Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KOMPOSIT LANJUT

Lecturer : Prof. Dr. Ir Anne Zulfia, M.Sc

Disusun oleh :

Muhammad Yunan Hasbi


1706990400

DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL


UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2018
KOMPOSIT POLIMER UNTUK INDUSTRI PESAWAT

1. Pendahuluan
Komposit merupakan salah satu material alternatif untuk menghasilkan kombinasi
sifat yang tidak mampu dipenuhi oleh material konvensional. Umumnya komposit
disusun atas lebih dari satu material dengan membawa masing-masing sifat dan setelah
bergabung dalam sebuah ikatan menghasilkan material dengan sifat unggul dari
induknya. Susunan material komposit terdiri dari matriks dan serat atau penguat yang
saling menguatkan satu sama lain. Berdasarkan matriksnya, komposit dibagi menjadi
beberapa macam antara lain matriks logam, matriks keramik, matriks polimer dan
matriks karbon/grafit. Sedangkan berdasarkan penguatnya, komposit dibagi menjadi
beberapa jenis yaitu fibre, whisker, flake dan partikel[1]. Perkembangan teknologi
komposit sangat pesat terutama untuk memenuhi isu terbesar dalam berbagai aplikasi
industri yaitu rasio kekuatan dan berat (strength to weight ratio). Isu tersebut menjadi
sangat krusial terutama di dunia otomotif dan pesawat terbang. Dengan mengurangi berat
kendaraan/pesawat, berbagai benefit dapat diperoleh mulai dari efisiensi bahan bakar,
meminimalisir polusi dan berujung pada penurunan biaya produksi. Pada gambar 1
menunjukkan penggunaan komposit di seluruh dunia dalam berbagai aplikasi.

Gambar 1. Berbagai aplikasi komposit di seluruh dunia[2]

2
Berdasarkan data pada gambar 1, dapat dilihat bahwa komposit memiliki peluang
besar untuk terus berkembang sebagai material alternatif yang mampu memenuhi
kualifikasi suatu aplikasi dalam lingkup sangat luas. Informasi lain yang bisa diperoleh
dari data tersebut yaitu 15% penggunaan komposit diaplikasikan dalam industri pesawat
terbang/aerospace. Jenis komposit yang umum digunakan dalam industri pesawat
beragam, salah satunya yaitu komposit bermatriks polimer. Penjelasan lebih lanjut
mengenai komposit polimer akan dibahas pada bab berikutnya.

2. Komposit Polimer
Komposit polimer merupakan salah satu jenis komposit berpenguat serat yang
terintegrasi dengan matriks polimer dan menghasilkan gabungan sifat mekanik antara
keduanya. Polimer merupakan salah satu material dengan berbagai kelebihan diantaranya
dapat diproses dengan mudah, memiliki bobot yang ringan dan memiliki sifat mekanik
yang mampu bersaing dengan material lainnya untuk beberapa kondisi. Material polimer
secara umum dibedakan menjadi dua jenis yaitu thermoplastics dan thermosets. Hal
paling mendasar yang membedakan antara keduanya yaitu perilaku yang muncul ketika
diberi panas. Pada material thermosets, jika dipanaskan mencapai titik lelehnya maka
yang terjadi adalah proses pengerasan dan jika pemanasan terus dilakukan maka material
thermosets akan terdegradasi. Sedangkan pada material thermplastics, ketika dipanaskan
yang terjadi adalah pelunakan sehingga material thermoplastics lebih fleksibel
dibandingkan material thermosets.
Material polimer yang umum digunakan sebagai matriks untuk berbagai aplikasi
adalah resin (epoxy, phenolic atau polyester) dengan penguat serat seperti karbon, kaca
ataupun aramid. Material komposit dipilih karena memiliki berbagai kelebihan seperti
kekuatan yang tinggi, kekakuan yang baik, ketahanan fatik dan ketahanan abrasi yang
baik[3]. Dengan kelebihan itu, material komposit polimer memiliki cakupan aplikasi
yang cukup luas seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.
Resin pada material komposit polimer memiliki sifat mekanik yang cukup baik
meskipun tidak mampu menggantikan sifat mekanik logam. Namun kelebihan utama dari
resin adalah memiliki mampu bentuk yang sangat baik dibandingkan material logam
sehingga sangat cocok untuk aplikasi dengan bentuk rumit. Jika dipadukan dengan
penguat serat baik berupa kaca, aramid ataupun karbon maka akan dihasilkan material
komposit dengan kekuatan optimum sebagai dampak dari kombinasi sifat kedua material

