TENTANG
MEMUTUSKAN
Ketiga : ………………………………
Keempat : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat hal-hal yang perlu penyempurnaan
akan diadakan perbaikan dan penyesuaian sebagaimana mestinya
Ditetapkan di :Bekasi
Pada tanggal : 02 September 2019
Direktur Utama,
Tembusan :
KATA PENGANTAR
Upaya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit tidak dapat dipisahkan dari Pelayanan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit. IPSRS merupakan organisasi dalam
Rumah Sakit yang bersifat teknis dan koordinatif yang pelaksanaannya meliputi perbaikan
sarana dan peralatan yang ada di Rumah Sakit. Tujuannya adalah meningkatkan mutu
pelayanan dan efisiensi RS. IPSRS sebagai salah satu bagian dari Rumah sakit harus
memiliki organisasi yang memadai sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk itu disusunlah Pedoman Pengorganisasian IPSRS RS Kartika Husada Setu yang
digunakan sebagai acuan dalam mengorganisir kegiatan-kegiatan di IPSRS RS Kartika
Husada Setu.
Kami menyadari bahwa Pedoman Pengorganisasian IPSRS RS Kartika Husada Setu
ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, segala saran dan masukan yang bersifat
membangun IPSRS RS Kartika Husada Setu kami terima dengan senang hati.
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit merupakan institusi yang memberi pelayanan jasa kesehatan dan
senantiasa berusaha memberikan pelayanan yang baik dan profesional. Dalam
perkembangan rumah sakit, dapat dilihat dan dirasakan seiring dengan penambahan
jenis dan jumlah fasilitas sarana dan prasarana yang digunakan, ini sangat menunjang
dalam memberikan pelayanan yang efektif, efisien dan profesional.
RS Kartika Husada Setu merupakan perkembangan dari PT. Kartika Medika,
sebagai perkembangan dari PT. Kartika Medika menjadi rumah sakit tentu RS Kartika
Husada Setu memiliki banyak sekali tantangan, salah satu diantaranya adalah
pemenuhan sumber daya yang kompeten di tiap unit kerja. Bagian Sumber daya
manusia atau Personalia sebagai unit kerja yang bertugas dalam pengelolaan SDM di
RS Kartika Husada Setu berkepentingan secara langsung dalam proses rekrutmen dan
peningkatan kualitas ketenagaan.
RS Kartika Husada Setu terletak di berada di Jalan MT. Haryono, RT. 01/06,
Burangkeng, termasuk ke dalam wilayah Kelurahan Burangkeng Kecamatan Setu
Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat.
RS Kartika Husada Setu berkeinginan untuk menjadi pilihan utama
masyarakat yang ingin memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas, Sebagai
rumah sakit yang ingin selalu tumbuh dan berkembang, serta dengan semakin
beragamnya jenis pelayanan, maka dibutuhkan suatu pengelolaan yang strategis
dalam seluruh bidang pelayanan. Di antaranya adalah pelayanan Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah sakit . Unit ini melakukan tugasnya untuk melakukan
proses perbaikan dan pemeliharaan Sarana dan Prasarana umum dan medik demi
keberlangsungan pelayanan jasa kesehatan di dalam Rumah sakit.
B. RUANG LINGKUP
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 134/Menkes/SK/IV/1978
April 1978 tentang susunan dan tatacara kerja rumah sakit umum telah ditetapkan
tugas dan fungsi IPSRS sebagai berikut:
1. Penyediaan
a. Penyediaan air bersih yang memnuhi standar atau kriteria untuk dapat
dijadikan air minum.
b. Penyediaan air panas untuk kegiatan mandi dan sterilisasi.
c. Penyediaan gas teknik dan gas medis.
d. Penyediaan tenaga listrik.
e. Penyediaan udara segar.
f. Penyediaan komunikasi.
g. Penyediaan jasa teknis.
2. Pengelolaan
a. Pengelolaan instalasi air bersih.
b. Pengelolaan gas medis.
c. Pengelolaan sistem alarm.
d. Pengelolaan peralatan pembasmi hama, instrumen dan bahan lain.
3. Pemeliharaan dan perbaikan
a. Bangunan, yaitu gedung perawatan, kantor, poliklinik, instalasi lain-lain.
b. Instalasi air bersih, air panas.
c. Instalasi listrik.
d. Instalasi gas teknik, gas medis.
e. Peralatan komunikasi.
f. Peralatan elektronika dan elektromedik.
g. Peralatan radiasi dan laboratorium.
