Anda di halaman 1dari 3

Nur Fitriani S

F041221094

Tokoh dan Contoh dari Aliran Filsafat

1. Idealisme
a. Tokoh :
Georg Wilhelm Friedrich Hegel saat muda, dianggap terlalu banyak berpikir
dan tatapannya terlalu tajam. Pencetus ide zeitgeist ini jadi inspirasi bagi
pemikir besar seperti Karl Marx. Georg Wilhelm Friedrich Hegel, adalah salah
satu pemikir paling terkenal dari Jerman Ia percaya bahwa hidup adalah proses
perubahan yang terjadi secara terus-menerus. Sebelum tutup usia pada 14
November 1831, Hegel tidak berhenti berkarya dan menyentil pemikiran kritis
kaum cendekiawan. Dialektika hegelianism menjadi sumber karya yang tidak
habis dibahas oleh pemikir yang lahir setelahnya, utamanya Karl Marx dan
Friedrich Engels.
b. Contoh :
Dalam sebuah pekerjaan, ketika kita tidak menyukai pekerjaan itu dan
akhirnya memilih mundur karena tidak sesuai dengan idealisme kita,
pengertian idealisme di sini bisa jadi, pekerjaannya tidak sesuai aturan yang
ada, atau tidak sesuai kehendak atau minat hati.

2. Materialisme
a. Tokoh :
Karl Marx adalah seorang filosof, sosiolog, ekonom, politisi dan aktivis. Marx
menyebut pemikirannya sebagai kritik politik ekonomi dari perspektif kaum
proletar yang dikenal sebagai filsafat kritis. Pemikiran Marx menjadi rujukan
banyak ilmuwan dan sangat relevan sebagai pisau analisis. Karya Marx sangat
banyak, namun diantara karyanya yang paling sangat mewarnai dalam
pemikirannya adalah Das Kapital. Pada dasarnya Das Kapital menjelaskan
tentang pemahaman filosofi keadilan sosial dengan mengambil kasus
ketidakadilan dalam ekonomi. Pemikiran Marx dan analisis ekonomi tersebut
didasarkan pada pemikiran epistemologi yang sangat terkenal yaitu dialectical
dan historical materialism.
b. Contoh :
Kita melihat atau menilai seseorang dari apa yang melekat darinya atau apa
yang mereka kenakan. Kita bisa menilai mereka kaya atau miskin.

3. Dualisme
a. Tokoh :
Rene Descartes (1596-1650) Yang Berpendapat Bahwa budi adalah substansi
non fisik. Descartes adalah yang pertama kali mengidentifikasi dengan jelas
budi dengan kesadaran dan membedakan nya dengan otak sebagai tempat
kecerdasan.
b. Contoh :
Keberadaan jiwa dan badan

4. Empirisme
a. Tokoh :
Thomas Hobbes adalah seorang filsuf Inggris yang beraliran empirisme. Ia
dilahirkan pada tanggal 15 April 1588.Inti pemikiran Hobbes berakar pada
empirisme (berasal dari bahasa yunani empeiria yang berarti berpengalaman
dalam, berkenalan dengan). Empirisme menyatakan bahwa pengalaman adalah
asal dari segala pengetahuan. Menurut Hobbes, filsafat adalah suatu ilmu
pengetahuan tentang efek-efek atau akibat-akibat berupa fakta yang dapat
diamati. Segala yang ada ditentukan oleh sebab tertentu, yang mengikuti
hukum ilmu pasti dan ilmu alam. Yang nyata adalah yang dapat diamati oleh
indera manusia, dan sama sekali tidak tergantung pada rasio manusia
(bertentangan dengan rasionalisme).
b. Contoh :
Ketika kita memiliki pengalaman buruk dengan orang Jawa maka kita akan
menganggap buruk juga semua orang Jawa.

5. Rasionalisme
a. Tokoh :
Rasionalisme dipelopori oleh Rene Descartes (1596-1650) yang disebut
sebagai bapak filsafat modern. Ia ahli dalam ilmu alam, ilmu hukum, dan ilmu
kedokteran. Ia mengatakan, bahwa ilmu pengetahuan harus satu, tanpa
tandingan, harus disusun oleh satu orang, sebagai bangunan yang berdiri
sendiri menurut satu metode yang umum. Yang harus dipandang sebagai hal
yang benar adalah apa yang jelas dan terpilah-pilah (clear and distinctively).
Ilmu pengetahuan harus mengikuti langkah ilmu pasti, karena ilmu pasti dapat
dijadikan model cara mengenal secara dinamis. Rene Descartes yang
mendirikan aliran rasionalisme berpendapat, bahwa sumber pengetahuan yang
dapat dipercaya adalah akal. Hanya pengetahuan yang diperoleh lewat akallah
yang memenuhi syarat yang dituntut oleh semua ilmu pengetahuan ilmiah.
Dengan akal dapat diperoleh kebenaran dengan metode deduktif, seperti yang
dicontohkan dalam ilmu pasti.
b. Contoh :
Orang luar negeri mereka itu tidak takut dengan hantu seperti dalam
masyarakat Indonesia yang percaya bahwa di suatu tempat itu pasti ada
“penjaganya” karena menurut mereka itu tidak masuk akal atau tidak rasional.

6. Fenomenalisme
a. Tokoh :
Edmund Husserl (1859-1938 M). Ia selalu berupaya ingin mendekati realitas
tidak melalui argumen-argumen, konsep-konsep, dan teori umum. Kembali
kepada benda-benda itu sendiri merupakan inti dari pendekatan yang dipakai
untuk mendeskripsikan realitas menurut apa adanya. Setiap objek memiliki
hakikat, dan hakikat itu berbicara kepada kita jika kita membuka diri kepada
gejala-gejala yang kita terima. Kalau kita “mengambil jarak” dari objek itu,
melepaskan objek itu dari pengaruh pandangan-pandangan lain, dan
gejala-gejala itu kita cermati, maka objek itu “berbicara” sendiri mengenai
hakikatnya, dan kita memahaminya berkat intuisi dalam diri kita.
b. Contoh :
Saat kita menyukai seseorang dan kita terus menerus dan berulang-ulang
mendekati orang tersebut hingga orang tersebut sadar jika kita menyukainya.

Anda mungkin juga menyukai