Anda di halaman 1dari 15

TATA LAKSANA

PANDUAN PRAKTEK KLINIK


SMF ANESTESI
RSU SEMBIRING
DELITUA
RSU SEMBIRING
DELI TUA 2022-2025

ANESTESI UMUM PADA OPERASI CAESAR

No. Dokumen Halaman


No. Revisi
1/2
B
040/PPK/PAB/RSUS/V/2022

Ditetapkan,
Direktur Utama
Tanggal Terbit
10 Mei 2022

( dr. Alprindo Sembiring, M.Kes)

DEFINISI Operasi sesar merupakan teknik pengeluaran bayi melalui sayatan di rongga
perut. Anastesi umum pada tindakan section caesarea merupakan teknik yang
dipertimbangkan pada beberapa kondisi seperti hipovolemia maternal,
koagulopati, infeksi pada tempat penyuntikan, peningkatan tekanan intra cranial
serta pasien yang menolak untuk dilakukan tindakan anastesi regional..
KODE ICD X
ANAMNESA 1. Riwayat kehamilan
2. Riwayat penyakit terdahulu, seperti asma, penyakit jantung, paru
3. Riwayat pembedahan dan anastesi sebelumnya.
4. Riwayat obstetric yang berpengaruh
PEMERIKSAAN FISIK 1. Pemeriksaan vital sign
2. Evaluasi pra anastesi
3. Klasifikasi ASA
4. Rekaman Fetal Heart Rate Perianasthetic.
DIAGNOSA ASSESMENT

PEMERIKSAAN Pemeriksaan Laboratorium :


PENUNJANG 1. Darah lengkap
2. KGD Adrandom
3. CT/BT
4. Hbs Ag, Rapid Test HIV
Urine lengkap
THERAPY PENATALAKSANAAN
1. Pasien dalam posisi supine dengan bantalan pada pinggul kanan untuk
memposisikan rahim ke sebelah kiri.
2. Pemasangan jalur intravena dan alat monitor untuk memantau fungsi
vital dengan baik.
3. Denitrogenasi dengan O2 100%, Selama 3-5 menit
4. Persiapkan pasien,asepsis antisepsis
5. Saat operator sudah siap, pemberian analgetik oploid short acting untuk
menumpulkan respon simpatis saat intubasi, induksi dengan
menggunakan propofol 2mg/kg atau ketamin 1-2 mg/kg
6. Pemberian pelumpuh otot dengan succinly choline 1,5 mg/kg atau
rocuronium 0,9-1,2 mg/Kg
7. Pembedahan dimulai setelah ETT terkonfirmasi berada pada tempat
yang benar, hindari hiperventilasi.
8. Pemeliharaan anestesi dengan 50%N2o dalam oksigen dengan
0,75MAC dari gas anestesi (sevopflurane 1% isoflurane 0,75& atau
desoflurane 3%)
9. Setelah bayi dab plasenta lahir, 20-80 unit oksitosin segera diberikan
dalam 1 Liter RL dan 20 unit lagi pada cairan infuse kedua.
10. Bila uterus tidak berkontraksi dengan baik, berikan opioid dan anestesi
golongan halogen harus dihentikan . Pemberian methergin 0,2mg IM
atau dalam 100ml Nacl 0,9% hati-hati karena dapat meningkatkan
tekanan darah arteri .
11. Oral gastic tube dapat diberikan untuk mengurangikemungkinan terjadi
aspirasi paru dalam keadaan gawat darurat.
12. Pada akhir pembedahan pelumpuh otot secara total di reverse, gastric
tube di lepas dan pasien di ekstubasi jika nafas spontan sudah adekuat.
13. Evaluasi tanda vital pasca anestesi , pemantauan secara periodic dengan
Aldrette Score
14. Paien dipindahkan ke ruang rawat jika Aldrette Score >8.

