Anda di halaman 1dari 30

Makalah

MITIGASI BENCANA ANGIN PUTING BELIUNG

DI NUSA TENGGARA TIMUR

OLEH:

LENI ARNI DWIMAWAN

F1B1 11 063

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2015
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan hidayah –

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam

senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta generasi

penerusnya hingga akhir zaman.

Makalah yang berjudul “Mitigasi Bencana Angin Puting Beliung di Nusa

Tenggara Timur” ini disusun untuk memenuhi syarat mata kuliah Mitigasi Bencana

Alam, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Universitas Halu Oleo Kendari.

Makalah ini berisi tentang bentuk-bentuk mitigasi yang dilakukan oleh Masyarakat

maupun Pemerintah dalam mengurangi dampak atau risiko bencana angin puting

beliung.

Disadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini mendapat bantuan

dari berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak

Andri Wijaya Bidang, M.Si, selaku Dosen mata Kuliah Mitigasi Bencana Alam yang

dengan sabar membimbing, mengarahkan serta memberikan ilmunya kepada penulis.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak – pihak

yang terkait dan yang paling penting adalah bermanfaat bagi masyarakat. Kritik dan

Saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Kendari, 1 Mei 2015

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................... i

Daftar Isi.................................................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5

1.3 Tujuan ...................................................................................................... 6

1.4 Manfaat .................................................................................................... 6

BAB II Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 7

2.1 Bencana Angin Putting Beliung ............................................................... 7

2.2 Ciri-ciri Angin Putting Beliung................................................................ 11

2.3 Tanda-tanda Angin Putting Beliung ........................................................ 11

2.4 Karakteristik Angin Putting Beliung ........................................................ 12

2.5 Antisipasi dan Penanggulangan Angin Putting Beliung .......................... 13

BAB III Hasil dan Pembahasan .............................................................................. 16

3.1 Pengertian Angin Putting Beliung ........................................................... 16

3.2 Proses Terjadinya Angin Putting Beliung ................................................ 17

3.3 Penyebab Terjadinya Angin Putting Beliung ........................................... 19

3.4 Dampak yang Ditimbulkan Angin Putting Beliung ................................. 20

3.5 Mitigasi Bencana Angin Putting Beliung ................................................ 21

BAB IV Kesimpulan dan Saran .............................................................................. 24

4.1 Kesimpulan .............................................................................................. 24

ii
4.2 Saran ......................................................................................................... 25

Referensi ................................................................................................................. 26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di antara dua benua

yaitu Benua Asia dan Benua Australia, serta berada di antara dua samudera yaitu

Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letak geografis Indonesia tersebut mempunyai

pengaruh terhadap perubahan angin asia dan angin australia yang selalu berganti arah

dua kali selama setahun, hal ini terjadi karena mengikuti pergeseran matahari ke arah

utara/selatan garis khatulistiwa. Sehingga wilayah Indonesia mengenal dua musim

yaitu musim kemarau dan musim hujan. Perubahan musim kemarau ke musim hujan

atau sebaliknya disebut masa peralihan antar musim atau lebih dikenal dengan musim

pancaroba.

BMKG melalui Peraturan Kepala BMKG Nomor Kep.009 Tahun 2010

menjelaskan bahwa Cuaca Ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak

lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta.

Bencana Alam yang ditimbulkannya adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang

mengancam dan menggangu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

diakibatkan oleh cuaca ekstrim sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa

manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Pada musim pancaroba cuaca di wilayah Indonesia terkadang tak mudah di

prediksi. Dimana pada musim pancaroba kerap terjadi cuaca ekstrim, seperti; hujan

1
badai, hujan es, petir, angin kencang, angin puting beliung, banjir dan longsor serta

gelombang laut yang tinggi. Kejadian cuaca ekstrim ini terjadi di hampir seluruh

Indonsia selama bulan-bulan musim peralihan. Kejadian cuaca ekstrim pada musim

pancaroba yang paling banyak adalah bencana angin puting beliung. Musim

pancaroba biasanya suhu udara berubah menjadi lebih panas dan gerah, disertai

datangnya angin kencang, terjadinya awan gelap yang relative singkat serta hujan

deras (kadang-kadang ada hujan butiran es).

