RPJMN 2015-2019
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Disampaikan oleh :
Drs. Sumedi Andono Mulyo, MA, Ph.D
Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi dan Perdesaan
3
PERTANYAAN KRITIS
3. Bagaimana MEMBANGUN KERJASAMA, KEMITRAAN DAN KOLABORASI dalam pengurangan
daerah tertinggal? MANAJEMEN KOMUNIKASI
1) Internal Kemen. Desa, PDT dan Transmigrasi (Kemen DPDTT) Koordinasi Antardeputi dan
antardirektur
2) Kemen DPDTT dengan Pemda Pola Pendampingan dan Penugasan
3) Kemen DPDTT dengan Kementerian/Lembaga Koordinasi dan Sinergi
4) Kemen DPDTT dengan donor Perencanaan, Pelaksanaan, Penganggaan, Penyaluran Bantuan,
Pelaporan dan Evaluasi, dan Pertanggungjawaban
5) Kemen DPDTT dengan mitra lainnya Perencanaan, Pelaksanaan, Penganggaan, Penyaluran
Bantuan, Pelaporan dan Evaluasi, dan Pertanggungjawaban
4. Bagaimana MENGHITUNG KEBUTUHAN INVESTASI yang diperlukan di setiap wilayah (Papua,
Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, Jawa-Bali dan Sumatera) MANAJEMEN INVESTASI
5. Bagaimana persiapan Rencana Program dan kegiatan tahun 2017, 2018 dan 2019PRIORITAS DAN
PENCAPAIAN TARGET RPJMN 2015-2019
4
TUJUAN DAN KELUARAN
TUJUAN
Melakukan review pelaksanaan program/kegiatan pembangunan daerah tertinggal dalam RPJMN 2015-2019 antara lai:
1. Evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2015 menurut wilayah pulau (Papua, Maluku, Nusa
Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, Jawa-Bali dan Sumatera) terutama keluaran, hasil dan manfaat, serta dan
hambatan yang dihadapi (meliputi fungsi koordinasi tematik dan gap filler)
2. Monitoring pelaksanaan program/kegiatan pembangunan daerah tertinggal TA 2016 wilayah pulau (Papua,
Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, Jawa-Bali dan Sumatera) (meliputi fungsi koordinasi tematik dan
gap filler)
3. Persiapan pelaksanaan program/kegiatan pembangunan daerah tertinggal TA 2017
4. Penyusunan rencana kegiatan pembangunan daerah tertinggal TA 2018 & 2019 untuk mencapai sasaran RPJMN
2015-2019.
Keluaran
1. Hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2015;
2. Hasil monitoring pelaksanaan program/kegiatan tahun 2016;
3. Pemetaan isu dan permasalahan yang akan menghambat pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2017;
4. Inventarisasi isu strategis dan prioritas pembangunan daerah tertinggal tahun 2018 dan 2019 untuk
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMN 2015-2019.
5
PENDAHULUAN
RPJMN 2015-2019
BIDANG PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL
HASIL PEMANTAUAN
6
PENDAHULUAN
7
DASAR HUKUM MID TERM REVIEW (MTR) RPJMN 2015-2019
Pasal 4: Menteri melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMN. Evaluasi
dilaksanakan pada paruh waktu dan tahun terakhir pelaksanaan RPJMN.
