Ditetapkan,
Direktur Utama
Tanggal Terbit
10 Mei 2022
DEFINISI Operasi sesar merupakan teknik pengeluaran bayi melalui sayatan di rongga
perut. Anastesi umum pada tindakan section caesarea merupakan teknik yang
dipertimbangkan pada beberapa kondisi seperti hipovolemia maternal,
koagulopati, infeksi pada tempat penyuntikan, peningkatan tekanan intra cranial
serta pasien yang menolak untuk dilakukan tindakan anastesi regional..
KODE ICD X
ANAMNESA 1. Riwayat kehamilan
2. Riwayat penyakit terdahulu, seperti asma, penyakit jantung, paru
3. Riwayat pembedahan dan anastesi sebelumnya.
4. Riwayat obstetric yang berpengaruh
PEMERIKSAAN FISIK 1. Pemeriksaan vital sign
2. Evaluasi pra anastesi
3. Klasifikasi ASA
4. Rekaman Fetal Heart Rate Perianasthetic.
DIAGNOSA ASSESMENT
Ditetapkan,
Direktur Utama
Tanggal Terbit
10 Mei 2022
DEFINISI Operasi caesar merupakan teknik pengeluaran bayi melalui sayatan di rongga
perut. Anestesi Regional adalah bentuk anestesi yang hanya sebagian dari tubuh
dibius dalam hal ini pilihan anestesi yang sering digunakan yaitu anestesi
Regional dengan sub aracnoid block.
KODE ICD X
ANAMNESA SUBJEKTIF :
1. Riwayat kehamilan
2. Riwayat penyakit terdahulu seperti asma , penyakit jantung dan paru
3. Riwayat pembedahan dan anestesi sebelumnya
4. Riwayat Obstetricyang berpengaruh
PEMERIKSAAN FISIK OBJEKTIF :
1. Pemeriksaan vital sign
2. Evaluasi pra anestesi
3. Klasifikasi ASA
4. Rekaman fetal heart rate perianasthetic
DIAGNOSA ASSESMENT
PEMERIKSAAN Pemeriksaan Laboratorium
PENUNJANG 1. Darah Lengkap
2. KGD Adrandom
3. CT/BT
4. Hbs Ag, Rapid Test HIV
5. Urin Lengkap
THERAPY PENATALAKSANAAN
1. Pemasangan jalur intravena dan monitor pasien untuk memantau fungsi
vital dengan baik
2. Co-loading dengan cairan RL 500 ml
3. Posisi pasien untuk anestesi sub arachnoid yaitu lateral decubitus kearah
kanan atau posisi duduk,
4. Identifikasi tempat insersi jarum spinal dan diberikan penanda desifeksi
daerah insersi jarum spinal
5. Insersi jarum spinal dan pastikan LCS keluar
6. Barbotage cairan LCS yang keluar
7. Blok dilakukan stinggi T4 dengan menggunakan obat bupivancaine
0,5% dengan dosis 10-12 mg hiperbarik dengan fentanyl 10 mcg dan
morfin 100 mcg kombinasi
8. Setelah anastesia spinal dilakukan, segera posisikan pasien dalam supine.
9. Untuk menghindari hipotensi dianjurkan pemberian Co-loading yang
adekuat dan dapat diberikan efedrin profilaksis (10 mg) disaat yang
bersamaan dengan anastesia spinal.
10. Evaluasi tanda vital pasca anastesi
11. Monitor ketinggian blok sesuai skala bromage atau alderret score
PROGNOSIS Bonam
EDUKASI Pasien dan atau keluarga di edukasi mengenai tindakan anestesi yang akan di
lakukan beserta dengan komplikasinya.
KEPUSTAKAAN Panduan nasional praktik kedokteran anestesiologi
KETUA KOMITE MEDIK KETUA SMF ANASTESI
Ditetapkan,
Direktur Utama
Tanggal Terbit
10 Mei 2022
ANAMNESA SUBJEKTIF :
1. Nyeri perut kanan bawah
2. Nyeri akan menetap dan diperberat dengan berjalan atau batuk
3. Demam,Mual,Muntah
4. Anoreksia
PEMERIKSAAN FISIK OBJEKTIF :
1. Pemeriksaan vital sign
2. Evaluasi pra anastesi
3. Klasifikasi ASA
DIAGNOSA ASSESMENT
Ditetapkan,
Direktur Utama
Tanggal Terbit
10 Mei 2022
DEFINISI Debridement merupakan suatu tindakan bedah yang bertujuan untuk membuang
jaringan nekrosis maupun debris yang menghalangi penghalangi proses
penyembuhan luka dan potensial terjadi atau berkembangnya infeksi .
