Anda di halaman 1dari 10

MODUL

Pembelajaran Literasi Membaca


Tindak Lanjut Pemaknaan Hasil Diagnosis

Asesmen Kompetensi
Madrasah Indonesia (AKMI)

Modul Literasi Membaca | 1


Modul

Pembelajaran Literasi Membaca


Tindak Lanjut Pemaknaan Hasil Diagnosis

Asesmen Kompetensi Madrasah Indonesia (AKMI)

Modul Literasi Membaca | 2


Wawasan Pembelajaran Literasi Membaca
A. Target Capaian
Peserta perlu membaca secara cermat bagian tentang Wawasan Pembelajaran Literasi
Membaca ini dan membahasnya melalui kegiatan, pelatihan atau diskusi kelompok. Melalui
aktivitas tersebut, peserta diharapkan memperoleh pemahaman secara memadai tentang:
1. Konsep dasar literasi membaca AKMI.
2. Karakteristik konten dan konteks bacaan literasi membaca AKMI.
3. Deskripsi isi dan kebahasaan teks untuk literasi membaca AKMI.
4. Aspek dan level kompetensi untuk literasi membaca AKMI.

B. Definisi Literasi Membaca


Literasi pada mulanya berfokus pada kemampuan membaca dan menulis yang menjadi
dasar untuk mengungkap informasi dari berbagai sumber tertulis. Dalam konteks tersebut,
Kalantzis & Cope (2012) menjelaskan bahwa makna literasi pada awalnya adalah
keberaksaraan atau melek aksara. Pada periode selanjutnya, literasi mengalami perkembangan
makna, yakni melek membaca, menulis, dan menghitung yang merupakan tiga keterampilan
dasar untuk menguasai kecakapan hidup. Menurut Montoya (2018), literasi adalah
kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, membuat, berkomunikasi, dan
menghitung dengan menggunakan bahan cetak dan tertulis yang terkait dengan berbagai
konteks. Dengan demikian, literasi menjadi kompetensi penting yang dibutuhkan oleh setiap
individu untuk dapat hidup produktif dan meraih sukses.
Literasi membaca merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan strategi
untuk membangun makna teks dalam berbagai konteks. OECD (2017) mendefinisikan literasi
membaca sebagai kemampuan dalam memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan
merefleksikan bacaan tertulis untuk mencapai tujuan sesuai keperluan, mengembangkan
pengetahuan dan potensi, serta berpartisipasi dalam masyarakat. Literasi membaca juga
berkaitan dengan kemampuan memahami secara kritis-kreatif berbagai bentuk wacana tulis
yang ada dalam komunikasi nyata. Hal itu sejalan dengan temun Marcos, et. al (2020) yang
mengungkap bahwa berpikir kreatif (berpikir divergen) dapat ditingkatkan melalui kegiatan

Modul Literasi Membaca | 1


membaca dan menulis. Melalui aktivitas membaca, pembaca dapat memperoleh pengetahuan
yang dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas berpikirnya.
Literasi membaca memiliki makna yang lebih luas lagi karena dorongan perkembangan
teknologi informasi dan globalisasi. Dalam konteks tersebut, literasi membaca mencakup
berbagai makna, mulai dari makna melek teknologi, berpikiran kritis, peka terhadap
lingkungan sekitar, serta mampu mengaplikasikan informasi yang dibaca. Kemampuan
literasi membaca yang diperlukan seseorang agar tetap eksis di zaman informasi berkaitan
erat dengan kemampuan berpikir, kemampuan bernalar, dan kreativitas. Membaca
membutuhkan keterlibatan yang mendalam dan aktif dengan teks melalui proses meninjau,
meringkas, mengelaborasi, mensintesis, menerapkan (Sutherland & Incera (2021).
Literasi membaca adalah kemampuan untuk memanfaatkan wacana tulis dengan
memahami ciri-ciri dan kunci-kunci penanda makna untuk memprediksi, menginterpretasi,
dan merekonfirmasi makna secara tepat. Proses membaca akan membantu mengembangkan
kognisi, pemikiran rasional, dan daya inovasi pembaca. Pertanyaan berbasis teks dalam
aktivitas membaca melibatkan proses berpikir kritis-kreatif (Priyatni, 2020) dan memiliki
signifikansi terhadap perkembangan metakognisi (Soto, et al., 2019). Oleh karena itu,
membaca berbagai jenis dan sumber bacaan akan memberikan pengalaman kogniitf yang
kaya, luas, dan beragam.
Literasi membaca AKMI diukur dalam hubungannya dengan: (1) ragam/genre bacaan:
narasi, eksposisi, dan argumentasi dan format bacaan: formulir, tabel, atau bagan, (2) tingkat
berpikir dalam proses membaca mencakup kegiatan mencari informasi, membentuk
pemahaman yang luas dari teks, menginterpretasikan, merefleksi/mengevaluasi (konten,
bentuk, dan cirinya), merespons dan mencipta dengan konteks kemampuan menciptakan
narasi yang solutif dan kreatif, dan (3) konteks isi kutipan dan tujuan pemilihan kutipan.
Literasi membaca dilihat dari kemampuan peserta didik menggunakan teks tulis untuk tujuan-
tujuan yang dituntut secara sosial dan berguna bagi individu untuk mengembangkan
pengetahuan/potensinya. Dalam literasi membaca, membaca bukan decoding sederhana,
melainkan memadukan pemahaman dan penggunaan informasi tulis untuk tujuan-tujuan
fungsional. Literasi membaca mencakup kemampuan kognitif yang lebih luas daripada
pengodean dasar melalui pengetahuan kata per kata, tata bahasa, linguistik, dan struktur teks.

