Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. PENGERTIAN TANAH


Definisi tentang tanah bermacam-macam tergantung sudut pandang dan kepentingan dari
orang yang memberi definisi. Seorang ahli kimia akan memberi definisi yang berbeda dengan
seorang ahli fisika. Seorang petani akan memberi definisi yang lain dengan seorang pembuat
genting. Seorang pakar pertambangan menganggap tanah sebagai sesuatu yang tidak berguna,
karena menutupi barang-barang tambang yang dicarinya, dan semua bahan yang digali kecuali
yang berwujud batu dinamakan tanah. Demikian pula seorang pakar jalan raya menganggap tanah
adalah bagian permukaan bumi yang bersifat lembek, sehingga perlu dipasang batu-batu
dipermukaannya agar menjadi kuat. Dalam kehidupan sehari-hari tanah diartikan sebagai wilayah
daratan yang di atasnya dapat dipergunakan untuk berbagai usaha misalnya, pertanian, peternakan
dan mendirikan bangunan.
Beberapa pengertian tanah ditinjau dari beberapa segi:
a. J.J. Berzelius, seorang ahli kimia (1803) mendefinisikan tanah sebagai laboratorium kimia di
alam dalam mana berbagai proses dekomposisi dan reaksi sintesa kimia berlangsung secara
tenang.
b. Fiedrich Fallon (1855), ahli geologi, mendefinisikan tanah adalah lapisan bumi teratas yang
terbentuk dari batu-batuan yang telah lapuk.
c. Ahli fisika bumi, A.D. Thaer (1906) menjelaskan bahwa permukaan bumi kita terdiri dari
bahan-bahan yang remah dan lepas-lepas yang dinamakan tanah. Tanah ini merupakan
akumulasi dan campuran berbagai bahan terutama terdiri atas unsur-unsur Si, Al, Ca, Mg, Fe
dan unsur-unsur lainnya.
d. Thornbury (1957), seorang ahli geomorfologi mendefinisikan tanah sebagai bagian dari
permukaan bumi yang ditandai oleh lapisan yang sejajar dengan permukaaan bumi, sebagai
hasil modifikasi oleh proses-proses fisik, kimiawi, maupun biologis yang bekerja di bawah
kondisi yang bermacam-macam dan bekerja selama periode tertentu.
e. Dokuchaev (1879), mendefinisikan tanah adalah bentukan-bentukan mineral dan organic
dipermukaan bumi, yang sedikit banyak selalu diwarnai oleh humus, sebagai hasil kegiatan
kombinasi bahan-bahan seperti jasad-jasad baik yang hidup maupun yang mati, bahan induk
dan relief. Dokuchaev adalah ahli geologi Rusia yang menjadikan ilmu tanah pertama kali
dinamakan pedologi sebagai ilmu pengetahuan alam murni yang berdiri sendiri. Pendapat
Dokuchaev tersebut oleh Zakharov dianggap sebagai “aksioma tanah yang pertama” yaitu
tanah dipandang sebagai tubuh alam historis yang bebas dan terpisah. Faktor-faktor pembentuk
tanah pada tiap zone iklim di daerah geografis menentukan jenis tanah yang susunan
genetisnya dinyatakan oleh penampangnya yang diberi nama profil.
f. F.Marbut (1927) dari Amerika Serikat mengembangkan teori Dokuchaev, dan
mendefinisikan tanah sebagai lapisan luar kulit bumi yang biasanya bersifat tidak padu
(unconsolidated), gembur mempunyai sifat tertentu yang berbeda dengan bahan di bawahnya
dalam hal warna, struktur, sifat-sifat fisik, susunan kimiawi, proses-proses kimia, sifat biologi
dan morfologinya.
g. Schroeder (1984) mendefinisikan tanah adalah hasil pengalihragaman (transformation)
bahan mineral dan organik yang berlangsung di muka daratan bumi di bawah pengaruh factor-
faktor lingkungan yang bekerja selama waktu sangat panjang, dan maujud sebagai suatu tubuh
dengan organisasi dan morfologi tertakrifkan (definable). Gejala-gejala organisasi dan
morfologi yang tertampakkan pada potongan tegak sepanjang tubuh tanah dinamakan profil
tanah. Pada dasarnya tanah merupakan tubuh alam, namun demikian banyak tanah
memperlihatkan tanda-tanda pengaruh antropogen akibat penggunaan yang lama oleh
manusia. Misalnya struktur tanah berubah karena beban lalu lintas, susunan kimia tanah
berubah karena pemupukan atau irigasi.
h. Konsepsi terbaru dari SSM-USDA (1989), tanah diartikan sebagai kumpulan tubuh-tubuh
alam dipermukaan bumi yang dibeberapa tempat diubah atau dibuat oleh orang menjadi
bentuk-bentuk tertentu, yang mengandung mahkluk hidup dan menopang atau mampu untuk
tumbuh tanaman secara alami. Batas atas dari tanah adalah udara atau air dangkal, dan pada
bagian tepinya secara bertingkat menunju ke air dalam atau ke lahan tandus yang ditempati
batuan atau es. Adapun batas bawahnya berupa batuan sebagai penghasil bahan bahan tanah.
Tanah mencakup horizon-horison dekat permukaan yang berbeda dari bahan tanah di
bawahnya akibat hasil interaksi melalui waktu, iklim, organisme yang hidup, bahan induk dan
timbulan (relief).
Geografi tanah mempelajari agihan (penyebaran) jenis tanah di muka bumi dan faktor-faktor
yang menentukan agihannya, yang dipelajari mencakup sifat-sifat tanah, genesa tanah, klasifikasi
tanah, agihan dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kata “geografi” dalam istilah geografi tanah digunakan untuk memberikan konteks pada system
atau metode telaah, tidak mengkonotasikan sebagai ilmu. Jadi, geografi tanah adalah ilmu tanah
yang menelaah tanah menurut sudut pandang geografi. Geografi sebagai konteks
mengimplikasikan bahwa pembicaraan mata telaah (subject matter) menempatkan segala gejala
yang tersidik dalam matra ruang (space dimension).

Anda mungkin juga menyukai