3
tersebut. Resin yang berperan sebagai matriks akan bertugas mendistribusikan beban
pada setiap serat serta melindungi serat dari abrasi.

Advanced Polymer Composites

Product by Application

Resin Fiber Others

Epoxy Carbon

Polyester Glass

Phennolic Aramid

Others Others

Wide Application :
Conductors, aviation parts, autoparts, pipe and tank, boat building, wind blades

Gambar 2. Berbagai aplikasi material komposit polimer[2]

Komposit polimer secara luas digunakan salah satunya untuk aplikasi pesawat
terbang karena mampu mengatasi beberapa kelemahan material konvensional terutama
yang berkaitan dengan bobot. Komposit polimer berpenguat karbon dianggap mampu
menghasilkan kombinasi sifat kekuatan dan kekakuan sehingga banyak
diimplementasikan pada industri pesawat terbang. Penjelasan mengenai potensi dan
peluang material komposit polimer pada industri pesawat terbang akan dijelaskan lebih
lanjut.

3. Aplikasi Komposit Polimer Pada Industri Pesawat


Industri pesawat terbang merupakan salah satu industri yang memiliki standar
tinggi dalam berbagai aktifitasnya. Selain produk yang dihasilkan harus berkualitas,
tingkat keamanan dari keseluruhan perangkat juga menjadi perhatian utama dalam
menghasilkan pesawat terbang. Para insinyur bidang penelitian dan pengembangan

4
(RnD) sebuah perusahaan pesawat terbang dituntut menghasilkan inovasi baru yang
dapat menunjang performa pesawat itu sendiri. Seiring berkembangnya teknologi dan
ilmu pengetahuan, industri pesawat berlomba-lomba menghasilkan material baru
pengganti logam yang dapat diaplikasikan dalam struktur pesawat terbang. Salah satu
material alternatif tersebut adalah komposit. Pada tahun 1950-an, Boeing memulai
penggunaan serat gelas pada pesawat penumpang buatannya. Perlahan tapi pasti,
penggunaan material komposit dalam industri pesawat selalu menunjukkan peningkatan
yang cukup signifikan.
Material komposit dipilih sebagai salah satu material alternatif dalam dunia aviasi
karena memiliki bobot yang ringan. Selain ringan, material komposit juga memiliki
berbagai sifat mekanik yang tidak mampu dipenuhi oleh material lain seperti logam
ataupun keramik pada beberapa bagian dari pesawat. Sebagai contoh serat karbon,
material tersebut memiliki kekuatan setara logam namun memiliki bobot seringan
plastik. Dengan keunggulan tersebut, serat karbon dapat digunakan pada beberapa bagian
pesawat diantaranya baling-baling, sayap dan badan pesawat. Kelebihan lain yang
menjadikan material komposit digunakan sebagai alternatif material pada pesawat
terbang adalah [3][4] :
 Ketahanan fatik dan ketahanan korosi
 Kamampuan dalam menyesuaikan kekuatan berbagai arah pembebanan
 Mampu bentuk yang baik
 Mudah dalam pemeliharaan
 Sifat dielektrik yang baik (terkait sinyal radar)
Untuk mengetahui bagian mana saja pada pesawat yang menggunakan material
komposit dapat dilihat pada gambar 3. Berdasarkan gambar 3 dapat disimpulkan bahwa
material komposit memiliki porsi besar pada bagian-bagian pesawat hingga mencapai
50%.