8
MID-TERM REVIEW RPJMN 2015-2019
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
RENCANA
RENCANA
SASARAN NASIONAL
1. Berkurangnya Daerah tertinggal dari 122
menjadi 42 kabupaten
RPJMN 2015-2019 2. Meningkatnya rata-rata pertumbuhan ekonomi
di daerah tertinggal menjadi 7,24%
3. Berkurangnya persentase penduduk miskin di
2015 2016 2017 2018 2019
daerah tertinggal menjadi 14%
4. Meningkatnya IPM di daerah tertinggal
menjadi 69,6
MONITORING
PERSIAPAN
Tercapai/on-track/
EVALUASI
on-trend
Sangat sulit
tercapai
10
LOKASI SASARAN DAN TARGET
PENGURANGAN DAERAH TERTINGGAL DALAM RPJMN 2015 – 2019
Jumlah Kabupaten/Kota Sasaran dalam
Wilayah Buku III RPJMN 2015 - 2019
6 Sulawesi 18 14
26 Kalimantan 12 9
Sumatera 13 11
Jawa 6 6
Nasional 122 80
SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
INDIKATOR 2014
2015 2016 2017 2018 2019
(Baseline)
Persentase pertumbuhan ekonomi di
6.89 6.96 7.02 7.08 7.15 7.24
daerah tertinggal (%)
Persentase penduduk miskin di daerah
16.42 16.00 15.42 14.90 14.43 14.00
tertinggal (%)
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di
67.46 68.13 68.49 68.84 69.18 69.59
daerah tertinggal 11
POLA PENANGANAN 122 DAERAH
TERTINGGAL TAHUN 2017-2019
PN DAERAH TERTINGGAL: Tahun 2017 Fokus terhadap 54 kabupaten tertinggal, agar
dampak yang dihasilkan lebih signifikan
80 29 42 47
80
Kabupaten Kab Kab Kab
Kabupaten
Prioritas
Prioritas
Terentaska
Terentaskan
n 2017 2018 2019
54 82 74
Kab Kab Kab
42
Kabupaten
Lainnya 25 40 27
Kab Kab Kab
5 kabupaten
tertinggal
terintegrasi
• Kec prioritas
• Kec prioritas: pemenuhan SPM:
Sembalun, Kruak, • Kec prioritas: Sabu Wuar Labobar, Wer
Jerowaru Tengah, Sabu Liae & Maktian, Molu maru
• Rencana Prukab: Raijua • Rencana Aqua estate:
Melon, kentang, • Rencana Aqua estate: Rumput laut
Rumput Laut, Lobster Garam & Rumput laut
13
STRATEGI BIDANG PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
DALAM RPJMN 2015 - 2019
1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal menjadi rata-rata sebesar 7,24 persen;
Sasaran Nasional 2. Menurunnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi rata-rata 14,00 persen; dan
3. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal menjadi rata-rata sebesar 69,59
1. Meningkatkan nilai tambah sesuai dengan karakteristik dan produk unggulan daerah
2. Meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan
3. Meningkatkan kualitas sdm, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), dan kapasitas tata kelola
kelembagaan pemerintahan daerah tertinggal
4. Mempercepat pemenuhan standar pelayanan minimal (spm) untuk pelayanan dasar publik
5. Memberikan tunjangan khusus kepada tenaga kesehatan, pendidikan, penyuluh pertanian, pendamping
desa di daerah tertinggal
Strategi
6. Melakukan penguatan regulasi terhadap daerah tertinggal dan pemberian insentif kepada pihak swasta
dalam pengembangan iklim usaha di daerah tertinggal
7. Melakukan pembinaan terhadap daerah tertinggal yang sudah terentaskan melalui penguatan kapasitas
kelembagaan pemerintahan daerah dan peningkatan kapasitas sdm
8. Meningkatkan koordinasi dan peran serta lintas sektor dalam upaya mendukung pembangunan daerah
tertinggal melalui pengembangan kawasan perdesaan
9. Mempercepat pembangunan provinsi papua dan papua barat 14
o Keterisolasian wilayah papua khususnya di Pegunungan Tengah
WILAYAH PAPUA yang belum terhubung oleh jaringan jalan sehingga sangat
tergantung pada sistem transportasi udara dan mengakibatkan
disparitas harga sangat tinggi.
o Masyarakat masih bercocok tanam secara subsisten dan ladang
berpindah
o Rendahnya produktivitas komoditas karena terbatasnya teknologi
Ketertinggalan produksi, rendahnya hilirisasi pengolahan produk unggulan,
Utama di Papua: terbatasnya akses produksi lokal terhadap pasar
o Konflik lahan dan tanah ulayat
Aksesibilitas o Rendahnya angka melek huruf , partisipasi pendidikan, di terutama di
Ekonomi wilayah pegunungan tengah
o tingginya angka kematian ibu melahirkan; angka penyakit menular
SDM (malaria, HIV/AIDS, kolera); gizi buruk,dll
Legenda : o Tidak meratanya distribusi tenaga pendidikan dan kesehatan
'4 Pusat Ekonomi
o Terbatasnya akses menuju pusat pelayanan kesehatan & pendidikan
Non Daerah Tertinggal
Agak Tertinggal
Tertinggal
Sangat Tertinggal
WILAYAH MALUKU terluar yang belum terhubung oleh jaringan tol laut sehingga sangat
tergantung pada sistem transportasi udara dan kondisi cuaca laut
sehingga mengakibatkan disparitas harga sangat tinggi.