4. Pelatihan
a. Operator peralatan listrik dan elektromedik.
b. Paramedis guna menjaga keselamatan kerja peralatan bagi petugas/operator,
penderita dan pekerja lainnya.
c. Pemeliharaan berkala bagi operator dalam menjaga peralatan laik pakai.
d. Teknisi selaku pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan.
e. Pengukuran dan kalibrasi peralatan.
Kegiatan IPSRS
1. Perencanaan
a. Menyusun rencana kerja dan kegiatan UPSRS tehunan, bulanan, mingguan dan
harian.
b. Menyusun petunjuk teknis dan petunjuk operasional dari pemakaian sarana dan
peralatan.
c. Menyusun peraturan kelaikan operasional sarana, prasarana dan peralatan yang
menunjang pelayanan kesehatan.
2. Pelaksanaan
a. Melakukan penilaian uji fungsi dan uji coba sarana, prasarana dan peralatan baik
yang baru maupun yang selesai diperbaiki.
b. Melakukan pemeliharaan.
c. Melakukan kegiatan teknis dalam kegiatan medis, yaitu:
h. Mempersiapkan pelayanan teknis dalam tim medis.
i. Melakukan pelayanan medis teknisi dalam tim medis.
j. Melakukan tindakan dalam keadaan darurat terhadap peralatan medis dan
penunjangnya.
d. Melakukan penilaian terhadap sarana, prasarana dan peralatan, yaitu:
k. Dalam rangka pengadaan.
l. Dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan.
m. Dalam rangka pengukuran dalam kalibrasi.
n. Dalam rangka pendayagunaan dan penghapusan.
e. Menyusun laporan, yaitu:
o. Menyusun data keadaan atau inventarisasi.
p. Menyusun laporan kegiatan.
f. Melakukan pengelolaan teknis, yaitu:
q. Melaksanakan pengelolaan teknis pengelolaan lingkungan.
r. Mengelola kegiatan teknis dalam jam kerja 24 jam.
s. Bertugas dalam tim penerimaan barang dan pengujian teknis.
g. Melakukan rapat.
t. Rapat internal IPSRS.
u. Rapat koordinasi dengan Ka. Inst. Dan Ka. Intalasi unit terkait
3. Pengawasan
Melaksanakan pengawasan dalam kegiatan pembangunan, pemasangan,
pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana maupun peralatan yang dilaksanakan
oleh pihak ke-III.
4. Pelatihan
Dilaksanakan secara terjadwal berlaku bagi operator maupun petugas teknik
sehingga program pelayanan pemeliharaan dan perbaikan berjalan lancar. Dalam
waktu tertentu mendatangkan tenaga ahli untuk menjabarkan perkembangan dan
sistem peralatan yang lama dan akan datang.
C. BATASAN OPERASIONAL
Petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit dalam melaksanakan
tugasnya dilakukan sesuai dengan SPO yaitu setelah petugas mendapatkan permintaan
perbaikan petugas menuju kelapangan untuk melakukan pengecekan kerusakan/alat
yang akan di pelihara, petugas mengecek untuk selanjutnya mendata kebutuhan
sparepart jika diperlukan. Dalam hal ini petugas melakukan order dahulu jika
ketersediaan sparepart kosong,. Jika alat sekiranya dapat diperbaiki petugas akan
segera melakukan perbaikan di tempat, jika tidak petugas akan meminta ijin bagian
terkait untuk mengirimkan alat yang rusak melalui petugas pengadaan, proses ini akan
memerlukan waktu yang lama jika setelah dibuatnya PPK timbul hal – hal yang
menyangkut ketersediaan sparepart dan biaya yang ditimbulkan. Jika biaya yang
ditimbulkan besar maka setiap keputusan akan diperlukan dalam pertemuan Tim
Pemelian Barang & Jasa dan keputusan terakhir ada di Jajaran Direksi.
B. Perhitungan ketenagaan
Kualifikasi sumber daya manusia di IPSRS terdiri dari Kepala Instalasi, petugas
pelaksana pemeliharaan alat, gedung dan taman/ parkir.
BAB III
STANDART FASILITAS
A. Tempat kerja
1. Ruang Kerja IPSRS.
2. Ruang perlengkapan
3. Ruang Bengkel (workshop).
B. Alat kerja
1. Peralatan administrasi:
a. Komputer.
b. Printer.
c. Filling kabinet.
d. Lemari arsip.
e. Rak data.
f. Meja kursi kerja.
g. Papan tulis.
