Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Teriring ucapan puji syukur alhamdulillah ke hadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat serta hidayah dan ridho-nya, buku pelaksanaan Patroli Siber secara sinergis di IPDN,
dapat diselesaikan selaras dengan target yang telah ditetapkan.

Patroli Siber adalah pengamanan ruang Siber dari penyebaran berita hoax, fitnah,
serta ujaran kebencian dengan tujuan untuk menjaga keamanan dan ketertiban sistem
komputer dalam suatu organisasi yang terhubung secara online (internet).

Berdasarkan pengalaman kasus yang sering terjadi, kejahatan siber seperti tersebarnya
berita hoax sangat merugikan nama baik, utamanya instansi atau organisasi sekaligus juga
merugikan khalayak. Dengan adanya patroli siber, diharapkan dapat mencegah atau
meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Upaya penanggulangan berita hoax
ini tidak terlepas dari peran penting unit kerja yang diberikan wewenang dan tanggung jawab
untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya, sehingga tercipta IPDN yang
bebas dari berita hoax.

Secara sistematis, buku ini menyajikan hal-hal mengenai Patroli Siber mulai dari latar
belakang, definisi patroli siber, kondisi saat ini, tujuan, manfaat, outuput kunci, dasar hukum,
wewenang, pelaksanaan, kebutuhan, road map dan sinegritas pelaksanan terkait Patroli Siber
agar dapat dimanfaatkan secara optimal oleh setiap unit kerja guna mempercepat dan
mempermudah IPDN dalam menanggulangi kejahatan digital, utamanya penyebaran berita-
berita hoax.

Jatinangor, 29 Juli 2022


Rektor Institut Pemerintahan Dalam Negeri

Dr. HADI PRABOWO, M.M.

IPDN
i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................................1
B. Definisi Patroli Siber....................................................................................................................2
C. Kondisi Saat Ini............................................................................................................................3
D. Tujuan..........................................................................................................................................3
E. Manfaat........................................................................................................................................4
F. Output Kunci................................................................................................................................4
BAB II. DASAR HUKUM DAN WEWENANG...................................................................5
A. Dasar Hukum...............................................................................................................................5
B. Wewenang....................................................................................................................................5
BAB III. SINEGRITAS PELAKSANAAN DAN KEBUTUHAN.......................................6
A. Pelaksanaan..................................................................................................................................6
B. Kebutuhan....................................................................................................................................6
C. Road Map/Rencana Pelaksanaan Patroli Siber.............................................................................7
D. Sinegritas Pelaksanaan.................................................................................................................8
BAB IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI...............................................................9
A. Kesimpulan..................................................................................................................................9
B. Rekomendasi................................................................................................................................9

DAFTAR TABEL

IPDN
ii
Tabel 1.1 Data serangan siber pada periode 2018 hingga 2020 (Januari-Maret).....................1
Tabel 2.1 Tugas dan wewenang unit-unit kerja di IPDN dalam rangka optimalisasi
penyelenggaraan patroli siber...................................................................................5
Tabel 3.1 Road map/rencana pelaksanaan patroli siber...........................................................7

IPDN
iii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara online (Internet) telah
berkembang pesat baik dari sisi konektivitas, kecepatan serta keberagaman informasi
yang disajikan kepada publik/masyarakat. Masyarakat memanfaatkan kemajuan TIK
dan internet guna melakukan berbagai macam kegiatan, mulai dari bersosialisasi
melalui platform media sosial, berbelanja melalui situs-situs e-commerce hingga untuk
keperluan bepergian menggunakan aplikasi transportasi dalam jaringan. Hasil survei
APJII (Asosiasi Penyelengara Jasa Internet Indonesia) pada tahun 2020, menunjukkan
bahwa tingkat penetrasi pengguna internet di Indonesia mengalami peningkatan 17 %
atau sebesar 25 juta pengguna menjadi 175,4 juta pengguna apabila dibandingkan
dengan data pada tahun 2019. Hal ini berarti sekitar 64% dari total populasi penduduk
Indonesia yang berjumlah 264.16 juta jiwa, telah terjangkau oleh internet.
Namun demikian, dibalik pesatnya perkembangan TIK dalam internet tersebut,
Indonesia menghadapi ancaman serangan siber yang dapat menggangu ketertiban
masyarakat, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal tersebut dapat dilihat dari data
yang dihimpun oleh Kementrian Kominfo, sebagaimana tersaji dalam tabel 1.1
berikut:
Tabel 1.1 Data serangan siber pada periode 2018 hingga 2020 (Januari-Maret)
Jenis Kejahatan 2018 2019 2020 (Jan-Apr)
Siber CT CC % CT CC % CT CC %

