Anda di halaman 1dari 14

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TA 2021/2022

FILSAFAT DAN TEORI HUKUM

Dosen Pengampu : Dr. F. Yudhi Priyo Amboro, S.H., M.Hum

MIMING UTAMI

NPM : 2152016

PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

2022
THE ROLE OF PHILOSOPHY AND LEGAL STUDIES IN THE ERA OF

INDUSTRIAL REVOLUTION 4.0 IN INDONESIA

MIMING UTAMI

NPM : 2151016

POSTGRADUATE PROGRAM

FACULTY OF LAW

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

ABSTRACT

Philosophy provides values of truth, justice, benefit, and harmonization between society and

the law that governs society itself. In the era of the Industrial Revolution 4.0, science and

technology developed rapidly. Likewise, the movement of human life is increasingly dynamic.

Indonesia as a developing country certainly cannot escape the impact of the development of

science and technology. Indonesia is pushing for 10 national priorities in the “Making

Indonesia 4.0” initiative. This of course has implications for the realization of law

enforcement. Progressive law is a legal theory thought of by a well-known legal expert,

Professor Satjipto Rahardjo. Progressive legal theory is believed to be able to keep pace with

the development of the world and humans.

Keywords:philosophy, legal studies, industrial revolution 4.0


PERAN FILSAFAT DAN ILMU HUKUM PADA ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 DI

INDONESIA

MIMING UTAMI

NPM : 2151016

PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

ABSTRAK

Filsafat memberikan nilai kebenaran, keadilan, kemanfaatan, serta harmonisasi antara

masyarakat dan hukum yang mengatur masyarakat itu sendiri. Pada era Revolusi Industri 4.0,

ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Begitu juga halnya dengan

pergerakan kehidupan manusia yang semakin dinamis. Indonesia sebagai salah satu negara

berkembang tentu tidak luput dari imbas perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Indonesia mendorong 10 prioritas nasional dalam inisiatif “Making Indonesia 4.0”. Hal ini

tentunya berimplikasi pada realisasi penegakan hukum. Hukum progresif adalah suatu teori

hukum hasil pemikiran dari ahli hukum terkenal yaitu Profesor Satjipto Rahardjo. Teori

hukum progresif diyakini mampu mengimbangi perkembangan dunia dan manusia.

Kata kunci: filsafat, ilmu hukum, revolusi industri 4.0


PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk sosial dengan segala kemampuannya dalam berinovasi.

Manusia terus berkembang hingga mencapai era Revolusi Industri 4.0. Era ini ditandai

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi guna membantu dan

mempermudah segala kebutuhan hidup manusia.

Masyarakat modern (modern society) hidup dalam era teknologi informasi

(information technology) atau disebut juga dengan informative society yang saat ini populer

disebut dengan “disruptive era“ atau era Revolusi Industri 4.0. Artinya, dunia global telah

menempatkan kehidupan manusia berada di tengah-tengah arus teknologi yang begitu  cepat

perkembangannya dan sekaligus menjadi ancaman bagi manusia. Kemajuan dalam bidang

teknologi dan informasi merupakan hasil karya intelektual manusia yang telah banyak

membawa perubahan luar biasa dalam pola hidup manusia dewasa ini.1

Terlepas dari semua perubahan tersebut, masyarakat juga diharapkan tetap berpegang

teguh pada hukum dan kebenaran sehingga filosofi kehidupan dapat tercapai dengan

seimbang. Hukum merupakan salah satu pilar dalam kehidupan masyarakat, tanpa hukum

masyarakat akan kacau. Berikut pengertian hukum menurut pandangan beberapa ahli:2

a. Prof. Dr. Van Kan berpendapat bahwa hukum merupakan segala peraturan yang

mempunyai sifat memaksa yang diadakan untuk mengatur dan melindungi

kepentingan orang didalam masyarakat.

b. E. Utrecht berpendapat bahwa hukum merupakan himpunan peraturan yang berisi

perintah dan larangan yang mengatur tata tertib kehidupan di masyarakat dan harus

dipatuhi oleh setiap individu dalam masyarakat karena pelanggaran akan pedoman

hidup dapat mendatangkan tindakan dari lembaga pemerintah.


