Anda di halaman 1dari 10

"TUGAS KELOMPOK "

Dosen Pengampu : Muhammad Albahi, SE,M.SI,Ak,CA

Kelas Ilmu Komunikasi -2 ( Humas)

Oleh : Kelompok 5 (PT TELKOM)

Esa Prasetyo Wiratno (0603203136)

Endah Rananda Gita Br Purba (0603202056)

PRODI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2022/2023
a. umum
bahwa sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sahamnya tercatat di Bursa Efek
Indonesia dan Amerika, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
(Telkom) perlu memiliki pedoman tata kerja Direksi dan
Dewan Komisaris
Menimbang
b. bahwa Telkom saat ini memiliki BOC Charter dan BOD Charter yang mengikat tiap-tiap
anggota Dewan Komisaris dan Direksi, dan dipandang perlu untuk mengintegrasikan prinsip-
prinsip yang diatur dalam Charter dimaksud dalam suatu pedoman tata kerja yang mengikat
antara Dewan Komisaris dan Direksi
c. bahwa penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) salah satunya
dilakukan dengan hubungan kerja yang efektif antara Dewan Komisaris dan Direksi
d. bahwa sehubungan dengan pertimbangan tersebut di atas, maka perlu ditetapkan Panduan Tata
Kerja Dewan Komisaris dan Direksi (Board Manual) dalam suatu Peraturan Bersama Dewan
Komisaris dan Direksi.

b. divisi
Menetapkan

MEMUTUSKAN
PERATURAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI PERUSAHAAN
PERSEROAN (PERSERO) PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk TENTANG
PANDUAN TATA KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI (BOARD MANUAL)
PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk.
: Menetapkan Panduan Tata Kerja Dewan Komisaris dan Direksi
PERTAMA
(Board Manual) Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk sebagaimana
teriampir dalam Lampiran Peraturan Bersama ini. Peraturan Bersama ini berikut Lampiran yang
menyertainya,
KEDUA
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
KETIGA
Peraturan Bersama ini berlaku sejak tanggal ditetapkan

KEEMPAT
Tanpa mengesampingkan diktum Ketiga di atas:
a. Peraturan Perusahaan dan Keputusan Dewan Komisaris yan diperlukan untuk pelaksanaan
Board Manual ini, ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan sejak Peraturan Bersama ini
ditetapkan.
b. Ketentuan Board Manual yang tidak memerlukan peraturan
pelaksanaan, mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
c. Paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal Board Manual ini ditetapkan, ketentuan
dalam Peraturan Perusahaan yang telah dikeluarkan sebelum berlakunya Board Manual ini, tetap
berlaku dan selanjutnya ketentuan yang belum sesuai dengan Board Manual harus menyesuaikan
dengan ketentuan dalam Board
Manual ini.
c. khusus
memperhatikan
1. Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk yang telah diumumkan dalam Berita Negara RI Nomor 5 tanggal
17 Januari 1992, Tambahan Berita Negara RI Nomor 210, sebagaimana telah beberapa kali
diubah dan terakhir perubahannya telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem
Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan HAM melalui surat No. AHU-AH.01.03-
0289820 tanggal 24 Juni 2019 tentang Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan Keputusan Menteri
Hukum dan HAM RI No. AHU-0032595 AH 01.02.TAHUN 2019 tanggal 24 Juni 2019 tentang
Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk;

2. Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perusahaan Perseroan (Persero)
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TELKOM) tanggal 24 Mei 2019, sebagaimana dinyatakan
dalam Akta Pernyataan Keputusan RUPST TELKOM No. 31 tanggal 21 Juni 2019 yang dibuat
di hadapan Sasha Adisa Putri S.H. M.Kn. selaku Notaris Pengganti Ashoya Ratam. S.H., M.Kn.
Program TJSL menjadi salah satu upaya Telkom untuk berkontribusi dalam peningkatan
kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan. Melalui Program TJSL,
Telkom menjalankan Langkah strategis dalam bidang sosial dan lingkungan guna mendukung
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), yaitu :

Bantuan sosial kemasyarakatan dalam rangka pengentasan kemiskinan;


