Disusun Oleh:
Kelompok 6
Nama Anggota:
Annisa Larasati 11171020000030
Dosen Pengampu:
Estu Mahanani DS, M.Si., Apt.
MEI/2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, karunia,
dan ilmu yang bermanfaat. Shalawat dan salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga hari akhir nanti.
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “SPA”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kosmetologi yang terdapat pada Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Makalah ini berisi tentang definisi, asal mula, pendahuluan, bisnis, tren
produk/jenis/treatment, formulasi produk, dan tradisional kosmetik untuk SPA. Kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Estu Mahanani DS, M.Si., Apt selaku
dosen pengampu mata kuliah kosmetologi dan pihak-pihak lain yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kami memerlukan kritik dan saran yang
membangun dan semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penyusun
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
DAFTAR BAGAN........................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................vi
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan.............................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan...........................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
ISI..................................................................................................................................3
2.1. Definisi SPA...................................................................................................3
2.2. Asal Mula SPA...............................................................................................3
2.3. Pendahuluan SPA............................................................................................5
2.3.1. Prinsip dasar pelayanan kesehatan SPA..................................................5
2.3.2. Konsep pelayanan kesehatan SPA...........................................................6
2.3.3. Fungsi dan Tujuan SPA...........................................................................6
2.3.4. Klasifikasi SPA........................................................................................7
2.3.5. Pelayanan SPA........................................................................................9
2.3.6. Proses pelayanan kesehatan SPA..........................................................11
2.4. Bisnis SPA....................................................................................................12
2.4.1. Pengertian bisnis SPA...........................................................................13
2.4.2. Klasifikasi bisnis SPA...........................................................................13
2.4.3. Persyaratan sarana (bangunan) SPA......................................................14
2.4.4. Tata cara permohonan izin teknis griya SPA........................................15
2.4.5. Perizinan terapis SPA............................................................................15
2.4.6. Standar bisnis/usaha SPA di Indonesia.................................................16
2.5. Tren Produk/Jenis/Treatment........................................................................16
2.5.1. Cream.....................................................................................................16
2.5.2. Body Scrub / Exfoliant...........................................................................21
2.5.3. Hair SPA...............................................................................................22
2.5.4. Aromaterapi...........................................................................................26
2.6. Formulasi Produk SPA.................................................................................26
2.6.1. Pengkilap dan cat kuku (nail polish) (Agoes, 2015).............................26
2.6.2. Produk perawatan kuku (Agoes,2015)..................................................30
2.6.3. Massage Oil (Agoes,2015)....................................................................31
2.6.4. Body Lotion (Agoes,2015)....................................................................32
2.6.5. Sediaan Kaki (Agoes, 2015)..................................................................34
2.6.6. Produk Mandi Khusus (Agoes,2015)....................................................35
PENDAHULUAN
ISI
1. Indra mata, melalui warna serta keindahan ruang atau apa yang disebut
sebagai atmosfer terapi.
1) Massage
Layanan pijat untuk relaksasi tubuh harus disediakan. Layanan
pijat tambahan untuk tubuh, wajah atau kaki yang memberikan
manfaat kesejahteraan lainnya juga dapat disediakan.
2) Water aplication
SPA harus menyediakan minimal dua aplikasi air yang
memberikan manfaat kesejahteraan. Aplikasi air didefinisikan
sebagai aplikasi air, panas atau dingin, alami, mineral atau thalasso
dalam bentuk:
a) Baths (mandi)
Yaitu merendam seluruh tubuh atau bagiannya ke dalam
larutan herbal, aroma, mineral, peloid atau kromoterapi yang
akan memberikan manfaat selain dari pembersihan. Mandi atau
berendam mungkin termasuk pancaran udara atau air.
b) Floatation (mengapung)
Yaitu genangan air; kamar atau tank, di mana klien
mengapung untuk tujuan peremajaan. Mungkin atau mungkin
tidak termasuk kekurangan penglihatan dan suara.
