Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“DISINTEGRASI BANGSA”

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUHAMMAD FATUR RAHMAN TRI


ANGGOTA WINARTA
PUTRI JULIA FERIARDO
AULIA IHWANDA
ANISAH CAHYA OKTARINA
ALYA RAHMAH
DHEA ALISTIA MAHARANI
DOSEN : JANUAR EKO ARYANSYAH, S.IP., SH., M.Si
PENGAMP
U

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
1
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Indralaya, 25 September 2022

Penyusun

3
DAFTAR ISI

COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 4
A. LATAR BELAKANG 5
B. RUMUSAN MASALAH 5
C. TUJUAN 5
D. MANFAAT 6
BAB II PEMBAHASAN 7
A. PENGERTIAN DISINTEGRASI BANGSA 7
B. DAMPAK DARI DISINTEGRASI BANGSA 7
C. CONTOH DISINTEGRASI 10
D. ANCAMAN DISINTEGRASI 12
E. PENTINGNYA PEMBANGUNAN MORAL MELALUI
PENANAMAN NASIONALISMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH. 15
BAB III PENUTUP 18
A. KESIMPULAN 18
B. SARAN 18
DAFTAR PUSTAKA 23

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Potensi disintegrasi bangsa di Indonesia dewasa ini mengalami ancaman serta permasalahan
yang kompleks dan harus segera dicarikan solusi ataupun jalan keluar serta pemecahan yang tepat.
Apabila hal ini tidak segera dicarikan solusinya, maka akan berdampak pada meningkatnya
eskalasi konflik yang berorientasi pada pemisahan diri dari NKRI.

Kondisi semacam ini juga dipengaruhi dengan surutnya rasa nasionalisme yang ada di dalam
masyarakat serta dapat berkembang menjadi fenomena atau konflik yang terus berkepanjangan
dan akhirnya mengarah pada disintegrasi bangsa. Hal itu terjadi karena kompleksnya pengertian
bangsa sendiri bangsa adalah suatu wilayah komunitas dari tanah kelahiran, seorang dilahirkan ke
dalam suatu bangsa yang bercirikan pada fakta biologis ke dalam sejarah, struktural, teritorial dari
komunitas kebudayaan (Grosby, 2011, p. 9).

Untuk menanggulangi permasalahan tersebut memang sangat diperlukan landasan


pemikiran yang pada dasarnya semua itu sudah ditetapkan oleh pemerintah sendiri, landasan
pemikiran yang dimaksud adalah Pancasila sebagai landasaan idiil, UUD 1945 sebagai landasan
konstitusional, Wawasan Nusantara sebagai landasan visional, serta ketetapan MPR Nomor
V/MPR/200 tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Nasional.

Dalam rangka merumuskan kebijakan tersebut, tentunya harus ada upaya dan strategi yang
harus dibangun dalam rangka menanggulangi serta mencegah ancaman disintegrasi bangsa dan
sangat penting untuk mengetahui karakteristik apa penyebab terjadinya ancaman disintegrasi
bangsa yang telah melanda saat ini. Dengan demikian maka sangatlah perlu untuk dapatnya
dianalisa melalui beberapa faktor yang penting yang di antaranya adalah sebagai berikut:

1) Pembangunan moral generasi bangsa melalui penanaman rasa nasionalisme yang tinggi;

2) Harus mampu mengelola keanekaragaman masyarakat Indonesia;

3) Mencegah timbulnya segala macam konflik;


4) Stabilitas keamanan yang mantab dan dinamis;

5) Penegakkan hukum yang berlaku;

5
6) Analisis pengaruh otonomi daerah;

B. Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan Disintegrasi?


2) Apa saja Dampak dari Disintegrasi Bangsa?
3) Apa saja contoh Disintegrasi?
4) Apa Ancaman Disintegrasi Bangsa Pasca Reformasi?
5) Apa Pentingnya Pembangunan Moral Melalui Penanaman Nasionalisme di Lingkungan
Sekolah?

C. Tujuan

1) Penulis dan pembaca memahami apa yang dimaksud dengan Disintregasi.


