DISUSUN OLEH
FRISKA NATALIA
NIM P0 5120421 021
Karya Ilmiah Akhir Ners ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk memperoleh Gelar Profesi Ners (Ns)
DISUSUN OLEH :
FRISKA NATALIA
NIM. P05120421021
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
Dengan Judul
Disiapkan oleh:
FRISKA NATALIA
NIM. P05120421021
Karya Ilmiah Ners Ini Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk Dipersentasikan
Dihadapan Tim Penguji Program Studi Pendidikan Profesi Ners
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Pada Tanggal :
Oleh
Pembimbing
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners Program Profesi
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Friska Natalia
NIM. P0 5120421 021
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah
Akhir Ners (KIAN) ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Dukungan Tidur Pada
Pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) di Ruang ICU RS Argamakmur Tahun
2021”.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak skripsi ini
tidak dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Eliana, SKM., MPH, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Bengkulu
2. Ibu Septiyanti, S. Kep, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Bengkulu
3. Bapak Ns. Hermansyah, S. Kep., M. Kep, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Bengkulu
4. Bapak Ns. Hendri Heriyanto, S.Kep., M.Kep., selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dengan penuh kesabaran kepada penulis dalam penyusunan
Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini
5. Seluruh tenaga pendidik dan kependidikan Jurusan Keperawatan yang telah
sabar mendidik dan membimbing selama proses pendidikan
6. Kedua orang tua dan semua keluarga yang telah mendoakan, mendukung dan
memberikan semangat baik moril maupun materil
7. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyelesaian
Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) ini
Penulis menyadari ketidaksempurnaan dalam penulisan Karya Ilmiah
Akhir Ners (KIAN) ini oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak agar penulis dapat berkarya lebih baik dan optimal lagi di masa
yang akan datang.
Semoga kritik dan saran yang telah diberikan akan menjadi amal baik
oleh Tuhan Yang Maha Esa. Penulis berharap semoga Karya Ilmiah Akhir Ners
v
(KIAN) ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi penulis
sendiri dan mahasiswa jurusan keperawatan lainnya.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
3. Efektvitas Foot Hand Massage Terhadap Respon Tidur Pada Pasien
Infark Miokard Akut: Studi Di Ruang ICCU RSUD Dr. Iskak Tulung
Agung 38
4. Relaksasi Benson Untuk Durasi Tidur Pasien Penyakit Jantung Koroner
39
viii
5. Pemanfaatan Teknik Relaksasi Massase Punggung Dalam
Meningkatkan Kualitas Tidur Pada Asuhan Keperawatan Pasien
Hipertensi 41
6. Kajian Kebutuhan Belajar Klien dengan Penyakit Jantung Koroner
42
7. Pengaruh Terapi Emotional Freedom Technique Menggunakan
Aromaterapi Rosemary Terhadap Peningkatan Kualitas Tidur Pasien
Infark Miokard Akut Di Rsud Dr. M. Yunus Bengkulu 43
8. Pengaruh Sudut Posisi Tidur Terhadap Kualitas Tidur Dan Status
Kardiovaskuler Pada Pasien IMA Di Ruang ICVU Rsud Dr. Moewardi
Surakarta 45
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 55
1. Pengkajian 55
2. Diagnosa yang Mungkin Muncul pada Pasien PJK 59
3. Intervensi Keperawatan: Dukungan Tidur 67
4. Implementasi 73
5. Evaluasi 73
BAB III METODE PENULISAN
A. Rancangan Studi Kasus 75
B. Subyek Studi Kasus 75
C. Definisi Operasional 75
D. Tempat dan Waktu 76
E. Pengumpulan Data 76
F. Penyajian Data 77
G. Etika Studi Kasus 77
BAB IV HASIL STUDI KASUS
A. GAmbaran hasilpengkajian keperawatan…………………………………79
B. Gambaran diagnosa keperawatan ………………………………………...87
C. Rencana keperawatan……………………………………………………88
D. Gambaran implementasi dan evaluasi keperawatan……………………..90
BAB V PEMBAHASAN
ix
1. Pengkajian……………………………………………………………….102
2. Diagnosa ………………………………………………………………...105
3. Perencanaan keperawatan ……………………………………………….106
4. Implementasi keperawatan ……………………………………………...107
5. Evaluasi keperawatan …………………………………………………...111
6. Keterbatasan penelitian …………………………………………………112
BAB VI PENUTUP
A. KESIMPILAN …………………………………………………………113
B. SARAN…………………………………………………………………115
DAFTAR PUSTAKA
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang disebabkan
karena otot miokard kekurangan suplai darah karena terdapat penyempitan
pada arteri koroner dan adanya pembuluh darah jantung yang tersumbat, hal
tersebut yang dapat menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jantung.
(AHA, 2017) Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kondisi yang
terjadi di arteri koroner yang membentuk plak. Lumen Arteri Koroner akan
mempersempit pembentukan plak, karena suplai oksigen ke sel tidak dapat
memenuhi kebutuhannya. Maka dari itu tubuh tidak dapat memproduksi
energi secara banyak dan dapat menyebabkan respon tubuh berupa intoleransi
aktivitas. (Zeni,2018)
World Health Organization (WHO) (2016) menyampaikan data bahwa
kematian akibat penyakit kardiovaskuler yaitu sebanyak 17,9 juta orang atau
31% dari 56,5 juta dari kematian global. Lebih dari 75% penderita penyakit
kardiovaskuler terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah,
dan 80% kematian yang diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler disebabkan
oleh serangan jantung dan stroke (WHO, 2017). Bahkan, The World Heart
Federation (WHF) memproyeksikan pada tahun 2030 angka kematian akibat
penyakit jantung akan meningkat menjadi 23,6 juta (WHF, 2018). Jumlah
kejadian penyakit kardiovaskuler di Amerika Serikat pada tahun 2012 adalah
136 per 100.000 orang, di negara-negara Eropa seperti Italia terdapat 106 per
100.000 orang, Perancis 86 per 100.000 orang. Selanjutnya jumlah kejadian
penyakit kardiovaskuler di Asia seperti China ditemukan sebanyak 300 per
100.000 orang, Jepang 82 per 100.000 orang, sedangkan di Asia Tenggara
menunjukkan Indonesia termasuk kelompok dengan jumlah kejadian tertinggi
yaitu 371 per 100.00 orang dan jauh lebih tinggi dibandingkan Thailand yang
hanya 184 per 100.000 orang (WHO, 2016).
