Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)

RSUD UNDATA KOTA PALU

TAHUN 2022

(Di Ajukan sebagai salah satu syrat untuk memenuhi persyaratan ujian sekolah)

OLEH:

FAQIH SAIFUL ARIF

NIS:0055751327

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TORIBULU

JURUSAN KESEHATAN

KOMPETENSI KEAHLIAN ASISTEN KEPERAWATAN

SIENJO 2022

1
LAPORAN
PELAKSANAAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)
RSUD UNDATA KOTA PALU
TAHUN 2022

OLEH

FAQIH SAIFUL ARIF

NIS:0055751327

Telah disetujui dan diterima oleh:


Pembimbing Tanggal,......................

NI MADE SRI ASTINI,A.Md.Kep

Ketua jurusan Tanggal,.......................

Ni Ketut Suparniti SKM

Kepala SMKN 1 Toribulu Tanggal.........................

Dra.SITTI NURSIAH

Nip.19661231 199303 2 052

2
LEMBAR PERSETUJUAN

Telah disetujui sesuai saran-saran pada waktu ujian

Hari...................Tanggal..................Tahun 2023

TIM PENGUJI

Kepala SMKN 1 TORIBULU ketua jurusan

Dra. SITTI NURSIAH NI KETUT SUPARNITI SKM

Nip.19661231 199303 2 052

Anggota

1. NI MADE SRI ASTINI,A.Md.Kep ...............................

2. NI KETUT SUPARNITI SKM ................................

3
KATA PENGANTAR
puji syukursaya ucapkan kepada allah SWT,karena dengan rahmat dan karunianya
penulis dapat menyelesaikan laporan praktek Belajar lapangan (PBL) yang telah
dilaksanakan di RSUD UNDATA PALU.Laporan ini di susun sebagai salah satu persyaratan
mengikuti Uji Kompetensi di SMKN 1Toribulu tahun pelajaran 2022/2023.

Kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) di maksudkan sebagai salah satu bekal dalam
memasuki dunia keperawatan dan untuk memupuk sikap mental yang lebih baik dalam
melaksanakan kewajiban sebagai penerus bangsa sehingga mampu dan siap bekerja.

Sehubungan dengan terlaksananya Praktek Belajar Lapangan (PBL) ini tidak terlepas dari
bantuan dan dorongan dari semua pihak secara moril maupun materil,oleh karena itu saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan motivasi selama Praktek Belajar Lapangan
(PBL).

Dr.Komang Adi Sujendra Sp.PD selaku Direktur RSUD UNDATA PALU

Ibu Dra.SITTI NURSIAH selaku kepala SMKN 1 Toribulu.

Bapak Farid,S.Pd Dan Bapak IKM Sepin yusuf,S.Pd

Ibu Ni made Sri Astini A.Md.Kep dan ibu Suryaningsih A.Md.Kep selaku koordinator di
SMKN 1 Toribulu.

Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan laporan ini .

Penulis menyadari bahwa laporan ini masi jauh dari kesempurnaan. Oleh karna itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun bagi pembaca dan masyarakat
umum, semoga laporan ini bermanfaat.

Toribulu,8 januari 2023

Penyusun

4
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................2
HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………………………………...3
Kata pengantar.....................................................................................................................4
Daftar isi..............................................................................................................................5
Daftar gambar.....................................................................................................................6
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Praktek Belajar Lapangan...........................................................7
1.2. Tujuan PBL..........................................................................................................7
1.3. Tujuan penulisan Laporan Praktek Belajar Lapangan..................................................8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Profil RSUD UNDATA PALU.....................................................................................9
BAB III : METODELOGI
3.1.waktu dan tempat...........................................................................................................11
3.2.alat dan bahan................................................................................................................11
3.3.prosedur pelaksanaan.....................................................................................................11
BAB IV : PEMBAHASAN
A. PEMASANGAN INFUS.............................................................................12
B. PELEPASAN INFUS (AFF INFUS)...........................................................15
C. PEMERIKSAAN TTV.................................................................................16
D. PEMASANGAN CATHETER....................................................................23
E. PEMASANGAN NGT.................................................................................27
F. PEMBERIAN O2.........................................................................................29
G. MACAM-MACAM PEMBERIAN INJEKSI..............................................32
H. MENGGANTI VERBAN............................................................................37
I. MEMASANG LAKEN................................................................................39
J. MEMINDAHKAN PASIEN........................................................................41
K. MENERIMA PASIEN BARU…………………………………………..….42
BAB V : LAPORAN KASUS DAN LAPORAN TINDAKAN
A. DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)................................................44
B. LAPORAN TINDAKAN...........................................................................45
BAB VI : PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................48
B. Saran............................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................49
BIODATA...........................................................................................................................50
RIWAYAT HIDUP.............................................................................................................51

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 pemasangan infus......................................................................6


Gambar 1.2 pemasangan catheter..................................................................17
Gambar 1.3 pemasangan catheter pada pria..................................................19
Gambar 1.4 pemasangan catheter pada wanita.............................................21
Gambar 1.6 pemberian oksigen.....................................................................26
Gambar 1.8 macam-macam pemberian injeksi.............................................27
Gambar 1.9 intramuskular (IM)...................................................................27
Gambar 2.1 intravena(IV).............................................................................28
Gambar 2.2 Subcutan(SC).............................................................................28
Gambar 2.3 intracutan(IC)............................................................................29

6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktek Belajar Lapangan

Pelaksanaan praktek Belajar lapangan (PBL) adalah sebuah pelatihan dan


pembelajaran yang di laksanakan di dunia kerja yang relevan dengan kompetensi
keahlian yang dimilikinya masing-masing,dalam upaya meningkatkan mutu sekolah
menengah kejuruan (SMK) dan juga menambah bekal untuk masa masa mendatang
guna memasuki dunia kerja yang semakin banyak serta ketat dalam persaingannya
sepertisaat ini,selain itu dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, yang menimbulkan perubahan mendasar untuk mendapat pekerjaan,sehingga
tenaga kerja di tuntut bukan hanya memiliki kemampuan teknis belaka,tetapi juga harus
lebih luas,inovatif serta didukung dengan keterampilan yang kompeten, maka dengan
adanya kegiatan praktek kerja lapangan ini siswa dan siswi dapat mengasah dan juga
mengimplementasikan materi yang di dapatkannya di sekolahlangsung kedunia kerja
yang relevan dengan kemampuannya masing masing.

Dalam upaya untuk mewujudkan visi dan misi nya,SMK NEGERI 1 TORIBULU
melaksanakan berbagai kegiatan demi menjadikan siswa dan siswi yang siap memasuki
dunia kerja, tentunya hal itu tidak dapat di raih dengan mudah,tidak hanya dengan
belajar berbagai teori yang berbeda di sekolah,namun seorang siswa atau siswi harus
belajar mengenai bagaimana lingkungan yang berada di dunia kerja dan tentunya
bagaimana pekerjaan yang akan di hadapinya nanti selepas lulus dari sekolah.

1.2 Tujuan Praktek Belajar Lapangan


Adapun tujuan Praktek Belajar Lapangan sebagai berikut :

1. Mendekatkan siswa dengan dunia praktek yang sesungguhnya sebagai tindak lanjut
praktek sekolah.
2. Memenuhi tuntunan kurikulum
3. Mengetahui secara langsung pengaplikasian dari teori yang diperoleh dari bangku
sekolah.
4. Mengenal dan mengetahui secara langsung tentang rumah sakit sebagai salah satu
penerapan disiplin dan pengembangan karier.
5. Dapat mengetahui antara perbandingan antara teori dan ilmu yang di peroleh selama
sekolah dengan praktek di lapangan.

7
6. Meningkatkan hubungan kerja sama antara sekolah dan rumah sakit.
7. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam kerja.
8. Memperoleh wawasan tentang dunia kerja yang di peroleh di lapangan.
9. Memberikan kesempatan masuk penempatan kerja.
10. Dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang di peroleh pada masa sekolah dan
menambah wawasan juga pengalaman.

1.3 Tujuan penulisan laporan Praktek Belajar Lapangan


Penulisan Laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) ini penilus tulis dengan beberapa tujuan
sebagai berikut :

1. Bagi penyusun :
a. Memberikan informasi mengenai teknologi terbaru atau produk yang di hasilkan
oleh dunia kerja.
b. Untuk mengaplikasiakan pengetahuan teori di bangku sekolah dalam dunia kerja.
c. Untuk mengukur kemampuan diri sendiri.
d. Memberikan informasi dunia kerja.
e. Untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk mengikuti ujian akhir sekolah dan
ujian nasional.