5
Gambar 3. Penggunaan material komposit pada pesawat[5]

Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki oleh material komposit, bukan berarti
tidak ada kekurangan yang dimiliki oleh material komposit. Tantangan yang harus
dihadapi dalam menggunakan komposit adalah karena sifatnya yang anisotropi,
inhomogenous serta memiliki cara fabrikasi dan kontrol kualitas yang berbeda-beda.
Karena tidak semua perilaku komposit dapat diprediksi, hal tersebut menyebabkan riset
komposit membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit. Namun seiring
perkembangan perangkat lunak, metode analisis dan desain maka optimasi performa dari
suatu produk dapat diprediksi secara cukup detail.
Pada gambar 2 sebelumnya telah ditunjukkan berbagai aplikasi komposit polimer
pada berbagai bidang industri. Secara spesifik, penggunaan beberapa jenis matriks dan
penguat pada industri pesawat terbang dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2.

Tabel 1. Jenis matriks yang umum digunakan pada industri pesawat terbang[6]
Thermosets Thermoplastics
Forms cross-linked networks in polymerization curing by heating No chemical change
Epoxies Phenolics Polyester Polyimides PPS, PEEK
Most popular Cheaper Cheap High temp Good damage
80% of total Lower viscosity Easy to use application tolerance
composite usage Easy to use Popular for Difficult to Difficult to process
Moderately high High temp usage general process as high tem
temp Difficult to get application Brittle (300-400 ᵒC is

6
Comparatively good quality room temp required)
expensive composites
Low shrinkage (2- More shrinkage High shrinkage
3%) Release of (7-8%)
No release of volatile during
volatile during curing
curing
Can be Inherent Good
polymerized in stability for mechanical
several ways giving thermal resistance
varieties os oxidation Wide range of
structures, Good fire and properties but
morphology and flame retardance lower than
wide range of Brittle than epoxies
properties epoxies Brittle
Low Tg
Good storage Less storage Difficult to Infinite storage life.
stability to make stability – prepreg But difficult to
prepregs difficult to prepreg
prepregs
Absolute moisture Absorbs Less sensitive to No moisture
causing swelling moisture but no moisture than absorption
and degradation of significant effect epoxies
high temp of moisture in
properties working service
Also ultra violet range
degradation in long
term

Tabel 2. Jenis serat yang umum digunakan pada industri pesawat terbang[6]
Density Modulus Strength
Fibre Application Areas
(g/cc) (GPa) (GPa)
Glass
2.55 65 – 75 2.2-2.6 Small passenger a/c pars, a/c interiors,
E-Glass
secondary parts, radomes, rocket motor
casings
S-Glass
2.47 85 - 95 4.4 - 48 Highly loaded parts in small passenger a/c
Aramid
Low modulus 1.44 80 – 85 2.7 – 2.8 Fairings, non load bearing parts
Intermediate 1.44 120 – 128 2.7 – 2.8 radomes, rocket motor casing
High 1.48 160 - 170 2.3 – 2.4 highly loaded parts
Carbon
Std modulus 1.77 – 1.80 220 – 240 3.0 – 3.5 Widely used for almost all types of parts,
satellites, antenna dishes, missiles, etc
Intermediate 1.77 – 1.81 270 – 300 5.4 – 5.7 Primary structural parts in high
performance fihters
High 1.77 – 1.80 390 – 450 2.8 – 3.0 Space structures, control surface

7
4.0 – 4.5
Ultra high 1.80 – 1.82 290 - 310 7.0 – 7.5 Primary structural parts in high
performance fihters

Dari berbagai jenis matriks dan penguat dengan beragam sifat yang dimiliki,
terdapat beberapa sistem komposit polimer yang telah diterapkan pada industri pesawat
terbang termasuk cara fabrikasinya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3
berikut.