Angin puting beliung sering terjadi diwilayah Indonesia pada bulan-bulan

peralihan musim kemarau/hujan (pancaroba). Hal ini terjadi karena proses perubahan

arah angin asia dan angin Australia yang terjadi dua kali setahun. Perubahan arah

angin regional tersebut akan mempengaruhi kestabilan beda tekanan udara

permukaan dan lapisan atas yang cukup besar sehingga menimbulkan daya sedot

udara dari permukaan ke lapisan atas yang kuat. Namun area kejadian angin puting

beliung pada umumnya sangat lokal dan dalam waktu yang singkat. Tanda-tanda

akan terjadinya angin puting beliung, antara lain; (1) Sehari sebelumnya udara malam

hari terasa panas dan gerah, (2) Pada pagi hari langit cerah dan sekitar pukul 10.00

pagi ada pertumbuhan awan gelap yang cepat, (3) Terbentuk awan gelap

Cumulusnimbus (Cb) yang bentuk awannya seperti bunga kol, (4) Angin dingin

mulai berhembus dan ranting serta daun pepohonan disekitar mulai bergoyang

kencang, (5) Angin dingin semakin lama semakin kencang dan terjadilah angin ribut

(puting beliung).

2
Melihat hasil data perbandingan bencana alam per jenis kejadian selama

periode tahun 1815-2014 (sumber data BNPB) yang terjadi di wilayah Indonesia,

angin puting beliung menempati urutan ke 2 terbesar yaitu 21 % .

Data dari BNPB, selama tahun 2013 telah terjadi kejadian angin puting

beliung di wilayah Indonesia sebanyak 503 kejadian, jumlah meninggal 31 jiwa,

luka-luka 171 jiwa, menderita 45.774 jiwa, mengungsi 1.598 jiwa, serta rumah rusak

ringan hingga rusak berat sebanyak 26.703 unit.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang

memperkirakan sejumlah daerah di Nusa Tenggara Timur yang topografi wilayahnya

berbukit-bukit berpotensi dilanda angin puting beliung sehingga perlu diwaspadai.

Sikap waspada ini penting dimiliki masyarakat terutama yang beraktivitas di darat

maupun di laut karena tekanan angin kencang yang melanda seluruh wilayah

kepulauan ini dengan kecepatan rata-rata berkisar antara 40-45 km/jam, kata Kepala

Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang Juli Setiyanto, di Kupang.

Menurut dia, angin kencang yang saat ini meluas hingga ke seluruh NTT itu

terjadi karena adanya tekanan angin kencang di Australia sehingga merambat hingga

ke Nusa Tenggara Timur yang letaknya berdekatan terutama dengan Australia Utara.

Karena itu masyarakat di Nusa Tenggara Timur terutama yang hendak melakukan

perjalanan melalui darat dan laut diingatkan untuk selalu berwaspada karena dapat

mengganggu kenyamanan hingga keselamatan.

Ia mengatakan satu tingkatan diatas angin kencang itu adalah angin puting

beliung yang berpotensi terjadi pada semua daerah di NTT. NTT dari waktu ke waktu

3
dalam jenis cuaca apapun sering berpotensi terjadi bencana, antara lain bencana

banjir, angin kencang, puting beliung, gelombang laut yang tinggi. Karena itu diminta

kepada seluruh warga NTT untuk selalu waspada.

Dijelaskannya, untuk bencana angin kencang dan puting beliung, seluruh

daerah di NTT berpotensi, bencana banjir berpotensi terjadi di Kota dan Kabupaten

Kupang, Kabupaten Malaka, Timor Tengah Selatan di wilayah Boking dan Kolbano,

Sumba Timur, Manggarai Timur, Manggarai dan sebagian Manggarai Barat. Bencana

Longsor, berpotensi terjadi di Timor Tengah Selatan, di Flores, Manggarai dan

Manggarai Timur.

Sebelumnya angin puting beliung menerjang 10 rumah dan satu fasilitas

umum di Dusun Dendeng, Desa Noelbaki, Kupang Tengah, Kabupaten Kupang,

Jumat (31/1/2014) siang, sehingga mengalami kerusakan. Tidak ada korban jiwa

dalam peritiwa yang berlangsung tiba-tiba dan singkat itu.

Dari 10 rumah tercatat lima rumah mengalami kerusakan parah. Sebab, atap

dan kap rumah diterbangkan angin sehingga rumah-rumah itu terlihat gundul. Hanya

sisa tembok rumah dan perkakas dalam rumah.

