Di susun oleh:
Syahilla Aprilia
02026027
D-III KEPERAWATAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Tugas
metodologi penelitian saya yang berjudul “Proposal Rencana Penelitian
Penerapan Senam Hipertensi Terhadap Penurunan Tekanan Darah Bagi Para
Lansia Penderita Hipertensi Di Wilayah Benglap Jaya/ 1-1 Jl. Tongkol Dalam
No.02 Rt007/Rw001”.
Saya menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kategori
sempurna. Tidak lupa dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan
saran dan kritik dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, keterbatasan
waktu dan kemampuan saya, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa
saya harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pihak
lainnya yang berkepentingan pada umumnya.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana
seseorang individu mengalami peningkatan abnormal tekanan darah
sistolik, sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90mmHg
(Pambudi, 2020). Tekanan darah yang tinggi dapat mengakibatkan
pembuluh darah otak pecah dan menyempit sehingga apabila pembuluh
darah otak pecah, maka timbulah perdarahan di otak dan apabila pembuluh
darah otak menyempit, maka aliran darah keotak akan terganggu dan sel
otak akan mengalami kematian (Ditte, Nelli, dan Aprilia, 2021).
Menurut data dari World Health Organization (WHO) tahun 2018 Di
dunia Prevalensi hipertensi secara global sebesar 22% dari total penduduk
dunia. Pada Wilayah Afrika memiliki prevalensi hipertensi tertinggi
sebesar 27% sedangkan Wilayah di Asia tenggara berada diposisi ke-3
tertinggi dengan prevalensi kejadian hipertensi sebesar 25%. sedangkan di
Wilayah Amerika memiliki prevalensi hipertensi sebesar terendah 18%.
Di Indonesia hipertensi merupakan penyakit yang prevalensinya masih
tinggi. Menurut data dari Kemenkes (2019), prevalensi hipertensi di
Indonesia mencapai 34,11% dari populasi. Persentase tersebut membuat
Indonesia masuk ke peringkat 5 dengan kasus hipertensi terbanyak di
dunia Selain itu Hipertensi di Indonesia banyak terjadi pada umur 35-44
tahun (6,3%), umur 45-54 tahun (11,9%), umur 55-64 tahun (17,2%).
Pada DKI Jakarta pravalensi hipertensi Berdasarkan data Riskesdas pada
tahun 2013 dan 2018, hipertensi di Provinsi DKI Jakarta meningkat dari
25% menjadi 34,1%. Menurut data dari riskesdas hipertensi di DKI Jakarta
berdasarkan kelompok umur pada lansia yaitu umur 45-54 mencapai
46,3%, 55-64 tahun mencapai 57,6%, umur 65-74 tahun mencapai 62,8%,
umur 75 tahun ke atas mencapai 63,4% (Riskesdas, 2018).
Penatalaksanaan atau pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan
menggunakan obat-obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup.
Contoh penatalaksaan modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan
olahraga seperti senam hipertensi. Senam hipertensi merupakan salah satu
olahraga yang bermanfaat untuk menambah pasokan oksigen dan
meningkatkan aliran darah kedalam otot dan rangka yang aktif khususnya
pada otot jantung (Totok & Rosyid, 2017). Di karenakan banyak
perubahan yang di alami lansia seperti perubahan molekul sel dan
perubahan kemampuan fungsi organ. Maka dari itu, senam hipertensi pada
lansia dilakukan ringan dan mudah sehingga tidak memberatkan jika
diterapkan pada lansia. Olahraga senam lansia mampu membantu tubuh
agar tetap sehat, bugar dan segar serta membuat lansia lebih mandiri,
mencegah obesitas, mengurangi kecemasan dan depresi, dan memperoleh
kepercayaan diri yang lebih tinggi. Olahraga juga dikatakan dapat
menurunkan risiko penyakit diabetes melitus, hipertensi dan penyakit
jantung (Agung, 2022).
