Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

BAB V
METODE PELAKSANAAN

5.1. Tinjauan Umum


Metode pelaksanaan konstruksi adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang sistematis
untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dilaksanakan oleh kontraktor dan merupakan realisasi dari perencanaan awal.
Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang penting dan membutuhkan pengaturan serta
pengawasan pekerjaan sehingga dapat diperoleh hasil yang baik, tepat waktu, dan sesuai
dengan yang sudah direncanakan sebelumnya. Sehingga perlu dipersiapkan segala sesuatu
yang berhubungan dengan teknis pekerjaan dan rencana kerja.
Pedoman-pedoman yang digunakan dalam tahap pelaksanaan pekerjaan suatu proyek
konstruksi antara lain:
1. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
2. Gambar-gambar detail (Shop Drawing).
3. Arahan dari Konsultan Pengawas selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
4. Jadwal kerja yang telah ditetapkan sehingga tidak terjadi keterlambatan.
5. Peraturan pemerintah dan peraturan-peraturan lain yang mendukung pelaksanaan
pekerjaan.
Pada tahap pelaksanaan ini, sering muncul permasalahan yang dapat menghambat
progres yang telah direncanakan sebelumnya, sehingga proyek pun akan mengalami
keterlambatan yang dapat menyebabkan kerugian material dan waktu. Timbulnya masalah-
masalah itu sudah pasti tidak dapat diselesaikan begitu saja oleh satu pihak, tetapi harus
selalu dikoordinasikan bersama oleh pihak-pihak yang terkait di dalam proyek, sehingga
dapat menghasilkan jalan keluar.

5.2. Metode Top-Down


Pada proyek pembangunan basement apartemen The Pakubuwono Menteng ini
dilaksanakan dengan metode top-down. Metode top-down adalah cara pelaksanaan
pembangunan basement gedung dimana pekerjaan struktur basement dimulai dari atas ke
bawah. Metode ini dilakukan karena kondisi di sekitar proyek terdapat bangunan-bangunan
tinggi, sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan bangunan sekitar retak akibat adanya
pergeseran dan settlement tanah jika menggunakan metode bottom-up.

ARUM YUMASTUTI 76
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

Pada metode top-down, diawali dengan pelaksanaan pekerjaan dinding penahan tanah
(DPT) yang berfungsi untuk menahan tanah samping agar tidak runtuh ke lokasi penggalian
basement yang disebabkan tekanan tanah lateral dan tekanan hidrostatis tanah. Pada proyek
ini DPT yang digunakan adalah secant pile tanpa ground anchor. Selanjutnya adalah
pelaksanaan pemasangan borepile dan king post. King post adalah tiang baja yang dipasang
di posisi tengah borepile yang berfungsi sebagai tiang penyangga pelat dan balok saat proses
galian lantai basement dilakukan. King post ini nantinya akan diselimuti tulangan dan dicor
menjadi kolom permanen. Setelah pekerjaan borepile dan king post selesai, selanjutnya
pelaksanaan pekerjaan pelat lantai dasar (Ground Floor) dan Capping Beam.

Berikut gambar sketsa basement pada proyek ini, dapat dilihat pada Gambar 5.1. dan
untuk dapat memahami tahapan metode top-down, berikut dapat dilihat flowchart tahapan
pelaksanaan pekerjaan basement secara keseluruhan pada Gambar 5.2.

Gambar 5.1 Sketsa Basement Apartemen The Pakubuwono Menteng


(Sumber: PT Total Bangun Persada tbk.)

ARUM YUMASTUTI 77
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

PEMASANGAN DINDING PENAHAN TANAH

PEKERJAAN PONDASI BOREPILE DAN KING POST

PEKERJAAN GROUND FLOOR DAN CAPPING BEAM

GALIAN TANAH + BONGKAR BOREPILE (B1)

PEKERJAAN STRUKTUR B1

GALIAN TANAH + BONGKAR BOREPILE (B2)

PEKERJAAN STRUKTUR B2

GALIAN TANAH + BONGKAR BOREPILE (B3)

PEKERJAAN RAFT FOUNDATION , PILE CAP , SLAB (B3)

PEKERJAAN STRUKTUR B3

Gambar 5.2 Flowchart Tahapan Pelaksanaan Metode Top-Down

Pekerjaan struktur basement, meliputi pekerjaan kolom, balok, pelat, shearwall dan
drop panel. Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut terdapat pekerjaan yang dilaksanakan
secara berurutan dimana harus menunggu pekerjaan yang lain selesai, namun adapula
pekerjaan yang dapat dilaksanakan secara pararel atau bersamaan. Untuk dapat memahami
tahapan pekerjaan struktur basement dapat dilihat pada Gambar 5.3 Flowchart Tahapan
Pekerjaan Struktur B1. Dari flowchart tersebut dapat diketahui bahwa pekerjaan penulangan
drop panel dapat dilakukan pararel dengan penulangan balok dan shearwall. Ketiga
pekerjaan tersebut dapat dilakukan setelah pemasangan tulangan bawah pelat lantai telah
selesai dilaksanakan. Selain itu pekerjaan yang dapat dilakukan secara pararel yaitu
pemasangan stopcor, bekisting gutter dan bekisting area void, serta pada pekerjaan galian
basement 2 dapat dilaksanakan secara pararel dengan pekerjaan kolom dan strutting baja
pada basement 1. Untuk pekerjaan struktur pada basement 2 dan 3 mempunyai prinsip
urutan tahapan yang sama dengan basement 1.

ARUM YUMASTUTI 78
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

PEKERJAAN STRUKTUR B1

PELAT BALOK SHEARWALL DROP PANEL KOLOM

PEKERJAAN LANTAI KERJA + BEKISTING PLYWOOD PEKERJAAN KING POST

PEMASANGAN DOWEL KE
SECANT PILE

PEMASANGAN
TUL. BAWAH
PENULANGAN
PENULANGAN PENULANGAN
SHEARWALL
BALOK DROP PANEL
TAHAP 1
PENULANGAN
KOLOM TAHAP 1
PEMASANGAN
TUL. INTEGRITY

PEMASANGAN
TUL. ATAS

PEMASANGAN
TUL. GUTTER

PEMASANGAN BEKISTING AREA VOID


STOPCOR DAN
BEKISTING
GUTTER PENGECORAN PELAT
LANTAI, BALOK, DAN DP

STRUKTUR SEMENTARA PENULANGAN


STRUTTING BAJA (VOID B1) KOLOM TAHAP 2

PENULANGAN
PASANG BEKISTING
SHEARWALL TAHAP 2
PEKERJAAN GALIAN B2
PENGECORAN KOLOM
PEMASANGAN
BEKISTING SW BONGKAR BEKISTING
KOLOM
PENGECORAN SW
CURING COMPOUND
BONGKAR BEKISTING SW

CURING SW

Gambar 5.3. Flowchart Tahapan Pekerjaan Struktur B1

ARUM YUMASTUTI 79
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

Pada saat awal pelaksanaan Kerja Praktek (KP), pengecoran ground floor sudah selesai
dilaksanakan dan sedang dalam proses galian basement 1. Kondisi lapangan saat awal
pelaksanaan KP dapat dilihat pada Gambar 5.4.