Computer-related 3.842 2.000 52,1% 3.917 1.975 50,4% 1.572 369 23,4%
crime

Computer crime 518 273 52,7% 705 307 43,5% 252 68 26,9%

Data tersebut menunjukan bahwa dari waktu ke waktu angka kejahatan / tindak
pidana siber terus mengalami peningkatan, yang berarti bahwa upaya
penanggulangan terhadap kejahatan siber belum mampu menekan angka kenaikan
kejahatan secara optimal, yang disebabkan antara lain karena upaya penanggulangan
tersebut masih mengedepankan upaya penegakan hukum terhadap kasus-kasus yang
sudah terjadi, dalam arti belum mengoptimalkan upaya edukasi dan pencegahan agar
kasus kejahatan siber tidak terjadi dengan melibatkan fungsi deteksi, preemtif
(penangkalan), preventif (pencegahan) dan represif (penegakan hukum).

IPDN
1
IPDN menerapkan tiga pendekatan dalam menghadapi masalah kejahatan
digital yaitu preemtif (penangkalan), preventif (pencegahan) dan represif (penegakan
hukum), dengan penjelasan ringkas sebagai berikut:
1. Tindakan preemtif, adalah operasional kegiatan yang bersifat penangkalan melalui
upaya penataan aspek-aspek kehidupan, pembinaan serta bimbingan terhadap
Civitas Akademika IPDN khususnya dan masyarakat pada umumnya, agar
memiliki daya tangkal dan daya lawan serta tidak mudah terpengaruh oleh
berbagai ancaman, sekaligus dalam rangka mewujudkan kesadaran dan partisipasi
terhadap pemeliharaan keamanan terhadap berita-berita tentang IPDN yang termuat
dalam media sosial.
2. Tindakan preventif, adalah operasional kegiatan yang diarahkan guna mencegah
dan meminimalisir berkembang dan berubahnya potensi gangguan menjadi
ancaman nyata terhadap berita-berita tentang IPDN.
3. Upaya penegakan hukum represif, adalah operasional kegiatan yang bersifat
penindakan, diarahkan guna menindak sekaligus menanggulangi berbagai
gangguan nyata terhadap berita-berita tentang IPDN, utamanya yang merongrong
kewibawaan pemerintah dan negara dalam berbagai sendi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Penangkalan adalah metode terbaik untuk memerangi kejahatan siber,
mengingat sebagian besar kejahatan siber dapat dihindari apabila empat segmen
yang menjadi target kejahatan siber yakni infrastruktur informasi kritikal nasional,
infrastruktur TIK pemerintah, infrastruktur TIK bisnis dan individu, mampu
mengenali risiko kejahatan siber dengan mengadopsi langkah-langkah mitigasi yang
memadai guna mengantisipasi serangan siber saat beraktivitas di Internet.

B. Definisi Patroli Siber


1. Definisi Patroli
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), patroli adalah perondaan
(oleh polisi, tentara, dan sebagainya): pasukan kita melumpuhkan-musuh yang keluar
masuk perbatasan; polisi (tentara dan sebagainya) yang sedang meronda. Secara
etimologis, kata patroli diserap dari bahasa Prancis kuno yaitu patrouiller yang berarti
("mendayung, mengais dan berpatroli") berasal dari kata patte ("kais"), yang
berarti/artinya adalah orang yang ditunjuk dan diperintahkan untuk dapat menjaga,
memonitor dan menjalankan tugas sesuai perintah.

IPDN
2
2. Definisi Siber
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata siber adalah sistem
komputer dan informasi. Arti lainnya dari siber adalah berhubungan dengan
internet, dengan demikian arti siber adalah : Sistem Komputer yang berhubungan
dengan internet. 
3. Definisi Patroli Siber
Patroli Siber adalah pengamanan ruang Siber dari penyebaran berita hoaks, fitnah
serta ujaran kebencian, yang bertujuan untuk menjaga keamanan dan ketertiban
sistem komputer yang berhubungan dengan internet.

