Anda di halaman 1dari 3

1. Apakah kita merasa bangga terhadap Bahasa Indonesia?

Sebutkan
alasannya!
Ya, saya merasa bangga terhadap Bahasa Indonesia. Seperti yang sudah
diketahui bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang diraih
dengan penuh perjuangan untuk diakui sebagai bahasa nasional, bahasa resmi,
sekaligus bahasa persatuan.
Perkembangan Bahasa Indonesia mulai dari bahasa Melayu sampai menjadi
PUEBI merupakan perkembangan yang cukup panjang. Hal ini menunjukkan
bahwa ejaan Bahasa Indonesia diperbaharui sebaik mungkin untuk digunakan
dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Kita harus bangga terhadap Bahasa Indonesia karena Bahasa Indonesia sudah
dipelajari oleh bangsa lain. Setidaknya ada empat universitas besar dunia yang
memiliki mata kuliah Bahasa Indonesia, yaitu Tokyo University of Foreign
Studies (Jepang), University of Shouthern Queensland (Australia), Taras
Shevchenko National University of Kyiv (Ukraina), dan Hankuk Univeristy of
Foreign Studies (Korea Selatan).

2. Apakah kita bangga menggunakan Bahasa Indonesia? Sebutkan alasannya!


Kita harus bangga menggunakan Bahasa Indonesia. Bangsa Indonesia terdiri
atas berbagai suku yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Bangsa Indonesia
pun memiliki banyak sekali bahasa daerah yang merupakan identitas dari setiap
suku pemiliknya. Misalnya, bahasa Bengkulu menjadi identitas masyarakat
Bengkulu. Bahasa Batak menjadi identitas mayarakat Batak. Demikian pula
bahasa Jawa menjadi identitas masyarakat Jawa. Banyaknya bahasa daerah yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia ini tentunya menjadi kendala tersendiri bagi
suatu masyarakat ketika berkomunikasi dengan masyarakat bukan penutur
bahasanya.
Atas dasar itulah pada 28 Oktober 1928 lahir kesepakatan untuk menjunjung
bahasa Indonesia sebagai bahasa pesatuan bagi seluruh bangsa Indonesia.
Dengan demikian, bahasa Indonesia sekaligus menjadi identitas bangsa
Indonesia. Menggunakan bahasa Indonesia pada saat yang tepat berarti kita telah
menampilkan identitas sebagai bangsa Indonesia. Banyak cara yang dapat
dilakukan untuk mengimplementasikan rasa bangga ini. Di antaranya dengan
tidak mencampuradukan bahasa Indonesia dengan bahasa asing, baik pada
ragam tulis maupun lisan. Selain itu, ketika menggunakan bahasa Indonesia pada
ragam tulis, sangat perlu digunakan kaidah kebahasaan yang benar, agar pesan
yang dimaksud sampai kepada pembaca dan kaidah kebahasaan tetap terjaga.

3. Apakah kita telah terus menerus berusaha meningkatkan pengetahuan dan


keterampilan berbahasa Indonesia? Sebutkan alasannya!
Kita telah terus menerus berusaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
berbahasa Indonesia. Seperti:
 menyimak, Setiap orang tentu melakukan kegiatan menyimak, mulai dari
mendengarkan berita, cerita, dan berbagai informasi lainnya baik melalui
TV, Radio, dll. Menyimak adalah kegiatan mendengarkan atau
memperhatikan baik-baik apa yang ducapkan orang, menangkap dan
memahami makna dari apa yang didengar.
 Keterampilan berbicara pada umumnya dapat dilakukan oleh semua orang,
tetapi berbicara yang terampil hanya sebagian orang mampu melakukan.
 Pusat pemerolehan berbagai pengetahuan keterampilan dari menyimak,
berbicara, dan menulis ialah membaca.
 Menulis sebagai pusat pengaplikasian berbagai pengetahuan yang telah
didapat dari aktivitas menyimak, membaca, dan berbicara kemudian
mengalihkannya ke dalam rangkaian kata dan bahasa yang memiliki makna
dan tujuan.

4. Apakah kita telah mampu memilih ragam bahasa Indonesia yang sesuai
dengan konteks situasi dan penggunaanya? Jelaskan!
Ragam Bahasa terdiri atas dua yaitu ragam bahasa lisan dan ragam bahasa
tulisan. Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga
kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Pembicaraan lisan dalam situasi
formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam
situasi tidak formal atau santai. Tentu nya kita bisa memilih ragam bahasa yang
sesuai dengan konteks situasi. Seperti misalnya kita ingin belanja kepasar, kita
bisa menggunakan bahasa lisan yang nonformal. Tetapi jika kita berada di
situasi yang formal seperti mengikuti seminar dan diskusi, kita harus
menggunakan bahasa lisan yang formal.
Berbeda dengan ragam bahasa lisan yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi
pemakaian, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang
diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian.

Anda mungkin juga menyukai