2. Peralatan kerja teknik.
a. Peralatan kerja workshop.
b. Peralatan kerja teknisi alkes.
c. Peralatan kerja teknisi umum.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
Persetujuan Kaur
UPSRS
Direktur
B. PELAYANAN IPRS
1. PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS
Pengelolaan peralatan medik yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang
terpola dan menyeluruh untuk bagaimana mengelola aset alat medik yang
dimiliki oleh rumah sakit. Peralatan medik yang ada berjumlah ratusan item
dimana diperlukan suatu pengelolaan secara baik. Unit yang ditunjuk sebagai
pengelola peralatan medik adalah IPSRS dimana unit ini ditunjuk secara resmi.
Bentuk pengelolaan yang dilakukan seperti : inventarisasi aset alat medik,
pembuatan standar operasional, pemeliharaan, kalibrasi, perbaikan dan equipment
dispossition.
a. Pengadaan Alat Medik
Pengadaan alat medik mempunyai alur dimana IPSRS dapat membuka
permintaan barang dalam bentuk form permohonan yang dibuat berdasarkan
2 alur besar; pengadaan untuk sparepart dari alat medik yang digunakan
untuk perbaikan dari kerusakan dan pengadaan alat medik yang bersifat
penambahan aset alat medik atau pengadaan baru yang diajukan oleh unit
atau departemen dengan dilengkapi kajian kebutuhan penambahan alat baru.
Pengadaan yang dibuat harus memiliki beberapa isian yang harus dilengkapi
sebagai dasar pengajuan permintaan diantaranya:
- No. PPATK
- Tanggal pengajuan
- Nama barang yang diajukan
- Jumlah barang yang diminta
- Minimal stock
- Sisa Stock
- Keterangan bisa berupa alasan permintaan
b. Uji Kelayakan Alat Medik Baru
Setelah proses pembelian selesai dan barang yang dimaksud telah datang ke
rumah sakit yang diterima oleh Departemen Logistik, maka tahap selanjutnya
alat medik baru tersebut dilakukan uji kelayakan (commissioning) yang
dilakukan seperti:
- Periksa bahwa seluruh komponen, asesoris, dan kelengkapan pilihan
(options) yang tercatat dalam surat pesanan telah diterima dengan baik.
- Arsipkan hasil pengetesan unjuk kerja dan keamanan pada saat awal,
sehingga dapat digunakan sebagai pembanding pada saat dilakukan
inspeksi dimasa yang akan datang seandainya terjadi keraguan terhadap
unjuk kerja alat medik.
- Kelengkapan berkas administrasi seperti: ijin edar dagang dari DEPKES,
kartu garansi, manual book, sertifikat uji dari pabrikan dan petunjuk
singkat penggunaan dalam bahasa indonesia.
- Pelaksanaan pengetesan fungsi dari alat dengan berdasarkan dari
prosedur pabrik (check list standar tahapan pengujian pabrik).
- Berita acara kesiapan alat untuk digunakan ke pelayanan (ditandatangani
oleh: teknisi vendor, teknisi IPSRS dan user ruangan yang memiliki alat
tersebut.
c. Inventarisasi Peralatan Medik
Pendataan seluruh alat medik merupakan kunci penting dari management
pengelolaan dimana proses pencatatan aset dilakukan oleh beberapa unit
seperti logistik, akunting, internal kontrol dan oleh IPSRS sebagai pengelola
langsung dari alat medik.
Inventarisasi peralatan ini berisi data yang berkaitan dengan aspek teknis
setiap alat seperti: nama alat, merk, tipe, lokasi atau ruangan pemilik, data
vendor, jumlah alat. Total peralatan yang tertuang dalam lembar inventarisasi
ini akan menjadi beban kerja pemeliharaan. Dari data ini akan dapat
diprediksi kebutuhan aspek pemeliharaan secara keseluruhan sehingga
pemeliharaan peralatan dapat dilaksanakan dengan baik. Inventarisasi
peralatan dapat digunakan untuk kepentingan pemeliharaan alat dilakukan
oleh pengelola pemeliharaan dan ditinjau secara periodik paling tidak
setahun sekali dan setiap ada perubahan atau penambahan alat baru.
d. Pemeliharaan Alat Medik
Pemeliharaan peralatan medik adalah suatu upaya atau kegiatan terencana
secara periodik untuk menjaga agar perlatan medik selalu dalam kondisi laik
pakai, dapat difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai yang lama.
Agar pemeliharaan peralatan kesehatan dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya maka unit kerja BM perlu dilengkapi dengan aspek-aspek
pemeliharaan yang berkaitan dan memadai meliputi sumber daya manusia,
fasilitas teknis, peralatan kerja, dokumen pemeliharaan, suku cadang dan
bahan pemeliharaan. Semua spek pemeliharaan pastinya memerlukan biaya.