Sementara di Kota Kupang, angin kencang yang melanda pada Februari

2014), membuat pohon dan tiang listrik bertumbangan serta atap rumah terbongkar.

Kejadian-kejadian akibat angin kencang dan puting beliung ini perlu diwaspadai,

karena bukan tidak mungkin sesewaktu dapat terjadi lagi, ketika cuaca semakin

ekstrem.

4
Cuaca ekstrim pada musim pancaroba terutama puting beliung, proses

terjadinya dalam waktu yang singkat dan dadakan. Sehingga ada beberapa hal yang

perlu dilakukan untuk mengurangi resiko/dampak kerugian yang ditimbulkannya,

yaitu dengan pemahaman tentang mitigasi bencana alam cuaca ekstrim.

Peringatan Dini Cuaca Ekstrim adalah serangkaian kegiatan pemberian

informasi sesegera mungkin kepada masyarakat yang berisikan tentang prediksi

peluang terjadinya cuaca ekstrim. Sebagai institusi pemerintah yang mempunyai

tugas mengelola dan menganalisa kondisi iklim dan cuaca, peran BMKG dalam hal

mitigasi bencana alam ekstrim sangat diperlukan. BMKG telah membuat informasi

peringatan dini cuaca ekstrim yang update tiap hari di wilayah Indonesia dan

disebarkan melalui Website BMKG (www.bmkg.go.id), media cetak dan elektonik.

Oleh karena itu kita harus mengetahui bagaimana angin itu akan berubah

menjadi bencana, sehingga kita bisa mengantisipasi dengan cepat, sehingga bisa

mengurangi resiko bencana. Maka dalam makalah ini akan di bahas mengenai apa itu

angin puing beliung, apa tindakan yang harus dilakukan bila akan terjadi angin

putting beliung serta bagaimana mitigasi bencana angin puting beliung sebelum dan

setelah bencana terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdaskaran latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini yaitu,

sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan angin puting beliung ?

5
2. Bagaiman proses terjadinya angin puting beliung ?

3. Apa penyebab terjadinya angin puting beliung ?

4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan angin puting beliung ?

5. Bagaimana mitigasi bencana angin puting beliung sebelum, saat dan setalah

terjadi bencana ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui definisi angin puting beliung

2. Mengetahui proses terjadinya angin puting beliung

3. Mengetahui penyebab terjadinya angin putting beliung

4. Mengetahui dampak yang ditimbulkan angin puting beliung

5. Mengetahui mitigasi bencana angin puting beliung sebelum, saat dan setalah

terjadi bencana

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini yaitu, secara

khusus untuk memenuhi tugas mata kuliah mitigasi bencana alam yang dibebankan

kepada kami dan secara umum untuk menambah pengetahuan kita mengenai segala

sesuatu tentang angin puting beliung dan bagaimana mitigasi bencana angin puting

beliung sebelum, saat dan setelah terjadi bencana.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bencana Angin Puting Beliung

Angin puting beliung adalah kolom udara yang berputar kencang yang

membentuk hubungan antara awan kumulonimbus atau dalam kejadian langka dari

dasar awan cumulus dengan permukaan tanah. Angin puting beliung muncul dalam

banyak ukuran namun umumnya berbentuk corong kondensasi yang terkihat jelas

yang ujungnya yang menyentuh buimi menyempit dan sering dikelilingi oleh awan

yang membawa puing-puing.

Tornado adalah angin kencang yang berputar dengan kecepatan lebih dari 60-

90 km/jam yang berlangsung 5-30 menit akibat adanya perbedaan tekanan yang

sangat besar dalam area skala yang sangat lokal yang terjadi di bawah atau di sekitar

awan cumulunimbus (Cb)

Penyebab alam terjadinya angin puting beliung disebabkan karena

udara panas dan dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting

beliung. Selain itu juga karena didalam awan terjadi arus udara naik keatas yang kuat.

Hujan belum turun, titik-titik air maupun Kristal es masih tertahan oleh arus udara

yang naik ke atas puncak awan.

Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada musim

pancaroba pada siang hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam mengumpul,

akibat radiasi matahari disiang hari tumbuh awan secara vertical, selanjutnya didalam

7
awan tersebut terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan udara

yang tinggi. Arus udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke

permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak.

Kebanyakan puting beliung mempunyai angin salju 175 km/j atau kurang,

dengan lebar 250 kaki (75 meter), dan bergerak beberapa kilometer sebelum lenyap.

