UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (RIS) 1949 lebih luas dan lebih
secara detail mengatur tentang HAM sebab terdapat bagian khusus mengenai HAM yakni
dalam BAB I Bagian 5 Tentang Hak dan Kebebasan Dasar Manusia dari mulai pasal 7-33
dimana jika dibandingkan dengan UU sebelumnya tidak secara khusus membuat bagian
yang mengatur HAM seperti dalam UUD 1945 SEBELUM AMANDEMEN pembahasan
HAM itu tidak berada dalam bagian khusus namun dalam BAB X yang mengatur tentang
Warga Negara.
Dalam UU NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (RIS) 1949 terdapat
pembatasan Hak-hak dan Kebebasan-kebebasan Dasar Manusia yakni dalam Pasal 32
ayat (1) “Peraturan-peraturan undang-undang tentang melakukan hak-hak dan
kebebasan-kebebasan yang diterangkan dalam bagian ini, jika perlu, akan menetapkan
batas-batas hak-hak dan kebebasan itu, akan tetapi hanyalah semata-mata untuk
menjamin pengakuan dan penghormatan yang tak boleh tiada terhadap hak-hak serta
kebebasan-kebebasan orang lain, dan untuk memenuhi syarat-syarat yang adil untuk
ketenteraman, kesusilaan dan kesejahteraan umum dalam suatu persekutuan yang
demokrasi”
Pasal-pasal dalam UU NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (RIS) sangat
lebih lengkap mengatur tentang HAM sebab semua pasal-pasal yang ada didalamnya
merupakan keseluruhan pasal-pasal HAM yang diatur dalam Declaration Universal of
Human Rights (UDHR). Pasal-pasal mengenai HAM dalam UUD NEGARA REPUBLIK
INDONESIA SERIKAT (RIS) menurut saya lebih detail karena lebih secara rinci
menjelaskan hak-hak yang ada salah satunya adalah hak yang sama untuk memperoleh
kepastian hukum.
Jika dibandingkan dengan UUD NKRI 1945 SESUDAH AMANDEMEN hak setiap
orang untuk memperoleh kepastian hukum hanya secara garis besar saja disebutkan yakni
dalam Pasal 28D Ayat (1) bahwa Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan
hukum sedangkan dalam UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (RIS)
lebih luas lagi pengaturannya yakni terdapat dalam Pasal 7 ayat (4), Pasal 13,14 dan 15.
Menurut saya bahwa Sebagian isi peraturan mengenai HAM dalam UUD NEGARA
REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (RIS) lebih luas dari pada peraturan mengenai
HAM dalam UUD NRI 1945 SESUDAH AMANDEMEN dimana dalam UU ini terdapat
lebih lengkap lagi peraturan yang sebelumnya tidak diatur dalam UUD 1945 SEBELUM
AMANDEMEN DAN UUD NRI 1945 SESUDAH AMANDEMEN
Muatan materi HAM dalam UU DSEMENTARA 1950 memberikan porsi lebih besar
dan lebih lengkap terhadap perlindungan HAM dibandingkan dengan UUD 1945 sebab
semua norma-norma HAM yang ada dalam Universal Declaration of Human Rights
(UDHR) 1948 tertuang dalam UUD SEMENTARA 1950 ini dimana hak-hak yang diatur
dalam UUDS 1950 lebih lengkap yang memuat 22 pasal mengenai HAM. Hak-hak
yang terkandung diantarnya yakni hak untuk hidup, hak untuk menikah dan hak anak,
hak untuk kembangkan diri, hak atas pendidikan, hak atas perlakuan sama dihadapan
hukum, hak atas kebebasan beragama, hak atas kebebasan berkumpul, hak atas informasi,
hak atas bebas dari rasa takut untuk berbuat dan tidak berbuat, hak atas kesejahteraan,
jaminan sosial, dan milik pribadi, hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan berpikir, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi didepan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut, dan kewajiban menghormati hak orang lain.
Dalam UUD SEMENTARA 1950 tidak saja mencakup hak asasi, tetapi terdapat
kewajiban asasi, serta terdapat sejumlah larangan atas adanya pelanggaran HAM
Menurut saya sebenarnya hak-hak yang terdapat dalam UUD SEMENTARA 1950 ini
sama dengan hak-hak yang terdapat dalam UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA
SERIKAT (RIS) 1950 namun tetap ada beberapa perbedaan.
Perbedaan mengenai perlindungan HAM dalam UUD NEGARA REPUBLIK
INDONESIA SERIKAT (RIS) 1949 dengan UUD SEMENTARA 1950 diantaranya
adalah hak dasar mengenai kebebasan beragama atau keisyafan bathin dan pikiran
meliputi kebebasan bertukar agama atau keyakinan, dan sebagainya yang tertuang pada
Pasal 18 Konstitusi RIS dimana pernyataan kebebasan bertukar agama atau keyakinan
tidak disebutkan lagi oleh UUD Sementara 1950.
Perbedaan lainnya dimana dalam Pasal 21 UUD SEMENTARA 1950 terdapat aturan
perihal hak berdemontstrasi dan hak mogok yang sebelumnya tidak terdapat
pada UUD REPUBLIK INDONESIA SERIKAT (RIS)