- Elemen-elemen pemeliharaan alat medic
Elemen-elemen pemeliharaan alat medik adalah elemen yang harus
dilakukan pada kegiatan pemeliharaan dan dilakukan secara rutin.
Elemen-elemen yang dimaksud adalah:
Inspeksi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik terhadap material atau jenis
alat medik pada komponen penting seperti: elektrikal, mekanik dan
fisik alat apakah masih sesuai dengan standar operasional alat medik
tersebut.
Pemeliharaan fisik
Kegiatan yang dilakukan secara periodik meliputi: pembersihan alat.
Pelumasan, pengecasan, dll.
Uji fungsi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk memastikan fungsi dari
alat medik.
Kalibrasi
Suatu kegiatan periodik untuk menentukan kebenaran konvensional
penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur, dengan cara
membandingkan terhadap standar ukurnya yang terselusur (trackable)
ke standar nasional dan atau internasional.
e. Pelaku pemeliharaan alat medic
Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan, kemampuan
teknisi, tingkat teknologi peralatan, fasilitas kerja dan prosedur pembiayaan
yang ada di internal , maka pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan
dapat dilakukan oleh:
- Dilaksanakan oleh teknisi rumah sakit
IPSRS melakukan kegiatan pemeliharaan alat medik dengan keahlian yang
didapat dari basic pendidikan elektomedik dan pelatihan-pelatihan yang
diberikan . Manfaat yang utama dari pelayanan swakelola (in house service)
adalah teknisi medik dapat dipanggil secara cepat oleh user untuk melacak
kerusakan dan memperbaiki peralatan, memberi bantuan dalam aspek
pengoperasian alat, menyiapkan persediaan suku cadang yang tepat dan
dukungan yang terus menerus terhadap user. Rumah sakit harus membuat
komitmen yang berkesinambungan untuk mendukung unit IPSRS.
Komitmen tersebut meliputi pelatihan staf, alat kerja, ruangan,
peralatan,manajemen dan inventarisasi suku cadang. Pengeluaran alat atas
perbaikan dapat dianggap sebagai kerugian untuk rumah sakit, oleh karena
itu setiap pemakaian alat medik yang terpakai oleh pasien haruslah dipikirkan
dan diterapkan untuk memasukan komponen biaya service sehingga bila
terjadi kerusakan pada alat medik tersebut, biaya service sudah tersedia baik
hanya sebagian atau sampai total biaya yang dibutuhkan dari perbaikan.
- Dilaksanakan oleh teknisi vendor
Apabila IPSRS tidak mampu melaksanakan pemeliharaan suatu alat
disebabkan oleh beberapa hal, misal tingkat kecanggihan alat medik atau
peralatan kerja tidak lengkap, maka pemeliharaan dapat dilaksanakan oleh
teknisi vendor alat medik bersangkutan. Pabrik biasanya menyediakan
pelayanan dengan jenis full servic contact yang secara umum meliputi
seluruh biaya terkait, dan biaya mencakup suku cadang, dan on call service
sesuai kebutuhan dimana rumah sakit hanya membayar pada saat terjadi
kerusakan sesuai dengan panggilan. Barang dengan teknologi tinggi dan
peralatan pencitraan digital memerlukan keahlian khusus dan investasi suku
cadang yang mahal sehingga menjadi tidak praktis untuk menyediakan
pelayanan swakelola.
Terdapat banyak pertanyaan, berdasarkan kepada lokasi rumah sakit dan
kebutuhan yang diperlukan, kesemuanya harus dipertimbangkan dengan
baik. Kontak servic adalah upaya untuk memenuhi standar tinggi yang
ditetapkan oleh rumah sakit, tetapi kebutuhan yang makin tinggi, makin
tinggi pula biaya kontrak yang diperlukan. Padahal dengan pelayanan
swakelola, waktu lembur dan biaya panggilan dapat dihitung secara cepat.
Rumah sakit harus menetapkan secara tepat kebutuhan yang diperlukan
untuk setiap alat ingat, kebutuhan berbanding lurus dengan biaya.
f. Jadwal pelaksanaan pemeliharaan alat medic
Dari sekian banyak item alat medik di Rumah Sakit, maka agar dalam
pengelolaan alat medik menjadi terarah dan terkoordinasi dengan baik maka
pemeliharaan alat medik harus dibuat jadwal pelaksanaannya. Untuk dapat
menentukan seberapa sering alat medik dilakukan pemeliharaan, IPSRS
membuat pemilahan data yang berasal dari informasi pada manual book dan
beberapa faktor seperti:
a. Frekuensi pemakaian alat medik
b. Resiko resiko fisik
c. Faktor keselamatan pasien
2. PENGELOLAAN GEDUNG
a. Komponen Arsitektur Gedung
1) Sarana Jalan Keluar
Sarana jalan keluar ( egress ) harus dilengkapi dengan tanda EXIT dan tidak
boleh terhalang serta memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI.