2) Penulis dan pembaca memahami apa saja dampak dari disintegrasi bangsa.
3) Penulis dan pembaca memahami apa saja contoh Disintegrasi.
4) Penulis dan pembaca memahami apa saja ancaman disintegrasi bangsa pasca reformasi.
5) Penulis dan pembaca mengetahui apa pentingnya pembangunan moral melalui penanaman
nasionalisma di lingkungan sekolah.

D. Manfaat

1) Agar khususnya penulis dan pembaca pada umumnya dapat memahami Apa yang dimaksud
Disintegrasi.
2) Agar khususnya penulis dan pembaca pada umumnya dapat memahami Apa yang dimaksud
dengan dampak dari Disintegrasi Bangsa.
3) Agar khususnya penulis dan pembaca pada umumnya dapat memahami Apa saja contoh
disintegrasi
4) Agar khususnya penulis dan pembaca pada umumnya dapat memahami Apa saja ancaman
disintegrasi bangsa pasca reformasi.
5) Agar khususnya penulis dan pembaca pada umumnya dapat memahami Apa yang dimaksud
pentingnya pembangunan moral melalui penanaman nasionalisma di lingkungan sekolah.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Disintegrasi Bangsa

7
Disintegrasi adalah keadaan tidak bersatu padu yang menghilangnya keutuhan, atau persatuan
serta menyebabkan perpecahan. Kebalikan dari disintegrasi, Integrasi berarti penyatuan supaya
menjadi suatu kebulatan atau menjadi utuh. Disintegrasi berbentuk aksi demonstrasi, pergolakan
daerah bagi mereka yang merasakan adanya diskriminasi, aksi kriminalitas yang tak terkendali,
perilaku remaja yang menyimpang, serta konflik yang melibatkan isu suku, agama, ras dan antar
golongan (SARA). Permasalahan tersebut dapat menimbulkan disintegrasi bangsa yang ditandai
dengan hilangnya nasionalisme pada jiwa masyarakat sehingga menyebabkan kerusuhan dan
disharmonisasi.

Contoh kasus disintegrasi pasca kemerdekaan Republik Indonesia adalah lepasnya Timor


Timur, hilangnya Pulau Sipadan dan Ligitan dari negara kesatuan Republik Indonesia serta
pergolakan daerah seperti yang terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam, Irian Jaya, Maluku dan
Riau. Pergolakan daerah yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan ancaman bagi NKRI
yaitu kemungkinan lepasnya wilayah-wilayah tersebut dari Bumi Pertiwi. Permasalahan disintegrasi
disebabkan oleh banyak aspek seperti ekonomi, pendidikan, agama, hukum, pembangunan, dan
politik. Disntegrasi terjadi di berbagai lapisan kehidupan masyarakat di Indonesia baik yang
melibatkan kelompok ataupun organisasi kemasyarakatan dari lingkup yang kecil hingga
besar. Contoh disintegrasi yang paling umum adalah terjadinya tawuran antar pelajar, tawuran antar
anggota masyarakat, perselisihan yang terjadi antar wilayah desa, serta perselisihan akibat
perbedaan pendapat.

Salah satu contoh disintegrasi bangsa yang diakibatkan oleh kecemburuan sosial Indonesia yaitu
masyarakat papua yang merasa pemerintah pusat hanya mengeksploitasi lingkungan mereka tanpa
berusaha meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Ketidakpuasan terhadap pemerintah itulah
yang memicu gerakan separatis Papua Merdeka. Peristiwa di Papua terjadi di juga di Maluku yang
muncul gerakan-gerakan separatis sebagai akibat kecemburuan sosial masyarakat Papua dan
Maluku ketika melihat kondisi sosial ekonomi di pulau Jawa terutama di pusat pemerintahan.

Peristiwa pemberontakan PKI di Madiun merupakan gambar disintegrasi sosial yang disebabkan
oleh masalah politik di Indonesia. Pemberontakan ini berawal dari adanya penandatanganan
Perjanjian Renville oleh Amir Syarifuddin yang waktu itu menjabat sebagai pimpinan kabinet.
Namun karena perjanjian itu dirasa merugikan bangsa Indonesia, Presiden Soekarno mencabut
mandatnya dari Amir Syarifuddin pada 28 Juni 1948. Setelah itu, presiden membentuk kabinet baru
yang diketuai oleh Muhammad Hatta. Rasa tidak puas inilah yang membuat Amir Syarifuddin

8
bekerjasama dengan Muso membentuk PDR (Partai Demokrasi Rakyat) dengan tujuan menentang
kabinet Hatta.