Berdasarkan survei awal yang di lakukan oleh peneliti pa da bulan
oktober 2022 di RT 007/RW 001 Asrama Benglap Jaya/1-1, di peroleh
data dalam penelitian tersebut yaitu masyarakat RT 007/RW 001 Asrama
Benglap Jaya/1-1 yang menderita hipertensi sebanyak 12 lansia dari 150
jiwa.
Dari hasil studi pendahuluan yang ditulis tersebut menunjukkan bahwa
partisipan mengalami peningkatan tekanan darah. Oleh karena itu, peneliti
tertarik akan meneliti pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada
lanjut usia dengan hipertensi di RT 007/RW 001 Asrama Benglap Jaya/1-
1.
B. Rumusan Masalah
Hipertensi merupakan keadaan seseorang yang mengalami peningkatan
abnormal pada tekanan darah. secara global pravalensi hipertensi sebesar
22%, di Indonesia mencapai 34,11%, dan pada DKI Jakarta sebanyak
34,1%. Senam hipertensi adalah Berdasarkan survei awal yang di lakukan
oleh peneliti pa da bulan oktober 2022 di RT 007/RW 001 Asrama
Benglap Jaya/1-1, di peroleh data dalam penelitian tersebut yaitu
masyarakat RT 007/RW 001 Asrama Benglap Jaya/1-1 yang menderita
hipertensi sebanyak 12 lansia dari 150 jiwa.olahraga yang mampu
menurunkan tekanan darah bagi para penderita Hipertensi. Berdasarkan
latar belakang rumusan masalah dalam penulisan karya tulis ilmiah ini
yaitu “bagaimana penerapan senam hipertensi terhadap penurunan tekanan
darah bagi para lansia penderita hipertensi di benglap jaya/ 1-1 jl. Tongkol
dalam No.02 RT007/RW001?.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui bagaimana penerapan senam hipertensi terhadap
penurunan tekanan darah bagi para lansia penderita hipertensi di
wilayah di benglap jaya/ 1-1 jl. Tongkol dalam No.02 RT007/RW001.
2. Tujuan khusus
a. Untuk Mengetahui gambaran karakteristik partisipan bagi para
lansia penderita hipertensi di wilayah di benglap jaya/ 1-1 jl.
Tongkol dalam No.02 RT007/RW001
b. Untuk mengetahui karakteristik tekanan darah para partisipan
sebelum di lakukannya kegiatan senam di wilayah di benglap jaya/
1-1 jl. Tongkol dalam No.02 RT007/RW001
c. Untuk mengetahui karakteristik tekanan darah para partisipan
setelah di lakukannya kegiatan senam di wilayah di benglap jaya/
1-1 jl. Tongkol dalam No.02 RT007/RW001
d. Untuk mengetahui perbandingan tekanan darah pada lansia
penderita hipertensi sebelum dan sesudah dilakukannya kegiatan
senam di wilayah di benglap jaya/ 1-1 jl. Tongkol dalam No.02
RT007/RW001
D. Manfaat
1. Bagi penulis
Hasil penulis ini dapat digunakan untuk menambah wawasan penulis
serta menganalisis dan mengetahui pengaruh penerapan senam
hipertensi terhadap tekanan darah bagi para penderita hipertensi.
2. Bagi ilmu keperawatan
Hasil Penelitian ini bisa menjadi gambaran atau pandangan bagi
perkembangan ilmu keperawatan dan diharapkan mampu menjadi
referensi untuk kualitas pembelajaran mengenai pengaruh senam
hipertensi terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi
3. Bagi responden
Penulis berharap karya tulis ilmiah ini mampu memberikan informasi
lebih bagi penderita hipertensi tentang senam hipertensi yang dapat
menurunkan tekanan darah bagi penderita
4. Bagi masyarakat
Agar masyarakat bisa mengetahui dan mengimplementasikan senam
hipertensi sebagai upaya menurunkan tekanan darah.
E. Sistematika Penulisan
1. Bagian awal karya tulis ilmiah
Bagian awal memuat halaman sampul depan atau cover halaman kata
pengantar, halaman daftar isi.