o Terbatasanya akses terhadap telekomunikasi, Energi dan Air Bersih
Legenda :
'4 Pusat Ekonomi
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Wilayah Maluku:
Non Daerah Tertinggal • Pengembangan Tol Laut dan Feeder terhadap tol laut;
Agak Tertinggal • Pembangunan Pelabuhan Rakyat Morotai, MTB, MBD
Tertinggal • Pengembangan Rute Kapal Perintis;
Sangat Tertinggal • Pembangunan jalan dan jembatan Trans Maluku;
• Pengembangan PLTMH, PLTS, dan PLTMG;
Target 2019 • Pengembangan radio komunitas untuk mendukung aksesibilitas Nelayan;
2014 • Pembangunan menara penguat sinyal dan RRI dan TVRI di Perbatasan (Morotai, MTB, MBD,);
(Baseline) 122 Daerah
Wilayah Maluku • Pengembangan ekonomi masyarakat berbasis perikanan Tangkap, Budidaya, dan pengolahan hasil-hasil laut;
Tertinggal
• Pengembangan koperasi simpan pinjam dan BumDesa;
Daerah Tertinggal 14 Kab 3 kab (11 kab 42 kab (80 kab • Pembangunan pasar kecamatan di Morotai, MTB, MBD;
terentaskan) terentaskan) • Pembangunan sarana air bersih;
• Peningkatan kapasitas, kesejahteraan, dan distribusi guru dan tenaga kependidikan;
Rata-rata pertumbuhan 6.86% 7.26% 7.24% • Pengembangan pendidikan kesetaraan (kelompok belajar paket A,B,C);
ekonomi di daerah tertinggal
• Pemberian kuota khusus beasiswa Perguruan Tinggi;
Persentase penduduk miskin di 18.5% 14.31% 14.00% • Pengembangan sekolah kecil, sekolah berasrama, dan sekolah satu atap;
daerah tertinggal
• Peningkatan kapasitas, kesejahteraan, dan distribusi tenaga kesehatan;
Indeks Pembangunan Manusia 69.77 71.90 69.6 • Pemerataan alat kesehatan dan obat-obatan;
(IPM) di daerah tertinggal • Pengembangan fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pratama;
• Pengadaan puskesmas dan rumah sakit terapung/keliling.
16
o Kurangnya kemampuan untuk mengelola sumber daya lokal yang
3.Infrastruktur
19
• Belum optimalnya pengembangan potensi industri, pertanian,
20
WILAYAH JAWA-BALI
o Rendahnya angka melek huruf yang dipengaruhi oleh budaya
Ketertinggalan lokal dalam menempuh jalur pendidikan
Utama di Jawa-Bali:
SDM
21
HASIL PEMANTAUAN
22
DISTRIBUSI INVESTASI DITJEN PDT 2016-2017
TA 2016 TA 2017 Alokasi Kegiatan PDT Tahun 2016-2017 per Wilayah Pulau
DATING ALOKASI LOKASI LOKASI OUTPUT
NO. PULAU ALOKASI (Rp
(Kab) (Rp % PRIORITAS KEGIATAN 2017 % 350.000
M)
Milyar) 2017 (Kab) 2017 (Kab) (Unit) 300.000
1 Nustra 26 52.12 15,0% 15 15 47 68.43 36,3% 250.000
1. Telah terjadi pemihakan investasi terhadap KTI dimana tahun 2016 sebesar 66,6% No Kabupaten
Jumlah Output Alokasi (Rp)
Kegiatan (tertinggi-terendah)
menjadi 86,1% tahun 2017
1 Lombok Timur 12 16.622.000.000,0
2. Dari 54 kabupaten prioritas Tahun 2017, terdapat 19 kabupaten yang belum 2 Sarmi 6 15.625.000.000,0
mendapatkan intervensi, dan 16 kabupaten diantaranya berasal dari Provinsi Papua. 3 Seruyan 13 14.232.000.000,0
Sebagai trade off maka Kemendes perlu mengkoordinasikan kebutuhan pada 19 4 Halmahera Barat 7 13.654.000.000,0
kabupaten yang belum mendapatkan intevensi secara lebih intensif kepada K/L 5 Sabu Raijua 6 9.365.000.000,0
terkait 6 Pulau Morotai 6 8.035.000.000,0
7 Tojo Una-Una 6 6.970.000.000,0
