Aspek Ekonomi
Kondisi topografis dan geografis wilayah Indonesia yang berbentuk negara
kepulauan dengan ukuran yang sangat luas berdampak pada tingginya biaya
transportasi dan distribusi terutama karena sulitnya untuk mencapai skala
ekonomis. Hal ini juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tingginya
struktur biaya penyelenggaraan layanan pos di Indonesia.
Aspek Teknologi
Perkembangan teknologi yang sangat cepat berdampak pada seluruh seluruh
sendi kehidupan masyarakat. Agresifitas para operator telepon selular untuk
menurunkan tarif belakangan ini juga menyebabkan semakin cepatnya penetrasi
penggunaan telepon selular di Indonesia. Selain itu, tarif yang semakin murah
untuk SMS dan panggilan telepon makin meningkatkan ancaman substitusi
terhadap bisnis komunikasi fisik (dalam hal ini pengiriman surat). Dengan
adanya efek substitusi dari proses transmisi informasi secara elektronik terhadap
pengiriman surat secara fisik, jelas menunjukkan bahwa perkembangan
telematika tersebut merupakan ancaman yang serius, apalagi secara umum
biayanya jauh lebih murah daripada pengiriman surat secara fisik. Meskipun
demikian, substitusi elektronik tersebut seringkali merupakan proses substitusi
yang tidak sempurna, artinya produk telematika tersebut tidak bisa
menggantikan surat fisik dengan pola satu lawan satu (one to one basis). Bahaya
dari ancaman substitusi tersebut dapat dilihat dari besaran proporsi
pengurangan volume pengiriman surat yang benar-benar tergantikan oleh
teknologi, dan tentu saja hal ini sangat tergantung pada seberapa jauh kemajuan
teknologi komunikasi tersebut mampu memenuhi kebutuhan riil dari konsumen.
B. Analisis Kondisi Internal
Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap kondisi internal Pos
Indonesia dengan menggunakan framework McKinseys 7S. Framework yang
dikembangkan oleh konsultan McKinsey & Co (Waterman, Peters, & Philips,
1980) ini didasarkan pada premise bahwa organisasi tidak hanya dapat dilihat
sebagai sebuah struktur, melainkan terdiri dari tujuh elemen yang saling
terkait dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya.
1. Strategy
Menurut Porter (1979, 1985), strategi adalah upaya membangun
pertahanan yang memungkinkan perusahaan melawan tekanan-tekanan
persaingan atau menemukan dan mengambil posisi dalam industri dimana
tekanan persaingan tersebut paling lemah. . Strategi Pos Indonesia dapat
dilihat dalam Buku RJPP dimana manajemen Pos Indonesia menyusun
strategi yang berbeda-beda sesuai dengan position mapping yang telah
dilakukan.
2. Structure
Struktur organisasi akan mempengaruhi tingkat responsiveness sebuah
perusahaan terhadap tantangan-tantangan baru dan perubahan
kebutuhan pelanggan. Struktur organisasi Pos Indonesia berbentuk
korporasi dengan beberapa unit bisnis (strategic business unit). Di kantor
pusat, terdapat lima direktorat yang masing-masing dipimpin oleh
Direktur. Kelima direktorat dimaksud pada dasarnya dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu direktorat bisnis dan direktorat fungsi support,
kecuali Direktur Bisnis Kurir dan Operasi yang menggabungkan keduanya.
Direktur bisnis bertanggungjawab sekaligus mengkoordinasikan SBU-SBU
yang berada dibawahnya, sedangkan direktur support (Direktur SDM dan
Direktur Keuangan) menjalankan fungsi organisasi sesuai bidangnya untuk
menunjang operasional perusahaan dan unit bisnisnya
3. System
Yang dimaksud dengan sistem adalah prosedur formal dan informal yang
berlaku dalam perusahaan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Sistem mencakup semua hal mulai dari sistem informasi manajemen
sampai dengan sistem-sistem yang digunakan pada point of contact with
customer, seperti: retail systems, call centre systems, online systems, dan
5. Shared values
Shared values merupakan nilai-nilai dan keyakinan dasar yang menjadi
landasan keberadaan perusahaan sehingga menjadi panduan bagi seluruh
manajemen dan karyawan dalam mewujudkan perilaku yang bernilai
tinggi dalam aktivitas sehari-hari
Pos Indonesia telah memformulasikan keyakinan dasar (core beliefs) dan
nilai dasar (core values) sebagai berikut :
- Keyakinan Dasar Pos Indonesia adalah mempunyai karyawan yang
bertalenta (talented people), keunggulan layanan (service
excellence), nilai-nilai bagi pelanggan (customer values) dan
pertumbuhan kinerja keuangan yang tinggi serta berkelanjutan
(sustainable outstanding financial performance).
6. Staff
Dari total pegawai tetap Pos Indonesia, lebih dari setengah jumlah
pegawai berada pada rentang usia 36 tahun s.d. 45 tahun, dan terdapat
pegawai yang memiliki tingkat pendidikan SMA ke bawah. Kondisi ini
merupakan tantangan tersendiri bagi manajemen Pos Indonesia untuk
membawa perusahaan bergerak cepat dalam situasi persaingan yang
makin ketat dewasa ini. Diperlukan gaya kepemimpinan yang berbeda
serta programprogram pelatihan pegawai yang intensif agar Pos Indonesia
mampu membangun keunggulan bersaing ditengah tuntutan akan kualitas
pelayanan yang makin meningkat dari pelanggan.
7. Style
Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi kelompok terfokus, didapatkan
kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan di Pos Indonesia masih cenderung
bersifat paternalistik dan transaksional. Pengambilan keputusan masih
bernuansa sentralistik dan top-down, meskipun upaya-upaya
desentralisasi sudah mulai dilakukan. Pendelegasian wewenang kepada
pimpinan unit kerja masih sangat terbatas, terutama dalam hal investasi,
procurement, dan kebijakan mengenai SDM. Arus komunikasi dan
koordinasi juga belum mengalir dengan lancar ke seluruh level karyawan
maupun antar unit kerja. Akibatnya banyak manajer dan karyawan yang
dalam menjalankan rutinitas sehari-hari kurang peduli dengan kontribusi
dan keterkaitannya dengan unit lain. Hal ini terlihat dari perilaku masingmasing unit bisnis maupun para pimpinan unit pelaksana teknis (kantor
pos) yang cenderung berjalan sendirisendiri dan tidak sinkron satu dengan
lainnya. Sering terjadi para pimpinan unit kerja mengambil kebijakan yang
berbeda-beda sehingga berdampak negatif terhadap moral kerja karyawan