2. Bagian utama karya tulis ilmiah
Bab i pendahuluan, bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan karya
tulis ilmiah. Bab ii tinjauan pustaka, bab ini terdiri dari landasan teori
yang berisi tentang pembahasan konsep senam hipertensi, konsep
tekanan darah, konsep lansia, dan konsep asuhan keperawatan, bab iii
metode penelitian. Bab iv penutup berisi kesimpulan. Setelah itu, Daftar
Pustaka
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan kelainan pada jantung yang dapat
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah arteri yang
mengakibatkan tekanan darah mengalami peningkatan. Hipertensi
adalah keadaan dimana arteri mengalami peningkatan pada tekanan
darah sistolik maupun diastolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
diastolik 90mmHg yang mengakibatkan gangguan pada pembuluh
darah sehingga suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah
menjadi tersendat sampai pada jaringan-jaringan tubuh yang
memerlukannya (Hastuti, 2020).
2. Pengertian Tekanan Darah
Tekanan darah atau blood pressure adalah tekanan pada dinding
arteri yang menimbulkan tenaga pada darah untuk melewati setiap
daerah dari dinding pembuluh darah. Tekanan arteri terdiri dari
tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan
maksimum arteri yang megalirkan darah pada saat ventrikel jantung
berkontraksi besarnya sekitar 100- 140 mmHg.
Tekanan diastolik yaitu tekanan pada dinding arteri pada saat jantung
relaksasi besarnya sekitar 60-90 mmHg (Aspiani, 2014). Tekanan
darah arteri biasanya berubah dan berirama sejalan dengan denyut
jantung yang sudah mencapai maksimum saat ventrikel kiri
mengeluarkan darah ke dalam aorta atau disebut dengan sistole dan
kembali turun selama diastole yang mencapai minimal sebelum denyut
jantung berikutnya (Hastuti, 2020).
3. Klasifikasi
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2018)
klasifikasi pada tekanan darah yaitu:
a. Prahipertensi
Tekanan darah sistolik 120–139 mmHg atau tekanan darah
diastolik 80–89 mmHg tergolong prahipertensi.
b. Hipertensi tingkat 1
Tekanan darah sistolik 140–159 mmHg atau tekanan darah
diastolik 90–99 mmHg. menjadi lebih tinggi.
c. Hipertensi tingkat 2
Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau tekanan darah diastolik >
dari 100 mmHg.
d. Hipertensi krisis
Tekanan darah yang melebihi 180/120 mmHg.
4. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi (2) yaitu:
2) Persiapan partisipan
a) Memberitahukan peserta senam mengenai tindakan dan tujuan
yang akan dilakukan.
b) memposisikan barisan para partisipan.
3) Persiapan lingkungan
Mempersiapkan tempat yang nyaman dan luas untuk melakukan
keagiatan senam hipertensi.
b. Pelaksanaan
1) Gerakan Pemanasan
a) Lakukan latihan nafas dalam dengan menghirup udara dari
hidung dan dikeluarkan melalui mulut sebanyak 2x8 hitungan.
b) Tekuk kepala kesamping, lalu tahan dengan tangan pada sisi
yang sama dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8- 10,
lalu lakukan dengan sisi lain.
(c) Tautkan jari-jari kedua tangan dan lurus keatas kepala
dengan posisi kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-
10 hitungan. Rasakan tarikan bahu dan punggung.
3) Gerakan Inti
Berikut gerakan senam hipertensi menurut Balai kesehatan
olahraga masyarakat bandung (2019):
(b) lebarkan kaki selebar bahu dan lakukan gerakan buka kedua
tangan lalu tutup lagi ulangi gerakan semampunya sembari atur
pernafasan. Sebanyak 2x8 kali
(c) Adu sisi pertengahan antara jari jempol dan telunjuk
sebanyak 2x8 kali
(e) Selanjutnya adu sela sela jari tangan sebanyak 2x8 kali.