1
“Tantangan Hukum Di Era Revolusi Industri 4.0 Oleh : Syafrinaldi - Universitas Islam Riau,” accessed January
25, 2022, https://uir.ac.id/opini_dosen/tantangan-hukum-di-era-revolusi-industri-4-0-oleh-syafrinaldi.
2
“61 Pengertian Hukum Menurut Para Ahli Dan Jenisnya Lengkap,” accessed November 8, 2021,
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-hukum/.
c. S.M. Amir berpendapat bahwa hukum merupakan peraturan yang tersusun dari

norma-norma dan sanksi-sanksi.

d. Van Apeldoorn berpendapat bahwa hukum merupakan peraturan penghubung antar

hidup manusia, gejala sosial, tidak ada masyarakat yang tidak mengenal hukum,

sehingga hukum menjadi suatu aspek kebudayaan yaitu agama, adat, kesusilaan dan

kebiasaan.

e. Immanuel Kant berpendapat bahwa hukum adalah keseluruhan syarat berkehendak

bebas dari orang untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang

lain, dengan mengikuti peraturan.

f. Prof. Mochtar Kusumaatmadja berpendapat bahwa hukum merupakan keseluruhan

kaidah serta semua asa yang mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat dan

bertujuan untuk memelihara ketertiban serta meliputi berbagai lembaga dan proses

guna mewujudkan berlakunya kaidah sebagai suatu kenyataan dalam masyarakat.

g. Prof. Lili Rasjidi berpendapat bahwa hukum bukan hanya sekedar norma tetapi juga

institusi.

h. Prof. Satjipto Rahardjo berpendapat bahwa hukum merupakan karya manusia

berupa norma-norma yang berisi petunjuk tingkah laku. Hukum merupakan cerminan

dari kehendak manusia mengenai bagaimana seharusnya masyarakat dibina dan

kemana masyarakat harus diarahkan. Pertama hukum harus rekaman dari ide yang

dipilih oleh masyarakat tempat hukum dibuat, ide tersebut berupa ide tentang keadilan.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa hukum adalah seperangkat

aturan atau norma yang berlaku dalam masyarakat dan apabila dilanggar akan dikenakan

sanksi. Tujuan dari hukum itu sendiri adalah untuk menjaga interaksi sosial dalam masyarakat

agar berjalan dengan baik sehingga mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera.
Profesor Satjipto Rahardjo berpendapat bahwa dalam kehidupan sosial, manusia

menciptakan hukum sehingga hukum merupakan hasil karya manusia. Hukum tersebut

diciptakan untuk melayani manusia, bukan sebaliknya manusia yang melayani hukum. Hal

inilah yang menjadi dasar munculnya gagasan teori hukum progresif. Teori hukum progresif

adalah sebuah pemikiran hukum yang menyatakan bahwa keberadaan hukum bertujuan untuk

mencapai kebebasan yang adil sesuai dengan hati nurani dan kondisi masyarakat.

Berikut adalah karakteristik hukum progresif sebagaimana dikutip oleh Malthuf Siroj

dan Ismail Marzuki:3

a. Hukum Progresif adalah Gerakan Pembebasan

Gerakan pembebasan yang dimaksud di sini adalah pembebasan terhadap tipe,

cara berpikir, asas dan teori hukum yang selama ini dipakai dan pembebasan terhadap

kultur penegakan hukum yang selama ini berkuasa dan dirasa menghambat usaha

hukum untuk menyelesaikan persoalan.

Gerakan pembebasan inilah yang seringkali dikenal dengan istilah “rule

breaking” (terobosan hukum). Manfaat penggunaan prinsip “rule breaking” dalam

penegakan hukum antara lain berani mengesampingkan teks peraturan hukum tatkala

mengalami kebuntuan dalam proses mencari keadilan, dan yang tidak kalah

pentingnya adalah berani menolak materi demi mencapai keadilan substantif.

b. Hukum Progresif bukan hanya Teks, tetapi juga Konteks

Hukum sebagai teks berarti norma hukum terbatas atau dibatasi hanya pada

rumusan peraturan perundang-undangan. Artinya hukum sebagai teks adalah aturan

hukum yang dibuat secara tertulis dan bersifat rasional. Sedangkan hukum progresif

bukan hanya sekedar teks tetapi juga hal-hal diluar teks.