B. Dampak dari Disintegrasi Bangsa

Setidaknya terjadinya disintegrasi bangsa yang ada di lingkungan sosial bermasyarakat


memberikan pengaruh yang positif dan negatif bagi bangsa Indonesia. Penjelasan lengkapnya
sebagai berikut :

 Dampak Positif

Akibat positif adanya disintegrasi bangsa, antara lain;

1. Memperkuat identitas kelompok sosial yang terbentuk

Adanya disintegrasi bangsa yang terjadi di masyarakat kadangkala mampu menciptakan kekuatan
untuk kelompok-kelompok sosial yang terbentuk. Kekuatan yang dimaksudkan dalam hal identitas
terkait dengan golongan dimana ia berasal, spekulasi ini hadir misalnya saja dalam kasus konflik
sosial, dimana untuk pihak-pihak yang melakukan pertikaian dihubungan dengan kelompok sosial
tertentu melahirkan solidaritas antara sesama anggotanya.

2. Memberikan Wawasan dan Pembajalaran

Pembelajaran bisa dikatakan sebagai segala bentuk hal yang dapat digunakan untuk menyampaikan
suatu pesan, informasi atau bahan pembelajaran kepada generasi muda agar semakin meningkatkan
perhatian, minat, pikiran dan perasaan. Dengan adanya sejarah telah terjadinya disintegrasi bangsa
setidaknya setiap individu dan kelompok nantinya akan menghindari untuk terulang kembali.

 Dampak Negatif

Akibat negatif adanya disintegrasi bangsa, antara lain;

9
1. Retaknya hubungan antar individu atau kelompok

Disintegrasi bangsa membuat hubungan antar masyarakat menjadi tidak solid lagi. Penyebabnya
karena sudah timbul perpecahan dan hilangnya kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama.
Sehingga kekompakan yang seharusnya dapat dibangun bersama menjadi sulit dilakukan.

2. Hilangnya nyawa dan rusaknya harta benda

Perpecahan antar masyarakat yang menimbulkan pertikaian hingga permusuhan ini juga
menyebabkan hubungan sosial antar individu semakin renggang. Akibatnya sering terjadi adu
domba, perkelahian, bahkan peperangan yang berujung pada hilangnya harta benda bahkan nyawa.
Tentunya masalah ini bukan hanya berdampak pada masing-masing individu yang mengalami
disintegrasi, melainkan hal ini juga dapat mengganggu kenyamanan dan ketentraman seluruh
masyarakat.

3. Dapat berdampak terjadinya diskriminasi

Diskriminasi adalah pembedaan antara individu satu dengan yang lainnya. Dampak diskriminasi ini
bisa muncul, pada saat bangsa mengalami disintegrasi. Hal ini karena masyarakat sudah tidak
memiliki nilai persatuan yang sama, melainkan sudah terpecah-pecah. Sehingga masing-masing
orang dianggap sama apabila memiliki paham, ideologi, maupun pandangan yang sama. Apabila
individu satu dengan yang lain tidak memiliki paham yang sama, maka akan cenderung
disingkirkan.

4. Dapat meningkatkan angka kemiskinan bangsa indonesia

Angka kemiskinan yang tinggi disuatu negara tentunya menjadi salah satu pokok permasalahan
yang penting dan harus segera diatasi. Karena berbagai jenis kemiskinan berdampak pada berbagai
bidang yang lainnya. Apabila masyarakat mengalami tingkat kemiskinan yang tinggi, maka
kemungkinan hal ini juga mempengaruhi pendapatan nasional dan lain sebagainya.

Kemiskinan ini menjadi salah satu dampak dari adanya disintegrasi bangsa, karena masyarakat
mengalami pertikaian maka hal ini juga berpengaruh pada keadaaan perekonomian bangsa yang
semakin tidak stabil. Akibatnya banyak pekerjaan di bidang ekonomi yang tidak dapat dijalankan
dengan baik dan meningkatkan angka kemiskinan bangsa.

