APLIKASI
Tujuh NANOMATERIAL
P
A. PENDAHULUAN
ada skala nanometer, material menunjukkan sifat tak
terduga yang sangat berbeda dengan sifat material saat
berada pada ukuran mikro atau makro, khususnya pada
perubahan sifat-sifat mechanical resistance, chemical reactivity, electrical con-
ductivity, dan flourenscence. Dalam hal ini, nanoteknologi mengarah pada
pengembangan material yang sifat dasarnya (kimia, fisika, mekanis,
dan biologi) telah berubah. Misalnya logam emas (Au, gold) yang
bersifat tidak reaktif pada ukuran mikro, tetapi nanopartikel Au bisa
menjadi katalis yang handal pada suatu reaksi kimia. Hal ini dapat
terjadi pada semua kelompok material logam, keramik, polimer,
oksida, karbon, dan sebagainya. Perubahan sifat yang signifikan pada
material yang berskala nanometer, membuat nanomaterial berpotensi
untuk menciptakan material dan device baru. Oleh karena itu,
nanoteknologi telah unggul dalam membuat inovasi di berbagai sektor
industri di antaranya sektor kesehatan, otomotif, industri bangunan,
agrifood, dan elektronik. Gambar 7.1 menunjukkan ilustrasi potensi
nanomaterial untuk berbagai aplikasi.
(A)
(B)
GAMBAR 7. 2 (A) APLIKASI NANOKOMPOSIT POLIMER PADA BEBERAPA BAGIAN KENDARAAN DAN (B)
JENIS POLIMER YANG DIGUNAKAN DARI TAHUN 2018 – 2023.
2. Nanoceramic coating
Dunia otomotif telah digemparkan oleh keunggulan nanoteknologi
dengan kemampuan pelapisan (coating) pada body mobil menggunakan
bahan nanoceramic. Informasi tentang jenis material nanoceramic tidak
banyak dipublikasikan, tetapi keunggulan hasilnya telah dibuktikan
dan dinikmati oleh masyarakat. Gambar 7.3 menggambarkan permu-
kaan body mobil sebelum dan sesudah dilapisi dengan produk nanoce-
ramic tersebut. Dengan menggunakan nanoceramic coating, dapat
diperoleh empat keuntungan yaitu,
(a) Dapat memberikan pelapisan yang tahan lama, yaitu dapat ber-
GAMBAR 7. 6 MATERIAL BAN KOMPOSIT POLIMER KARET ALAMI (NATURAL RUBBER) DENGAN FILLER
CARBON BLACK AND/OR SILIKA PADA INDUSTRI BAN (HIRATA DKK., 2014).
Selain itu, ada hasil penelitian tentang material ban yang terbuat
dari nanokomposit styrene-butadiene rubber (SBR) dengan filler CNT (Das
dkk., 2008; Zhou dkk., 2010). Penambahan konsentrasi CNT
meunujukkan peningkatan sifat mekanis nanokomposit, contohnya
adalah sifat kuat tarik dan kekerasan (Gambar 7.7).
GAMBAR 7. 9 MEKANISME PROSES FOTOKATALITIK TIO2 DAN PERAN STRUKTURNANO TIO2 PADA
PERMUKAAN YANG BERSIFAT HIDROFOBIK.
(A)
(B)
GAMBAR 7. 11 COMPRESSIVE STRENGTH (A) DAN FLEXURAL STRENGTH (B) CEMENT MORTAR
DENGAN KONSENTRASI ADITIF NANOPARTIKEL SIO2, SF DAN FA (10%), VERSUS WAKTU HIDRASI.
2. Battery (baterai)
Seperti telah diketahui bahwa, kinerja baterai biasanya dikontrol
oleh material elektroda yang sifat kimia dan fisisnya sangat berpenga-
ruh pada sifat elektrokimia baterei. Oleh karena itu, perlu dikem-
bangkan material elektroda yang memiliki kinerja tinggi dan berke-
lanjutan (sustainable) terhadap konstruksi baterai yang modern (advanced
battery) dengan energi dan power yang tinggi.
Terkait dengan hal tersebut, material karbon banyak digunakan
untuk bahan aditif dan juga pelapis anoda dan katoda karena sifat
konduktivitas listriknya tinggi, kapasitas penyimpanannya besar untuk
ion logam alkali. Untuk material padat karbon, umumnya tidak
digunakan sebagai bahan elektroda karena strukturnya rapat sehingga
ion/elektron sulit berdifusi melalui bahan tersebut yang tentunya akan
menurunkan kinerja baterai.
Material karbon yang memiliki nanopori (porous carbon nanomaterials/
PCNs) dengan dimensi yang berbeda menunjukkan migrasi ion/
elektron yang cepat karena luas permukaan nanopori yang tinggi
sehingga dapat meningkatkan reaksi elektrokimia. Pada umumnya,
PCNs dapat diklasifikasikan menurut dimensinya, yaitu 1D (carbon
nanofibers dan carbon nanotubes), 2D (graphene, dan carbon nanosheets), dan
3D material (carbon spheres, carbon capsules, carbon foam, 3D porous carbon,
dan 3D-structured carbon lainnya). PCNs dengan skala yang bervariasi
ditunjukkan pada Gambar 7.16 (Li dkk., 2019). Prinsip baterei Lithium
(A) (B)
GAMBAR 7. 21 SKEMATIK DIAGRAM UJI VIVO TERAPI TERMAL MENGGUNAKAN NANOPARTIKEL AU.
GAMBAR 7. 23 BUAH STROBERI YANG DIBERI PERLAKUAN SELAMA 6 HARI. (A) BUAH SEGAR, (B)
TANPA PERLAKUAN, (C) DIBUNGKUS/DILINDUNGI PLASTIC TIPIS, (D) DIOLESI CMCS/PEO, DAN (E)
DIBUNGKUS MEMBRAN NANOFIBER CMCS/PEO.
2. Nanopartikel TiO2
Penambahan TiO2 pada cat adalah bukan hal baru, melainkan
telah dipelopori oleh ilmuwan Jepang Dr. Akira Fujishima pada tahun
DAFTAR PUSTAKA
Das, A., Stöckelhuber, K. W., Jurk, R., Saphiannikova, M., Fritzsche, J., Lorenz, H., Klüppel,
M., & Heinrich, G. (2008). Modified and unmodified multiwalled carbon nanotubes in
high performance solution-styrene–butadiene and butadiene rubber blends. Poly-
mer, 49(24), 5276–5283. https://doi.org/10.1016/j.polymer.2008.09.031
Droniou, B. P., William, E., & Liang, J. (2005). Nanoceramic-based Conversion Coating.