Modul Literasi Membaca | 2


Literasi membaca merupakan kemampuan metakognitif yang berisi kesadaran dan
kemampuan menggunakan berbagai strategi yang sesuai ketika memproses teks.

C. Konten dan Konteks Literasi Membaca


Merujuk pada definisi literasi membaca sebagaimana diuraikan pada bagian
sebelumnya, wacana atau teks yang dijadikan bahan kegiatan membaca disusun dan
disajikan dengan mempertimbangkan dua aspek, yaitu (a) konten dan (b) konteks.
a. Konten Bacaan untuk Literasi Membaca
Konten merujuk pada kategori atau klasifikasi wacana berdasarkan
isi/subtansinya. Konteks merujuk pada segala sesuatu yang menyertai atau ada dalam
teks. Dalam konteks AKMI, aspek konten bacaan dikelompokkan menjadi dua, yakni (a)
bacaan (teks) sastra, dan (b) bacaan (teks) informasional. Melalui bacaan (teks) sastra
peserta didik dapat memperoleh hiburan, menikmati cerita, dan melakukan perenungan
untuk menghayati permasalahan kehidupan yang ditawarkan pengarang. Di sisi lain, melalui
bacaan (teks) informasi peserta didik dapat memperoleh fakta, data, dan informasi untuk
pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah.
Teks sastra adalah teks yang ditulis berdasarkan imajinasi dan subjektivitas
pengarang yang mengangkat persoalan-persoalan kehidupan manusia. Teks sastra
menawarkan sebuah kehidupan imajinatif, yang dibangun melalui berbagai unsur intrinsik
dan ekstrinsik. Unsur-unsur tersebut sengaja dikreasikan oleh pengarang, dibuat mirip,
diimitasikan dan dianalogikan dengan dunia nyata sehingga seolah-seolah sungguh ada dan
terjadi. Teks sastra disajikan dengan menggunakan kata yang bermakna
simbolik/majas/kias. Teks menggunakan kata dan istilah yang tepat sesuai dengan konteks.
Teks sastra memiliki karakteristik bahasa yang dengan gaya penyajiannya menarik,
ekspresif, dan estetis. Contoh teks sastra antara lain: cerita rakyat (legenda, fabel, mite,
dongeng, hikayat, epos), puisi rakyat (pantun, gurindam, syair, talibun, karmina, seloka),
puisi (modern), fiksi (cerpen, cerbung, novelet, dan novel), dan drama.
Teks informasi atau teks nonfiksi adalah teks yang ditulis berdasarkan data-data
faktual, peristiwa-peristiwa, dan sesuatu yang benar-benar ada dan terjadi dalam kehidupan.
Data dan fakta dalam teks informasi dapat berupa data dan fakta kesejarahan,
kemasyarakatan, dan keilmuan bidang-bidang tertentu yang dapat dibuktikan kebenarannya

Modul Literasi Membaca | 3


secara empiris atau secara logika. Teks informasi terikat oleh kejelasan, ketepatan,
ketajaman, dan kebenaran uraian. Teks informasi dapat disajikan dalam bentuk ulasan,
penjelasan, deskripsi, analisis, uaraian, dan penilaian yang dikemukakan secara rinci,
mendalam, dan komprehensif terhadap suatu permasalahan.
Bahasa bersifat denotatif dengan menunjuk langsung pada acuannya yang bersifat
ilmiah. Teks informasi bisa dilengkapi dengan gambar/foto, tabel, grafik, infografik,
diagram, dan sebagainya. Contoh teks informasi antara lain: iklan, dokumen
perusahaan/pemerintahan (surat, nota dinas, undangan, kontrak, pemberitahuan,
pengumuman, dan sebagainya), berita, artikel, laporan, pidato, buku pelajaran, pamflet,
brosur, buletin, infografik, label (makanan/ obat), resep (makanan/minuman), ulasan
(resensi buku/film/drama), jurnal ilmiah, laporan penelitian ilmiah, buku panduan, opini,
dan editorial.