10
5. Menciptakan situasi hidup yang tidak aman dan tidak tentram

Disintegrasi bangsa menimbulkan dampak kehidupan yang tidak aman dan tidak tentram. Hal ini
karena masyarakat mengalami perpecahan satu sama lain yang menyebabkan timbulnya konflik,
sehingga kenyamanan akan hilang karena adanya isu-isu negatif yang mempengaruhi keadaan
menjadi tidak tenang dan semakin menegangkan. Situasi yang tidak aman dan tentram ini juga
menjadi salah satu faktor yang membuat individu kesulitan untuk memperoleh tujuan hidup secara
bersama, karena kondisi yang tidak kondusif.

6. Hilangnya rasa toleransi

Toleransi merupakan salah satu contoh perbuatan baik dalam lingkungan masyarakat. pada saat
individu satu dengan yang lainnya saling bertoleransi maka akan tercipta rasa damai dalam
lingkungan tersebut. Sebaliknya apabila toleransi hilang, maka setiap perbuatan manusia yang tidak
sama dengan manusia lainnya akan dianggap salah dan tidak benar. Itulah pentingnya rasa toleransi,
agar setiap orang dapat menghormati adanya perbedaan dalam hidup bermasyarakat ini.

7. Memunculkan banyak musuh

Perpecahan yang terjadi karena disintegrasi bangsa ini membuat setiap orang memiliki pemikiran
yang paling benar dan menilai sesuatu yang tidak sama dengan dirinya adalah hal yang salah. Inilah
sebabnya disintegrasi bangsa membuat banyak permusuhan di lingkungan masyarakat.

8. Hilangnya rasa persatuan dan kesatuan

Hidup bernegara dan berbangsa sangat membutuhkan rasa persatuan dan kesatuan antar
masyarakat. karena dari persatuan dan kesatuanlah sikap individu yang satu dengan lainnya dapat
saling mendukung dan tetap kompak. Apabila masyarakat tidak memiliki rasa persatuan dan
kesatuan maka dapat menyebabkan hilangnya semangat untuk melindungi bangsa dan negara.
Bahkan tanpa adanya rasa persatuan dan kesatuan, setiap orang akan kesulitan untuk mencapai
tujuan secara bersama.

9. Hilangnya rasa cinta terhadap tanah air

Sikap cinta pada tanah air atau negara adalah bentuk nasionalme yang tinggi dan sangat penting
untuk dimiliki setiap individu. Akan tetapi adanya disintegrasi bangsa menyebabkan rasa kecintaan
pada tanah air menjadi luntur.Hal ini terbukti dari adanya pertikaian antar bangsa dan melupakan

11
perbedaan antar bangsa yang memang umumnya terjadi. Sudah seharusnya, individu satu dengan
yang lain dapat menghargai perbedaan seperti semboyan bhineka tunggal ika walaupun berbeda-
beda tetapi tetap satu jua.

C. Contoh Disintegrasi Bangsa

Berikut beberapa contoh dari disintegrasi nasional yang terjadi sepanjang sejarah Indonesia
merdeka Antara lain :

1. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia

Pemberontakan ini terjadi akibat perbedaan ideologi antara komunis dan Pancasila.
Konflik ini berawal dari sakit hati Amir Syarifuddin yang diberhentikan sebagai menteri.
Amir kemudian membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang berisi tiga partai besar
komunis dengan tujuan menjatuhkan kabinet Mohammad Hatta. Usaha-usaha untuk
mencapai proses integrasi nasional dan menghindari disintegrasi nasional dapat dilakukan
dengan menjaga keselarasan antarbudaya dan rasa persatuan. Hal itu dapat terwujud dengan
adanya harmonisasi dari peran pemerintah dan partisipasi masyarakat.

2. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Gerakan pemberontakan RMS muncul atas bekingan dari adanya penolakan masyarakat
Maluku, terhadap terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka
menolak jika Negara Indonesia Timur, digabungkan ke dalam NKRI dan ingin mendirikan
negaranya sendiri, yaitu Republik Maluku Selatan.