2) Dinding Kaca / Tempered Glass
Perkembangan arsitektur bangunan gedung banyak menggunakan kaca di
bagian luarnya sehingga bangunan terlihat lebih bersih dan indah.
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain :
- Dinding kaca memerlukan pemeliharaan setidaknya 1 ( satu ) tahun sekali
- Pada bangunan yang tinggi siapkan gondola secara aman sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan
- Periksa semua karet atau sealent perekat kaca yang bersangkutan, bila
terdapat kerusakan sealent atau karet perekat kaca perbaiki dengan sealent
baru dengan tipe yang sesuai
- Bersihkan kaca dengan bahan deterjen dan bersihkan dengan sikat karet
- Jangan menggunakan bahan pembersih yang mengandung tinner atau
benzene karena akan merusak elasititas karet atau sealent.
3) Dinding Keramik / Mozaik.
Biasanya dipasang pada dinding kamar mandi, wc, tempat cuci, atau tempat
wudhu.
Pemeliharaannya :
- Bersihkan setiap hari sebanyak minimal 2 ( dua ) kali
- Gunakan bahan pembersih yang tidak merusak semen pengikat keramik
- Disarankan yang tidak mengandung air keras atau asam kuat
- Sikat permukaan keramik dengan sikat plastik halus dan bilas dengan air
bersih.
- Gunakan disinfectant untuk membunuh bakteri yang ada dilantai atau
dinding yang bersangkutan minimal 2 ( dua ) bulan sekali
- Keringkan permukaan dengan kain pel kering.
4) Plafon Tripleks
Pemeliharaannya :
- Plafon tripleks akan rusak terutama pada bagian luar gedung setelah lebih
dari 10 ( sepuluh ) tahun penggunaan
- Bersihkan kotoran yang melekat sekurang – kurangnya 3 ( tiga ) bulan
sekali dari kotoran yang melekat
- Gunakan sikat atau kuas sebagai alat pembersih
- Bila plafon rusak permukaannya karena kebocoran, segera ganti dengan
yang baru
- Bekas noda akibat bocoran ditutup dengan cat kayu baru kemudian dicat
dengan cat emulsi yang serupa
- Untuk perbaikan, cat lama harus dikerok sebelum melakukan pengecatan
ulang.
5) Plafon Gipsum
Pemeliharaannya :
Perhatikan plafon gipsum yang berada pada sisi luar bangunan gedung, bila
terkena air akibat atap yang bocor, segera ganti dengan yang baru atau
diperbaiki.
Cara memperbaikinya :
- Kupas / korek bagian yang telah rusak karena air
- Tutup dengan bahan serbuk gipsum ( gypsum powder ) yang telah diaduk
dengan air
- Ratakan dengan menggnakan kape atau plastik keras hingga rata dengan
permukaan di sekitarnya
- Tunggu hingga kering, kemudian ampelas dengan ampelas No. 2
- Tutup dengan plamur tembok dan cat kembali sesuai dengan warna yang
dikehendaki.
6) Kunci, Grendel, dan Engsel
Pemeliharaannya :
- Periksa keadaan kunci, grendel dan engsel pada pintu yang tingkat
penggunaannya tinggi, seperti pintu keluar, pintu ruangan dan lain
sebagainya
- Lumasi bagian yang bergerak dengan pelumas, sekaligus menghilangkan
karat yang terbentuk karena kotoran dan cuaca / debu
- Lakukan pelumasan sekurangnya 2 ( dua ) bulan sekali
- Gunakan pelumas yang sesuai yaitu pelumas pasta atau pelumas cair
lainnya.
7) Kusen Kayu
Pemeliharaannya :
a. Bersihkan kusen kayu dari debu yang menempel setiap hari
b. Bila kusen dipolitur usahakan secara periodik dilakukan polituran kembali
setiap 6 ( enam ) bulan sebagai pemeliharaan permukaan
c. Bila kusen dicat dengan cat kayu maka usahakan pembersihan dengan
deterjen atau cairan sabun dan gunakan spon untuk membersihkannya
8) Kusen Plastik dan Kusen Besi
Pemeliharaannya :
- Bersihkan kusen dari debu atau kotoran yang menempel setiap hari
- Lakukan secara periodik, bersihkan terutama di bagian bawah yang dekat
dengan lantai
- Gunakan deterjen dengan bantuan spon serta bilas dengan air bersih
- Untuk kusen besi sebaiknya dilakukan pengecatan secara periodik
sekurangnya setahun sekali, dengan cara :
o Kerok bagian bawah terutama bagian yang kena kotoran dan air
o Ampelas hingga bersih
o Berikan meni besi yang sesuai dan berkualitas
o Cat kembali dengan cat besi dengan warna yang sesuai
Semua kabel untuk keperluan instalasi harus terbuat dari kabel tahan api.
1. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Elektrikal
Pekerjaan Perawatan, Pemeliharaan instalasi listrik pada bangunan gedung
meliputi pekerjaan :
a. Pemeliharaan dan perawatan instalasi listrik dan penerangan perlu
memperhatikan penghematan energi listrik
b. Pemeliharaan panel distribusi tegangan menengah ( TM ) dan tegangan rendah
( TR )
c. Pemeliharaan panel panel listrik di tiap – tiap lantai gedung
d. Pemeliharaan genset beserta kelengkapannya
e. Memeriksa kondisi operasi peralatan listrik dengan menggunakan alat infra
red investigation.
2. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Kelistrikan
a. U m u m
Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung meliputi :
1) Sistem Power Supply
• Transformator.
• UPS ( Uninterrupted Power Supply )
2) Sistem Distribusi
• Panel Distribusi Tegangan Menengah
• Panel Distribusi Tegangan Rendah
• Kabel Feeder Tegangan Menengah
• Kabel Feeder Tegangan Rendah
3) Sistem Penangkal Petir
3. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Elektronika
Sistem detektor pencegahan bahaya kebakaran dan elektronika yang terdapat pada
bangunan gedung meliputi :
a. Telepon
1) Standar Operational Prosedur
Setiap hari operator telepon melakukan pemeriksaan atas unjuk kerja
MDF dan JB dari panel pengendali di ruang operator.
Apabila menemukan gangguan pada sistem jaringan Telepon, maka
harus segera melaporkannya ke petugas Maintenance Telephone dan
segera melakukan pengecekan ke lokasi untuk mengetahui penyebab
terjadinya gangguan di MDF atatu JB dan melaporkannya juga ke
petugas lain yang terkait seperti Satuan Pengaman.
b. Tata Suara
a. Standar Operational Prosedur
Setiap hari operator melakukan pemeriksaan atas unjuk kerja Amplifier,
Speaker Selector, microphone dan dll. dari panel pengendali di ruang
operator
Apabila menemukan gangguan pada sistem tata suara, maka harus segera
melaporkannya ke petugas Maintenance dan segera melakukan
pengecekan ke lokasi untuk mengetahui penyebab terjadinya gangguan
tersebut dan melaporkannya juga ke petugas lain yang terkait seperti
Satuan Pengaman.
c. Sistem Jaringan Komputer / Internet
1) Standar Operational Prosedur
Setiap hari operator melakukan pemeriksaan atas unjuk kerja Jaringan
Komputer, Server, Repeater, Hub, dan perlengkapan Uninterupted
Power Supply ( UPS ). dari panel pengendali di ruang operator.
Apabila menemukan gangguan pada sistem jaringan komputer, maka
harus segera melaporkannya ke petugas Maintenance dan segera
melakukan pengecekan ke lokasi untuk mengetahui penyebab terjadinya
gangguan tersebut dan melaporkannya juga ke petugas lain yang terkait
seperti Satuan Pengaman.
d. Mesin cuci
Agar tetap awet dan maksimal umur gunanya, mesin cuci memerlukan
Perawatan harian. Caranya adalah
1. Bersihkan laci atau tempat memasukkan deterjen pada mesin cuci. Jika
perlu, lepas laci deterjen dan bersihkan dengan menggunakan sikat gigi
bekas. Tempat-tempat ini berpotensi sebagai tempat tumbuh bakteri dan
jamur sehingga harus rajin dibersihkan.
2. Tempat lain yang menjadi tempat bakteri berkumpul adalah filter atau
saringan kotoran. Kosongkan secara berkala dan buang kotoran yang
terkumpul di dalamnya.
3. Bersihkan tabung mesin cuci. Penampilan tabung yang tampak bersih dapat
menipu, karena kotoran dan bakteri bisa bersembunyi di celah-celah kecil
pada tabung. Cara terbaik untuk membersihkan tabung mesin cuci adalah
dengan membiarkan mesin cuci bekerja tanpa ada cucian apapun
didalamnya. Air panas yang digunakan akan membantu membersihkan
tabung mesin cuci.
4. Untuk mencegah bau tak sedap pada mesin cuci, biarkan pintu mesin cuci
sedikit terbuka untuk membiarkan udara bersirkulasi di dalam tabung. Cara
ini juga membantu mencegah pertumbuhan bakteri.
