Anda di halaman 1dari 39

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT KARTIKA HUSADA SETU


Nomor : /SK.3.2/ /2015

TENTANG

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA DAN


PRASARANA
RS KARTIKA HUSADA SETU

Direktur RS KARTIKA HUSADA SETU

Menimbang : a. bahwa RS Kartika Husada Setusebagai institusi yang bergerak


dibidang pelayanan kesehatan harus mampu meningkatkan
pelayanan yang lebih bermutu untuk mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat setinggi – tingginya
Mengingat: :

Memperhatikan: a. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


b. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
c. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
1438/MenKes/Per/IX/2010tentang Standar Pelayanan Kedokteran
d. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
1691/MenKes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit
e. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1165.A/MenKes/SK/X/2004 tentang Komisi Akreditasi Rumah Sakit
f. Keputusan menteri kesehatan no 1204 tahun 2004 tentang
Persyaratan Kesehatan lingkungan Rumah Sakit
g. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 134/Menkes/SK/IV/1978
April 1978 tentang Susunan Dan Tatacara Kerja Rumah Sakit
Umum

MEMUTUSKAN

Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RS KARTIKA HUSADA SETU


TENTANG PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN
LINGKUNGAN
Pertama : Panduan/Pedoman Pelayanan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit RS
Kartika Husada Setu sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini
Kedua : Panduan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit RS Kartika
Husada Setu sebagaimana terlampir dalam surat keputusan ini dimaksud
dalam Diktum pertama harus dijadikan acuan dalam memberikan
pelayanan di RS Kartika Husada Setu.

Ketiga : ………………………………
Keempat : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat hal-hal yang perlu penyempurnaan
akan diadakan perbaikan dan penyesuaian sebagaimana mestinya

Ditetapkan di :Bekasi
Pada tanggal : 02 September 2019
Direktur Utama,

dr. Sitti Aisyah S Salam, SU.

Tembusan :
KATA PENGANTAR

Upaya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit tidak dapat dipisahkan dari Pelayanan
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit. IPSRS merupakan organisasi dalam
Rumah Sakit yang bersifat teknis dan koordinatif yang pelaksanaannya meliputi perbaikan
sarana dan peralatan yang ada di Rumah Sakit. Tujuannya adalah meningkatkan mutu
pelayanan dan efisiensi RS. IPSRS sebagai salah satu bagian dari Rumah sakit harus
memiliki organisasi yang memadai sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Untuk itu disusunlah Pedoman Pengorganisasian IPSRS RS Kartika Husada Setu yang
digunakan sebagai acuan dalam mengorganisir kegiatan-kegiatan di IPSRS RS Kartika
Husada Setu.
Kami menyadari bahwa Pedoman Pengorganisasian IPSRS RS Kartika Husada Setu
ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, segala saran dan masukan yang bersifat
membangun IPSRS RS Kartika Husada Setu kami terima dengan senang hati.

Bekasi, 02 September 2019


Penyusun.
Unit IPSRS RSKHS

Radot Chrissoviarina Simamora, Amd.Kl


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit merupakan institusi yang memberi pelayanan jasa kesehatan dan
senantiasa berusaha memberikan pelayanan yang baik dan profesional. Dalam
perkembangan rumah sakit, dapat dilihat dan dirasakan seiring dengan penambahan
jenis dan jumlah fasilitas sarana dan prasarana yang digunakan, ini sangat menunjang
dalam memberikan pelayanan yang efektif, efisien dan profesional.
RS Kartika Husada Setu merupakan perkembangan dari PT. Kartika Medika,
sebagai perkembangan dari PT. Kartika Medika menjadi rumah sakit tentu RS Kartika
Husada Setu memiliki banyak sekali tantangan, salah satu diantaranya adalah
pemenuhan sumber daya yang kompeten di tiap unit kerja. Bagian Sumber daya
manusia atau Personalia sebagai unit kerja yang bertugas dalam pengelolaan SDM di
RS Kartika Husada Setu berkepentingan secara langsung dalam proses rekrutmen dan
peningkatan kualitas ketenagaan.
RS Kartika Husada Setu terletak di berada di Jalan MT. Haryono, RT. 01/06,
Burangkeng, termasuk ke dalam wilayah Kelurahan Burangkeng Kecamatan Setu
Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat.
RS Kartika Husada Setu berkeinginan untuk menjadi pilihan utama
masyarakat yang ingin memperoleh pelayanan kesehatan yang berkualitas, Sebagai
rumah sakit yang ingin selalu tumbuh dan berkembang, serta dengan semakin
beragamnya jenis pelayanan, maka dibutuhkan suatu pengelolaan yang strategis
dalam seluruh bidang pelayanan. Di antaranya adalah pelayanan Instalasi
Pemeliharaan Sarana Rumah sakit . Unit ini melakukan tugasnya untuk melakukan
proses perbaikan dan pemeliharaan Sarana dan Prasarana umum dan medik demi
keberlangsungan pelayanan jasa kesehatan di dalam Rumah sakit.

B. RUANG LINGKUP
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 134/Menkes/SK/IV/1978
April 1978 tentang susunan dan tatacara kerja rumah sakit umum telah ditetapkan
tugas dan fungsi IPSRS sebagai berikut:
1. Penyediaan
a. Penyediaan air bersih yang memnuhi standar atau kriteria untuk dapat
dijadikan air minum.
b. Penyediaan air panas untuk kegiatan mandi dan sterilisasi.
c. Penyediaan gas teknik dan gas medis.
d. Penyediaan tenaga listrik.
e. Penyediaan udara segar.
f. Penyediaan komunikasi.
g. Penyediaan jasa teknis.
2. Pengelolaan
a. Pengelolaan instalasi air bersih.
b. Pengelolaan gas medis.
c. Pengelolaan sistem alarm.
d. Pengelolaan peralatan pembasmi hama, instrumen dan bahan lain.
3. Pemeliharaan dan perbaikan
a. Bangunan, yaitu gedung perawatan, kantor, poliklinik, instalasi lain-lain.
b. Instalasi air bersih, air panas.
c. Instalasi listrik.
d. Instalasi gas teknik, gas medis.
e. Peralatan komunikasi.
f. Peralatan elektronika dan elektromedik.
g. Peralatan radiasi dan laboratorium.
4. Pelatihan
a. Operator peralatan listrik dan elektromedik.
b. Paramedis guna menjaga keselamatan kerja peralatan bagi petugas/operator,
penderita dan pekerja lainnya.
c. Pemeliharaan berkala bagi operator dalam menjaga peralatan laik pakai.
d. Teknisi selaku pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan.
e. Pengukuran dan kalibrasi peralatan.

Kegiatan IPSRS
1. Perencanaan
a. Menyusun rencana kerja dan kegiatan UPSRS tehunan, bulanan, mingguan dan
harian.
b. Menyusun petunjuk teknis dan petunjuk operasional dari pemakaian sarana dan
peralatan.
c. Menyusun peraturan kelaikan operasional sarana, prasarana dan peralatan yang
menunjang pelayanan kesehatan.
2. Pelaksanaan
a. Melakukan penilaian uji fungsi dan uji coba sarana, prasarana dan peralatan baik
yang baru maupun yang selesai diperbaiki.
b. Melakukan pemeliharaan.
c. Melakukan kegiatan teknis dalam kegiatan medis, yaitu:
h. Mempersiapkan pelayanan teknis dalam tim medis.
i. Melakukan pelayanan medis teknisi dalam tim medis.
j. Melakukan tindakan dalam keadaan darurat terhadap peralatan medis dan
penunjangnya.
d. Melakukan penilaian terhadap sarana, prasarana dan peralatan, yaitu:
k. Dalam rangka pengadaan.
l. Dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan.
m. Dalam rangka pengukuran dalam kalibrasi.
n. Dalam rangka pendayagunaan dan penghapusan.
e. Menyusun laporan, yaitu:
o. Menyusun data keadaan atau inventarisasi.
p. Menyusun laporan kegiatan.
f. Melakukan pengelolaan teknis, yaitu:
q. Melaksanakan pengelolaan teknis pengelolaan lingkungan.
r. Mengelola kegiatan teknis dalam jam kerja 24 jam.
s. Bertugas dalam tim penerimaan barang dan pengujian teknis.
g. Melakukan rapat.
t. Rapat internal IPSRS.
u. Rapat koordinasi dengan Ka. Inst. Dan Ka. Intalasi unit terkait
3. Pengawasan
Melaksanakan pengawasan dalam kegiatan pembangunan, pemasangan,
pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana maupun peralatan yang dilaksanakan
oleh pihak ke-III.
4. Pelatihan
Dilaksanakan secara terjadwal berlaku bagi operator maupun petugas teknik
sehingga program pelayanan pemeliharaan dan perbaikan berjalan lancar. Dalam
waktu tertentu mendatangkan tenaga ahli untuk menjabarkan perkembangan dan
sistem peralatan yang lama dan akan datang.