PROGNOSIS Dubia ad bonam


EDUKASI Pasien dan atau keluarga di edukasi mengenai tindakan anestesi yang akan
dilakukan beserta dengan komplikasinya.
KEPUSTAKAAN Panduan Nasional Praktik Kedokteran Anastesiologi

KETUA KOMITE MEDIK KETUA SMF ANASTESI

( dr.Adikia Andreas Sitepu,Sp.S ) ( dr.Prawito Nurhidayat, M.Ked,Sp.An)


Direktur Utama
RSU Sembiring

( dr.Alprindo Sembiring, M.Kes )


PANDUAN PRAKTEK KLINIK
SMF ANESTESI
RSU SEMBIRING
DELITUA
RSU SEMBIRING
DELI TUA 2022-2025
ANESTESI REGIONAL PADA OPERASI CAESAR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
041/PPK-AN/RSUS/V/2022 B 1/2

Ditetapkan,
Direktur Utama
Tanggal Terbit
10 Mei 2022

( dr. Alprindo Sembiring, M.Kes)

DEFINISI Operasi caesar merupakan teknik pengeluaran bayi melalui sayatan di rongga
perut. Anestesi Regional adalah bentuk anestesi yang hanya sebagian dari tubuh
dibius dalam hal ini pilihan anestesi yang sering digunakan yaitu anestesi
Regional dengan sub aracnoid block.
KODE ICD X

ANAMNESA SUBJEKTIF :
1. Riwayat kehamilan
2. Riwayat penyakit terdahulu seperti asma , penyakit jantung dan paru
3. Riwayat pembedahan dan anestesi sebelumnya
4. Riwayat Obstetricyang berpengaruh
PEMERIKSAAN FISIK OBJEKTIF :
1. Pemeriksaan vital sign
2. Evaluasi pra anestesi
3. Klasifikasi ASA
4. Rekaman fetal heart rate perianasthetic
DIAGNOSA ASSESMENT
PEMERIKSAAN Pemeriksaan Laboratorium
PENUNJANG 1. Darah Lengkap
2. KGD Adrandom
3. CT/BT
4. Hbs Ag, Rapid Test HIV
5. Urin Lengkap
THERAPY PENATALAKSANAAN
1. Pemasangan jalur intravena dan monitor pasien untuk memantau fungsi
vital dengan baik
2. Co-loading dengan cairan RL 500 ml
3. Posisi pasien untuk anestesi sub arachnoid yaitu lateral decubitus kearah
kanan atau posisi duduk,
4. Identifikasi tempat insersi jarum spinal dan diberikan penanda desifeksi
daerah insersi jarum spinal
5. Insersi jarum spinal dan pastikan LCS keluar
6. Barbotage cairan LCS yang keluar
7. Blok dilakukan stinggi T4 dengan menggunakan obat bupivancaine
0,5% dengan dosis 10-12 mg hiperbarik dengan fentanyl 10 mcg dan
morfin 100 mcg kombinasi
8. Setelah anastesia spinal dilakukan, segera posisikan pasien dalam supine.
9. Untuk menghindari hipotensi dianjurkan pemberian Co-loading yang
adekuat dan dapat diberikan efedrin profilaksis (10 mg) disaat yang
bersamaan dengan anastesia spinal.
10. Evaluasi tanda vital pasca anastesi
11. Monitor ketinggian blok sesuai skala bromage atau alderret score
PROGNOSIS Bonam
EDUKASI Pasien dan atau keluarga di edukasi mengenai tindakan anestesi yang akan di
lakukan beserta dengan komplikasinya.
KEPUSTAKAAN Panduan nasional praktik kedokteran anestesiologi
KETUA KOMITE MEDIK KETUA SMF ANASTESI

( dr.Adikia Andreas Sitepu,Sp.S ) ( dr.Prawito Nurhidayat, M.Ked,Sp.An)


Direktur Utama
RSU Sembiring

( dr.Alprindo Sembiring, M.Kes )


PANDUAN PRAKTEK KLINIK
SMF ANESTESI
RSU SEMBIRING
DELITUA
RSU SEMBIRING
DELI TUA 2022-2025
ANESTESI PADA OPERASI APPENDECTOMY
No. Dokumen No. Revisi Halaman
042/PPK-AN/RSUS/V/2022 B 1/2

Ditetapkan,
Direktur Utama
Tanggal Terbit
10 Mei 2022

(dr. Alprindo Sembiring, M.Kes)

DEFINISI Apeendectomy adalah suatu prosedur pembedahan dengan mengangkat


appendiks yang meradang arau infeksi. Pilihab anestesi pada operasi
appendectomy yang paling sering yaitu anestesi regional dengan sub arachoid.
KODE ICD X

ANAMNESA SUBJEKTIF :
1. Nyeri perut kanan bawah
2. Nyeri akan menetap dan diperberat dengan berjalan atau batuk
3. Demam,Mual,Muntah
4. Anoreksia
PEMERIKSAAN FISIK OBJEKTIF :
1. Pemeriksaan vital sign
2. Evaluasi pra anastesi
3. Klasifikasi ASA
DIAGNOSA ASSESMENT