3
H A Malthuf Siroj and Ismail Marzuki, “Penegakan Hukum Progresif: Upaya Mewujudkan Keadilan
Substantif,” HAKAM, Volume 1 Nomor 2, Desember 2017 1 (2017): 24.
c. Hukum Progresif Mendudukkan Kepastian, Kemanfaatan dan Keadilan dalam

Satu Nafas

Hukum tertulis menghendaki adanya kepastian hukum dan berlaku secara

universal, tanpa memandang kelas sosial kemasyarakatan. Artinya hukum tertulis buta

terhadap kenyataan bahwa hukum tidak lahir dari ruang kosong, melainkan

dipengaruhi oleh berbagai dimensi sosial, politik, ekonomi, budaya dan agama.

Oleh karenanya, dalam pemikiran hukum progresif, selama hukum tertulis

(undang-undang) tidak mampu menghadirkan kemanfaatan dan keadilan bagi

masyarakat, maka wajib hukumnya penegak hukum melanggar undang-undang

tersebut. Karena bagi penegak hukum, utamanya hakim yang berfikiran progresif tidak

selalu menilai undang-undang sebagai satu-satunya jalan untuk mewujudkan keadilan

bagi masyarakat. Bagi mereka, undang-undang tidak selamanya bersifat adil.

Hukum progresif tidak ingin menjadikan polisi, jaksa dan hakim sebagai

corong undang-undang, melainkan sebagai corong suara keadilan bagi seluruh

masyarakat, yang tidak dapat dikompromi dengan materi maupun jabatan tertentu.

d. Hukum Progresif Berpegang pada Hati Nurani

Asumsi tentang penegakan hukum di masyarakat sampai hari ini adalah “jika

masyarakat miskin melaporkan kehilangan ayam kepada kepolisian, maka dia akan

kehilangan sapi”. Anggapan ini bukan sebatas isapan jempol semata, karena sudah

terbukti dalam banyak kasus hukum, kelompok masyarakat miskin seringkali menjadi

korban dari penegakan hukum yang tidak adil. Artinya, masyarakat miskin kerapkali

sulit dalam mengakses asas-asas hukum yang tertuang secara yuridis normatif, seperti

persamaan dihadapan hukum, keadilan, dan terhindar dari perlakuan diskriminasi

berdasar suku, agama, status sosial dan sebagainya.


Penegak hukum semestinya tidak hanya mengacu pada kebenaran legalitas-

formal, tetapi hendaknya juga melibatkan hati nurani dalam setiap langkah hukum

yang ditempuhnya. Karena kepastian hukum yang terkandung dalam aspek legalitas-

formal tidak selalu memberi rasa keadilan bagi masyarakat.

e. Hukum Progresif Memandang bahwa Hukum untuk Manusia

Kekeliruan paradigma ilmu hukum positivisme terletak pada pemahaman

objek studinya yang membatasi hukum hanya pada perundang-undangan semata.

Padahal ilmu hukum jika ditinjau secara holistik tidak hanya berkaitan dengan

peraturan perundang-undangan, tetapi lebih jauh, ilmu hukum juga berkaitan dengan

lingkungan, alam dan manusia, bahkan orde kehidupan yang lebih besar.

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tentu tidak luput dari imbas

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Siap atau tidak Indonesia harus menghadapi

hadirnya Revolusi Industri 4.0. Oleh karena itu, Indonesia akan mendorong 10 prioritas

nasional dalam inisiatif “Making Indonesia 4.0”.

Hampir seluruh sektor manufaktur Indonesia menghadapi tantangan mulai dari

ketersediaan bahan baku domestik hingga kebijakan industri. Beberapa faktor yang

menghambat industri Indonesia seringkali bersifat lintas sektoral. Oleh karenanya, Making

Indonesia 4.0 memuat 10 inisiatif nasional yang bersifat lintas sektoral untuk mempercepat

perkembangan industri manufaktur di Indonesia yaitu:4

1. Perbaikan alur aliran barang dan material : Indonesia bergantung pada impor bahan

baku maupun komponen bernilai tinggi, khususnya di sektor kimia, logam dasar,

otomotif, dan elektronik. Indonesia akan memperkuat produksi lokal pada sektor hulu

dan menengah melalui peningkatan kapasitas produksi dan percepatan adopsi

teknologi. Indonesia akan mengembangkan rancangan jangka panjang untuk perbaikan

4
“Making Indonesia,” Making Indonesia, 2019, 1–8, https://doi.org/10.7591/9781501719370.
alur aliran barang dan material secara nasional dan menyusun strategi sumber

material.