3. Pemberontakan Andi Aziz

Pembelotan kelompok ini terjadi pada bulan Maret sampai April 1950 di Makassar,
Sulawesi Selatan. Andi Aziz merupakan mantan pasukan KNIL atau tentara Hindia Belanda.
Ia bersama pasukannya melakukan pemberontakan karena merasa tidak senang dengan
kedatangan APRIS. Tidak hanya itu, Andi Aziz juga berusaha untuk mempertahankan
Negara Indonesia Timur (NIT). Pemberontakan Andi Aziz ditaklukkan oleh pasukan militer

12
Indonesia yang dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang.

4. Pemberontakan PRRI dan PERMESTA

Bentuk disintegrasi di Indonesia selanjutnya adalah pemberontakan dari PRRI dan


PERMESTA. PRRI merupakan sebuah singkatan dari Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia. Pemberontakan ini terjadi akibat angkatan darat di Sulawesi dan Sumatera merasa
tidak diperlakukan dengan adil dibandingkan tentara di Jawa yang lebih sejahtera.
Pemberontakan ini mendapat dukungan rakyat, yang kemudian bernama PERMESTA
(Perjuangan Rakyat Semesta).

D. Ancaman Disintegrasi Bangsa Pasca Reformasi

Ancaman disintegrasi bangsa pasca kemerdekaan terutama pasca Reformasi terjadi dalam
berbagai bentuk tindakan yang anarkhis dan terjadi di berbagai tempat yang dalam bingkai
NKRI. Citra NKRI sebagai negara yang ramah dan berbudaya serta penuh dengan santun sudah
mulai luntur ditelan oleh derasnya gelombang arus reformasi itu sendiri. Kemunculan konflik
yang berbasis primordial dengan sebab-sebab yang tidak terduga telah memberikan wajah baru
pada NKRI. Salah satu penyebab konflik itu sendiri kadang-kadang terjadi karena adanya
pandangan bahwa pluralitas, suku, agama, ras, dan antar golongan lah yang dianggap sebagai
penyebab utama konflik.

Memang secara sadar kita harus mengakui bahwa pasca Reformasi telah terjadi ancaman
disintegrasi bangsa yang mencakup lima wilayah. Pertama, kekerasan memisahkan diri di Timor-
Timur setelah jajak pendapat tahun 1999 yang pada akhirnya lepas dari cengkraman NKRI.
Kedua, kekerasan komunal berskala besar, baik antar agama, intra agama, dan antar etnis yang
terjadi di beberapa wilayah seperti Kalimantan Barat, Maluku, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan
tengah. Ketiga, kekerasan yang terjadi dalam skala kota dan berlangsung beberapa hari seperti
Peristiwa Mei 1998. Keempat, kekerasan sosial akibat main hakim sendiri seperti pertikaian antar

13
desa dan lain sebagainya. Kelima, kekerasan yang terkait dengan terorisme seperti di Bali dan
Jakarta.
Dengan latar belakang seperti di atas, maka pemerintah harus pandai dalam melakukan analisa
terhadap pengaruh lingkungan strategi. Setidaknya ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu
Pertama, dalam mengatasi separatisme, gerombolan bersenjata, radikal kiri dan kanan seperti
RMS, PKI dan lain sebagainya yang merupakan ancaman serius bagi bangsa Indonesia. Oleh
karena itu pemerintah harus tanggap dan cepat bertindak dalam menghadapi permasalahan
tersebut, untuk itu pemerintah harus bertindak tegas dalam menyelasaikan masalah separatis
maupun sejenisnya demi keutuhan bangsa dan negara serta tidak membiarkan kondisi ini terus
berlarut-larut.
Kedua, sebagai bangsa yang heterogen Indonesia memiliki bermacammacam suku, budaya, agama
dan adat istiadat berpeluang besar terjadinya konflik komunal. Faktor-faktor keberagaman ini
menjadi celah yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu mengganggu stabilitas
keamanan dan keutuhan Indonesia. Dampak-dampak yang timbul dari konflik di atas
menyebabkan terjadinya gelombang pengungsian besar-besaran, kerugian harta benda, korban
jiwa serta kerusakan lingkungan dan infrstruktur dalam jumlah yang banyak, sehingga keamanan
nasional masyarakat di daerah konflik dan kondisi stabilitas nasional terganggu.