Gambar 5.4 Kondisi Awal KP

Area basement yang luas tidak memungkinkan untuk dikerjakan dalam sekali waktu,
sehingga diperlukan pembagian zona pada pelaksanaannya. Dalam pembagian zona
pekerjaan ini perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain kekuatan struktur, bentuk
bangunan, site plan, alur rencana pekerjaan, ketersediaan material dan alat, kapasitas volume
ready mix, produktifitas tenaga kerja, efisiensi penggunaan bekisting, dll. Pembagian zona
pekerjaan basement dapat dilihat pada Gambar 5.5.

Gambar 5.5. Zona Pekerjaan Basement

ARUM YUMASTUTI 80
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

Durasi pekerjaan galian setiap zona dapat dilihat pada Tabel 5.1. Untuk pekerjaan
lantai kerja baru dilaksanakan setelah pekerjaan galian telah dilaksanakan selama 14 hari.
Durasi pekerjaan pada balok, drop panel, pelat lantai serta kolom dan shearwall tahap 1
dapat dilihat pada Tabel 5.2. Pekerjaan tersebut meliputi lantai kerja dan bekisting void,
pembesian, pengecoran serta curing. Durasi pekerjaan kolom tahap 2 dapat dilihat pada
Tabel 5.3. Pekerjaan tersebut meliputi penulangan kolom, pemasangan bekisting,
pengecoran kolom, pembongkaran bekisting dan curing compound. Pada pelaksanaan
pekerjaan antar zona terdapat aturan overlap pekerjaan yang akan mempengaruhi total durasi
pelaksanaan pekerjaan antar lantai basement. Untuk dapat mengetahui total durasi pekerjaan
pada basement 1 dapat dilihat pada Gambar 5.6. Dari gambar tersebut diketahui bahwa total
durasi pelaksanaan B1 adalah 104 hari. Pekerjaan B2 mempunyai time schedule yang sama
dengan B1. Namun pekerjaan galian B2 sudah bisa mulai dilaksanakan dari hari ke-57
(overlaping dengan pekerjaan kolom tahap 2 dan strutting baja pada B1). Sehingga untuk
total durasi pelaksanaan B1 dan B2 adalah 56 + 104 = 160 hari.
Tabel 5.1. Durasi Pekerjaan Galian B1
Produktivitas Durasi
No Galian GF-B1 Luas (m2) Tinggi (m) Vol Galian (m3)
Galian/hari (m3) (Hari)
1 Void 1 272 3.2 870.4 500 2
2 Void 2 115 3.2 368 500 1
3 Zona 1A 256 3.2 819.2 500 2
4 Zona 1B 239 3.2 764.8 500 2
5 Zona 1C 253 3.2 809.6 500 2
6 Zona 2A 283 3.2 905.6 500 2
7 Zona 2B 294 3.2 940.8 500 2
8 Zona 3A 393 3.2 1257.6 500 3
9 Zona 3B 395 3.2 1264 500 3
10 Zona 4A 304 3.2 972.8 500 2
11 Zona 4B 387 3.2 1238.4 500 3
12 Zona 5 326 3.2 1043.2 500 3
13 Zona 6A 250 3.2 800 500 2
14 Zona 6B 238 3.2 761.6 500 2
15 Zona 6C 229 3.2 732.8 500 2
16 Zona 7 125 3.2 400 500 1
17 Zona 8A 195 3.2 624 500 2
18 Zona 8B 237 3.2 758.4 500 2
19 Zona 9A 245 3.2 784 500 2
20 Zona 9B 301 3.2 963.2 500 2
21 Zona 10 210 3.2 672 500 2
Jumlah 17750.4 Jumlah 44

ARUM YUMASTUTI 81
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

Tabel 5.2. Durasi Pekerjaan Pelat, Balok, Drop Panel, Kolom dan Shearwall Tahap 1 (B1)
DURASI PEKERJAAN (HARI)
Lantai Kerja, Penulangan Pelat, Total
No Zona
Bekisting, dan DP, Balok, Kolom Pengecoran Curing Durasi Tiap
Pek. King Post dan SW Tahap 1 Zona
1 Zona 1B 2 2 1 3 8
2 Zona 1C 2 2 1 3 8
3 Zona 1A 2 2 1 3 8
4 Zona 6B 2 2 1 3 8
5 Zona 6A 2 2 1 3 8
6 Zona 6C 2 2 1 3 8
7 Zona 3A 2 3 1 3 9
8 Zona 7 2 2 1 3 8
9 Zona 2A 2 2 1 3 8
10 Zona 8A 2 2 1 3 8
11 Zona 9A 2 2 1 3 8
12 Zona 4A 2 2 1 3 8
13 Zona 3B 2 3 1 3 9
14 Zona 2B 2 2 1 3 8
15 Zona 9B 2 2 1 3 8
16 Zona 10 2 2 1 3 8
17 Zona 8B 2 2 1 3 8
18 Zona 4B 2 3 1 3 9

Tabel 5.3. Durasi Pekerjaan Kolom Tahap 2 (B1)


DURASI PEKERJAAN KOLOM (HARI)
Penulangan Pasang Bongkar Total
No Zona Pengecoran Curing
Kolom Bekisting Bekisting Durasi
Kolom Compound
Tahap 2 Kolom Kolom Tiap
1 Zona 1B 3 2 1 1 7 14
2 Zona 1C 3 2 1 1 7 14
3 Zona 1A 3 2 1 1 7 14
4 Zona 6B 3 2 1 1 7 14
5 Zona 6A 3 2 1 1 7 14
6 Zona 6C 3 2 1 1 7 14
7 Zona 3A 3 2 1 1 7 14
8 Zona 7 3 2 1 1 7 14
9 Zona 2A 3 2 1 1 7 14
10 Zona 8A 3 2 1 1 7 14
11 Zona 9A 3 2 1 1 7 14
12 Zona 4A 3 2 1 1 7 14
13 Zona 3B 3 3 1 1 7 15
14 Zona 2B 3 2 1 1 7 14
15 Zona 9B 3 2 1 1 7 14
16 Zona 10 3 2 1 1 7 14
17 Zona 8B 3 2 1 1 7 14
18 Zona 4B 3 2 1 1 7 14

