Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MELITUS

Disusun Oleh :
SUGENG BASUKI, S.Kep., Ners
NIP. 19871010 202012 1 006

BLUD PUSKESMAS CIJULANG


Jl. Bandara Nusawiru RT 023 RW 005 Dsn, Kalensari, Ds. Kondangjajar
Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran Provinsi Jawa Barat
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyuluhan Pada Pasien Penyakit Diabetes Melitus


Tanggal : …………………..
Waktu : 20 menit
Penyuluh/Pembicara : Sugeng Basuki, S.Kep.,Ners.
Peserta/Sasaran : ……………………..
Jumlah : …………………….
Tujuan Umum : Setelah mengikuti pertemuan ini diharapkan pasien dan keluarga
mengetahui tentang penyakit Diabetes Melitus

Tujuan Khusus :
Pada akhir pertemuan, peserta dapat :
1. Mengetahui apa itu penyakit Diabetes Melitus
2. Mengetahui penyebab penyakit Diabetes Melitus
3. Mengetahui tanda dan gejala penyakit Diabetes Melitus
4. Mengetahui komplikasi penyakit Diabetes Melitus
5. Mengetahui diit penyakit Diabetes Melitus

Metode : Ceramah dan tanya jawab


Media : Leaflet

KEGIATAN

No Tahap Kegiatan
 Salam perkenalan
1. Pembukaan (4 menit)
 Menjelaskan kontrak waktu dan tujuan pertemuan
Menjelaskan tentang :
 Pengertian penyakit Diabetes Melitus
 Penyebab penyakit Diabetes Melitus
 Tanda dan gejala penyakit Diabetes Melitus
2. Pelaksanaan (10 menit)  Komplikasi penyakit Diabetes Melitus
 Cara mengatasi dan mencegah penyakit Diabetes
Melitus
 Membuka sesi pertanyaan
 Diskusi dengan pasien dan keluarga
 Mengajukan pertanyaan
 Memberikan Reiforcemen Positif atas jawaban
3. Penutup (6 menit)
yang diberikan
 Menutup pembelajaran dengan salam

I. Materi penyuluhan “DIABETES MELITUS”


A. Definisi
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme
kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan
gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi
insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi
insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang
responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
B. Penyebab
Seseorang bisa dikatakan menderita kencing manis karena beberapa penyebab, yaitu:

1. Tidak melakukan pemeriksaan gula darah secara teratur. Begitu terdapat gejala seperti
lemas ataupun seperti gejala yang disebutkan sebelumnya, periksakan segera diri Anda ke
dokter. Kadang kencing manis bisa ditanggulangi dengan pendeteksian dini.
2. Nutrisi yang tidak seimbang. Pola makan seseorang yang tidak memiliki nutrisi seimbang
cenderung meningkatkan gula darah. Menu makanan yang hanya didominasi oleh
karbohidrat, lemak, dan makanan berkolesterol membuat darah akan penuh dengan
kolesterol. Lain halnya dengan serat dan sayuran yang membuat nutrisi terserap
sempurna.
3. Aktifitas fisik yang tidak seimbang. Ketika jam kerja selama 8 jam hanya didominasi
oleh kegiatan duduk saja, maka otot tubuh tidak akan terlatih dengan baik. Terlebih lagi
peredaran darah akan tersumbat karena darah tidak mengalir ketika kolesterol dan lemak
jahat dalam darah tidak dikeluarkan melalui aktifitas fisik yang menghasilkan keringat.
4. Mengonsumsi minuman yang disertakan Pemanis Buatan. Kadar glukosa berlebih dalam
darah juga bisa disebabkan oleh pemanis buatan. Mengapa begitu? Karena pemanis
sederhana tidak memerlukan waktu lama untuk diserap oleh tubuh, sedangkan pemanis
buatan akan bertahan dalam darah dan merusak sistem kerja insulin.
5. Cemilan tidak sehat. Apa yang kita konsumsi merupakan pilihan. Jika tidak pintar dalam
memilih cemilan, seperti coklat atau es krim, maka glukosa dalam darah meningkat.
Pilihlah dengan pintar cemilan yang menyehatkan bagi aliran darah dan tentu saja diri
anda, seperti buah, sayur ataupun biji-bijian.
C. Jenis-jenis Diabetes Melitus
Berikut adalah ulasan masing-masing klasifikasi diabetes melitus:
1. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun kronis yang terjadi ketika tubuh kurang atau
sama sekali tidak dapat menghasilkan hormon insulin.
Padahal, insulin dibutuhkan untuk menjaga kadar gula darah tetap normal. Kondisi ini
lebih jarang terjadi dibandingkan DM tipe 2.
Umumnya, diabetes tipe 1 terjadi dan ditemukan pada anak-anak, remaja, atau dewasa
muda, meski bisa terjadi pada usia berapa pun.
Diabetes tipe 1 kemungkinan besar disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang
seharusnya melawan patogen (bibit penyakit) malah keliru sehingga menyerang sel-sel
penghasil insulin di pankreas (autoimun).
Kekeliruan sistem imun pada tersebut bisa dipengaruhi oleh faktor genetik dan paparan
virus di lingkungan.
Oleh karena itu, orang yang memiliki riwayat keluarga dengan jenis diabetes ini berisiko
tinggi terkena penyakit ini.
Sering kali penderita DM tipe 1 memerlukan terapi insulin seumur hidup untuk
mengendalikan gula darahnya.
2. Diabetes tipe 2
Jenis diabetes ini lebih umum terjadi dibandingkan tipe 1. Mengutip dalam laman CDC,
diperkirakan sekitar 95 persen kasus kencing manis adalah diabetes tipe 2.
Secara umum, jenis diabetes ini dapat menyerang siapa saja pada semua kalangan usia.
Namun, diabetes tipe 2 biasanya lebih mungkin terjadi pada orang dewasa dan lansia
karena faktor gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang gerak dan kelebihan berat
badan.
Gaya hidup tak sehat menyebabkan sel-sel tubuh kebal atau kurang sensitif merespons
hormon insulin. Kondisi ini disebut juga dengan resistensi insulin.
Akibatnya, sel-sel tubuh tidak dapat memproses glukosa dalam darah menjadi energi dan
glukosa pun akhirnya menumpuk di dalam darah.
Untuk mengatasi gejala diabetes tipe 2, pasien perlu menjalani polah hidup diabetes yang
lebih sehat, seperti mengatur pola makan dan memperbanyak aktivitas fisik.
Dokter juga mungkin akan memberikan obat diabetes untuk menurunkan gula darah yang
tinggi dalam perawatan DM tipe 2.
Tidak seperti DM tipe 1 yang memerlukan tambahan insulin, pengobatan melalui terapi
insulin tidak umum dilakukan untuk mengendalikan gula darah pada DM tipe 2.
3. Diabetes tipe 3
Diabetes tipe 3 adalah kondisi yang disebabkan oleh kurangnya suplai insulin ke dalam
otak.
Minimnya kadar insulin dalam otak dapat menurunkan kerja dan regenerasi sel otak
sehingga memicu terjadinya penyakit Alzheimer.
Penyakit Alzheimer sendiri termasuk ke dalam penyakit neurodegeneratif atau penurunan
fungsi otak yang terjadi secara perlahan akibat berkurangnya jumlah sel-sel otak yang
sehat.
Kerusakan sel otak tersebut ditandai dengan penurunan kemampuan berpikir dan
mengingat.
Suatu studi dari jurnal Neurology menunjukkan risiko Alzheimer dan demensia bisa
berkali lipat lebih tinggi pada penderita diabetes dibandingkan dengan individu yang
sehat.
Dijelaskan dalam studi tersebut hubungan antara diabetes dan Alzheimer sebenarnya
merupakan hal yang kompleks.
Penyakit Alzheimer pada penderita diabetes kemungkinan disebabkan oleh resistensi
hormon insulin dan tingginya kadar gula dalam darah sehingga menyebabkan kerusakan
dalam tubuh, termasuk kerusakan dan kematian sel-sel otak.