Walau bagaimanapun , setengah putting beliung mempunyai salju 480km/j, dengan

lebar lebih dari 1,6 km, dan boleh bergerk melebihi 100 kilometer.

Angin puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal dan berlapis-lapis

(awan Cb) dekat dengan permukaan bumi, dimana jenis awan ini biasanya berbentuk

bunga kol dan pertumbuhannya menjulang vertikal sampai pada ketinggian lebih dari

30.000 ft, dan bisa juga berasal dari multi sel awan, dengan luasan area horizontalnya

sekitar 0-5 Km

Angin puting beliung kejadiannya singkat antara 3-5 menit setelah itu diikuti

angin kencang yang berangsur-angsur kecepatannya melemah.

Angin puting beliung biasanya mempunyai kecepatan dapat mencapai 40-50

Km/jam atau lebih dengan durasi yang sangat singkat dan tidak sama dengan

fenomena badai yang sering melanda di negara Amerika, Australia, Filipina, Jepang,

Korea maupun China. Jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak

merata, sedangkan angin kencang dapat berlangsung lebih dari 30 menit bahkan bisa

lebih dari satu hari dengan kecepatan rata-rata 20-30 knot.

Puting beliung ini biasanya terjadi pada saat musim peralihan atau pada saat

cuaca hujan atau di musim hujan yang hujannya masih banyak terjadi pada siang hari

8
atau malam hari, karena memang fenomena nya selalu terjadi setelah lepas pukul

13.00 – 17.00 waktu setempat, namun demikian tidak menutup kemungkinan dapat

terjadi pada malam hari.

Gambar 2.1 Ilustrasi angin puting beliung

Gejala Awal Terjadinya Puting Beliung adalah:

1. Udara terasa panas dan gerah

2. Di langit tampak ada pertumbuhan awan Cumulus (Cu)-(awan putih yang

bergerombol yang berlapis-lapis)

3. Diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat

jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi yang yang secara visual seperti bunga

kol.

4. Awan tiba-tiba berubah warna dari warna putih menjadi warna hitam pekat (awan

Cb).

5. Ranting pohon dan daun bergoyang cepat karena tertiup angin disertai angin

kencang sedah menjulang.

9
6. Durasi fase pembentukan awan hingga fase awan punah berlangsung paling lama

sekitar 1 jam, oleh karena itulah masyarakat agar tetap waspada selama periode

ini.

Melihat hasil data perbandingan bencana alam per jenis kejadian selama

periode tahun 1815-2014 (sumber data BNPB) yang terjadi di wilayah Indonesia,

angin puting beliung menempati urutan ke 2 terbesar yaitu 21 % .

Gambar 2.2 Perbandingan Jumlah Kejadian Bencana Per Jenis Bencana Periode Th. 1815-2014 di
wilayah Indonesia (sumber : BNPB)

Data dari BNPB, selama tahun 2013 telah terjadi kejadian angin puting

beliung di wilayah Indonesia sebanyak 503 kejadian, jumlah meninggal 31 jiwa,

luka-luka 171 jiwa, menderita 45.774 jiwa, mengungsi 1.598 jiwa, sera rumah rusak

ringan hingga rusak berat sebanyak 26.703 unit.

10
2.2 Ciri - ciri Angin Puting Beliung

a. Kejadiannya singkat, antara 3 hingga 10 menit, setelah itu diikuti angin kencang

yang kecepatannya berangsur melemah.

b. Kecepatan angin lesus adalah 45 hingga 90 km/jam.

c. Terjadi di tempat dengan radius jangkuan 5 hingga 10 km.

d. Terjadi di musim pancaroba dan sebagian kecil di musim hujan, saat hujan di

siang atau sore hari.

e. Terjadi antara jam 13 hingga 17.

2.3 Tanda - tanda yang mendahului Angin Puting Beliung

a. Sehari sebelumnya udara pada malam dan pagi terasa panas, sumuk, pengap.

b. Sekitar jam 10 pagi terlihat awan cumulus (awan berlapis-lapis), diantara awan

tersebut ada satu jenis awan yang memiliki batas tepi sangat jelas berwarna abu-

abu menjulang tinggi seperti bunga kol.

c. Selanjutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi hitam gelap.

d. Jika ranting pohon bergoyang, maka hujan dan angin kencang akan datang.

e. Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri.

f. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan yang tiba-tiba deras, apabila

hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari lingkungan kita berdiri.

g. Terdengar sambaran petir yang cukup keras, yang merupakan pertanda hujan

lebat dan angin kencang akan terjadi.