Selain analisa terhadap lingkungan, pemerintah juga harus menganalisa terhadap dampak atau
pengaruh Otonomi Daerah. Dalam era transisi dari Orde Baru ke era Reformasi kebijakan
sentralistik ke desentralistik demokratis sebagaimana yang dituju dalam pemerintahan nasional
ditandai dengan pemberlakuan Otonomi Daerah sesuai dengan Undang-undang No. 32 tahun
2004. Ternyata dalam pelaksanaan otonomi daerah masih terjadi kendalakendala yang
mengandung instabilitas yang dapat mengarah melemahnya ketahanan nasional di beberapa
daerah bahkan dapat memicu terjadinya disintegrasi bangsa, bila tidak segera ditangani.

Suatu contoh kecil adalah dengan pemberian Otonomi Khusus kepada provinsi Papua yang hal ini
mereka anggap sebagai suatu diskriminasi pemerintah terhadap orang-orang papua dalam hal
status politiknya (Yoman, 2011, pp. 32–33). Namun secara umum kendala- kendala yang terjadi
dalam Otonomi Daerah di beberapa daerah, di antaranya adalah sebagai berikut:

1) Masalah DPRD yang pada konsekuensinya diberlakukanya UU No. 2 Tahun 199 tentang
Partai Politik dan UU No. 3 Tahun 199 tentang Pemilu sebagai tuntunan fundamental

14
Reformasi yang selanjutntya melahirkan pemilu secara multi partai. Lahirnya lembaga
legislatif yang merupakan perwujudan atau representasi dari partai peserta pemilu memiliki
kemampuan yang beragam.

2) Mengenai perimbangan keuangan daerah dalam UU No. 33 Tahun 2004, Tentang


Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah adalah suatu sistem
pembagian keuangan yang adil, proposional, demokratis, transparan dan efisien dalam rangka
pendanaan penyelenggaraan desentralisasi yang tentunya dengan berbagai pertimbangan yaitu
potensi, kondisi dan kebutuhan daerah serta besaran pendanaan penyelenggaraan
dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

3) Dampak dari agenda nasional dan pengaruh isu global terutama demokrasi dan hak asasi
manusia, dalam hal ini mengandung pengertian bahwa masyarakat selama ini semakin paham
akan semua haknya sebagai warga negara, akan tetapi muncul kecenderungan kurang begitu
memahami terhadap kewajibannya, justru mereka semakin kritis, reaktif dan proaktif dalam
menutut hak-haknya kepada pemerintah yang tanpa berpikir Panjang atas kesulitan
pemerintah.

4) Dana bantuan dari pemerintah pusat diberikan kepada beberapa daerah khusus dalam masalah
pendanaan membuat para pejabat daerah yang mendapatkan dana tersebut terbuai akan
pencairan dana tersebut sehingga mereka melupakan akan pembangunan daerahnya tersebut.
Yaitu budaya saling hormat- menghormati.

Selain beberapa hal di atas pencegahan disintegrasi bangsa juga sangat berkaitan dengan kondisi
moral sosial masyarakat. Pada hakikatnya penanaman moral melalui berbagai cara sudah sering
dilakukan setiap hari, baik melalui seruan agama oleh para kyai, ustad, pemuka agama di
masyarakat dan lain-lain. Akan tetapi usaha dalam membuka kembali fakta sejarah mengenai
sejarah berdirinya bangsa dan negara Indonesia masih sering terabaikan. Padahal pengalaman
nenek moyang serta para pejuang bangsa merupakan pelajaran yang tidak kalah besar perananya
dalam pembentukan moral, watak dan peradaban bangsa yang bermartabat tinggi.

Selain itu kalau kita menengok ke dalam konteks pendidikan formal, bukanlah kesalahan dari
guru sejarah, PPKn, ataupun guru agama yang mereka diberi tugas menanamkan serta
mengajarkan moral kepada siswa jika siswa atau generasi muda sekarang justru terjadi krisis
moral. Pembentukan moral siswa melalui penanaman semangat nasionalisme bukan hanya

15
semata tanggung jawab mereka para guru yang disebutkan di atas, akan tetapi menjadi tanggung
jawab semua kalangan masyarakat yang dimulai dari lingkungan tempat tinggal mereka. Salah
satu contoh yang sangat sederhana adalah, sering mendengarkan lagu- lagu nasional di rumah
juga dapat mempertebal semangat nasionalisme. Selain itu masih banyak contoh-contoh yang lain
seperti sering melihat film sejarah perjuangan bangsa di layar televisi, karena ternyata setelah
diteliti media televisi lebih menarik dari pada melalui media ceramah yang dilakukan oleh guru
serta pemuka masyarakat

E. Pentingnya Pembangunan Moral Melalui Penanaman Nasionalisme di Lingkungan


Sekolah.

