MUH. REINALDI
K201801035
Hasil penelitian ini telah kami setujui untuk disajikan dihadapan tim Penguji
Tim Pembimbing :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui ;
Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
1. Penulisan
2. Margin Harus 4 cm dari tepi kiri
maupun tepi atas dan 3 cm dari tepi
kanan dan bawah
3. Tabel penulisan harus minimal 12
font
4. Rumus Diketik Ulang
4. Muh. Sainal Abidin, S.Si., M.Si 5. Tambahkan Lokasi Geografis (Peta)
6. Klasifikasi Umur pada hasil
penelitian
7. Tahun tabel Dibawah pada Hasil
Penelitian
8. Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Pada kesempatan ini Penulis tidak lupa pula menghaturkan rasa terima kasih
Pembimbing I dan kepada Ibu Leniarti Ali, SKM, .M.Kes selaku Pembimbing II
atas semua waktu, tenaga dan pikiran yang telah diberikannya dalam
Untuk itu penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas semua
bantuan dan dukungannya selama proses penyusunan Hasil Penelitian ini kepada.
Waluya
selaku penguji I, Bapak Muh. Sainal Abidin S.Si., M.Si, selaku penguji II
10. Seluruh dosen dan Staf/Karyawan Universitas Mandala Waluya yang telah
11. Kedua orangtua tercinta yang telah memberikan dukungan, kasih sayang,
serta motivasi
sehingga segala kekurangan dan ketidak lengkapan Hasil Penelitian ini, penulis
Hasil Penelitian ini. Semoga semua apa yang telah dikerjakan penulis menjadi
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…......................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR…...................................................................................viii
DAFTAR TABEL.............................................................................................ix
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN...................................................x
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................8
1.5 Kebaruan Penelitian............................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Skema Penyebaran Penyakit Melalui Tinja.........................................
2. Bagan Kerangka Konsep Penelitian....................................................
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Kebaruan Penelitian…....................................................................................
2. Tabel Kotigensi (2x2).....................................................................................
3. Distribusi Penduduk Menurut Jumlah KK dan Jumlah Penduduk.................
4. Sarana Pelayanan Kesehatan Puskesmas Puuwatu Kecamatan Puuwatu.........
5. Tenaga Kesehatan Puskesmas Puuwatu Kecamatan Puuwatu.........................
6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Klasifikasi Umur......................
7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..........................
8. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan...............................
9. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan..................................
10. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Diare.........................
11. Distribusi Frekuensi Sarana Air Bersih Responden........................................
12. Distribusi Frekuensi Pengelolaan Tempat Sampah Responden......................
13. Distribusi Frekuensi Sarana Jamban Keluarga Responden.............................
14. Distribusi Frekuensi Higiene dan Sanitasi Makanan Responden....................
15. Hasil Analisis Frekuensi Responden Sarana Air bersih...................................
Singkatan :
BAB I
PENDAHULUAN
(SDG’s) tahun 2030, Saat ini masih menjadi kendala karena kurang kesadaran
masyarakat akan sanitasi lingkungan seperti masalah buang air besar
dan sampah (Kemenkes RI, 2015). Sanitasi yang buruk dapat menyebabkan
penyakit. Salah satu penyakit yang dapat disebabkan oleh sanitasi lingkungan
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh sanitasi yang buruk adalah diare.
dan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya 3 kali atau lebih dalam
Faktor resiko diare yang paling sering diteliti adalah faktor lingkungan yang
diare, karena apabila lingkungan tersebut tidak sehat maka membuat perilaku
manusia tidak sehat pula dan dengan mudah penyakit tersebut menyerang
bahwa 4 miliar kasus diare terjadi di seluruh dunia pada tahun 2000, dan 2,2
bawah usia 5 tahun. Ini sama dengan 1 anak meninggal setiap 15 detik atau 20
kecelakaan truk berat per hari. Di Indonesia, diare masih menjadi salah satu
tinggi dan menyebabkan banyak kematian terutama pada bayi dan balita, dan
satu penyakit lingkungan, dengan tiga faktor dominan yaitu sarana air minum,
pembuangan.tinja,.pembuangan.limbah..serta..pengelolaan.dan.penangananya.