c) Plunge pools (kolam rendam)
Yaitu genangan air cukup besar untuk merendam seluruh
tubuh.
d) Soak (merendam)
Yaitu merendam seluruh tubuh atau bagiannya ke dalam
larutan herbal, aroma, mineral, peloid atau kromoterapi.
e) Well-being showers (mandi sehat)
Yaitu aliran alami atau semprotan bertekanan dan / atau
semburan air yang diaplikasikan ke tubuh untuk tujuan
pengalaman atau terapeutik dan yang memberikan manfaat nyata
bagi kesehatan.
f) Showers (mandi)
Yaitu pelayanan yang disediakan hanya untuk pembersihan
tidak dianggap sebagai aplikasi air di bawah standar ini.
g) Thermotherapy
Yaitu pelayanan panas atau dingin yang diberikan secara
manual atau secara mekanis, dapat dikaitkan dengan produk /
perawatan herbal tradisional.
1) SPA Tirta 1
SPA tirta 1 merupakan SPA yang menyelenggarakan
perawatan SPA untuk menghasilkan manfaat relaksasi.
2) SPA Tirta 2
SPA tirta 2 merupakan SPA tirta yang menyelenggarakan
perawatan SPA untuk menghasilkan manfaat relaksasi dan
rejuvenasi.
3) SPA Tirta 3
SPA tirta 3 merupakan SPA yang menyelenggarakan
perawatan SPA untuk menghasilkan manfaat relaksasi, rejuvenasi,
dan revitalisasi.
Adapun yang dimaksud dengan relaksasi, rejuvenasi, dan revitalisasi
yaitu:
a) Relaksasi adalah upaya untuk mengurangi kelelahan, kepenatan,
ketegangan, emosi, kejenuhan, baik fisik maupun mental untuk
mendapat kebugaran kembali.
b) Rejuvenasi adalah memelihara kesehatan sebagai proses
peremajaan tubuh.
c) Revitalisasi adalah upaya pemberdayaan fungsi tubuh untuk
lebih menguatkan fungsi organ tubuh yang sehat dan
mengembalikan vitalita sehingga diperoleh tingkat kesehatan
yang lebih optimal.
1) Ventilasi
a) Ventilasi dapat menjamin peredaran udara di dalam kamar/ruang
dengan baik (adanya pertukaran udara lebih besar atau sama
dengan 12 kali/jam). Luas ventilasi alamiah minimum 15% dari
luas lantai ruangan.
b) Bila ventilasi alami tidak memungkinkan dapat dibantu dengan
ventilasi mekanik (AC, kipas angin, exhause fun)
2) Pencahayaan
Intensitas cahaya yang memenuhi syarat untuk melakukan
kegiatan yang memerlukan sedikit ketelitian seperti perawatan
tangan, kaki, dan wajah memerlukan pencahayaan di atas 500 lux
3) Toilet/Kamar Mandi/Jamban
a) Toilet/kamar mandi laki-laki dan perempuan terpisah
b) Tersedia sarana sanitasi (toilet) yang dilengkapi tempat cuci
tangan dan sabun dengan jumlah yang sesuai dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan.
c) Harus selalu tersedia air bersih yang cukup dan memenuhi syarat
kesehatan, sabun cair, handuk bersih dan tissue
d) Lantai kamar mandi/jamban kuat, permukaan rata, kedap air,
tidak licin dan mudah dibersihkan. Kemiringan yang cukup (2-
3oC) ke arah saluran pembuangan air limbah.
4) Index jentik nyamuk tidak melebihi dari 5%.
5) Untuk kenyamanan suhu ruangan sebaiknya berkisar antara 22-25 oC
dan kelembaban berkisar antara 40-70%.
6) Tingkat kebisingan tidak melebihi 85 dB.