Nasionalisme merupakan manifestasi kesadaran bernegara akan tumbuh dan berkembang


di negara merdeka serta mampu berkembang lebih leluasa yang hal ini didasarkan pada
kemampuan dan kemauan para warga negara itu sendiri tanpa mengalami tekana dari pihak
lain.Sebagai warga negara yang baik hendaknya harus mampu menerapkan cara berpikir nasional
yang hal itu merupakan cara berpikir seseorang terhadap kesadaran bernegara dan mempunyai
ciri-ciri khusus yang diantaranya berupa norma obyektif artinya selalu mengutamakan kepentingan
kehidupan nasional (Muljana, 2008, pp. 6–7).

Apabila diibaratkan nyawa bagi manusia, nasionalisme itu sendiri merupakan jantung
kehidupan suatu negara yang berperan sebagai tiang utama tegaknya negara.Pada masa-masa
seperti ini sebenarnya lembaga-lembaga pendidikan lebih tepat sebagai fasilitator dalam
menumbuh kembangkan rasa nasionalisme terhadap generasi muda.Sekolah merupakan lembaga
pendidikan yang pada hakikatnya tidak akan lepas dari tudingan masyarakat apabila disinyalir
terdapat kenakalan remaja atau bahkan tawuran antar pelajar. Kenakalan serta merosotnya moral
siswa dewasa ini seakan-akan merupakan sebuah cerminan bahwa sekolah sebagai lembaga
pendidikan mengalami kegagalan dalam membentuk karakter serta peradaban bangsa Indonesia
yang mempunyai martabat yang tinggi. Beban moral yang berat hal ini memang tertujukan
kepada guru agama serta guru PPKn yang memang menjadi sasaran untuk mendapatkan tudingan
serta dituduh gagal dalam membentuk moral serta kepribadian siswa.

Pada dasarnya apabila dikaji secara detail ternyata penyebab kemerosotan moral pada diri
anak bukan hanya karena adanya penurunan akhlak, serta kurangnya pemahaman terhadap nilai
agama atau bahkan bukan karena guru agama atau PPKn tadi, akan tetapi penyebab kemerosotan
moral ini sering terjadi karena faktor dalam lingkungan keluarga anak sendiri, semisal kurangnya

16
perhatian orang tua terhadap anak sehingga anak terabaikan. Salah satu kesalahan besar
pemerintah adalah terlalu sibuk dalam mengurusi masalah perekonomian sehingga melupakan
terhadap program penanaman nasionalisme dalam diri siswa yang seharusnya bisa dilakukan
pada lembagalembaga sekolah.

Kenyataan semacam ini memang mau tidak mau harus diakui karena rasa nasionalisme
sangat berpengaruh terhadap oral siswa.Lembaga pendidikan selama ini menaruhkan kemampuan
akademik sebagai urutan nomor satu yang harus dicapai, hal ini memang saya rasa sangat kurang
tepat karena dengan kemampuan akademik yang tinggi tanpa diimbangi dengan moral yang baik
juga tidak akan memberikan kontribusi terhadap bangsa Indonesia. Dengan nasionalisme yang
tinggi anak akan lebih mencintai dirinya sendiri sehingga kemungkinan kecil mereka akan
menjerumuskan dirinya untuk hal yang tidak beragama. Mereka mempunyai rasa kebersamaan
terhadap teman yang merasa senasib dan sepenanggungan sebagai bangsa Indonesia yang utuh.

Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman baik


dilihat dari segi ras, agama, suku bangsa adat istiadat serta kondisi faktual yang di satu sisi
merupakan kekayaan tersendiri bagi bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lain.
Keanekaragaman tersebut juga mengandung potensi konflik apabila bangsa Indonesia tidak
mampu mengelola dengan baik.