Pembuangan tinja yang tidak tepat dan sembarangan dapat mencemari air dan
tanah serta menjadi sumber penyakit dan bahaya kesehatan, karena penyakit
2005).
muncul, seperti bau tidak sedap, lalat beterbangan, dan gangguan berbagai
diusahakan agar jamban tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu,
konstruksi jamban yang kokoh dan biaya yang terjangkau juga perlu
makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang bisa atau mungkin dapat
tertentu (Kepmenkes RI No. 1098, 2003). Sanitasi Makanan yang buruk dapat
Escherichia coli atau yang sering disebut E.coli merupakan bakteri yang
secara normal berada pada tubuh manusia maupun hewan berdarah panas
khusunya pada saluran pencernaan. Bakteri ini akan menjadi patogen apabila
jumlahnya meningkat pada saluran pencernaan atau apabila bakteri ini berada
diluar usus (Sanjaya, 2013). E.coli adalah bakteri dengan jenis spesies gram
kontaminasi tinja manusia pada air. E.coli yang terdapat pada makanan dan
2013).
Diare Menurut Kab/Kota Adalah sebanyak 22. 982 orang, Prevalensi Diare
Dengan Jumlah Kasus Diare Tertinggi Pada Kota Kendari (3.297) Sedangkan,
Jumlah Kasus Diare Terendah Pada Konawe Kepulauan (292). Dari Hasil
Diare Tahun 2018, Kelompok Umur Pada Jumlah Kasus Diare yang tertinggi
Kasus Diare yang sangat tinggi dari Semua Kecamatan Kota Kendari,
Pada Tahun 2019 Sebanyak (883 Kasus), Tahun 2020 Sebanyak (473 Kasus),
Dan pada Tahun 2021 (669 Kasus). (Profil Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
2021).
diare, Seperti Kondisi Lingkungan sekitar rumah tempat tinggal yang masih
saja terlihat kurang seperti Belum memiliki Tempat Sampah, dan Sumber air
bersih yang masih sangat kurang, Serta Sarana Jamban Keluarga yang tidak
memadai dan Kondisi Dapur yang masih saja terlihat kotor dan jarang
Seperti tidak selalu mencuci tangan sebelum makan dan minum, Cara
dengan lalat, Sehingga tidak layak untuk dimakan. Dan pengetahuan yang
Data distribusi kasus diare menurut Dinas Kesehatan Kota Kendari tahun
Puuwatu (669 kasus), Puskesmas Abeli (239), Puskesmas Poasia (227 kasus),
1) Apakah ada hubungan Sarana Air Bersih dengan kejadian diare pada
Untuk tujuan secara umum pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui
Kendari.
Kendari.
Manfaat yang bisa di dapatkan pada penelitian ini adalah Sebagai Berikut :
a. IPTEK
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang hubungan
penyakit diare.
b. Puskesmas
c. Peneliti selanjutnya
Kesehatan Masyarakat.
d. Masyarakat
penyakit diare.
1.5 Kebaruan Penelitian
Persamaan pada
Judul,
penelitian ini yaitu
Desain dan Metode
ada pada Jenis
Faktor-Faktor Yang Penelitian Teknik
penelitian
Berhubungan Dengan Pengambilan
2. Menggunakan
Sitti Munawarah, 2016 Kejadian Diare Pada Sampel serta Waktu
Cross Sectional
Anak Usia 4-6 Tahun dan Tempat
dengan uji
Penelitian
statistik chi
square.
Perbedaannya yaitu
Hubungan Sanitasi pada judul Metode
Persamaan pada
Lingkungan Dengan dan Desain
penelitian ini yaitu
Kejadian Diare Pada Penelitian
Desain penelitian
3. Azmi Dan Herlina Anak Balita Di Wilayah Teknik
Deskriptif, Dan
Yusuf, 2018 Kerja Puskesmas Pengambilan
Metode Cross
Bambaira Kabupaten Sampel Serta
sectional.
