JUWITA MARA
DINAS PENDIDIKAN
KALIMANTAN TIMUR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa praaksara adalah masa sebelum manusia mengenal bentuk tulisan.
Akan tetapi manusia praaksara pada zaman Mesolitikum sudah mulai mengenal
sistem kepercayaan. Salah satu bukti yang memperkuat keberadaan sistem
kepercayaan manusia zaman praaksara, yakni terdapat lukisan perahu pada nekara
atau gendang besar dari perunggu. Di lukisan tersebut terdapat sebuah gambar
kendaraan yang akan mengantarkan roh nenek moyang ke alam kubur. Dengan
demikian dapat diartikan bahwa pada masa itu manusia purba sudah
percaya dengan roh nenek moyang.
Masa pra-aksara merupakan masa dimana manusia belum mengenal
tulisan. Maka masa pra-aksara sering dikaitkan sebagai masa
prasejarah. Kehidupan manusia pada masa pra-aksara disebut sebagai
kehidupa manusia purba. Manusia muncul dipermukaan bumi kira-kira 3
juta tahun yang lalu bersama dengan terjadinya berkali-kali pengesan atau
glasiasi dalam zaman yang disebut kala plestosen.
Sistem Kepercayan Zaman Manusia Praaksara Macam-macam
Kepercayaan Zaman Prasejarah Purba Sistem Kepercayaan awal masyarakat
indonesia adalah Kepercayaan Animisme, Dinamisme, Roh nenek moyang,
Monoisme, sistem kepercayaan yang dianut awal masyarakat indonesia atau pada
zaman prasejarah merupakan kepercayaan-kepercayaan yang tidak terjadi begitu
saja, kepercayaan zaman prasejarah atau awal masyarakat indonesia terjadi
dengan adanya tanda-tanda dan padangan-pandangan yang mulai berkembang
tentang kepercayaan-kepercayan sehingga muncullah kepercayaan-kepercyaan
seperti Kepercayaan bersifat Animisme, Kepercayaan Bersifat Dinamisme,
Kepercyaan Kepada Roh Nenek moyang, Kepercayaan Bersifat Monoisme, hal
ini kemudian kepercayaan-kepercayaan tersebut masih ada sampai sekarang.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
1. Fosil
Fosil adalah sisa-sisa makhluk hidup yang telah membatu karenaadanya
proses kimiawi. Fosil merupakan peninggalan masa lampauyang sudah tertanam
ratusan peninggalan masa lampau yang sudahtertanam ratusan bahkan
ribuan tahun di dalam tanah. Contoh fosilantara lain fosil manusia, fosil binatang,
fosil pepohonan (tumbuhan).
2. Artefak
Artefak yaitu peninggalan masa lampau berupa alat
kehidupan/hasil budaya yang terbuat dari batu, tulang, kayu dan logamGambar
art efakdari batu Pembabakan zaman praaksara.
2. Animisme
Animisme adalah tahap kelanjutan dari kepercayaan terhadap roh nenek
moyang. Mereka mulai memahami sebab-sebab gejala alam yang terjadi. Setelah
mengetahui fenomena sebab gejala alam yang terjadi, mereka kemudian mencari
pemecahan masalah atas fenomena tersebut. Atas dasar perkembangan
berfikirnya itu, manusia purba menganggap penyebab terjadinya fenomena-
fenomena tersebut adalah roh, sebagai penentu dan pengatur alam semesta. Agar
manusia purba itu dapat beraktifitas dengan tenang dan aman, mereka melakukan
ritual pembacaan doa, pemberian sesaji, bahkan korban.
3. Dinamisme
Dinamisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu mempunyai tenaga
atau kekuatan yang dapat memengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha
manusia dalam mempertahankan hidup. Mereka percaya terhadap kekuatan gaib
dan kekuatan itu dapat menolong mereka. Kekuatan gaib itu terdapat di dalam
benda-benda seperti keris, patung, gunung, pohon besar, dll. Untuk mendapatkan
pertolongan kekuatan gaib tersebut, mereka melakukan upacara pemberian sesaji,
atau ritual lainnya.