Program penanggulangan kelaparan dan menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi;
Dukungan penanggulangan pandemi COVID-19;
Dukungan infrastruktur digital untuk inklusi Pendidikan;
Edukasi talenta digital untuk mendukung peningkatan literasi digital nasional;
Bantuan sarana sanitasi dan air bersih;
Pemberdayaan usaha mikro dan usaha kecil;
Bantuan infrastruktur dan sarana umum;
Pengembangan desa binaan unggulan;
Program pengembangan pemukiman berkelanjutan;
Bantuan penanganan perubahan iklim;dan
Pencegahan kekerasan dan memerangi terorisme .
Penyelenggaraan program TJSL dilaksanakan secara efektif melalui peningkatan Kerjasama
sinergi internal Telkom Group maupun eksternal melalui institusi/lembaga yang terkait dengan
bidang TJSL. Telkom mendorong peran aktif masyarakat dan pemangku kepentingan terkait
lainnya, sehingga program-program TJSL BUMN dapat memberikan kontribusi yang positif
kepada masyarakat, termasuk dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian.
Anggaran dan Realisasi TJSL
Digitalisasi Program TJSL
b. Sebelumnya disclosure gaji karyawan PT. Telkom Indonesia pernah dibahas di Youtube oleh
salah satu karyawannya. Namun ternyata timbul pro dan kontra mengenai disclosure gaji
tersebut. Nah, semoga dengan saya menjawab pertanyaan ini di Quora, saya tidak mendapatkan
kontra dari tempat saya bekerja PT. Telkom Indonesia. Dan semoga informasi yang saya berikan
bermanfaat serta kredibel bagi siapapun yang mencari tahu.
Di PT. Telkom Indonesia, penerimaan pegawai ada berbagai macam jalur mulai dari GPTP
(Great People Trainee Program) hingga jalur Pro-Hire. Saya sendiri termasuk yang masuk lewat
jalur GPTP. Adapun jalur ini diperuntukkan bagi fresh graduate S1 atau S2 dan/atau yang telah
memiliki pengalaman bekerja dengan adanya batasan usia maksimal. Peraturan disesuaikan tiap
tahun bila ada open recruitment via GPTP.
Para kandidat yang lolos GPTP nanti akan menjalani beberapa macam tahap sebelum akhirnya
mendapatkan SK (Surat Keterangan) Karyawan Tetap: OJT dan KDMP. Kandidat yang sudah
diangkat menjadi karyawan tetap akan mulai dari level jabatan terbawah yakni Officer 3 atau
Band Position (BP) VI.
PT. Telkom Indonesia memiliki strukture level jabatan sebagai berikut:

BP VI - Officer 3 (Staff)

BP V - Officer 2

BP IV - Officer 1 (Asisten Manager di level Witel)

BP III - Senior Officer (Manager di level Witel/Divisi)

BP II - Assistant Vice President (Manager di level Direktorat, General Manager di level Witel)

BP I - Vice President/Excecutive Vice President (Kepala unit di Direktorat, EVP di level


Regional, BOD-1)

BoD - Board of Directors (Management)