11
12
murottal, terapi light massage dan terapi aromaterapi terbukti efektif tanpa
memberikan efek samping bagi tubuh yang akan dibahas dalam Karya Ilmiah
Akhir Ners ini.
Penderita PJK membutuhkan asuhan keperawatan yang
komperhensif. Perawat sebagai pemberi layanan yang berperan dalam
memberikan intervensi dan asuhan keperawatan yang bisa dilakukan pada
penderita PJK dalam meningkatkan kebutuhan biologis akan kebutuhan tidur.
Berdasarkan masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk mengetahui dan
mengangkat masalah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Dukungan
Tidur pada Pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) di Ruang ICU RSUD
Argamakmur Tahun 2021”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada studi kasus ini yaitu bagaimana gambaran asuhan
keperawatan dukungan tidur pada pasien penyakit jantung koroner (PJK) di
ruang ICU RSUD Argamakmur?
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Digambarkan asuhan keperawatan dukungan tidur pada pasien penyakit
jantung koroner (PJK) di ruang ICU RS Argamakmur tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Digambarkan pengkajian kebutuhan aktivitas dan istirahat pada
pasien penyakit jantung koroner (PJK) di ruang ICU RS
Argamakmur.
b. Digambarkan diagnosis keperawatan kebutuhan aktivitas dan istirahat
pada pasien penyakit jantung koroner (PJK) di ruang ICU RS
Argamakmur.
c. Digambarkan perencanaan kebutuhan aktivitas dan istirahat pada
pasien penyakit jantung koroner (PJK) di ruang ICU RS
Argamakmur.
16
17
18
Lipid & diet Obesitas Aktivitas Merokok DM HT Alkohol Ras Infeksi Jenis Riwyat
fisik kelamin keluarga
Hiperlipidemia CO darah ↑ Gula Tekanan Konsumsi Orang
darah ↑ ↑ berlebih afrika
Endothelium merusak merusak cenderung
Lipoprotein tertimbun di endothelium HT dan
rusak endothel endothel menderita
kolesterol ↑
HT dan DM
Trombosit mengumpul pada endothel Merusak
endothelium
MK : Pola nafas tidak MK : Penurunan curah Bagan 2.1 WOC Penyakit Jantung Koroner (PJK)
efektif Sumber: (LeMone, et al, 2019; Delina, 2020)
jantung
25
e. Syok Kardiogenik
Syok karidogenik ini ditandai oleh adanya gangguan fungsi
pada ventrikel kiri yang disebabkan oleh infark miokardium
mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan
penghantaran oksigen ke jaringan yang khas.
f. Edema Paru
Edema paru merupakan suatu cairan abnormal yang
tertimbun pada paru baik dalam alveoli atau dirongga
interstitial. Paru menjadi kaku dan tidak dapat mengembang
karena tertimbun cairan, sehingga udara tidak bisa masuk maka
terjadi hipoksia berat (Wicaksono, 2019).
g. Perikarditis Akut
Pericarditis akut adalah penyakit yang biasa disebut dengan
peradangan pada pericardium yang bersifat jinak dan terbatas
sendiri dan dapat terjadi manifestasi dari penyakit sistemik.
Perikarditis dapat muncul sebagai re elevasi segmen ST dan
biasanya ringan dan
8. Pemeriksaan Penunjang PJK
Pemeriksaan penunjang pada penyakit jantung koroner adalah
sebagai berikut (PERKI, 2018; PPPI, 2019):
a. Elektrokardiogram (EKG)
Semua pasien dengan nyeri dada atau keluhan lain yang
mengarah pada penyakit jantung koroner harus di periksa EKG
dengan 12 sandapan. Gambaran EKG yang dijumpai pada
pasien dengan keluhan angina bervariasi. Pada pasien infark,
sandapan EKG bisa menentukan lokasi infark atau iskemia.
Sadapan EKG dengan deviasi segmen ST di V1 sampai V4
menunjukkan lokasi iskemia atau infark ada di anterior, jika
berada di V5-V6, I, AVL menunjukkan lokasi infark ada di
lateral, jika berada di II, III, AVF menunjukkan iskemia atau
infark berada di inferior, V7-V9 menunjukkan lokasi berada di
31
Tabel 2.1
Jurnal Penelitian Terkait Dukungan Tidur
No Jurnal dan
Penulis dan Judul Sampel Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Tahun Terbit
1. Eka Yulia Fitri Y, Dhona Jurnal Subjek yang mengalami Desain penelitian ini Hasil penelitian ini sesuai dengan
Andhini Keperawatan PJK yang dirawat di adalah quasi beberapa teori dan penelitian sebelumnya
Sriwijaya, ruang rawat inap CVCU eksperimental dengan karena terdapat perbedaan yang
Pengaruh Terapi Nature Sounds Volume 3 - RSUP Dr. Mohammad menggunakan rancangan signifikan kualitas tidur sebelum dan
Terhadap Kualitas Tidur Pada Nomor 1, Januari Hoesin Palembang one group pretest- setelah mendengarkan terapi musik yang
Pasien Dengan Sindroma 2019, ISSN No berjumlah 13 responden posttest dalam penelitian ini adalah suara alam
Koronaria Akut 2355 545 (nature sounds) pada pasien SKA yang
dirawat di ruang CVCU RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
Peningkatan kualitas tidur pada
responden dalam penelitian ini dapat
disebabkan karena efek terapi nature
sounds yang bersifat sedatif yang
menyebabkan penurunan ketegangan,
kecemasan, rasa nyeri, relaksasi, dan
pola napas sehingga responden mampu
melakukan distraksi.