11
h. Pada musim penghujan, jika 1 hingga 3 hari berturut-turut tidak ada hujan,

kemungkinan hujan deras yang pertama kali turun akan diikuti oleh angin

kencang baik yang termasuk dalam kategori puting beliung atau angin kencang

yang memiliki kecepatan lebih rendah.

2.4 Karakteristik Angin Puting Beliung

Gambar 2.3 Angin puting beliung

 Puting beliung merupakan dampak dari awan Cumulonimbus yang biasa tumbuh

selama periode musim hujan, tetapi tidak semua pertumbuhan awan

Cumulonimbus akan menimbulkan angin puting beliung

 Kehadirannya belum dapat diprediksi

 Terjadi secara tiba-tiba (2-5 menit) pada area skala yang sangat lokal

 Pusaran puting beliung mirip belalai gajah/selang vacuum cleaner

 Jika kejadiannya berlangsung lama, lintasannya membentuk jalur kerusakan

 Lebih sering terjadi pada siang hari dan lebih banyak di daerah dataran rendah

12
Tabel 2.1. Karakteristik Angin Puting Beliung (sumber: BMKG)

Kriteria Angin Puting Beliung


Area tumbuh Daratan dan bisa terjadi di laut (water spot)
 Terjadi pada musim peralihan musim kemarau ke hujan atau
sebaliknya (pancaroba)
 Tidak mempunyai siklus yang beraturan
Periode ulang
 Tidak ada putting beliung susulan
Arah gerakan Dipengaruhi arah gerakan awan cumulonimbus (Cb)
Proses terjadinya Hanya dari awan Cb dengan skala lokal
Deteksi 0,5-1 jam sebelum kejadian
Waktu kejadian Lebih sering pada siang-sore hari, malam hari jarang terjadi
Kecepatan angin 30-50 knots, dengan durasi sangat singkat
 Merobohkan; atap rumah, tiang,pohon tinggi yang rimbun dan
Lamanya rapuh.
 Skala besar bisa menghancurkan rumah permanen
Luas area
5-10 km
kerusakan

2.5 Antisipasi dan Penanggulangan Angin Putting Beliung

Antisipasi adanya angin puting beliung, antara lain sebagai berikut:

 Jika terdapat pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh agar segera ditebang

untuk mengurangi beban berat pada pohon tersebut

 Perhatikan atap rumah yang sudah rapuh, karena pada rumah yang rapuh sangat

mudah sekali terhempas, sedangkan pada rumah yang permanent, kecil

kemungkinan terhempas.

 Apabila melihat awan yang tiba-tiba gelap, semula cerah sebaiknya untuk tidak

mendekati daerah awan gelap tersebut

 Cepat berlindung atau menjauh dari lokasi kejadian, karena peristiwa fenomena

tersebut sangat cepat

13
 Untuk jangka panjang pohon dipinggir jalan diganti dengan pohon akar berjenis

serabut seperti pohon asem, pohon beringin dsb.

Adapun upaya penanggulangan angin puting beliung adalah sebagai berikut :

a. Sebelum Datangnya Angin

 Dengar dan simaklah siaran radio atau televisi menyangkut prakiraan terkini

cuaca setempat

 Waspadalah terhadap perubahan cuaca

 Waspadalah terhadap angin topan yang mendekat.

 Waspadalah terhadap tanda tanda bahaya sebagai berikut:

 Langit gelap, sering berwarna kehijauan.

 Hujan es dengan butiran besar

 Awan rendah, hitam, besar, seringkali bergerak berputar

 Suara keras seperti bunyi kereta api cepat

 Bersiaplah untuk ke tempat perlindungan ( bunker ) bila ada angin topan

mendekat

b. Saat Datangnya Angin

 Bila dalam keadaan bahaya segeralah ke tempat perlindungan (bunker)

 Jika anda berada di dalam bangunan seperti rumah, gedung perkantoran, sekolah,

rumah sakit, pabrik, pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit, maka yang anda

harus lakukan adalah segera menuju ke ruangan yang telah dipersiapkan untuk

menghadapi keadaan tersebut seperti sebuah ruangan yang dianggap paling aman,

14
basement, ruangan anti badai, atau di tingkat lantai yang paling bawah. Bila tidak

terdapat basement, segeralah ke tengah tengah ruangan pada lantai terbawah,

jauhilah sudut sudut ruangan, jendela, pintu, dan dinding terluar bangunan.