BP VI merupakan level jabatan dengan gaji paling rendah. Take Home Pay untuk area Jakarta
adalah Rp 7.5 juta per bulan ditambah dengan tunjangan transportasi Rp 1 juta yang dibayarkan
terpisah di pertengahan bulan. BP VI juga akan mendapatkan fasilitas:
DPLK (dana pensiun yang dibayarkan oleh Telkom, bisa memilih opsi autodebet atau iuran
manual)
Fasilitas kesehatan (kalau ke rumah sakit, seluruh biaya ditanggung Telkom)
Fasilitas ganti kacamata
Laptop kerja
Insentif Pajak
Bantuan Biaya Perumahan yang dibayarkan per 2 tahun sekali
Jasprod (bervariasi tergantung tercapainya target perusahaan)
Diskresi
Jadi kalau ditotal sebulan kira-kira bisa mendapatkan 7–9 juta. THP Jakarta yang saya sebutkan
sudah termasuk biaya kemahalan ya, biaya kemahalan per kota berbeda satu sama lain. Di masa
OJT, karyawan GPTP akan mendapatkan gaji flat Rp 3.5 juta, sementara di masa KDMP akan
dibayarkan 80% dari THP.
Perbedaan gaji antara BP VI dan BP V sekitar 1 juta, sementara perbedaan yang mulai terasa
signifikan ada di antara BP V dengan BP IV dan seterusnya. Untuk level BoD, sudah pasti
mereka mendapatkan tunjangan jabatan serta tantiem (cmiiw). Di level BP III kehidupan
karyawan PT. Telkom Indonesia jauh lebih sejahtera dibandingkan dengan BP IV ke bawah.
Masalahnya adalah kenaikan jabatan bervariasi tergantung dari kemurahan hati atasan (selain
performance kerja). Teman saya ada yang baru kerja kurang dari dua tahun dan lulusan S1 tapi
sudah naik jabatan ke BP V. Sementara ada juga kasus lain dimana teman saya sudah bekerja 3.5
tahun lebih tapi masih BP VI. Saran saya, kalau mau karir cepat jangan mau ke Direktorat lebih
baik pilih Witel saja.
Semoga jawaban ini membantu. Dan bila ada orang Telkom yang melihat postingan ini, koreksi
saya bila ada kekeliruan.
c. Langkah-langkah dalam mengembangkan Sistem Manajemen K3 dapat diuraikan sebagai
berikut :a.
Peraturan Perundang-undangan dan StandarSebelum mengimplementasikan harus diidentifikasi
semua peraturan perundang-undangan dan standar K3 yang berlaku dalam perusahaan yang
bersangkutan.Sebaiknya dibentuk tim untuk mendokumentasikan peraturan perundang-
undangandan standar dibidang K3. Kemudian disusun Peraturan K3 perusahaan dan pedoman
pelaksanaan K3. Sebagian besar perusahaan, peraturan keselamatan dan kesehatankerja dicetak
dalam bentuk buku saku yang selalu dibawa oleh tenaga kerja, agarsetiap pekerja memahami
peraturan tersebut dan menjelaskan peraturan perundangandan persyaratan lainnya kepada setiap
tenaga kerja b.
b.Menetapkan Kebijakan K3 PerusahaanDalam menetapkan Kebijakan K3 di perusahaan ini
yaitu dengan pernyataanmengenai komitmen dari organisasi untuk melaksanakan K3 yang
menegaskanketerikatan perusahaan terhadap pelaksanaan K3 dengan melaksanakan