C. BATASAN OPERASIONAL
Petugas Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit dalam melaksanakan
tugasnya dilakukan sesuai dengan SPO yaitu setelah petugas mendapatkan permintaan
perbaikan petugas menuju kelapangan untuk melakukan pengecekan kerusakan/alat
yang akan di pelihara, petugas mengecek untuk selanjutnya mendata kebutuhan
sparepart jika diperlukan. Dalam hal ini petugas melakukan order dahulu jika
ketersediaan sparepart kosong,. Jika alat sekiranya dapat diperbaiki petugas akan
segera melakukan perbaikan di tempat, jika tidak petugas akan meminta ijin bagian
terkait untuk mengirimkan alat yang rusak melalui petugas pengadaan, proses ini akan
memerlukan waktu yang lama jika setelah dibuatnya PPK timbul hal – hal yang
menyangkut ketersediaan sparepart dan biaya yang ditimbulkan. Jika biaya yang
ditimbulkan besar maka setiap keputusan akan diperlukan dalam pertemuan Tim
Pemelian Barang & Jasa dan keputusan terakhir ada di Jajaran Direksi.

D. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Petunjuk Teknis ini dimaksudkan untuk menjadi acuan dalam melaksanakan
kegiatan pemeliharaan dan perawatan sarana - prasarana agar dalam keadaan
layak fungsi.
2. Petunjuk Teknis ini bertujuan untuk mewujudkan pemanfaatan sarana –
prasarana yang memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan
kemudahan serta efisien, serasi dan selaras dengan lingkungannya.
BAB II
STANDART KETENAGAAN

A. Jumlah, komposisi dan kualifikasi tenaga di ruang IPSRS


Berdasarkan data kepegawaian per Oktober 2016, maka jumlah petugas di IPSRS
ada 4 orang. Komposisi dan kualifikasi tenaga yang bekerja di IPSRS adalah sebagai
berikut :

Daftar kualifikasi tenaga di Instalasi IPSRS


No Komposisi tenaga Jumlah Kualifikasi
1 Kepala Instalasi 1 D-III
2 Pelaksana pemeliharaan alat 1 STM
3 Pelaksana Pemeliharaan Gedung 1 SMP
4 Pelaksana Pemeliharaan Taman/ 1 SMA
Parkir

B. Perhitungan ketenagaan
Kualifikasi sumber daya manusia di IPSRS terdiri dari Kepala Instalasi, petugas
pelaksana pemeliharaan alat, gedung dan taman/ parkir.
BAB III
STANDART FASILITAS

A. Tempat kerja
1. Ruang Kerja IPSRS.
2. Ruang perlengkapan
3. Ruang Bengkel (workshop).

B. Alat kerja
1. Peralatan administrasi:
a. Komputer.
b. Printer.
c. Filling kabinet.
d. Lemari arsip.
e. Rak data.
f. Meja kursi kerja.
g. Papan tulis.
2. Peralatan kerja teknik.
a. Peralatan kerja workshop.
b. Peralatan kerja teknisi alkes.
c. Peralatan kerja teknisi umum.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Mekanisme permintaan perbaikan, barang dan jasa teknis

Formulir permintaan perbaikan dari Selesai


Alat /
Instalasi diterima oleh IPSRS
SarPrasRusak

Rencana pengadaan Dilakukan pemeriksaan


spare part/barang
Dilakukan
Permintaan teknisi yang perbaikan
ditandatangani oleh KUK.

Persetujuan Kaur
UPSRS

Persetujuan Subbag Persetujuan Bag.