Pasangkayu Waktu dan Tempat
Penelitian
Persamaan ada
pada jenis Perbedaannya ada
penelitian yang Pada judul, Metode
Hubungan Perilaku Cuci dimana jenis dan Desain
Tangan Terhadap penelitian Penelitian
4. Alif Nurul Rosyidah, Kejadian Diare Pada kuantitatif dengan Teknik
2019 Siswa di Sekolah Dasar desain deskriptif Pengambilan
Negeri Ciputat 02 correlation yang Sampel Serta
menggunakan Waktu dan Tempat
pendekatan cross Penelitian
sectional.
5. Hubungan Sanitasi Penelitian ini Perbedaannya,
Henny Arwina Bangun Dasar Dengan Kejadian merupakan judul, Metode dan
Dan Hestina, 2020 Diare Pada Balita Di penelitian Desain Penelitian
Desa Durian Kecamatan deskriptif dengan Teknik
Pantai Labu Kabupaten pendekatan Pengambilan
Deli Serdang kuantitatif. Sampel Serta
Desain penelitian Waktu dan Tempat
ini menggunakan Penelitian
cross sectional
Perbedaannya,
Persamaan pada judul, Metode dan
Gambaran Faktor penelitian ini Desain Penelitian
Penyebab Kejadian menggunakan Teknik
7. AKBID Bina Sehat Diare Pada Balita Di jenis penelitian Pengambilan
Nusantara Bone, 2021 Wilayah Kerja Uptd deskriptif dengan Sampel Serta
Puskesmas Sibulue pendekatan cross- Waktu dan Tempat
sectional Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembungan air kotor (air limbah),
1990).
2003). Sanitasi juga dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang bertujuan untuk
kesejahteraan manusia. Kondisi tersebut meliputi akses terhadap air bersih dan
dan aman; Rumah bersih dan aman. Berdasarkan pengertian tersebut, sangat
jelas bahwa tujuan sanitasi adalah untuk memenuhi syarat lingkungan yang
bersih dan nyaman. Lingkungan yang tidak sehat dapat menjadi sumber
manusia.
mencakup.:
Air merupakan sumber daya mutlak yang harus ada bagi kehidupan. Ini
terdiri dari sekitar 70% air, karena air adalah pelarut universal. Di sisi
sifat-sifat air, baik secara kimia, fisik, maupun biologis (Soemirat, 2013).
Air bersih yang digunakan untuk air minum harus memenuhi persyaratan
tidak berbau, jernih, dengan suhu di bawah suhu udara sehingga nyaman.
ada bahan kimia atau mineral berbahaya seperti CO2, H2S, NH dll.
Persyaratan mikrobiologi khususnya tidak boleh mengandung bakteri
2009).
Dari siklus hidrologi ini dapat pula dilihat adanya berbagai sumber air
b. Air tanah menurut kedalamannya bisa disebut air tanah air tanah
Kualitas sumber air yang berbeda ini sangat bervariasi sesuai dengan
kondisi alam dan aktivitas manusia di sekitarnya. Air tanah dan air
Sampah adalah suatu bahan atau benda yang sudah tidak digunakan lagi
oleh manusia, atau benda padat yang digunakan kembali dalam suatu
berikut :
2. Sampah yang tidak membusuk seperti kertas, plastik, gelas, logam dan
lainnya.
syarat yaitu :
a. Tidak dekat dengan sumber air minum atau sumber lain yang
Jamban adalah salah satu alat kebersihan dasar manusia yang dibutuhkan
tempat duduk dengan atau tanpa leher angsa dan saluran pembuangan.
tempat, maka dapat mencemari air, tanah dan menjadi sumber infeksi dan
Yang dimaksud dengan kotoran disini adalah feses atau najis manusia.
bersumber pada feses dapat melalui berbagai macam jalan atau cara. Hal
ini dapat diilustrasikan pada gambar berikut ini.
secara langsung, air, tanah, anggota badan, dan lalat juga terkontaminasi
berwarna.
e) Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun
tikus.
publik atau konsumen. Tujuan dari sanitasi makanan ini adalah untuk
penyakit akibat makanan yang tidak layak serta tidak memenuhi syarat
dan mencegah penjualan makanan yang merugikan pembeli (Prabu,
2008).
keadaan baik, segar dan tidak rusak atau berubah bentuk, warna
diawasi.
