Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kehidupan manusia tak lepas dari yang namanya kesehatan , kesehatan hanya dapat
terjadi jika seluruh komponen mulai dari sel sampai dengan individu berjalan sesuai anatomi dan
fisiologinya, organ yang bekerja paling penting dalam tubuh adalah otak dan kemudian jantung kenapa
demikian, karena fungsi dari otak adalah mengorganisir semua kegiatan yang ada dalam tubuh
sementara jantung memberi makan organ seluruh tubuh karena fungsinya sebagai pemompa darah ke
seluruh tubuh. Dalam pembahasan kali ini kita akan mengupas kerdiomiopati dimana itu adalah salah
satu kelainan jantung. Jantung (bahasa Latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang
memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti
berhubungan dengan jantung, dari kata Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ
manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah. Ukuran jantung manusia kurang lebih sebesar
kepalan tangan. Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak
di dalam rongga torakik, di balik tulang dada. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah
kiri. Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda yang
bernama perikardium, yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat kepada
jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk menghindari gesekan antar organ
dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa konstan jantung. Jantung dijaga di tempatnya oleh
pembuluh-pembuluh darah yang meliputi daerah jantung yang merata/datar, seperti di dasar dan di
samping. Dua garis pembelah (terbentuk dari otot) pada lapisan luar jantung menunjukkan di mana
dinding pemisah di antara serambi & bilik jantung. Sementara Kelainan fungsi otot jantung dengan
penyebab yang tidak diketahui dan bukan diakibatkan oleh penyakit arteri koroner, kelainan jantung
bawaan (congenital), hipertensi atau penyakit katup. Kardiomiopati yang secara harfiah berarti penyakit
miokardium,

atau otot jantung, ditandai dengan hilangnya kemampuan jantung untuk memompa darah dan
berdenyut secara normal

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kardiomiopati ?

2. Apa macam-macam kardiomiopati ?

3. Bagaimana etiologi dari kardiomiopati ?

4. Bagaimana manifestasi klinis dari kardiomiopati ?

5. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari kardiomiopati ?

6. Bagaimana cara pengobatan dari kardiomiopati ?


C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian kardiomiopati

2. Untuk mengetahui macam-macam kardiomiopati

3. Untuk mengetahui etiologi kardiomiopati

4. Untuk mengetahui manifestasi klinis kardiomiopati

5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang kardiomiopati

6. Untuk mengetahui cara pengobatan kardiomiopati

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kardiomiopati Kelainan fungsi otot jantung dengan penyebab yang
tidak diketahui dan bukan diakibatkan oleh penyakit arteri koroner, kelainan jantung bawaan
(congenital), hipertensi atau penyakit katup. Kardiomiopati yang secara harfiah berarti penyakit
miokardium, atau otot jantung, ditandai dengan hilangnya kemampuan jantung untuk memompa darah
dan berdenyut secara normal. Kondisi semacam ini cenderung mulai dengan gejala ringan, selanjutnya
memburuk dengan cepat. Pada keadaan ini terjadi kerusakan atau gangguan miokardium, sehingga
jantung tidak mampu berkontraksi secara normal. Sebagai kompensasi, otot jantung menebal atau
hipertrofi dan rongga jantung membesar. Bersama dengan proses pembesaran ini, jaringan ikat
berproliferasi dan menginfiltrasi otot jantung. Miosit jantung (kardiomiosit) mengalami kerusakan dan
kematian, akibatnya dapat terjadi gagal jantung, aritmia dan kematian mendadak. Oleh karena itu
kardiomiopati dianggap sebagai penyebab utama morbiditas dan mortilitas kardiovaskular. Kebanyakan
kardiomiopati terjadi sebagai akibat komplikasi penyakit arteri koroner yang menyebabkan
tersumbatnya aliran darah ke otot jantung. Kelainan ini mengenai 1 dari 100 orang pasien, biasanya laki-
laki di atas umur 65 th. Pada pasien yang lebih tua biasanya lebih banyak terjadi pada perempuan.
Sementara itu, kardiomiopati bukan sebagai akibat penyakit arteri koroner cukup jarang dan total
diderita oleh 50.000 pasien di USA. Tetapi kelainan ini sering dijumpai pada orang muda dan merupakan
alasan utama untuk transplantasi jantung. Kebanyakan kelainan ini disebabkan faktor genetis dan
cenderung dijumpai dalam keluarga.

Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kardiomiopati Dilatasi

2.3.1. Faktor Intrinsik


1. Usia

Kardiomiopati dilatasi dapat menyerang berbagai usia, dari masih bayi

maupun orang dewasa. Pada bayi dan anak-anak biasanya mempunyai respon yang

berlebihan pada paparan pertama dengan antigen. Pada orang dewasa biasanya

mempunyai daya toleransi yang sangat tinggi dan gambaran klinisnya berupa

respon inflamasi kronis terhadap antigen asing atau gangguan sistem imun yang

akan berdampak terhadap autoimun.14

2. Jenis Kelamin

Pria cenderung lebih mudah terkena kardiomiopati dilatasi dibandingkan

dengan wanita. Secara keseluruhan, kemungkinan laki-laki dan perempuan terkena

kelainan ini adalah sama. Namun, pada kardiomiopati dilatasi yang berhubungan dengan kelainan
neuromuskuler atau inborn errors of metabolism, ternyata lebih

didominasi oleh laki-laki dan pada kebanyakan kasus diturunkan secara X-linked.

