Anda di halaman 1dari 3

PELANGGARAN KODE ETIK DALAM

DUNIA KEPERAWATAN DI
INDONESIA

NAMA :
NIM :
PROGRAM STUDI :

Kode etik keperawatan adalah pedoman standar profesional yang digunakan untuk mengatur perilaku
perawat dalam melaksanakan setiap tugas atau fungsi keperawatan. Di Indonesia, kode etik
keperawatan disusun oleh PPNI dan berlaku untuk seluruh perawat di Indonesia.
Setiap perawat wajib memegang teguh kode etik keperawatan agar dapat menjalankan tugas atau
fungsinya dengan baik tanpa menimbulkan risiko kerja yang merugikan diri sendiri maupun pihak lain.

Pelanggaran kode etik keperawatan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu pelanggaran ringan,


sedang, dan berat. Masing-masing kategori pelanggaran mempunyai sanksi yang berbeda-beda
yang diatur secara internal maupun keorganisasian dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI).

Berikut daftar contoh kasus pelanggaran kode etik keperawatan yang bersifat ringan, sedang,
dan berat.
Pelanggaran Kode Etik Keperawatan Ringan
daftar pelanggaran kode etik keperawatan yang tergolong atau bersifat ringan:
 Tidak mengenakan pakaian perawat dengan atribut yang lengkap.
 Tidak mengenakan pakaian dinas saat bertugas.
 Datang terlambat ketika bertugas.
 Tidak mengisi daftar hadir saat bertugas.
 Pergi atau pulang lebih awal tidak pada jam yang seharusnya tanpa keterangan.
Perawat yang melanggar kode etik keperawatan bersifat ringan ini akan mendapatkan sanksi
dari kepala ruangan atau seksi perawatan berupa:
- Teguran langsung secara lisan dan maksimal hanya sebanyak 3 (tiga) kali.
- Membuat dan menandatangani surat pernyataan tidak akan mengulangi pelanggaran
kode etik yang sama.

Pelanggaran Kode Etik Keperawatan Sedang


daftar pelanggaran kode etik keperawatan yang tergolong atau bersifat sedang:
 Kerap melakukan pelanggaran kode etik yang bersifat ringan seperti tidak mengenakan
pakaian dinas dengan atribut lengkap, datang terlambat, pergi atau pulang lebih awal
tanpa keterangan yang dapat dipertanggung jawabkan.
 Kerap berbohong atau tidak jujur.
 Tidak cermat dalam bekerja.
 Tidak tertib saat bekerja.
 Tidak melaksanakan tugas dengan baik.
 Tidak bisa bekerja sama dengan baik secara tim.
 Tidak mempunyai tenggang rasa terhadap teman sejawat atau rekan kerja.
 Berperilaku buruk atau negatif sehingga tidak bisa memberikan contoh baik pada rekan
sejawat.
 Tidak mempunyai rasa tanggung jawab terhadap barang-barang inventaris di tempat
kerja.
 Menjadi perantara dalam merekrut orang lain untuk tujuan mendapatkan keuntungan
pribadi di tempat kerja.

Perawat yang melanggar kode etik keperawatan bersifat sedang ini akan mendapatkan sanksi
dari kepala seksi perawatan berupa:
- Teguran langsung secara lisan dan maksimal hanya sebanyak 2 (dua) kali.
- Teguran secara tertulis.
- Mendapatkan pemotongan cuti tahunan.

Pelanggaran Kode Etik Keperawatan Berat


daftar pelanggaran kode etik keperawatan yang tergolong atau bersifat berat:
 Melakukan tindakan yang menyebabkan kehormatan atau martabat rumah sakit
maupun kedinasan tercoreng.
 Melakukan penyalahgunaan wewenang demi kepentingan pribadi.
 Melakukan penyelewengan atau penyalahgunaan barang, uang, surat, dan lainnya milik
rumah sakit.
 Menggunakan atau menjual belikan barang maupun dokumen milik rumah sakit secara
ilegal.
 Memiliki dokumen, surat, atau barang-barang punya rumah sakit secara pribadi tanpa
izin.

Perawat yang melanggar kode etik keperawatan bersifat berat ini akan mendapatkan sanksi
dari Kepala Bidang Perawatan atau jika perlu akan dilimpahkan pada Direktur berupa:
- Teguran secara tertulis.
- Membuat surat pernyataan tidak akan mengulangi kesalahan atau pelanggaran yang
telah dilakukan.
- Mendapatkan penurunan nilai DP 3.
- Izin Kerja Dicabut .

1. Contoh Kasus Pelanggaran dalam Kode Etik Hubungan Perawat Dan Klien :
seseorang mahasiswi keperawatan UNISA Yogyakarta yang diketahui sedang menjalani
praktik lapangan di RSUD Wonosari, Gunungkidul.
Mahasiswi tersebut meceritakan pengalamannya memasang kateter pasien pria saat praktik di
sebuah rumah sakit. Mahasiswi tersebut mengunggah di akun TikTok pribadinya.
Poin 4 dalam Kode etik Hubungan Perawat Dan Klien : wajib merahasiakan segala sesuatu yang
dikehendaki sehubungan dengan tugas yang dipercayakan .

2. Contoh Kasus Pelanggaran dalam Kode Etik Hubungan Perawat Dan Praktik :
Perawat yang Membantu Aborsi

Mudjiati, pegawai Puskesmas Peneleh Surabaya, Peranan Mudjiati dalam kasus ini adalah
membantu memersiapkan peralatan untuk operasi aborsi dengan cara suction (dihisap)
menggunakan alat spet 50 cc. & Adanya aborsi ini diperkuat dengan visum repertum Nomor
171/VI/2007 atas nama Ade dari RS Bhayangkara Samsoeri Mertojoso. praktek aborsi itu
dilakukan terhadap tiga pasien, yakni Ade Tin Suertini, Indriwati Winoto dan Yuni Kristanti, di
lokasi praktek dr Halim, JI Kapasari Nomor 4 Surabaya.
Dalam praktek ini, dr Halim meminta pasien membayar 2 juta.
Poin 3 dalam Kode Etik Hubunhan Perawat Dan Praktik : membuat keputusan didasarkan pada
informasi yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang

https://www.google.co.id/search?q=ppni+kode+etik&ie=UTF-8&oe=UTF-8&hl=en-id&client=safari

sumber :

http://www.surva.co.id/web .

Anda mungkin juga menyukai