ARUM YUMASTUTI 82
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

HARI KE- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
Durasi Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6 Minggu 7 Minggu 8
No. Uraian Pekerjaan
(hari) 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
BASEMENT 1
A. PEKERJAAN GALIAN 44 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
B. PEKERJAAN PELAT, DP, BALOK, KOLOM & SW TAHAP 1
1 Zona 1B 8 1 2 3 4 5 6 7 8
2 Zona 1C 8 1 2 3 4 5 6 7 8
3 Zona 1A 8 1 2 3 4 5 6 7 8
4 Zona 6B 8 1 2 3 4 5 6 7 8
5 Zona 6A 8 1 2 3 4 5 6 7 8
6 Zona 6C 8 1 2 3 4 5 6 7 8
7 Zona 3A 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
8 Zona 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8
9 Zona 2A 8 1 2 3 4 5 6 7 8
10 Zona 8A 8 1 2 3 4 5 6 7 8
11 Zona 9A 8 1 2 3 4 5 6 7 8
12 Zona 4A 8 1 2 3 4 5 6 7 8
13 Zona 3B 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9
14 Zona 2B 8 1 2 3 4 5 6 7 8
15 Zona 9B 8 1 2 3 4 5 6 7 8
16 Zona 10 8 1 2 3 4 5 6 7 8
17 Zona 8B 8 1 2 3 4 5 6 7 8
18 Zona 4B 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gambar 5.6. Barchart Total Durasi Pekerjaan Basement 1

ARUM YUMASTUTI 83
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

HARI KE- 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105


Uraian Durasi Minggu 9 Minggu 10 Minggu 11 Minggu 12 Minggu 13 Minggu 14 Minggu 15
No.
Pekerjaan (hari) 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
BASEMENT 1
C. PEKERJAAN KOLOM DAN SW TAHAP 2
1 Zona 1B 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
2 Zona 1C 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
3 Zona 1A 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
4 Zona 6B 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
5 Zona 6A 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
6 Zona 6C 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
7 Zona 3A 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
8 Zona 7 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
9 Zona 2A 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
10 Zona 8A 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
11 Zona 9A 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
12 Zona 4A 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
13 Zona 3B 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
14 Zona 2B 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
15 Zona 9B 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
16 Zona 10 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
17 Zona 8B 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
18 Zona 4B 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
C. PEKERJAAN STRUTTING BAJA
1 Zona 1B 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
2 Zona 1C 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
2 Zona 1C 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

TOTAL DURASI PEKERJAAN B1 104 HARI

Gambar 5.6. Barchart Total Durasi Pekerjaan Basement 1 (Lanjutan)

ARUM YUMASTUTI 84
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

5.3. Galian dan Pembongkaran Borepile Basement Lantai 1 (B1)


Galian tanah dilakukan dengan menggunakan excavator, dimana jumlah dan jenisnya
disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan. Untuk melakukan proses galian B1, pada lantai GF
dibuat void untuk akses excavator dalam melakukan proses galian. Metode galian dilakukan
bertahap dari posisi void tengah lalu ke sisi lainnya sesuai dengan pengaturan sistem zoning
yang telah dibuat.
Galian dilakukan sampai elevasi rencana dengan sudut lereng tertentu sehingga
mencegah adanya kelongsoran. Untuk proses galian pada sisi dalam dilakukan secara estafet
oleh excavator, dengan memperhatikan pengaturan arah manuver, kemudian tanah dimuat
ke dump truck, untuk dibuang ke disposal area. Untuk pembongkaran borepile dilakukan
bersamaan dengan proses galian, menggunakan alat berat excavator maupun dikerjakan
manual oleh pekerja. Pekerjaan galian dan pembongkaran borepile B1 dapat dilihat pada
Gambar 5.7 sampai Gambar 5.11.

Gambar 5.7. Galian Basement Area Void Gambar 5.8. Galian Basement Zona 1A

Gambar 5.9. Memuat Tanah ke Dump Truck Gambar 5.10. Check Elevasi Galian dengan Waterpass

ARUM YUMASTUTI 85
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

Gambar 5.11. Pembongkaran Borepile

5.4. Pekerjaan King Post


King Post adalah tiang baja yang berfungsi sebagai tiang penyangga pelat dan balok
saat proses galian lantai basement dilakukan. Pada proyek ini digunakan king post berbentuk
persegi dengan ukuran 350 mm x 350 mm dengan tebal 20 mm. Posisinya berada di tengah
pondasi borepile, sehingga borepile yang menyelimuti king post ini perlu dibongkar, baik
dengan alat berat maupun secara manual dilakukan pembobokan oleh para pekerja. Sebelum
dijadikan kolom permanen, perlu dilakukan beberapa pekerjaan pada king post. Untuk
pekerjaan king post ini bisa dilakukan bersamaan dengan pekerjaan lantai kerja.
Berikut langkah pekerjaan pada king post :
a. Marking untuk posisi head stud pada king post sesuai gambar shop drawing.
b. Dilakukan pengikiran king post pada posisi head stud akan dipasang.
c. Menyiapkan stud welding gun (alat las tembak), kemudian memasang head stud
ke alat tersebut dan dipasang keramik khusus pada ujung bawah head stud.
Setelah itu, head stud ditembakan ke king post sesuai posisi yang ditentukan.
Setelah head stud terpasang, keramik dilepas.
d. Pemasangan dan pengelasan weldable coupler pada posisi yang nantinya untuk
penyambungan tulangan utama balok ke king post.
e. Pemasangan dan pengelasan bearing plat, collar plat, dan stiffener plat.
f. Pemasangan dan pengelasan tulangan NOS di atas bearing plat.

ARUM YUMASTUTI 86
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

Gambar 5.12. Pemasangan Gambar 5.13. Pengelasan Bearing Gambar 5.14. Pembersihan King
Head Stud Plat, Collar Plat dan Stiffener Plat Post dengan Steel Wire Brush

5.5. Pekerjaan Lantai Kerja


Lantai kerja merupakan lapisan beton bermutu rendah dengan ketebalan tertentu
yang digunakan sebagai bekisting sisi bawah pada pekerjaan basement di proyek ini. Lantai
kerja ini merupakan bekisting untuk pelat dan balok (selain balok void). Pekerjaan lantai
kerja dapat dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan king post. Berikut ini beberapa fungsi
lantai kerja, yaitu:
1. Menjaga agar lokasi pekerjaan tidak kotor dan becek.
2. Membuat permukaan menjadi datar dan sebagai dudukan untuk pekerjaan
pembesian.
3. Menahan gaya angkat (uplift) dan rembesan air dari tanah dibawahnya.

Adapun langkah dalam pelaksanaan lantai kerja adalah sebagai berikut:


a. Pemasangan Batako dan perataan permukaan tanah sesuai elevasi yang ditentukan.
b. Pemasangan Geotextile Woven diatas tanah asli yang telah diratakan.
c. Pemasangan patok kaso 5/7 tinggi 300 mm, setiap jarak 600 mm keseluruh bagian.
Atur agar posisi patok lurus dengan menggunakan benang nilon dan pastikan ujung
bagian atas patok sesuai dengan elevasi rencana permukaan lantai kerja.
d. Menggelar wiremesh M4, lalu menancapkan besi tulangan berbentuk siku ke tanah
untuk menahan wiremesh agar tidak menggembung.