RT Umum & Keuangan

Direktur

B. PELAYANAN IPRS
1. PENGELOLAAN PERALATAN MEDIS
Pengelolaan peralatan medik yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang
terpola dan menyeluruh untuk bagaimana mengelola aset alat medik yang
dimiliki oleh rumah sakit. Peralatan medik yang ada berjumlah ratusan item
dimana diperlukan suatu pengelolaan secara baik. Unit yang ditunjuk sebagai
pengelola peralatan medik adalah IPSRS dimana unit ini ditunjuk secara resmi.
Bentuk pengelolaan yang dilakukan seperti : inventarisasi aset alat medik,
pembuatan standar operasional, pemeliharaan, kalibrasi, perbaikan dan equipment
dispossition.
a. Pengadaan Alat Medik
Pengadaan alat medik mempunyai alur dimana IPSRS dapat membuka
permintaan barang dalam bentuk form permohonan yang dibuat berdasarkan
2 alur besar; pengadaan untuk sparepart dari alat medik yang digunakan
untuk perbaikan dari kerusakan dan pengadaan alat medik yang bersifat
penambahan aset alat medik atau pengadaan baru yang diajukan oleh unit
atau departemen dengan dilengkapi kajian kebutuhan penambahan alat baru.
Pengadaan yang dibuat harus memiliki beberapa isian yang harus dilengkapi
sebagai dasar pengajuan permintaan diantaranya:
- No. PPATK
- Tanggal pengajuan
- Nama barang yang diajukan
- Jumlah barang yang diminta
- Minimal stock
- Sisa Stock
- Keterangan bisa berupa alasan permintaan
b. Uji Kelayakan Alat Medik Baru
Setelah proses pembelian selesai dan barang yang dimaksud telah datang ke
rumah sakit yang diterima oleh Departemen Logistik, maka tahap selanjutnya
alat medik baru tersebut dilakukan uji kelayakan (commissioning) yang
dilakukan seperti:
- Periksa bahwa seluruh komponen, asesoris, dan kelengkapan pilihan
(options) yang tercatat dalam surat pesanan telah diterima dengan baik.
- Arsipkan hasil pengetesan unjuk kerja dan keamanan pada saat awal,
sehingga dapat digunakan sebagai pembanding pada saat dilakukan
inspeksi dimasa yang akan datang seandainya terjadi keraguan terhadap
unjuk kerja alat medik.
- Kelengkapan berkas administrasi seperti: ijin edar dagang dari DEPKES,
kartu garansi, manual book, sertifikat uji dari pabrikan dan petunjuk
singkat penggunaan dalam bahasa indonesia.
- Pelaksanaan pengetesan fungsi dari alat dengan berdasarkan dari
prosedur pabrik (check list standar tahapan pengujian pabrik).
- Berita acara kesiapan alat untuk digunakan ke pelayanan (ditandatangani
oleh: teknisi vendor, teknisi IPSRS dan user ruangan yang memiliki alat
tersebut.
c. Inventarisasi Peralatan Medik
Pendataan seluruh alat medik merupakan kunci penting dari management
pengelolaan dimana proses pencatatan aset dilakukan oleh beberapa unit
seperti logistik, akunting, internal kontrol dan oleh IPSRS sebagai pengelola
langsung dari alat medik.
Inventarisasi peralatan ini berisi data yang berkaitan dengan aspek teknis
setiap alat seperti: nama alat, merk, tipe, lokasi atau ruangan pemilik, data
vendor, jumlah alat. Total peralatan yang tertuang dalam lembar inventarisasi
ini akan menjadi beban kerja pemeliharaan. Dari data ini akan dapat
diprediksi kebutuhan aspek pemeliharaan secara keseluruhan sehingga
pemeliharaan peralatan dapat dilaksanakan dengan baik. Inventarisasi
peralatan dapat digunakan untuk kepentingan pemeliharaan alat dilakukan
oleh pengelola pemeliharaan dan ditinjau secara periodik paling tidak
setahun sekali dan setiap ada perubahan atau penambahan alat baru.
d. Pemeliharaan Alat Medik
Pemeliharaan peralatan medik adalah suatu upaya atau kegiatan terencana
secara periodik untuk menjaga agar perlatan medik selalu dalam kondisi laik
pakai, dapat difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai yang lama.
Agar pemeliharaan peralatan kesehatan dapat dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya maka unit kerja BM perlu dilengkapi dengan aspek-aspek
pemeliharaan yang berkaitan dan memadai meliputi sumber daya manusia,
fasilitas teknis, peralatan kerja, dokumen pemeliharaan, suku cadang dan
bahan pemeliharaan. Semua spek pemeliharaan pastinya memerlukan biaya.
- Elemen-elemen pemeliharaan alat medic
Elemen-elemen pemeliharaan alat medik adalah elemen yang harus
dilakukan pada kegiatan pemeliharaan dan dilakukan secara rutin.
Elemen-elemen yang dimaksud adalah:
 Inspeksi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik terhadap material atau jenis
alat medik pada komponen penting seperti: elektrikal, mekanik dan
fisik alat apakah masih sesuai dengan standar operasional alat medik
tersebut.
 Pemeliharaan fisik
Kegiatan yang dilakukan secara periodik meliputi: pembersihan alat.
Pelumasan, pengecasan, dll.
 Uji fungsi
Kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk memastikan fungsi dari
alat medik.
 Kalibrasi
Suatu kegiatan periodik untuk menentukan kebenaran konvensional
penunjukan instrumen ukur dan bahan ukur, dengan cara
membandingkan terhadap standar ukurnya yang terselusur (trackable)
ke standar nasional dan atau internasional.
e. Pelaku pemeliharaan alat medic
Berdasarkan berbagai aspek yang meliputi volume pekerjaan, kemampuan
teknisi, tingkat teknologi peralatan, fasilitas kerja dan prosedur pembiayaan
yang ada di internal , maka pelaksanaan pemeliharaan peralatan kesehatan
dapat dilakukan oleh:
- Dilaksanakan oleh teknisi rumah sakit
IPSRS melakukan kegiatan pemeliharaan alat medik dengan keahlian yang
didapat dari basic pendidikan elektomedik dan pelatihan-pelatihan yang
diberikan . Manfaat yang utama dari pelayanan swakelola (in house service)
adalah teknisi medik dapat dipanggil secara cepat oleh user untuk melacak
kerusakan dan memperbaiki peralatan, memberi bantuan dalam aspek
pengoperasian alat, menyiapkan persediaan suku cadang yang tepat dan
dukungan yang terus menerus terhadap user. Rumah sakit harus membuat
komitmen yang berkesinambungan untuk mendukung unit IPSRS.
Komitmen tersebut meliputi pelatihan staf, alat kerja, ruangan,
peralatan,manajemen dan inventarisasi suku cadang. Pengeluaran alat atas
perbaikan dapat dianggap sebagai kerugian untuk rumah sakit, oleh karena
itu setiap pemakaian alat medik yang terpakai oleh pasien haruslah dipikirkan
dan diterapkan untuk memasukan komponen biaya service sehingga bila
terjadi kerusakan pada alat medik tersebut, biaya service sudah tersedia baik
hanya sebagian atau sampai total biaya yang dibutuhkan dari perbaikan.
- Dilaksanakan oleh teknisi vendor
Apabila IPSRS tidak mampu melaksanakan pemeliharaan suatu alat
disebabkan oleh beberapa hal, misal tingkat kecanggihan alat medik atau
peralatan kerja tidak lengkap, maka pemeliharaan dapat dilaksanakan oleh
teknisi vendor alat medik bersangkutan. Pabrik biasanya menyediakan
pelayanan dengan jenis full servic contact yang secara umum meliputi
seluruh biaya terkait, dan biaya mencakup suku cadang, dan on call service
sesuai kebutuhan dimana rumah sakit hanya membayar pada saat terjadi
kerusakan sesuai dengan panggilan. Barang dengan teknologi tinggi dan
peralatan pencitraan digital memerlukan keahlian khusus dan investasi suku
cadang yang mahal sehingga menjadi tidak praktis untuk menyediakan
pelayanan swakelola.
Terdapat banyak pertanyaan, berdasarkan kepada lokasi rumah sakit dan
kebutuhan yang diperlukan, kesemuanya harus dipertimbangkan dengan
baik. Kontak servic adalah upaya untuk memenuhi standar tinggi yang
ditetapkan oleh rumah sakit, tetapi kebutuhan yang makin tinggi, makin
tinggi pula biaya kontrak yang diperlukan. Padahal dengan pelayanan
swakelola, waktu lembur dan biaya panggilan dapat dihitung secara cepat.
Rumah sakit harus menetapkan secara tepat kebutuhan yang diperlukan
untuk setiap alat ingat, kebutuhan berbanding lurus dengan biaya.
f. Jadwal pelaksanaan pemeliharaan alat medic
Dari sekian banyak item alat medik di Rumah Sakit, maka agar dalam
pengelolaan alat medik menjadi terarah dan terkoordinasi dengan baik maka
pemeliharaan alat medik harus dibuat jadwal pelaksanaannya. Untuk dapat
menentukan seberapa sering alat medik dilakukan pemeliharaan, IPSRS
membuat pemilahan data yang berasal dari informasi pada manual book dan
beberapa faktor seperti:
a. Frekuensi pemakaian alat medik
b. Resiko resiko fisik
c. Faktor keselamatan pasien
2. PENGELOLAAN GEDUNG
a. Komponen Arsitektur Gedung
1) Sarana Jalan Keluar
Sarana jalan keluar ( egress ) harus dilengkapi dengan tanda EXIT dan tidak
boleh terhalang serta memenuhi persyaratan sesuai dengan SNI.
2) Dinding Kaca / Tempered Glass
Perkembangan arsitektur bangunan gedung banyak menggunakan kaca di
bagian luarnya sehingga bangunan terlihat lebih bersih dan indah.
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain :
- Dinding kaca memerlukan pemeliharaan setidaknya 1 ( satu ) tahun sekali
- Pada bangunan yang tinggi siapkan gondola secara aman sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan
- Periksa semua karet atau sealent perekat kaca yang bersangkutan, bila
terdapat kerusakan sealent atau karet perekat kaca perbaiki dengan sealent
baru dengan tipe yang sesuai
- Bersihkan kaca dengan bahan deterjen dan bersihkan dengan sikat karet
- Jangan menggunakan bahan pembersih yang mengandung tinner atau
benzene karena akan merusak elasititas karet atau sealent.
3) Dinding Keramik / Mozaik.
Biasanya dipasang pada dinding kamar mandi, wc, tempat cuci, atau tempat
wudhu.
Pemeliharaannya :
- Bersihkan setiap hari sebanyak minimal 2 ( dua ) kali
- Gunakan bahan pembersih yang tidak merusak semen pengikat keramik
- Disarankan yang tidak mengandung air keras atau asam kuat
- Sikat permukaan keramik dengan sikat plastik halus dan bilas dengan air
bersih.
- Gunakan disinfectant untuk membunuh bakteri yang ada dilantai atau
dinding yang bersangkutan minimal 2 ( dua ) bulan sekali
- Keringkan permukaan dengan kain pel kering.
4) Plafon Tripleks
Pemeliharaannya :
- Plafon tripleks akan rusak terutama pada bagian luar gedung setelah lebih
dari 10 ( sepuluh ) tahun penggunaan
- Bersihkan kotoran yang melekat sekurang – kurangnya 3 ( tiga ) bulan
sekali dari kotoran yang melekat
- Gunakan sikat atau kuas sebagai alat pembersih
- Bila plafon rusak permukaannya karena kebocoran, segera ganti dengan
yang baru
- Bekas noda akibat bocoran ditutup dengan cat kayu baru kemudian dicat
dengan cat emulsi yang serupa
- Untuk perbaikan, cat lama harus dikerok sebelum melakukan pengecatan
ulang.
5) Plafon Gipsum
Pemeliharaannya :
Perhatikan plafon gipsum yang berada pada sisi luar bangunan gedung, bila
terkena air akibat atap yang bocor, segera ganti dengan yang baru atau
diperbaiki.
Cara memperbaikinya :
- Kupas / korek bagian yang telah rusak karena air
- Tutup dengan bahan serbuk gipsum ( gypsum powder ) yang telah diaduk
dengan air
- Ratakan dengan menggnakan kape atau plastik keras hingga rata dengan
permukaan di sekitarnya
- Tunggu hingga kering, kemudian ampelas dengan ampelas No. 2
- Tutup dengan plamur tembok dan cat kembali sesuai dengan warna yang
dikehendaki.
6) Kunci, Grendel, dan Engsel
Pemeliharaannya :
- Periksa keadaan kunci, grendel dan engsel pada pintu yang tingkat
penggunaannya tinggi, seperti pintu keluar, pintu ruangan dan lain
sebagainya
- Lumasi bagian yang bergerak dengan pelumas, sekaligus menghilangkan
karat yang terbentuk karena kotoran dan cuaca / debu
- Lakukan pelumasan sekurangnya 2 ( dua ) bulan sekali
- Gunakan pelumas yang sesuai yaitu pelumas pasta atau pelumas cair
lainnya.
7) Kusen Kayu
Pemeliharaannya :
a. Bersihkan kusen kayu dari debu yang menempel setiap hari
b. Bila kusen dipolitur usahakan secara periodik dilakukan polituran kembali
setiap 6 ( enam ) bulan sebagai pemeliharaan permukaan
c. Bila kusen dicat dengan cat kayu maka usahakan pembersihan dengan
deterjen atau cairan sabun dan gunakan spon untuk membersihkannya
8) Kusen Plastik dan Kusen Besi
Pemeliharaannya :
- Bersihkan kusen dari debu atau kotoran yang menempel setiap hari
- Lakukan secara periodik, bersihkan terutama di bagian bawah yang dekat
dengan lantai
- Gunakan deterjen dengan bantuan spon serta bilas dengan air bersih
- Untuk kusen besi sebaiknya dilakukan pengecatan secara periodik
sekurangnya setahun sekali, dengan cara :
o Kerok bagian bawah terutama bagian yang kena kotoran dan air
o Ampelas hingga bersih
o Berikan meni besi yang sesuai dan berkualitas
o Cat kembali dengan cat besi dengan warna yang sesuai