Ancaman disintegrasi bangsa di beberapa bagian wilayah sudah berkembang dengan kuat.
Oleh karena itu dengan adanya globalisasi ternyata mampu menggeser dan merubah tata nilai dan
tata laku sosial budaya masyarakat Indonesia yang pada akhirnya dapat membawa dampak yang
besar terhadap berbagai aspek kehidupan termasuk pertahanan dan keamanan negara.

Sehubungan dengan kondisi semacam itu maka yang sangat diperlukan adalah memupuk
nasionalisme yang kuat.terhadap dan tanah air berdasarkan Pancasila.Nasionalisme yang
dilandasi oleh Pancasila dapat memberikan tuntunan kepada kita untuk memiliki sikap
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, tenggang rasa dan merasa bahwa bangsa Indonesia
merupakan bagian dari seluruh umat manusia.

Jadi berdasarkan permasalahan di atas kesimpulanya dapat dikatakan bahwa membangun


moral dengan nasionalisme harus ditanamkan sejak dini terutama pada siswa usia SD. Usia SD
merupakan usia yang tepat untuk penanaman nasionalisme karena anak-anak seusia mereka belum
memiliki pergaulan yang kompleks, sehingga masih sangat mudah untuk diarahkan. Dengan

17
pembiasaan di usia SD ini maka penanaman moral akan lebih mudah dan cepat mengakar serta
tertanam dalam diri siswa. Sehingga dengan mengambil langkah ini kemugkinan besar penanaman
moral akan lebih berhasil dengan baik.

18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari berbagai hasil analisis tersebut diatas dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Disintegrasi bangsa, separatisme merupakan permasalahan kompleks, akibat akumulasi


permasalahan politik, ekonomi dan keamanan yang saling tumpang tindih sehingga perlu
penanganan khusus dengan pendekatan yang arif serta mengutamakan aspek hukum,
keadilan, sosial budaya.
b. Pemberlakuan Otonomi Daerah merupakan implikasi positif bagi masa depan daerah di
Indonesia namun juga berpotensi untuk menciptakan mengentalnya heterogental dibidang
SARA.
c. Pertarungan elit politik yang diimplementasikan kepada penggalangan massa yang dapat
menciptakan konflik horizintal maupun vertical harus dapat diantisipasi.
d. Kepemimpinan dari elit politik nasional hingga kepemimpinan daerah sangat menentukan
meredamnya konflik pada skala dini. Namun pada skala kejadian diperlukan
profesionalisme aparat kemanan secara terpadu.
e. Efek global, regional dengan faham demokrasi yang bergulir saat ini perlu diantisipasi
dengan penghayatan wawasan kebangsaan melalui edukasi dan sosialisasi.

B. Saran

Kita harus menyadari betapa susahnya para tokoh pendiri bangsa di masa lalu untuk
mencapai dan mendapatkan sebuah kemerdekan, bahkan mereka sampai mengorbankan
seluruh jiwa dan dan raganya hanya demi bangsa ini, sementara kita sekarang tinggal
menikmati jerih payah mereka dimasa lalu. Oleh karena itu, sebagai warga negara kita
diamanahkan dan dituntut untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan NKRI, meskipun
berbagai ancaman dan gangguan datang menghampiri. Bung Karno sendiri juga pernah
menyampaikan dalam isi pidatonya “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah,
perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”.

19
DAFTAR PUSTAKA

20
Grosby, S. Sejarah Nasionalisme, Asal-usul Bangsa dan Tanah Air. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2011.

Muljana, S. Kesadaran Nasional, Dari Kolonialisme Sampai Kemerdekaan. Yogyakarta: LKiS


Pelangi Aksara, 2008.

Yoman, D. S. S. Integrasi Belum Selesai, Komentar Kritis atas Papua Road Map. Jakarta:
Endrawasih Press, 2011.

Undang-undang No. 32 Tahun 2004, Tentang Otonomi Daerah.


https://katadata.co.id/safrezi/berita/61e90d9a69bb5/disintegrasi-adalah-proses- perpecahan-ini-
penjelasannya
https://www.studocu.com/id/document/ssekolah-menengah-atas-negeri-10-fajar-harapan/
disintegrasi-bangsa/makalah-perjuangan-menghadapi-ancaman-disintegrasi-bangsa/2018

21
22
23

Anda mungkin juga menyukai