Tabel 3. Beberapa jenis komposit polimer pada pesawat terbang[6]


Material system Application area
175 ᵒC curing high strength-carbon-epoxy Structural components of fighter aircraft and
- zero bleed (neat resin content) UD prepreg helicopters, e.g skins, spars, fin, rudder, elevons,
- 5 HS or 8 HS bi-directional fabric prepreg doors, etc
- toughness, good out-life and shelf-life
175 ᵒC curing intermediate modulus carbon with Frames, stiffeners, rotor blades
epoxy + BMI/cynate ester
- zero bleed (neat resin content) UD prepreg
- 5 HS or 8 HS bi-directional fabric prepreg
- high toughness, good out-life and shelf-life
- low environmental degradation
120 ᵒC curing HS-carbon-epoxy Structural components of helicopters or transport
- zero bleed (neat resin content) UD prepreg a/c, e.g spars, fin, rudder, elevons, doors, etc
- 5 HS or 8 HS bi-directional fabric prepreg Frames, stiffeners
- toughness, good out-life and shelf-life
Aramid fibre in low loss polyester/cynate esters Radome
Cu – mesh epoxy prepreg For lightning strike protection wing-skin, others

Salah satu metode fabrikasi pembuatan material komposit polimer adalah pre-
imprgnated atau dikenal sebagai prepreg process[4]. Material yang umum difabrikasi
menggunakan metode prepreg adalah serat karbon dan aramid dengan epoksi resin
kualitas tinggi. Metode prepreg bertujuan untuk mengenkapsulasi sifat dari masing-
masing material menjadi kombinasi yang optimal. Secara umum proses prepreg terdiri
dari beberapa langkah, yaitu :
a) Menentukan matriks
Penentuan matriks akan berpengaruh terhadap hasil komposit, karena hal
tersebut terkait dengan kombinasi antara serat dan matriks yang akan
dicapai. Terdapat dua jenis resin matriks yang dapat digunakan yaitu
thermoplastik resin dan thermoset resin.
b) Menghilangkan ekses resin dari penguat prepreg

8
Salah satu kelebihan proses prepreg adalah dapat diminimalisirnya material
yang terbuang. Proses di kontrol sedemikian rupa sehingga resin yang
digunakan dibuat sepresisi mungkin. Kelebihan resin dapat dibersihkan
secara berkala.
c) Pemanasan prepreg
Proses ini dikenal sebagai B-stage. Proses pemasanasan pada prepreg tidak
membutuhkan waktu lama. Mekanisme curing merupakan kombinasi antara
pemanasan dan penekanan yang dilakukan menggunakan alat yang
bernama autoclave.

Gambar 4. Mekanisme proses prepreg pada pembuatan komposit polimer

4. Potensi Natural Fiber/Biomass Pada Aplikasi Aerospace[7]


Perkembangan teknologi tidak bisa dilepaskan dengan berbagai dampaknya salah
satunya adalah polusi, terutama teknologi yang bergantung pada bahan bakar fosil. Oleh
karena itu diperlukan alternatif bahan-bahan ramah lingkungan agar ekosistem dapat
terjaga dengan baik. Penggunaan komposit dalam berbagai bidang kehidupan merupakan
salah satu sektor pemberi sumbangsih cukup besar dalam isu lingkungan khususnya
komposit polimer. Atas dasar tersebut, saat ini tengah dikembangkan komposit polimer
menggunakan serat alam berbasis biomassa. Produk sampingan biomassa yang cukup
melimpah umumnya berakhir sebagai limbah atau dimanfaatkan sebagai pupuk, namun
saat ini limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai penguat dalam komposit bermatriks
polimer.

