Anda di halaman 1dari 3

TUGAS BIMBINGAN TEKNIS PENYUSUNAN BANGUNAN LAIK FUNGSI DAN

RAMAH LINGKUNGAN
Soal 1
Sebutkan peraturan-peraturan yang memayungi penyusunan bangunan laik fungsi dan
apakah maksud dan tujuannya (bangunan, jalan dan bangunan air/bendungan) ?
Jawaban
A. Peraturan-peraturan yang memayungi laik fungsi untuk Bangunan Gedung
1. Undang-Undang no.28 Tahun 2002 tentang bangunan gedung.
2. Peraturan Pemerintah no.26 Tahun 2005 tentang peraturan pelaksanaan Undang-
Undang no.28 Tahun 2002 tentang bangunan gedung.
3. Peraturan Presiden.
Standar Teknis dan Pedoman Teknis.
4. Peraturan Daerah Kab/Kota tentang bangunan gedung.
Maksud dan Tujuan
Untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional an sesuai dengan Tata
Bangunan gedungyang serasi dan selaras dengan lingkungannya.

B. Peraturan-peraturan yang memayungi penyusunan bangunan Jalan laik fungsi.


1. Undang-Undang no.22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
2. Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2006 Tentang Jalan.
3. Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2007 tentang pembagian urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemda Provinsi dan Pemda Kabupaten/Kota.
4. Peraturan Menteri PUPR no.08/PRT/M/2010 tentang organisasi dan tata kerja
Kementrian PUPR.
5. Peraturan Menteri PUPR no.08/PRT/M/2010 tentang tata cara dan persyaratan laik
fungsi jalan.
Maksud dan Tujuan
- Membuat kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi persyaratan teknis kelaikan
untuk memberi keselamatan bagi penggunanya dan persyaratan administrative
yang memberi kepastian hukum bagi penyelenggara jalan dan pengguna jalan,
sehingga jalan tersebut dapat di operasikan untuk umum.
- Mewujudkan tertib penyelenggaraan yang meliputi pengaturan, pembinaan,
pembangunan dn pengawasan jalan.
- Membuat tersedianya jalan yang memenuhi ketentuan keselamatan, kelancaran,
ekonomi dan ramah lingkungan.

C. Peraturan-peraturan yang memayungi penyusunan Bangunan Bendungan laik


fungsi.
1. Pedoman keamanan bendungan sesuai SKBI-1.7.10.1987 ditetapkan menjadi
keputusan menteri PU No.378/KPTS/1987 tentang pedoman keamanan bangunan
bendungan.
2. Pada Tahun 1988, SKBI tersebut ditingkatkan menjadi Standart Nasional
Indonesia (SNI) no.1731-1988-F atau penomoran baru menjadi SNI no.03-1731-
1988 tentang cara keamanan bendungan, penyelenggaraan keamanan bendungan dan
penugasan balai bendungan.
3. KEPMEN PU No.98/KPTS/1993, 27 Februari 1993 tentang organisasi
keamanan bendungan (OKB), OKB terdiri dari Komisi Keamanan Bendungan
(KKB), Unit Keamanan Bendungan (UKB), Panel Bebas/Tim Ahli.
4. KEPMEN PU no.102/KPTS/1994, 13 April 1994 tentang
penunjukkan/pengangkatan Ketua, Anggota dan Sekretaris, pada Organisasi
Keamanan Bendungan.
5. Surat MENKO WASBANGPAN no.99/MK. WASBANGPAN/6/1998, 22
Juni 1998 Disetujui pembentukan balai keamanan bendungan (BKB) Departemen
PU.
Maksud dan Tujuan
Untuk mewujudkan bangunan bendungan yang aman dan fungsional.

Soal 2
1. Pelaksanaan uji SLF bangunan dilakukan sesuai syarat syarat yang dibuat oleh
instansi yang memberikan ijin pada Kabupaten/kota lokasi bangunan gedung tersebut.
2. Uji laik fungsi jalan harus memenuhi:
a. Teknik geometri jalan.
b. Teknik struktur perkerasan jalan.
c. Teknik struktur bangunan pelengkap jalan.
d. Teknik pemanfaatan bagian-bagian jalan.
e. Teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas meliputi kegiatan
pemenuhan terhadap kebutuhan alat-alat manajemen dari rekayasa lalu lintas,
yang mewujudkan petunjuk, perintah dan larangan lalu lintas.
f. Teknis perlengkapan jalan meliputi, pemenuhan terhadap spesifikasi teknis
konstruksi alat-alat manajemen dan rekayasa lalu lintas.
** Seluruhnya tersebut mengacu pada ketentuan persyaratan teknis jalan yang
berlaku.
3. Uji operasi bendungan harus memenuhi syarat teknis sebagai berikut:
a. Data Teknis bendungan,
b. Laporan pengisian awal waduk.
c. Laporan analisis perilaku bendungan.
d. Pedoman operasi dan pemeliharaan bendungan beserta waduknya.
e. Laporan kejadian khusus selama pengisian awal waduk.

Anda mungkin juga menyukai