ARUM YUMASTUTI 87
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

e. Melakukan pengecoran lantai kerja dengan ketebalan 60 mm. Ketentuan campuran


adukan untuk site mix adalah 1 PC : 3 Psr : 5 Sp, sedangkan jika ready mix yaitu Bo
(K-125). Keduanya dilakukan pada proyek ini.
f. Mengecek elevasi permukaan cor lantai kerja dengan waterpass.
g. Setelah lantai kerja kering dan kuat (kira-kira 1 hari), Selanjutnya memasang
bekisting plywood dengan ketebalan 12 mm. Pastikan bahwa posisi sambungan
bekisting plywood ini berada di atas patok-patok kayu, lalu paku bekisting plywood
ke patok-patok kayu agar kuat.
h. Setelah pemasangan dan pengelasan bearing plat, collar plat, stiffener plat, dan
tulangan NOS selesai, barulah pekerjaan lantai kerja pada drop panel dapat
dilaksanakan. Langkah pekerjaan sama seperti diatas.
i. Selanjutnya melubangi plywood pada drop panel, untuk posisi rencana pemasangan
tulangan utama kolom dengan acuan shop drawing.

Pekerjaan lantai kerja B1 dapat dilihat pada Gambar 5.15 sampai Gambar 5.22.

Gambar 5.15. Pemasangan Batako Gambar 5.16. Perataan Permukaan Tanah

Gambar 5.17. Pemasangan Patok Gambar 5.18. Pemasangan Wiremesh

ARUM YUMASTUTI 88
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

Gambar 5.19. Pengecoran Gambar 5.20. Pengecekan Gambar 5.21. Pemasangan Plywood
Lantai Kerja Elevasi Pengecoran Lantai Kerja

Gambar 5.22. Pekerjaan Lantai Kerja pada Drop Panel

5.6. Pekerjaan Pembesian


Terdapat beberapa pekerjaan pembesian pada pekerjaan struktur basement saat
pelaksanaan Kerja Praktek berlangsung, yaitu dengan urutan sebagai berikut:
1. Pemasangan Tulangan Dowel pada Secant Pile
2. Pemasangan Tulangan Bawah Pelat Lantai
3. Pemasangan Tulangan Drop Panel
4. Pemasangan Tulangan Balok
5. Pemasangan Tulangan Kolom tahap 1
6. Pemasangan Tulangan Shear Wall tahap 1 (Pertemuan Shear Wall-Balok)
7. Pemasangan Tulangan Atas Pelat Lantai
8. Pemasangan Tulangan Kolom Tahap 2

Berdasarkan urutan pekerjaan pembesian di atas, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu pemasangan tulangan atas pada pelat lantai dikerjakan setelah
pemasangan tulangan drop panel, balok, kolom tahap 1 dan shear wall tahap 1 telah selesai

ARUM YUMASTUTI 89
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

dilaksanakan. Untuk pemasangan tulangan kolom tahap 2 dilaksanakan setelah pengecoran


pelat lantai dan balok telah selesai dilaksanakan. Namun untuk mempermudah pemahaman
pembaca, langkah pekerjaan penulangan pelat lantai tetap tidak dipisah. Berikut langkah-
langkah pekerjaan penulangan pada struktur basement:
1. Pemasangan Tulangan Dowel pada Secant Pile
Pemasangan dowel dilakukan pada secondary pile (secant pile yang bertulang), yang
telah diberi tanda penomoran pada bagian dindingnya. Berikut langkah pemasangan:
a. Pembobokan bagian bawah secant pile (chipping 40 mm) dengan tinggi pembobokan
sesuai pada shop drawing, permukaan pembobokan dibuat kasar/tidak rata agar
menyatu saat pengecoran pelat lantai (monolid).
b. Pengeboran secant pile untuk membuat lubang pada lokasi pemasangan dowel
dengan jumlah dan jarak sesuai shop drawing.
c. Menyuntikan cairan kimia Fischer Fis V 360S pada lubang yang telah dibuat sebagai
bahan pengikat (Chemical Anchor).
d. Memasukan tulangan dowel ke lubang. Untuk jumlah dan diameter tulangan sesuai
dengan shop drawing.

Gambar 5.23. Pemasangan Dowel pada Secant Pile

2. Pemasangan Tulangan Drop Panel


Pemasangan tulangan drop panel dapat dilakukan bersamaan dengan pemasangan
tulangan bawah pelat lantai. Penulangan drop panel dipasang mengelilingi king post bagian
bawah dan nantinya akan menjadi penebalan kepala kolom lantai basement selanjutnya.
Fungsi drop panel adalah untuk mengurangi tegangan geser area kepala kolom (punching
shear). Berikut langkah penulangan drop panel:
a. Pemotongan dan pembengkokan tulangan drop panel dilakukan di fabrikasi besi
sesuai ketentuan pada shop drawing.

ARUM YUMASTUTI 90
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

b. Langsir tulangan bawah drop panel sejajar Lx dan Ly dengan jumlah sesuai pada
shop drawing. Lalu diikat dengan kawat bendrat.
c. Pada bagian sisi atas, tiap sisinya dipasang tulangan untuk menahan kait tulangan
bawah drop panel. Lalu diikat dengan kawat bendrat.

Gambar 5.24. Pemasangan Tulangan Drop Panel

3. Pemasangan Tulangan Balok


Pekerjaan perakitan tulangan balok dilakukan langsung pada lokasi, sedangkan
proses pemotongan dan pembengkokan tulangan dilakukan di fabrikasi besi sesuai dengan
ketentuan pendetailan tulangan pada shop drawing, kemudian baja tulangan dipindahkan ke
lokasi. Proses perakitan tulangan balok adalah sebagai berikut:
a. Memasang tulangan utama bawah balok. Untuk ujung tulangan utama bawah yang
posisinya di samping king post, tulangan dimasukkan ke dalam tulangan kolom
sebagai penjangkaran dengan penyaluran kait, sedangkan tulangan utama bawah
yang tepat pada posisi king post, tulangan disambungkan ke weldable coupler yang
telah terpasang pada king post.
b. Memasang tulangan utama atas balok, yang disangga dengan menggunakan satu
buah sengkang dan diikat dengan kawat bendrat. Ujung tulangan atas seperti
ketentuan pemasangan tulangan utama bawah.
c. Memasukan tulangan sengkang sesuai dengan jumlah sesuai kebutuhan. Atur jarak
tiap sengkang lalu diikat dengan kawat bendrat.
d. Memasang plastic spacer (pengganti beton decking) di bawah tulangan bawah untuk
jarak selimut.
e. Memasang tulangan ekstra tumpuan dan lapangan dan diikat dengan kawat bendrat.