1) Makanan dikemas :
d) Belum kadaluwarsa
dan First Expired First Out (FEFO) yaitu bahan makanan yang
baik.
3. Pengolahan makanan
higienis dan semua bahan yang siap dimasak harus dicuci dengan air
mengalir
e. Peralatan :
tara pangan (food grade) yaitu peralatan yang aman dan tidak
basa atau garam yang lazim terdapat dalam makanan dan tidak
b. Arsenikum (As)
c. Tembaga (Cu)
d. Seng (Zn)
e. Cadmium (Cd)
f. Antimon (Stibium)
g. dan lain-lain
c. Talenan terbuat dari bahan selain kayu, kuat dan tidak melepas
bahan beracun.
peralatan yang akan digunakan dan bahan makanan yang akan diolah
golahan minimal 9000C agar kuman patogen mati dan tidak boleh
terlalu lama agar kandungan zat gizi tidak hilang akibat penguapan.
kulkas/lemari es.
dicuci.
a. Makanan tidak rusak, tidak busuk atau basi yang ditandai dar rasa, bau,
aran lain.
b. Memenuhi persyaratan bakteriologis berdasarkan ketentuan yang ber-
laku.
berlaku.
dan First expired First out (FEFO) yaitu makanan yang disimpan
lebih dahulu.
5. Pengangkutan makanan
dan sebagainya.
bertutup.
5) Isi tidak boleh penuh untuk menghindari terjadi uap makanan yang
mencair (kondensasi).
6. Penyajian makanan
ada kecurigaan.
kondisi penyajian.
c. Cara penyajian
3.) Saung (ala carte) yaitu penyajian terpisah untuk setiap jenis
dengan kesukaannya.
4.) Dus (box) yaitu penyajian dengan kotak kertas atau kotak
6.) Layanan cepat (fast food) yaitu penyajian makanan dalam satu
lengkap.
d. Prinsip penyajian
kerawanan makanan.
2.) Kadar air yaitu makanan yang mengandung kadar air tinggi
sama seperti dus atau rantang harus dipisah dari setiap jenis
6000C.
7.) Edible part yaitu semua yang disajikan adalah makanan yang
singkirkan.
2. Makanan Jajanan
Makanan jajanan Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) yang
minuman yang disajikan dalam wadah atau sarana penjualan di pinggir jalan,
tempat umum atau tempat lainnya, yang terlebih dahulu sudah dipersiapkan
jajanan dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu: Makanan utama atau
main dish, contohnya nasi rames, nasi rawon, nasi pecel, dan lain sebagainya.
lain sebagainya. Buah-buahan segar seperti mangga, durian, jeruk, dan lain
a. Energi
b. Protein
Protein terdiri dari asam amino. Fungsi dari protein antara lain, yaitu
berkisar antara 0,8-15,6 gram per porsi makanan jajanan (Winarno, 2004).
c. Lemak
Lemak banyak terdapat pada jenis makanan yang bersumber dari hewani
dan nabati. Fungsi dari lemak adalah sebagai sumber energi, pelindung
rasa kenyang, lezat, dan memelihara suhu tubuh. Kandungan lemak pada
makanan jajanan berkisar antara 0,8-19,3 gram per porsi makanan jajanan
(Winarno, 2004).
d. Karbohidrat
dan oksigen, terdapat dalam tumbuhan seperti beras, jagung, dan umbi-
dari karbohidrat antara lain sebagai sumber energi utama yang diperlukan
air besar dengan konsistensi lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi tiga
secara fekal-oral. di katakan diare bila keluarnya tinja yang lunak atau cair
dengan frekuensi tiga kali atau lebih sehari semalam dengan atau tanpa darah
tinja yakni lebih lembek atau lebih cair serta frekuensi buang air besar lebih
Penyebab diare terutama diare yang disertai lendir atau darah (disentri) di
penting untuk mendekati pasien diare akut yang disebabkan oleh infeksi.
2002).
yang menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa
Escherichia coli, Vibrio cholerae (kolera) dan bakteri lain yang jumlahnya
takut pada anak, cemas dan tegang dapat mengakibatkan diare kronis pada
1. Faktor Infeksi Jenis bakteri dan virus yang biasanya menyerang dan
jamur (Candidiasis).