2. Bagi sekolah :
a. Sekolah dan siswa dapat mengidentifikasi diri sendiri seberapa jauh jarak antara
praktik sekolah dengan praktik lapangan.
b. Sekolah dapat melakukan penyempurnaan proses pembelajaran.
c. Sekolah dapat melakukan penyempurnaan kurikulum.
d. Melatih siswa untuk bertanggung jawab
e. Melatih siswa untuk mandiri,disiplin.
f. Melatih siswa untuk mengaplikasiakn atau mempraktikan tindakan-tindakan
keperawatan yang sesuai teori yang di berikan dari sekolah.
g. Memberikan pengalaman kerja pada siswa.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Profil RSUD UNDATA PALU

RSUD Undata palu ialah salah satu dari sekian layanan kesehatan milik
pemkot kota palu yang berbentuk RSUD di kelolah oleh pemprov dan tercantum
kedalam RS Tipe B.layanan kesehatan ini telah terdaftar mulai 22/02/1979 dengan
nomor surat ijin 445/123/OOT/KP2TD/2011 dan tanggal surat ijin 28/07/2011 dari
gubernur sulawesi tengah dengan sifat sementara, dan berlaku sampai 2013. Setelah
melangsungkan metode AKREDITASI rumah sakit seluruh indonesia dengan proses
pentahapan I ( 5 pelayanan ) akhirnya diberikan status lulus akreditasi rumah sakit.
RSUD ini bertempat di Jl.R. E. Martadinata , kecamatan mantikulore, kota palu,
indonesia.

Laporan tambahan:

1. Direktur : -dr.Komang Adi Sujendra Sp.PD


2. Kode postb: -94119
3. Nomor telpon : -0451-421270
4. Telepon humas :-0451-421270
5. Fax : -0451-421370
6. Email : -rsundata@yahoo.com

9
Paparan lengkap :
RSUD undata palu memiliki layanan unggulan di bidang cardiovacular.

RSUD milik pemkot kota palu ini mempunyai luas tanah 33527 dengan luas bangunan
12679.93.

Jumblah kamar menurut tipe:

1. VIP : 21 kamar
2. I : 82 Kamar
3. II : 52 Kamar
4. III : 180 Kamar
5. ICVCU : 10 Kamar
6. PICU: 6 Kamar
7. ICU : 8 Kamar
8. HCU : 20 Kamar
9. ICCU : 9 Kamar
10. TT di IGD : 3 Kamar
11. TT bayi baru lahir: 20 kamar
12. TT kamar bersalin : 10 kamar
13. TT ruang oprasi : 5 kamar
14. TT ruang isolasi : 30 kamar.

10
BAB III
METODELOGI

3.1 waktu dan tempat


Adapun waktu untuk melaksanakan Praktek Belajar Lapangan (PBL) adalah kurang
lebih 3 bulan mulai dari 01 Agustus 2022 s/d 28 Oktober 2022.

Praktek Belajar Lapangan (PBL) dilaksanakan di RSUD UNDATA PALU yang mulai dari
pikul 08.00 – 14.00tempat yang di gunakan untuk pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) adalah ruang rawat inab teratai, catelia, seroja, flamboyan, aster, melati Di
Jln.martadinata.

3.2 Alat dan bahan


1. Spigmomanometer ( tensi)
2. Stetoskop
3. Termometer
4. Pen lite
5. Spatel lidah
6. Palu hamer
7. Jam tangan
8. Masker
9. Handscon
10. ATK

3.3 prosedur pelaksanaan


Praktek Belajar Lapangan di RSUD UNDATA PALU dilaksanakan selama 3 bulan
mulai tanggal 01 Agustus 2022 s/d 28 Oktober 2022 dengan sasaran yg ingin di capai
adalah membentuk pribadi yang memiliki pengetahuan , keterampilan , serta sikap dan
tingkah laku yang di perlukan bagi propsi serta cara cakap dan tepat menggunakannya di
dunia kerja.

11
BAB IV

PEMBAHASAN

A. PEMASANGAN INFUS
Pemasangan infus adalah pemberian sejumblah cairan ke dalam tubuh melalui
sebuah jarum ke dalam pembuluh darah vena ( pembulu balik ) untuk menggantikan
cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.

Gambar 1.1

1. Tujuan pemasangan infus


a. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit,
vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat di pertahankan secara adekuat
melalui oral.
b. Memperbaiki keseimbangan asam basah.
c. Memperbaiki volume komponen-komponen darah.
d. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh.
e. Memonitor tekan vena central ( CVP ).

Jenis-jenis cairan intravena

a. Isotonik =Nacl 0,9%


b. Dekstrose 5%
c. Ringer laktat
d. Hipotonik =Nacl 0,5%
e. Hipertonik = Dektrose 10% dalam Nacl

Dektrose 10% dalam air dan Dektrose 20% dalam air

12
2. Lokasi pemasangan infus
a. Vena basilica ( pada bagian tangan )
b. Vena chepalia ( pada bagian ibu jari )
c. Vena mediana cubiti
d. Vena digitalis (pada bagian pinggir tangan dan kaki)
e. Vena femoralis (pada bagian paha)

3. Kriteria pemilihan pembuluh darah vena


a. Dianjurkan pada vena lengan
b. Mulai dari bagian distal (tepi) dan bila gagal dilakukan dibagian proksimal
c. Pilih vena yang benar , lurus, dan tidak bercabang.

4. Komplikasi pemasangan infus


a. Hematoma (bengkak merah)
b. Infiltrasi (cairan tidak masuk ke pembulih darah
c. Emboli (adanya udara)
d. Tromboflebitis (bengkak pada bagian penbuluh darah)
e. Nyeri
f. Alergi

5. Hal-hal yang harus diperhatikan pada pemasangan infus


a. Kelancaran tetesan cairan infus
b. Observasi tanda atau gejala alergi terhadap infus atau komplikasi lain
c. Evaluasi tanda infeksi

6. Waktu penggantian atau pelepasan infus


a. Terjadinya tromboflebitis (terjadi komplikasi)
b. Setelah 3 hari
c. Infus di buka saat tidak di perlukan lagi

7. Jenisabocat vena (IV,CAT)dan penggunaannya


Ada 5 jenis yaitu:
a. Warna biru:ukuran 22 G penggunaannya untuk pasien anak
b. Warna merah mudah:ukuran 20 G penggunaannya untuk pemberian cairan dan
obat .
c. Warna hijau:ukuran 18 G penggunaannya untuk pemberian cairan dan obat serta
di gunakan untuk produk darah.
d. Warna putih: ukuran 26 G penggunaannya untuk pasien bayi <30 hari
e. Warna abu-abu:ukuran 16 G penggunaannya untuk pemberian cairan dan obat
serta di gunakan untuk produk darah.

Persiapan alat:
1. Standar infus
2. Set infus cairan sesuai program medik
3. Jarum infus dengan ukuran yg sesuai
13
4. Pengalas
5. Torniket
6. Kapas alcohol
7. Plaster
8. Gunting
9. kasa steril
10. Betadin
11. Sarung tangan
12. Tissu

Prosedur kerja :
a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan
b. Cuci tangan
c. Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukan ke bagian karet atau akses
selang ke botol infus.
d. Isi cairan ke dalam infus set dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian
dan buka klem selang sehingga cairan memenuhi selang dan udara selang keluar.
e. Letakkan pengalas di bawah tempat (vena) yang akan di lakukan penginfusan
f. Lakukan pembendungan dengan torniket(karet pembendung) 10-12 cm diatas
tempat penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan
sirkular ( bila sadar)
g. Gunakan sarung tangan steril
h. Disinfeksi daerah yang akanditusuk dengan kapas alcohol
i. Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena
dan posisi jarum( abocat ) mengarah ke atas
j. Perhatikan keluarnya darah melalui jarum ( abocat/surflo ) maka tarik keluar
bagian dalam(jarum) sambil meneruskan ke tusukan ke dalam vena
k. Setelah jarum infus bagian dalam di lepaskan atau di keluarkan , tahan bagian
atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar.
l. Kemudian bagian infus di hubungkan atau di sambungkan dengan selang infus
m. Lakukan fiksasi dengan kasa steril
n. Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
o. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

Dokumentasi :
a. Pendokumentasian perawat harus jelas
b. Waktu pemasangan tipe cairan
c. Tempat insersi (melalui IV)
d. Kecepatan aliran(tetesan/menit)
e. Respon klien setelah di lakukan tindakan pemasangan infus

14
Penghitungan tetesan infus
a. Tetesan infus dihitung permenit
b. Tetesan infus terdiri dari :
1. Tetesan infus makro

Dengan faktor tetes : 20 tetes/cc

2. Tetesan infus mikro

Dengan faktor tetes : 60 tetes/cc

Jumblah tetesan/menit :

Kebutuhan cairan X faktor tetes jumblah jam X 60 menit

Contoh soal :

Terapi cairan 500ml dalam waktu 4 jam , berapa tetes/menit?

Jawab:500 X 20 : 10000

4 X 60 : 240

41,67 ( 42/menit

B. PELEPASAN INFUS ( AFF INFUS )

Pengertian pelepasan infus


Melepaskan infus adalah pencabutan cairan yang telah di masukan ke dalam
tubuh pasien melalui pembuluh darah karena keadaan pasien yang sudah membaik

Tujuan pelepasan infus


Agar tidak timbulnya reaksi alergi , emboli udara , infeksi , edema paru-paru
pada pasien.

Indikasi pelepasan infus


Bagi pasien yang sudah mendapat izin dari dokter untuk pulang , sembuh dan
bagi pasien yang sudah terpenuhi oksigennya.

Kontra indikasi
Bagi pasien yang belum sembuh dan mendapatkan izin dari dokter untuk
pulang serta belum terpenuhi oksigennya.

Persiapan alat

1. Perlak dan pengalas

15
2. Sarung tangan
3. Kapas alkohol larutan antiseptik (klorheksidin glukonat 2% , alcohol 60-90% atau
PVI 10 %
4. Plaster bedah atau band aid steril, kasa 2x2 cm
5. Gunting
6. Plaster
7. Bengkok

Prosedur pelepasan infus


a. Memberitahu pasien tindakan yang akan dilakukan
b. Mendekatkan alat
c. Mencuci tangan
d. Memasang perlak dan pengalas
e. Memakai sarung tangan
f. Membasahi plaster yang melekat pada kulit dengan kapas alkohol
g. Melepaskan plaster dan kassa dari kulit
h. Menekan tempat tusukan dengan kapas alkohol dan mencabut infus pelan-pelan
i. Menekan kapas alkohol dengan plaster
j. Membereskan alat dan merapikan pasien
k. Melepas sarung tangan
l. Mencuci tangan
m. Mendokumentasikan tindakan yang telah di lakukan

C. PEMERIKSAAN TTV

Pemeriksaan tanda-tanda vital merupakan salah satu cara untuk mendeteksi adanya
perubahan sistem tubuh. Tanda vital meliputi : suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi
pernapasan, dan tekanan darah.

Tujuan
1. Pengukuran suhu tubuh di lakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh.
2. Mengetahui denyut nadi ( irama, frekuensi, dan kekuatan )
3. Menilai kemampuan kardiovaskuler
4. Mengetahui frekuensi, irama dan kedalaman pernapasan
5. Menilai kemampuan fungsi pernapasan
6. Mengetahui nilai tekanan darah

Tanda-tanda vital adalah pengukuran tanda-tanda fungsi vital tubuh yang paling
dasar.

Tanda-tanda vital yang utama antara lain :

16
1. Tekanan darah
Tekanan darah adalah kekuatan yang mendorong darah terhadap dinding arteri
, tekanan di tentukan oleh kekuatan dan jumblah darah yang di pompa , dan ukuran
serta fleksibilitas dari arteri, diukur dengan alat pengukur tekanan darah dan
stetoskop. Tekanan darah terus-menerus berubah tergantung pada
aktivitas,suhu,makanan,keadaan emosi,sikap,keadaan fisik,dan obat-obatan.

Dua angka di catat ketika mengukur tekanan darah. Angka yang lebih
tinggi,adalah tekanan sistolik,mengacu pada tekanan di dalam arteri ketika
jantungberkontraksi dan memompa darah ke seluruh tubuh . angka yang lebih rendah,
adalah tekanan diastolik, mengacu pada tekanan di dalam arteri ketika jantung
beristirahat dan pengisian darah. Baik tekanan sistolik dan diastolik di catat sebagai
“mmHg” (milimeter merkuri Hidrogarirum). Perbedaan antara tekanan sistolik dan
diastolik di sebut tekanan denyut. Di indonesia , tekanan darah biasanya di ukur
dengan tensimeter air raksa.

Jumblah tekanan darah yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:

1. Bayi usia di bawah 1 bulan : 85/15 mmHg


2. Usia 1- 6 bulan : 90/60 mmHg
3. Usia 6- 12 bulan : 96/65 mmHg
4. Usia 1-4 tahun : 99/65 mmHg
5. Usia 4-6 tahun : 160/60 mmHg
6. Usia 6-8 tahun : 185/60 mmHg
7. Usia 8-10 tahun : 110/60 mmHg
8. Usia 10-12 tahun : 115/60 mmHg
9. Usia 12-14 tahun : 118/60 mmHg
10. Usia 14-16 tahun : 120/65 mmHg
11. Usia 16 tahun ke atas : 130/75 mmHg
12. Usia lanjut : 130-139/85-89 mmHg

Seseorang dikategorikan hypertensi berdasarkan tekanan darahnya adalah:

1. Hypertensi rendah : 140-159/90-99 mmHg


2. Hypertensi sedang : 160-169/100-109 mmHg
3. Hypertensi berat : 180-209/110-119 mmHg
4. Tempat untuk mengukur tekanan darah seseorang adalah :Lengan atas
5. Pergelangan kaki

Pelaksanaan dengan alat dan bahan


a. Spygmomanometer (tensimeter)
b. Stetoskop
c. Buku catatan tanda-tanda vital
d. Pena

17
Cara kerja dengan cara palpasi
a. Jelaskan prosedur pada klien
b. Atur posisi pasien
c. Letakkan lengan yang hendak di ukur pada posisi terlentang
d. Lengan baju di buka
e. Pasang manset pada lengan kanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan
terlalu ketat maupun terlalu longgar)
f. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinister
g. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba
h. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mm Hg lebih tinggi dari titik radialis
tidak teraba
i. Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakhealis dan kempeskan balon udara
manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa
udara berlawanan arah jarum jam.
j. Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali. Nilai ini
menunjukan tekanan sistolik sacara palpasi.
k. Catat hasil.
l. Cuci tangan setelah prosedur di lakukan .

Cara auskultasi
a. Jelaskan prosedur pada klien.
b. Cuci tangan.
c. Atur posisi pasien.
d. Letakkan lengan yang hendak di ukur dalam posisi telentang.
e. Buka lengan baju.
f. Pasang manset pada lengankanan/kiri atas sekitar 3 cm di atas fossa cubiti (jangan
terlalu ketat maupun terlalu longgar).
g. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra.
h. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba.
i. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg dari titik radialis tidak teraba.
j. Letakan diafragma stetoskop di atas arteri brakhialis dan dengarkan.
k. Kempeskan balon udara manset secara perlahan dan berkeseimbangan dengan
memutar sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam.
l. Catat tinggi air raksa manometer saat pertama kali terdengar kembali denyut.
m. Catat tinggi air raksa pada manometer
n. Suara krotkof 1: menunjukan besarnya tekanansistolik secara auskultasi
o. Catat hasilnnya pada catatan pasien
p. Cuci tangan setelah prosedur di lakukan.

2.Nadi
Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah arteri yang
berdasarkan systole dan dystole dari jantung. Denyut nadi adalah jumblah denyut
jantung, atau berapa kali jantung berdetak permenit. Mengkaji denyut nadi tidak
hanya mengukur frekuensi denyut jantung, tetapi juga mengkaji irama jantung dan

18
Ukuran kecepatan diukur pada beberapa titik denyut misalnya denyut arteri radialis
pada pergelangan tangan,arteri brachealis pada lengan atas , arteri karotis pada leher
,arteri poplitea pada belakang lutut , arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior
pada kaki. Pemeriksaan denyut dapat di lakukan dengan bantuan stetoskop . denyut
nadi dapat meningkat pada saat berolahraga, menderita suatu penyakit, cedera, dan
emosi.

Jumblah denyut nadi yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:

a. Bayi baru lahir : 140 kali per menit


b. Umur di bawah umur 1 bulan : 110 kali per menit
c. Umur 1-6 bulan : 130 kali per menit
d. Umur 6-12 bulan : 115 kali per menit
e. Umur 1-2 tahun :110 kali per menit
f. Umur 2-6 tahun : 105 kali per menit
g. Umur 6-10 tahun : 95 kali permenit
h. Umur 10-14 tahun : 85 kali per menit
i. Umur 14-18 tahun : 82 kali per menit
j. Umur di atas 18 tahun : 60 kali per menit
k. Usia lanjut : 60-70 kali per menit

Jika jumblah denyut nadi di bawah kondisi normal, maka di sebut bradicardi. Jika
jumblah denyut nadi di atas normal , maka di sebut tachicar di tempat –tempat menghitung
denyut nadi adalah :

a. Arteri radialis : pada pergelangan tangan


b. Arteri temporalis : pada tulang pelipis
c. Arteri caratis : pada leher
d. Arteri femoralis : pada lipatan paha
e. Arteri dorsalis pedis : pada punggung kaki
f. Aretri politea : pada lipatan lutut
g. Arteri bracialis : pada lipatan siku
h. Arteri cordis : pada dinding iga, 5-7

Pelaksanaan :

a. Alat dan bahan :


1. Arloji ( jam) atau stopwatch
2. Buku catatan nadi
3. Pena

b. Cara kerja :
1. Jelaskan prosedur pada klien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi pasien
4. Letakkan kedua lengan terlentang di sisi tubuh

19
5. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)
6. Periksa denyut nadi ( arteri) dengan menggunakan ujung jari telunjuk , jari tengah,
dan jari manis.
7. Tentukan frekuensinya per menit dan keteraturan irama , dan kekuatan denyutan.
8. Catat hasil
1. Cuci tangan setelah prosedur di lakuka

3.Suhu
Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses
pemompaan jantung. Pemeriksaan nandi seharusnya dilakukan dalam keadaan tidur
atau istirahat.kondisi hipertermia dapat meningkatkan denyut nadi sebanyak 15-20
kali per menit setiap peningkatan suhu 1 derajat celcius.pemeriksaan suhu di gunakan
untuk menilai kondisi metabolisme

Di dalam tubuh, di mna tubuh menghasilkan panas secara kimiawi melalui


metabolisme darah. Keseimbangan suhu harus di atur dalam pembuangan dan
penyimpanannya di dalam tubuh yang di atur oleh hipotalamus.

Pemeriksaan suhu akan memberikan tanda suhu inti yang secara ketat di kontrol
karena dapat di pengaruhi oleh reaksi kimiawi. Suhu tubuh normal seseorang
bervariasi,tergantung pada jenis kelamin.aktivitas,linkungan,makanan yang di
konsumsi , gangguan organ dan waktu. Suhu tubuh normal, menurut american
medical association,dapat berkisar antara 97,8 F atau setara dengan 36,5 C samapai
99 F atau setara dengan 37,2 C.

Seorang di katakan bersuhu tubuh normal ,jika suhu tubuhx berada pada

36 C – 37 C . seorang di katakan bersuhu rendah ( hypopirexia / hipopermia),jika


suhu tubuhnya <36 C seorang di katakan bersuhu tubuh tinggi panas jika

1. Demam : jika bersuhu tubuh 36 C- 38 C


2. Febris : jika bersuhu 38 C – 39 C
3. Hipertermia : jika bersuhu > 40 C

Perpisahan pasien dan lingkungan : prosedur:

1. Mengukur suhu pada aksila


a. Sebelum kerja cuci tangan

b.Menurunkan air raksasampai batas reservoir

c. Bila perlu lengan baju pasien di buka jika ketiak pasien basah harus di keringkan

d. Termometer di pasang tepat pada tengah ketiak dijepitkan,lengan pasien dilipat di


dada

20
e. Setelah 10 menit termometer di angkat langsung di baca dengan teliti dan di catat
pada buku catatan suhu

f. Termometer di bersihkan dengan larutan sabun,memakai tissukemudian di masukan


dalam larutan desinfektan lalu di bersihkan dengan air bersih dan dikeringkan

g. Air raksa di turunkan dan termometer dimasukkan ke dalam tempatnya

2. Mengukur denyut nadi dan pernafasan


a. Pengaturan posisi pasien berbaring/duduk

b. Menentukan tempat pengukuran nadi dengan menggunakan tiga jari :jari telunjuk
tengah,manis

c. Menghitung denyut nadi dalam 1 menit

d. Menghitung pernafasan tanpa di ketahui pasien selama 1 menit

e. Mencatat hasil

f. Adanya komunikasi dengan pasien

3. Mengukur tekanan darah


a. Mengatur posisi tidur terlentang /semi fowler
b. Lengan baju di buka /di gulung
c. Manset tensimeter di pasang pada lengan atas dan pipa karet berada di sisiluar
lengan
d. Manset di pasang tidak terlalu kuat
e. Pompa tensimeter di pasang
f. Meraba denyut nadi brachialis
g. Sekrup balon karet ditutup , pengunci air raksa di tutup
h. Memompa balon karet pelan-pelan sampai denyut nadi brachialis terdengar
i. Sekrup balon di buka perlahan-lahan , pandangan mata sejajar air raksa
j. Mencatat hadsil
k. Manset buka dan gulung,air raksa di masukan dalam reservoir , kunci air raksa di
tutup , tensimeter di tutup dengan rapih
l. Mencuci tangan sesudah bekerja

Pelaksanaan dengan alat dan bahan

a. Termometer
b. Tiga buah botol
c. Botol pertama berisi larutan sabun
d. Botol kedua berisi desinfektan
e. Botol ketiga berisi air bersih
f. Bengkok

21
g. Kertas/tisu
h. Vaselin
i. Buku catatan suhu
j. Sarung tangan

Pemeriksaan suhu aksila:

1. Pemeriksaan suhu aksila:

Jelaskan prosedur kepada klien

a. Cuci tangan
b. Gunakan sarung tangan
c. Atur posisi pasien
d. Tentukan letak aksila(ketiak) dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan
tissu.
e. Turunkan suhu termometer di bawah antara 34 C- 35 C.
f. Letakkan termometer pada dearah aksila dan lengan pasien fleksi di atas dada
(mendekap dada)
g. Setelah 3-5 menit,angkat termometer dan baca hasilnya
h. Catat hasil
i. Bersihkan termometer dengan kertas /tissue
j. Cuci termometer dengan air sabun ,desinfektan ,bilas dengan air bersih dan
keringkan .
k. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

1. Pernapasan
Merupakan pemeriksaan yang di lakukan untuk menilai proses
pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida.respirasi dapat
meningkat pada saat demam,olahraga,emosi.

Jumblah pernapasan seseorang adalah:

a. Bayi : 30-40 kali per menit


b. Anak : 20-50 kali per menit
c. Dewasa: 16-24 kali per menit

Pelaksanaan dengan alat dan bahan:

a. Arloji( jam)atau stopwatch


b. Buku catatan
c. Pena

22
D. PEMASANGAN CATHETER

Gambar 1.2

Cateter adalah pipa untuk memasukan atau mengeluarkan cairan cateter terutama
terbuat dari bahan karet atau plastik, metal, woven silk dan silicon. Kandung kemih adalah
sebuah kantong yang berfungsi Untuk menampung air seni yang berubah-ubah jumblahnya
yang di alirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal . kateterisasi kandung kemih adalah
di masukkannya kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan air seni
atau urine.

Tujuan pemasangan cateter

a. Untuk segera mengatasi distensi kandung kemih


b. Untuk mengumpulkan spesimen urine
c. Untuk mengukur residu urine setelah miksi di dalam kandung kemih
d. Untuk mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama pembedahan

Persiapan alat :

a. Bak isntrumen
b. Spuit 10 cc
c. Bengkok
d. Handscoen
e. Aquadest
f. Gunting plaster
g. Perlak
h. Kateter
i. Kapas air
j. Kassa
k. Urine bag
l. Jelly/vaselin
m. Selimut
n. Bethadine
o. Alkohol 70%

23
Prosedur:

1.PADA LAKI-LAKI

a. memberitahu dan menjelaskan pada pasien


b. mendekatkan alat-alat
c. memasang sampiran
d. mencuci tangan
e. menanggalkan pakaian bagian bawah
f. memasang selimut mandi , perlak dan pengalas bokong
g. menyiapkan posisi klien
h. meletakkan dua bengkok di antara tungkai pasien
i. mencuci tangan dan memakai sarung tangan
j. memegang penis dengan tangan kiri
k. mengambil kateter ,ujungnya ujungnya diberi vaselin 20 cm
l. memasukan kateter perlahan – perlahan dalam uretra 20 cm sambil penis di arahkan
ke atas,jika kateter tertahan jangan di paksa. Usahakan penis lebih di keataskan,sedikit
dan pasien di anjurakan untuk menarik nafas panjang dan memasukan kateter
perlahan-lahan samapai urine keluar.
m. Bila urine sudah keluar semua anjurkan klien untuk menarik nafas panjang.
n. Melepas sarung tangan dan memasukan ke dalam botol bersama dengan kateter dan
pinset
o. Memasang pakaian bawah , mengambil perlak dan pengalas
p. Menarik selimut dan menarik selimut mandi
q. Membereskan alat
r. Mencuci tangan

Gambar 1.3

24
2.PADA WANITA
a. memberi tahu dan menjelaskan pada klien
b. mendekatkan alat – alat
c. memasang sampiran
d. mencuci tangan
e. menanggalkan pakaian bawa
f. memasang selimut mandi, perlak dan pengalas bokong
g. menyiapkan posisi klien
h. meletakkan dua bengkok di antara tungkai pasien
i. memakai sarung tangan
j. lakukan vulva higiene
k. mengambil kateter lalu ujungnya di beri faselie 3 – 7 cm
l. membuka labiya mayora dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri
sampai terlihat meatus uretra, sedangkan tangan kanan memasukakan ujung kateter
perlahan – lahan ke dalam uretra sampai urine keluar.
m. Menampung urine ke dalam bengkok bila di perlukan untuk pemeriksaan .
n. Melepas sarung tangan
o. Memasang pakaian bawah
p. Menarik selimut
q. Membersikan alat
r. Mencuci tangan

Melepas kateter

Melepas drainase urine pada klien yang dim pasang kateter

Tujuan :

Melatih klien berkemih secara normal tanpa menggunakan ka teter.

Peralatan

a. Sarung tangan
b. Pinset
c. Spuit
d. Betadin
e. Bengkok 2 buah
f. Plester
g. Lidi wetan

25
Prosedur :

a. Memberi tahu pasien


b. Mendekatkan alat
c. Memasang sampiran
d. Mencuci tangan
e. Membuka plaster
f. Memakai sarung tangan
g. Mengeluarkan isi balon kateter dengan spuit
h. Menarik kateter dan anjurkan pasien untuk tarik nafas panjang
i. Olesi area preputium(meatus, uretra) dengan betadin
j. Membereskan alat
k. Melepaskan sarung tangan
l. Mendokumentasikan

Gambar 1.4

E. PEMASANGAN NGT DAN PEMBERIAN MAKAN

a. Devinisi NGT

26
NGT adalah singkatan dari nasogastric tube atau sering juga di sebut
nasogastrik , merupakan istilah yang merujuk pada pemasangan suatu selang yang
di masukkan melalui hidung sampai ke lambung. Ini sering di gunakan untuk
makanan, cairan dan obat- obatan dengan cara biasa atau secara oral .

Prosedur pemasangan NGT yang benar adalah melakukan pemasangan


selang(tube) dari rongga hidung ke dalam lambung / gaster .

b. Indikasi pemasangan NGT

Indikasi pasien yang di pasang NGT adalah di antaranya sebagai berikut:

a. Pasien tidak sadar


b. Pasien kesulitan menelan
c. Pasien yang keracunan
d. Pasien yang muntah darah

Adapun tujuan dari pemasangan NGT adalah sebagai berikut :

1. Memasukkan makanan cair / obat – obatan cair


2. Mengeluarkan cairan / isi lambung & gas yang terdapat di dalam lambung
3. Mengirigasi karena pendarahan / keracunan
4. Mencegah /mengurangi nausea pomitus
5. Mengambil spesimen pada lambung

c. pasien yang perlu memasang NGT


1. pasien tidak sadar ( koma)

2. bayi prematur

3. gangguan pencernaan bagian atas

4. pasien yang tidak bisa makan sendiri

5. alat dan bahan pemasangan NGT

6. selang pemasangan NGT sesui usia klien

7. jelly yang larut dalam air

8. kapas alkohol

9. pinset anatomis

10. bengkok

11. plester

27
12. gunting

13. klem

14. kassa steril

15. tissu

16. spuit 10 cc, sesuai kebutuhan

17. sarung tangan

18. stetoskop

19. spatel lida

20. senter

21. handuk

22. segelas air putih

23. strip indikator PH

24. air dalam com kecil

25. makanan dalam bentuk cair dan obat

a. prosedur kerja pemasangan NGT

adapun langkah-langkah pada prosedur pemasangan NGT yang benar adalah sebagai
berikut:

tahap prainteraksi

1. Cek catatan medis dan perawatan


2. Cuci tangan
3. Menyiapkan alat dan bahan serta obat-obatan yang akan di gunakan.

Tahap orientasi dan pemasangan

Jika selang NGT sudah masuk periksa letak selang dengan cara:

Pasang spuit yang telah di isi udara kira-kira 10-20 ml lalu dorong sehingga udara
masuk ke dalam lambung kemudian dengarkan dengan menggunakan stetoskop di
daerah lambung.

Masukkan ujung bagian luar selang NGT ke dalam mangkok yang berisi air. Jika ada
gelembung udara berarti masuk ke dalam paru-paru,jika tidak ada gelembung udara
berarti masuk ke dalam lambung.

28
Makanan cair , caranya adalah sebagai berikut:

1. Siapkan spuit besar ukuran 50cc.


2. Siapakan makanan cair seperti susu,jus,dll.
3. Pasang handuk di dada pasien dan siapkan bengkok
4. Masukan ujung spuit pada selang NGT dan tetap jaga NGT supaya tidak memasukan
udara dengan mangklem.
5. Masukan makanan cair pada spuit dan lepaskan klem,posisi spuit harus di atas supaya
makanan cairnya bisa mengalir masuk ke lambung
6. Jangan mendorong makanan dengan spuit karena bisa menambah tekanan lambung,
biarkan makanan mengalir secara alami gaya grafitasi.
7. Makanan yang di masukan maksimal 200cc, jadi jika spuitnya 50cc maka dapat di
lakukan 4 kali.
8. Setelah selesai rapikan peralatan.
9. Kontraindikasi pemasangan
10. NGT

F. PEMBERIAN O2

Pengertian :

Pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan


menggunakan alat bantu dan oksigen. Pemberian oksigen pada klien dapat melalui nasal
kanul dan masker oksigen.

Tujuan umum :

a. Menanggal ekspansi dada


b. Memperbaiki status oksigen klien
c. Membantu kelancaran metabolisme
d. Mencegah hipoksia
e. Menurunkan kerja jantung

Indikasi :

Efektif diberikan pada klien yang mengalami

1. Gagal nafas
tubuh dalam mempertahankan tekanan parsial normal O2 dan CO2
didalam darah,di sebabkan oleh gangguan pertukaran O2 dan CO2 sehingga
sistem pernapasan Ketidakmampuan tidak mampu memenuhi metabolisme
tubuh.

1. Gangguan jantung (gagal jantung)

29
Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumblah yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrien dan oksigen.

2. Kelumpuhan alat pernapasan


Suatu keadaan di mana terjadi kelumpuhan pada alat pernapasan untuk
memenuhi kebutuhan oksigen

3. Perubahan pola napas


Hipoksia ( kekurangan oksigen dalam jaringan) ,(kesulitan bernafas,misalnya
pada pasien asma).

4. Keadaan gawat (misalnya:koma)


Pada keadaan gawat, misalnya pada pasien koma tidak dapat mempertahankan
sendiri jalan nafas yang adekuat sehingga mengalami penurunan oksigenasi.

5. Trauma paru

Paru-paru sebagai alat pernapasan, jika terjadi benturan atau cedera akan
mengalami gangguan untuk melakukan inspirasi dan eksperasi.

6. Metabolisme yang meningkat


pada luka bakar , konsumsi oksigen oleh jaringan akan meningkat dua kali
lipat sebagai akibat dari keadaan hipermetabolisme.

7. Post oprasi

Setelah oprasi,tubuh akan kehilangan banyak darah dan pengaruh dari obat
bius akan mempengaruhi aliran darah ke seluruh tubuh.

8. Keracunan karbon monoksida


Keadaan CO didalam tubuh akan sangat berbahaya jika di hirup karena akan
menggantikan posisi O2 yang berikatan dengan hemoglobin dalam darah.

Pemberian oksigen melalui nasal kanul


Pengertian:

Pemberian oksigen pada klien yang memerlukan oksigen secara kontinyu dengan
kecepatan aliran 1-6 liter/menitserta konsentrasi 20-40%dengan cara memasukan
selang yang terbuat dari plastik ke dalam hidung dan mengaitkannya di belakang
telinga.

30
Tujuan:

a. Memberikan oksigen dengan konsentrasi relatif rendah saat kebutuhan oksigen


minimal.
b. Memberikan oksigen yang tidak terputus saat klien makan atau minum.
c. Klien yang bernafas spontan tetapi membutuhkan alat bantu nasal kanul untuk
memenuhi kebutuhan oksigen.

Prinsip :

a. Nasal kanul untuk mengalirkan oksigen dengan aliran ringan atau rendah
b. Membutuhkan pernapasan hidung
c. Tidah dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi >40%

Gambar 1.6

Pemberian oksigen melalui masker


Pengertian

Pemberian oksigen kepada klien dengan menggunakan masker yang di aliri oksigen
dengan posisi menutupi hidung dan mulut klien.

Macam-macam bentuk masker:

a. Simple face mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 40-60%dengan kecepatan


aliran 5-8 liter/menit.
b. Rebreating mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 60-80% dengan kecepatan
aliran 8-12 liter/menit.
c. Indikasi: klien dengan kadar tekanan CO2 yang rendah.

31
Gambar 1.6
F. MACAM-MACAM PEMBERIAN INJEKSI

Pengertian injeksi

Gambar 1.8

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan emulsi atau suspensi atau serbuk yang
harus di larutkan atau di suspensikan lebih dahulu sebelum digunakan,yang disuntikan secara
merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.

Tujuan injeksi:

32
Pada umumnya injeksi dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat proses penyerapan
(absorbsi)obat untuk mendapatkan efek obat yang cepat

Macam-macam injeksi.

1.Injeksi intramuskular (Im)

Gambar 1.9

Injeksi intramuskular adalah injeksi yang di lakukan pada jaringan otot.

Tempat injeksi IM yaitu:

a. Otot vestus lateralis


b. Otot vestus lateraluis yang tebal dan berkembang baik adalah tempat injeksi yang
dipilih untuk dewasa,anak-anak,dan bayi.
c. Otot ventrogluteal
d. Otot dorsogluteus
e. Otot deltoid

2.Injeksi intravena (IV)


Injeksi dalam pembuluh darah meghasilkan efek tercepat dalam waktu 18
detik,yaitu waktu satu peredaran darah,obat sudah tersebar ke seluruh jaringan.

Banyak injeksi intravena adalah dalam mengakibatkan terganggunya zat-zat koloid


darah dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini “benda asing”langsung di masukan
kedalam sirkulasi,misalnya tekanan darah mendadak turun dan timbulnya shock.

33
Gambar 2.1

3.Injeksi subkutan (SC)

Injeksi subkutan (SC)dilakukan dengan menempatkan obat ke dalam jaringan


ikat longgar di bawah dermis.

Tempat terbaik untuk injeksi subkutan meliputi area vaskuler di sekitar bagian luar
lengan atas ,abdomen dari batas bawah kosta sampai krista iliata dan bagian anterior
paha.

Prinsip injeksi subkutan:

a. Bukan pada area yang nyeri ,merah,dan pruritis atau edema


b. Area kulit yang akan di injeksi di renggangkan
c. Sudut 45
d. Aspirasi tidak boleh ada daear

Gambar 2.2

4.Injeksi intrakutan ( IC)


Memasukan obat ke dalam jaringan kulit, intracutan biasa di gunakan untuk
mengetahui sensitivitas tubuh terhadap obat yang di suntikan.

34
Gambar 2.3

PROSES KEPRAWATAN PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL

1.Proses pengkajian
a. perencanaan keprawatan klien:
1. Cek Nama klien.sebelum obat di berikan,identitas pasien harus di periksa.
2. Benar obat. Sebelum memberi obat kepada pasien,label pada botol atau
kemasannya harus di periksa tiga kali.
3. Benar dosis. Perawat harus memberikan dosisnya.
4. Benar rute/cara .obat di berikan secara parenteral dengan lokasi yang sesuai.
5. Benar waktu.ini sangat penting ,khususnya bagi obat yang evektifitasnya
tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar darah yang memadai.
b. Kaji riwayat alergi dan riwayat medis
c. Kaji indikasi untuk menentukan rute pemberian obat yang tepat.

2.Diagnosa keperawatan
Gangguan menelan:

a. Iritasi rongga mulut


b. Kesadaran yang terbatas
c. Kerusakan neuromuscular
d. Hambatan mobilitas fisik :
e. Penurunan kekuatan
f. Nyeri dan ketidaknyamanan

3.Perencanaan
perawat mempersiapkan alat yang di perlukan:

a. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat


b. Kapas alkohol
c. Sarung tangan sekali pakai(steril)

35
d. Obat yang sesuai
e. Baki obat polpen/spidol
f. Bengkok
g. Kassa steril
h. Plester
i. Spuit yang sesuai dengan jenis injeksi
- Injeksi intramuskular(IM) : spuit 2-5ml dengan ukuran 21-25,panjang jarum 1-2
inci
- Injeksi intravena (IV) : spuit 2-5 ml dengan ukuran 21-25,panjang jarum 1-2 inci
- Injeksi subkutan (SC): spuit 2 ml dengan ukuran 25,panjang jarum5/8- ½ inci
- Injeksi intrakutan ( IC) : spuit 1 ml dengan ukuran 25,26,atau 27,panjang jarum 1/4-
5/8 inci.

4.Implementasi
a. Perawat cuci tangan
b. Cek program obat.
c. Siapkan dosis yang tepat dari ampul vial.
d. Untuk injeksi IM ,ganti jarum jika obat mengiritasi jaringan SC.
e. Kenakan sarung tangan sekali pakai.
f. Identifikasi klien dan memberikan penjelasan kepada klien tentang prosedur yang
akan di lakukan.
g. Tutup sampiran
h. Pilih tempat injeksi yang trepat.

Subcutan ( SC)
a. Untuk klien yang ukuran tubuhnya rata-rata,
b. Injeksi jarum dengan cepatdan mantap pada sudut 45-90
c. Untuk klien gemuk ,cubit kulit di tempat injeksi dan injeksikan jarum di bawah
lipatan jaringan
d. Pegang bagian ujung bawah badan spuit sampai ujung pengisap dengan tangan tidak
dominan.

Intramuskular ( IM)
a. Tempatkan tangan yang tidah dominan pada penanda anatomi yang tepat.
b. Jika massa otot kecil, cubit badan otot tubuh,antara ibu jari dengan jari lain.
c. Apabila obat mengiritasi, gunakan metode Z-track
d. Lakukan aspirasi dan injeksi obat secara perlahan-lahan

Intracutan ( IC)
a. Dengan tangan tidak dominan,renggangkan kulittempat injeksi dengan jari telunjuk
dan ibu jari.

36
b. Ketika jarum mendekati kulit ,dengan perlahan insersi jarum pada sudut 5-150 samapi
terasah tahanan.masukkan terus jarum melalui epidermis sampai kira kira 3 mm di
bawah permukaan kulit.
c. Injeksikan obat dengan perlahan (adalah normal jika terasa tahanan;jika tidak,jarum
masuk terlalu dalam dan harus di tarik).
d. Ketika menginjeksi obat,di tempat injeksi terbentuk lingkaran berwarnah terang
menyerupai gigitan nyamuk dengan diameter kira-kira 6 mm dan kemudian
lenyap.lalu gambar lingkaran tersebut dengan pensil kulit atau pulpen tinta.
e. Tarik jarum sambil mengusapkan swab alcohol dengan perlahan di atas atau di tempat
injeksi.

Intavena ( IV)
a. tarik kulit ke bawah kurang lebih 2.5 cm di bawah area penusukan dengan tangan
nondominan.
b. Pengang jarum pada posisi 300 sejajar vena yang akan di susun,lalu tusuk
perlahan dan pasti.
c. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena.
d. Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barrel dari spuit
e. Observasi adanya darah pada spuit
f. Keluarkan jarum dari pembulu vena
g. Untuk injeksi SC atau IM ,beri pijatan ringan pada kulit.
h. Bantu klien mendapatkan posisi yang nyaman
i. Lepas sarung tangan sekali pakai
j. Dokumentasikan tindakan

5.Evaluasi
Perhatikan dosis obat ,nama obat,nama klien sesuai dengan order dari dokter
dan perhatikan juga respon klien terhadap obat dalam 10-30 menit.

6.Dokumentasi
a. untuk injeksi SC dan IM ,catat dosis obat,rute pemberian,tempat injeksi,dan waktu
serta tanggal injeksi pada catatan keperawatan.
b. Untuk injeksi IC ,catat daerah injeksi ,jumblah,dan tipe zat yang di uji,dan tanggal
serta catatan.

I.MENGGANTI VERBAN
Pengertian:

Mengganti balutan atau verban adalah suatu tindakan keperawatan untuk


mengganti balutan yang kotor dengan balutan yang besih.mengganti verban
perawatan luka untuk mencegah infeksi dengan cara

37
Tujuan :

a. Meningkatkan penyembuhan luka dengan mengabsobsi cairan dan dapat menjaga


membersihkan luka
b. Melindungi luka dari kontaminasi
c. Dapat menolong hemostasis (bila menggunakan elastis verban)
d. Membantu menutup tepi luka secara sempurna
e. Menurunkan pergerakan dan trauma
f. Menutupi keadaan luka yang tidak menyenagkan

Peralatan:

a. Pinset anatomis 1 buah


b. Pinset sirugis 1 buah
c. Gunting bedah/jaringan 1 buah
d. Kassa kering
e. Kassa desinfektan
f. Sarung tangan
g. Korentang

Alat-alat non steril:

a. Gunting verban
b. Pelaster
c. Pengalas
d. Pinset anatomis
e. Kom kecil
f. Nierbeken
g. Kapas alkohol
h. Larutan NaCl 0,9%
i. Larutan savlon
j. Bethadine
k. Sarung tangan
l. Masker

PROSEDUR PELAKSANAAN:

Tahab prainteraksi
a. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
b. Mencuci tangan
c. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

38
Tahab orientasi
a. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan di lakukan

Tahab kerja
a. Menutup sampiran
b. Pasang masker dan sarung tangan yang steril
c. Atur posisi pasien sesuai kenyamanannya
d. Letakkan pengalas di bawah area luka
e. Letakkan neerbeken didekat pasien
f. Buka balutan lama
g. Bila balutan melekat pada jaringan di bawah,jangan dibasahi,tapi angkat balutan
dengan perlahan
h. Letakkan balutan kotor ke nierbeken lalu buang ke kantong plastik
i. Kaji lokasi,tipe,jumblah jahitan atau bau dari luka
j. Buka sarung tangan ganti dengan sarung tangan steril
k. Membersihkan luka sesuai jenis lukannya
l. Menutup luka dengan cara tertentu sesuai keadaan luka
m. Plaster dengan rapi
n. Buka sarung tangan
o. Lepaskan masker
p. Atur dan rapikan posisi pasien
q. Buka sampiran
r. Evaluasi keadaan umum pasien
s. Rapikan peralatan dan kembalikan ke tempatnya dalam keadaan bersih ,kering dan
rapi.

Tahab terminasi
a. Melakukan evaluasi tindakan
b. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
c. Berpamitan dengan klien
d. Membereskan alat-alat
e. Mencuci tangan
f. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

J.MEMASANG LAKEN
Persiapan alat:

a. Baki dengan alas/troli


b. Alat tenun: sprei , perlak, steek lake, sarung bantal dan selimut.
c. Tempat alas tenun kotor

39
d. Ember berisi larutan Iysol 1%
e. Ember berisi air bersih
f. Lab kerja 3 buah

Persiapan pasien

a. Bila sadar,beritahu pasien maksud dan tujuan mengganti alat tenun


b. Mempersiapkan posisi pasien

Pelaksanaan

1. Kaji status pasien dan rencana tindakan keperawatan yang di lakukan


2. Lihat keadaan alat-alat tenun yang kotor dan perlu diganti
3. Komunikasi rencana tindakan yang akan di lakukan
4. Siapkan alat dan bahan yang di perlukan di atas baki/troli
5. Cuci tangan.
6. Angkat selimut lalu masukan kedalam pakaian kotor
7. Miringkan pasien,
8. Tempatkan bantal di bawah kepala pasien
9. Lepaskan alat tenun di bawah kasur
10. Gulung steek laken samapai kepunggung pasien
11. Bersihkan perlak dengan lap
12. Gulung seprei sampai ke punggung pasien
13. Bersihkam kerangka tempat tidur pasien
14. Bentangkan seprei bersih memanjang
15. Masukkan seprei bagian kepala dan kaki di bawah kasur
16. Bentangkan kembali perlak yang di tutupkan pada punggung pasien
17. Pasang steek laken bersih
18. Terlentangkan pasien kemudian miringkan ke sisi lain
19. Perawat pindah ke sisi lain dan bawa alat-alat pembersihan
20. Lepaskan alat tenun dari bawah kasur
21. Angkat steekn laken yang kotor
22. Bersihkan perlak seperti cara di atas
23. Angkat seprei kotor
24. Bersihkan kerangka tempat tidur
25. Menarik seprei bersih pada punggung pasien
26. Terlentangkan pasien
27. Angkat bantal,letakkan kembali di bawa kepala pasien
28. Menarik perlak
29. Mengganti steek laken yang kotor dengan yang bersih
30. Masukan seprei
31. Rapikan pasien
32. Bersihkan dan kembalikan alat-alat

K.MEMINDAHKAN PASIEN

40
Memindahkan pasien pindah dari tempat tidur ke kursi roda atau sebaliknya.

Keterangan: dilakukan selama pasien membutuhkan pertolongan untuk di rontgen dll.

Tujuan:

Pasien dapat pindah dari tempat tidur ke kursi roda atau sebaliknya.

Prosedur kerja:

a. Identifikasi kebutuhan pasien untuk duduk di sisi kanan atau kiri tempat tidur.
b. Lakukan prosedur 1-12 seperti pada saat membantu pasien duduk di sisi tempat tidur.
c. Sangga kedua aksila pasien dengan kedua tangan perawat.
d. Letakkan kaki perawat agak ke samping di depan pasien
e. Ambil ancang-ancang dan pakai gerakan koordinasi agar perawat hanya membantu
pergerakan tubuh pasien.
f. Atur posisi pasien di kursi roda agar nyaman dengan cara menanyakan pada pasien
g. Cuci tangan
h. Catat tindakan yangtelah di lakukan dan hasilnya.

41
L. MENERIMA PASIEN BARU
1. Pengertian penerimaan pasien baru
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan pasien baru
pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai
orientasi ruangan, perawatan, medis dan tata tertib ruangan.
2. Tujuan penulisan
 mengetahui identitas pasien
 menyediakan pelayanan awal berupa persiapan kamar yang telah dipesan
 menyediakan peralatan dan barang untuk peralatan pribadi
 menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan terapeutik
 meningkatkan komunikasi anatar perawat dan pasien
 mengetahui kondisi dan keadaan pasien secara umum
 menurunkan tingkat kecemasan pasien saat masuk rumah sakit.
3. Jenis pasien yang dating ke rumah sakit
a) Dilihat dari segi pelayanan rumah sakit dapat dibedakan menjadi :
*pasien yang dapat menunggu
*pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian
*pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat
*pasien yang segera ditolong (pasien gawat darurat)
b) Dilihat dari segi kedatangannya pasien dapat dibedakan menjadi :
*pasien baru : adalah pasien yang baru pertama kali datang ke rumah sakit untuk
keperluan mendapatkan pelayanan.
*pasien lama : adalah pasien yang pernah datang sebelumnya untuk keperluan
mendapatkan pelayanan.
c) Dilihat dari segi faktor yang menyebabkan kedatangan pasien yang dapat dibedakan :
* Dikirim oleh dokter praktek di luar RS
* Dikirim oleh rumah sakit lain, puekesmas atau jenis pelayanan kesehatan lainnya.
* Datang atas kemauan sendiri.
4. peran perawat dalam penerimaan pasien baru
a) kepala ruangan berperan dalam menerima pasien baru dan memeriksa kelengkapan yang
di perlukan untuk persiapan pasien baru.
b) perawat primer, berperan :
* menyiapkan lembar penerimaan pasien baru
* mendatangani lembar penerimaan pasien baru
* melakukan pengkajian pada pasien baru
* mengorientasikan klien pada ruangan.
* mendokumentasikan penerimaan pasien baru
* memberikan penjelasan tentang sentralisasi obat pada pasien
c) perawat associate berperan dalam membantu Ka tim dalam pelaksanaan penerimaan pasien
baru.

42
5. Hal yang perlu Diperhatikan dalam penerimaan pasien baru
 pelaksanaan secara efektif dan efisien
 Dilakukan oleh kepala ruangan atau katim atau perawat associate tang telah diberi
wewenang?delegasi.
 saat pelaksanaan tetap menjaga privasi pasien
 ajak pasien dan keluarga.
6.Persiapan peralatan
 formulir identitas klien/pasien baru
 alat tulis
 tempat tidur
 meja tempat tidur
 lampu
 baskom cuci
 thermometer
 berkas dan rekam medis
 lembar orientasi pasien baru dan keluarga
7. Prosedur penerimaan pasien baru
a) prosedur penerimaan pasien baru rawat jalan pada pasien baru
1) setiap pasien baru diterima di tempat penerimaan pasien baru (TPP)
2) diwawancarai oleh petugas guna mendapatkan data identitas yang akan diisikan pada
formulir ringkas riwayat klinik
3) setiap pasien baru akan memperoleh nomor Psien Yang akan digunakan sebagai kartu
pengenal, yang harus dibawa pada setiap kunjungan berikutnya kerumah sakit yang
sama
4) setelah selesai dalam proses pendaftaran, pasien baru di persilahkan menunggu di poli
klinik yang di tuju dan petugas rekam medis mempersiapkan berkas rekam medisnya
kemudian di kirim ke poli klinik tujuan pasien
8. Tahap penerimaan pasien baru
1) menyiapkan kelengkapan administrasi
2) menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
3) menyiapkan format penerimaan pasien baru
4) menyiapkan format pengkajian
5) menyiapkan nursing kit
6) menyiapkan informed consent consent sentralisasi /pengelolaan obat
7) menyiapkan kartu penunggu
8) menyiapkan kuisioner kepuasan pasien

43
BAB V

LAPORAN KASUS DAN LAOPRAN TINDAKAN

A.Laporan Kasus Fraktur Femur ( Pav. Teratai)

a DEFINISI

b.Etiologi

c.Patofisiologi

d.Pemeriksaan penunjang

e.Diagnosa keperawatan

B.Laporan Tindakan
Pav . Teratai
1. Mengganti cairan infus dan mengatur tetesannya
2. Menerima pasien baru
3. Melakukan tindakan injeksi
4. Pemeriksaan TTV
5. Membantu pemasangan infus
6. Aff infus
7. Mengganti dan memasang laken

44
8. Melihat pengambilan darah
9. Membantu spuling infus
10. Mengatur tempat tidur pasien
11. Membantu melakukan GV pos APP

Pav . Seroja
1. Melakukan injeksi
2. Pemeriksaan TTV
3. Membantu pemasangan infus
4. Membantu membersihkan luka,membantu dan perban luka
5. Memasang O2 melalui nasal kanul
6. Membantu memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda dan sebaliknya
7. Membantu melakukan GV
8. Aff infus
9. Mengganti cairan infus dan mengatur tetesannya
10. Menerima pasien baru
11. Mengganti dan memasang laken

Pav. Aster
1. Aff catheter
2. Spuling infus
3. Mengganti cairan infus dan mengatur tetesannya
4. Pemeriksaan TTV
5. Memberi obat oral pada pasien
6. Membantu memasang infus
7. Aff infus
8. Melakukan injeksi
9. Menerima pasien baru
10. Membantu pemasangan EKG
11. Memberi makanan melalui NGT
12. Mengganti dan memasang laken

Pav . Melati
1. Pemeriksaan TTV
2. Menerima pasien baru
3. Mengganti cairan infus dan mengatur tetesannya
4. Ambulasi pasien
5. Mengganti dan memasang laken
6. Membantu mengganti verban
7. Membantu memasang infus
8. Aff infus
9. Membantu memasang catheter

45
10. Aff catheter
11. Melakukan injeksi
12. Melihat tranfusi darah
13. Memberi obat oral pada pasien
14. Melakukan aff NGT

Pav . Mawar
1. Membantu memasang infus
2. Mengganti dan memasang laken
3. Menerima pasien baru
4. Mengganti cairan infus sekaligus mengatur tetesannya
5. Pemeriksaan TTV
6. Memberi obat oral pada pasien
7. Aff infus
8. Membantu melakukan GV
9. Spuling infus
10. Melakukan pemasangan kantong darah
11. Membantu memasang pampers
12. Melakukan injeksi
13. Aff catheter
14. Ambulasi pasien

Pav. Flamboyan

1. Membantu memasang infus


2. Melakukan aff infus
3. Melakukan aff kateter
4. Melakukan in jeksi
5. Ambulasi pasien
6. Memasang laken
7. Membantu melakukan GV
8. Melakukan injeksi i nsulin
9. Melakukan TTV
10. Mengobservasi pemasangan NGT
11. Mengganti cairan infus dan mengantur tetesanya

46
BAB VI

PENUTUP

A.Kesimpulan
selama saya melaksanakan Praktek Belajar Lapangan, banyak pengalaman
baru yang saya dapatkan dan belum pernah di dapatkan di lingkungan pendidikan.
Dari pengalaman yang di temuai selama praktek saya bisa belajar melakukan
pekerjaan yang baik secara profesional dalam bidang yang saya geluti,yaitu
keperawatan,menerima komentar dan saran dari pembimbing lapangan untuk
kebaikan saya dan teman-teman.

B.Saran
Saya melihat begitu banyaknya persaingan dalam dunia medis, untuk itu saya
menyarankan kepada pihak sekolah agar menyiapkan tenaga terdidik terbaik yang
dapat ,mempertanggung jawabkan pekerjaannya yang di berikan padanya sehingga
kesalahan di perkecil. Untuk para guru pembimbing agar lebih memperhatikan kami
siswa praktek di tempat peraktek.setidaknya seminggu sekali melihat kegiatan kami di
lapangan.

47
DAFTAR PUSTAKA

http://giatdalambelajar.blogsot.com/2012/05/contoh-laporan-prakerin-
keperawatan.html?m=1
http://ikayankesmas.blogspot.com/2012/03/3-fungsi-utama-pusat-
kesehatan.html?=1
http://dianhusadaratnayunita.blogspot.com/p/konsep-puskesmas.html=1
http://tugasmakalahproposal.blogspot.com/2014/03/laporan-pkl-
puskesmas-cijulang.html?m=1
laporan tahun puskesmas
lapotan perakerin keperawatan SMK YPIB SUBANG tahun 2014

48
BIODATA SISWA

Nama :FAQIH SAIFUL ARIF

TTL : LENDE, 25 JULI 2005

Jenis kelamin : LAKI-LAKI

NIS : 0055751327

Tempat PKL :RSUD Undata Palu

Asal sekolah : SMK Negeri 1 Toribulu

Kelas / jurusan :XII. / Kesehatan

Kompetensi keahlian : Asisten Keperawatan

Alamat : Desa Toribulu Dusun 1

49
Pembimbing sekolah : Ni Made Sri Astini A.Md.Kep

: Ni Ketut Suparniti SKM

RIWAYAT HIDUP

4x3

Nama Lengkap Lisdayanti,Saya Lahir Di Desa Toribulu Pada Tanggal 17 mei


2004,Anak Ke-4 Dari 4 Bersaudara Pasangan Suami Istri,Bapak Abbas Dan Ibu Erna Tinggal
Di Desa Toribulu. Memulai Pendidikan Pertama Di TK PAUD Pada Tahun 2008 Dan Tamat
Pada Tahun 2010 Dan Melanjutkan Pendidikan Selanjutnya Di SD Inpres 2 Toribulu Dan Di
Terima Pada Tahun 2010 Dan Lulus Pada Tahun 2016 Berikutnya Melanjutkan Pendidikan
Di SMP NEGERI 1 TORIBULU Diterima Pada Tahun 2016 Dan Lulus Pada Tahun 2019
Setelah 3 Tahun Menempuh Pendidikan Di SMP , Saya Melanjutkan Pendidikan Berikutnya
Di SMK Negeri 1 Toribulu Di Terima Pada Tahun 2019 Sampai Selesai.

50

Anda mungkin juga menyukai