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM


PENUNJANG 1. Darah lengkap
2. KGD Adrandom
3. CT/BT
4. Hbs Ag, Rapid test HIV
5. Urin lengkap
Radiologi
1. Foto thoraks
Pemeriksaan penunjang lainnya:
1. EKG
THERAPY PENATALAKSANAAN
1. Pemasangan jalur intravena dan monitor pasien untuk memantau fungsi
vital dengan baik
2. Co-loading debgan cairan RL 500ml
3. Posisi pasien untuk anastesi sub arachoid yaitu lateral decubitus kearah
kanan atau posisi duduk.
4. Identifikasi tempat insersi jarum spinal,dan diberikan penanda,
desinfeksi daerah insersi jarum spinal
5. Ibsersi jarum spinal dan pastikan LCS keluar
6. Barbotage cairan LCS yang keluar
7. Blok dilakukan setinggi T4 dengan menggunakan obat buoivacaine 0,5%
dengan dosis 10-12 mg hiperbarik dengan fentanyl 10 mcg dan morfin
100 mcg kombinasi
8. Setelah anastesia spinal dilakukan, segera posisikan pasien dalam supine
9. Untuk menghindari hipotensi dianjurkan pemberian Co-loading yang
adekuat dan dapat diberikan efedrin profilaksis (10 mg) disaat yang
bersamaan dengan anastesia spinal.
10. Evaluasi tanda vital pasca anastesi.
11. Monitor ketinggian blok sesuai skala bromage atau alderrrt score.
PROGNOSIS Bonam
EDUKASI Pasien dan atau keluarga di edukasi mengenai tindakan anestesi yang akan di
lakukan beserta dengan komplikasinya
KEPUSTAKAAN Panduan nasional praktik kedokteran anestesiologi

KETUA KOMITE MEDIK KETUA SMF ANASTESI

( dr.Adikia Andreas Sitepu,Sp.S ) ( dr.Prawito Nurhidayat, M.Ked,Sp.An)


Direktur Utama
RSU Sembiring

( dr.Alprindo Sembiring, M.Kes )


PANDUAN PRAKTEK KLINIK
SMF ANESTESI
RSU SEMBIRING
DELITUA
RSU SEMBIRING
DELI TUA 2022-2025
ANASTESI PADA OPERASI DEBRIDEMENT
No. Revisi Halaman
No. Dokumen
B 1/2
043/PPK-AN/RSUS/V/2022

Ditetapkan,
Direktur Utama
Tanggal Terbit
10 Mei 2022

(dr. Alprindo Sembiring, M.Kes)

DEFINISI Debridement merupakan suatu tindakan bedah yang bertujuan untuk membuang
jaringan nekrosis maupun debris yang menghalangi penghalangi proses
penyembuhan luka dan potensial terjadi atau berkembangnya infeksi .
Debridement sering dilakukan pada kasus luka bakar , ulkus dan luka yang kotor
Pada tindakan debridebent dibutuhkan relaksasi sehingga pilihan anastesi yang
tepat yaitu anastesi umum dengan intubasi.
KODE ICD X