2. Dasna, Gamya Tri Utami, Jurnal Sampel yang digunakan Penelitian ini termasuk Hasil uji Mann-Whitney pada skor
Arneliwati Keperawatan sebanyak 30 orang penelitian kuantitatif intensitas skala nyeri pre test pada
Indonesia, responden, yakni 15 dengan menggunakan kelompok eksperimen dan kontrol
Efektifitas Terapi Aroma Bunga Volume 19 No.3, responden kelompok rancangan penelitian menunjukkan nilai p=0,717 (nilai p
Lavender (Lavandula November 2016, eksperimen dan 15 Quasi Experimental vakue > α=0,05) atau tidak ada
Angustifolia) Terhadap hal 152-160 responden kelompok dengan pendekatan Pre perbedaan yang signifikan sedangkan
Peningkatan Kualitas Tidur Dan pISSN 1410- kontrol and post test only non intensitas skala nyeri post test didapatkan
Penurunan Nyeri Pada Klien 4490, eISSN equivalent control group p= 0,009 (nilai p value < α=0,05) atau
50
3. Awan Hariyanto, Suharyo Jurnal Ilmu Sampel pada penelitian Desain penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hadisaputro, Supriyadi Keperawatan dan ini berjumlah 36 adalah True-experiment intensitas nyeri pasien infark miokard
Kebidanan responden, 18 responden dengan bentuk akut kelompok kontrol secara statistik
Efektivitas Foot Hand Massage (JIKK), Volume kelompok kontrol dan Randomized Pretest- dengan uji Mann-Whitney diperoleh data
Terhadap Respon Tidur dan II, Nomor 3, 18 responden kelompok Posttest Group Design median intensitas nyeri sesudah foot
pada Pasien Infark Miokard Desember 2015: perlakuan. Teknik hand massage kelompok perlakuan
Akut: Studi di Ruang ICCU 113-122 sampling simple random adalah 1,00 dengan intensitas nyeri
RSUD Dr. Iskak TulungAgung sampling. minimum 0 dan maksimum 3, sedangkan
kelompok kontrol median intensitas
nyeri 3 dengan intensitas nyeri minimum
1 dan maksimum 5. Hasil uji statistik
didapatkan p-value kurang dari 0,05
sehingga dapat disimpulkan terdapat
perbedaan intensitas nyeri antara
kelompok perlakuan dengan kelompok
kontrol sesudah foot hand massage.
4. Mulyanti Roberto Muliantino, IR-Perpustakaan Sampel dalam penelitian Penelitian quasi Pada kelompok intervensi. Hasil analisis
Tuti Herawati, Masfuri Universitas ini berjumlah 29 orang eksperimen dengan uji Independent T-test didapatkan
Airlangga, (15 orang kelompok pendekatan control group menunjukan perbedaan mean sebesar
Pengaruh Relaksasi Benson Surabaya Tahun intervensi dan 14 orang pretest posttest design 0,30. Sehingga dapat dikatakan bahwa
Untuk Durasi Tidur Pasien 2018 kelompok kontrol). tidak terdapat perbedaan yang signifikan
51
Penyakit Jantung Koroner teknik sampling selisih durasi tidur pasien PJK antara
menggunakan kelompok kontrol dengan kelompok
consequtive sampling. intervensi (p: 0,116, α 0,05). Hal ini
berkaitan dengan responden yang
termasuk dalam kategori lansia, rerata
usia responden yaitu 52,55 tahun dimana
secara fisiologis jam tidur mulai
berkurang.
5. Intan Destrina IJMS – Sampel pada penelitian Penelitian ini merupakan Berdasarkan hasil uji statistik parametrik
Indonesian ini berjumlah 15 orang penelitian kuantitatif (uji T Dependen) didapatkan bahwa p
Pengaruh Terapi Emotional Journal On sesuai dengan kriteria dengan pre eksperimen Value= 0,000 <0,05 maka dapat
Freedom Technique Medical Science – inklusi yang telah design yaitu one group disimpulkan ada pengaruh terapi
Menggunakan Aromaterapi Volume 7 Nomor ditentukan. Dengan pre test dan post test emotional freedom technique
1 – Januari 2020. menggunakan teknik design menggunakan aromaterapi rosemary
Rosemary Terhadap
ISSN 2355-1313 purposive sampling terhadap peningkatan kualitas tidur
Peningkatan Kualitas Tidur (print) 2623-0038 pasien infark miokard akut.
Pasien Infark Miokard Akut Di (online)
Rsud Dr. M. Yunus Bengkulu
6. Dwi Sulistyowati Jurnal Subyek penelitian ini .Jenis penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan adanya
KesMasDaska, adalah pasien IMA yang adalah Quasi pengaruh antara sudut posisi tidur
Pengaruh Sudut Posisi Tidur Juli 2018 dirawat pada hari Eksperimental Design terhadap kualitas tidur pasien IMA
Terhadap Kualitas Tidur Dan pertama di ruang ICVCU dengan rancangan Static dengan nilai p = 0,023. Namun, tidak ada
Status Kardiovaskuler Pada RSUD Dr. Moewardi Group Comparison pengaruh antara sudut posisi tidur
Pasien IMA Di Ruang ICVU Surakarta terhadap 3 parameter status
Rsud Dr. Moewardi Surakarta kardiovaskuler. psistole = 0,583, p
diastole 0,563, p HR = 0,895 dan nilai p
RR = 0,858 (p > 0,05). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa intervensi
pengaturan sudut posisi tidur 30°dapat
52
7. Putri, Aan Nur’aeni, Valentina JNC - Volume 1 Sampel dalam penelitian Metode dalam penelitian Hasil penelitian mengenai kajian
Belinda Nomor 1 ini adalah klien PJK ini deskriptif kuantitatif kebutuhan belajar klien dengan Penyakit
February 2018 yang menjalani rawat Jantung Koroner di Salah Satu Rumah
Kajian Kebutuhan Belajar Klien inap dan rawat jalan. Sakit di Kota Bandung dapat ditarik
dengan Penyakit Jantung Teknik sampling kesimpulan bahwa delapan subvariabel
Koroner dilakukan dengan kebutuhan belajar yang diteliti
consecutive sampling, merupakan kebutuhan belajar yang
pengambilan data penting menurut pasien PJK. Dari 8
dilakukan selama 30 hari subvariabel tersebut jika diurutkan
dan didapatkan sebanyak berdasarkan kebutuhan belajar yang
105 responden paling penting (mean tertinggi) ke
kebutuhan belajar dengan prioritas
terendah adalah sebagai berikut:
kebutuhan tentang anatomi dan fisiologi
jantung; kebutuhan tentang informasi
obat; kebutuhan informasi tentang gaya
hidup; kebutuhan tentang informasi diet;
serta kebutuhan tentang manajemen
gejala; kebutuhan belajar tentang faktor
psikologi; kebutuhan lainnya; dan
kebutuhan tentang aktivitas fisik. Selain
itu, informasi lainnya yang paling
dibutuhkan klien adalah informasi terkait
dimana keluarga klien dapat mempelajari
informasi rinci mengenai CPR.