Semakin banyak sekat dinding antara diri anda dengan dinding terluar gedung

semakin aman. Berlindunglah di bawah meja gunakan lengan anda untuk

melindungi kepala dan leher anda. Jangan pernah membuka jendela.

 Jika anda berada di dalam kendaraan bermobil, segeralah hentikan dan tinggalkan

kendaraan anda serta carilah tempat perlindungan yang terdekat seperti yang telah

disebutkan di atas.

 Jika anda berada di luar ruangan dan jauh dari tempat perlindungan, maka yang

anda harus lakukan adalah sebagai berikut:

 Tiaraplah pada tempat yang serendah mungkin, saluran air terdekat atau

sejenisnya sambil tetap melindungi kepala dan leher dengan menggunakan lengan

anda

 Jangan berlindung di bawah jembatan, jalan layang, atau sejenisnya. Anda akan

lebih aman tiarap pada tempat yang datar dan rendah

 Jangan pernah melarikan diri dari angin puting beliung dengan menggunakan

kendaraan bermobil bila di daerah yang berpenduduk padat atau yang

bangunannya banyak. Segera tinggalkan kendaraan anda untuk mencari tempat

perlindungan terdekat.

 Hati hati terhadap benda benda yang diterbangkan angin puting beliung. Hal ini

dapat menyebabkan kematian dan cedera serius.

15
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Angin Puting Beliung

Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari

63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5

menit. Orang awam menyebut angin puting beliung adalah angin “Leysus”, di daerah

Sumatera disebut “Angin Bohorok” dan masih ada sebutan lainnya. Angin jenis ini

yang ada di Amerika yaitu “Tornado” mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam dan

berdiameter 500 meter. Angin puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore

hari pada musim pacaroba. Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang

diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang terlewati terangkat dan

terlempar.

Ciri-ciri datangya angin puting beliung adalah pada waktu siang hari terlihat

adanya awan putih menjulang tinggi seperti bunga kol, kemudian berkembang

menjadi awan gelap yang disertai hembusan udara dingin, dan angin mulai

menggoyangkan pepohonan ke kiri dan ke kanan, tidak lama kemudian angin

semakin cepat dan diikuti hujan lebat dan terkadang disertai hujan es. Terlihat di

awan hitam pusaran angin berbentuk seperti kerucut turun menuju tanah (bumi)

16
3.2 Proses Terjadinya Angin Puting Beliung

Gambar 3.1 Proses terbentuknya awan Cumulonimbus

Proses terjadinya puting beliung sangat terkait erat dengan fase tumbuh nya

awan Cb yaitu seperti dijelaskan dibawah ini:

 Fase Tumbuh

Gambar 3.2 Fase tumbuh

Dalam awan terdiri dari arus naik ke atas yang kuat. Hujan belum turun, titik-

titik air maupun kristal-kristal es, masih tertahan oleh arus udara yang naik ke atas

puncak awan.

17
 Fase Dewasa

Gambar 3.3 Fase dewasa masak

Titik-titik air tidak tertahan lagi oleh udara naik ke puncak awan. Hujan turun

menimbulkan gaya gesek antara arus udara naik dan turun. Temperatur massa udara

yang turun lebih dingin dari udara sekelilingnya. Antara arus udara yang naik dan

turun dapat menimbulkan arus geser memutar, dan membentuk pusaran. Arus udara

ini memutar semakin cepat, irip seperti sebuah siklon yang “menjilat” bumi sebagai

angin puting beliung. Terkadang disertai hujan deras yang membentuk pancaran air

(water spout).

 Fase Punah

Gambar 3.4 Fase Punah

18
Tidak ada massa udara naik, massa udara yang turun meluas diseluruh awan.

Kondensasi berhenti, udara yang turun melemah hingga berakhirlah pertumbuhan

awan Cumulunimbus (Cb).

3.3 Penyebab Terjadinya Angin Puting Beliung

Udara panas dan dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah

puting beliung. Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada musim

pancaroba pada siang hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam mengumpul,

akibat radiasi matahari di siang hari tumbuh awan secara vertikal, selanjutnya di

dalam awan tersebut terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan

yang cukup tinggi. Arus udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus

ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak.