b. Komponen Mekanikal Gedung


1) Saluran Air Kotor
Pemeliharaan :
- Periksa saluran tegak air kotor pada gedung, terutama saluran yang
menggunakan bahan PVC, periksa pada setiap sambungan yang
menggunakan lem sebagai penyambungnya. Bila ditemui terdapat
kebocoran segera tutup kembali.
Cara perbaikannya :
- Ampelas atau buat kasar permukaan yang retak atau pada ujung
sambungan, Beri lem PVC pada daerah yang ingin disambung,
Sambungkan kembali bagian tersebut.
- Bersihkan saluran terbuka air kotor pada sekitar gedung dari barang –
barang yang dapat menggangu aliran air dalam saluran, sekurang –
kurangnya 1 ( satu ) bulan sekali
- Pada saluran tertutup air kotor, periksa melalui bak kontrol saluran,
beri jeruji dari batang besi sebagai penghalang sampah agar saluran
tidak tersumbat.
2) Saluran Air Bersih
Pemeliharaan :
- Saluran air bersih yang memerlukan pengamatan adalah saluran PVC
yang tidak terlindung dari panas matahari
- Tambahkan penggantung pada dinding untuk menopang atau
menyanggah pipa PVC bila ada sebagian penggantung yang lepas
- Bila terjadi kebocoran pada sambungan pipa PVC, maka lakukan hal –
hal :
o Matikan aliran air dari stop kran yang ada
o Lem kembali dengan lem PVC sejenis dengan pipa atau balut
dengan karet bekas ban dalam motor untuk kondisi darurat
( bersifat sementara ) sehingga kebocoran dapat dihentikan
o Jalankan kembali aliran air bersih yang ada.
3) Peralatan Sanitair
Pemeliharaan :
- Peralatan sanitair adalah washtafel, shower, kloset duduk dan kloset
jongkok
- Bersihkan setiap hari dengan cairan sabun atau bahan pembersih lain
yang tidak menyebabkan terjadinya korosi pada alat-alat yang terbuat
dari metal
- Gosok dengan spon plastik atau sikat yang lembut
- Bilas dengan air bersih
- Keringkan dengan kain lap yang bersih
4) Pemanas Air
Pemeliharaan :
- Matikan aliran listrik atau gas
- Alirkan dari kran air panas, air selama 10 ( sepuluh ) menit agar
kotoran yang ada dalam tangki water heater menjadi bersih
- Lakukan pembersihan / service sesuai dengan petunjuk pemasangan
setiap 4 ( empat ) tahun sekali
- Usahakan pembersihan lebih sering bila menggunakan air sumur yang
tidak diolah terlebih dahulu.
5) Kran Air
Pemeliharaan :
- Periksa sekurang – kurangnya setiap 2 ( dua ) bulan setiap kran yang
ada
- Kencangkan baut pengikat putaran kran
- Ganti bila perlu, seal / karet pada batang putar ulir kran.
6) Bak Cuci Piring
Pemeliharan :
- Bersihkan setiap kali sesudah dipergunakan atau sekurang – kurangnya
setiap hari
- Gunakan plastik spon yang halus dan cairan pembersih, sabun atau
deterjen
- Jangan menggunakan ampelas / sand paper untuk membersihkan
permukaan bak cuci.

c. Komponen Elektrikal Bangunan Gedung


Untuk bangunan bertingkat dengan kegiatan yang padat harus dilengkapi
dengan tiga sumber catu daya : pasokan dari Perusahan Listrik Negara
( PLN ), Pembangkit Listrik Cadangan ( Genset ) dan Unit Catu Daya Pasokan
Sementara ( UPS – Uninterupted Power Supply ).