Keterangan:
1) Permohonan memenuhi persyaratan berupa:
a) Identitas lengkap pemohon
b) Salinan/fotokopi pendirian badan usaha
c) Fotokopi bukti kepemilikan bangunan-griya SPA/bukti kontrak
d) Fotokopi dokumen lingkungan
e) Izin lokasi
f) Sarana memenuhi syarat ventilasi, pencahayaan, toilet/kamar
mandi, air bersih, lantai kamar mandi.wc, indeks jentik nyamuk,
suhu, tingkat kebisingan sesuai kesehatan
g) Instrument penilaian
h) STPT terapis SPA
2) Penilaian dilakukan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/Kota beserta
asosiasi.
3) Hasil penilaian berupa izin teknis ke pemohon dengan embusan ke
dinas pariwisata
2.5.1. Cream
Krim merupakan bentuk sediaan setengah padat mengandung
satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi ke dalam bahan dasar
yang sesuai. Krim biasanya digunakan sebagai emolien atau pemakaian
obat pada kulit. Banyak dokter dan pasien lebih suka pada krim dari
pada salep, untuk satu hal, umumnya bentuk sediaan yang
menyenangkan, mudah menyebar rata, praktis, mudah digunakan dan
dalam hal krim dari emulsi jenis minyak dalam air lebih mudah
dibersihkan dari pada kebanyakan salep (Ansel,2005).
Ada dua tipe krim, krim tipe minyak dalam air (M/A) dan tipe air
dalam minyak (A/M). Krim tipe M/A (vanishing cream) mudah dicuci
dengan air, jika digunakan pada kulit, maka akan terjadi penguapan dan
a) Cleansing Cream
b) Cold Cream
c) Massage Cream
Formulasi:
Persyaratan
Mudah diterapkan.
Membantu melembutkan atau memberikan efek emolien ke
tangan.
Tidak boleh meninggalkan film lengket setelah aplikasi
mereka.
Tidak boleh mengganggu keringat pada kulit karena
mungkin bioavailabilitas.
Sampo Gel
Sampo Kering
Powder Shampoo
Sampo Aerosol
Pengkilap kuku
muncul pada awal tahun
1920an. pengkilap kuku (nail
polish) dapat disebut sebagai
nail lacquer (cat kuku), dan nail enamel (email, cat kuku halus).
Pengkilap kuku memiliki beberapa syarat seperti :
a) harus mudah diaplikasikan
b) Mengering dengan cepat
c) Berupa lapisan tipis yang berkilau, licin, rata, keras dan fleksibel
yang mampu bertahan selama 5 hari.
d) Harus mudah dihilangkan tanpa meninggalkan sisa (any trace)
e) Tidak menimbulkan bermacam efek samping
f) Stabil dalam botol / wadah penyimpanan
g) Menyediakan aneka ragam warna
Salut dasar, salut akhir, dan enamel memiliki formulasi dasar yang
sama sebagai berikut (Agoes, 2015) :
Nitroselulosa 11,54
Mika 1,74
Kampor 1,36
Benzofenon 0,13
Benzofenon-1 0,10
100,00
Benzofenon -1 0,10
Nitroselulosa 10,60
Kampor 0,80
Toluena 23,50
Benzofenon-3 0,20
Nitroselulosa 13,00
Kampor 10,00
Aseton 60,00
Aseton 85,00
Parfum 0,50
A Sesame oil Qs
Vitamin E 0,5
B Chlorophylle oil Qs
soluble
a) Emulsi
Pembawa emulsi merupakan pembawa paling popular dari
semua tabir surya, disamping emulsi merupakan bentuk yang paling
sulit diformulasikan dan distabilkan. Emulsi air dalam minyak
memiliki kekurangan yaitu menimbulkan efek berminyak pada kulit,
tidak stabil jika terkena suhu tinggi (45 C). Emulsi tipe a/m ini kedap
air, dan memungkinkan tabir surya menyebar lebih mudah pada kulit,
membentuk film yang uniform sehingga memberikan perlindungan
penuh terhadap sinar matahari. Salah satu basis yang efektif ialah
kimia silicon dan distabilkan dengan penambahan elektrolit, seperti
natrium klorida atau magnesium sulfat.