53
8. Amelia Rifki Sumadi, Siti IJMS – Sampel pada penelitian Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan ketika
Sarifah, Yulis Widyastuti Indonesian ini berjumlah 3 orang menggunakan metode dilakukan tindakan keperawatan non
Journal On sesuai dengan kriteria deskriptif dengan desain farmakologi, massase punggung yang
Pemanfaatan Teknik Relaksasi Medical Science – inlusi yang telah case study research diberikan kepada ketiga pasien dilakukan
Massase Punggung dalam Volume 7 Nomor ditentukan. (studi kasus) dengan sebanyak 2x dalam sehari selmaa 3
Penurunah Nyeri pada Asuhan 1 – Januari 2020. metode pendekatan minggu, didapatkan hasil kualitas tidur
Keperawatan Pasien Hipertensi ISSN 2355-1313 pengkajian, penegakan pasien mengalami peningkatan .
(print) 2623-0038 diagnosa keperawatan, Kesimpulan dari penelitian ini adalah
(online) perencanaan, teknik relaksasi massase punggung
implementasi, dan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas
evaluasi keperawatan tidur kepala pada pasien hipertensi.
9. Jesslyn Khoirunnisaa, Dian Jurnal Berita Ilmu Dari 50 makalah yang Literatur jurnal yang Berdasarkan beberapa penelitian tentang
Hudiyawati Keperawatan Vol. telah ditemukan melalui digunakan adalah Case gangguan tidur, kualitas tidur dan
12 (2), 2019, 97- strategi pencarian, Study berbasis Nasional efektivitas strategi peningkatan kualitas
Terapi Peningkatan Kualitas 107 p-ISSN: terdapat 7 artikel dan Internasional. tidur pasien di ruang perawatan intensif
Tidur Pada Pasien ICU 1979-2697 penelitian yang Kriteria pencarian Case (ICU) menunjukkan bahwa gangguan
memenuhi kriteria yang Study meliputi, jurnal tidur merupakan salah satu permasalahan
telah ditentukan. yang dipublikasi 5-10 yang sering ditemukan di ruang
tahun terakhir. Basis data perawatan intensif (ICU). Beberapa
jurnal berikut yang peneliti melakukan berbagai macam
digunakan adalah intervensi untuk meningkatkan kualitas
PubMed, Google Scholar tidur seperti, pemakaian Earplug dan
dan Scopus. Eyemask dan terapi dzikir. Hasil
menunjukkan bahwa pemakaian
Eyemask atau masker mata , Earplug
atau penyumbat telinga dan terapi
mendengarkan dzikir dapat
meningkatkan kualitas tidur. Namun,
Pemakaian Earplug merupakan teknik
yang paling efektif untuk meningkatkan
tidur karena pemakaian Earplug dapat
54
Subjektif: Objektif:
1) Mengeluh 1) Tampak
nyeri meringis
2) Bersikap
protektif (mis.
waspada,
posisi
menghindar
nyeri)
3) Gelisah
4) Frekuensi
nadi
meningkat
5) Sulit tidur
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif: Objektif:
(tidak 1) Tekanan
tersedia) darah
meningkat
2) Pola nafas
berubah
3) Nafsu makan
berubah
4) Proses
61
berpikir
terganggu
5) Menarik diri
6) Berfokus pada
diri sendiri
7) Diaforesis
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)
b. Penurunan Curah Jantung
Definisi: Ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
Penyebab:
1) Perubahan irama jantung
2) Perubahan frekuensi jantung
3) Perubahan kontraktilitas
4) Perubahan preload
5) Perubahan afterload
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif: Objektif:
1) Perubahan 1) Perubahan
irama jantung irama jantung
1. Palpitasi a) Bradikardia/
takikardia
b) Gambaran EKG
2) Perubahan aritmia atau
preload gangguan
a) Lelah konduksi
2) Perubahan
preload
a) Edema
b) Distensi vena
62
3) Perubahan jugularis
afterload c) Central venous
a) Dispnea pressure (CVP)
d) Hepatomegali
3) Perubahan
afterload
a) Tekanan darah
meningkat/
menurun
b) Nadi perifer
4) Perubahan teraba lemah
kontraktilitas c) Capillary refill
a) Paroxysmal time > 3 detik
nocturnal d) Oliguria
dyspnea e) Warna kulit
(PND) pucat dan/ atau
b) Ortopnea sianosis
c) Batuk 4) Perubahan
kontraktilitas
a) Terdengar suara
jantung S3 dan/
atau S4
b) Ejection
fraction (EF)
menurun
5) Perubahan 5) Perubahan
irama jantung irama jantung
2. Palpitasi c) Bradikardia/
takikardia
d) Gambaran EKG
6) Perubahan aritmia atau
63
preload gangguan
b) Lelah konduksi
6) Perubahan
preload
e) Edema
f) Distensi vena
7) Perubahan jugularis
afterload g) Central venous
b) Dispnea pressure (CVP)
h) Hepatomegali
7) Perubahan
afterload
f) Tekanan darah
meningkat/
menurun
g) Nadi perifer
8) Perubahan teraba lemah
kontraktilitas h) Capillary refill
d) Paroxysmal time > 3 detik
nocturnal i) Oliguria
dyspnea j) Warna kulit
(PND) pucat dan/ atau
e) Ortopnea sianosis
f) Batuk 8) Perubahan
kontraktilitas
c) Terdengar suara
jantung S3 dan/
atau S4
d) Ejection
fraction (EF)
menurun
64
Gejala dan
Tanda Minor
Subjektif: Objektif:
1) Perubahan 1) Perubahan
preload preload
(tidak a) Murmur
tesedia) jantung
b) Berat badan
bertambah
c) Pulmonary
artery wedge
pressure
2) Perubahan
(PAWP)
afterload
menurun
(tidak
2) Perubahan
tesedia)
afterload
a) Pulmonary
vascular
resistance
(PVR)
meningkat/
3) Perubahan menurun
kontraktilitas b) Systemic
(tidak vascular
tesedia) resistance
(SVR)
meningkat/
menurun
3) Perubahan
kontraktilitas
65
a) Cardiac index
(CI) menurun
4) Perilaku/ b) Left ventricular
emosional stroke work
a) Cemas index (LVSWI)
b) Gelisah menurun
c) Stroke volume
index (SVI)
menurun
4) Perilaku/
emosional
(tidak tersedia)
Subjektif: Objektif:
1) Mengeluh 1) (tidak
sulit tidur tersedia)
66
2) Mengeluh
sering terjaga
3) Mengeluh
tidak puas
tidur
4) Mengeluh
pola tidur
berubah
5) Mengeluh
istirahat tidak
cukup
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif: Objektif:
1) Mengeluh 1) (tidak
kemampuan tersedia)
beraktivitas
menurun
Terapi Pemijatan
Observasi:
1) Identifikasi kontraindikasi terapi pemijatan
(mis. penurunan trombosit, gangguan
integritas kulit, deep vein thrombosis, area
lesi, kemerahan atau radang, tumor, dan
hipersensitivitas terhadap sentuhan)
2) Identifikasi kesediaan dan penerimaan
dilakukan pemijatan
3) Monitor respons terhadap pemijatan
Terapeutik:
4) Tetapkan jangka waktu untuk pemijatan
5) Pilih area tubuh yang akan dipijat
6) Cuci tangan dengan air hangat
7) Siapkan lingkungan yang hangat, nyaman,
dan privasi
8) Buka area yang akan dipijat, sesuai
kebutuhan
9) Tutup area yang tidak terpajan (mis.