Tanda awal terjadinya penyakit diare yaitu gelisah, suhu tubuh meningkat,
nafsu makan menurun, tinja akan menjadi cair dan mungkin disertai lendir
ataupun darah, anus dan daerah disekitarnya lecet karena seringnya defekasi,
tinja semakin lama semakin asam sebagai akibat banyaknya asam laktat yang
berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus selama kejadian
diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat
disebabkan oleh radang lambung atau akibat gangguan asam basa dan cairan
pasien, yaitu :
2. Mata : Normal
berikut :
2. Mata : cekung
sebagai berikut:
Kebersihan yang baik, mencuci tangan, makanan yang aman, dan akses
efektif dan aman ada untuk rotavirus, demam tifoid, dan kolera, dan
anak yang sakit dan kapan harus mencari bantuan medis, membangun
a. Pengobatan Cairan
terapi efektif pada diare akut (Booth, 1984). Tujuan dari terapi rehidrasi
diare nya berhenti. Kehilangan cairan dapat diganti dengan melalui oral
diare yaitu Cairan Rehidrasi Oral (CRO) seperti oralit dan cairan rumah
natrium, kalium, klorida dan air. Pemberian CRP dilakukan jika pasien
b. Pengobatan Kausal
c. Pengobatan simptomatik
1. Obat antidiare
Obat-obat yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat, seperti
karena itu anti diare seharusnya tidak boleh diberikan (Depkes RI,
2011).
2. Antipiretika
3. Stimulan
2010).
BAB III
KERANGKA KONSEP
sehat adalah gaya hidup yang lebih fokus pada kesehatan, baik itu dalam
perilaku, makanan dan sebagainya yang mengarah pada hidup lebih sehat baik
Diare adalah buang air besar dengan tinja encer atau berair dengan frekuensi
lebih sering dari biasanya (normalnya). Sehingga orang yang mengalami diare
akan lebih sering ke toilet untuk buang air besar dengan volume feses yang
lebih banyak dari biasanya. Diare dikenal juga dengan istilah mencet. Penyakit
Diare biasanya berlangsung beberapa hari dan sering sembuh atau hilang
tanpa pengobatan Akan tetapi adapula penyakit diare yang berlangsung selama
menjadi diare akut dan kronis. Diare Akut adalah diare yang berlangsung
kurang dari dua minggu. Sedangkan Diare Kronis adalah diare yang
Sanitasi lingkungan, Seperti Sarana Air bersih tidak memenuhi syarat, Tempat
yang tidak memenuhi syarat, Higiene dan Sanitasi Makanan kurang memenuhi
syarat.
Pada rumusan masalah di atas, Maka bagan kerangka konsep pada penelitian
Sarana Jamban
Keluarga
Ket.
= Variabel Independen
= Variabel Dependen
= Penghubung Antar-Variabel
Sanitasi Makanan.
a. Definisi Operasional
b. Kriteria Obyektif
a. Definisi Operasional
b. Kriteria Obyektif
syarat.
a. Definisi Operasional
b. Kriteria Obyektif
diatas.
a. Definisi Operasional
tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa
b. Kriteria Obyektif
a. Definisi Operasional
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang
b. Kriteria Obyektif
Memenuhi syarat : Apabila makanan yang sehat memenuhi syarat
BAB IV
METODE PENELITIAN
yang digunakan adalah Cross Sectional Study, Tujuan pada Desain penelitian ini
yaitu untuk melihat serta mengetahui hubungan antara sanitasi lingkungan dengan
kejadian diare seperti sarana air bersih, pengelolaan tempat sampah, sarana
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan Juli - Agustus 2022, Di Wilayah
2. Lokasi Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
2010). Sampel penelitian ini adalah sebagian populasi pada wilayah kerja
Puskesmas Puuwatu.
N
n = ----------------
1 + N (e2)
Keterangan :
n = Sampel
N = Populasi
e2 = Error margin = 1% atau 0,01
39.999 39.999
=> n= => n=
1+39.999 . 10 % 1+39.999 . 0,1
39.999
=> n=
1+399.9
39.999
=> n= =¿ 99.75% =>100
400.99
Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak
1. Sumber Data
a. Data Primer
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang
b. Data sekunder
Data ini diperoleh dari UPTD Puskesmas Dan Dinas Kesehatan, yang terkait
kendari.