ARUM YUMASTUTI 91
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

f. Posisi sambungan tulangan dilakukan berselang-seling dan penempatan sambungan


tidak pada posisi momen maksimum / daerah bebas sambungan.
g. Memasang plastic spacer pada bagian sisi samping untuk jarak selimut.

Gambar 5.25. Pemasangan Tulangan Pada Balok 900 x 800

Gambar 5.26 Hubungan Tulangan Utama Balok ke King Post

4. Pemasangan Tulangan Kolom Tahap 1


Pemasangan tulangan kolom dilaksanakan dalam dua tahap, dimana tahap 1
dilaksanakan sebelum pengecoran pelat dan balok. Berikut langkah penulangan kolom tahap 1:
a. Pemotongan dan pembengkokan tulangan utama, sengkang dan ties serta
pemasangan coupler pada tulangan utama dilakukan di fabrikasi besi.
b. Memasukan tulangan sengkang pada king post dengan jumlah sesuai ketentuan.
c. Memasang tulangan utama kolom sesuai pada shop drawing dengan cara memutar
bagian ujung bawah tulangan utama yang telah terpasang coupler pada lubang lantai
kerja yang telah dibuat.

ARUM YUMASTUTI 92
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

d. Mengikat sengkang pada tulangan utama dengan kawat bendrat dengan jarak sesuai
ketentuan. Lalu Mengikat ties dengan kawat bendrat berimpit dengan sengkang
sesuai ketentuan pada shop drawing.
e. Membersihkan king post dari debu dan terak dengan menggunakan steel wire brush.

Gambar 5.27. Pemasangan Gambar 5.28. Pemasangan Gambar 5.29. Pembersihan


Tulangan Utama Kolom Sengkang dan Ties Kolom King Post

Gambar 5.30. Pertemuan Kolom-Balok

5. Pemasangan Tulangan Shear Wall


Penulangan shear wall pada saat pelaksanaan Kerja Praktek, baru dikerjakan pada
area pertemuan dengan balok. Penulangan ini dilaksanakan sebelum pengecoran pelat lantai
dan balok. Pada ujung-ujung tulangan utama/vertikal shear wall dipasang coupler dengan

ARUM YUMASTUTI 93
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

tujuan untuk sambungan kembali ke tulangan utama saat pemasangan tulangan shear wall
tahap selanjutnya setelah pengecoran pelat. Berikut langkah penulangannya:
a. Pemotongan dan pembengkokan tulangan utama, sengkang dan ties serta
pemasangan coupler pada tulangan utama dilakukan di fabrikasi besi.
b. Memasukan tulangan sengkang pada tulangan balok core dengan jumlah sesuai
ketentuan.
c. Memasang tulangan utama shear wall sesuai pada shop drawing dengan cara
memutar bagian ujung bawah tulangan utama yang telah terpasang coupler pada
lubang lantai kerja yang telah dibuat.
d. Mengikat sengkang pada tulangan utama dengan kawat bendrat dengan jarak sesuai
ketentuan. Lalu Mengikat ties dengan kawat bendrat berimpit dengan sengkang
sesuai ketentuan pada shop drawing.

Gambar 5.31. Pemasangan Gambar 5.32. Hubungan


Tulangan Shear Wall Shear Wall dan Balok

6. Pemasangan Tulangan Integrity


Tulangan Integrity dipasang untuk menghubungkan antara drop panel satu dengan
yang lain. Drop panel yang dihubungkan dengan tulangan Integrity ini berfungsi sebagai
pengganti balok. Pemasangan tulangan integrity dilaksanakan setelah penulangan kolom
tahap 1 telah selesai dilaksanakan. Langkah pemasangan tulangan integrity, sebagai berikut:
a. Pemotongan tulangan integrity dilakukan di fabrikasi besi sesuai ketentuan panjang
yang dibutuhkan.
b. Memasang tulangan integrity dua lapis (atas-bawah) dengan jumlah sesuai ketentuan
pada shop drawing. Pada ujung tulangan integrity dipasang masuk ke dalam tulangan
kolom sampai menembus keluar sisi lain yang fungsinya sebagai penjangkaran.

ARUM YUMASTUTI 94
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

Gambar 5.33. Pemasangan Tulangan Integrity

7. Pembuatan Tulangan Pelat Lantai


Pelat lantai di desain sebagai pelat dua arah, pada pelat ditumpu oleh ke empat
Ly
sisinya. Secara matematis syarat pelat dua arah adalah 1 < < 2 (Ly = sisi panjang pelat
Lx
dan Lx = sisi lebar pelat). Tahapan pembesian pelat lantai adalah sebagai berikut :
a. Marking pelat lantai menggunakan meteran untuk menentukan posisi tulangan utama
bawah sesuai dengan jarak yang telah ditentukan, lalu diberi tanda pada lantai kerja
menggunakan spidol putih.
b. Langsir tulangan utama bawah langsung di posisi atas lantai kerja sesuai dengan
tanda yang telah dibuat. Posisi overlap tidak boleh berada pada daerah lapangan.
c. Pemasangan tulangan extra bawah pelat lantai pada lokasi-lokasi tertentu sesuai
dengan shop drawing. Langsir tulangan bagi (secondary) bawah, lalu ikat ke
tulangan utama bawah pelat lantai dengan kawat bendrat.
d. Ujung tulangan bawah pelat dimasukkan ke dalam tulangan balok sebagai
penjangkaran.
e. Memasang plastic spacer (pengganti beton decking) di bawah tulangan bawah pelat
lantai untuk jarak selimut.
f. Pemasangan tulangan penumpu/kaki ayam. Tulangan tersebut diikat ke tulangan
secondary bawah dengan kawat bendrat. Tulangan ini dipasang dengan tujuan
memberi jarak antara tulangan lapisan bawah dan tulangan lapisan atas. Jarak antar
tulangan kaki ayam tergantung diameter tulangan atas pelat. Untuk tulangan atas
D10, jarak tulangan kaki ayam yaitu 90 mm, sedangkan D13 dengan jarak 120 mm.

ARUM YUMASTUTI 95
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

g. Pemasangan tulangan secondary dan tulangan utama atas, kemudian kedua tulangan
tersebut diikat dengan kawat bendrat tiap jarak tertentu. Pemasangan tulangan atas
pelat lantai dilaksanakan setelah penulangan drop panel dan penulangan kolom tahap
1 selesai dilaksanakan. Pemasangan tulangan extra atas pelat lantai pada lokasi-
lokasi tertentu sesuai dengan shop drawing.
h. Pemasangan tulangan gutter pada sisi secant pile, yang nantinya berfungsi sebagai
saluran untuk air.