5. Gunakan deterjen yang berkualitas baik. Residu dari deterjen atau pelembut
kualitas rendah bisa menjadi sumber jamur dan bau tak sedap pada mesin
cuci.
6. Selalu bersihkan mesin cuci dari sisa-sisa deterjen.
7. Bersihkan bagian yang dialiri air secara berkala agar tidak berlumut.
8. Selalu matikan mesin dan cabut kabul dari stop kontak setelah mesin selesai
digunakan.
9. Mengelap panel, pintu, dan sisi-sisi mesin cuci, terutama jika bagian-bagian
tersebut terkena air selama mencuci.
10. Memastikan kabel dan selang tidak terlilit, terpelintir, atau terlipat.
2. DINDING
- Pelaksanaan pembersihan dilakukan dengan hati – hati agar debu tidak
mengganggu. Pada dinding keramik selain pengontrolan kebersihan harian
menggunakan lap gading, pada 2 ( dua ) minggu sekali akan dicuci menggunakan
chemicals pembersih ceramic cleaner agar senantiasa tampak bersih dan terawat
- Pada dinding ukir ( gebyok ) selain pembersihan debu setiap hari, satu bulan
sekali dilakukan polishing dengan chemicals wood polish yang setelah dilakukan
polishing langsung dikondisikan kering agar gebyok selalu awet dalam
penampilan terbaiknya.
- Dinding keramik dibersihkan setiap hari.
3. PERABOT
Pada semua jenis perabot setiap hari dilakukan dusting / dilap dengan kain lap agar
bebas dari debu. 1 ( satu ) bulan sekali dipoles dengan :
Perabot kayu menggunakan furniture polish agar tampak mengkilap dan terbebas
dari serangga perusak kayu.
Perabot berbahan dasar kulit imitasi, finil, kaca yang dilapisi film dan pesawat
telephone digunakan chemicals pembersih Amway silicone glaze
Perabot berbahan stainless dibersihkan dengan menggunakan chemicals helios
Perabot berbahan kuningan menggunakan braso
Kaca meja setiap hari dilap dengan chamois clooth dan dipastikan kebersihannya
Untuk kelengkapan pada beberapa meja di ruang – ruang tertentu disediakan
tissue meja
Untuk ruang ber – AC di beberapa titik AC tertentu disediakan pengharum
ruangan
4. L A N T A I
Lobbying dan mopping dilakukan pada permukaan lantai, dan sela – sela bawah /
kolong perabot disemua areal gedung yang meliputi :
Areal perkantoran, kamar dokter jaga, transit dokter, apotik, ruang teknik :
Lobbying ( menyapu ) dan mopping ( pengepelan ) rutin dilakukan 2 ( dua ) kali
sehari dan setiap saat dijaga kebersihannya.
Areal pelayanan, areal perawatan dan Ruang Jaga Perawat, Instalasi Gizi,
Laboratorium, IGD, ruang Sanitasi :
Lobbying ( menyapu ) dan mopping ( pengepelan ) rutin dilakukan 2 ( dua ) kali
sehari dan setiap saat dijaga kebersihannya, khusus UGD kebersihan dipantau 24
jam ( 3 Shift )
Untuk ruang yang steril Lobby Duster dan Mop digunakan tersendiri ( khusus )
Untuk ruang rawat inap yang kosong dilakukan kebersihan secara total /
menyeluruh.
Areal Aula Lt – 4 :
Lobbying ( menyapu ) dan mopping ( pengepelan ) rutin dilakukan 1 ( satu ) kali
sehari. Bila aula digunakan untuk acara maka setelah acara selesai akan dilakukan
pembersihan total agar aula senantiasa bersih.
Khusus ruang rawat inap Lt – 4 dibersihkan secara bergilir setiap seminggu sekali.
Areal hall dan selasar :
Lobbying ( menyapu ) dan mopping ( pengepelan ) dilakukan dan dikontrol secara
terus menerus dengan cara mobile
Bila diperlukan diadakan general cleaning lantai menggunakan polisher machine
agar kotoran berat yang tidak dapat terangkat sempurna oleh lobbying dan
mopping dapat dikelupas dan terjaga keawetan material lantai.
5. PEMBUANGAN SAMPAH
Pembuangan sampah ruangan dilakukan minimal 3 ( tiga ) kali sehari, dan
dibedakan sesuai jenis sampahnya, yaitu :
- Sampah Infeksius dimasukkan ke plastik warna kuning
- Sampah Non – Infeksius dimasukkan ke plastik warna hitam
Di luar jadwal di atas, pada ruang perawatan pasien, tempat sampah selalu
dikontrol baik isi, bau maupun kerapian letaknya.