3. 5 kabupaten terintegrasi telah mendapat akumulasi investasi yang signifikan (kecuali 8 Sorong Selatan 2 6.500.000.000,0
Maluku Tenggara Barat) 9 Kupang 5 6.477.000.000,0
4. Masih terdapat 3 kabupaten diluar 54 kabupaten prioritas Tahun 2017 10 Intan Jaya 1 6.000.000.000,0
23
PEMANTAUAN PELAKSANAAN RAKORDA 2016
(Dalam rangka menjalankan fungsi Koordinasi)
PROSES KELEBIHAN DIBANDINGKAN 205 EVALUASI PELAKSANAAN 2016
Input Sudah mulai membahas konsep RAD 1. RKA K/L 2017 tidak disampaikan kpd K/L krn hanya ada 5 K/L yg mengumpulkan
2018 dalam Rakorda, tidak sekedar 2. STRANAS & RAN tidak dilampirkan dlm undangan & terlambat digandakan bahkan
mempertemukan K/L dan daerah tidak sempat digandakan hingga rapat selesai
3. Peserta kabupaten sekitar 50%, provinsi sekitar 35%
Proses 1. Sudah melakukan pembahasan 1. Kurangnya sosialisasi rencana pelakasanaan Rakorda kpd direktur pemimpin sidang
sidang kelompok per wilayah & direktorat teknis sebelum pelaksanaan sidang
sehingga diksusi lebih intensif 2. Tidak ada pedoman yang dibagikan kepada peserta mengenai mekanisme sidang
2. Sudah ada pelibatan Direktur kelompok sehingga menimbulkan kebingungan seluruh pihak
sebagai pemimpin sidang dan 3. Tidak ada pedoman peran direktur sbg pemimpin sidang, dan direktorat teknis
setiap Direktorat dalam setiap dalam sidang pelompok
sidang kelompok 4. Pembagian ruang sidang kelompok kurang dipersiapkan dgn baik walau akhirnya
mendapat ruangan kosong saat solat jumat
5. Tidak ada kejelasan mekanisme sidang apakah pembahasan per wilayah, kab, atau
bidang, dan tidak ada kejelasan tingkat kedalaman diskusi
BAGAIMANA TINDAK LANJUT 6. Waktu pembahasan sangat terbatas yaitu hanya 4 jam untuk setiap wilayah untuk
DARI RAKORDA 2016? membahas seluruh aspek ketertinggalan
7. Masih terlalu banyak narasumber sehingga waktu diskusi sangat terbatas
8. Tidak ada panitia yg standby disetiap ruang sidang untuk membantu teknis sidang
kelompok/ di meja depan ruang sidang kelompok
Output Sudah ada upaya perumusan 1. Tidak ada kejelasan format berita acara pembahasan sidang kelompok
kesepakatan per sidang kelompok 2. Tidak ada kejelasan format akhir yg harus dikumpulkan dan panduan pengisian
format 24
3. Tidak ada kejelasan tenggat waktu pengumpulan
RANGKAIAN FORUM KOORDINASI PUSAT-DAERAH DALAM PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2018
1. RKA K/L 2016 1. Realisasi K/L 2016 1. Penajaman 1. Rancangan
2. Hasil 2. Konfirmasi hasil RAD PPDT RAN 2018
INPUT Musrenbangnas
Musrenbangnas 2. Evaluasi Gap
RKP 2017 untuk RKP 2017 analysis & DAK
3. RAD PPDT 2017
Seluruh forum koordinasi merupakan rangkaian forum dalam siklus perencanaan pembangunan
dalam rangka penyusunan RKP 2018 yang dimulai pada T-2
25
PEMANTAUAN RENCANA PENGEMBANGAN
POTENSI UNGGULAN DI MTB
POTENSI UNGGULAN
- Sektor Perikanan tangkap dan budidaya
- Sektor Perkebunan: Kelapa dan Sukun.
- Sektor Pertanian : Padi Ladang, Kacang
Hijau, Jagung dan Ubi-umbian Kec. Molu Maru
Kec. Wuarlabobar
POTENSI UNGGULAN
- Perikanan tangkap: ikan puri dan ikan
Kec. Wer Maktian asin, budidaya rumput Laut, udang,
mutiara.