ANAMNESA SUBJEKTIF :
1. Tampak luka kotor ataupun luka bakar
2. Luka disertai nyeri
3. Rencana operasi
PEMERIKSAAN FISIK OBJEKTIF :
1. Pemeriksaan vital sign
2. Evaluasi pra anastesi
3. Klasifikasi ASA
4. Evaluasi jalan nafas
DIAGNOSA ASSESMENT
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PENUNJANG 1. Darah Rutin
2. KGD adrandom
3. CT/BT
4. Hbs Ag, Rapid Test HIV
5. Urin lengkap
Radiologi :
1. Foto thoraks
Pemeriksaan penunjang lainnya :
1. EKG
THERAPY PENATALAKSANAAN
1. Puasa 6-8 jam preop untuk kasus elektif
2. Pemasangan jalur intra vena yang berfungsi baik
3. Pemasangan alat monitor untuk pemantauan fungsi vital
4. Medikasi pra anastesi
- Medikasi pra anastesi dapat diberikan sesuai kebutuhan, antara lain
dengan lain dengan menggunakan obat golongan sedative-
tranquilizer analgetik opiod ( midazolam 2 mg, fentanyl 1 mcg/kgBB
atau pethidin 1 mg/kgBB dan lidokain 1,5 mg/kgBB), anti emetic
dan H-2 anatagonis.
5. Induksi dengan menggunakan propofol 1,5 mg/kgBB
6. Preoksigenasi dengan oksigen 4-6 L/menit
7. Pemberian pelumpuh otot ( atracurium 0,5 mg/kgBB insersi pipa
endotrakeal)
8. Cek ketetapan pipa endotrakeal, kesamaan bunyi nafas lalu fiksasi
9. Rumatan anstesi dengan oksigen 4 L/menit dan obat anastesi inhalasi
sesuai kebutuhan, analgetik opioid, dan pelumpuh otot serta hippnotik
sedative.
10. Pengakiran anastesi yang menggunakan pelumpuh otot diberikan
penawar pelumpuh otot kecuali jika ada kontraindikasi.
11. Ekstubasi dilakukan jika pasien sudah bernafas spontan dan adekuat
serta hemodinamik.
12. Pemindahan pasien ke ruang pemulihan dilakukan bila ventilasi-
oksigenasi adekuat dan hemodinamik stabil.
13. Observasi tanda vital di ruang pemulihan.
PROGNOSIS Bonam
EDUKASI Pasien dan atau keluarga di edukasi mengenai tindakan anestesi yang akan di
lakukan beserta dengan komplikasinya
KEPUSTAKAAN Panduan nasional praktik kedokteran anestesiologi
KETUA KOMITE MEDIK KETUA SMF ANASTESI

( dr.Adikia Andreas Sitepu,Sp.S ) ( dr.Prawito Nurhidayat, M.Ked,Sp.An)


Direktur Utama
RSU Sembiring

( dr.Alprindo Sembiring, M.Kes )


PANDUAN PRAKTEK KLINIK
SMF ANESTESI
RSU SEMBIRING
DELITUA
RSU SEMBIRING
DELI TUA 2022-2025
ANASTESI PADA OPERASI CURATTAGE
No. Revisi Halaman
No. Dokumen
B 1/2
044/PPK-AN/RSUS/V/2022

Ditetapkan,
Direktur Utama
Tanggal Terbit
10 Mei 2022

(dr. Alprindo Sembiring, M.Kes)

DEFINISI Kuratage adalah suatu tindakan medis yang dilakukan untuk membersihkan sisa
kehamilan. Pada operasi kurtage diperlukan relaksasi pasien, sehingga pilihan
anastesi yang tepat yaitu general anastesi dengan total intravena anastesi.
KODE ICD X

ANAMNESA SUBJEKTIF :
1. Pendarahan pervaginam dengan usia kehamilan < 20 minggu disertai
rasa mules dan keram perut di daerah atas sympipis.
PEMERIKSAAN FISIK OBJEKTIF :
1. Pemeriksaan vital sign
2. Evaluasi pra anastesi
3. Klasifikasi ASA
4. Evaluasi jalan nafas
DIAGNOSA ASSESMENT
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PENUNJANG 1. Darah lengkap
2. KGD adrandom
3. CT/BT
4. Hbs Ag, Rapid Test HIV
5. Urin lengkap
6. Plano test
Radiologi :
1. Foto thoraks
Pemeriksaan penunjang lainnya :
1. EKG
THERAPY PENATALAKSANAAN
1. Puasa 6-8 jam preop untuk kasus elektif
2. Pemasangan jalur intra vena yang berfungsi baik
3. Pemasangan alat monitor untuk pemantauan fungsi vital
4. premedikasi pra anastesi midazolam 2 mg, fentanyl 1 mcg/kg dan
lidokain 1 % 1 mg/kg.
5. Induksi dengan menggunakan propofol 1,5 mg/kg.
6. Maintenance anastesi menggunakan oksigen via nasal kanul 2 L/ menit,
obat induksi propofol 1 mg/kg/15 menit diberikan secara intermitten,
analgetik berupa fentanly 1mcg/kg
7. Pemindahan pasien dari kamar operasi ke ruang pemulihan dilakukan
bila hemodinamik stabil.
8. Evaluasi fungsi vital pasca anastesi secara periodic dengan alderette
score.
9. Pasien di pendahkan ke ruang rawatan jika alderette score > 8

PROGNOSIS Bonam
EDUKASI Pasien dan atau keluarga di edukasi mengenai tindakan anestesi yang akan di
lakukan beserta dengan komplikasinya
KEPUSTAKAAN Panduan nasional praktik kedokteran anestesiologi