b) Minyak
Minyak tabir surya ialah sediaan tabir surya yang paling
mudah diformulasikan, jarang menimbulkan masalah ketidakstabilan,
namun minyak bukan merupakan solusi untuk lotion berkadar tinggi
A Air 72,75
D Trietanolamin 0,40
Preparasi :
1) Campur komponen A hingga homogen
2) Campurkan komponen B hingga melarut
3) Dispersikan komponen C kedalam B dengan pengadukan
4) Tambahkan komponen B dan C pada komponen A dengan
pengadukan dan lanjutkan pencampuran selama 30 menit
5) Tambahkan komponen D, lalu aduk hingga homogen dan licin
Cetina 1,0
Robane 4,0
Veegum 1,0
TEA 1,5
Parfum Qs
Pengawet Qs
Aquades ad 1
Parfum Qs
Komponen Konsentrasi
Parfum Qs
Pewarna Qs
a) Mandi Susu
Sediaan mandi susu diperdagangkan dalam bentuk serbuk
agar sejumlah besar susu dapat ditambahkan ke dalam produk tanpa
menimbulkan masalah pengawetan untuk susu cair. Jadi secara
umum, serbuk susu digunakan bersama dengan garam alkali, dengan
atau tanpa surfaktan. Alasan manufaktur produk didasarkan pada
keuntungan atau manfaat dari susu secara keseluruhan pada kulit,
formulasi serbuk mandi susu umumnya hanya terdiri dari serbuk
susu, na seskuikarbonat sebagai agen pembusa, dan pewarna atau
pengharum. Dapat digunakan siliki amorf untuk mengabsorbsi
Contoh formula :
Pewarna / Peningkat
5
pengharum estetika
b) Mandi Oat
Oat menunjukkan sifat emolien yang sangat bermanfaat
terutama untuk kulit kering dan kondisi dermatologi tertentu lainnya,
seperti gatal-gatal. Kulit dan potongan sereal digunakan untuk jenis
permukaan yang sama. Dahulu oat digunakan dengan menyimpannya
dalam kantung tertutup, kemudian direndam dalam air mandi, dan
kemudian baru digunakan lagi secara berulang, namun terdapat
masalah yaitu kerusakan formulasi. Oleh karena itu saat ini formula
untuk mandi oat digunakan dengan memotong oat secara halus, lalu
dicampur dengan parfum dan dikemas.
Parfum Pengharum 5%
B Fragran, pengawet Qs
Aqua ad 100,00
E Pewarna Qs
Preparasi :
Komponen Konsentrasi %
Laurent-2 2,00
Fragnan, pengawet Qs
Pewarna Qs
Aquades ad to 100
Unsur Fungsi
Natrium perborat monohidat Oksigenasi
Garam laut Mandi laut
Natrium laurel sulfat Mandi busa
Asam tartrat atau sitrat Mandi efervesen
Natrium Tiosulfat Mandi sulfur
Natrium iodide Efek mereduksi
Garam glauber Menstimulasi mandi SPA
Magnesium sulfat Mereduksi
Natrium alginate Efek ganggang laut
Irish moss atau ekstrak Efek ganggang laut
skimmed or whole milk powder Mandi susu
Garam EDTA Penulak air
Natrium atau potassium polifosfat Pelunak air
Asam fosfat Efek busa
Alkil palmitat atau miristat Efek pelembut
Amilum Antipruritik
Sulfur Mandi sulfur
Natrium bisulfit Mandi sulfur
Bubur gandum Antigatal
Tepung kacang kedelai Antigatal
Guaiazulen Antiperadangan
Malam etilen oksida Pelembut/ pelunak
Sorbitol Pelembab
Germisida kuartener Antiseptic
g) Mandi lumpur
Mandi lumpur sudah dipraktekan sejak jaman dahulu. Lumpur
di beberapa daerah diklaim baik untuk penyembuhan penyakit
tertentu dengan kinerga ditambah efek panas selama mandi, sama
dengan mandi paraffin. Setelah mandi, diaplikasikan pemijatan
cologne.