Sebagai Berikut :
1. Survei
memberikan skor yang dijawab oleh responden. Pada saat yang sama
2. Observasi
3. Dokumentasi
Setelah Dilakukan Observasi, Dokumentasi juga diperlukan, Yang
Kejadian Diare.
Data diperoleh dari data primer kemudian diperiksa kembali dan diteliti ulang
pada kuesioner yang telah dijawab oleh responden yang sudah terkumpul
pada kuesioner.
MS.EXCEL
bentuk tabel.
Penyajian data dilakukan setelah data telah diolah dan disajikan dalam bentuk
Kendari.
Setelah data terkumpul, Data ini dapat diolah dan di analisis secara manual
menggunakan Dua Jenis Analisis Data yaitu Analisis Univariat dan Bivariat.
a. Analisis Univariat
f
x= k
n
Ket.
Rumus Perhitungan Di atas dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
b. Analisis Bivariat
Ket.
n = Jumlah Sampel
φ= √
2
x
n
Keterangan :
X2 = Nilai Chi-Square
φ = Kontigensi phi
Besarnya nilai Phi (φ) berada diantara 0-1. Syarat penggunaan uji
subjek.
2. Anonymity
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
3. Confidentiality
penelitian nanti.
BAB V
HASIL PENELITIAN
1. Keadaan Geografis
Puskesmas Puuwatu merupakan puskesmas plus yang melayani rawat jalan
Kecamatan Mandonga.
Kecamatan Baruga.
2. Keadaan Demografi
adalah 39.999 jiwa, yang terdiri dari 20.368 jiwa laki-laki dan 19.631 jiwa
Jumlah Jumlah
Nama Jumlah Jumlah
NO Penduduk Penduduk
Kelurahan KK Penduduk
Laki-Laki Perempuan
7.784 Jiwa, Kelurahan Lalodati sebanyak 4.573 Jiwa, Dan yang terakhir
3. Pendidikan
(SLTA) Atau SMA (Sekolah Menengah Atas) dan sebagian kecil tamatan S1
dan yang lainnya ada yang tidak memiliki Pekerjaan, yang secara umum
5. Sumberdaya Puskesmas
tabel di bawah :
b) Tenaga Kesehatan
di bawah :
diatas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah dan jenis yang dibutuhkan
gambaran umum dan melihat detail responden yang berdasarkan atas Umur,
1. Umur
Responden
Umur
n %
< 19 Tahun 7 Orang 7
20 - 29 Tahun 23 Orang 23
30 - 39 Tahun 25 Orang 25
> 40 Tahun 44 Orang 44
Total 99 100%
Sumber : Data Primer 2022
(44%).
2. Jenis Kelamin
3. Pendidikan
Responden
Pekerjaan
n %
IRT 47 47
Lainnya 19 19
Wiraswasta 17 17
Pensiun 5 5
Tidak Ada 11 11
Total 99 100%
Sumber : Data Primer 2022
(2%).
5.1.3 Sanitasi Lingkungan
A. Analisis Univariat
1. Kejadian Diare
Responden
Kejadian Diare
n %
Pernah 32 32
Tidak Pernah 67 68
Total 99 100%
Sumber : Data Primer 2022
Berdasarkan Tabel 10, diketahui bahwa responden paling sedikit
Hasil Penelitian Mengenai Air bersih Dapat Dilihat pada tabel berikut
ini.
Responden
Sarana Air Bersih
n %
Memenuhi Syarat 37 37
Tidak Memenuhi Syarat 62 63
Total 99 100%
Sumber : Data Primer 2022
Total 99 100%
Sumber : Data Primer 2022
B
B. Analisis Bivariat
kerja puskesmas puuwatu Kota kendari dapat dilihat tabel berikut ini.
Kejadian Diare
Sarana Air
Jumlah
Bersih Pernah Tidak Pernah
Memenuhi
32 5 37
Syarat
Tidak
Memenuhi 0 62 62
Syarat
Total 32 67 99