurangan, karena
itu kritik dan saran sangat terbuka untuk diterima dengan sifat yang membangun. Diharapkan
semoga modul ini bisa memberi manfaat dengan baik.
Serpong, Oktober 2022
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................................2
B. Keterampilan Seseorang.......................................................................................................3
A. Persyaratan..........................................................................................................................11
B. Hak Peserta..........................................................................................................................11
C. Pendanaan............................................................................................................................11
D. Pelaporan Kegiatan.............................................................................................................11
BAB V PENUTUP...............................................................................................................11
A. Kesimpulan.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12
LAMPIRAN.........................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Visi Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa Institut Teknologi
Indonesia (PPK ORMAWA ITI) adalah menghasilkan manusia yang cendekia,
kreatif, inovatif, dan mandiri. Untuk mewujudkan visi ini maka sangat diperlukan
pengembangan hard skill maupun soft skill secara terencana, sistematis, dan
berkesinambungan. Hard skill adalah keterampilan yang bersifat teknis, visible, dan
immediate, sedangkan soft skill adalah keterampilan yang bersifat non teknis,
invisible, dan unimmediate.
Dari hasil kajian kami dari beberapa sumber (Illah Sailah, 2008) dan
(Sharma, 2009) ada perbedaan kebutuhan dan pengembangannya serta sudut pandang
terhadap hard skills dan soft skill dari beberapa bidang pada dunia kerja dan
perguruan tinggi pada saat ini sebagai berikut :
1. Pada dunia bermasyarakat soft skills lebih dibutuhkan dibandingkan hard skills
karena soft skills sangat dibutuhkan agar dapat diterima di tengah-tengah
masyarakat, manusia memiliki kemampuan yang cukup baik dalam hal
beradaptasi dengan lingkungan baru, serta didukung dengan kemampuan
komunikasi.
2. Saat ini di Indonesia pandangan terhadap seseorang yang sukses adalah seseorang
yang memiliki kemampuan hard skills dibidang tertentu. Sedangkan dunia kerja
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan orang yang sukses yaitu mereka yang
memiliki kemampuan dalam aspek teknis dan sikap yang baik.
3. Seluruh aspek dari generic skills yang juga termasuk elemen-elemen kognitif yang
berhubungan dengan non-academic skills. Ditambahkan pula bahwa, berdasarkan hasil
penelitian, tujuh soft skills yang diidenfikasi dan penting dikembangkan pada peserta
didik di lembaga pendidikan tinggi, meliputi: keterampilan berkomunikasi, keterampilan
berpikir dan menyelesaikan masalah, kerja sama tim, belajar sepanjang hayat dan
pengelolaan informasi, keterampilan wirausaha, etika, moral dan profesionalisme, dan
keterampilan kepemimpinan.
Namun kenyataan yang kita lihat dalam kehidupan pada saat ini, seorang yang
sekedar mempunyai keterampilan teknis yang tinggi namun hanya menjadi
pengangguran, sementara itu orang yang memiliki tingkat kemampuan soft skills
dapat mencapai sukses dalam hidupnya. Kenyataan ini sesuai dengan tinjauan kami
melalui latar belakang orang sukses di dunia (Illah sadilah, 2008) dan (Sharma, 2009)
yang menunjukkan bahwa yang paling menentukan kesuksesan mereka bukanlah
keterampilan hard skills, melainkan diri yang termasuk dalam katagori keterampilan
soft skills. Sehubungan adanya perbedaan fakta di lapangan dan sudut pandang antara
dunia kerja dan perguruan tinggi maka perlu dibangun pemikiran yang sama dalam
pengembangan hard skill dan soft skill tersebut, minimal dalam lingkup kecil. Oleh
karena itu visi kami sebenarnya merupakan cita-cita pengembangan hard skill dan soft
skill sudah tepat sasaran. Masalahnya adalah tinggal bagaimana cara
mengoperasionalkan cita-cita tersebut dalam kegiatan nyata yang dengan dasar
ii
cendekia, kreatif, inovatif, dan mandiri sehingga visi kami untuk mewujudkannya
butuh kekuatan Bersama mulai dari skala kecil hingga skala yang lebih besar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengembangkan soft skill pada diri seseorang untuk hidup
bermasyarakat?
2. Faktor apa saja yang mendukung perkembangan soft skill?
3. Bagaimana mengatasi kendala dalam stigma masyarakat tentang penting nya soft
skills?
C. Tujuan
Dalam rangka Peningkatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa Institut
Teknologi Indonesia dengan dukungan pengembangan soft skills bertujuan untuk
membentuk pribadi yang memiliki kemampuan soft skill yang mumpuni untuk
beradaptasi dalam kehidupan bermasyarakat. Kegiatan ini sangat memerlukan
kemampuan soft skills dan hard skills guna kelancaran kegiatan Peningkatan
Kapasitas Organisasi Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia.