69
(tidak tersedia) Keluhan sering terjaga 6) Batasi waktu tidur siang, jika perlu
Data Minor Keluhan tidak puas tidur 7) Fasilitasi menghilangkan stress
DS: Keluhan pola tidur berubah sebelum tidur
Mengeluh kemampuan Keluhan istirahat tdak cukup 8) Tetapkan jadwal tidur rutin
9) Lakukan prosedur untuk meningkatkan
beraktivitas menurun
Dengan level: kenyamanan )mis. pijat, pengaturan
DO: posisi, terapi akupesur)
1. Meningkat
(tidak tersedia) 2. Cukup meningkat 10) Sesuaikan jadwal pemberian obat
3. Sedang dan/atau tindakan untuk menunjang
4. Cukup menurun siklus tidur-terjaga
5. Menurun Edukasi:
Dengan kriteria hasil: 11) Jelaskan pentingnya tidur cukup selama
Kemampuan beraktivitas sakit
12) Anjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur
13) Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang mengganggu
tidur
14) Anjurkan penggunaan obat tidur yang
tidak mengandung supresor terhadap
tidur REM
15) Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap gangguan pola
tidur (mis. psikologis, gaya hidup,
sering berubah shift bekerja)
16) Ajarkan relaksasi otot autogenik atau
cara nonfarmakologi lainnya
Eviden Based
17) Anjurkan pasien untuk menggunakan
teknik nature sounds untuk mengurangi
kecemasan yang berpengaruh pada
tidur pasien
18) Anjurkan pasien untuk menggunakan
72
4. Implementasi
Implementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan
adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tindakan dan hasil yang diperkirakan dari
asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Implementasi mencakup
melakukan, membantu atau mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan
sehari-hari, memberikan arahan perawatan untuk mencapai tujuan yang
berpusat pada klien dan mengevaluasi kerja anggota staf dan mencatat
serta melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawatan
kesehatan berkelanjutan dari klien. Implementasi meluangkan rencana
asuhan ke dalam tindakan. Setelah rencana dikembangkan, sesuai dengan
kebutuhan dan prioritas klien, perawat melakukan intervensi keperawatan
spesifik, yang mencakup tindakan perawat (Potter & Perry, 2015 dalam
Ronica, 2021).
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari proses
keperawatan, tahap penilaian atau perbandingan yang sistematis, dan
terencana tentang kesehatan pasien, dengan tujuan yang telah ditetapkan
yang dilakukan secara berkesinambungan (Debora, 2013 dalam Ronica,
2021). Pada tahap evaluasi, perawat membandingkan status kesehatan
pasien dengan tujuan atau kriteria hasil yang telah ditetapkan. Menurut
Alimul & Hidayat (2012) dalam Ronica (2021), evaluasi terdiri dari dua
kegiatan yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses
dilakukan selama proses perawatan berlangsung atau menilai respons
pasien, sedangkan evaluasi hasil dilakukan atas target tujuan yang
diharapkan.
Format yang digunakan dalam tahap evaluasi menurut Alimul &
Hidayat (2012) dalam Ronica (2021) yaitu format SOAP yang terdiri dari:
a. Subjective, yaitu informasi berupa ungkapan yang didapat dari pasien
setelah tindakan yang diberikan.
74
75
76
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh peneliti dengan melakukan akses pencarian
menggunakan google scholar, PubMed dan situs web perpustakaan
nasional yang dapat mengunduh jurnal dan data yang berkaitan dengan
masalah dan tujuan penelitian, yang bertujuan untuk mengungkapkan
berbagai teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi
sebagai bahan rujukan.
F. Penyajian Data
Penyajian data pada penelitian ini disajikan secara tekstual dan naratif
yang disajikan secara sistematis meliputi proses asuhan keperawatan yang
dimulai dari pengkajian, diagnosa, rencana keperawatan, implementasi dan
evaluasi. Dalam penelitian ini, penulis meneliti dua responden PJK dengan
masalah keperawatan nyeri akut.
G. Etika Studi Kasus
Peneliti mempertimbangkan etik dan legal penelitian untuk melindungi
partisipan agar terhindar dari segala bahaya serta ketidaknyamanan fisik dan
psikologis. Dengan mempertimbangkan hal-hal di bawah ini:
1. Self Determinan
Pada studi kasus ini, responden diberi kebebasan untuk berpartisipasi
atau tidak serta mengundurkan diri dalam penelitian ini tanpa ada paksaan.
2. Tanpa Nama (anonimity)
Peneliti menjaga kerahasiaan responden dengan cara tidak
mencantumkan identitas responden dan penanggung jawab pada lembar
seluruh data proses perawatan, peneliti hanya akan memberi inisial sebagai
pengganti identitas responden.