Debridement sering dilakukan pada kasus luka bakar , ulkus dan luka yang kotor
Pada tindakan debridebent dibutuhkan relaksasi sehingga pilihan anastesi yang
tepat yaitu anastesi umum dengan intubasi.
KODE ICD X
ANAMNESA SUBJEKTIF :
1. Tampak luka kotor ataupun luka bakar
2. Luka disertai nyeri
3. Rencana operasi
PEMERIKSAAN FISIK OBJEKTIF :
1. Pemeriksaan vital sign
2. Evaluasi pra anastesi
3. Klasifikasi ASA
4. Evaluasi jalan nafas
DIAGNOSA ASSESMENT
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PENUNJANG 1. Darah Rutin
2. KGD adrandom
3. CT/BT
4. Hbs Ag, Rapid Test HIV
5. Urin lengkap
Radiologi :
1. Foto thoraks
Pemeriksaan penunjang lainnya :
1. EKG
THERAPY PENATALAKSANAAN
1. Puasa 6-8 jam preop untuk kasus elektif
2. Pemasangan jalur intra vena yang berfungsi baik
3. Pemasangan alat monitor untuk pemantauan fungsi vital
4. Medikasi pra anastesi
- Medikasi pra anastesi dapat diberikan sesuai kebutuhan, antara lain
dengan lain dengan menggunakan obat golongan sedative-
tranquilizer analgetik opiod ( midazolam 2 mg, fentanyl 1 mcg/kgBB
atau pethidin 1 mg/kgBB dan lidokain 1,5 mg/kgBB), anti emetic
dan H-2 anatagonis.
5. Induksi dengan menggunakan propofol 1,5 mg/kgBB
6. Preoksigenasi dengan oksigen 4-6 L/menit
7. Pemberian pelumpuh otot ( atracurium 0,5 mg/kgBB insersi pipa
endotrakeal)
8. Cek ketetapan pipa endotrakeal, kesamaan bunyi nafas lalu fiksasi
9. Rumatan anstesi dengan oksigen 4 L/menit dan obat anastesi inhalasi
sesuai kebutuhan, analgetik opioid, dan pelumpuh otot serta hippnotik
sedative.
10. Pengakiran anastesi yang menggunakan pelumpuh otot diberikan
penawar pelumpuh otot kecuali jika ada kontraindikasi.
11. Ekstubasi dilakukan jika pasien sudah bernafas spontan dan adekuat
serta hemodinamik.
12. Pemindahan pasien ke ruang pemulihan dilakukan bila ventilasi-
oksigenasi adekuat dan hemodinamik stabil.
13. Observasi tanda vital di ruang pemulihan.
PROGNOSIS Bonam
EDUKASI Pasien dan atau keluarga di edukasi mengenai tindakan anestesi yang akan di
lakukan beserta dengan komplikasinya
KEPUSTAKAAN Panduan nasional praktik kedokteran anestesiologi
KETUA KOMITE MEDIK KETUA SMF ANASTESI
Ditetapkan,
Direktur Utama
Tanggal Terbit
10 Mei 2022
DEFINISI Kuratage adalah suatu tindakan medis yang dilakukan untuk membersihkan sisa
kehamilan. Pada operasi kurtage diperlukan relaksasi pasien, sehingga pilihan
anastesi yang tepat yaitu general anastesi dengan total intravena anastesi.
KODE ICD X
ANAMNESA SUBJEKTIF :
1. Pendarahan pervaginam dengan usia kehamilan < 20 minggu disertai
rasa mules dan keram perut di daerah atas sympipis.
PEMERIKSAAN FISIK OBJEKTIF :
1. Pemeriksaan vital sign
2. Evaluasi pra anastesi
3. Klasifikasi ASA
4. Evaluasi jalan nafas
DIAGNOSA ASSESMENT
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PENUNJANG 1. Darah lengkap
2. KGD adrandom
3. CT/BT
4. Hbs Ag, Rapid Test HIV
5. Urin lengkap
6. Plano test
Radiologi :
1. Foto thoraks
Pemeriksaan penunjang lainnya :
1. EKG
THERAPY PENATALAKSANAAN
1. Puasa 6-8 jam preop untuk kasus elektif
2. Pemasangan jalur intra vena yang berfungsi baik
3. Pemasangan alat monitor untuk pemantauan fungsi vital
4. premedikasi pra anastesi midazolam 2 mg, fentanyl 1 mcg/kg dan
lidokain 1 % 1 mg/kg.