POTENSI UNGGULAN - Sektor Perkebunan: Kakao, Kelapa, dan
- Perikanan tangkap: ikan puri dan ikan Jambu Mete.
asin, budidaya rumput Laut, udang, - Sektor Pertanian : Padi Ladang, Kacang
mutiara. Hijau, Semangka, Jagung dan Ubi Kayu
- Sektor Perkebunan: Kakao, Kelapa, Buah- - Sektor Peternakan : Itik, Kambing
buahan (Jeruk Selwasan) dan Jambu
Mete.
- Sektor Pertanian : Padi Ladang, Kacang
Hijau, Jagung dan Ubi Kayu
26
KENDALA PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT DI MTB
Aksesibilitas
DIREKTORAT DIREKTORAT K/L mitra &
PERINDEN SARPRAS Pemda
Seluruh unit kerja di Ditjen PDT merupakan suatu kesatuan entitas yang saling mendukung
dalam mencapai sasaran pembangunan daerah tertinggal
32
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
33
REPLIKASI TRANSFORMASI KEUNGGULAN NASIONAL DALAM
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
2025
Keunggulan
STRANAS PPDT
2015-2019 2020 Kompetitif
Keunggulan
Kompetitif DAYA SAING
Daerah Tidak BERBASIS
Tertinggal INOVASI
DAYA SAING
BERBASIS
2013
Keunggulan
EFISIENSI • Ekonomi kreatif
• Pusat Inovasi, Riset dan
Komparatif Pengembangan Daerah
• Tenaga profesional
Daerah Tertinggal • Kerjasama: Pemda-Universitas dan
DAYA SAING Swasta
BERBASIS
FAKTOR INPUT
•SDM terampil dan terdidik
•Infrastruktur dasar: jalan, air bersih, listrik,
telekomunikasi dan informasi
•Sumber Daya Alam: Pertanian, •Infrastruktur ekonomi: pasar, bank, pusat
Kelautan dan Perikanan, perdagangan
Pertambangan •Jaringan transportasi darat, laut dan udara
•Pariwisata: Wisata Alam, Wisata Seni
dan Budaya, 34Wisata Kuliner 34
Diadaptasi dari: The Global Competitiveness Report 2011-2012 (World
Economic Forum)
STRANAS PPDT HARUS DAPAT MENUNJUKKAN PROSES TRANSFORMASI
SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI DAN SUMBER DAYA DALAM PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL
Masyarakat Masyarakat Masyarakat Maju
Tradisional Berkembang
Peningkatan Kapabilitas
(Daya Saing, Daya Tarik
SDM
Teknologi
Informasi
Prasarana
Ruang
(darat dan laut)
Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Kalimantan Kalimantan dan Sulawesi Jawa dan Sumatera
SDA
Berburu dan Berpindah dan Pertanian dan Manufaktur dan Jasa Sintesis dan
Pengumpul Bertani Pertambangan Daur Ulang
Kemajuan suatu daerah ada Perbedaaan Arah (Direction), Besaran (Magnitude) dan
Kecepatan (Speed) 35
PEMBANGUNAN SEBAGAI PROSES AKUMULASI MODAL (ASET)
Aset Aset
Aset Aset
ekonomi sosial ekonomi sosial
t0
Akumulasi modal sosial (Social Capital Accumulation)
tn
Akumulasi modal fisik (Physical Capital Accumulation)
Akumulasi modal ekonomi (Economic Capital Accumulation)
Akumulasi modal pengetahuan (Knowledge Capital Accumulation) 36
RPJMN 2015-2019
POTENSI DAERAH (TRISAKTI DAN NAWA CITA) MASALAH DAERAH
• Perikanan dan Kelautan • Kemiskinan
• Pertanian dan Perkebunan • Pengangguran
• Industri pengolahan • Ketertinggalan