Adapun tanda-tanda akan adanya angin puting beliung adalah :

1. Biasanya kalau ada suhu udara sangat panas terutama satu hari sebelumnya udara

panas pada malam hari ini patut di waspadai karena kalau tidak hujan ada angin

kencang.

2. Pada pagi hari sekitar sebelum pukul 12 terlihat tumbuh awan yang berlapis-lapis

dan diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya

sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi. Apalagi kalau angin tersebut

sangat hitam kelabu maka biasanya hujan dan anginpun tiba.

3. Awan yang berlapis tersebut proses berikutnya adalah awan tersebut akan cepat

berubah warna menjadi hitam sangat gelap, seperti penjelasan poin 2.

19
4. Di sekitar rumah anda banyak pohon coba amati dan perhatikan pepohonan

tersebut, apakah ada dahan atau ranting yang sudah bergoyang sangat cepat.

Biasanya tidak akan lama lagi hujan dan angin kencang pun akan tiba.

5. Selanjutnya udara dingin terasa disekitar kita ketika langit gelap gulita mendung

berwarna hitam gelap dan pepohonan sudah menampakkan bergoyang.

6. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan tiba-tiba dengan sangat

deras, kalau hujan gerimis maka angin kencang masih jauh dari linkungan kita.

7. Adanya sambaran petir yang cukup keras meski tidak hujan, apabila kejadian

tersebut dirasakan oleh kita maka tidak menutup kemungkinan hujan lebat dan

petir serta angin kencang akan terjadi.

8. Adanya hujan sangat lama hingga berhari-hari maka bisa menimbulkan angin

puting beliung, jangankan hanya hujan 1 jam saja angin sudah kencang.

3.4 Dampak yang Ditimbulkan Angin Puting Beliung

Setiap bencana alam selalu membawa dampak dan menimbulkan kerugian

bagi manyarakat, berupa korban jiwa, dan material. Bencana angin puting beliung

bila menimbulkan korban dan kerusakan pada bangunan infrastruktur, hal ini

tergantung dari skala intensitas angin. Semakin tinggi intensitas angin maka akan

semakin berat tingkat kerusakan yang ditimbulkan Angin puting beliung yang terjadi

di indonesia memiliki skala intensitas antara F1 dan F0, yang digolongkan pada

tornado lemah. Kerusakan yang dilimbulkan diantaranya:

1. Menyebabkan kerusakan atau kehancuran bangunan

20
2. Merusak jaringan listrik

3. Mengangkat dan memindahkan benda-benda yang tidak stabil

4. Membahayakan keselamatan

5. Mengakibatkan banjir

3.5 Mitigasi Bencana Angin Puting Beliung

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mitigasi bencana angin

puting :

1. Membuat sruktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu bertahan

terhadap gaya angin

2. Perlunya penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan beban angin

khususnya di daerah yang rawan angin topan

3. Penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang

terlindung dari serangan angin topan.

4. Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angina

5. Pembuatan bangunan umum yang cukup luas yang dapat digunakan sebagai

tempat penampungan sementara bagi orang maupun barang saat terjadi serangan

angin topan.

6. Pengamanan/perlakuan bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin yang dapat

membahayakan diri atau arang lain disekitarnya.

7. Kesiap-siagaan dalam menghadapi angin puting beliung, mengetahui bagaimana

cara penyelamatan diri

21
8. Pengamanan barang-barang di sekitar rumah agar terikat dibangun secara kuat

sehingga tidak diterbangkan angin.