b. Konteks Bacaan untuk Literasi Membaca

Konteks adalah segala sesuatu yang menyertai atau ada dalam teks. Berkaitan dengan
literasi membaca dalam AKMI, konteks berkaitan dengan keberadaan peserta didik, baik
sebagai individu maupun bagian dari masyarakat (sosial) yang selalu berkembang sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Konteks teks dibagi menjadi tiga,
yaitu (a) konteks personal, (b) konteks sosial, dan (c) konteks religius.

Konteks personal adalah teks sastra atau teks informasi yang berkaitan dengan
kepentingan yang bersifat personal (individual). Melalui teks yang memuat konteks
personal diharapkan peserta didik memiliki kemampuan literasi membaca untuk
membentuk karakter dan kepribadian yang kreatif, inovatif, dan unggul berlandaskan iman
dan taqwa.

Konteks sosial yaitu teks sastra atau teks informasi, yang mengungkapkan nilai-nilai
dan kondisi sosial budaya masyarakat dan bangsa Indonesia. Melalui teks-teks yang
memuat konteks sosial, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan literasi membaca
untuk membentuk sikap dan perilaku toleransi dan saling menghargai keragaman kekayaan
nilai dan kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia.

Modul Literasi Membaca | 4


Konteks religius yaitu teks sastra atau teks informasi yang dapat mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman ajaran-ajaran agama. Melalui
teks yang memuat konteks religius, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan literasi
membaca untuk membentuk kepribadian yang beriman dan bertakwa serta taat
menjalankan ibadah.

D. Deskripsi Cakupan Isi dan Tingkat Kebahasaan

Deskripsi cakupan isi dan tingkat kebahasaan teks dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel Deskripsi Cakupan Isi dan Tingkat Kebahasaan Teks

RAGAM
TINGKAT
KATE- TEKS TEKS –
JENJANG TEKS SASTRA KEBAHA-
GORI INFORMASI JUMLAH
SAAN
KATA

• Topik: fakta • Fiksi fantasi atau • Kosa kata:


sederhana yang biografis sesuai kata dasar,
dialami atau jenjang usia kata
diketahui, • Latar konkret berimbuhan
bersifat konkrit • Tokoh terbatas • Teks
(sufiks atau
dan dapat dengan karakter afiks), kata
informasi
dikenali tentang datar konkret,
tunggal
Sederhana lingkungan • Konflik tunggal (50 kata)
dominan
sekitar dengan makna
• Teks
(Capaian • Organisasi teks: penyelesaian denotatif,
sastra konotatif
perspektif tertutup
1) (100 kata)
tunggal • Alur progesif konteks
• Tujuan • Sudut pandang terbatas
penulisan: diaan serba tahu
informatif - (perspektif
netral pencerita)
• Kalimat:
jumlah kata
per kalimat
• Topik: fakta • Fiksi fantasi atau • Teks 3-7 kata,
sederhana yang biografis sesuai informasi kalimat
MI
Sedang dialami atau jenjang usia tunggal + dasar (pola
diketahui, • Latar konkret dan infografik SPOK),
bersifat konkrit metaforis (100 kata) struktur

Modul Literasi Membaca | 5


RAGAM
TINGKAT
KATE- TEKS TEKS –
JENJANG TEKS SASTRA KEBAHA-
GORI INFORMASI JUMLAH
SAAN
KATA

(Capaian
dan dapat • Tokoh banyak • Teks bahasa tulis
dikenali tentang dengan karakter sastra 150 bercampur
2) lingkungan datar kata bahasa lisan
sekitar • Konflik jamak terbatas
• Organisasi teks: dengan
perspektif penyelesaian
jamak linier tertutup
• Tujuan • Alur flasback • Wacana:
penulisan: • Sudut pandang kohesi
persuasif – akuan terlibat pengacuan
simpati (perspektif (referensi),
pelaku/tokoh) konjungsi
• Topik: fakta • Fiksi fantasi atau antarparagraf
sederhana yang biografis sesuai penambahan
dialami atau jenjang usia (penjelasan)
diketahui, • Latar konkret, dan tujuan.
bersifat konkrit metaforis, atau • Teks
dan dapat abstrak informasi
dikenali tentang • Tokoh banyak jamak
Tinggi
lingkungan (150 kata)
dengan karakter
sekitar bulat • Teks
(Capaian sastra
• Organisasi teks: • Konflik tunggal
3) perspektif (200 kata)
atau jamak dengan
jamak dialektik penyelesaian
• Tujuan terbuka
penulisan: • Alur campuran
koersif • Sudut pandang
(mempengaruhi) campuran (akuan
– empati dan diaan)
• Teks
Kriteria merujuk Capaian 3 dengan informasi
penambahan jumlah kata sesuai ketentuan, jamak
(Capaian (200 kata)
diwujudkan dalam penambahan jumlah • Teks
4) sastra
paragraf dengan tetap memperhatikan
(250 kata)
keutuhan wacana (stimulus)