Hutan hujan Indonesia yang sangat luas yang menyimpan berbagai jenis
tanaman adalah hutan terbesar kedua di dunia. Iklim tropis Indonesia dan sinar
matahari sepanjang tahun memungkinkan banyak tanaman tumbuh berlimpah
dan yang digunakan sebagai sumber minyak atsiri berkualitas tinggi. Gunung
berapi yang membentang di kepulauan ini menghasilkan lumpur vulkanik, dan
garis pantai memiliki mineral lautan yang kaya yang dapat digunakan sebagai
sumber bahan SPA perawatan tanpa batas. Bahan-bahan alami ini diproses
dengan cara yang higienis tanpa menggunakan zat kimia apa pun.
Sumber: wikipedia
Kosmetik dari sumber alami dianggap ramah lingkungan, lebih baik dan
lebih aman. Tanaman sebagai salah satu sumber alami bahan kosmetik dapat
digunakan untuk mensintesis beberapa bahan anorganik yang berguna yang
biasanya disebut sebagai sintesis hijau. Herbal dibuat dari bahan-bahan asli
pada tanaman, daun, akar, buah-buahan dan bunga yang memiliki sifat untuk
a) Aroma Therapy
1) Clary sage
Sumber: https://images.app.goo.gl/FfH5FuVStb3ntaYA9
2) Eucalyptus
Sumber: https://images.app.goo.gl/rxZcPe3EoKQhpZ8m6
3) Geranium
Sumber: https://images.app.goo.gl/XZv6JC9LhKJKcp35A
4) Lavender
Sumber: wikipedia
Sumber: wikipedia
6) Bath Salt
Sumber: Nieves
Sea Salt crystal atau lebih dikenal sebagai garam mandi atau
SPA salt terbuat dari garam kristal halus dengan minyak atsiri dan
b) Body Scrub
Sumber: natio.com.au
7) Daun Kemuning
9) Daun Kenanga
c) Body Milk
1) Aloe Vera
Aloe vera (Aloe vera Linn): Daun ekstrak Aloe vera biasa
ditambahkan dalam formulasi sabun cair atau bath milk terhadap
d) Masker
Masker adalah salah satu pembersih dan perawatan kulit wajah dan
tubuh yang efektif, penggunannya dengan cara mengoleskannya pada
kulit muka atau tubuh. Masker Badan (Body Masker) adalah perawatan
tubuh dengan membalut seluruh permukaan kulit tubuh menggunakan
bahan masker. Sedangkan masker wajah digunakan dan diaplikasikan
pada kulit wajah. Fungsinya sesuai dengan produk yang digunakan
misalnya, melembutkan, mengencangkan, mncerahkan kulit, membantu
proses detoxiying, slimming dan firming. Masker bermanfaat memperkuat
fungsi lulur dan massage yaitu membuat kulit lembut, lembap, halus dan
cerah. Penggunaan masker dilakukan setelah perawaan massage dan
luluran. Teknik penggunaannya yaitu dengan mengoleskan bubuk masker
yang telah dicairkan ke seluruh tubuh dan didiamkan sampai kering.
Setelah kering maka dilakukan pembilasan dengan air hangat dan diakhiri
dengan kegiatan mandi. Bahan tradisional yang biasa digunakan sebagai
komponen masker dapat berkhasiat sebagai antioksidan, anti-aging, dan
skin whitening. Komponen bahan tersebut antara lain:
1) Tomat
2) Jamblang
3) Bawang dayak
4) Kersen
Anti-aging
1) Pegagan
2) Daun kelor
Skin whitening
1) Akar manis
2) Bengkuang
3) Temulawak
e) Hair Care
1) Olive Oil
2) Coconut Oil
3) Seledri
4) Kemiri
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Konsep dari SPA sebenarnya berasal dari zaman kekaisaran Romawi 3000
tahun yang lalu, ketika pasukan Legion terkena luka ringan akibat perang.