C. Kondisi Saat Ini


1. Upaya penanggulangan terhadap kejahatan siber yang dilakukan oleh satuan/unit kerja
dengan menggelar patroli siber saat ini, hanya ditujukan untuk
mendeteksi/penyelidikan dengan cara pemantauan terhadap konten pada media sosial
maupun sarana komunikasi elektronik berbasis internet guna mencari dan menemukan
bukti permulaan terjadinya dugaan yang terkait dengan kejahatan siber, sebagai
langkah awal untuk melakukan penegakan hukum.
2. Partisipasi dan peran serta stakehorder masih sangat minim utamanya dalam berperan
aktif untuk memberikan informasi dan dukungan data dalam upaya pencegahan
maupun pemberian data dan informasi pada saat terjadinya tindak pidana siber,
sehingga menyulitkan pengungkapannya.
3. Program pengembangan kemampuan belum tersusun dan terencana dengan baik, yang
berakibat pembangunan kekuatan dan kemampuanya hanya didasarkan atas kebutuhan
insidentil saat itu dan tidak berkelanjutan/continue.

D. Tujuan
Terciptanya kolaborasi antar stakeholder dalam penyelenggaraan Patroli siber
terpadu untuk Peningkatan efektivitas kegiatan pencegahan (preemtif dan preventif) dan
penegakan hukum (penyelidikan dan penyidikan) dalam penanganan kejahatan siber
diantaranya :
a. Menyusun naskah Rencana strategi penguatan patroli siber sebagai pedoman/arah
program berkelanjutan untuk Peningkatan efektivitas kegiatan pencegahan maupun
penegakan dalam penanganan kejahatan siber.

IPDN
3
b. Mewujudkan kerja sama dan kolaborasi dalam penyelenggaraan patroli siber
terpadu. Untuk koordinasi, pertukaran informasi, menghimpun dan menganalisis
data/informasi, merumuskan langkah/tindakan yang harus dilakukan. sehingga
tercipta kesamaan langkah dan tindakan dalam penanggulangan kejahatan siber.

E. Manfaat
1. Intern : Makin efektifnya pelaksanaan patroli SIBER, dalam mengungkap dan
menanggulangi kejahatan siber.
2. Stake Holder eksternal : Dapat meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan
gangguan/kejahatan SIBER.
3. Instansi : Terfilternya dan meminimalisir pemberitaan yang mengandung unsur hoax

F. Output Kunci
Adapun output dari rencana program tersebut adalah terwujudnya kerja sama dan
kolaborasi antar satuan/unit kerja dalam penyelenggaraan patroli siber terpadu untuk
penanganan kejahatan digital dalam berita-berita IPDN, khususnya guna mengantisipasi
tersebarluasnya berita hoax.

BAB II. DASAR HUKUM DAN WEWENANG

IPDN
4
A. Dasar Hukum
Demi terselenggara dan tercapainya tujuan serta sasaran patroli siber di IPDN,
maka perlu ditetapkan dasar hukum yang kuat dalam bentuk Peraturan Rektor guna
menjadi landasan yang sah sekaligus sebagai impelementasi serta penjabaran dari
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008, tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,
khususnya yang tertuang dalam Pasal 26 ayat 3 dan ayat 4, sebagai berikut:
1. Pasal 26 Ayat 3, menetapkan bahwa setiap Penyelenggara Sistem Elektronik wajib
menghapus Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang tidak relevan
dan berada dibawah kendalinya atas permintaan Orang yang bersangkutan
berdasarkan penetapan pengadilan, serta

2. Pasal 26 Ayat 4, menjelaskan bahwa setiap Penyelenggara Sistem Elektronik wajib


menyediakan mekanisme penghapusan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang sudah tidak relevan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

B. Wewenang
Demi tercapainya tujuan, sasaran dan optimalisasi patroli siber di IPDN, maka
ada beberapa unit kerja/bagian yang berperan penting dalam penyelenggaraannya,
dengan tugas dan wewenang sebagai berikut:

Tabel 2.1 Tugas dan wewenang unit-unit kerja di IPDN dalam rangka optimalisasi
penyelenggaraan patroli siber.

No Unit Kerja/Bagian Tugas dan Wewenang


1 Laboratorium Bahasa dan Memfasilitasi penyusunan aplikasi/software
Komputer program dalam pelaksanaan patroli siber IPDN
2 Teknologi Pendidikan Menyediakan portal berita ipdn.ac.id
3 Hubungan Masyarakat Membuat konten, melacak dan memfilter
berita-berita hoax
4 Civitas Akademika IPDN Mendukung dan mensukseskan terlaksanannya
patrol siber di IPDN.