Semua kabel untuk keperluan instalasi harus terbuat dari kabel tahan api.
1. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Elektrikal
Pekerjaan Perawatan, Pemeliharaan instalasi listrik pada bangunan gedung
meliputi pekerjaan :
a. Pemeliharaan dan perawatan instalasi listrik dan penerangan perlu
memperhatikan penghematan energi listrik
b. Pemeliharaan panel distribusi tegangan menengah ( TM ) dan tegangan rendah
( TR )
c. Pemeliharaan panel panel listrik di tiap – tiap lantai gedung
d. Pemeliharaan genset beserta kelengkapannya
e. Memeriksa kondisi operasi peralatan listrik dengan menggunakan alat infra
red investigation.
2. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Kelistrikan
a. U m u m
Sistem Kelistrikan Bangunan Gedung meliputi :
1) Sistem Power Supply
• Transformator.
• UPS ( Uninterrupted Power Supply )
2) Sistem Distribusi
• Panel Distribusi Tegangan Menengah
• Panel Distribusi Tegangan Rendah
• Kabel Feeder Tegangan Menengah
• Kabel Feeder Tegangan Rendah
3) Sistem Penangkal Petir
3. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Elektronika
Sistem detektor pencegahan bahaya kebakaran dan elektronika yang terdapat pada
bangunan gedung meliputi :
a. Telepon
1) Standar Operational Prosedur
 Setiap hari operator telepon melakukan pemeriksaan atas unjuk kerja
MDF dan JB dari panel pengendali di ruang operator.
 Apabila menemukan gangguan pada sistem jaringan Telepon, maka
harus segera melaporkannya ke petugas Maintenance Telephone dan
segera melakukan pengecekan ke lokasi untuk mengetahui penyebab
terjadinya gangguan di MDF atatu JB dan melaporkannya juga ke
petugas lain yang terkait seperti Satuan Pengaman.
b. Tata Suara
a. Standar Operational Prosedur
 Setiap hari operator melakukan pemeriksaan atas unjuk kerja Amplifier,
Speaker Selector, microphone dan dll. dari panel pengendali di ruang
operator
 Apabila menemukan gangguan pada sistem tata suara, maka harus segera
melaporkannya ke petugas Maintenance dan segera melakukan
pengecekan ke lokasi untuk mengetahui penyebab terjadinya gangguan
tersebut dan melaporkannya juga ke petugas lain yang terkait seperti
Satuan Pengaman.
c. Sistem Jaringan Komputer / Internet
1) Standar Operational Prosedur
 Setiap hari operator melakukan pemeriksaan atas unjuk kerja Jaringan
Komputer, Server, Repeater, Hub, dan perlengkapan Uninterupted
Power Supply ( UPS ). dari panel pengendali di ruang operator.
 Apabila menemukan gangguan pada sistem jaringan komputer, maka
harus segera melaporkannya ke petugas Maintenance dan segera
melakukan pengecekan ke lokasi untuk mengetahui penyebab terjadinya
gangguan tersebut dan melaporkannya juga ke petugas lain yang terkait
seperti Satuan Pengaman.
d. Mesin cuci
Agar tetap awet dan maksimal umur gunanya, mesin cuci memerlukan
Perawatan harian. Caranya adalah
1. Bersihkan laci atau tempat memasukkan deterjen pada mesin cuci. Jika
perlu, lepas laci deterjen dan bersihkan dengan menggunakan sikat gigi
bekas. Tempat-tempat ini berpotensi sebagai tempat tumbuh bakteri dan
jamur sehingga harus rajin dibersihkan.
2. Tempat lain yang menjadi tempat bakteri berkumpul adalah filter atau
saringan kotoran. Kosongkan secara berkala dan buang kotoran yang
terkumpul di dalamnya.
3. Bersihkan tabung mesin cuci. Penampilan tabung yang tampak bersih dapat
menipu, karena kotoran dan bakteri bisa bersembunyi di celah-celah kecil
pada tabung. Cara terbaik untuk membersihkan tabung mesin cuci adalah
dengan membiarkan mesin cuci bekerja tanpa ada cucian apapun
didalamnya. Air panas yang digunakan akan membantu membersihkan
tabung mesin cuci.
4. Untuk mencegah bau tak sedap pada mesin cuci, biarkan pintu mesin cuci
sedikit terbuka untuk membiarkan udara bersirkulasi di dalam tabung. Cara
ini juga membantu mencegah pertumbuhan bakteri.
5. Gunakan deterjen yang berkualitas baik. Residu dari deterjen atau pelembut
kualitas rendah bisa menjadi sumber jamur dan bau tak sedap pada mesin
cuci.
6. Selalu bersihkan mesin cuci dari sisa-sisa deterjen.
7. Bersihkan bagian yang dialiri air secara berkala agar tidak berlumut.
8. Selalu matikan mesin dan cabut kabul dari stop kontak setelah mesin selesai
digunakan.
9. Mengelap panel, pintu, dan sisi-sisi mesin cuci, terutama jika bagian-bagian
tersebut terkena air selama mencuci.
10. Memastikan kabel dan selang tidak terlilit, terpelintir, atau terlipat.