5. Induksi dengan menggunakan propofol 1,5 mg/kg.
6. Maintenance anastesi menggunakan oksigen via nasal kanul 2 L/ menit,
obat induksi propofol 1 mg/kg/15 menit diberikan secara intermitten,
analgetik berupa fentanly 1mcg/kg
7. Pemindahan pasien dari kamar operasi ke ruang pemulihan dilakukan
bila hemodinamik stabil.
8. Evaluasi fungsi vital pasca anastesi secara periodic dengan alderette
score.
9. Pasien di pendahkan ke ruang rawatan jika alderette score > 8
PROGNOSIS Bonam
EDUKASI Pasien dan atau keluarga di edukasi mengenai tindakan anestesi yang akan di
lakukan beserta dengan komplikasinya
KEPUSTAKAAN Panduan nasional praktik kedokteran anestesiologi
Direktur Utama
RSU Sembiring
Ditetapkan,
Direktur Utama
Tanggal Terbit
10 Mei 2022
DEFINISI Exici adalah suatu tindakan bedah untuk mengangkat jaringan tubuh. Pada
tinfakan exici yang dilakukan di region batang tubuh atau pun kepala dan leher
pilihan anastesi yang tepat anastesi umum dengan intubasi endoktrakheal.
KODE ICD X
ANAMNESA SUBJEKTIF :
1. Ada benjolan baik di payudara, batang tubuh, kepala maupun leher.
2. Tidak di sertai nyeri dan demam.
PEMERIKSAAN FISIK OBJEKTIF :
1. Pemeriksaan vital sign
2. Evaluasi pra anastesi
3. Klasifikasi ASA
4. Evaluasi jalan nafas
DIAGNOSA ASSESMENT
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PENUNJANG 1. Darah lengkap
2. KGD adrandom
3. CT/BT
4. Hbs Ag, Rapid Test HIV
5. Urin lengkap
Radiologi :
1. Foto thoraks
Pemeriksaan penunjang lainnya :
1. EKG
THERAPY PENATALAKSANAAN
1. Puasa 6-8 jam preop untuk kasus elektif
2. Pemasangan jalur intra vena yang berfungsi baik
3. Pemasangan alat monitor untuk pemantauan fungsi vital
4. Medikasi pra anastesi
- Medikasi pra anastesi dapat diberikan sesuai kebutuhan, antara lain
dengan lain dengan menggunakan obat golongan sedative-
tranquilizer analgetik opiod ( midazolam 2 mg, fentanyl 1 mcg/kg
atau pethidin 1 mg/kg dan lidokain 1,5 mg/kg), anti emetic dan H-2
anatagonis.
5. Induksi dengan menggunakan propofol 1,5 mg/kg
6. Preoksigenasi dengan oksigen 4-6 L/menit
7. Pemberian pelumpuh otot ( atracurium 0,5 mg/kg insersi pipa
endotrakeal)
8. Cek ketetapan pipa endotrakeal, kesamaan bunyi nafas lalu fiksasi
9. Rumatan anstesi dengan oksigen 4 L/menit dan obat anastesi inhalasi
sesuai kebutuhan, analgetik opioid, dan pelumpuh otot serta hippnotik
sedative.
10. Pengakiran anastesi yang menggunakan pelumpuh otot diberikan
penawar pelumpuh otot kecuali jika ada kontraindikasi.
11. Ekstubasi dilakukan jika pasien sudah bernafas spontan dan adekuat
serta hemodinamik stabil.
12. Pemindahan pasien ke ruanh pemulihan dilakukan bila ventilasi-
oksigenasi adekuat dan hemodinamik stabil.
13. Observasi tanda vital di ruang pemulihan.
PROGNOSIS Bonam
EDUKASI Pasien dan atau keluarga di edukasi mengenai tindakan anestesi yang akan di
lakukan beserta dengan komplikasinya
KEPUSTAKAAN Panduan nasional praktik kedokteran anestesiologi