9
Biomassa memiliki beberapa kelebihan dibandingkan serat gelas diantaranya
adalah konsumsi energi yang rendah, murah, zero emission, ringan, tidak beracun,
mampu luruh dan berlimpah. Berbagai jenis biomassa yang dapat digunakan sebagai
penguat adalah selulosa, hemiselulosa dan lignin. Beberapa contoh sumber serat natural
dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Sumber serat natural dan jumlah produksinya


World World
Fiber Source Production Origin Fiber Source Production Origin
(103 Tons) (103 Tons)
Abaca 70 Stem Caroa - Leaf
Bamboo 103 Stem Nettles Abundant Steam
Banana 200 Fruit Oil palm fruit Abundant Fruit
Broom Abundant Stem Ramie 100 Stem
Coir 100 Stem Roselle 250 Stem
Cotton Lint 18.500 Stem Rice husk Abundant Fruit/grain
Elephant grass Abundant Stem Rice straw Abundant Stem
Flax 810 Stem Sisal 380 Stem
Hemp 215 Stem Sun hemp 70 Stem
Jute 2.500 Stem Wheat straw Abundant Stem
Kenaf 770 Stem Pineapple Abundant Leaf
Linseed Abundant Fruit

Serat alam memiliki sifat yang tidak mampu dipenuhi oleh plastik untuk aplikasi
penahan beban (load-bearing) seperti kekuatan dan kekakuan. Lebih lanjut, penggunaan
serat alam yang dipadukan dengan serat lain sebagai penguat pada sistem komposit akan
menghasilkan peningkatan sifat mekanik. Perpaduan dua penguat atau lebih dalam
komposit dikenal sebagai komposit hibrid. Salah satu penerapan serat alam dalam
industri pesawat terbang yaitu pada bagian interior pesawat. Hal tersebut akan
memberikan penurunan bobot pesawat cukup signifikan. Tidak menutup kemungkinan
bila serat alam dapat diaplikasikan pada struktur pesawat, mengingat banyak penelitian
yang telah menggali potensi serat alam untuk memenuhi sifat mekanik yang dibutuhkan
pada komponen tertentu.

5. Kesimpulan
Material komposit polimer secara luas digunakan dalam berbagai aplikasi salah
satunya adalah industri pesawat terbang. Dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan,
material komposit polimer secara signifikan mampu menggeser material konvensional

10
berbasis logam dan keramik. Hal tersebut dibuktikan dengan data yang menunjukkan
bahwa hampir 50% komponen pada pesawat menggunakan material komposit. Komposit
polimer yang umum digunakan pada industri pesawat terbang adalah resin berpenguat
serat. Beberapa sistem komposit yang digunakan adalah resin+serat karbon, resin+serat
kaca ataupun resin+aramid. Peluang terbaru adalah penggunaan serat alam dan komposit
hibrid sebagai alternatif bahan baru dalam aplikasi struktur pesawat terbang.
Penggunaan material komposit pada aplikasi pesawat terbang saat ini fokus pada
beberapa poin diantaranya penurunan bobot, mengurangi biaya reduksi dan peningkatan
performa. Namun kedepan, isu penggunaan komposit akan bergeser pada isu lingkungan
yang fokus terhadap pengurangan penggunaan bahan bakar, mengurangi polusi dan
mengurangi kebisingan.

6. Daftar Pustaka
[1] W. D. Callister, Materials Science and Engineering, vol. 182. 1973.
[2] “Advanced Polymer Composites Market Size – Share Report 2018-2025.”
[Online]. Available: https://www.gminsights.com/industry-analysis/advanced-
polymer-composites-market.
[3] P. . Irving and C. Soutis, Polymer Composites in the Aerospace Industry. Elsevier
Ltd, 2015.
[4] S. W. Ghori, R. Siakeng, M. Rasheed, N. Saba, and M. Jawaid, The Role of
Advanced Polymer Materials in Aerospace. Elsevier Ltd, 2018.
[5] A. Quilter, “Composites in Aerospace Applications,” 2004.
[6] N. V Nayak, “Composite Materials in Aerospace Applications,” vol. 4, no. 9, pp.
1–10, 2014.
[7] M. Asim, N. Saba, M. Jawaid, and M. Nasir, Potential of Natural Fiber/Biomass
Filler-Reinforced Polymer Composites in Aerospace Applications. Elsevier Ltd,
2018.

11

Anda mungkin juga menyukai