Gambar 5.34. Marking untuk penulangan pelat Gambar 5.35. Pemasangan Tulangan Utama Bawah

Gambar 5.36. Pemasangan Tulangan Bawah dan Kaki ayam Gambar 5.37. Pemasangan Tulangan Atas

Gambar 5.38. Pemasangan Tulangan Extra Atas Gambar 5.39. Pemasangan Tulangan Gutter

ARUM YUMASTUTI 96
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

Gambar 5.40. Hubungan Pelat - Balok 900x800 Gambar 5.41. Hubungan Pelat – Shear Wall

5.7. Pemasangan Bekisting Balok Void, Stop Cor dan Bekisting pada Gutter
1. Pemasangan Bekisting pada Balok Void
Bekisting berfungsi sebagai cetakan beton yang sifatnya sementara selama
pengecoran hingga beton mengering. Ukuran bekisting disesuaikan dengan dimensi dan
bentuk balok. Pada balok area void, sisi bagian luar balok menggunakan bekisting khusus
yang dirangkai langsung di lokasi, sedangkan sisi dalam dan bagian bawah menggunakan
lantai kerja sebagai bekisting. Berikut tahapan pemasangan bekisting sisi luar balok void:
a. Pemasangan papan bekisting yang terbuat dari plywood dan mengecek papan untuk
memastikan sudah vertikal.
b. Memasang clamps dan mengencangkan papan bekisting ke clamps dengan tie rod.
c. Memasang penahan bekisting yang terdiri dari upper, support bintang, dan jack u-
head. Penahan ini dipasang miring menyangga clamps pada posisi atas dan bawah.

Gambar 5.42. Pemasangan Bekisting Balok Void

ARUM YUMASTUTI 97
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

2. Pemasangan Stop Cor pada Balok dan Pelat


Pelaksanaan pengecoran dilakukan secara bertahap berdasarkan ketentuan sistem
zoning, sehingga untuk posisi pemberhentian pengecoran dibutuhkan stop cor. Stop cor ini
berfungsi sebagai bekisting dan pembatas pemberhentian pengecoran pelat lantai maupun
balok. Posisi stop cor disyaratkan pada lokasi dimana nilai momennya adalah nol. Pada pelat
lantai bahan stop cor terbuat dari baja ringan, sedangkan untuk posisi balok dengan
wiremesh. Berikut langkah pemasangan stop cor:
a. Pemasangan stop cor pada pelat diawali dengan pemasangan karet pada sisi
bawah, lalu pemasangan baja ringan dengan ketinggian menyesuaikan ketebalan
rencana pelat dan panjang 1 m (disambung sesuai kebutuhan), kemudian di
kencangkan dengan besi T.
b. Pemasangan stop cor pada balok yaitu dengan memotong wiremesh sesuai
dengan dimensi balok, lalu dipasang 2-3 lapis wiremesh pada posisi balok.
Dilakukan pengelasan wiremesh agar menempel pada tulangan balok.

.
Gambar 5.43. Pemasangan Stop Cor pada Pelat Lantai

Gambar 5.44. Pemasangan Stop Cor pada Balok

ARUM YUMASTUTI 98
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

3. Pemasangan Bekisting Gutter


Bekisting gutter terbuat dari baja ringan yang bentuk dan tingginya sudah disesuaikan
dengan bentuk gutter. Posisi bekisting dipasang pada dua sisi tulangan gutter dengan jarak 10
cm. Kedua sisi bekisting ini dihubungkan satu sama lain dengan menggunakan potongan baja
tulangan dengan cara di las pada posisi atas bekisting. Tujuan dipasangnya baja tulangan ini
adalah untuk menjaga jarak celah tengahnya tetap terjaga. Pemasangan baja tulangan ini
setiap jarak 1 m.

Gambar 5.45. Pemasangan Bekisting Gutter

5.8. Pengecoran Pelat, Balok dan Drop Panel


Pengecoran pelat, balok dan drop panel pada basement proyek ini, dilaksanakan
secara bersamaan (monolit). Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, dilakukan
pengecekan penulangan oleh quality control dan juga pembersihan lokasi pengecoran dari
debu dan kotoran menggunakan compresor. Selanjutnya dilaksanakan proses pengecoran
yang meliputi kegiatan persiapan, proses pengecoran, perawatan beton (curing), serta
pembongkaran bekisting dan stop cor. Berikut tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kegiatan
tersebut:
1. Persiapan Pengecoran Pelat, Balok dan Drop Panel
Pada tahap persiapan dilakukan beberapa kegiatan, antara lain adalah menutup
penulangan kolom tahap 1, agar tulangan tidak terkena campuran beton pada saat
pengecoran pelat, balok dan drop panel berlangsung. Selanjutnya yaitu pemasangan relat
setiap jarak 3 meter. Relat ini adalah pipa besi dengan diameter 12 mm yang berfungsi
sebagai acuan batas ketinggian pengecoran (leveling).

ARUM YUMASTUTI 99
21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

Gambar 5.46. Penutupan Tulangan Kolom Tahap 1

Gambar 5.47. Pemasangan Relat

2. Pengecoran Pelat, Balok dan Drop Panel


Urutan pelaksanaan pengecoran pelat, balok dan drop panel adalah sebagai berikut:
a. Dilakukan kontrol nilai slump terhadap beton ready mix dan pembuatan benda uji
untuk tes kuat tekan beton.
b. Pelaksanaan pengecoran menggunakan concrete pump truck yang memompa beton
ready mix dari mixer truck menuju area yang dituju, melewati instalasi pipa baja.
c. Pengecoran dilakukan mundur (dengan awal pengecoran pada posisi terjauh dari
concrete pump truck).
d. Selama pengecoran berlangsung, campuran beton yang dituang, disebar dengan
menggunakan cangkul dan jidar oleh pekerja.
e. Dilakukan pemadatan beton dengan vibrator agar tidak ada gelembung udara yang
terjebak dalam beton, sehingga tidak terjadi keropos saat sudah mengering.

ARUM YUMASTUTI 100


21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

Cara penggunaan mesin vibrator yaitu dengan mencelupkan bagian kepala vibrator
yang bergetar ke beton ready mix selama 10-15 detik, lalu dipindahkan ke titik
selanjutnya. Kepala vibrator ini disarankan tidak bersentuhan dengan lantai kerja dan
bekisting.
f. Selama proses pengecoran berlangsung, permukaan pengecoran diratakan dengan
jidar agar sesuai dengan tinggi rencana.
g. Setelah pengecoran selesai, dilakukan pemerataan permukaan hasil cor yang masih
basah dengan menggunakan mesin screeder.
h. Dilakukan pengecekan elevasi pengecoran dengan waterpass.
i. Dilakukan pemerataan permukaan hasil cor yang sudah kering dengan menggunakan
trowel.