semuaketentuan K3 yang berlaku sesuai dengan operasi perusahaan, melindungi keselamatandan
kesehatan semua pekerja termasuk kontraktor dan stackholder lainnya seperti pelanggan dan
pemasok
c.MengorganisasikanBagaimana Top Manajemen menempatkan organisasi K3 di perusahaan
sertadukungan yang diberikan merupakan pencerminan dari komitmen terhadap K3.d.
Merncanakan Sistem Manajemen K3Perusahaan harus membuat perencanaan yang efektif guna
mencapai keberhasilan penerapan dan kegiatan Sistem Manajemen K3 dengan sasaran yang jelas
dan dapatdiukur.e.
Penerapan Sistem Manajemen K3Perusahaan harus menyediakan personil yang memiliki
kualifikasi, sarana yangmemadai sesuai Sistem Manajemen K3 yang diterapkan dengan
membuat proseduryang dapat memantau manfaat yang akan didapat maupun biaya yang
harusdikeluarkan.f.
Mengukur dan Memantau Hasil Pelaksanaan
Dalam pengukuran dan memantau hasil pelaksanaan adalah denganmenggunakan standar yang
telah ditetapkan terlebih dahulu. Ada dua macam ukuranyang dapat digunakan yaitu ukuran yang
bersifat reaktif yang didasarkan padakebijakan kecelakaan dan ukuran yang bersifat proaktif
yang didasarkan kepadaupaya dari keseluruhan sistem.g.
Melakukan Audit dan Meninjau Ulang secara MenyeluruhMelaksanakan audit dan meninjau
ulang secara menyeluruh denganmelaksanakan audit K3. Manajemen dapat memeriksa sejauh
mana organisasi telahmelaksanakan komitmen yang telah disepakati bersama, mendeteksi
berbagaikelemahan yang masih ada yang mungkin terletak pada perumusan komitmen
dankebijakan K3 atau pada pengorganisasian, atau pada perencanaan dan
pelaksanaannya.Penerapan Sistem Manajemen K3 dalam perusahaan atau organisasi
mendapatkan beberapa faktor menghambat dan faktor keberhasilan penerapan Sistem
Manajemen K3.Faktor penghambat tersebut antara lain:a.
Belum adanya persyaratan dari konsumen mengenai pembuktian penerapan SistemManajemen
K3.
Dampak krisis ekonomi.c.
Tidak adanya konsekuensi bagi perusahaan yang menunda dan atau menolakadanya pelaksanaan
audit Sistem Manajemen K3.d.
Kekurangsiapan perusahaan dikarenakan ketidaktahuan perusahaan untukmenerapkan Sistem
Manajemen K3.e
Biaya audit dianggap memberatkan perusahaan.
Frame
koordinasi pelaksanaan audit dengan Departemen Teknis lain belumterwujud.Faktor
keberhasilan penerapan Sistem Manajemen K3 antara lain:a.
Telah diterapkannya beberapa sistem manajemen yang mendukung penerapanSistem Manajemen
K3. b.
Tingginya komitmen K3 dari manajemen puncak atau perusahaan induk.c.
Melakukan studi banding.d.
Adanya ahli dalam bidang K3.e.
Asanya Departemen atau bagian yang khusus mengangani K3.f.
Telah dimilikinya
Safety Committee
yang berperan aktif dalam pelaksanaan K3g.
Telah diperolehnya penghargaan dibidang K3 dari institusi lain.