9. Untuk para nelayan, supaya menembatkan atau mengikat kuat kapal-kapalnya.

Mitigasi Bencana Puting Beliung

1. Sebelum bencana:

 Perlu dilakukan sosialisasi mengenai puting beliung agar masyarakat

memahami dan mengenal puting beliung, baik definisi, gejala awal,

karakteristik, bahaya, dan mitigasinya

 Menyusun peta rawan bencana puting beliung berdasarkan data historis

 Memangkas ranting pohon besar dan menebang pohon yang sudah rapuh serta

tidak membiasakan memarkir kendaraan di bawah pohon besar

 Jika tidak penting sekali, hindari bepergian apabila langit tampak awan gelap

dan menggantung

 Mengembangkan sikap sadar informasi cuaca dengan selalu mengikuti

informasi prakiraan cuaca atau proaktif menanyakan kondisi cuaca kepada

instansi yang berwenang

 Penyiapan lokasi yang aman untuk tempat pengungsian sementara

2. Saat bencana:

 Segera berlindung pada bangunan yang kokoh dan aman begitu angin kencang

menerjang

22
 Jika memungkinkan segeralah menjauh dari lokasi kejadian karena proses

terjadinya puting beliung berlangsung sangat cepat

 Jika saat terjadi puting beliung kita berada di dalam rumah semi

permanen/rumah kayu, hingga bangunan bergoyang, segeralah keluar rumah

untuk mencari perlindungan di tempat lain karena bisa jadi rumah tersebut

akan roboh

 Hindari berteduh di bawah pohon besar, baliho, papan reklame dan jalur kabel

listrik

 Ancaman puting beliung biasanya berlangsung 5-10 menit, sehingga jangan

terburu-buru keluar dari tempat perlindungan yang aman jika angin kencang

belum benar-benar reda

3. Setelah Bencana:

 Melakukan koordinasi dengan berbagai pelaksana lapangan dalam pencarian

dan pertolongan para korban

 Mendirikan posko dan evakuasi korban yang selamat

 Mendirikan tempat penampungan korban bencana secara darurat di dekat

lokasi bencana atau menggunakan rumah penduduk untuk pengobatan dan

dapur umum

 Melakukan koordinasi bahan bantuan agar terdistribusi tepat sasaran dan

sampai kepada mereka yang benar-benar membutuhkan dan menghindari para

oknum yang memanfaatkan situasi

 Melakukan evaluasi pelaksanaan pertolongan dan estimasi kerugian material.

23
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan antara lain sebagai

berikut:

1. Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63

km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5

menit.

2. Proses terjadinya puting beliung sangat terkait erat dengan fase tumbuh nya awan

Cb (Cumulonimbus) yang terdiri dari 3 fase, yaitu: Fase Tumbuh, Fase Dewasa

dan Fase Punah.

3. Penyebab terjadinya angin puting beliung yaitu udara panas dan dingin bertemu,

sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting beliung. Arus udara yang turun

dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba

dan berjalan secara acak.

4. Setiap bencana alam selalu membawa dampak dan menimbulkan kerugian bagi

manyarakat, berupa korban jiwa, dan material. Semakin tinggi intensitas angin

maka akan semakin berat tingkat kerusakan yang ditimbulkan Angin puting

beliung.

5. Mitigasi bencana angin puting beliung dapat dilakukan sebelum terjadi bencana,

saat terjadi bencana dan setelah terjadi bencana.

24
5.1 Saran

Saran yang ingin saya sampaikan pada makalah ini yaitu kita sebagai

mahasiswa-mahasiswi kebumian yang banyak mempelajari tentang bumi dan

kejadian-kejadian alam di dalamnya termasuk bencana alam yang terjadi di bumi,

hendaknya dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh mengenai cara mitigasi

bencana alam angin puting beliung pada masyarakat yaitu sebelum, saat dan setelah

terjadi bencana, guna untuk membantu mengantisipasi dan menanggulangi bencana

angin puting beliung.

25
REFERENSI

[Fahmi 2013] Fahmi Rosdiana, Puting Beliung, Bencana Regional dengan Sebaran
Nasional, Jurnal Mitigasi Bencana, ITB-Bandung, 2013

[KEP009 2010] BMKG, Kep.009 Tahun 2010 tentang Prosedur Standar Operasional
Pelaksanaan Peringatan Dini, Pelaporan, Dan Diseminasi Informasi Cuaca
Ekstrim, BMKG, Jakarta, 2010.

[BMKG 2014] BMKG-InaTews, Upaya Yang Dilakukan Dalam Mitigasi


Gempabumi, http://inatews.bmkg.go.id/new/mitigasi.php (diakses 27 April
2015).

[BMKG 2014] BMKG, Peringan Dini, http://www.bmkg.go.id (diakses 27 April


2015).

[BNPB 2014] BNPB, Perbandingan Jumlah Kejadian Bencana Per Jenis Bencana Th.
1815-2014, http://dibi.bnpb.go.id/DesInventar/dashboard.jsp? ID (diakses 27
April 2015).

http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Publikasi/Artikel/MITIGASI_BENCANA_ALA
M_MUSIM_PERALIHAN-PANCAROBA.bmkg.(diakses 27 April 2015).

26

Anda mungkin juga menyukai