e. Komponen Ruang Luar Gedung


1. Pemeliharaan Tangki Septik
- Cegah masuknya bahan yang tidak larut ke dalam tangki septik
- Jangan membuang air bekas mandi ke dalam tangki septik
- Periksa bak kontrol bila tangki septik penuh dan sedot setiap 6 ( enam )
bulan sekali
2. Pemeliharaan Talang Tegak dan Datar
- Talang datar pada atap bangunan harus diperiksa setiap 1 ( satu ) tahun
sekali
- Bersihkan dari kotoran yang terdapat pada talang datar, bersihkan dari
bahan yang dapat menimbulkan korosif pada seng talang datar
- Berikan lapisan meni setiap 2 ( dua ) tahun sekali agar seng talang tetap
dapat bertahan dan berfungsi baik
- Talang tegak yang terbuat dari pipa besi atau PVC sebaiknya dicat
kembali sekurang – kurangnya 4 ( empat ) tahun sekali
- Bila talang tegak PVC pecah atau retak karena sesuatu benturan,
perbaiki dengan melapis dengan bahan yang sama dengan
menggunakan perekat atau lem dengan bahan yang sama
3. Pemeliharaan Floor Drain
- Periksa setiap hari saringan air yang terdapat pada lantai kamar mandi
atau WC
- Usahakan selalu terdapat air pada setiap saringan untuk mencegah
masuknya udara yang tidak sedap ke dalam ruangan ( kamar mandi
atau WC )
- Perbaiki atau ganti tutup saringan bila telah rusak
- Bersihkan dari bahan yang menempel pada lubang ujung saluran, dan
bersihkan bila kotor
4. Pengecatan Luar Gedung
Cat dinding luar gedung penting untuk penampilan bangunan, dan
sebaiknya pengecatan ulang dilakukan pada tembok gedung setiap 2
( dua ) atau 3 ( tiga ) tahun.
Kerusakan cat pada gedung antara lain :
a) Bila menggelembung ( blestering ), penyebabnya adalah :
- Pengecatan pada permukaan yang belum kering
- Pengecatan terkena terik matahari langsung
- Pengecatan atas permukaan yang lama sudah terjadi pengapuran
- Pengecatan atas permukaan yang kotor dan berminyak
- Bahan yang dicat menyusut / memuai, ini terjadi apabila
- Permukaan yang dicat mengandung air atau menyerap air
Cara perbaikannya :
- Keroklah lapisan cat yang menggelembung dan haluskan
permukaannya dengan kertas ampelas
- Beri lapisan cat baru hingga seluruh permukaan tertutup rata
- Keroklah lapisan yang mengelupas dan bersihkan dengan kertas
ampelas hingga permukaan rata, halus & kering
- Beri lapisan cat yang baru hingga permukaan tertutup rata
b) Bila berbintik ( bittiness ), penyebabnya adalah :
- Debu atau kotoran dari udara atau kuas / alat penyemprot tidak
kering sempurna
- Adanya bagian – bagian cairan yang sudah mengering ikut
tercampur / teraduk
Cara perbaikannya adalah:
- Tunggu lapisan cat sampai kering sempurna
- Gosok permukaan yang akan dicat dengan kertas ampelas halus dan
bersihkan
- Beri lapisan cat baru ( yang sudah disaring ) sampai permukaan cukup
rata
c) Retak – retak ( crazing / cracking ), penyebabnya adalah :
- Umumnya terjadi pada lapisan cat yang sudah tua karena elastisitas cat
sudah berkurang
- Pengecatan pada lapisan cat pertama yang belum cukup kering
- Cat terlampau tebal dan pengeringan tidak merata
Cara perbaikannya :
- Keroklah seluruh lapisan cat, dan permukaannya haluskan dengan
kertas ampelas kemudian bersihkan
- Beri lapisan cat baru
d) Perubahan Warna ( discoloration ), penyebabnya adalah :
- Pigmen yang dipakai tidak tahan terhadap cuaca dan terik matahari
- Adanya bahan pengikat ( binder ) bereaksi dengan garam – garam
alkali
Cara perbaikannya :
- Pilihlah jenis cat lain
- Lakukan kembali persiapan permukaan dan lapisi dengan cat dasar
tahan alkali
e) Garis – garis bekas kuas ( brush marks ), penyebabnya adalah :
- Kuas diulaskan terus pada saat cat mulai mengering
- Permukaan cat terlalu kental
- Pemakaian kuas yang kotor.
Cara perbaikannya :
Setelah lapisan cat mengering, gosoklah dengan kertas ampelas, bersihkan
dan dicat dengan cara pengecatan yang benar dan dicat ulang dengan cat
yang kekentalannya cukup
5. Pemeliharaan Atap Seng dan Cement Fiber Gelombang
a. Pengecatan dilakukan dengan meni sekurang-kurangnya setiap 4
( empat ) tahun sekali
b. Periksa paku atau angkur pengikat terutama pada karet seal untuk
mencegah bocor
c. Ganti karet seal bila rusak
d. Cat kembali permukaan seng dengan meni secara merata
6. Pemeliharaan Atap Beton
a. Bersihkan setiap sebulan sekali permukaan atap dari kotoran yang
melekat
b. Beri lapisan anti bocor dengan kuas atau dengan cara semprot secara
merata
c. Bila menggunakan lapisan aspal – pasir sebagai lapisan atas permukaan
atap, periksa aspal yang mengelupas karena perubahan cuaca, dan
berikan aspal cair baru setebal 5 ( lima ) milimeter
a. Bila terdapat retak – retak tutup dengan plamur kayu dan cat kembali
b. Perbaikan yang sempurna dapat dilakukan dengan mengerok sampai
habis cat lama yang melekat, ampelas dan cat kembali dengan cat dasar
serta cat penutup khusus untuk kayu
7. Pemeliharaan List Glass Fiber Cement ( GRC )
- Lakukan pemeriksaan secara periodik
- Periksa seng penutup listplank
- Bersihkan permukaan GRC dengan ampelas No. 2
- Cat kembali dengan cat emulsi secara merata
f. Komponen Tata Graha
1. Pemeliharaan Kebersihan Toilet
a. Sistem pembersihan searah perputaran jarum jam, dimulai dari pintu masuk.
Prosedur pembersihan dilakukan dari bagian atas menuju ke bagian bawah
b. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah yang ada di toilet dengan
sempurna.
c. Bersihkan wash tafel, toilet bowl bagian luar dan bagian dalam
d. Untuk posisi yang sulit dilihat gunakan pantulan cermin, setelah dibilas
kemudian dikeringkan kembali
e. Bersihkan daun pintu, dinding / ruang kloset bagian luar / dalam toilet dengan
sempurna, setelah dibilas kemudian dikeringkan kembali
f. Isi kembali soap dispenser yang kosong atau kurang. Jika telah 2 ( dua )
minggu dispenser dikosongkan dahulu / cuci bersih baru diisi kembali dengan
sabun cair
g. Isi kembali roll tissue yang sudah tipis atau basah terkena siraman air
h. Bersihkan tempat wudhu berikut kran airnya. Buka saluran air pembuangan,
bersihkan kotoran yang menyumbat saluran
i. Bersihkan noda – noda pada dinding keramik toilet dengan menggunakan lap
basah yang bersih ditambah floor cleaner, bilas kemudian dikeringkan
j. Bersihkan ember / gayung toilet ( kalau ada ) secara periodik mingguan.
Ember dikosongkan / cuci bersih berikut gayungnya dengan floor cleaner
k. Bersihkan kaca cermin / wall mirror dengan lap bersih
l. Lakukan pembersihan dan pengeringan toilet setiap kali digunakan
2. Pemeliharaan Kebersihan Perabot dan Peralatan Kantor
a. Bersihkan semua kotoran / sampah yang berada di meja sebelum pekerjaan
pengelapan dilakukan, periksa laci meja bersihkan agar bebas dari debu
b. Singkirkan semua asbak, bersihkan sampah atau puntung rokok lalu masukan
ke dalam kantong plastik sampah, letakan kembali asbak pada posisi semula
dalam keadaan bersih
c. Bersihkan perangkat komputer dengan lap bersih, campurkan air ditambah
multi purpose cleaner secukupnya dengan spons oleskan ke permukaan yang
kotor, terutama yang terkena noda lalu keringkan lagi. Harus hati – hati di
dalam menggunakan air berlebihan
d. Bersihkan sofa / jok kain secara priodik bulanan dengan mempergunakan
shampoo machine, gunakan shampo khusus sofa atau deterjen
e. Bersihkan semua permukaan kayu furniture dilakukan dengan seksama sampai
pada cela – cela kayu, agar bebas debu dan mengkilap, gunakan furniture
polish atau yang setara untuk kayu, logam / stainless steel dengan metal polish
atau yang setara
f. Bersihkan kaki kursi dengan teliti, apabila dari logam stainless steel gunakan
lap kering ditambah metal polish atau yang setara, apabila logam bercat
gunakan lap basah dan lap kering kembali, bila kayu bersihkan dengan
furniture polish
g. Bersihkan filling cabinet; bersihkan bagian atasnya sesering mungkin, karena
biasanya banyak terdapat debu, gunakan lap ½ basah
h. Bersihkan debu pada cabinet dengan menggunakan lap ½ basah, mulai bagian
atasnya kemudian dindingnya
i. Semprotkan pengharum ruangan.
3. Pemeliharaan Kebersihan Koridor
a. Bersihkan sarang laba-laba yang terdapat pada plafon koridor, dengan
mempergunakan rakbol
b. Bersihkan dinding selasar dengan lap kering, dan lap ½ basah
c. Bersihkan dinding kayu / wall paper gunakan lap kering, untuk permukaan
kayu pergunakan furniture polish atau yang setara
d. Sapu lantai selasar, kemudian dipel dengan air bersih dicampur cairan floor
cleaner dengan mempergunakan stick mop
4. Pemeliharaan Kebersihan Lantai Semen
a. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah yang berada pada lokasi
kerja. Pindahkan untuk sementara tempat sampah dan asbak tersebut,
kembalikan ke tempat semula apabila pekerjaan telah selesai dikerjakan
b. Larutkan chemical cleaner atau yang setara dengan air ( 1 : 20 ) dalam ember,
vacuum lantai terlebih dahulu, pel lantai semen dengan cairan pembersih. Bila
terdapat noda, gunakan larutan chemical cleaner kemudian sikatlah dengan
mesin poles. Untuk mengangkat kotoran, vacuum cairan kotoran dengan
menggunakan wet vacuum cleaner
c. Gunakan sikat dorong atau sikat tangan untuk membersihkan sudut – sudut
lantai yang tidak terjangkau oleh mesin poles. Gunakan sarung tangan karet (
hand glove ) dan masker untuk melindungi kulit tangan dan penciuman dari
bahan kimia yang digunakan
d. Lakukan wet mopping ( mengepel basah ) untuk mengangkat sisa kotoran pada
permukaan lantai yang tidak rata
e. Bersihkan dengan kain lap basah semua permukaan benda – benda, plin kayu
yang kena percikan obat pada waktu mesin dioperasikan
f. Bilas lantai yang sudah disikat dengan air bersih berulangkali, minimal 3 ( tiga
) kali, kemudian keringkan.
5. Pemeliharaan Kebersihan Lantai Keramik
a. Kosongkan dan bersihkan semua tempat sampah / dan benda lain yang berada
pada lokasi kerja, kemudian disingkirkan untuk sementara dan ditempatkan
kembali apabila pekerjaan telah selesai dikerjakan. Vacuum/sapu lantai
keramik terlebih dahulu untuk menghilangkan debu
b. Basahilah lantai keramik merata, gunakan bahan kimia chemical cleaner atau
yang setara dicampur air ( 1 : 20 ) tunggu ± 5 ( lima ) menit,
c. Lakukan pembersihan sudut-sudut lantai yang tidak terjangkau oleh mesin
poles, gunakan sikat dorong ( sikat tangan / tapas ) pakai sarung tangan karet
untuk mencegah kulit tangan terlindung dari bahan kimia yang digunakan
d. Gunakan wet vacuum cleaner untuk menghisap cairan kotoran lantai keramik
yang terangkat
e. Pel berulang kali, minimal 3 ( tiga ) kali, bilas dengan air bersih gunakan stick
mop katun.
6. Pemeliharaan Kebersihan Lantai Paving
a. Bersihkan rutin tiap hari dengan sapu lidi, masukan kedalam kantong plastik
sampah gunakan dust pan. Teknik penyapuan jangan bertentangan /
berlawanan dengan arah angin
b. Bersihkan rumput yang tumbuh pada celah – celah pada paving, apabila sulit
penanggulangannya, gunakan pembasmi rumput
c. Isi kembali celah – celah paving dengan pasir halus gunakan sapu lidi sampai
rata. Apabila keadaanya kurang rata / bergelombang, maka laporkan pada
teknisi
d. Bersihkan lantai paving yang kotor atau terkena oli kendaraan dengan sikat
dorong atau mesin poles, gunakan air panas dicampur floor cleaner atau
deterjen. Bilas gunakan selang air dan keringkan kembali dengan wiper lantai
dan stick mop
7. Pemeliharaan Kebersihan Tirai ( Vertical Blind atau Gordyn )
a. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkanlah peralatan kerja selengkapnya yaitu :
wet & dry vacuum cleaner, hand stick brush, deterjen, sikat nylon
b. Bersihkan rutin bulanan, hisap debu tirai ( vertical blind, gordyn ), gunakan
dry vacuum cleaner, pakai hand stick brush
c. Check tali vertical blind atau gordyn, kemungkinan macet, gunakanlah tali
untuk membuka dan menutupnya, segera adakan perbaikan
d. Check rantai ( pemberat ) vertical blind atau gordyn, kemungkinan ada yang
lepas, segera diperbaiki
e. General cleaning vertical blind ( gordyn ) dilakukan 6 ( enam ) bulan sekali,
turunkan cuci dengan deterjen, gunakan sikat nylon, jemur ditempat yang
panas kuku, posisi vertical blind digantung, setelah kering dipasang kembali
f. Hilangkan spot ( noda ) yang terdapat di vertical blind, gunakan atau spot
remover, gunakan sikat nylon dengan air hangat, keringkan dengan vacuum
cleaner
g. Lakukan pembersihan setiap 2 ( dua ) bulan sekali.
8. Pemeliharaan Kebersihan Dinding Cat
a. Bersihkan debu yang melekat pada dinding bercat minyak ( water seal )
dengan menggunakan kain majun, untuk bagian atas bisa gunakan tangga atau
rakbol. Pembersihan ini untuk daily maintenance
b. Bersihkan noda ( spot & kotoran ) yang terdapat pada dinding bercat minyak,
gunakan campuran deterjen dengan air secukupnya sapukan merata,
mengerjakan harus teliti, apabila terlalu banyak menggunakan air akibatnya
akan merusak permukaan cat
c. Caranya hilangkan noda secara bertahap, tunggu kering dahulu baru diulang
kembali, gunakan sponge dan langsung keringkan dengan kain majun. Setelah
itu bersihkan sisa larutan yang jatuh kelantai gunakan stick mop. Pembersihan
ini dilakukan secara priodik bulanan
d. Bersihkan noda ( spot & kotoran ) yang terdapat pada dinding bercat minyak (
water seal ), gunakan larutan washing compound digosok dengan sponge,
kemudian bilas dengan air bersih sampai larutan tidak tersisa dan biarkan
dinding sampai kering kembali. Setelah itu bersihkan sisa larutan yang jatuh
kelantai gunakan stick mop. Pembersihan ini dilakukan secara priodik bulanan.
9. Pemeliharaan Kebersihan Perlengkapan Alat Pemadam Kebakaran
a. Sebelum pekerjaan dimulai, siapkanlah peralatan kerja selengkapnya yaitu :
ember, sponge, kain majun, deterjen
b. Bersihkan tabung alat pemadam api ringan ( fire extinguisher ) yang terpasang
di gedung dengan lap basah atau spons, celupkan pada ember yang berisi
larutan deterjen, kemudian sikat debu yang melekat, gunakan sikat nylon,
setelah itu bilas dengan air bersih sampai larutan tidak tersisa dan keringkan.
Letakan kembali pada posisi semula
c. Hati – hati, selama dibersihkan jangan menarik / merusak katup alat pemadam
api ringan atau terjatuh / terpelanting ke lantai sehingga menimbulkan
benturan akibatnya alat pemadam tidak berfungsi lagi
d. Bersihkan tutup kotak selang kebakaran ( box hydrant ) di setiap lantai
Gedung, dengan lap basah atau spons, celupkan pada ember yang berisi
larutan deterjen, kemudian bilas dengan air bersih sampai larutan tidak tersisa
dan keringkan
e. Bersihkan debu kotak penarik alarm di setiap lantai gedung dengan lap kering
atau bulu ayam, harus hati-hati mengerjakannya, jangan menarik handle – nya
f. Bersihkan debu bel alarm di setiap lantai gedung dengan lap kering atau bulu
ayam
g. Bersihkan debu penutup tanda EKSIT tangga darurat dengan lap kering.
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN KEBERSIHAN

A. JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN


1. JENIS PEKERJAAN
Jenis pekerjaan adalah kebersihan, perawatan, dan pemeliharaan
2. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan adalah di Rumah Sakit Mitra Bangsa Pati

B. KEBERSIHAN, PERAWATAN, DAN PEMELIHARAAN


1. KACA
Pembersih kaca gedung maupun kaca toilet / cermin dengan menggunakan chemicals
pembersih LOC dan diseka menggunakan windows wipers dilakukan secara rotasi
dari permukaan kaca satu ke lainnya dengan rotasi 1 ( satu ) mingguan. Pada saat
yang sama pembersihan kusen dilakukan dengan menggunakan chemicals pembersih
yang sesuai.
Untuk pembersihan harian digunakan chamois clooth dan cotoon clooth agar kaca
senantiasa bersih dan terbebas dari lembab maupun debu.
Bila permukaan kaca terdapat noda cat / kotoran serangga maka digunakan cutters
untuk mengupasnya.

2. DINDING
- Pelaksanaan pembersihan dilakukan dengan hati – hati agar debu tidak
mengganggu. Pada dinding keramik selain pengontrolan kebersihan harian
menggunakan lap gading, pada 2 ( dua ) minggu sekali akan dicuci menggunakan
chemicals pembersih ceramic cleaner agar senantiasa tampak bersih dan terawat
- Pada dinding ukir ( gebyok ) selain pembersihan debu setiap hari, satu bulan
sekali dilakukan polishing dengan chemicals wood polish yang setelah dilakukan
polishing langsung dikondisikan kering agar gebyok selalu awet dalam
penampilan terbaiknya.
- Dinding keramik dibersihkan setiap hari.
3. PERABOT
Pada semua jenis perabot setiap hari dilakukan dusting / dilap dengan kain lap agar
bebas dari debu. 1 ( satu ) bulan sekali dipoles dengan :
 Perabot kayu menggunakan furniture polish agar tampak mengkilap dan terbebas
dari serangga perusak kayu.
 Perabot berbahan dasar kulit imitasi, finil, kaca yang dilapisi film dan pesawat
telephone digunakan chemicals pembersih Amway silicone glaze
 Perabot berbahan stainless dibersihkan dengan menggunakan chemicals helios
 Perabot berbahan kuningan menggunakan braso
 Kaca meja setiap hari dilap dengan chamois clooth dan dipastikan kebersihannya
 Untuk kelengkapan pada beberapa meja di ruang – ruang tertentu disediakan
tissue meja
 Untuk ruang ber – AC di beberapa titik AC tertentu disediakan pengharum
ruangan

4. L A N T A I
Lobbying dan mopping dilakukan pada permukaan lantai, dan sela – sela bawah /
kolong perabot disemua areal gedung yang meliputi :
 Areal perkantoran, kamar dokter jaga, transit dokter, apotik, ruang teknik :
Lobbying ( menyapu ) dan mopping ( pengepelan ) rutin dilakukan 2 ( dua ) kali
sehari dan setiap saat dijaga kebersihannya.
 Areal pelayanan, areal perawatan dan Ruang Jaga Perawat, Instalasi Gizi,
Laboratorium, IGD, ruang Sanitasi :
Lobbying ( menyapu ) dan mopping ( pengepelan ) rutin dilakukan 2 ( dua ) kali
sehari dan setiap saat dijaga kebersihannya, khusus UGD kebersihan dipantau 24
jam ( 3 Shift )
Untuk ruang yang steril Lobby Duster dan Mop digunakan tersendiri ( khusus )
Untuk ruang rawat inap yang kosong dilakukan kebersihan secara total /
menyeluruh.
 Areal Aula Lt – 4 :
Lobbying ( menyapu ) dan mopping ( pengepelan ) rutin dilakukan 1 ( satu ) kali
sehari. Bila aula digunakan untuk acara maka setelah acara selesai akan dilakukan
pembersihan total agar aula senantiasa bersih.
Khusus ruang rawat inap Lt – 4 dibersihkan secara bergilir setiap seminggu sekali.
 Areal hall dan selasar :
Lobbying ( menyapu ) dan mopping ( pengepelan ) dilakukan dan dikontrol secara
terus menerus dengan cara mobile
Bila diperlukan diadakan general cleaning lantai menggunakan polisher machine
agar kotoran berat yang tidak dapat terangkat sempurna oleh lobbying dan
mopping dapat dikelupas dan terjaga keawetan material lantai.