Terdapatnya tuntutan dari pihak konsumen kepada perusahaan untuk menerapkanSistem


Manajemen K3.i.
Terpacunya suatu perusahaan dalam sectornya karena perusahaan lain telah berhasilmenerapkan
Sistem Manajemen K3. j.
Adanya upaya pembinaan mengenai Sistem Manajemen K3 baik dari asosiasi profesi maupun
dari Pembina kawasan perusahaan.Dalam penerapan Sistem Manajemen K3 ini perusahaan atau
organisasi harus berpedoman pada Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No.Per-05/MEN/1996
mengenaiSistem Manajemen K3. Pedoman tersebut diantaranya adalah:a.
Komitmen dan Kebijakan b.
Perencanaanc.
Penerapan.
Pengukuran dan Evaluasie.
Tinjauan Ulang dan Peningkatan oleh Pihak Manajemen
Setiap data pribadi yang telah dikumpul di situs ini diperuntukkan kepada PT PERTAMINA
(PERSERO).
PT PERTAMINA (PERSERO) hanya akan memberikan data pribadi anda dengan perusahaan
lain atau pihak lain di luar organisasi (PERTAMINA) hanya dalam hal sebagaiberikut:
* Kami memiliki ijin dari anda. Kami meminta pilihan ijin dari anda untuk memberikan dan
menyebarkan beberapa data pribadi yang khusus.
* Kami akan memberikan informasi tersebut kepada anak perusahaan, afiliasi atau rekan usaha
atau orang untuk maksud penggunaan data tersebut atas nama PT PERTAMINA (PERSERO).
Kami memerlukan persetujuan anda untuk memproses data pribadi berdasarkan intsruksi kami
dan akan disesuaikan dengan kebijakan personal ini dan kerahasiaan lainnya yang sesuai dan
syarat keamanan yang ada.
* Kami memiliki itikad baik untuk mengakses, menggunakan, memelihara atau mengungkapkan
beberapa data pribadi yang layak untuk keperluan (a) memenuhi hukum, peraturan, proses
hukum atau permintaan dari lembaga pemerintah/instansi yang bewenang, (b) ketentuan di
bidang jasa yang berlaku termasuk untuk investigasi pelanggaran (c) mendeteksi, mencegah atau
mengatasi penipuan (d) melindungi dari kejahatan yang dapat merugikan hak, asset, atau
kemanan PT PERTAMINA (PERSERO), pengguna yang ada ataupun masyrakat umum yang
diperbolehkan menurut hukum.
Jika PT PERTAMINA (PERSERO) dan/atau anak perusahaan, afiliasinya dan rekan usahanya
atau orang yang tergabung dalam merger, akuisisi atau bentuk lain dari penjualan beberapa atau
asetnya, kami memastikan bahwa kerahasiaan dari data pribadi yang termasuk ke dalam
transaksinya dan sebelumnya dinyatakan sebelum data.
Mahkamah Konstitusi (MK) telah mengabulkan permohonan Uji Formil Undang-Undang (UU)
Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja (UU Ciptakerja), yang diajukan oleh Federasi
Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB). FSPPB adalah salah satu dari Pemohon Uji Formil
UU Ciptakerja dalam perkara Nomor 107/PUU-XVIII/2020 mengapresiasi putusan MK yang
menyatakan UU Ciptakerja inkonstitusional/bertentangan dengan UUD 1945 meskipun
dinyatakan secara bersyarat.
Arie Gumilar, Presiden FSPPB, mengatakan putusan MK tersebut telah membuktikan UU
Ciptakerja di buat secara serampangan oleh DPR dan pemerintah terlebih UU Ciptakerja ini
cenderung berpihak kepada investor/pengusaha dan mengesampingkan nasib pekerja.“Sudah
seharusnya pembuat Undang-Undang menyerap lebih banyak aspirasi pekerja/buruh terutama
terhadap Undang-Undang yang memberikan dampak langsung kepada para buruh/pekerja,” kata
Arie, Jumat(26/11).
Arie menyampaikan dengan putusan ini, maka tumbuh kepercayaan masyarakat terhadap
Mahkamah Konstitusi, meski masih memberikan kesempatan kepada pemerintah dan DPR untuk
memperbaiki UU Ciptakerja dalam jangka waku dua tahun.
“Kami FSPPB akan ikut mengawal proses perbaikan UU Ciptakerja apabila pemerintah berniat
untuk memperbaikinya,” ujarnya.
Janses E Sihaloho, kuasa hukum FSPPB, menambahkan bahwa inkonstitusional bersyarat
menjadikan DPR dan pemerintah dalam memperbaiki UU Cipta Kerja haruslah sesuai perintah
Hakim Konstitusi, yaitu perlu adanya landasan hukum omnibus law, adanya partisipai publik
yang bermakna, dan perubahan materi.“Putusan MK ini sudah seharusnya menjadi pelajaran
penting dan berharga agar pembuat Undang-Undang ke depan agar lebih profesional taat asas
dan lebih menghargai partisipasi publik,” katanya.(RA).
Mahkamah Konstitusi dalam amar putusannya dalam perkara Nomor 107/PUU-XVIII/2020 telah
mengabulkan Permohonan Uji Formil UU Cipta Kerja yang pada pokoknya menyatakan:1.
Pembentukan Undang-Undang Cipta Kerja bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat secara bersyarat sepanjang tidak dimaknai “tidak
dilakukan perbaikan dalam waktu 2 tahun sejak putusan diucapkan”;2. Undang-Undang Cipta
Kerja masih tetap berlaku sampai dengan dilakukan perbaikan pembentukan sesuai dengan
tenggang waktu sebagaimana yang telah ditentukan;3. Memerintahkan kepada pembentuk
Undang-Undang untuk melakukan perbaikan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun
sejak putusan diucapkan dan apabila dalam tenggang waktu tersebut tidak dilakukan perbaikan
maka Undang-Undang Cipta Kerja menjadi Inkonstitusional secara permanen;4. Apabila dalam
tenggang waktu 2 (dua) tahun pembentuk Undang-Undang tidak dapat menyelesaikan perbaikan
Undang-Undang Cipta Kerja maka Undang-Undang atau Pasal-Pasal atau Materi-Materi yang
telah dicabut atau di ubah oleh Undang-Undang Cipta Kerja harus dinyatakan berlaku kembali;5.
Menangguhkan segala tindakan atau kebijakan yang bersifat strategis dan berdampak luas serta
tidak dibenarkan pula menerbitkan peraturan pelaksana baru yang berkaitan dengan Undang-
Undang Cipta Kerja.

Anda mungkin juga menyukai