3. Kerahasiaan (confidentialy)
Semua informasi yang didapat dari responden, penanggung jawab,
perawat ataupun data sekunder (rekam medis) atau lainnya tidak akan
disebarluaskan ke orang lain dan hanya peneliti yang mengetahuinya.
Setelah 3 bulan hasil penelitian dipresentasikan, data yang diolah
dimusnahkan demi kerahasiaan responden.
78
4. Keadilan (justice)
Peneliti akan memperlakukan kedua responden secara adil selama
pengumpulan data tanpa adanya diskriminasi, baik yang bersedia
mengikuti penelitian maupun yang menolak dan mengundurkan diri untuk
menjadi responden.
5. Asas Kemanfaatan (beneficiency)
Asas kemanfaatan harus memiliki tiga prinsip yaitu bebas
penderitaan, bebas eksploitasi dan beban risiko. Bebas penderitaan yaitu
peneliti menjamin responden tidak akan mengalami cidera, mengurangi
rasa sakit dan tidak akan memberikan penderitaan responden. Bebas
eksploitasi dimana peneliti menjamin kerahasiaan data dan informasi yang
diberikan oleh responden maupun penanggung jawab, dan akan digunakan
sebaik mungkin dan tidak akan digunakan secara sewenang-wenang demi
keuntungan peneliti. Bebas risiko yaitu peneliti menjamin keselamatan
responden selama menjalani intervensi yang di anjurkan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan, menerapkan
perawatan pasien PJK serta berperan dalam mengurangi hari lama rawat.
6. Non Maleficience
Peneliti menjamin tidak akan menyakiti, membahayakan, atau
memberikan ketidaknyamanan baik secara fisik maupun psikologi
BAB IV
HASIL STUDI KASUS
Pada bab ini menjelaskan tentang studi kasus dukungan tidur melalui
pendekatan asuhan keperawatan yang di lakukan pada Tn. H dengan hari rawat 3
hari dan Tn. S dengan 3 hari rawat di ruang ICU RS Argamakmur tahun 2022.
Pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi
keperawatan.
1. Data Demografi
Tabel 4.1
Data Demografi Pasien PJK di Ruang ICU RS Argamakmur
Tahun 2022
79
80
81
2. Riwayat Kesehatan
Pengkajian riwayat kesehatan/keperawatan dilakukan secara kronologis
dimulai dari keluhan utama, keluhan sekarang, riwayat penyakit sekarang
dan terdahulu, dan pemeriksaan fisik yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Riwayat kesehatan Pasien PJK di Ruang ICU RSUD Argamakmur
Bengkulu Tahun 2022
3. Pemeriksaan Fisik
Tabel 4.4
83
4. Pemeriksaan Penunjang
Tabel 4.5
Pemeriksaan Penunjang Pasien PJK di Ruang ICU RS Argamakmur
Tahun 2022
<
5. Terapi Medis
Tabel 4.6
Terapi Medis Pasien PJK di Ruang ICU RS Argamakmur
86
Tahun 2022
Tabel 4.6
Terapi Medis Pasien PJK di Ruang ICU RS Argamakmur
Tahun 2022
8. Simvastatin - - 1x20mg
87
Tn. H Tn. S
C. Rencana Keperawatan
tidur
13) Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang mengganggu
tidur
14) Anjurkan penggunaan obat tidur yang
tidak mengandung supresor terhadap
tidur REM
15) Ajarkan faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap gangguan pola
tidur (mis. psikologis, gaya hidup,
sering berubah shift bekerja)
16) Ajarkan relaksasi otot autogenik atau
cara nonfarmakologi lainnya
Eviden Based
17) Anjurkan pasien untuk menggunakan
teknik nature sounds untuk mengurangi
kecemasan yang berpengaruh pada
tidur pasien
18) Anjurkan pasien untuk menggunakan
terapi aroma bunga lavender (lavandula
angustifolia) terhadap peningkatan
kualitas tidur dan penurunan nyeri
19) Ajarkan pasien teknik foothand
massage untuk meningkatkan kualitas
tidur
90
Kardiomegali obat ISDN dan CPG obat yang di berikan oleh Nadi 100 x/menit
(all chamber) 7. Memberikan terapi aroma perawat CRT <3 detik
dengan
bendungan paru lavender 7. Pasien tampak mengikuti Tidak ada sianosis
Atherosklerosis aorta 8. Merubah posisi pasien agar yang diajarkan oleh Pasien tampak rileks
A:
SLKI : Pola Tidur berada pasien nyaman perawat
pada level 3 sedang 9. Mengajarkan pasien teknik 8. Klien tampak nyaman
relaksasi benson dengan posisi semi fowler A:
P:
SIKI : Lakukan 10. Menganjurkan keluarga 9. Klien tampak
mengerti SLKI : Pola Tidur berada pada
Dukungan Tidur untuk mendengarkan dengan yang di ajarkan level 3 sedang
nature sounds sebelum perawat
tidur 10. Klien tampak mengikuti P :
gerakan yang diajarkan Lanjutkan SIKI : Dukungan
perawat Tidur aktivitas keperawatan 1-
4, 8-13
94
Tabel 4.10
Implementasi dan Evaluasi Pada Tn. S Dengan PJK
di Ruang ICU RS Argamakmur Tahun 2022
P: 9. Merubah posisi pasien agar obat yang di berikan oleh SLKI : Pola Tidur berada pada
SIKI : Lakukan pasien nyaman perawat level 3 sedang
Dukungan Tidur 10. Mengajarkan pasien dan 8. Pasien tampak mengikuti
keluarga tentang nature yang diajarkan oleh P :
sounds perawat Lanjutkan SIKI : Dukungan
11. Menganjurkan keluarga 9. Klien tampak nyaman Tidur aktivitas keperawatan 1-
untuk mendengarkan nature dengan posisi semi fowler 4, 8-13
sounds sebelum tidur 10. Klien tampak mengerti
dengan yang di ajarkan
perawat
11. Klien tampak mengikuti
gerakan yang diajarkan
perawat
98
SIKI : Lakukan Dukungan 12. Memberikan terapi ISDN perawat pasien boleh pulang dan
Tidur dan CPG 7. Pasien endapatkan terapi melanjutkan therapi obat di
rumah :
13. Merubah posisi pasien ISDN dan CPG
14. Melakukan pijat 8. Pasien tampak nyaman Ajarkan pasien untuk
memperhatikan prinsip
foothand massage dengan posisi semi patuh obat 6 benar dirumah
kepada pasien fowler yaitu : benar pasien, benar
obat, benar dosis, benar
15. Menganjurkan keluarga 9. Klien tampak memahami waktu pemberian, benar
dan pasien untuk yang diajarkan perawat cara pemberian, benar
kadaluarsa obat.
menggunakan nature 10. Klien dan keluarga Menganjurkan pasien
sounds sebelum tidur tampak mengerti dengan untuk melakukan prosedur
terapy relaksasi dirumah
yang diajarkan perawat
yang sudah diajarkan jika
dibutuhkan
102
BAB V
PEMBAHASAN
103
104
hambatan tidur sehingga pada penelitian ini tidak ada kesenjangan antara
laporan kasus dan teori.