4. Totemisme
Totemisme adalah kepercayaan bahwa hewan tertentu dianggap suci dan
dipuja karena memiliki kekuatan supranatural. Hewan yang dianggap suci antara
lain sapi, ular, dan harimau.
5. Monoisme
Monoisme atau monoteisme adalah tingkat akhir dalam evolusi
kepercayaan manusia. Monoisme merupakan sebuah kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa. Pada tingkat ini, manusia mulai berpikir atas apa yang selama
ini dialaminya. Mulai dari pertanyaan siapa yang menghidupkan dan mematikan
manusia, siapa yang menghidupkan tumbuhan, siapa yang menciptakan binatang,
juga bulan dan matahari. Berdasarkan pertanyaan itu, manusia membuat
kesimpulan bahwa ada kekuatan yang maha besar dan tidak tertandingi oleh
kekuatan manusia.
Pada masa perundagian memiliki sistem kepercayaan yang tidak jauh.
berbeda dengan masa sebelumnya. Praktek kepercayaan yang mereka
lakukan masih berupa pemujaan terhadap leluhur. Hal yang membedakannya
adalah alat yang digunakan untuk praktek kepercayaan. Pada masa perundagian,
benda benda yang digunakan untuk praktek kepercayaan biasanya terbuat dari
bahan perunggu. Sistem kepercayaan yang dilakukan oleh manusia pada zaman
perundagian masih memelihara hubungan dengan orang yang meninggal. Pada
masa ini, praktek penguburan menunjukkan stratifikasi sosial antara orang yang
terpandang dengan rakyat biasa. Kuburan orang-orang terpandang selalu
dibekali dengan barang-
barang yang mewah dan upacara yang dilakukan dengan cara diarak oleh orang
banyak. Sebaliknya, apabila yang meninggal orang biasa, upacaranya sederhana
dan kuburan mereka tanpa dibekali dengan barang-barang mewah.
Upacara sebagai bentuk ritual kepercayaan mengalami perkembangan.
Mereka melakukan upacara tidak hanya berkaitan dengan leluhur Jakan
tetapi berkaitan dengan mata pencaharian hidup yang mereka lakukan. Misalnya
ada upacara khusus yang dilakukan oleh masyarakat pantai khususnya para
nelayan. Upacara yang dilakukan oleh masyarakat pantai ini, yaitu penyembahan
kekuatan yang dianggap sebagai penguasa pantai. Penguasa inilah yang
mereka anggap memberikan kemakmuran kehidupannya. Sedang di daerah
pedalaman atau pertanian ada upacara persembahan kepada kekuatan yang
dianggap sebagai pemberi berkah terhadap hasil pertanian.
Kepercayaan masyarakat pada masa perundagian merupakan
kelanjutan dari masa bercocok tanam. Kepercayan berkembang sesuai dengan
pola pikir manusia yang merasa dirinya memiliki keterbatasan dibandingkan
dengan yang lainnya.
1. Meganthropus Palaeojavanicus
Ditemukan oleh seorang arkeolog dari negeri Belanda bernama Van
Koenigswald. Dia pertama kali menemukan fosil ini di daerah Sangiran
pada tahun 1936. Manusia purba di Indonesia tidak seperti jenis jenis manusia
purba di dunia. Pada era tersebut paling banyak fosil ditemukan dalam
kondisi seperti orang Barat. Maka ketika arkeolog menemukan fosil yang
berbeda dari sebelumnya, membangkitkan gairah ilmiah di kalangan arkeolog
untuk lebih mendalami tentang fosil manusia purba yang ditemukan di indonesia.
Diperkirakan manusia besar ini hidup antara 1 juta dan 2 juta tahun yang lalu.