Gambar 5.48. Pengecoran Pelat, Balok dan Drop Panel

Gambar 5.49. Pengecekan Elevasi Pengecoran dengan Waterpass

ARUM YUMASTUTI 101


21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

Gambar 5.50. Perataan Permukaan Gambar 5.51. Perataan Permukaan


Pengecoran dengan Screeder Pengecoran dengan Trowel

3. Perawatan Beton ( Curing ) Pada Pelat, Balok, dan Drop Panel


Pada proyek ini, curing beton pelat, balok, dan drop panel dilakukan setiap hari
selama 1 minggu sejak permukaan beton telah kering permukaannya. Curing dilakukan
dengan cara menutup permukaan beton dengan Geotextile Non-Woven yang dibasahi. Fungsi
curing adalah untuk menjaga kelembaban/suhu beton, sehingga beton tidak kehilangan air
karena penguapan berlebih yang dapat menyebabkan retak-retak pada beton.

Gambar 5.52. Curing pada Beton Pelat, Balok, dan Drop Panel

4. Pembongkaran Bekisting Balok Area Void dan Stop Cor.


Pembongkaran bekisting untuk balok area void dan stop cor dilakukan 1-2 hari
setelah pengecoran beton (beton sudah mengeras), sedangkan untuk bekisting plywood pada
lantai kerja baru bisa dibongkar setelah galian lantai berikutnya telah dilakukan. Berikut
langkah pembongkaran bekisting balok void dan stop cor:

ARUM YUMASTUTI 102


21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

 Pembongkaran bekisting balok void: Melepas penahan bekisting yang terdiri dari
upper, support bintang, dan jack u-head, lalu melepas tie rod dan clamps pada papan
bekisting, selanjutnya melepas papan bekisting yang terbuat dari plywood.
 Pelepasan stop cor: Diawali dengan pelepasan besi T, kemudian pelepasan stop cor
yang terbuat dari baja ringan dengan cara dicongkel dengan linggis, pelepasan karet
pada sisi bawah.

Gambar 5.53. Pembongkaran Bekisting Balok Area Void dan Stop Cor

5.9. Pekerjaan Kolom


Pekerjaan kolom melibatkan beberapa kegiatan antara lain adalah penulangan kolom
tahap II, pekerjaan bekisting kolom, pengecoran kolom, pembongkaran bekisting kolom, dan
perawatan beton. Saat pelaksanaan pekerjaan kolom B1 tersebut berlangsung, dilakukan
overlap pekerjaan dengan strutting baja B1, sekaligus melanjutkan pekerjaan pada basement
lantai 2 (B2). Berikut langkah-langkah pekerjaan kolom:

1. Penulangan Kolom Tahap II


Perakitan tulangan kolom langsung dikerjakan di lokasi dimana kolom akan dibuat.
Penulangan kolom tahap II ini dikerjakan setelah beton pelat dalam kondisi sudah kering.
Langkah-langkah pekerjaan pada penulangan kolom tahap II adalah sebagai berikut :
a. Memotong dan membengkokan baja tulangan di fabrikasi besi sesuai ketentuan
dalam shop drawing untuk penulangan kolom tahap II.
b. Memasukan tulangan sengkang pada tulangan utama yang telah terpasang pada
pekerjaan kolom tahap I sejumlah yang dibutuhkan.
c. Memasang tulangan utama dari sisi atas, dengan cara memasukan dan memutar
tulangan utama ke coupler yang terpasang pada lantai di atasnya.

ARUM YUMASTUTI 103


21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

d. Menyambungkan tulangan utama dari sisi bawah (penulangan kolom tahap I) dengan
tulangan utama dari sisi atas dengan menggunakan kawat bendrat. Posisi sambungan
ini berada pada tengah kolom (H/2) dengan panjang sambungan sesuai pada
ketentuan dalam shop drawing.
e. Setelah tulangan utama selesai dirangkai, tulangan sengkang yang telah dimasukan
sebelumnya dipasang dengan jarak tertentu dan diikat dengan kawat bendrat.
f. Selanjutnya pemasangan tulangan ties dengan posisi berimpit dengan sengkang dan
diikat dengan kawat bendrat.

Gambar 5.54. Pemasangan Gambar 5.55. Pemasangan Gambar 5.56. Checklist


Tul. Utama dan Sengkang Tulangan Ties Penulangan Kolom

2. Pemasangan Bekisting pada Kolom


a. Pemasangan Beton Decking sesuai kebutuhan untuk menjaga jarak selimut kolom.
b. Pemasangan sepatu kolom pada setiap sudut kaki kolom. Sepatu kolom ini terbuat
dari besi berbentuk siku dengan ketinggian 5 cm dan tebal 5 mm yang berfungsi
untuk menjaga jarak antara tulangan kolom dengan permukaan bekisting kolom
untuk memastikan tercapainya ketebalan selimut beton. Pengecekan kelurusan
pemasangan sepatu kolom disesuaikan dengan marking pada sisi luar kolom.
c. Memasang keempat bagian bekisting di setiap sisi kolom sesuai marking yang telah
ditentukan. Memasang tie rod dan mengencangkannya agar bekisting sesuai dengan
ukuran kolom.
d. Memasang penahan bekisting.
e. Mengatur ketegakan bekisting (verticality) dengan menggunakan unting-unting.

ARUM YUMASTUTI 104


21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

Gambar 5.57. Pemasangan Gambar 5.58. Pemasangan Sepatu Kolom


Beton Decking

Gambar 5.59. Pemasangan Bekisting pada Kolom

3. Pengecoran Kolom
Proses pengecoran kolom adalah sebagai berikut :
a. Beton ready mix didatangkan dari batching plant menggunakan concrete mixer
truck. Dilakukan kontrol nilai slump terhadap beton ready mix dan pembuatan benda
uji untuk tes kuat tekan beton.
b. Pelaksanaan pengecoran menggunakan concrete pump truck yang memompa beton
ready mix dari mixer truck menuju area yang dituju, melewati instalasi pipa baja.

ARUM YUMASTUTI 105


21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

c. Beton ready mix dimasukan melalui opening ukuran 200 x 200 mm pada bekisting.
Posisi opening ini terdapat pada bagian tengah dan atas bekisting, dimana setiap
posisi tersebut terdapat 2 sisi opening (depan dan belakang).
d. Pengecoran tahap pertama yaitu melalui opening bagian tengah. Bersamaan dengan
pengecoran tersebut dilakukan pemadatan dengan concrete vibrator supaya tidak
terdapat gelembung udara pada hasil cor. Terdapat dua cara penggetaran yang
dilakukan, yaitu vibrator dalam dan vibrator luar. Vibrator dalam dilakukan dengan
cara memasukan alat vibrator selang ke dalam bekisting untuk menggetarkan beton
ready mix yang sedang dituang. Vibrator luar yaitu menggetarkan permukaan
bekisting dengan vibrator listrik portable.
e. Setelah pengecoran mencapai ketinggian opening tengah, maka bagian opening
tengah ditutup dengan plywood. Lalu dilanjutkan pengecoran melalui opening bagian
atas kolom dengan langkah yang sama seperti diatas.