3. Perencanaan Keperawatan
Berdasarkan tahap perencenaan penulis mengacu pada perencanaan
yang terdapat di landasan teoritis di mana perencanaan di bagi menjadi 3
tahap yaitu menentukan prioritas masalah, menentukan tujuan,
menentukan kriteria hasil dan merencenakan tindakan keperawatan.
Dalam pembuatan rencana penulis bekerja sama dengan keluarga klien
dan perawat ruangan sehingga ada kesempatan dalam memecahkan
masalah yang dialami klien sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi
sesuai teori perencanaan keperawatan dituliskan dengan rencana dan
kriteria hasil berdasarkan Standar Intrvensi Keperawatan Indonesia
(SIKI) dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) prinsip secara
umum rencana keperawatan yang penulis lakukan pada Tn. H dan Tn. S.
Pada kasus Tn. H dan Tn. S penulis melakukan rencana tindakan
keperawatan selama 3x24 jam. Penulis berencana mengatasi masalah
gangguan pola tidur pada pasien dengan tujuan yang diharapkan yaitu
dengan nilai 1 (deviasi berat dari kisaran normal), 2 (deviasi yang cukup
dari kisaran normal), 3 (deviasi sedang dari kisaran normal), 4 (deviasi
ringan dari kisaran normal), 5 (tidak ada deviasi dari kisaran normal)
Intervensi pada kasus ini sesuai dengan intervensi pada teoritis dan
rencana dapat dilaksanakan berdasarkan intervensi dari diagnosa pada
tinjauan kasus. Dengan Standar Intrvensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
Rehabilitasi jantung dengan aktivitas keperawatan yang dilakukan yaitu
mengidentifikasi pola dan frekuensi tidur, melakukan pijat foothand
massage, melakukan pemberian aromaterapi lavender dan, mengajarkan
terapi nnature sounds..
Intervensi tambahan dari beberapa evidence based terbaru yang
dapat dijadikan intervensi untuk mengatasi masalah keperawatan telah
disesuaikan untuk dapat dilaksanakan diantarnya adalah sebagai berikut:
pemebrian aromaterapi lavender, melakukan pijat foothand massage, , ,
108
dan terapi nature sounds,. Karya tulis ilmiah ini berfokus pada intervensi
tindakan terapeutik untuk mengurangi aktivitas, membuat pasien rileks
dan nyaman, dan memperlancar aliran darah pada diagnosis penurunan
curah jantung pada kedua kasus. Penulis menentukan intervensi yang
sama untuk diagnosis nyeri akut pada kedua kasus, karena keadaan klien
hampir sama. Perencanaan atau intervensi yang disusun penulis untuk
semua diagnosis sudah sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan
antara kasus dan teori.
4. Implementasi Keperawatan
Berdasarkan tahap implementasi keperawatan, upaya untuk
merealisasikan rencana tindakan keperawatan yang telah ditetapkan yaitu
membina hubungan saling percaya adalah hal yang sangat penting dalam
tahap pelaksanaan ini, sehingga upaya pelaksanaan atau tindakan yang
dilaksanakan dapat diterima sebagai upaya untuk memecahkan masalah.
Implementasi yang dilakukan penulis berlangsung selama 3 hari pada Tn.
H yang dimulai tanggal 01 Maret – 03 Maret 2022 dan implementasi
yang dilaksanakan pada Tn. S berlangsung selama 3 hari yang dimulai
dari tanggal 02 Maret 2022-04 Maret 2022. Pada studi kasus ini penulis
melakukan implementasi dan mengevaluasi keadaan klien setiap hari.
Tidur yang terfragmentasi dapat menyebabkan kelelahan,
kebingungan, iritabilitas, agresifitas, penurunan toleransi terhadap nyeri,
dan perubahan pada fungsi respirasi. Dampak lainnya adalah
meningkatnya stres, kecemasan, dan depresi sehingga memperberat
gejala nyeri, insomnia berat menyebabkan tanda posttrauma stress
disorder.
Terapi nature sounds merupakan salah satu terapi komplementer
berupa teknik intervensi relaksasi nonfarmakologis dengan menggunakan
suara yang memiliki karakteristik membuat nyaman, menimbulkan
perasaan tenang, dan rileks. Nature sounds merupakan suara yang tidak
asing bagi setiap manusia dan selalu didengar dalam kehidupan sehari-
hari. Manusia mempunyai daya tarik bawaan dengan alam sehingga
109
A. Kesimpulan
Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada pasien didapatkan data subyektif
dan obyektif. Dari data subyektif Tn. H didapatkan mengeluh masih
sesak nafas, sering terjaga, sulit tidur, badan terasa lemas. keadaan
umum klien sedang, kesadaran compos mentis (E4V5M6), tekanan
darah 161/94 mmHg, nadi 112 x/menit, pernafasan 28 x/menit, SPO 2
98 %. Klien memiliki riwayat hipertensi. Kedua pasien sama-sama
mengeluh nyeri dada yang menjalar ke beberapa bagian tubuh, terasa
sesak, dan lemas dengan disertai peningkatan enzim jantung (Hs
Troponin), dan perubahan EKG. Hasil pengkajian pada Tn. S dengan
badannya terasa lemas, sering sulit tidur, masih sedikit sesak, masih
terasa nyeri dada. Keadaan umum klien sengan dengan kesadaran
compos mentis (E4V5M6), tekanan darah 150/101 mmHg, nadi 110
x/menit, pernafasan 30 x/menit, SPO2 98 %. Klien memiliki riwayat
hipertensi tidak terkontrol. Kedua pasien sama-sama mengeluh nyeri
dada yang menjalar ke beberapa bagian tubuh, terasa sesak, dan lemas
dengan disertai peningkatan enzim jantung (Hs Troponin), dan
perubahan EKG.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian pada dua pasien ditemukan adanya
keluhan sulit tidur, sering terjaga di malam hari, dan terasa lemas jika
di pagi hari. Sehingga Peneliti mengangkat diagnose actual yang
terjadi pada kasus adalah gangguan pola tidur berhubungan dengan
hambatan tidur. Kedua pasien sama-sama mengeluh nyeri dada yang
menjalar ke beberapa bagian tubuh, terasa sesak, dan lemas dengan
114
115
DAFTAR PUSTAKA
Alim, A. (2012). Pengaruh Olah Raga Terprogram Terhadap Tekanan Darah dan
Daya Tahan Kardiorespirasi Pada Atlet Pelatda Sleman Cabang Tenis
Lapangan. Jurnal Medikora.