5. PEMBUANGAN SAMPAH
 Pembuangan sampah ruangan dilakukan minimal 3 ( tiga ) kali sehari, dan
dibedakan sesuai jenis sampahnya, yaitu :
- Sampah Infeksius dimasukkan ke plastik warna kuning
- Sampah Non – Infeksius dimasukkan ke plastik warna hitam
Di luar jadwal di atas, pada ruang perawatan pasien, tempat sampah selalu
dikontrol baik isi, bau maupun kerapian letaknya.
Pencucian tempat sampah dilakukan setiap hari.
 Sampah non – medis dimasukkan ke TPS ( Kontainer ), sampah medis diletakkan
di tempat yang ditentukan.

6. KAMAR MANDI
 Setiap hari lantai, dinding dan kloset kamar mandi / WC disikat alat yang
memadai dengan menggunakan chemicals pembersih dan disemprot disinfectant
guna pengendalian kuman sehari 2 ( dua ) kali
 Untuk senantiasa menjaga kebersihan, terutama pada ruangan perawatan harus
sesering mungkin dikontrol kondisi dan kebersihannya
 Minimal 3 ( tiga ) hari sekali bak air dikuras dengan menggunakan chemicals
pembersih dan disinfectant agar senantiasa bersih dan sehat untuk digunakan
 Kebersihan pintu, kusen, sirkulasi, gantungan baju, tempat sabun dan plafond
kamar mandi harus selalu terjaga kebersihan dan keterawatannya agar senantiasa
bersih dan awet
 Bila kloset / wastafel mampet semaksimal mungkin diupayakan penanganannya
secara teknis tanpa chemicals, apabila secara teknis tidak berhasil maka digunakan
chemicals
 Apabila warna / kondisi permukaan lantai, dinding dan kloset mulai pudar maka
dilakukan pemolesan agar senantiasa menampilkan kondisi terbaiknya.
 Pada lantai didepan pintu kamar mandi wajib dipasang keset yang dapat menjamin
kebersihan lantai.

C. PROSEDUR PENGAJUAN PERBAIKAN

1. Prosedur Pengajuan

a. Sebagai bukti administratif, pada dasarnya setiap unit / instalasi / ruangan yang
mengajukan perbaikan suatu alat / barang / lainnya harus dilakukan secara tertulis
yang ditujukan kepada KUK IPSRS ( form terlampir )

b. Pengajuan perbaikan suatu alat / barang / lainnya dapat dilakukan secara lisan
apabila dalam keadaan mendesak / darurat ( emergency ) dengan menghubungi
Pelaksana Teknis, dan selanjutnya bukti administratif harus segera disusulkan
setelah mendapatkan penanganan lebih lanjut

c. Dalam rangka mempercepat pelaksanaan perbaikan, secara proaktif diharapkan


semua seksi dapat berkoordinasi dengan baik

2. Prosedur Pelaksanaan

a. Setelah menerima Surat Pelaksanaan Perbaikan, seksi terkait harus segera


berkoordinasi dengan :

- Pelaksana Teknis agar pelaksanaan perbaikan dapat secepatnya dilakukan

- Unit / instalasi / ruangan yang mengajukan perbaikan agar pelaksanaan


perbaikan dapat berjalan lancar dan tidak mengganggu pelayanan

b. Dalam melaksanakan perbaikan, Pelaksana Teknis harus menjunjung tinggi etika


terhadap pasien / keluarganya, pengunjung, dan sesama petugas

c. Apabila dalam pelaksanaan perbaikan dibutuhkan sejumlah dana untuk pembelian


suku cadang dan atau untuk membayar jasa teknisi khusus ( dari pihak luar ),
maka untuk mencukupinya seksi yang terkait dapat mengajukan Surat Usulan
Dana Perbaikan kepada KUK IPSRS.

3. Prosedur Penyelesaian
a. Pekerjaan perbaikan dinyatakan selesai apabila unit / instalasi / ruangan yang
mengajukan perbaikan selaku User telah melakukan uji fungsi

b. Apabila uji fungsi menunjukkan hasil yang baik, selanjutnya User dan Pelaksana
Teknis menanda – tangani Pernyataan Penyelesaian Perbaikan serta diketahui oleh
seksi yang terkait ( form terlampir )

D. PENDOKUMENTASIAN HASIL KEGIATAN PEMELIHARAAN DAN


PERBAIKAN ALAT MEDIK
Dari semua kegiatan yang dilakukan baik itu pemeliharaan dan perbaikan yang
dilakukan oleh IPSRS harus didokumentasikan ke dalam bentuk format tertentu seperti:
1. Form Request Service (FRS).
2. Form yang digunakan untuk mencatat keluhan medik pada masing-masing ruangan
per alat medik sekaligus bentuk tindak lanjut BM dari keluhan yang disampaikan.
3. Form pemeliharaan alat medik.
4. Setiap kegiatan pemeliharaan pada alat medik yang dilakukan oleh teknisi medik
hasil pekerjaannya harus dicatatkan dalam form pemeliharaan alat medik.
5. Buku besar pemeliharaan.
6. Buku yang digunakan untuk mencatat semua aktifitas pemeliharaan dan perbaikan
atas masing-masing alat medik peruangan. Buku besar ini hanya berisi tentang data
base alat medik di ruangan bersangkutan, rekap pelaksanaan kalibrasi dan history
pemeliharaan dan perbaikan masing-masing alat medik.
E. LAIN – LAIN

1. Form Pengajuan Perbaikan

PENGAJUAN PERBAIKAN

Kepada Yth. : Ketua TPSK Sq. Seksi Administrasi dan Keuangan


D a r i : Ruang :
Tanggal :

Mengajukan perbaikan alat / barang :

No Nama Alat / Barang No. Kode Inventaris Keterangan Kerusakan

Demikian, atas perhatiannya disampaikan terimakasih.

Yang Mengajukan Perbaikan

( ........................................... )
BAB VI
KESELAMATAN KERJA

Dalam pelaksanaan tugasnya petugas IPSRS diwajibkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai
dari K3RS, maksudnya petugas harus dengan kesadaran penuh untuk menggunakan alat
pelindung diri (APD )dalam melaksanakan tugasnya selain menjaga keselamatan diri petugas
wajib untuk menjaga kelesamatan di lingkungan di mana mereka sedang bekerja. Dengan
demikian keselamatan diri, pasien dan pengunjung dapat terjaga dengan baik. Adapun untuk
prosedur keamanan mengacu pada SPO dan panduan yang dibuat oleh tim K3RS.
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU

Sistem pengendalian intern yang berlaku di rumah sakit merupakan faktor yang menentukan
dapat diukur dari tingkat keberhasilan petugas dalam menyelesaikan suatu khasus, baik itu
prasarana, alat medis dan gedung.Selain pengendalian di sisi perbaikan , tidak kalah
pentingnya adalah pemeliharaan suatu alat hal ini yang menjadi ukuran adalah optimalnya
fungsi suatu alat hingga kepresisian suatu alat.
Tujuan dari pengendalian intern adalah:
1. Memaksimalkan sumber daya yang ada untuk melakukan pemeliharaan dan
perbaikan sehingga suatu alat berfungsi dengan baik dan maksimal.
2. Meningkatkan kualitas pekerjaan tanpa mengesampingkan efisiensi biaya kerja
yang dikeluarkan
3. Meningkatkan umur pakai suatu alat
4. Menjaga Keselamatan kerja petugas
5. Tertib administrasi terutama untuk ijin operasional/K3 prasarana umum dan medis
BAB VIII
PENUTUP

Dengan dibuatnya pedoman pelayanan IPSRS, diharapkan setiap personel dapat memahami
dan melaksanakan sesuai panduan sehingga hasil akhir dari setiap pekerjaan dapat
dipertanggungjawabkan.

Anda mungkin juga menyukai