2. Desain ulang zona industri : Indonesia telah membangun beberapa zona industri di

penjuru negeri. Indonesia akan mengoptimalkan kebijakan zona-zona industri ini

termasuk menyelaraskan peta jalan sektor sektor yang menjadi fokus dalam Making

Indonesia 4.0 secara geografis, serta peta jalan untuk transportasi dan infrastruktur.

Untuk mengoptimalkan penggunaan lahan, Indonesia akan mengevaluasi zona-zona

industri yang ada dan akan membangun satu peta jalan zona industri yang

komprehensif dan lintas industri.

3. Mengakomodasi standar-standar keberlanjutan (sustainability) : Komunitas global

telah menyuarakan kekhawatiran terkait keberlanjutan di berbagai sektor. Indonesia

melihat tantangan keberlanjutan sebagai peluang untuk membangun kemampuan

keberlanjutan berbasis teknologi bersih, EV, biokimia, dan energi terbarukan. Oleh

karenanya, Indonesia akan berusaha memenuhi persyaratan keberlanjutan di masa

mendatang, mengidentifikasi aplikasi teknologi dan peluang pertumbuhan ramah

lingkungan, serta mempromosikan lingkungan yang kondusif (termasuk peraturan,

pajak dan subsidi) untuk investasi yang ramah lingkungan.

4. Memberdayakan UMKM : Hampir 70% tenaga kerja Indonesia bekerja untuk usaha

mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk

mendukung pelaku usaha UMKM dengan membangun platform e-commerce untuk

UMKM, petani dan pengrajin, membangun sentra-sentra teknologi (technology bank)

dalam rangka meningkatkan akses UMKM terhadap akuisisi teknologi, dan

memberikan dukungan mentoring untuk mendorong inovasi.

5. Membangun infrastruktur digital nasional : Untuk mendukung Peta Jalan Making

Indonesia 4.0, Indonesia akan melakukan percepatan pembangunan infrastruktur


digital, termasuk internet dengan kecepatan tinggi dan digital capabilities dengan

kerjasama pemerintah, publik dan swasta untuk dapat berinvestasi di teknologi digital

seperti cloud, data center, security management dan infrastruktur broadband.

Indonesia juga akan menyelaraskan standar digital, sesuai dengan norma-norma

global, untuk mendorong kolaborasi antar pelaku industri sehingga dapat

mempercepat transformasi digital.

6. Menarik minat investasi asing : Indonesia perlu melibatkan lebih banyak pelaku

industri manufaktur terkemuka untuk menutup kesenjangan teknologi dan mendorong

transfer teknologi ke perusahaan lokal. Untuk meningkatkan FDI, Indonesia akan

secara aktif melibatkan perusahaan manufaktur global, memilih 100 perusahaan

manufaktur teratas dunia sebagai kandidat utama dan menawarkan insentif yang

menarik, dan berdialog dengan pemerintah asing untuk kolaborasi tingkat nasional.

7. Peningkatan kualitas SDM : SDM adalah hal yang penting untuk mencapai kesuksesan

pelaksanaan Making Indonesia 4.0. Indonesia berencana untuk merombak kurikulum

pendidikan dengan lebih menekankan pada STEAM (Science, Technology,

Engineering, the Arts, dan Mathematics), menyelaraskan kurikulum pendidikan

nasional dengan kebutuhan industri di masa mendatang. Indonesia akan bekerja sama

dengan pelaku industri dan pemerintah asing untuk meningkatkan kualitas sekolah

kejuruan, sekaligus memperbaiki program mobilitas tenaga kerja global untuk

memanfaatkan ketersediaan SDM dalam mempercepat transfer kemampuan.

8. Pembangunan ekosistem inovasi : Ekosistem inovasi adalah hal yang penting untuk

memastikan keberhasilan Making Indonesia 4.0. Pemerintah Indonesia akan

mengembangkan cetak biru pusat inovasi nasional, mempersiapkan percontohan pusat

inovasi dan mengoptimalkan regulasi terkait, termasuk diantaranya yaitu perlindungan


hak atas kekayaan intelektual dan insentif fiskal untuk mempercepat kolaborasi lintas

sektor diantara pelaku usaha swasta/BUMN dengan universitas.