BAB III. SINEGRITAS PELAKSANAAN DAN KEBUTUHAN

IPDN
5
A. Pelaksanaan
Berdasarkan landasan hukum dan wewenang yang telah dirumuskan, maka
dalam rangka sinergitas pelaksanaan patroli siber guna pengamanan dan penertiban
sistem komputer yang berhubungan dengan internet di IPDN,
direncanakan/dirumuskan tahapan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tracer berita hoax IPDN
Pada tahap ini dilaksanakan tracer (pengusutan) terhadap semua berita yang
berada di setiap media yang terkait dengan IPDN, antara lain sosial media meliputi
facebook, Instagram, twitter, tiktok, youtube dan media pemberitaan digital.
2. Filter berita hoax, yakni identifikasi terhadap semua berita yang sudah di tetapkan
apakah termasuk hoax atau fakta, melalui kerjasama dengan Kementerian
Kominfo.
3. Melacak sumber berita
Pada tahap ini berita hoax akan dilacak berasal/bersumber dari media mana dan
penulisnya siapa, dengan tahapan pekerjaan:
a. Membuat Aplikasi Portal Berita IPDN (software program) dengan bahasa
pemrograman Codeigniter/Laravel, yang disusun oleh TA-IT
b. Menerapkan aplikasi tersebut secara utuh, berdasarkan dukungan penuh setiap
unit kerja di IPDN selaras dengan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya.
4. Tindak lanjut penanganan dari ketiga tahapan dimaksud, adalah:
a. Upload hasil identifikasi mana saja yang termasuk  berita hoax di
Kemkominfo dan portal berita IPDN serta social media lainnya;
b. Menginformasikan semua berita hoax lewat official social media IPDN;
c. Menindaklanjuti secara hukum atau menyusun video klarifikasi terhadap
berita-berita hoax, serta
d. Menindaklanjuti penyebaran dalam aplikasi portal berita IPDN secara
continue.

B. Kebutuhan
Adapun hal-hal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan patroli siber di IPDN, adalah
sebagai berikut:
1. Adanya aplikasi portal berita resmi IPDN, yakni website IPDN (ipdn.ac.id)
2. Memaksimalkan official social media IPDN, melalui langkah-langkah  perubahan
status kredibilitas dari yang biasa menjadi official (centang biru) pada setiap
sosial media diantaranya facebook (Institut Pemerintahan Dalam Negeri),

IPDN
6
instagram (@humasipdn.id), twitter (@HumasIpdn), tiktok (humas.ipdn) dan
youtube (Humas IPDN).
3. Upload dan menginformasikan terkait berita hoax pada situs portal berita
Kementrian Kominfo dan aplikasi portal berita IPDN dengan rumusan kegiatan
tracer berita hoax, filter berita hoax, melacak sumber berita dan tindak lanjut
secara hukum atau video klarifikasi terhadap berita-berita hoax.
4. Penyusunan SOP dan memberikan tindak lanjut guna mengusut tuntas penyebar
berita hoax agar ada efek jera bagi pelaku, khususnya Civitas Akademika IPDN
guna terselenggaranya pelaksanaan patroli siber secara utuh.

C. Road Map/Rencana Pelaksanaan Patroli Siber


Adapun road map/rencana pelaksanaan patroli siber, adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Road map/rencana pelaksanaan patroli siber
Nama
Estimasi
Aplikasi
No Unit Kerja/Bagian  Tahapan Tanggal Keterangan
dan
Pengerjaan
Kegiatan
Menganalisis serta
Analisis Definisi menentukan landasan
15 juni 2022
dan  Dasar Hukum hukum terkait patrol
siber
Perumusan tugas dan
15 Juni 2022
Perumusan Tugas wewenang terkait
– 17 Juni
dan Wewenang pelaksanaan patroli
2022
siber
Melakukan analisi
Analisi Proses 18 Juni 2022
proses bisnis yang akan
 Laboratorium Bisnis - 1 juli 2022
dijalankan
Bahasan dan Aplikasi
Komputer Portal Berita Penambahan Fitur
 Teknologi (ipdn.ac.id) baru di ipdn.ac.id 19 Juli 2022 Penambahan fitur baru
1
Pendidikan Terkait gunan penunjang – 1 Agustus yaitu embed youtube
 Hubungan Kegiatan terlaksannya 2022 dan live chat.
Masyarakat Patroli Siber  patroli siber
2 s.d. 3 Tahapan test untuk
Testing
Agustus 2022 menguji aplikasi