Modul Literasi Membaca | 6


E. Kompetensi Literasi Membaca

Kompetensi adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan atau melaksanakan


suatu pekerjaan yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja. Dalam Modul
literasi membaca tindak lanjut pembacaan hasil AKMI, kompetensi tersebut mencakup (a)
aspek kompetensi, dan (b) level kompetensi.

Pada literasi membaca AKMI, aspek kompetensi terdiri atas 3 aspek yang dicapai, yaitu
(1) menemukan dan mengakses, (2) menginterpretasi dan mengintegrasi, (3) dan mengevaluasi
dan merefleksi. Aspek kompetensi tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel Aspek Kompetensi Literasi Membaca AKMI

Aspek Deskripsi

Menemukan dan mengakses 1. Menemukan informasi tersurat dalam teks


2. Memilih informasi yang relevan dalam teks
Menginterpretasi dan 1. Menginterpretasi informasi tersirat dalam teks
mengintegrasi 2. Menyusun simpulan dan membuat koneksi teks
Mengevaluasi dan merefleksi 1. Menilai kualitas dan kredibilitas konten pada teks
2. Merefleksi isi teks dikaitkan dengan pengalaman hidup

Berdasarkan aspek komptensi, ditetapkan tiga level kompetensi pada literasi membaca
AKMI. Level kompetensi tersebut selanjutnya digunakan sebagai panduan dalam penyusunan
indikator dan tujuan pembelajaran. Level kompetensi literasi membaca tersebut adalah sebagai
berikut.

Tabel Level Kompetensi Literasi Membaca AKMI

Level Deskripsi
Menemukan dan memilih informasi tersurat yang relevan pada teks atau
L1 antarteks.
Memahami informasi, menyusun simpulan, dan membuat koneksi pada
L2 teks atau antarteks.
Menilai format penyajian, menilai kredibilitas konten, dan merefleksi isi
L3 teks atau antarteks dikaitkan dengan pengalaman kehidupan

Modul Literasi Membaca | 7


Bagian 01

Berdasarkan level kompetensi ditetapkan empat capaian kompetensi pada literasi membaca
jenjang MI. Capaian kompetensi tersebut digunakan sebagai panduan dalam pengelompokan
tingkat kemahiran peserta didik sesuai dengan hasil akhir AKMI. Pengelompokan capaian tersebut
juga digunakan untuk tindak lanjut perbaikan pembelajaran. Capaian kompetensi literasi
membaca disajikan sebagai berikut.

Tabel Rancangan isi


Berdasarkan Capaian Kompetensi Literasi Membaca AKMI

Fokus Jenjang
Jenjang Capaian Deskripsi
Kemahiran
Mampu menemukan dan mengakses, memahami Perlu
dan mengintegrasikan, dan mengevaluasi dan Pendampingan
merefleksikan isi teks informasi (50 kata) atau teks dan Dasar
1 sastra (100 kata) pada konteks
personal/sosial/religius dengan cakupan isi
sederhana dan tingkat kebahasaan sederhana.
Mampu menemukan dan mengakses, memahami Dasar dan
dan mengintegrasikan, dan mengevaluasi dan Cakap
merefleksikan isi teks informasi (100 kata) atau teks
2
sastra (150 kata) pada konteks
personal/sosial/religius dengan cakupan isi sedang
dan tingkat kebahasaan sederhana.
MI
Mampu menemukan dan mengakses, memahami Cakap dan
dan mengintegrasikan, dan mengevaluasi dan Terampil
merefleksikan isi teks informasi (150 kata) atau
3
teks sastra (200 kata) pada konteks
personal/sosial/religius dengan cakupan isi tinggi
dan tingkat kebahasaan sederhana.
Mampu menemukan dan mengakses, memahami Terampil dan
dan mengintegrasikan, dan mengevaluasi dan Perlu Ruang
merefleksikan isi teks informasi (200 kata) atau Kreasi
4
teks sastra (250 kata) pada konteks
personal/sosial/religius dengan cakupan isi tinggi
dan tingkat kebahasaan sederhana.

Modul Literasi Membaca | 8

Anda mungkin juga menyukai