Gambar 5.60. Pengecoran Gambar 5.61. Pengecoran Gambar 5.62. Vibrator Luar
Melalui Opening Tengah Melalui Opening Atas (Permukaan Bekisting)

4. Pembongkaran Bekisting Kolom


Proses pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah beton dianggap mulai
mengeras. Pada proyek ini disyaratkan minimal 12 jam setelah pengecoran. Proses
pembongkaran bekisting kolom adalah sebagai berikut :
a. Melepaskan tie rod, clamps, dan penahan bekisting.
b. Melepaskan bekisting dari kolom secara perlahan dengan cara menariknya.

ARUM YUMASTUTI 106


21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

c. Mengangkat bekisting yang telah selesai dibongkar dan dilakukan pembersihan agar
dapat digunakan untuk kolom berikutnya.
d. Pengecekan dimensi kolom oleh konsultan MK dan Quality Control.

Gambar 5.63. Pembongkaran Bekisting Kolom

5. Perawatan Beton / Curing


Pada saat setelah pembongkaran bekisting, harus diadakan perawatan beton (curing)
dengan pemberian compound antisol S pada permukaan beton sampai beton mencapai umur
28 hari. Cara pengerjaannya yaitu dengan menggunakan tangki semprot. Berikut pekerjaan
curing beton kolom dapat dilihat pada Gambar 5.66.

Gambar 5.64. Curing Compound Kolom

ARUM YUMASTUTI 107


21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

5.10. Pekerjaan Strutting Baja


Pada pekerjaan basement dengan metode top down, struktur pelat lantai mempunyai
fungsi untuk menahan dinding penahan tanah (sebagai horizontal support). Namun untuk
keperluan akses alat berat dalam proses pekerjaan galian terdapat bagian-bagian pelat lantai
yang dibuat bukaan (void). Untuk void yang berhubungan langsung dengan secant pile, perlu
adanya penahan/ penopang berupa strutting baja. Strutting baja merupakan struktur yang
bersifat sementara untuk menahan secant pile agar tidak terjadi defleksi akibat gaya lateral
tanah. Pemasangan strutting baja ini dilakukan dengan menghubungkan secant pile ke pelat
lantai. Berikut ini langkah dalam pemasangan strutting baja:
a. Pemotongan dan pengelasan pipa baja sesuai bentuk yang telah ditentukan.
b. Pengukuran posisi dan pemasangan dowel (chemical anchor) pada secant pile yang
sudah di chipping sesuai dengan ketentuan pada shop drawing.
c. Pemasangan dan pengelasan waler pada sisi secant pile serta pelat baja pada sisi
pelat lantai.
d. Mengangkat pipa baja utama, menuju posisi yang ditentukan dengan menggunakan
chain block (alat angkat rantai).
e. Melakukan pengelasan pipa baja utama pada sisi waler dan pelat baja.
f. Mengangkat pipa baja pendukung, menuju posisi yang ditentukan dan dilakukan
pengelasan untuk pemasangan.
g. Grouting bagian sela-sela antara waler dengan secant pile dengan sika grout.

Gambar 5.65. Pemotongan dan Pengelasan Pipa baja

ARUM YUMASTUTI 108


21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

Gambar 5.66. Pemasangan dowel (chemical anchor) pada secant pile

Gambar 5.67. Pemasangan Gambar 5.68. Pemasangan


Pelat Baja pada Sisi Pelat Lantai Waler pada Sisi Secant Pile

Gambar 5.69. Pengangkatan Pipa Baja Utama

ARUM YUMASTUTI 109


21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

Gambar 5.70. Pengelasan Gambar 5.71. Pengelasan Gambar 5.72. Grouting sela
Pipa Baja Utama Pipa Baja Pendukung Waler dengan Secant Pile

Gambar 5.73. Strutting Baja Gambar 5.74. Strutting Baja


Sebelum Galian B2 Setelah Galian B2

Gambar 5.75. Denah Lokasi Pekerjaan Strutting Baja B1

ARUM YUMASTUTI 110


21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

5.11. Tugas Khusus


Dalam proses pelaksanaan pekerjaan suatu konstruksi membutuhkan gambar desain
(for construction) dan gambar kerja (shop drawing) sebagai acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan. Meskipun kedua gambar ini sama-sama dibutuhkan, namun terdapat perbedaan
antara keduanya. Gambar desain (for construction) diterbitkan oleh konsultan perencana.
Gambar ini tidak detail tetapi harus mencakup keseluruhan lingkup pekerjaan dan diberikan
notasi yang jelas tentang lingkup pekerjaan terkait, sedangkan gambar kerja (shop drawing)
dibuat oleh kontraktor, yang diajukan appoval terlebih dahulu ke konsultan MK sebelum
pekerjaa mulai dilaksanakan. Shop Drawing bersifat mendetail dan menjadi pedoman dalam
pelaksanaan pembangunan di lapangan.
Setelah pekerjaan telah selesai dilaksanakan, kontraktor harus membuat Asbuilt
Drawing yang kemudian diajukan appoval terlebih dahulu ke konsultan MK. Asbuilt
Drawing adalah gambar hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan sebagai laporan kepada
pihak owner. Asbuilt Drawing juga berfungsi sebagai gambar untuk pedoman dalam
pengelolaan bangunan seperti pengoperasian, perawatan dan renovasi gedung. Dalam tugas
khusus ini, penulis ditugaskan untuk membuat gambar sketsa pekerjaan pembesian yang
telah dilaksanakan (asbuilt drawing pembesian). Berikut beberapa posisi pekerjaan
pembesian yang telah dibuat gambar sketsa :
 Sambungan Tulangan Kolom – Balok pada Gambar 3.7. (Bab III)
 Sambungan Tulangan Shearwall – Pelat pada Gambar 5.76.
 Sambungan Tulangan Shearwall – Balok pada Gambar 5.77.
 Sambungan Tulangan Pelat – Balok pada Gambar 5.78.
 Sambungan Secant Pile- Balok pada Gambar 5.79.

Foto pelaksanaan pekerjaan di lapangan, untuk Hubungan Tulangan Kolom – Balok


dapat dilihat pada Gambar 5.30. Hubungan Tulangan Pelat – Balok pada Gambar 5.40.
Hubungan Shearwall – Balok pada Gambar 5.32. Hubungan Shearwall – Pelat pada
Gambar 5.41. dan Hubungan Secant Pile- Balok pada Gambar 5.80.

ARUM YUMASTUTI 111


21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

Gambar 5.76. Sambungan Tulangan Shearwall – Pelat

ARUM YUMASTUTI 112


21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

Gambar 5.77. Sambungan Tulangan Shearwall – Balok

ARUM YUMASTUTI 113


21010115140141
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE PAKUBUWONO MENTENG

Gambar 5.78. Sambungan Tulangan Pelat-Balok

Gambar 5.79. Sambungan Secant Pile- Balok Gambar 5.80. Hubungan Secant Pile- Balok

ARUM YUMASTUTI 114


21010115140141

Anda mungkin juga menyukai