Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri: 1. Usia Umur dapat di definisikan sebagai lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan. Umur lansia lebih dominan terkena berbagai penyakit dan rentan mengalami nyeri pada tubuh karna tentu saja lansia memiliki metabolisme tubuh yang sudah melemah, berbeda dengan remaja atau anak-anak yang memiliki metabolisme yang baik. 2. Jenis Kelamin perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seorang itu dilahirkan. Jenis kelamin dengan respon nyeri laki- laki dan perempuan tentu saja berbeda. Hal ini terjadi karena laki-laki lebih siap untuk menerima efek, komplikasi dari nyeri sedangkan perempuan suka mengeluhkan sakitnya dan menangis. 3. Kebudayaan cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh bersama serta diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya. Etnik dan warisan budaya telah lama dikenal sebagai faktor faktor yang mempengaruhi reaksi nyeri dan ekspresi nyeri tersebut. Perilaku yang berhubungan dengan nyeri adalah sebuah bagian dari proses sosialisasi. 4. Perhatian Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya pengalihan (distraksi) dihubungkan dengan respon nyeri yang menurun. 5. Makna Nyeri Seorang pasien yang menghubungkan rasa nyeri dengan hasil akhir yang positif dapat menahan nyeri dengan sangat baik. Sebaliknya, pasien yang nyeri kroniknya tidak mereda dapat merasa lebih menderita. Mereka dapat berespon dengan putus asa, ansietas, dan depresi karena mereka tidak dapat mengubungkan makna positif atau tujuan nyeri. 6. Ansietas Ansietas merupakan respon terhadap ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, dan samar-samar. Stimulus nyeri mengaktifkan bagian sistem limbik yang diyakini mengendalikan emosi seseorang, khususnya ansietas. 7. Keletihan Keletihan merupakan keadaan berkurangnya suatu unit fungsional dalam melaksanakan tugasnya dan akan semakin berkurang jika keletihan bertambah. Selama berolahraga atau kecapean, tubuh kekurangan oksigen sehingga produksi asam laktat meningkat. Akibatnya, peningkatan kadar asam laktat dalam tubuh menimbulkan nyeri. 8. Pengalaman Sebelumnya Seseorang yang sebelumnya pernah mengalami menstruasi kemungkinan akan lebih siap mengalami nyeri dibandingkan seseorang yang belum pernah. Namun demikian, pengalaman nyeri sebelumnya tidak berarti bahwa seseorang itu akan mengalami nyeri yang lebih mudah pada masa yang akan datang. Jika seseorang sejak lama sering mengalami serangkaian nyeri tanpa pernah sembuh maka rasa takut akan muncul dan sebaliknya. 9. Lingkungan Dan Dukungan Keluarga Seseorang pasti memiliki cara atau tempat yang berbeda untuk mengeluhkan tentang rasa nyeri mereka, seseorang biasanya mengeluhkan rasa nyeri itu kepada orang tua atau teman untuk memperoleh bantuan dan dukungan. Biasanya dengan tidak adanya keluarga atau teman, seseorang yang merasakan nyeri akan merasa tertekan. 10. Jenis Pekerjaan Pekerjaan mengacu pada pentingnya suatu aktifitas, waktu, dan tenaga yang dihabiskan, serta imbalan yang diperoleh. Pekerjaan didunia ini sangatlah banyak dan beragam, siapapun dapat mendapat pekerjaan. Namun, jenis pekerjaan sangatlah berpengaruh dalam menghadapi rasa nyeri, seperti atlet atau olahragawan yang pasti lebih sering mengalami rasa nyeri dibandingkan pekerja kantoran. 11. Kepercayaan Spiritual Kepercayaan spiritual merupakan kepercayaan atau praktik-praktik yang berdasarkan kepercayaan bahwa jiwa-jiwa yang terangkat (saat meninggal) tetap bisa mengadakan hubungan dengan jasad. Kepercayaan spiritual dapat menjadi kekuatan yang memengaruhi pengalaman individu dari nyeri. Pasien mungkin terbantu dengan cara berbincang dengan penasihat spiritual mereka