Hal ini dibuktikan dari fosil dengan teknik peluruhan karbon. Sehingga usia dari
fosil tersebut bisa kita ketahui. Dengan adanya sifat waktu paruh itu,
banyak sekali fosil, batuan dan elemen lainnya yang bisa kita perkirakan
umurnya. Bahkan umur Bumi yang kita cintai ini bisa kita perkirakan dengan
waktu paruh dari unsur karbon pada material atau zat. Meganthropus
Palaeojavanicus mempunyai ciri:
o Memiliki tulang pipi yang tebal, Memiliki otot rahang yang kuat,
o Tidak memiliki dagu,
o Memiliki tonjolan belakang yang tajam.
o Memiliki tulang kening yang menonjol,
o Memiliki perawakan yang tegap,rahang bawah Meganthropus. Sangir
memakan tumbuh-tumbuhan, dan hidup berkelompok dan berpindah
pindah.
2. Pitecanthropus Erectus
Manusia purba ini hidup di wilayah Indonesia pada 12 juta tahun yang lalu.
Wilayah Indonesia yang menurut sejarah arkeolog, pemah beberapa
kali mengalami bencana alam Indonesia Dari mulai hal yang bersifat mengikat
hingga membuat wilayah indonesia terdin dan bermacam macam pulau. Doktor
dari Belanda bernama Eungene Dubois adalah penemu pertama manusia disini.
Ciri khas dari Pitecanthropus adalah:
Memiliki ciri berbadan tegak dan kemungkinan besar terbesar pula pada
masa nya. Dengan ukuran otak yang masih kecil dibanding mahluk lainnya maka
didapatkan hasil yang cukup mengagetkan bahwa dalam keadaan mengumpulkan
makanan dan keperluan bumil, terdapat jejak yang menunjukkan rapat kelompok,
an air jangheh
3. Pitecanthropus Soloensis
Merupakan jenis-jenis manusia purba yang berasal dari solo tepatnya
area ngandong. Selain dari aspek daratan, terdapat batas wilayah g brosia yang
bagi negara kita sangat penting. Hal ini dikemukakan dalam batas laut Indonesia
yang sudah menjadi ketetapan di kalangan internasional. Adapun ciri dari
Pitecanthropus Erectus adalah:
4. Pitecanthropus Mojokertensis
Dalam hal yang dilakukan tanpa perlu mendalami jenis jenis
manusia purba dan gambarnya, kita bisa tahu bahwa Eungene Dubois berhasil
menjadi penemu fosil jenis ini di wilayah Mojokerto, sehingga beliau menamai
fosil penemuannya menjadi sebuah temuan besar abad ini. Penggalian yang
dilakukan di Mojokerto ini mau tidak mau merusak tulang tulang nya. Beberapa
bagian nya menjadi hancur sehingga beberapa detil tidak terselamatkan
sempurna.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem Kepercayan Zaman Manusia Praaksara Macam-macam
Kepercayaan Zaman Prasejarah Purba Sistem Kepercayaan awal masyarakat
indonesia adalah Kepercayaan Animisme, Dinamisme, Roh nenek moyang,
Monoisme, sistem kepercayaan yang dianut awal masyarakat indonesia atau pada
zaman prasejarah merupakan kepercayaan-kepercayaan yang tidak terjadi begitu
saja, kepercayaan zaman prasejarah atau awal masyarakat indonesia terjadi
dengan adanya tanda-tanda dan padangan-pandangan yang mulai berkembang
tentang kepercayaan-kepercayan sehingga muncullah kepercayaan-kepercyaan
seperti Kepercayaan bersifat Animisme, Kepercayaan Bersifat Dinamisme,
Kepercyaan Kepada Roh Nenek moyang, Kepercayaan Bersifat Monoisme, hal
ini kemudian kepercayaan-kepercayaan tersebut masih ada sampai sekarang.