Mereka mencari galian sumber air panas dan kemudian membuat koalm-
kolam mandi supaya mereka dapat menyembuhkan tubuh yang terluka.
Mereka menamai tempat itu dengan “aquae” dan kegiatan mandinya disebut
SPA, yang berasal dari bahasa Yunani yaitu Sanus per Aquam yang berarti
perawatan dan penyembuhan melalui air. Kemudian kota SPA, di Belgia
didirikan untuk tujuan ini, yang kemudian menjadi terkenal pada abad ke-14
dan masih ada sampai sekarang.
SPA diklasifikasikan menjadi beberapa jenis dan mempunyai tujuan serta
fungsi yang berbeda sesuai dengan konsep pelayanan kesehatan SPA. Yang
secara umum prinsip pelayanan kesehatan SPA mengacu pada pohon
keilmuan atau Body of Knowledge Pengobatan Tradisional Indonesia.
Dalam Pelayanan Kesehatan SPA, yang dimaksud sebagai konsep dasar
sistem perawatan tradisional Indonesia meliputi pendekatan kosmologi,
holistik dan kultural (biopsikososiokultural).
Bisnis SPA merupakan bisnis yang melayangi tiga unsur dalam tubuh
manusia, yautu tubuh (body), pikiran (mind) dan jiwa (soul). Didasari bahwa
ketiga unsur tubuh manusia ini memerlukan pleasure (kesenangan),
kenyamanan (confeniance) dan kesehatan (wellness). Dalam membuat bisnis
SPA
Tren produk yang digunakan dalam treatment SPA diantaranya cream, body
scrub, hair SPA, dan aromaterapi. Serta beberapa formulasi produk SPA
yang beredar antara lain pengkilap dan cat kuku, produk perawatan kuku,
massage oil, body lotion, sediaan untuk kaki, dan produk mandi khusus.
Selain itu terdapat kosmetik tradisional untuk SPA yang diambil dari
berbagai tumbuhan.
Badan Pusat Statistik. 2014. Stastistik Solus Per Aqua (SPA) 2014. Jakarta: Badan
Pusat Statistik
Barel., A.O., Paye, M., dan Maibach, H.1., 2001, Handbook of Cosmetic Science and
Technology, 3nd Edition, Informa Healthcare USA, Inc., New York
Benge & Tara, Sophie & Elizabeth. 2000. Buku Pintar Terapi SPA. Jakarta :
Taramedi & Restu Agung.
Flick, Ernest W. 1992. Cosmetic and Toiletry Formulation (Second Edition Volume
2). Noyes Publication. New Jersey
Indrawati, Teti., Fina Zissakina. 2018. Formulasi Gel Pengelupas Sel Kulit Mati yang
Mengandung Sari Buah Nanas (Ananas Comosus L) antara 17 sampai 78%.
Jakarta: Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, April 2018 hlm 56-60.
Mitsio, T., 1998, New Cosmetic Science, 406-407, Elsevier Science B. V.,
Netherlands.
Saptandari, Pinky, 2014, Indonesian SPA and Traditional Wellness: Gender, Health
and Life Styles, Surabaya; Health and the Environment Journal, Vol. 5, No. 3
Sharma, Gaurav Kumar. 2017. A Textbook Of Cosmetic Formulations. India: Mewar
University.
Wathoni, Nasrul, Ani Haerani, Nia Yuniarsih, Retno Haryanti, 2018, A Review On
Herbal Cosmetics In Indonesia, Jatinangor; International Journal Of Applied
Pharmaceutical, Vol 10 Issues 5, 2018.