(f) letatakkan sisi tangan ke daerah antara lengan atas sebanyak
2x8 kali
H. Etika penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan
usulan atau proposal peneliti untuk mendapatkan rekomendasi dari
institusi. Setelah mendapat rekomendasi, selanjutnya mengajukan izin
pada pihak-pihak berwenang dengan proses peneliti, yaitu di wilayah
benglap jaya/ 1-1 jl. Tongkol dalam No.02 RT007/RW001 atau pihak
yang berwenang yang terkait dengan tempat penelitian dengan
menekankan pada aspek etika sebagai berikut
1. Informed consent
Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan
penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas
berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada informed
consent juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya
akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.
2. Tanpa nama (anonymity)
Memberikan jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan
cara tidak memberikan atau mencamtumkan nama responden pada
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
pengumpulan data.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Semua informasi yang dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset. Peneliti menjaga semua informasi yang diberikan oleh
responden dan tidak menggunakan informasi tersebut untuk
kepentingan pribadi dan di luar kepentingan keilmuan.
4. beneficence (manfaat)
Peneliti menjelaskan bahwa penelitian ini mempunyai manfaat
untuk menolong partisipan hal yang dilakukan oleh peneliti
menerapkan bentuk untuk meningkatkan kesehatan dan
kesembuhan partisipan.
5. Non melefience (tidak membahayakan)
Peneliti menjelaskan bahwa yang dilakukan peneliti ini tidak
membahayakan untuk partisipan dan menjamin bahwa tindakan
yang dilakukan di dalam merugi tempatnya depan tidak melukai/
membuat cedera partisipan.
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikian proposal penelitian yang di buat oleh penulis ini untuk
melakukan penelitian mengenai penerapan senam hipertensi terhadap
penurunan tekanan darah bagi para lansia penderita hipertensi di wilayah
benglap jaya/ 1-1 jl. tongkol dalam no.02 rt007/rw001. Semoga proposal
penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan bagi
pembaca serta dapat menambah wawasan mengenai senam hipertensi
untuk lansia penderita hipertensi.
Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan agar proposal ini bisa menjadi lebih baik lagi di
penelitian selanjutnya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
Daftar Pustaka
1. Aspiani, R.Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta:
Trans Info Media.
2. Kemenkes RI, 2019, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018.
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2018. “Klasifikasi
Hipertensi”.http://p2ptm.kemkes.go.i/. 12 Mei 2018.
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/klasifikasi-hipertensi.
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2018. “Apa saja faktor risiko
Hipertensi?”. http://p2ptm.kemkes.go.id/ . 21 Januari 2019.
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-
dan-pembuluh-darah/faktor-risiko-hipertensi.
5. Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI
6. Pambudi, Didit Reo.”Penerepan Senam Hipertensi bagi para Penderita
Hipertensi.”Karya Tulis Ilmiah, Repository Universitas Muhammadiyah
Purwokerto, 2020.
7. Suntara, Roza, Rahmah.” Hubungan Hipertensi Dengan Kejadian Stroke
Pada Lansia Di Wilayah Kerjapuskesmas Sekupang Kelurahan Tanjung
Riau Kota Batam”. Jurnal Inovasi Penelitian 01, no.10 (2021):2178.
8. World Health Organization (WHO). 2021. “Hypertension”.
https://www.who.int/. 25 Agustus 2021. https://www.who.int/news-
room/fact-sheets/detail/hypertension.
9. World Health Organization. Ageing and Life Course. WHO. 2013: [1 p.]
10. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. “Laporan Provinsi DKI Jakarta
Riskesdas 2018”. DKI Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (LPB), 2018.
11. Hernawan, T., Rosyid, F. (2017). Pengaruh Senam Hipertensi Lansia
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi Di Panti
Wreda Darma Bhakti Kelurahan Pajang Surakarta. Jurnal Kesehatan 10,
no.01 (2017): 1979-7621.
12. Yanita. (2017). Berdamai dengan Hipertensi. Jakarta : Bumi Medika.
13. Mustika, I. W. (2019). B uku Pedoman Model Asuhan Keperawatan
Lansia Bali Elderly Care (BEC). Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
14. Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. 2011. Gangguan Gastrointestinal :
Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : Salemba medika.
15. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus
PPNI.
16. Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia \
17. Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia