Definisi tentang tanah bermacam-macam tergantung sudut pandang dan kepentingan dari orang yang memberi definisi. Seorang ahli kimia akan memberi definisi yang berbeda dengan seorang ahli fisika. Seorang petani akan memberi definisi yang lain dengan seorang pembuat genting. Seorang pakar pertambangan menganggap tanah sebagai sesuatu yang tidak berguna, karena menutupi barang-barang tambang yang dicarinya, dan semua bahan yang digali kecuali yang berwujud batu dinamakan tanah. Demikian pula seorang pakar jalan raya menganggap tanah adalah bagian permukaan bumi yang bersifat lembek, sehingga perlu dipasang batu-batu dipermukaannya agar menjadi kuat. Dalam kehidupan sehari-hari tanah diartikan sebagai wilayah daratan yang di atasnya dapat dipergunakan untuk berbagai usaha misalnya, pertanian, peternakan dan mendirikan bangunan. Beberapa pengertian tanah ditinjau dari beberapa segi: a. J.J. Berzelius, seorang ahli kimia (1803) mendefinisikan tanah sebagai laboratorium kimia di alam dalam mana berbagai proses dekomposisi dan reaksi sintesa kimia berlangsung secara tenang. b. Fiedrich Fallon (1855), ahli geologi, mendefinisikan tanah adalah lapisan bumi teratas yang terbentuk dari batu-batuan yang telah lapuk. c. Ahli fisika bumi, A.D. Thaer (1906) menjelaskan bahwa permukaan bumi kita terdiri dari bahan-bahan yang remah dan lepas-lepas yang dinamakan tanah. Tanah ini merupakan akumulasi dan campuran berbagai bahan terutama terdiri atas unsur-unsur Si, Al, Ca, Mg, Fe dan unsur-unsur lainnya. d. Thornbury (1957), seorang ahli geomorfologi mendefinisikan tanah sebagai bagian dari permukaan bumi yang ditandai oleh lapisan yang sejajar dengan permukaaan bumi, sebagai hasil modifikasi oleh proses-proses fisik, kimiawi, maupun biologis yang bekerja di bawah kondisi yang bermacam-macam dan bekerja selama periode tertentu. e. Dokuchaev (1879), mendefinisikan tanah adalah bentukan-bentukan mineral dan organic dipermukaan bumi, yang sedikit banyak selalu diwarnai oleh humus, sebagai hasil kegiatan kombinasi bahan-bahan seperti jasad-jasad baik yang hidup maupun yang mati, bahan induk dan relief. Dokuchaev adalah ahli geologi Rusia yang menjadikan ilmu tanah pertama kali dinamakan pedologi sebagai ilmu pengetahuan alam murni yang berdiri sendiri. Pendapat Dokuchaev tersebut oleh Zakharov dianggap sebagai “aksioma tanah yang pertama” yaitu tanah dipandang sebagai tubuh alam historis yang bebas dan terpisah. Faktor-faktor pembentuk tanah pada tiap zone iklim di daerah geografis menentukan jenis tanah yang susunan genetisnya dinyatakan oleh penampangnya yang diberi nama profil. f. F.Marbut (1927) dari Amerika Serikat mengembangkan teori Dokuchaev, dan mendefinisikan tanah sebagai lapisan luar kulit bumi yang biasanya bersifat tidak padu (unconsolidated), gembur mempunyai sifat tertentu yang berbeda dengan bahan di bawahnya dalam hal warna, struktur, sifat-sifat fisik, susunan kimiawi, proses-proses kimia, sifat biologi dan morfologinya. g. Schroeder (1984) mendefinisikan tanah adalah hasil pengalihragaman (transformation) bahan mineral dan organik yang berlangsung di muka daratan bumi di bawah pengaruh factor- faktor lingkungan yang bekerja selama waktu sangat panjang, dan maujud sebagai suatu tubuh dengan organisasi dan morfologi tertakrifkan (definable). Gejala-gejala organisasi dan morfologi yang tertampakkan pada potongan tegak sepanjang tubuh tanah dinamakan profil tanah. Pada dasarnya tanah merupakan tubuh alam, namun demikian banyak tanah memperlihatkan tanda-tanda pengaruh antropogen akibat penggunaan yang lama oleh manusia. Misalnya struktur tanah berubah karena beban lalu lintas, susunan kimia tanah berubah karena pemupukan atau irigasi. h. Konsepsi terbaru dari SSM-USDA (1989), tanah diartikan sebagai kumpulan tubuh-tubuh alam dipermukaan bumi yang dibeberapa tempat diubah atau dibuat oleh orang menjadi bentuk-bentuk tertentu, yang mengandung mahkluk hidup dan menopang atau mampu untuk tumbuh tanaman secara alami. Batas atas dari tanah adalah udara atau air dangkal, dan pada bagian tepinya secara bertingkat menunju ke air dalam atau ke lahan tandus yang ditempati batuan atau es. Adapun batas bawahnya berupa batuan sebagai penghasil bahan bahan tanah. Tanah mencakup horizon-horison dekat permukaan yang berbeda dari bahan tanah di bawahnya akibat hasil interaksi melalui waktu, iklim, organisme yang hidup, bahan induk dan timbulan (relief). Geografi tanah mempelajari agihan (penyebaran) jenis tanah di muka bumi dan faktor-faktor yang menentukan agihannya, yang dipelajari mencakup sifat-sifat tanah, genesa tanah, klasifikasi tanah, agihan dan terapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kata “geografi” dalam istilah geografi tanah digunakan untuk memberikan konteks pada system atau metode telaah, tidak mengkonotasikan sebagai ilmu. Jadi, geografi tanah adalah ilmu tanah yang menelaah tanah menurut sudut pandang geografi. Geografi sebagai konteks mengimplikasikan bahwa pembicaraan mata telaah (subject matter) menempatkan segala gejala yang tersidik dalam matra ruang (space dimension).