KETUA KOMITE MEDIK KETUA SMF ANASTESI

( dr.Adikia Andreas Sitepu,Sp.S ) ( dr.Prawito Nurhidayat, M.Ked,Sp.An)

Direktur Utama
RSU Sembiring

( dr.Alprindo Sembiring, M.Kes )


PANDUAN PRAKTEK KLINIK
SMF ANESTESI
RSU SEMBIRING
DELITUA
RSU SEMBIRING
DELI TUA 2022-2025
ANASTESI PADA OPERASI BREAST TUMOR DAN SOFT TISSUE
TUMOR PADA REGIO BATANG TUBUH, LEHER DAN KEPALA
No. Revisi Halaman
No. Dokumen
B 1/2
044/PPK-AN/PAB/RSUS/V/2022

Ditetapkan,
Direktur Utama
Tanggal Terbit
10 Mei 2022

(dr. Alprindo Sembiring, M.Kes)

DEFINISI Exici adalah suatu tindakan bedah untuk mengangkat jaringan tubuh. Pada
tinfakan exici yang dilakukan di region batang tubuh atau pun kepala dan leher
pilihan anastesi yang tepat anastesi umum dengan intubasi endoktrakheal.
KODE ICD X

ANAMNESA SUBJEKTIF :
1. Ada benjolan baik di payudara, batang tubuh, kepala maupun leher.
2. Tidak di sertai nyeri dan demam.
PEMERIKSAAN FISIK OBJEKTIF :
1. Pemeriksaan vital sign
2. Evaluasi pra anastesi
3. Klasifikasi ASA
4. Evaluasi jalan nafas
DIAGNOSA ASSESMENT
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN LABORATORIUM
PENUNJANG 1. Darah lengkap
2. KGD adrandom
3. CT/BT
4. Hbs Ag, Rapid Test HIV
5. Urin lengkap
Radiologi :
1. Foto thoraks
Pemeriksaan penunjang lainnya :
1. EKG
THERAPY PENATALAKSANAAN
1. Puasa 6-8 jam preop untuk kasus elektif
2. Pemasangan jalur intra vena yang berfungsi baik
3. Pemasangan alat monitor untuk pemantauan fungsi vital
4. Medikasi pra anastesi
- Medikasi pra anastesi dapat diberikan sesuai kebutuhan, antara lain
dengan lain dengan menggunakan obat golongan sedative-
tranquilizer analgetik opiod ( midazolam 2 mg, fentanyl 1 mcg/kg
atau pethidin 1 mg/kg dan lidokain 1,5 mg/kg), anti emetic dan H-2
anatagonis.
5. Induksi dengan menggunakan propofol 1,5 mg/kg
6. Preoksigenasi dengan oksigen 4-6 L/menit
7. Pemberian pelumpuh otot ( atracurium 0,5 mg/kg insersi pipa
endotrakeal)
8. Cek ketetapan pipa endotrakeal, kesamaan bunyi nafas lalu fiksasi
9. Rumatan anstesi dengan oksigen 4 L/menit dan obat anastesi inhalasi
sesuai kebutuhan, analgetik opioid, dan pelumpuh otot serta hippnotik
sedative.
10. Pengakiran anastesi yang menggunakan pelumpuh otot diberikan
penawar pelumpuh otot kecuali jika ada kontraindikasi.
11. Ekstubasi dilakukan jika pasien sudah bernafas spontan dan adekuat
serta hemodinamik stabil.
12. Pemindahan pasien ke ruanh pemulihan dilakukan bila ventilasi-
oksigenasi adekuat dan hemodinamik stabil.
13. Observasi tanda vital di ruang pemulihan.
PROGNOSIS Bonam
EDUKASI Pasien dan atau keluarga di edukasi mengenai tindakan anestesi yang akan di
lakukan beserta dengan komplikasinya
KEPUSTAKAAN Panduan nasional praktik kedokteran anestesiologi

KETUA KOMITE MEDIK KETUA SMF ANASTESI

( dr.Adikia Andreas Sitepu,Sp.S ) ( dr.Prawito Nurhidayat, M.Ked,Sp.An)


Direktur Utama
RSU Sembiring

( dr.Alprindo Sembiring, M.Kes )


BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumen Panduan Praktik Klinik Di Buat Rangkap 3 Yaitu :

1. Sebagai Dokumen Di Masing-Masing SMF


2. Sebagai Dokumen Di Sekertariat
3. Sebagai Dokumen Komite Medik

Anda mungkin juga menyukai