9. Insentif untuk investasi teknologi : Insentif memiliki potensi untuk menggerakkan

inovasi dan adopsi teknologi. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia akan mendesain

ulang rencana insentif adopsi teknologi, seperti subsidi, potongan pajak perusahaan,

dan pengecualian bea pajak impor bagi perusahaan yang berkomitmen untuk

menerapkan teknologi Revolusi Industri 4.0. Selain itu, Indonesia akan meluncurkan

dana investasi negara untuk dukungan pendanaan tambahan bagi kegiatan investasi

dan inovasi di bidang teknologi canggih.

10. Harmonisasi aturan dan kebijakan : Indonesia berkomitmen melakukan harmonisasi

aturan dan kebijakan untuk mendukung daya saing industri dan memastikan kordinasi

pembuat kebijakan yang erat antara kementerian dan lembaga terkait dengan

pemerintah daerah.
ANALISA

Dalam kehidupan ini, filsafat selalu melekat erat dalam segala aspek. Sejauh manapun

perkembangan manusia dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi hasil buah karya

manusia itu sendiri, filsafat selalu mempunyai tempat tersendiri. Filsafat memberikan nilai

kebenaran, keadilan, kemanfaatan, serta harmonisasi antara masyarakat dan hukum yang

mengatur masyarakat itu sendiri. Nilai-nilai kebenaran harus selalu berjalan beriringan dengan

perkembangan manusia dan perkembangan teknologi,

Perkembangan dunia dalam era Revolusi Industri 4.0 telah membawa perubahan

besar, terutama di negara Indonesia. Dalam upaya Indonesia mengikuti derasnya arus

Revolusi Industri 4.0, Indonesia juga mengambil langkah-langkah strategis. Langkah strategis

tersebut adalah mendorong 10 prioritas nasional dalam inisiatif Making Indonesia 4.0.

Dalam realisasi program nasional tersebut, tentu dibutuhkan regulasi-regulasi yang

mendukung pelaksanaannya. Salah satu terobosan yang dilakukan pemerintah Indonesia

dalam realisasi tersebut adalah dengan membentuk Undang-Undang Nomor 11 tahun 2020

tentang Cipta Kerja (untuk selanjutnya disingkat UUCK) dengan metode omnibus law.

UUCK dilatarbelakangi bahwa undang-undang yang ada pada masa kini sudah tidak relevan

dengan kondidi masyarakat, ditambah dengan adanya obesitas regulasi dan tumpang tindih

antar regulasi. Kehadiran UUCK diharapkan memberikan angin segar dalam mendukung

Making Indonesia 4.0.

Selaras dengan teori hukum progresif, UUCK merupakan terobosan hukum (rule

breaking) dalam dinamika perkembangan hukum pada era Revolusi Industri 4.0. Bahwa

hukum hidup dan berkembang sesuai perkembangan zaman agar dapat menyeimbangkan

kebutuhan manusia guna mencapai keadilan dan kebahagiaan.


KESIMPULAN

Filsafat dan ilmu hukum selalu berperan penting dalam segala aspek kehidupan.

Revolusi Industri 4.0 telah membawa manusia kedalam perkembangan pesat yang tidak dapat

dihindari. Indonesia melaksanakan program nasional Making Indonesia 4.0 pada era Revolusi

Industri 4.0 serta melakukan pembaharuan dengan terobosan hukum agar nilai-nilai kebenaran

serta ilmu hukum ikut berkembang sesuai dinamika sosial sehingga menciptakan kondisi dan

kehidupan manusia yang adil, damai dan sejahtera,


DAFTAR PUSTAKA

“61 Pengertian Hukum Menurut Para Ahli Dan Jenisnya Lengkap.” Accessed November 8,

2021. https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-hukum/.

“Making Indonesia.” Making Indonesia, 2019, 1–8. https://doi.org/10.7591/9781501719370.

Siroj, H A Malthuf, and Ismail Marzuki. “Penegakan Hukum Progresif: Upaya Mewujudkan

Keadilan Substantif.” HAKAM, Volume 1 Nomor 2, Desember 2017 1 (2017): 24.

“Tantangan Hukum Di Era Revolusi Industri 4.0 Oleh : Syafrinaldi - Universitas Islam Riau.”

Accessed January 25, 2022. https://uir.ac.id/opini_dosen/tantangan-hukum-di-era-

revolusi-industri-4-0-oleh-syafrinaldi.

Anda mungkin juga menyukai