Pencucian tempat sampah dilakukan setiap hari.
Sampah non – medis dimasukkan ke TPS ( Kontainer ), sampah medis diletakkan
di tempat yang ditentukan.
6. KAMAR MANDI
Setiap hari lantai, dinding dan kloset kamar mandi / WC disikat alat yang
memadai dengan menggunakan chemicals pembersih dan disemprot disinfectant
guna pengendalian kuman sehari 2 ( dua ) kali
Untuk senantiasa menjaga kebersihan, terutama pada ruangan perawatan harus
sesering mungkin dikontrol kondisi dan kebersihannya
Minimal 3 ( tiga ) hari sekali bak air dikuras dengan menggunakan chemicals
pembersih dan disinfectant agar senantiasa bersih dan sehat untuk digunakan
Kebersihan pintu, kusen, sirkulasi, gantungan baju, tempat sabun dan plafond
kamar mandi harus selalu terjaga kebersihan dan keterawatannya agar senantiasa
bersih dan awet
Bila kloset / wastafel mampet semaksimal mungkin diupayakan penanganannya
secara teknis tanpa chemicals, apabila secara teknis tidak berhasil maka digunakan
chemicals
Apabila warna / kondisi permukaan lantai, dinding dan kloset mulai pudar maka
dilakukan pemolesan agar senantiasa menampilkan kondisi terbaiknya.
Pada lantai didepan pintu kamar mandi wajib dipasang keset yang dapat menjamin
kebersihan lantai.
1. Prosedur Pengajuan
a. Sebagai bukti administratif, pada dasarnya setiap unit / instalasi / ruangan yang
mengajukan perbaikan suatu alat / barang / lainnya harus dilakukan secara tertulis
yang ditujukan kepada KUK IPSRS ( form terlampir )
b. Pengajuan perbaikan suatu alat / barang / lainnya dapat dilakukan secara lisan
apabila dalam keadaan mendesak / darurat ( emergency ) dengan menghubungi
Pelaksana Teknis, dan selanjutnya bukti administratif harus segera disusulkan
setelah mendapatkan penanganan lebih lanjut
2. Prosedur Pelaksanaan
3. Prosedur Penyelesaian
a. Pekerjaan perbaikan dinyatakan selesai apabila unit / instalasi / ruangan yang
mengajukan perbaikan selaku User telah melakukan uji fungsi
b. Apabila uji fungsi menunjukkan hasil yang baik, selanjutnya User dan Pelaksana
Teknis menanda – tangani Pernyataan Penyelesaian Perbaikan serta diketahui oleh
seksi yang terkait ( form terlampir )
PENGAJUAN PERBAIKAN
( ........................................... )
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
Dalam pelaksanaan tugasnya petugas IPSRS diwajibkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai
dari K3RS, maksudnya petugas harus dengan kesadaran penuh untuk menggunakan alat
pelindung diri (APD )dalam melaksanakan tugasnya selain menjaga keselamatan diri petugas
wajib untuk menjaga kelesamatan di lingkungan di mana mereka sedang bekerja. Dengan
demikian keselamatan diri, pasien dan pengunjung dapat terjaga dengan baik. Adapun untuk
prosedur keamanan mengacu pada SPO dan panduan yang dibuat oleh tim K3RS.
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
Sistem pengendalian intern yang berlaku di rumah sakit merupakan faktor yang menentukan
dapat diukur dari tingkat keberhasilan petugas dalam menyelesaikan suatu khasus, baik itu
prasarana, alat medis dan gedung.Selain pengendalian di sisi perbaikan , tidak kalah
pentingnya adalah pemeliharaan suatu alat hal ini yang menjadi ukuran adalah optimalnya
fungsi suatu alat hingga kepresisian suatu alat.
Tujuan dari pengendalian intern adalah:
1. Memaksimalkan sumber daya yang ada untuk melakukan pemeliharaan dan
perbaikan sehingga suatu alat berfungsi dengan baik dan maksimal.
2. Meningkatkan kualitas pekerjaan tanpa mengesampingkan efisiensi biaya kerja
yang dikeluarkan
3. Meningkatkan umur pakai suatu alat
4. Menjaga Keselamatan kerja petugas
5. Tertib administrasi terutama untuk ijin operasional/K3 prasarana umum dan medis
BAB VIII
PENUTUP
Dengan dibuatnya pedoman pelayanan IPSRS, diharapkan setiap personel dapat memahami
dan melaksanakan sesuai panduan sehingga hasil akhir dari setiap pekerjaan dapat
dipertanggungjawabkan.