D. Kegunaan
Pembuatan panduan soft skills ini berguna untuk merealisasikan kegiatan
Peningkatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia.
Pengembangan soft skills guna menjadikan menusia yang siap akan kehidupan
bermasyarakat.
ii
BAB II
PEMBAHASAN
ii
2.5 Cara Mengembangkan Soft Skill
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan soft skill, yaitu:
1. Pilih keterampilan yang ingin ditingkatkan dan latih secara konsisten.Sebab,
kebanyakan soft skill berhubungan dengan rutinitas.
2. Amati dan tiru soft skill yang ada pada orang lain.
3. Tetapkan tujuan dalam meningkatkan soft skill tertentu.
4. Temukan sumber daya untuk membantu belajar.
ii
2.7 Perkembangan Soft Skill Mahasiswa Dalam Kegiatan PPK Ormawa
Dalam kegiatan PPK Ormawa ini, mahasiswa dapat mengembangkan soft skill baik
secara individu maupun kelompok.
Contoh perkembangan soft skill mahasiswa yang mengikuti kegiatan PPK Ormawa
ini diantaranya adalah:
1. Mahasiswa mampu bekerjasama dalam tim.
2. Mahasiswa mampu mengatur waktu dengan baik (sesuai jadwal yang
ditentukan/deadline).
3. Mahasiswa mampu mengatur diri untuk lebih hati-hati dalam bertindak/bersikap.
4. Mahasiswa mampu berkomunikasi yang baik dengan seluruh aparat/orang yang
terlibat (seperti dosen pembimbing, ketua Pokdarwis, masyarakat, anggota PPK
Ormawa, dan lain-lain).
5. Mahasiswa mampu memberikan solusi dari setiap permasalahan yang ada/mampu
memecahkan masalah.
6. Mahasiswa harus bisa berkomitmen dengan Dikti dan kampus (sesuai dengan
proposal yang diajukan).
7. Mahasiswa mampu beragumentasi logis ketika sedang memutuskan suatu ide.
8. Mahasiwa mampu berinisiatif dengan mudah.
ii
BAB III
MEKANISME PENGEMBANGAN SOFT SKILL
Soft skill dapat diajarkan, tetapi dapat ditularkan. Oleh karena itu kegiatan
pengembangan soft skill tidak akan optimal bila hanya berhenti pada pelatihan,
seminar, dan workshop. Pengembangan soft skill harus dipraktekkan berulang-ulang
dan didampingi oleh mentor (Illah Sailah, 2008). Dengan kata lain kegiatan harus
terencana, terprogram dan tersistem. Setiap kegiatan harus ada coach atau mentornya
yang membimbing kemana arah kegiatan tersebut akan dilaksanakan, walau tidak
harus setiap saat ada. Kegiatan pelatihan harus terprogram dengan baik, ada durasi,
capaian dan keberlanjutan, apakah pelatihan akan diarahkan pada transformasi
keyakinan, motivasi, karakter, atau tingkahlaku. Kegiatan tidak berhenti di pelatihan
tanpa adanya pelatihan.
ii
kesempatan untuk bekerja sama dalam hal pembuatan teknologi yang mampu
memajukan desa agar tercapai masyarakat yang berkompeten dalam hal teknologi
serta melakukan pengembangan pola pikir masyarakat agar lebih perduli dengan
sesama. Skema dalam mekanisme pengembangan soft skills, pada gambar :
Dosen
Pembimbing
Masyarakat
ii
D. Memberi Stigma Tentang Soft Skills
Soft skills sangat penting karena merupakan perilaku personal dan interpersonal
yang mengembangkan dan memaksimalkan pola pikir masyarakat terkait kepercayaan
diri, kejujuran dan integritas diri. Karena banyak masyarakat yang beranggapan
bahwa kemampuan hard skills lebih penting dibandingkan dengan kemampuan soft
skills. Padahal jika dikaji lebih lanjut kemampuan soft skills harus dibarengi dengan
kemampuan hard skills untuk mendapatkan hasil yang baik.
ii
BAB IV
PENUTUP
ii
DAFTAR PUSTAKA
[1] https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-soft-skill/
[2] https://katadata.co.id/intan/berita/6200d3019e601/soft-skill-adalah-pengertian-contoh-
dan-cara-mengembangkannya
[3] https://www.sosial79.com/2021/08/pengertian-soft-skill-komponen-faktor.html?m=1
[4]
ii