Alivian, G. N. (2018). Pengaruh Light Massage dan Murrotal Terhadap
Perubahan Hemodinamik pada Pasien dengan gagal Jantung di RSUD Prof.
Dr. Margono Soekardjo Purwokerto. Universitas Airlangga.
American Heart Association (AHA). (2015). Health Care Research: Coronary
Heart Disease. American Heart Association Journal.
_____. (2016). Ejection Fraction Heart Failure Measurement. Retrieved from
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HeartFailure/SymptompsDia
gnosisofHeartFailure/Ejekction-Fraction-HeartFailureMeasurementUCM
_____. (2018). Heart Disease and Stroke Statistics. Retrieved from
https://www.heart.org/-/media/data-import/downloadables/heart-disease-and-
stroke-statistics-2018--at-a-glance-ucm_498848.pdf
Amisi, W., Nelwan, J., & Kolibu, F. (2018). Hubungan Antara Hipertensi Dengan
Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien yang Berobat di Rumah
Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal Kesmas.
Andrianto. (2020). Buku Ajar Kegawatdaruratan Kardiovaskuler Berbasis
Standar Nasional Pendidikan Profesi Dokter Tahun 2019. Surabaya:
Airlangga Press University.
Anggreni, S. D. (2016). Pengaruh Nature Sounds Terhadap Kualitas Tidur Pada
Pasien Infark Miokard di Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang. Universitas
Indonesia.
AR, D., & Indrawan, B. (2014). Hubungan Usia dan Merokok pada Penderita
Jantung Koroner di Poli Penyakit Dalam RS MH Palembang Periode Tahun
2012. Syifa Medika, 16–27.
Azis, L. I., Waladani, B., & Rusmanto. (2019). Asuhan Keperawatan pada Pasien
Sindrom Koroner Akut Non-ST Elevasi Miokard Infark dengan Nyeri Dada
Akut. The 10th University Research Colloqium 2019. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
Boestan, I. N. (2019). Penyakit Jantung Katup. Surabaya: Airlangga Press
University.
Budiman, S. R., & Pradina, P. (2015). Hubungan Displipidemia, Diabetes Melitus
dengan Kejadian Infark Myocard Akut. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Andalas, 32–37.
Cahyanur, R., & Rinaldi, I. (2019). Pendekatan Klinis Polisitemia. Jurnal
Penyakit Dalam Indonesia, 156–161.
119
Cohen, B., & Hasselbring, B. (2011). Heart Desease A Guide to Diagnosis and
Treatmen (2nd ed.). Nebraska: Addicus book.
Delina, N. N. F. (2020). Studi Literatur Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Penyakit Jantung Koroner (PJK) Dengan Masalah Nyeri Akut. Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
Dicky Ardiansyah. (2018). Gambaran Kadar Kreatinin Darah pada Pasien
Penyakit Jantung Koroner di Ruang ICCU RSUD Dr. M. Yunus Provinsi
Bengkulu. Journal of Nursing and Public Health (JNHP) Volume 6 Nomor
2 , Oktober 2018.
Dinarti, & Mulyanti, Y. (2017). Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu. (2013). Profil Kesehatan Kota Bengkulu Tahun
2012. Bengkulu: Dinas Kesehatan Kota Bengkulu.
_____. (2020). Profil Kesehatan Kota Bengkulu Tahun 2019. Bengkulu: Dinas
Kesehatan Kota Bengkulu.
Dzakiyyah, A., Anggriyani, N., & Wijayahadi, N. (2018). Hubungan Anemia
Dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung. Jurnal Kedokteran
Diponegoro, 962–976.
Ellies, H. (2006). Clinical Anatomy: Applied Anatomy for Student & Junior
Doctors (11th ed.). USA: Blackwell Publishing.
Guyton, A. C. (2007). Buku AJar Fisiologi Kedokteran (7th ed.). Jakarta: EGC.
Hariyanto, A., Hadisaputro, S., & Supriyadi. (2015). Efektivitas Foot Hand
Massage Terhadap Kualitas Tidur dan Intensitas Nyeri pada Pasien Infark
Miokard Akut: Studi di Ruang ICCU RSUD Dr. Iskak TulungAgung. Jurnal
Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan (JIKK), II Nomor 3, 113–122.
Haryuni, S., Yunalia, E. M., & Yusuf, A. (2019). Hubungan Tekanan Darah
Sistolik Dengan Kejadian Mortalitas Pasien STEMI di RSUD Mardi Waluyo
Kota Blitar. Nursing Scient Journal, 18–30.
Hendarto, H. M. (2019). Penyakit Jantung Koroner. Retrieved from
http;//rsjlawang.com/news/detail/323/penyakit-jantung-koroner
Humas, P. (2018). Penatalaksanaan Diet Pada Penyakit Jantung. 20 September
2018. Retrieved from
https://rsuppersahabatan.co.id/artikel/read/penatalaksanaan-diet-pada-
penyakit-jantung
International Association for Study of Pain (IASP). (2018). Pain. Retrieved from
https://www.iasp-pain.org/taxonomy?navItemNumber=576#Pain
Iskandar, H. A., & Alfridsyah. (2017). Faktor Resiko Terjadinya Penyakit Jantung
Koroner Pada Pasien Rumah Sakit Umum Meuraxa Banda Aceh. Jurnal
120