• Keterisolasian
• Pariwisata • Keterbatasan Usaha
PENGEMBANGAN WILAYAH
FAKTOR PENENTU MANAJEMEN KINERJA K/L DAN
• Kesesuaian RTRW PEMDA
• Kesiapan Lahan • Regulasi
• Keterlibatan Masyarakat • Pengorganisasin
• Perencanaan
• Kesiapan Pemda DAERAH TERTINGGAL • Penganggaran
• Kerjasama Perguruan Tinggi dan • Pelaksanaan dan Pelaporan
Kerjasama Swasta • Pengendalian dan Evaluasi
SEMANGAT WIRAUSAHA,
IKLIM USAHA DAN
DATA, INFORMASI , INSENTIF BERUSAHA PERMINTAAN PASAR LOKAL,
PENGETAHUAN DAN REGIONAL, NASIONAL DAN
TEKNOLOGI GLOBAL
39
PROSES KAPITALISASI ASSET
V4 Sumber: Dr. Ir. Son Diamar. Program Percepatan
Pembangunan Ekonomi 2010-2014: Sektor Rill
Agunan Bank, Non Bank, Berbasis SDA dan Kemaritiman
Sertifikat Kredit/Dana V5
V3
Hak Guna Investasi
V2 Konstruksi/ V6
Izin Penggunaan Investasi
V1 TANAH TANAH V7
PERUBAHAN VALUE (V1-V7)
MENTAH MATANG
• Belum Terolah/Kosong • Siap Bangun dan Bangunan
• Tanpa Prasarana dan Sarana • Tersedia Prasarana dan Sarana
• Rendah Aksesibilitas • Tinggi Aksesibilitas 40
• Murah tapi tidak produktif • Mahal dan Produktif
REORIENTASI MANAJEMEN
BUSINESS AS USUAL PERCEPATAN DAN PEMBERDAYAAN
1. OBYEK USAHA: DICARI DAN DIUSULKAN 1. OBYEK USAHA: DIINVENTARISASI PEMERINTAH
OLEH SWASTA, PEMERINTAH PASIF DIBANTU SWASTA, DAN LSM-PEMERINTAH AKTIF
PARLEMEN
PEMERINTAH BANK
Bayar PEMERINTAH
Modal+ PROVINSI
Bunga
PEMEIRNTAH
KABU/KOTA
PILIH PENGELOLA PENGELOLA
20%
3 4 20%
20% 20%
KEUNTUNGAN
RENCANA USAHA PEKERJA
2 5 20%
RAKYAT
INVENTARISASI OPERASI REVENUE SETEMPAT/
ULAYAT
1 6
ASSET DAERAH KEBUN, TAMBANG, 42 Ekonomi
Sumber: Dr. Ir. Son Diamar. Program Percepatan Pembangunan
SDA WISATA 2010-2014: Sektor Rill Berbasis SDA dan Kemaritiman
TERIMA KASIH
___________________________________
www.kawasan.bappenas.go.id
021 - 3926249
44
RENCANA DIREKTORAT PSDM TAHUN 2017
RKP 2017 RENCANA 2017
KODE PROGRAM/ KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) ALOKASI ALOKASI KENDALA
TARGET LOKASI VOLUME TARGET
(Rp. Miliar) (Rp. Miliar)
Program Percepatan
Pembangunan Daerah
Tertinggal
Pengembangan Sumber
xxxx Daya Manusia di Daerah
Tertinggal
Papua
Maluku 16 RKB di 4 kab
Nusra 12 RKB di 3 kab
40 unit di 10 kab Sulawesi 4 RKB di 1 kab
1 Jumlah ruang kelas SMP yang dibangun di daerah tertinggal 10.5 6.48
tertinggal
Kalimantan 4 RKB di 1 kab
Jawa
Sumatera
Papua
24 puskesmas di 2 kab
Maluku
1 Rs di 1 Kab
48 Puskesmas di 4 kab
12 unit Pustu dan 2 Nusra
Jumlah puskesmas pembantu/RS kelas D Pratama yang 1 Rs di 1 Kab
2 Unit RS Kelas D di 24 15.85
menerima alat kesehatan di Daerah Tertinggal Sulawesi 24 puskesmas di 2 kab
10 Kab tertinggal
Kalimantan 12 puskesmas di 1 kab
Jawa
Sumatera 12 puskesmas di 1 kab
Papua 2 asrama di 2 kab
Maluku 1 output di 1 kab
Nusra
Jumlah asrama siswa dan guru yang dibangun di daerah 6 unit di 6 Sulawesi
3 14 9.00
tertinggal kabupaten
Kalimantan 3 output di 3 kab
Jawa
Sumatera
45