Kematian sel-sel otak tersebut disebabkan otak tidak memperoleh glukosa yang cukup.
Padahal otak adalah organ vital tubuh yang paling banyak memerlukan gula darah
(glukosa).
Sementara itu, otak sangat bergantung pada hormon insulin untuk dapat menyerap
glukosa.
Saat otak tidak memiliki cukup insulin, asupan glukosa ke otak akan berkurang.
Akibatnya distribusi glukosa menuju otak tidak merata dan sel otak yang tidak
mendapatkan glukosa akan mengalami kematian dan memicu munculnya Alzheimer.
Meskipun demikian, terdapat mekanisme lain yang menjelaskan bahwa Alzheimer bisa
saja terjadi dengan sendirinya tanpa mengikut penyakit diabetes.
Namun, keduanya dipicu oleh faktor risiko yang serupa, yaitu pola konsumsi tinggi
karbohidrat dan glukosa.
Terlebih lagi pengobatan diabetes tipe 1 dan 2 tidak mempengaruhi kadar insulin otak
sehingga tidak memiliki dampak positif terhadap penanganan penyakit Alzheimer.
Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami mekanisme
kondisi diabetes memicu terjadinya Alzheimer.
4. Diabetes gestasional
Diabetes gestasional adalah jenis diabetes yang terjadi pada ibu hamil. Tipe diabetes ini
terjadi selama kehamilan bisa menyerang ibu hamil, walau tidak memiliki riwayat
diabetes.
Menurut American Pregnancy Association, klasifikasi diabetes ini muncul karena
plasenta ibu hamil akan terus menghasilkan sebuah hormon khusus.
Nah, hormon inilah yang menghambat insulin bekerja dengan efektif. Akibatnya, kadar
gula darah Anda pun menjadi tidak stabil selama kehamilan.
Sebagian besar wanita tidak mengetahui bahwa dirinya mengalami diabetes jenis ini
karena seringnya diabetes gestasional tidak memunculkan gejala dan tanda yang spesifik.
Kabar baiknya, kebanyakan wanita yang mengalami jenis diabetes ini akan sembuh
selepas melahirkan.
Agar tidak menimbulkan komplikasi, ibu hamil yang mengalami tipe diabetes melitus ini
perlu mengecek kesehatan dan kehamilannya pada dokter secara rutin. Selain itu, gaya
hidup juga perlu diubah jadi lebih sehat.
Wanita yang hamil di usia 30 tahun, memiliki berat badan berlebih, pernah mengalami
keguguran atau bayi lahir mati (stillbirth), atau punya riwayat penyakit hipertensi dan
PCOS, berisiko tinggi mengalami diabetes gestasional
D. Gejala Umum Diabetes Melitus
Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada beberapa gejala yang harus
diwaspadai sebagai syarat kemungkinan diabetes. Gejala tipikal yang sering dirasakan
penderita diabetes antara lain poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus),
dan polifagia (banyak makan/ mudah lapar). Selain itu sering pula muncul keluhan
penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada tangan atau
kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritus), dan berat badan
menurun tanpa sebab yang jelas.
1. Pada DM Tipe I 
Gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan
berat badan, cepat merasa lelah (fatigue), iritabilitas, dan pruritus (gatal-gatal pada kulit).
2. Pada DM Tipe 2 
Gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM Tipe 2 seringkali muncul tanpa
diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa tahun kemudian ketika penyakit sudah
berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Penderita DM Tipe 2 umumnya lebih mudah
terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk, dan umumnya
menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga komplikasi pada pembuluh darah
dan syaraf.
E. Komplikasi
Berikut sederet bahaya dan komplikasi diabetes melitus yang mungkin terjadi jika Anda tidak
menjaga kadar gula darah dan menjalani pengobatan diabetes dengan baik.
1. Hiperglikemia dan hipoglikemia
2. Rambut rontok
3. Masalah gigi dan mulut
4. Disfungsi ereksi pada pria dan infeksi jamur vagina pada wanita
5. Kerusakan saraf
6. Kerusakan mata
7. Penyakit kardiovaskuler
8. Kerusakan ginjal (nefropati diabetik)
9. Kaki diabetik (diabetic foot)
10. Ketoasidosis diabetik
F. Pengobatan
Adapun program penanggulangan Diabetes bisa dilakukan dengan berbagai macam cara
diantaranya:
1. Pemeriksaan Kesehatan Secara Teratur
2. Menjalani Pengobatan Secara Intensif
3. Aktif Secara Fisik
4. Memperbaiki Kualitas Makanan
5. Dukungan Masyarakat
G. Cara agar terhindar dari penyakit Diabetes Melitus
Berikut ini adalah cara perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan untuk mencegah diabetes:
1. Menjaga berat badan ideal
2. Makan makanan bergizi seimbang
3. Memperhatikan asupan karbohidrat dan gula
4. Menjaga porsi makan
5. Perbanyak aktivitas fisik
6. Rutin olahraga
7. Berhenti merokok
8. Mengurangi konsumsi makanan manis
9. Jangan melewatkan jadwal makan
10. Banyak minum air putih
11. Konsumsi suplemen mineral

DAFTAR FUSTAKA

Mengenal gejala diabetes melitus dan komplikasinya --- Oleh  Dr. AMRITA Sp.PD

Anda mungkin juga menyukai