14

3. Riwayat Keluarga

Diakui bahwa sekitar 20% sampai 35% pasien dengan kardiomiopati


dilatasi idiopati memiliki kardiomiopati familial (didefinisikan sebagai 2 anggota

keluarga berhubungan erat yang memenuhi kriteria kardiomiopati dilatasi idiopati).

Pertimbangan kardiomiopati familial ini termasuk penemuan yang semakin penting

dari kardiomiopati. Kemajuan teknologi memungkinkan pengurutan dan

pembacaan genotipe dengan standar tinggi dengan biaya yang dikurangi membawa

pemeriksaan genetika ke arena klinis.15

2.3.2. Faktor Ekstrinsik

1. Diabetes Melitus

Diabetes melitus kini juga diakui sebagai salah satu faktor risiko

perkembangan gagal jantung. Hubungan antara mortalitas dan hemoglobin A1c

(HbA1c) pada pasien dengan diabetes melitus dan gagal jantung muncul dalam

bentuk U, dengan risiko kematian terendah pada pasien dengan kontrol glukosa

yang sederhana (7,1% < HbA1c ≤ 7,8%) dan peningkatan risiko dengan kadar

HbA1c yang sangat tinggi atau sangat rendah. Strategi pengobatan optimal pada

pasien dengan diabetes melitus dan gagal jantung masih kontroversial; beberapa

penelitian menunjukkan bahaya potensial dengan beberapa obat penurun glukosa.


Keamanan dan kemanjuran terapi diabetes melitus pada gagal jantung, termasuk metformin,
sulfonilurea, insulin, dan analog peptida mirip glukagon, menunggu

data lebih lanjut dari uji klinis yang akan datang. Pengobatan dengan

thiazolidinediones (misalnya rosiglitazone) dikaitkan dengan retensi cairan pada

pasien dengan gagal jantung dan harus dihindari pada pasien gagal jantung dengan

NYHA kelas II sampai IV.15

2. Konsumsi Alkohol

Pengguna alkohol kronis adalah salah satu penyebab paling penting dari

kardiomiopati dilatasi. Diagnosis klinis dicurigai ketika terjadi disfungsi biventrikel

dan dilatasi yang diamati terus-menerus pada peminum berat tanpa adanya

penyebab lain yang diketahui untuk penyakit miokardium. Kardiomiopati karena

alkohol paling umum terjadi pada pria berusia 30-55 tahun yang telah menjadi

konsumen berat alkohol selama >10 tahun. Perempuan mewakili sekitar 14% dari

kasus kardiomiopati karena alkohol tetapi mungkin lebih rentan dengan konsumsi

alkohol yang lebih sedikit semasa hidupnya.15

3. Obesitas
Meskipun mekanisme tepat yang menyebabkan gagal jantung yang

berkaitan dengan obesitas tidak diketahui, akumulasi lemak yang berlebihan

menghasilkan peningkatan volume sirkulasi darah. Peningkatan persisten yang

berlanjut pada curah jantung, kerja jantung, dan tekanan darah sistemik bersamaan

dengan cedera miosit jantung yang disebabkan lipotoksisitas dan akumulasi lipid

miokard telah terlibat sebagai suatu mekanisme yang potensial.

Pemeriksaan Diagnostik

Dilakukan untuk mendukung hasil pemeriksaan fisik pada jantung,

diantaranya :

a. Elektrokardiografi (EKG)

Bertujuan untuk merekam sinyal listrik jantung yang dapat mendeteksi

kelainan pada irama dan struktur jantung. Pasien diminta berbaring dan

menempelkan elektroda ke tubuhnya. Kemudian, mesin akan merekam

sinyal listrik jantung pasien.

b. Ekokardiografi
Pemeriksaan gelombang suara pada jantung yang digunakan untuk

mengevaluasi kondisi otot dan katup jantung pasien.

c. Uji tekanan

Pemeriksaan kondisi jantung ketika detak jangtung pasien meningkat.

Pasien diminta mengayuh sepeda statis atau berlari di treadmill untuk

Gejala Kardiomiopati

Kardiomiopati pada awalnya jarang menimbulkan gejala. Gejalanya akan muncul dan berkembang
seiring dengan menurunnya kerja jantung dalam memompa darah.

Beberapa gejala yang bisa muncul adalah:

Napas pendek, terutama setelah melakukan aktivitas fisik yang berat

Tungkai membengkak (edema tungkai)

Batuk terutama saat tidur telentang

Tubuh mudah lelah

Perut kembung

Nyeri dada
Penglihatan berkunang-kunang

Jantung berdebar-debar (palpitasi)

Denyut jantung tidak teratur (aritmia)

Pusing dan pingsan

Pencegahan Kardiomiopati

Kardiomiopati yang disebabkan oleh faktor genetik tidak dapat dicegah. Namun, secara umum, risiko
terjadinya kardiomiopati dan penyakit jantung lainnya dapat diturunkan dengan menjalani pola hidup
sehat, seperti:

Mengurangi berat badan jika mengalami obesitas

Beristirahat yang cukup

Berolahraga secara teratur

Mengelola stres dengan baik

Menghentikan kebiasaan merokok

Mengurangi konsumsi minuman beralkohol


Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang

Melakukan pemeriksaan rutin ke dokter jika menderita penyakit yang bisa meningkatkan risiko
terjadinya kardiomiopati, seperti hipertensi, diabetes, atau penyakit tiroid

Anda mungkin juga menyukai