4 Agustus
Implementasi Aplikasi siap dipakai
2022
Mengoptimalkan dalam
pemanfaatan sosial
Optimalisasi social 5 Agustus media sebagai media
media resmi IPDN 2022 informasi resmi dan
valid yang bersumber
dari IPDN

IPDN
7
D. Sinegritas Pelaksanaan
Dalam rangka mengintegrasikan seluruh unit kerja guna menerapkan patroli
siber menuju sinegritas, diperlukan langkah-langkah terobosan sebagai berikut :
1. Penyusunan tanggung jawab dan wewenang unit kerja dalam bentuk Peraturan
Rektor, guna mewujudkan kerja sama dan kolaborasi dalam penyelenggaraan
sinergitas patroli siber terpadu. Untuk koordinasi, pertukaran informasi,
menghimpun dan menganalisis data/informasi serta merumuskan langkah/tindakan
yang harus dilakukan diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menganalisis proses bisnis pelaksanaan patroli siber di IPDN.
b. Melibatkan unit kerja/bagian yang sudah ditugaskan baik wewenang dan
tanggung jawabnya untuk melaksanakan patroli siber di IPDN secara utuh
c. Monitoring dan evaluasi setiap proses yang sudah dilalui terkait pelaksanaan
patroli siber.
2. Terjalinnya kerjasama yang baik dari setiap unit kerja yang telah diberikan
wewenang dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan patroli siber;
3. Terlaksananya tugas, fungsi dan wewenang setiap unit kerja secara baik mulai dari
tracer berita hoax/filter berita sampai dengan pemberian efek jera pada oknum
yang menyebarkan berita hoax terkait IPDN; serta
4. Integrasi seluruh aplikasi terpusat khususnya untuk media informasi pada portal
berita resmi ipdn.ac.id dan official social media IPDN melalui website portal berita
IPDN (ipdn.ac.id).

BAB IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan
Gagasan untuk melaksanakan Kebijakan penyelenggaraan patroli siber secara
terpadu di IPDN ini merupakan salah satu upaya guna meningkatkan kinerja dalam
melakukan penanggulangan terhadap kejahatan siber secara komprehensip mencakup
edukasi/kampanye siber, deteksi untuk pencegahan dan penegakan hukum terhadap

IPDN
8
tindak pidana yang terjadi serta terminimalisirnya penyebaran berita hoax terkait
IPDN. Capaian penting dari program ini, adalah terbentuknya satuan tugas yang
melibatkan fungsi-fungsi setiap unit kerja yang telah diberikan wewenang dan
tanggung jawab dalam melaksanakan dan mensukseskan patroli siber. Namun
demikian, tentu masih banyak kekurangan dan hambatan yang terjadi dalam
implementasi kegiatan dimaksud, misalnya, hambatan anggaran, namun proses inovasi
dan kerjasama tim serta dukungan semua stakeholders dapat menghasilkan suatu
keberhasilan dalam pencapaian tujuan.
Oleh karena itu, dalam kegiatan patroli siber ini diperlukan komunikasi dua
arah yang intens serta kerjasama tim dan komitmen yang kuat guna mencapai hasil
komperhensif yang merupakan keberhasilan bersama.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberhasilan penyelenggaraan
patroli siber ini adalah untuk meminimalisir muncul atau tersebarnya pemberitaan
secara tidak benar atau hoax terkait IPDN, melalui rumusan kegiatan Upload dan
menginformasikan terkait berita hoax pada situs portal berita Kementerian Kominfo
dan aplikasi portal berita IPDN dengan rumusan kegiatan tracer berita hoax, filter
berita hoax, melacak sumber berita dan tindak lanjut secara hukum atau video
klarifikasi terhadap berita-berita hoax.

B. Rekomendasi
Selanjutnya guna mewujudkan penyelenggaraan patroli siber secara
komperhensif, direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
1. Percepatan penyusunan tugas dan wewenang unit kerja atau bagian, agar dapat
terjalin kerjasama dan sinergi dalam pelaksanaan patroli siber secara utuh di
IPDN.
2. Dukungan semua pihak (Civitas Akademika IPDN) dengan penuh rasa tanggung
jawab guna pelaksanaan patroli siber secara utuh.

IPDN
9

Anda mungkin juga menyukai